Perbandingan unjuk kerja pemanas air energi surya sirkulasi alami dengan sirkulasi paksa - USD Repository

  

PERBANDINGAN UNJUK KERJA PEMANAS AIR ENERGI

SURYA SIRKULASI ALAMI DENGAN SIRKULASI PAKSA

HALAMAN JUDUL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana S-1

  

Program Studi Sains dan Teknologi

Jurusan Teknik Mesin

Diajukan Oleh:

  

BIMA TAMBARA PUTRA

NIM : 055214045

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

THE COMPARISON OF THE PERFORMANCE OF SOLAR

ENERGY WATER HEATERS BETWEEN NATURAL and FORCED

CIRCULATION

TITLE PAGE

FINAL PROJECT

  

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Teknik Degree

in Mechanical Engineering

  

Presented by:

BIMA TAMBARA PUTRA

Student Number: 055214045

  

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2009

  ABSTRAK Dalam rangka mengurangi atau menggantikan pemakaian kayu bakar,

minyak dan gas bumi untuk memanaskan air, telah banyak penelitian dilakukan

untuk meningkatkan efisiensi tungku kayu tradisional dan mencari sumber energi

alternatif lain. Energi surya merupakan salah satu energi alternatif yang dapat

digunakan untuk memanaskan air. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat

model pemanas air energi surya sederhana (jenis kolektor CPC, variasi aliran)

menggunakan bahan yang lebih murah yang tersedia di pasar lokal dengan

teknologi sederhana, untuk mengetahui unjuk kerja (temperatur maksimal dan

efisiensi) pemanas air yang dapat dihasilkan untuk menjajaki penggunaan

pemanas air energi surya di Indonesia. Metode penelitian pada alat pemanas air

energi surya ini terdiri dari 3 komponen utama yaitu kolektor dengan kaca

penutup, tangki penyuplai, tangki penampungan air panas berkapasitas 20 liter.

Pemanas pelat absorber umumnya banyak terdapat di pasaran dan terbuat dari

tembaga. Dengan digantikannya pipa pemanas dari tembaga menjadi alumunium

dan fungsi pelat absorber tembaga digantikan dengan reflektor maka dari sisi

biaya dan teknologi pembuatannya menjadi lebih murah. Variabel yang diukur

pada penelitian ini adalah temperatur air sisi masuk kolektor (T i ), temperatur air

sisi keluar kolektor (T o ) dan energi surya yang datang (G). Hasil yang dicapai

kolektor surya dengan jenis kolektor CPC, yaitu mampu menghasilkan nilai

efisiensi maksimal 16% pada kolektor 1 tanpa pompa, dan temperatur air panas

maksimal (T 4 ) mencapai 56 C .

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-

Nya sehingga terselesaikannya tugas akhir dengan judul “Pemanas Air Energi

Surya menggunakan kolektor CPC, Variasi Aliran”. Penulis berharap tugas akhir

ini dapat meluaskan pengetahuan masyarakat serta meningkatkan minat perancang

dan industri untuk menampilkan produk rekayasa surya dan semoga memberikan

manfaat yang tinggi nilainya, terutama bagi masyarakat.

  Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk mencapai derajat sarjana S-1

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Untuk perkembangan selanjutnya diharapkan alat ini dapat

disempurnakan dan dapat dipergunakan untuk membantu dalam suatu proses

produksi. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kepada : 1.

  Bapak Yosef Agung S.T., M.T selaku Dekan fakultas Sains dan Teknologi.

