THE QUALITY IMPROVEMENT OF MAK’s CASTOR CASE BY FIXING THE CASTING SYSTEM
PERBAIKAN KUALITAS CASTOR CASE PRODUK PT. MAK DENGAN PERBAIKAN SISTEM PENGECORAN TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin Diajukan oleh:
YULIUS DWI HAKSORO NIM : 095214005
Kepada
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
ii
THE QUALITY IMPROVEMENT OF MAK’s CASTOR CASE
BY FIXING THE CASTING SYSTEM
FINAL ASSIGNMENT
Presented as a meaning To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Mechanical Engineering Study Program by
YULIUS DWI HAKSORO
Student Number : 095214005
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010
PERBAIKAN K DENGAN
UK PT. MAK ORAN
Pembimbing Budi Setyahandana, S
TUGAS AKHIR
KUALITAS CASTOR CASE PRODUK N PERBAIKAN SISTEM PENGECOOleh:
YULIUS DWI HAKSORO
NIM : 095214005
Telah disetujui oleh: S.T., M.T. iii iv
TUGAS AKHIR
PERBAIKAN K KUALITAS CASTOR CASE PRODUK UK PT. MAK
DENGAN N PERBAIKAN SISTEM PENGECO ORAN
Dipersiapkan dan disusun oleh : NAMA : YULIUS DWI HAKSORO RO NIM : 095214005
Tel elah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Desember 2010 Susunan Dewan Penguji
Pembimbing: Anggota Dewan Peng nguji Budi Setyahandana, S , S.T., M.T. Budi Sugiharto, S.T., T., M.T.
Doddy Purwadianto, S o, S.T., M.T. Budi Setyahandana, S , S.T., M.T. Tugas Akh khir ini telah diterima sebagai salah satu persya syaratan
U Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Yogyakarta, 28 Desember 2010
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Dekan Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 20 Desember 2010
Penulis
YULIUS DWI HAKSORO
vi vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
kita sering
” ng merasa ‘penampilan luar’ adalah segala-g galanya.
Kita lupa bahw hwa hal terpenting dalam hidup adalah isi ro rohani kita”Dipersembahkan kepada:
- Tuhan Yesus Kr Kristus penolong dan penghiburku
- Waluyo Atmoj ojo dan Dumadimarning selaku orang tu tua yang selalu mendukung dan an memberikan bantuan moral dalam penulis lisan Tugas Akhir ini.
- Kakakku: Adi d i dan Yuni; adikku: Doddy, Puspa, Dewi, Andr dre dan Tata serta keponakanku Sh Sheila, Samuel, Keiza, Keizan yang selalu me endoakan penulis dan menghibur r dalam proses penulisan Tugas Akhir ini.
- Bapak Herman atas dukungan serta doa yang diberikan kep epada penulis dari awal kuliah sam ampai akhir proses penulisan Tugas Akhir ini.
- Dhian dan Bu T u Tjiptomarsono atas cinta dan kasih sayangny nya, dan juga doa yang selalu men enyertai penulis.
- Almamater.
INTISARI
PT. Mega Andalan Kalasan dalam menjaga penerapan standar ISO13485 dan ISO 9001 : 2000 diperlukan sistem pengendalian kualitas yang baik dengan adanya perbaikan yang terstruktur sehingga dapat meminimalisir barang cacat (defect product). Castor case merupakan salah satu rangkaian rakitan castor
Kegunaan castor case adalah sebagai komponen yang menahan double wheel 6”. beban langsung dari beban bed dan pasien, selain itu juga sebagai tempat komponen pengereman dalam castor itu sendiri. Dari pengamatan visual terjadi keretakan pada bagian castor case, dimana castor case mengalami retak sampai dengan patah secara tiba-tiba saat digunakan. Castor case terbuat dari Zinc-
Aluminium Alloy (Zn-Al Alloy) yang diproses dengan sistem Die Casting.
Penelitian ini berorientasi pada meminimalisir retak dan porositas pada
castor case dengan melakukan trial die casting, pengujian kekerasan dan
pengujian impak terhadap 3 (tiga) buah spesimen yaitu paduan Zn-Al dengan 0% Al; 2,5% Al dan 5% Al.
Hasil penelitian ini didapatkan sistem dan SOP (Standard Operational proses peleburan dan proses die casting yang dapat diterapkan di PT.
Procedure)
MAK. Dari pengujian impak dinyatakan bahwa paduan Zn-Al dengan 2,5% Al mempunyai ketangguhan yang lebih baik dibandingkan dengan paduan Zn-Al dengan 0%Al dan 5%Al.
Kata kunci: castor case, die casting, zinc-aluminium alloy. ix
ABSTRACT
PT. Mega Andalan Kalasan for taking care of applying ISO13485standard and ISO 9001 : 2000 needed a good quality control system with the
existence of maintenance management so that it can decrease the product
defects.Case Castor is a one part of the 6" double wheel castor assembly. The
function of Castor case is as a component which detaining direct force from
weight of the bed and patient, and also as the braking component case at the
castor inside. From visual monitoring at the castor case used, where the castor
case was broken suddenly when the stretcher was used. Castor case made from
material Zinc-Aluminium alloy (Zn-Al alloy) which processed with die casting
operation.This research was oriented to decrease the crack and porousity
procentage in the castor case by die casting trial activities, hardness testing, and
impact testing to 3 type of specimens Zn-Al alloy, there are 0% Al; 2,5% Al and
5% Al.Finally, the result is we can got the correct melting and die casting
process system and SOP (Standard Operational Procedure) which can be applied
in PT. MAK. Lather then by impact testing to 3 type of specimens Zn-Al alloy,
there are 0% Al; 2,5% Al and 5% Al, we can got conclusion that Zn-Al with 2,5%
Al have the better thoughness.Key word: castor case, die casting, zinc-aluminium alloy. x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul :
PERBAIKAN KUALITAS CASTOR CASE PRODUK
PT. MAK DENGAN PERBAIKAN SISTEM PENGECORAN . Tugas Akhir
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Budi Sugiharto, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., dosen pembimbing Akademik 2009.
4. Budi Setyahandana, S.T., M.T., pembimbing 1 Tugas Akhir ini.
5. Teguh Sabarulyaqin, S.T., pembimbing 2 Tugas Akhir ini.
6. Lanjar Wahyudi, S.T., dan segenap manajemen PT. Mega Andalan Kalasan yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian dan pembuatan Tugas Akhir di PT. MAK.
7. Dosen-dosen program studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, atas ilmu pengetahuan dan bimbingannya kepada penulis semasa kuliah .
8. Martono DS, Laboran Laboratorium Ilmu Logam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Intan Widanarko, Laboran Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Yuan Wahyu Dewanto, teman seperjuangan dalam melakukan penelitian di PT. MAK. xi
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pemberian semangat sampai dengan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis tulis diatas. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu teknik.
Yogyakarta, 28 Desember 2010 Penulis
YULIUS DWI HAKSORO
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i TITLE PAGE ............................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. vii
INTISARI .................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................
1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1 1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................
3 1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................
3 BAB II. DASAR TEORI .........................................................................
4 2.1 Stretcher (Patient Transferring) .........................................................
4 2.2 ..........................................................................
4 Castor Double Wheel 2.3 Castor Case .........................................................................................
7
xiii
2.4 Seng (Zinc) dan paduannya .................................................................
7 2.5 Penggolongan Paduan Seng-Aluminium ............................................
10 2.6 Sifat-sifat Bahan ...................................................................................
13 2.7 Pengujian Bahan ..................................................................................
17 2.7.1. Pengujian Tarik ...................................................................
18 2.7.2. Pengujian Kekerasan ..........................................................
25 2.7.3. Pengujian Impak .................................................................
39 2.7.4. Pengujian Struktur Mikro ...................................................
44 2.8 Proses Pengecoran ...............................................................................
45 2.8.1. Pengertian proses pengecoran .............................................
45 2.8.2. ..........................................................................
46 Die casting 2.8.2.1. Hot chamber process .............................................
47 2.8.2.2. Cold chamber process ...........................................
48 2.8.3. Proses Die Casting ..............................................................
51 2.8.3.1. Material Preparation .............................................
51 2.8.3.2. Melting Operation .................................................
51 2.8.3.3. Die Casting Operation ...........................................
54 2.8.3.4. Trimming ................................................................
58 2.8.3.5. Visual Check ..........................................................
58 2.8.4. Cetakan (Die) ......................................................................
58 2.8.5. Cacat pada proses pengecoran ............................................
60
xiv ..................................................
62 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Skema kerja penelitian .............................................................................