  2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

  3. Bapak Ir. F.A. Rusdi Sambada, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing.

  4. Seluruh staf pengajar jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.

  5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

  Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

  Yogyakarta, 12 November 2009 Bima Tambara Putra

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................v

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR GAMBAR

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Di negara-negara berkembang seperti Indonesia terdapat kayu bakar,

minyak dan gas bumi yang merupakan sumber energi yang banyak digunakan

untuk memanaskan air. Air panas umumnya digunakan untuk mandi,mencuci atau

mendukung suatu proses kimia dalam rumah tangga, puskesmas, rumah makan,

penginapan, industri dan lain-lain. Pemakaian kayu bakar yang berlebihan dapat

menyebabkan kerusakan hutan sehingga dapat mengakibatkan bencana alam

seperti banjir dan tanah longsor. Penggunaan kayu bakar secara tradisional juga

dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan karena asap yang

ditimbulkan, selain itu pengumpulan kayu bakar memerlukan waktu yang

sebenarnya dapat dipergunakan untuk kegiatan lain yang lebih produktif. Krisis

energi karena semakin menipisnya cadangan minyak dan gas bumi menyebabkan

harga minyak dan gas bumi semakin mahal, hal ini tentunya akan berdampak pada

kenaikan biaya hidup atau harga jual produk yang pada prosesnya menggunakan

air panas.

  Dalam rangka mengurangi atau menggantikan pemakaian kayu bakar,

minyak dan gas bumi untuk memanaskan air, telah banyak penelitian dilakukan

untuk meningkatkan efisiensi tungku kayu tradisional dan mencari sumber energi

alternatif lain. Energi surya merupakan salah satu energi alternatif yang dapat

digunakan untuk memanaskan air. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

  2 potensi energi surya yang cukup dengan radiasi harian rata-rata 4,8 kWh/m

(Menteri Energi, 2003).Penggunaan energi surya juga sejalan dengan target

pengurangan emisi karbondioksida di atmosfer (berdasarkan protokol Kyoto).

  Sistem pemanas air energi surya yang banyak digunakan umumnya adalah

jenis kolektor pelat datar dengan komponen utamanya pipa pemanas (pipa riser)

dan pelat absorber. Pipa pemanas dan pelat absorber umumnya terbuat dari

tembaga, absorber berfungsi untuk menambah luasan penerima panas dari energi

surya (berfungsi sebagai sirip bagi pipa pemanas). Pipa pemanas direkatkan pada

pelat absorber dengan cara dilas/solder. Pemanas air energi surya jenis pelat datar

yang terbuat dari pipa dan pelat tembaga mempunyai efisiensi yang baik untuk

kondisi cuaca di Indonesia, hal ini disebabkan karena tembaga merupakan bahan

dengan sifat hantar panas yang baik. Akan tetapi dari sisi biaya yang diperlukan

tidaklah termasuk murah, hal ini disebabkan harga pipa dan pelat tembaga

termasuk mahal dan tidak mudah didapat dipasarkan. Selain biaya dari sisi

teknologi pembuatannya (pengelasan pipa pemanas ke pelat absorber) juga tidak

termasuk teknologi yang sederhana. Alternatif bahan lain untuk pipa pemanas

yang jauh lebih murah tetapi dapat menghasilkan efisiensi yang hampir sama

dengan tembaga adalah pipa alumunium.

1.2 Perumusan Masalah

  Pemanas air energi surya merupakan pemanas air energi surya dengan

teknologi sederhana dan tidak menggunakan jaringan listrik. Penggunaan bahan

pada pipa pemanas yaitu dengan bahan alumunium. Masalah yang ada dengan

penggunaan bahan alumunium adalah cara merekatkan pipa alumunium ke pelat

absorber. Alumunium merupakan bahan yang tidak mudah dilas walaupun pelat

absorbernya juga terbuat dari alumunium, bahkan lebih susah mengelas pipa

alumunium ke pelat alumunium dibanding mengelas pipa tembaga ke pelat

tembaga. Untuk itu pada penelitian ini fungsi pelat absorber digantikan dengan

reflektor berprofil parabola terpadu (compound parabolic) sehingga kolektornya

disebut compound parabolic collector (CPC).