62 3.2. Persiapan bahan dan peralatan .................................................................
63 3.2.1. Bahan uji .............................................................................
63 3.2.2. Perijinan ..............................................................................
63 3.3. Proses Penelitian ......................................................................................
63 3.3.1. .........................................................
63 Die casting operation 3.3.2. Pengujian kekerasan Brinell ...............................................
66 3.3.3. Pengujian impak Charpy .....................................................
68 3.3.4. Perhitungan dalam die casting ............................................
71 ............................
79 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Laporan hasil penelitian 1 ........................................................................
79 4.1.1. Pengamatan visual ingot .....................................................
79 4.1.2. Pengujian kekerasan ingot ..................................................
79 4.1.3. Pengujian kekerasan runner ...............................................
80 4.1.4. Pengujian kekerasan produk castor case ............................
80 4.2. Laporan hasil trial die casting 1 ..............................................................
80 4.2.1. Pengamatan visual hasil ......................................................
81 4.2.2. Pengujian kekerasan produk castor case ............................
81 4.3.Laporan hasil trial die casting 2 ...............................................................
83 4.3.1. Pengamatan visual hasil ......................................................
83 4.3.2. Pengujian kekerasan produk castor case ............................
84 4.3.3. Kesimpulan hasil trial die casting 2 ....................................
84
xv
4.4. Laporan hasil penelitian 2 .......................................................................
84 4.4.1. Data Penelitian ....................................................................
84 4.4.2. Hasil analisa komposisi ......................................................
85 4.4.3. Pengujian Impak (Charpy) ..................................................
85 4.4.4. Pengujian kekerasan Brinell ...............................................
87 4.5. Die Casting Dies Production Examination ..............................................
89 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
97 5.1. Kesimpulan .............................................................................................
97 5.2. Saran .............................................................................................
98 5.2.1. Saran Praktis .......................................................................
98
5.2.2. Saran Perbaikan .................................................................. 100 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101 LAMPIRAN ............................................................................................. 102
xvi
67 Tabel 4.1 Hasil uji kekerasan ingot (penelitian 1) ..............................
86 Tabel 4.8 Hasil uji kekerasan Brinell (penelitian 2) ...........................
85 Tabel 4.7 Hasil uji impak Charpy (penelitian 2) ................................
84 Tabel 4.6 Hasil analisa komposisi ......................................................
81 Tabel 4.5 Hasil uji kekerasan produk castor case (trial die casting 2)
80 Tabel 4.4 Hasil uji kekerasan produk castor case (trial die casting 1)
80 Tabel 4.3 Hasil uji kekerasan produk castor case (penelitian 1) ........
79 Tabel 4.2 Hasil uji kekerasan runner (penelitian 1) ............................
49 Tabel 3.1 Beban uji pengujian Brinell .................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Spesifik Teknis Castor Double Wheel 6” ...................34 Tabel 2.9 Perbedaan Hot chamber process dengan Cold chamber process ................................................................................
33 Tabel 2.8 Jenis skala uji Rockwell ......................................................
32 Tabel 2.7 Faktor penambagan pada uji Vickers .................................
27 Tabel 2.6 Batas penyimpangan hasil uji Vickers ................................
12 Tabel 2.5 Harga patokan beban uji Brinell (F) yang dikalikan dengan faktor 0,102 dengan satuan N .................................
11 Tabel 2.4 Komposisi Paduan Seng Aluminium ...................................
11 Tabel 2.3 Sifat Fisik Paduan Seng Aluminium ...................................
5 Tabel 2.2 Sifat Mekanis Paduan Seng Aluminium .............................
87
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Stretcher (Transferring Patient) .........................................4 Gambar 2.2 Castor Double Wheel 6” ....................................................
5 Gambar 2.3 Konstruksi Castor ...............................................................
6 Gambar 2.4 Castor Case ........................................................................
7 Gambar 2.5 Grafik keseimbangan fase paduan Seng-Aluminium .........
9 Gambar 2.6 Ilustrasi Pengujian Tarik dan Grafik Tegangan-Regangan
19 Gambar 2.7 Macam-macam Grafik Tegangan-Regangan Uji Tarik pada beberapa material .......................................................
19 Gambar 2.8 Contoh pengolahan data hasil uji tarik ...............................
21 Gambar 2.9 Ilustrasi hasil uji kekerasan Brinell .....................................
26 Gambar 2.10 Ilustrasi hasil uji kekerasan Vickers ...................................
31 Gambar 2.11 Ilustrasi hasil uji kekerasan Rockwell – C ..........................
35 Gambar 2.12 Ilustrasi hasil uji kekerasan Rockwell – B ..........................
36 Gambar 2.13 Ilustrasi pengujian impak metode Charpy ..........................
40 Gambar 2.14 Perbedaan uji impak metode Charpy dengan Izod .............
41 Gambar 2.15 Standar bahan uji pengujian impak metode Charpy ...........
42 Gambar 2.16 Standar bahan uji pengujian impak metode Izod ................
43 Gambar 2.17 Struktur mikro dari paduan Zn-Al ......................................
44 Gambar 2.18 Hot chamber process ..........................................................
47 Gambar 2.19 Hot chamber process ..........................................................
48 Gambar 2.20 Cold chamber process ........................................................
48
xviii
65 Gambar 3.7 Siklus peleburan paduan Zn-Al ..........................................
86 Gambar 4.4 Dokumentasi penelitian 2 ...................................................
82 Gambar 4.3 Dimensi spesimen uji impak (Charpy) ...............................
79 Gambar 4.2 Dokumentasi Trial Die casting ...........................................
71 Gambar 4.1 Spesimen penelitian 1 (ingot, runner, dan castor case) ......
70 Gambar 3.12 Die casting dies production examination .............................
69 Gambar 3.11 Mesin uji impak Charpy (GOTECH) ..................................
68 Gambar 3.10 Spesimen uji impak Charpy ................................................
66 Gambar 3.9 Mesin uji kekerasan Brinell MOD 100 MR + mikroskop ...
65 Gambar 3.8 Siklus die casting operation ...............................................
64 Gambar 3.6 Perlengkapan kerja ..............................................................
Gambar 2.21 Cold chamber process ........................................................64 Gambar 3.5 Tanki bahan bakar + saluran pipa .......................................
64 Gambar 3.4 Burner .................................................................................
64 Gambar 3.3 Crucible ..............................................................................
62 Gambar 3.2 Mesin Die Casting UBE 250 ton ........................................
61 Gambar 3.1 Skema kerja penelitian ........................................................
59 Gambar 2.25 Cacat pada proses pengecoran ............................................
55 Gambar 2.24 Bagian mesin die casting .....................................................
52 Gambar 2.23 Tahapan proses die casting .................................................
49 Gambar 2.22 Bagan Melting Operation ...................................................
88
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di tahun 2010 ini, manusia dan peradabannya dituntut agar bisa bertahan
hidup (survive) dalam mengarungi peziarahan hidupnya. Di era globalisasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan cepat. Rekayasawan terus
menimba ilmu sebanyak mungkin agar bisa berinovasi dalam menciptakan atau
menyempurnakan sesuatu yang dianggap dapat membantu manusia dalam
mempermudah pekerjaannya. Dalam hal ini, bahan–bahan teknik merupakan
komponen utama yang penting dan sangat berperan, terutama dalam dunia
manufacture untuk memproduksi suatu barang yang kompetitif.Agar dapat menentukan bahan yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan suatu
konstruksi/ alat/ mesin, sangat perlu dilakukan berbagai riset dan penelitian yang
bertujuan agar dapat mengetahui sifat fisis dan mekanis dari bahan-bahan tersebut.
Kita perlu mempelajari nilai dan karakteristik bahan bagi suatu produk yang kita
inginkan, sehingga dapat diketahui bahan yang cocok untuk membuat produk tersebut
dan dapat meningkatkan kualitasnya.PT. Mega Andalan Kalasan (MAK), merupakan salah satu perusahaan
manufaktur yang salah satu kegiatan industrinya adalah memproduksi peralatan
rumah sakit (Hospital Equipment) yang jenis produknya sangat bervariasi antara lain
bed, stretcher, trolley, cabinet, wheel chair, infuse stand dan lain-lain. Saat ini PT.
MAK juga memproduksi komponen kendaraan bermotor bukan mesin dan
perakitannya. Dalam perkembangan produksinya PT. MAK mendapat keluhan dari
konsumennya atas kerusakan Castor double wheel 6” yang digunakan pada produk
Transferring Patient atau yang sering disebut Stretcher. Kualitas castor memegangperanan yang sangat penting dalam produk – produk PT. MAK, khususnya produk
Stretcher (produk 31209).