  Reflektor dapat dibuat dari bahan yang mempunyai sifat pantul energi

surya yang baik seperti pelat stainles steel, pelat alumunium tipis atau alumunium

foil. Dengan digantikannya pipa pemanas dari tembaga menjadi alumunium dan

fungsi pelat absorber tembaga digantikan dengan reflektor maka dari sisi biaya

dan teknologi pembuatannya menjadi lebih murah dan sederhana. Pada penelitian

ini akan diteliti unjuk kerja pemanas air dengan kolektor CPC yang dapat

dihasilkan dengan kondisi energi surya di Indonesia khususnya di Yogyakarta.

  1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu: 1.

  Membuat model pemanas air energi surya sederhana jenis kolektor CPC menggunakan bahan yang murah, tersedia di pasar lokal dan teknologi yang sederhana.

  2. Mengetahui unjuk kerja (temperatur maksimal dan efisiensi) pemanas air yang dapat dihasilkan untuk menjajaki penggunaan pemanas air energi surya jenis di Indonesia.

  3. Membandingkan antara model pemanas air energi surya yang menggunakan aliran air alami dengan model pemanas air energi surya yang menggunakan aliran air paksa menggunakan pompa.

  1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini : 1.

  Menambah kepustakaan teknologi pemanas air surya.

  2. Dapat dikembangkan untuk membuat prototipe dan produk teknologi pemanas air energi surya sederhana yang sesuai dengan kondisi cuaca di Indonesia dan dapat diterima masyarakat.

3. Mengurangi ketergantungan penggunaan kayu bakar, minyak dan gas bumi khususnya untuk memanaskan air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemanas Air Energi Surya

  Ada beberapa sistem yang dapat digunakan dalam pengaplikasian dari

pemanas air yaitu: (1) aktif : menggunakan pompa, (2) pasif : tidak menggunakan

pompa (sirkulasi berlangsung secara alami), (3) direct : fluida yang dipanasi

langsung dapat digunakan. (4) indirect : terdapat alat penukar panas pada sistem

sehingga fluida yang dipanasi digunakan untuk memanasi fluida lain.

  

Gambar 2. 1. Cara Kerja Sistem Direct (kiri) dan Sistem Indirect (kanan)

Sistem sirkulasi paksa glikol-air, sitem aliran balik (drainback system) dan sistem termosifon merupakan beberapa jenis dari sistem pemanas air surya.

  

Gambar 2. 2. Sistem Pemanas Air dengan Larutan Anti Beku

Apabila diperlukan perlindungan terhadap pembekuan, maka suatu larutan

anti beku dapat disirkulasikan melalui kolektor, panas yang diserap dipindahkan

ke air di dalam tangki penyimpan dengan menggunakan sebuah penukar panas

(gambar 2.2).

  

Gambar 2. 3. Sistem Aliran Balik (Drainback) dengan Air Lunak Sistem aliran balik (drainback system) menggunakan udara tekan untuk

mengembalikan air yang bersirkulasi melalui kolektor ke tangki penyimpan, jika

isolasinya tidak cukup.

  

Gambar 2. 4. Pemanas Air Termosifon

Sistem termosifon merupakan sistem pasif dan sistem direct yaitu tidak menggunakan pompa dan fluida air yang dipanasi dapat langsung digunakan.

2.2 Dasar Teori

  Pemanas air energi surya jenis pelat datar adalah pemanas air energi surya

yang sederhana, tidak memerlukan pompa, alat kontrol, sensor, dan jaringan

listrik. Air bersirkulasi dari kolektor ke tangki karena adanya perbedaan massa

jenis. Sistem pemanas air energi surya yang banyak digunakan umumnya adalah

jenis kolektor pelat datar dengan komponen utamanya pipa pemanas (pipa riser)

  

pemanas air jenis pelat datar dan pemanas air jenis kolektor CPC. Pemanas air

yang menggunakan kolektor CPC akan menghasilkan panas yang lebih besar

dibandingkan dengan pemanas air yang tidak menggunakan kolektor CPC.