PT. Mega Andalan Kalasan dalam menjaga penerapan standar ISO13485 dan
ISO 9001 : 2000 pada seluruh proses produksinya mulai dari perancangan sampai
dengan perakitan, maka diperlukan sistem pengendalian kualitas yang baik dengan
adanya perbaikan yang terstruktur sehingga dapat meminimalisir barang cacat (defect
product ).Castor case merupakan salah satu rangkaian rakitan castor double wheel 6”.
Kegunaan castor case adalah sebagai komponen yang menahan beban langsung dari
beban bed dan pasien, selain itu juga sebagai tempat komponen pengereman dalam
castor itu sendiri.Dari pengamatan visual terjadi keretakan pada bagian castor case, dimana castor case mengalami retak sampai dengan patah secara tiba-tiba saat digunakan.
Castor case terbuat dari Zinc-Aluminium Alloy (Zn-Al Alloy) yang diproses
dengan sistem Die Casting. Dari penelitian yang sudah dilaksanakan didapatkan pula
tingkat porositas yang cukup tinggi di dalam produk castor case tersebut yang dapat
berakibat menurunnya kekuatan dari produk tersebut.1.2. Tujuan Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi
untuk perbaikan kualitas produk castor case dan produk sejenisnya yang berbahan
dasar Zn-Al Alloy yang diproduksi di PT. MAK sekarang dan di masa yang akan
datang.1.3. Pembatasan Masalah Tingkat porositas dalam Zn-Al Alloy Die Casting ini perlu dikaji lebih dalam
agar dapat diminimalisir keterbentukannya. Dalam penelitian ini perlu dicari metode
pengecoran yang tepat dan mudah diterapkan di PT. MAK sehingga didapat tingkat
efisiensi yang lebih baik yang dapat diwujudkan dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP).BAB II DASAR TEORI
2.1. Stretcher (Patien ient Transferring)
PT. Mega An Andalan Kalasan (MAK) yang memproduks uksi perlengkapan rumah sakit mempun punyai salah satu produk unggulan yaitu Str (patient
Stretcher
(Gambar 2.1) digunakan di rumah s sakit atau balai
transferring). Stretch tcher
pengobatan lain sebag bagai alat untuk membawa pasien yang baru d datang ke rumah sakit dan memudahka kan dalam memindahkan pasien dari ruangan satu ke ruangan yang lain.
Gambar 2.1 Stretcher (Patient Transferring ing)(Sumber: Katalog PT. MAK)
2.2. Castor Double W Wheel 6” Castor double ble wheel 6” adalah salah satu bagian dari ri assembling dari
produk Stretcher (p (produk 31209) di PT. MAK yang mer erupakan sebuah mekanisme roda yang ang dipasang pada kaki-kaki stretcher. Jenis c is castor yang ada dipasaran bermacam- -macam jenisnya, pada umumnya dibedakan d n dari struktur dan sistem kerja dari casto astor tersebut. Pembedaan konstruksi dari masi asing-masing jenis castor adalah pada k kondisi kerja dan beban yang mampu ditah tahan oleh castor.
Castor double wheel eel 6” merupakan castor yang mempunyai ai dua roda pada konstruksinya yang dilengkapi dengan sistem pengereman yang dapat dihubungkan langsung pada Stretcher, sehingga memudahkan perawat pada saat memberhentikan stretcher hanya dengan menginjak tuas pengereman..
Castor double wheel 6” dinamakan demikian karena angka enam
menunjukan besar diameter pada roda yang berukuran 6 inch. Untuk melihat gambar konstruksi castor dan data spesifik castor double wheel 6” dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.1.
Gambar 2.2 Castor Double Wheel 6” (Sumber: Unit UCP PT. MAK)Data Spesifik Teknis Castor Double Wheel 6”
Tabel 2.1 (Sumber: Unit UCP PT. MAK)Wheel Type Material Castor Load Capacity Application
Polyurethane
Double Wheel
150 Kg Stretcher Nylon
∅ 6” Mekanisme pengereman castor double wheel 6”: a. Tuas saat dinjak lever akan mendorong bold.
b.
Bold kemudian menekan breaker plat atas bawah.
c. Pada waktu bersamaan breaker plastik menekan roda sehingga terjadi pengereman. Untuk lebih jelasnya tentang konstruksi dari castor doube wheel 6” dapat dilihat langsung pada gambar 2.3.
Lever Bold Slider Breaker
Gambar 2.3 Konstruksi Castor (Sumber: Unit UCP PT. MAK)Keterangan : a. Lever : berfungsi sebagai pengunci atau pengikat saat terjadi pengereman.
b.
Bold : berfungsi sebagai pengungkit lever.
c.
Slider : berfungsi sebagai rumah bold.
d. Breaker : berfungsi sebagai kampas rem.
2.3. Castor Case
(G (Gambar 2.4) merupakan salah satu bagian dar dari sub rangkaian
Castor case
rakitan castor double terbuat dari seng pad aduan (Zinc alloy)
le wheel 6”. Castor case
dan merupakan hasil il cetakan die casting. Kegunaanya castor case ase adalah sebagai komponen penutup ( (case) yang menahan beban langsung dari ri beban bed dan pasien, selain itu jug uga sebagai tempat komponen pengereman d n dalam castor itu sendiri.
Gambar 2.4 Castor Case (Sumber: Unit UCP PT. MAK)2.4. Seng (zinc) dan P n Paduannya Zinc Alloy Die Die Casting saat ini banyak dipilih untuk dijadi dikan bahan dasar
komponen otomotif, , peralatan rumah tangga, hospital equipm pment dan masih banyak lagi. Zinc Allo dipilih karena dapat diandalkan pada kek kekuatan dan daya
Alloy tahannya.
mempunyai sifat:
Zinc Alloy Die ie Casting
- Kekuatan t n tarik (tensile strength) ± 340 MPa.
int) o
- Seng mem empunyai titik temperatur lebur (melting point) yang rendah ±
375 – 425
25 C.
- Mempunya nyai kekerasan dan ketahanan yang baik.
- Kekuatan k n kejut (impact strength) yang baik.
- Dapat digunakan dalam proses pengecoran (casting) karena mempunyai tingkat toleransi ukuran produk yang cukup kecil, dapat membuat produk yang berdinding tipis dan variasi dies yang tergantung kerumitan produknya.
- Tingkat toleransi pengecoran bisa mencapai 0,0025 mm, untuk produk yang kecil.
Zero draft angle castability dibuat 0 (nol) derajat.
- . Sudut pelepasan dari die cavity dapat
- Umur pakai dies dan proses maintenance mudah karena temperatur kerja pengecoran yang rendah.
- Dapat digunakan dalam proses pelapisan (galvanized) pada permukaan besi atau baja untuk mencegah korosi.
Unsur paduan utama seng adalah aluminium (Al), tembaga (Cu) dan magnesium (Mg). Unsur-unsur tersebut meningkatkan kekuatan dan kontrol dimensi pada pengecoran.
Proses pengecoran merupakan salah satu proses pembentukan benda kerja yang efisien dan dapat membentuk benda kerja hingga bagian yang tersulit secara tepat dan akurat dengan sedikit atau tidak sama sekali memerlukan proses permesinan (machining). Keberhasilan dalam proses pembentukan benda kerja dengan cara pengecoran relatif ditentukan oleh tingkat kerumitan bentuk benda kerja itu sendiri.
Paduan Seng merupakan salah satu bahan cor yang baik dimana Seng memiliki titik cair yang rendah, sehingga dapat dibentuk dengan berbagai metode pengecoran. Pressure die Casting dengan “hot chamber system” merupakan proses pengecoran yang paling mudah dan cepat. Paduan Seng yang dibentuk melalui proses pengecoran digunakan secara luas dalam pembuatan peralatan rumah tangga tempat peralatan optic, sound reproducing instrument part, mainan dan komponen ringan dari kendaraan dan lain lain. Paduan Seng juga dapat difinishing dengan pengecatan atau “electroplating”. Dalam pelaksanaannya Proses pembentukan benda kerja dengan cara pengecoran yang menggunakan paduan seng ini sering ditambahkan unsur Aluminium untuk menurunkan titik
cairnya serta menin diperlihatkan pada Ga Aluminium berikut:
Gambar 2.5 (SumbeDiagram kesim dengan penambahan s dari Seng akan mengh Hal-hal yang mempen sebagai berikut :
Unsur Si mempun
Gambar 2.5 mengenai grafik keseimbangan da5 Grafik keseimbangan fase paduan Seng-Alum
ber: Buku Teknik Pengecoran Logam hal.63)
simbangan paduan Seng-Aluminium mengind n sedikit kadar Aluminium yang masuk kedala ghasilkan eutectic. pengaruhi sifat-sifat paduan zinc antara lain ada
Silisium (Si)
punyai pengaruh positif : rmudah proses pengecoran. katkan daya tahan terhadap korosi. rbaiki sifat-sifat atau karakteristik coran. nkan penyusutan dalam hasil cor. if yang ditimbulkan unsur Si berupa : an keuletan bahan terhadap beban kejut dan r akan rapuh jika kandungan silikon terlalu ting sisi sebagaimana dari paduan Seng-
luminium
indikasikan bahwa alam larutan padat dalah unsur-unsur inggi.