  

Tangki penyuplai Pipa air

keluar Isolasi Tangki penyimpan Pipa penghubung Kolektor

  

Gambar 2. 5. Bagian-bagian Pemanas Air Energi Surya

Prinsip kerja pemanas air energi surya jenis pelat datar adalah sebagai berikut :

energi surya memanasi kolektor sehingga air dalam pipa kolektor menjadi panas,

air yang panas ini mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari air yang lebih

dingin di sekitarnya sehingga bagian air yang panas ini merambat ke bagian atas

kolektor, masuk dalam tangki penyimpanan di bagian atas tangki penyimpanan

dan mendesak air dalam tangki penyimpanan yang lebih dingin ke bagian bawah

tangki penyimpanan. Air dingin yang terdesak ini selanjutnya akan keluar dari

  

bawah kolektor. Karena sirkulasi air panas dari kolektor ke tangki penyimpan dan

air dingin dari tangki penyimpan ke kolektor terjadi tanpa bantuan pompa maka

sirkulasi ini disebut sirkulasi natural atau yang lebih dikenal sebagai prinsip

thermosyphon. Air dingin yang masuk kolektor akan dipanasi lagi dengan energi

surya yang diterima kolektor. Karena temperatur air dalam kolektor lebih tinggi

dari temperatur air yang ada dalam tangki penyimpan maka sirkulasi natural akan

terus berlangsung selama kolektor menerima energi surya dan akibatnya air dalam

tangki penyimpan makin lama makin panas. Temperatur yang dapat dicapai air

dalam tangki penyimpan tergantung pada energi surya yang diterima kolektor,

luas kolektor, banyaknya air, dan kualitas bahan isolasi tangki penyimpan

o

  

(umumnya air dalam tangki penyimpan dapat mencapai temperatur 60 C sampai

o

80 C). Jika air panas dalam tangki penyimpan akan digunakan maka kran pengeluaran air panas dibuka, sehingga air panas dalam tangki penyimpan keluar.

  

Karena antara tangki penyimpan dan tangki penyuplai terhubung dengan pipa

aliran air penyuplai maka air dalam tangki penyuplai akan masuk ke dalam tangki

penyimpan melalui bagian bawah tangki penyimpan dan mendesak air panas

dalam tangki penyimpan ke atas dan keluar melalui kran pengeluaran air panas.

  

Penempatan kran pengeluaran air panas harus pada bagian atas tangki penyimpan

karena air terpanas dalam tangki penyimpan selalu berada pada bagian atas (air

terpanas mempunyai massa jenis terkecil) sementara penempatan saluran pipa

aliran air penyuplai ditempatkan pada bagian bawah tangki penyimpan agar air

penyuplai yang bertemperatur lebih rendah tidak teraduk dengan air terpanas yang

ada di dalam tangki penyimpan.

  Kolektor merupakan bagian pada pemanas air (gambar 2.5) yang

menerima energi surya. Bagian-bagian sebuah kolektor CPC dapat dilihat pada

gambar 2.6 dan gambar 2.7. efisiensi kolektor sangat menentukan unjuk kerja pemanas air secara keseluruhan. Efisiensi kolektor merupakan fungsi temperatur

  

fluida kerja masuk kolektor, semakin rendah temperatur fluida kerja masuk

kolektor efisiensi kolektor akan semakin tinggi, efisiensi sebuah kolektor

dinyatakan dengan persamaan :

  T T  − i a  η = F ( τα ) − F U

  (2.1)   R R L G

    dengan: F R : Faktor pelepasan panas

2 G : Radiasi yang datang (W/m )

  T a : Temperatur sekitar (K) T : Temperatur fluida kerja masuk kolektor (K) i

2 U L : Koefisien kerugian (W/(m .K)

  ( τα) : Faktor transmitan-absorpan kolektor Faktor pelepasan panas kolektor (F R ) dihitung dengan persamaan : m C TT

  . ( ) F PF i

  FR = (2.2)

  A GU TT ( τα ) ( )

  [ ] C L i a dengan:

2 A c : Luasan kolektor (m )

  C : Panas jenis fluida kerja (J/(Kg.K)) pf

  2

  m F

  : Massa fluida kerja dalam pipa di kolektor (Kg) T a : Temperatur sekitar (K) T i : Temperatur fluida kerja masuk kolektor (K) T : Temperatur fluida kerja keluar kolektor (K) U L : Koefisien kerugian (W/(m

  2 .K)) ( τα) : Faktor transmitan-absorpan kolektor

  

Gambar 2. 6. Bagian-bagian kolektor CPC.

Tutup Kaca

  Air Masuk Pipa Header Pipa riser Reflektor CPC

  Isolasi Air Keluar Pelat Absorber

2.3 Penelitian yang Pernah Dilakukan

  Hasil penelitian A.B Copsey (1984) memperlihatkan bahwa tangki dengan

derajat strarifikasi thermal lebih baik akan menghasilkan fraksi surya lebih tinggi,

M.D.Wuestling ( 1985) serta G.L Morison dan J.E Braun (1985) mengatakan

bahwa unjuk kerja optimum pemanas air terjadi pada laju aliran air rata-rata

harian di kolektor yang sama dengan laju aliran air pembebanan. Kolektor CPC

sederhana tanpa pevakuman dapat mencapai efisiensi 50% hal ini dapat dicapai

dengan penambahan material honeycomb sebagai pengkontrol laju kerugian

konveksi pada kolektor (Pereira, et.AL,2003). Pembuatan profil parabola,

pengaturan fokus, prosedur pembuatan dudukan pipa pemanas pada reflektor

merupakan permasalahan yang umum pada disain sebuah kolektor CPC

disamping keuntungan dari kolektor CPC seperti rugi-rugi panas yang kecil dan

tempertur kerja yang cukup tinggi (Zheng, et. AL, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat Penelitian

  Alat pemanas air energi surya pada penelitian ini terdiri dari 3 komponen utama:

  1. Kolektor (komponen utama) dengan kaca penutup.

  2. Tangki penyuplai.

  3. Tangki penampungan air panas berkapasitas 20 liter. Gambar rancangan alat dapat dilihat sebagai berikut :

  

Gambar 3. 1. Gambar rancangan alat

  

Gambar 3. 2. Peletakan Termokopel

Keterangan :

  1. T

  1 2.

  T

berada pada saluran masuk (pipa penghubung) pada kolektor.

  2 3.

  T

berada pada saluran keluar (pipa penghubung) pada kolektor.

  3 4.

  T berada di dalam tangki penyimpan yakni 10 cm dari dasar tangki.

  

4 berada di bagian dalam tangki penyimpan yakni 25 cm di atas T

3 .

  T

  1 T i T

  2 T o T

  3 T

  4 Gambar 3. 3. Gambar rancangan tampak depan dan belakang Keterangan :

  1. Tangki penampung yang telah diberi isolasi.

  2. Tangki penyuplai (jerigen).

  3. Pipa penyuplai.

  4. Pipa masuk air panas ke tangki penampung.

  5. Pipa keluar air dingin dari tangki penampung maupun tangki penyuplai.

  6. Kran pembuangan.

  7. Kran air panas keluar.

  8. Besi siku sebagai penyangga.

  9. Pompa

3.2 Cara kerja alat

  Pada penelitian pemanas air termosifon energi surya dengan kolektor CPC

aliran alami dan aliran paksa ini tidak terlalu berbeda cara kerjanya. Pada kolektor

CPC aliran alami, air bersuhu rendah yang mengalir dari tangki penyuplai masuk

ke pipa kolektor bagian bawah. Di dalam kolektor, air dingin dipanaskan oleh

energi surya sehingga air menjadi panas dan keluar melalui pipa kolektor bagian

atas. Karena adanya perbedaan massa jenis antara air panas dan air dingin, di

mana temperatur air dalam kolektor lebih tinggi dari temperatur air yang ada

dalam tangki penyimpan maka terjadi sirkulasi natural dan akan terus berlangsung

selama kolektor menerima energi surya dan akibatnya air dalam tangki penyimpan

makin lama makin panas. Sedangkan pada kolektor CPC aliran paksa, air dari

tangki panyuplai dialirkan secara paksa manggunakan pompa aquarium menuju

ke pipa kolektor bagian bawah. Di dalam kolektor, air juga dipaksa mangalir dan

keluar melalui pipa kolektor bagian atas. Pada alat ini, perbedaan massa jenis

antara air panas dan air dingin tidak terlalu berpengaruh karena adanya paksaan

aliran yang diberikan oleh pompa, sirkulasi aliran seperti ini akan terus

berlangsung selama kolektor menerima aliran paksa dari pompa.

  3.3 Variabel yang divariasikan Variabel yang divariasikan pada penelitian ini adalah aliran alami dan aliran paksa. Untuk aliran paksa digunakan pompa aquarium.

  

Gambar 3. 4. Rangkaian Pompa Aquarium

  3.4 Variabel yang diukur Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah : 1.

  Temperatur air sisi masuk kolektor (T i 2.

  Temperatur air sisi keluar kolektor (T ). o 3.

  Temperatur lingkungan.

  ).

  4. Temperatur rata-rata tangki penyimpan.

  5. Energi matahari (surya) yang datang (G)

  Untuk pengukuran temperatur digunakan termokopel dan untuk pengukuran radiasi surya digunakan solar sel yang telah di kalibrasi.

3.5 Langkah penelitian

  Jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan adalah : 1.

  5. Penulisan laporan.

  4. Pengolahan data.

  3. Pengujian dan perbaikan alat.

  2. Pembuatan alat penelitian.

  Persiapan bahan.

  6. Waktu pengambilan data dimulai dari pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.

  Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 1.

  5. Persiapan pengambilan data, pengambilan data dilakukan tiap 10 menit.

  4. Menyiapkan alat tulis untuk mencatat data penelitian.

  3. Menyiapkan alat pengukur radiasi surya dan alat pengukur temperatur.

  2. Pengisian air pada tangki penyimpan air dan penyuplai air.

gambar 3.1 sebanyak 2 alat agar variabel yang divariasikan pada penelitian ini dapat diambil datanya.

  Penelitian diawali dengan penyiapan alat pemanas air energi surya seperti

3.6 Jadwal kegiatan penelitian

3.7 Langkah Analisa data

  Langkah analisa data diawali dengan melakukan perhitungan pada parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (2.1) dan persamaan (2.2). dengan perhitungan itu maka akan diperoleh nilai efisiensi dan faktor pelepas panas. Dari beberapa percobaan pengambilan data dan dilakukan perhitungan , maka akan didapat beberapa perbandinagn nilai dari efisiensi. Kemudian didapat nilai efisiensi maksimal dari penelitian.

  Data yang diperoleh dari pengambilan data kemudian diolah dengan perhitungan-perhitungan. Analisa data akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik hubungan efisiensi kolektor dengan T i /G.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Pada proses penelitian, kita akan mengetahui data yang telah diambil dengan variasi alat yang berbeda. Pengambilan data tiap variasi dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan data yang akurat dari setiap variasi yang dilakukan. Tempat pengambilan data di lakukan di lingkungan universitas sanata Dharma.

  Dalam penelitian pemanas air energi surya menggunakan kolektor CPC yang dilakukan dapat diketahui dengan pengambilan data (mengukur variabel) kemudian mengolahnya menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 untuk mengetahui efisiensi kolektor dan faktor pelepasan panas kolektor.

  Pengambilan data pemanas air energi surya menggunakan kolektor CPC dengan aliran alami dan aliran paksa. Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, intensitas energi surya yang datang juga diambil menggunakan alat pengukur Gt (Day Star) yang akan digunakan dalam perhitungan untuk mengetahui efisiensi kolektor dan faktor pelepasan panas kolektor.

  Tahap pengambilan data penelitian : Tabel 4. 1. Pengambilan data pada tanggal 25 Agustus 2009.

  49

  43

  45

  48

  54

  35

  45 12,40 111 D

  38

  45

  45

  43

  42

  53

  37

  48 12,50 530 B

  37

  45

  45

  49

  46

  53

  50

  43 12,30 810 B

  48 13,00 823 B

  41

  48

  38

  42

  44

  52

  33

  40 12,10 831 B

  37

  44

  45

  33

  46

  54

  35

  42 12,20 918 B

  41

  51

  41

  45

  50

  59

  38

  40

  40 12,00 838 B

  51

  49

  51

  56

  36

  46 13,40 686 B

  43

  54

  46

  49

  60

  52

  35

  48 13,50 656 B

  43

  53

  48

  50

  50

  64

  40

  46

  43

  50

  48

  45

  46

  48

  53

  35

  45 13,10 115 D

  41

  48

  45

  44

  45 13,30 815 B

  51

  35

  45 13,20 190 D

  41

  50

  44

  46

  45

  54

  35

  37

  32

  25-8-2009 Kolektor 1 (Tanpa Pompa) Kolektor 2

  37

  29

  36

  25

  28

  33

  34

  23

  29 10,40 760 B

  28

  27

  21

  33

  35

  35

  24

  32 10,50 753 B

  27

  37

  34

  36

  27 10,30 703 B

  30

  40

  23

  (Dengan Pompa)

Waktu G T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

10,00 865 B

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20 10,10 878 B

  24

  29

  22

  26

  25

  27

  21

  26 10,20 738 B

  30

  35

  23

  28

  36

  26

  50

  34

  43

  35

  41

  42

  45

  29

  36 11,40 678 B

  35

  43

  42

  36 11,30 750 B

  43

  48

  30

  38 11,50 783 B

  36

  45

  34

  41

  44

  35

  29

  34 11,00 821 B

  40

  28

  38

  34

  36

  38

  39

  28

  35 11,10 791 B

  29

  27

  46

  38

  41

  44

  27

  36 11,20 712 B

  32

  42

  26

  39

  43

  49 Tabel 4. 2. Pengambilan data pada tanggal 26 Agustus 2009.

  26-8-2009

Kolektor 1

(Tanpa Pompa)

Kolektor 2

  43

  43 12,40 833 B

  43

  54

  45

  52

  44

  51

  35

  45 12,50 726 B

  57

  51

  48

  52

  45

  51

  37

  45 13,00 802 B

  44

  57

  50

  52

  34

  43

  53

  42 12,20 856 B

  34

  42 12,10 878 B

  41

  51

  41

  45

  42

  49

  34

  43

  51

  56

  43

  49

  43

  51

  34

  43 12,30 788 B

  43

  54

  44

  46

  37

  40

  55

  52

  53

  52

  53

  38

  46 13,50 631 B

  50

  57

  53

  51

  49

  53

  41

  49 14,00 636 B

  50

  58

  54

  56

  51

  53

  42

  59

  50 13,40 774 B

  46 13,10 730 B

  51

  46

  58

  51

  53

  46

  52

  38

  46 13,20 701 B

  48

  58

  54

  43

  46

  56

  40

  49 13,30 230 D

  48

  57

  53

  54

  48

  52

  45

  43

  (Dengan Pompa) Waktu G T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 10,00 709 B

  33

  20

  33

  32

  35

  24

  28 10,40 415 B

  27

  33

  22

  32

  27

  35

  26

  30 10,50 632 B

  27

  35

  25

  32

  34

  35

  25

  34

  27 10,30 493 B

  26

  19

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20 10,10 760 B

  27

  32

  27

  21

  28

  29

  18

  24 10,20 420 B

  27

  30

  19

  32

  29

  30

  29 11,00 758 B

  38

  40

  30

  42

  29

  36 11,40 827 B

  35

  44

  32

  43

  37

  43

  38 11,50 810 B

  43

  36

  45

  38

  43

  40

  44

  33

  41 12,00 868 B

  37

  46

  37

  32

  28

  40

  34

  34

  37

  25

  32 11,10 917 B

  30

  42

  28

  35

  36

  25

  44

  33 11,20 850 B

  35

  44

  29

  41

  38

  42

  27

  35 11,30 767 B

  35

  52 Tabel 4. 3. Pengambilan Data Tanggal 27 Agustus 2009.

  27-8-2009

Kolektor 1

(Tanpa Pompa)

Kolektor 2

  44

  44 12,40 850 B

  45

  59

  48

  52

  44

  48

  42

  45 12,50 819 B

  58

  43

  49

  52

  44

  49

  43

  46 13,00 756 B

  45

  57

  51

  52

  40

  42

  51

  43 12,20 864 B

  41

  43 12,10 912 B

  41

  52

  43

  45

  42

  44

  38

  43

  51

  53

  45

  49

  42

  45

  38

  43 12,30 807 B

  43

  52

  45

  45

  43

  40

  54

  53

  56

  45

  48

  46

  50 13,50 581 B

  50

  57

  53

  48

  44

  51

  43

  48 14,00 550 B

  45

  56

  54

  56

  44

  48

  44

  53

  48 13,40 718 B

  46 13,10 751 B

  52

  46

  57

  52

  53

  45

  50

  43

  46 13,20 774 B

  45

  57

  53

  43

  48

  49

  43

  48 13,30 763 B

  46

  54

  53

  54

  45

  48

  42

  48

  (Dengan Pompa) Waktu G T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 10,00 803 B

  35

  26

  35

  32

  32

  25

  26 10,40 860 B

  28

  37

  28

  33

  27

  34

  22

  26 10,50 862 B

  28

  40

  28

  37

  34

  35

  20

  36

  25 10,30 797 B

  27

  19

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20 10,10 872 B

  22

  27

  20

  25

  26

  27

  24

  25 10,20 818 B

  28

  33

  23

  28

  28

  29

  24 11,00 135 D

  38

  43

  35

  38

  35

  38 11,40 920 B

  38

  51

  36

  44

  40

  41

  40 11,50 921 B

  42

  38

  50

  37

  46

  38

  41

  37

  42 12,00 538 B

  37

  46

  38

  34

  30

  37

  38

  35

  35

  22

  26 11,10 905 B

  32

  42

  35

  38

  37

  24

  49

  31 11,20 921 B

  34

  43

  35

  40

  37

  37

  29

  34 11,30 910 B

  36

  49 Tabel 4. 4. Pengambilan Data Tanggal 7 September 2009.

  7-9-2009

Kolektor 1

(Tanpa Pompa)

Kolektor 2

  42

  41

  54

  43

  46

  43

  48

  40

  46 13,00 686 B

  56

  43

  43

  48

  42

  49

  35

  42 13,10 378 B

  42

  55

  44 12,50 892 B

  45

  52

  45

  42

  46

  44

  48

  36

  41 12,30 820 B

  38

  45

  50

  43

  42

  42

  41

  43 12,40 855 B

  38

  44

  46

  50

  48

  43

  42

  48

  48

  49

  52 13,50 683 B

  40

  48

  51

  53

  46

  49

  54

  51 14,00 650 B

  37

  41

  51

  52

  45

  48

  49

  46

  51

  48

  38

  43

  46 13,20 963 B

  43

  57

  45

  50

  43

  50

  43 13,30 739 B

  50

  43

  54

  49

  51

  44

  50

  40

  45 13,40 720 B

  41

  54

  43 12,20 1026 B

  (Dengan Pompa) Waktu G T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 10,30 963 B

  28 11,10 910 B

  27 11,00 238 D

  28

  36

  25

  35

  30

  34

  27

  30

  27

  43

  24

  36

  34

  37

  27

  29 11,20 1027 B

  30

  25

  27

  30

  38

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20

  20 10,40 1055 B

  43

  39

  21

  22

  27

  29

  21

  25 10,50 860 B

  26

  35

  24

  44

  38

  43

  42

  41

  42

  35