a. Pengaruh Sili
- Mempermu
- Meningkat
- Memperba
- Menurunka Pengaruh negatif y
- Penurunan
- Hasil cor a ningkatkan tegangannya dengan komposis
- Meningkatkan kekerasan bahan.
b. Pengaruh Tembaga (Cu)
Pengaruh baik yang dapat timbul oleh unsur Cu:
- Memperbaiki kekuatan tarik.
- Mempermudah proses pengerjaan dengan mesin.
- Menurunkan daya tahan terhadap korosi.
- Mengurangi keuletan bahan dan
- Menurunkan kemampuan dibentuk dan dirol.
Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh unsur Cu akan :
c. Pengaruh Magnesium (Mg)
Magnesium memberikan pengaruh baik yaitu :
- Mempermudah proses penuangan.
- Meningkatkan kemampuan pengerjaan mesin.
- Meningkatkan daya tahan terhadap korosi.
- Meningkatkan kekuatan mekanis.
- Menghaluskan butiran kristal secara efektif.
- Meningkatkan ketahanan beban kejut/impak.
Pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh unsur Mg :
- Meningkatkan kemungkinan timbulnya cacat pada hasil pengecoran dan peningkatan cacat porositas.
2.5. Paduan Seng-Aluminium
Dalam perkembangan industri sekarang, sudah ada ingot paduan Zn-Al yang siap dilebur yang kemudian dapat dilanjutkan ke proses pengecoran. Pada Tabel 2.2, 2.3, dan 2.4 ada 7 (tujuh) jenis paduan Zn-Al yang distandarisasi oleh ASTM (American Society for Testing and Materials) no B86 dan B669. Untuk pemilihan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan konstruksi.
Tabel 2.2. Sifat Mekanis Paduan Seng Aluminium (Sumber: ASTM):#3 #5 #7 #2 ZA-8 ZA-12 ZA-27 Ultimate Tensile Strength:
283 328 283 359 374 400 421
(MPa) Yield Strength - 0.2% Offset:
221 269 221 283 290 317 379
(MPa) Elongation: % in 2"
10
7
13 7 6-10 4-7 1-3
Shear Strength: (MPa) 214 262 214 317 275 296 325
Hardness: Brinell82
91 80 100 95-110 95-115 105-125
Fatigue Strength Rotary Bend -
48
57
47 59 103 117 145
8 5x10 cycles: (MPa)
- 85,5 85,5 85,5 85,5
Modulus of Elasticity - (GPa) Poisson's Ratio 0.27 0.27 0.27 0.27
0.29
0.30
0.32 Tabel 2.3. Sifat Fisik Paduan Seng Aluminium (Sumber: ASTM):
#3 #5 #7 #2 ZA-8 ZA-12 ZA-27
3
6,6 6,6 6,6 6,6
6.3
6.0
5.0 Density: (g/cm ) 381- 380- 381- 379- 375- 377- 376-
Melting Range: (°C)
387 386 387 390 404 432 484
Electrical
27
26
27 25 27,7 28,3 29,7
Conductivity: %IACS Thermal Conductivity:
65.3
62.9
65.3
60.5
66.3
67.1
72.5 (113,0) (108.9) (113,0) (104,7) (114,7) (116,1) (125,5)
BTU/ft/hr/°F (W/m/hr/°C)
#3 #5 #7 #2 ZA-8 ZA-12 ZA-27 Coefficient of Thermal Expansion:
15.2
15.2
15.2
15.4
12.9
13.4
14.4 (27,4) (27,4) (27,4) (27,8) (23,3) (24,2) (26,0)
(100-200°C µm / mm/°C)
Specific Heat: 0,10 0,10 0,10 0,10 0,104 0,107 0,125
(419) (419) (419) (419) (435) (448) (534)
BTU/lb/°F (J/kg/°C) Pattern of Die
0,007 0,007 0,007 0,007 0,007 0,0075 0,008
Shrinkage: in/in
Tabel 2.4. Komposisi Paduan Seng Aluminium (Sumber: ASTM):
Chemical Specification (per ASTM) (% by Weight) for ZAMAK Alloys
#3 #5 #7 #2 Ingot Casting Ingot Casting Ingot Casting Ingot Casting3.9-4.3 3.5-4.3 3.9-4.3 3.5-4.3 3.9-4.3 3.5-4.3 3.9-4.3 3.5-4.3
Al
.03- .005- .03-.06 .020-.05 .03-.06 .01-.020 .025-.05 .020-.050
Mg
.08 .020
9 Cu .10 max .25 max .7-1.1 .75-1.25 .10 max .25 max 2.7-3.3 2.5-3.0
.035 .10 .035 .10 .075 .075 .035 .10
Fe (max)
Pb (max) .0040 .005 .0040 .005 .0020 .003 .0040 .005
.0030 .004 .0030 .004 .0020 .002 .0030 .004
Cd (max)
Sn (max) .0015 .003 .0015 .003 .0010 .001 .0015 .003
.005-
Ni
- .005-.020 - - - -
10 (other)x
.020 Zn Bal. Bal. Bal. Bal. Bal. Bal. Bal. Bal.
Color Code None Black Brown Green ASTM B908
.005 .006 .005 .006 .005 .006
Ni (other)x
Al 8.2-8.8 8.0-8.8 10.8-11.5 10.5-11.5 25.5-28.0 25.0-28.0 Mg .02-.03
.015- .030
.02-.03 .015-.030 .012-.020 .010-.020
Cu 0.9-1.3 .8-1.3 0.5-1.2
0.5-
1.2 2.0-2.5
2.0-
2.5 Fe (max) .035 .075 .05 .075 .07 .075
Pb (max)
Chemical Specification (per ASTM) (% by Weight) for ZA Alloys ZA-8 ZA-12 ZA-27 Ingot Casting Ingot Casting Ingot Casting
Cd (max) .005 .006 .005 .006 .005 .006
Sn (max).002 .003 .002 .003 .002 .003
10
Zn Bal. Bal. Bal. Bal. Bal. Bal. Color Code ASTM B908
Blue Orange Purple
2.6. Sifat-Sifat Bahan
Di dalam merencanakan sesuatu konstruksi, pemilihan bahan yang akan dipergunakan harus disesuaikan dengan sifat-sifat logam tersebut. Adapun sifat- sifat suatu bahan meliputi :
a. Sifat mekanik
Sifat mekanik adalah salah satu sifat terpenting, karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan (tentunya juga komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban, gaya, dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan atau komponen tersebut.
Sifat mekanik sebenarnya sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:
1. Komposisi paduan atau komposisi kimia dan proses laku panas (heat ) yang dialami material. Sebagai contoh pada Al adanya
treatment
penambahan Si dapat menambah sifat kekerasan dan tahan korosinya, penambahan Mg dapat menambahkan sifat mampu las (weldability), dan lain-lain. Jadi komposisi yang berbeda dapat berpengaruh terhadap sifat- sifat mekanik. Selain itu proses laku panas (heat treatment) yang dialami oleh material juga dapat mempengaruhi nilai kekerasannya. Contohnya pada proses laku panas aluminium. Aluminium dipanaskan hingga terjadi fase tunggal kemudian didinginkan cepat. Akibatnya timbul presipitasi sehingga kekerasan meningkat, hal tersebut dipengaruhi pola pendinginan atau pembekuan serta kepadatan produk cor. Pola pembekuan yang semakin lambat akan menghasilkan ukuran butir 2. yang besar sehingga kekerasannya rendah. Jadi semakin padat hasil produk cor, maka kekerasannya juga semakin tinggi (Suherman, 1987).
Beberapa sifat mekanik yang penting, antara lain:
1. Kekuatan (strength) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja yaitu: kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi dan kekuatan lengkung. 2. dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan