PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP INVASI NETROFIL SETELAH INFEKSI BAKTERI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

  Lampiran 1. Ringkasan RINGKASAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Tiga Jenis Teripang Lokal Pantai Timur Surabaya terhadap Invasi Netrofil Setelah Infeksi Bakteri Escherichia coli

  Febby Ristarina, Dr. Dwi Winarni, Dra., M.Si dan Drs. Ida Bagus Rai Pidada, M.Si, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tiga jenis teripang lokal

  Paracaudina australis, Phylloporus sp. dan Colochirus quadrangularis dalam

  meningkatkan respon imun terhadap infeksi bakteri E. coli dan untuk mengetahui jenis teripang diantara P. australis, Phylloporus sp. dan C. quadrangularis yang berpotensi paling tinggi untuk meningkatkan respons imun dalam tubuh berdasarkan jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal setelah infeksi bakteri E. coli. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan menggunakan 25 ekor mencit (Mus musculus) jantan strain Swiss Webster. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan (K1, K2, P1, P2 dan P3). K1 dan K2 merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi pelarut sedangkan kelompok perlakuan (P1, P2 dan P3) berturut-turut diberi perlakuan ekstrak teripang

  P. australis, Phylloporus sp. dan C. quadrangularis. Pemberian perlakuan selama

  14 hari. Dosis teripang yang diberikan setara dengan 0,0548 g berat kering/20 g

  8

  mencit. Injeksi E. coli sebanyak 10 /mencit diinfeksikan ke rongga intraperitoneal pada hari ke-15 pada semua kelompok kecuali K1. Pada hari ke-18 diinjeksikan

  E. coli dengan dosis sama, 1 jam sebelum dilakukan penghitungan jumlah netrofil.

  Penghitungan jumlah netrofil dilakukan menggunakan hemositometer di bawah mikroskop perbesaran 400x dari cairan intraperitoneal. Data dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah netrofil pada semua perlakuan (K1, K2, P1, P2 dan P3) berturut-turut

  4

  4

  4

  

4

  4

  4

  4

  adalah3,2x10 ±0,99x10 ;6,75x10 ±1,323x10 ;6,45x10 ±2,117x10 ;16,75x10 ±7,2

  4

  4

  4

  74x10 dan 18,95x10 ±4,715x10 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Phyllophorus sp., dan C. quadrangularis berpengaruh pada respons imun tubuh dengan meningkatkan jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal sedangkan ekstrak teripang P. australis tidak, dan ekstrak teripang

  Phylloporus sp. dan C. quadrangularis memiliki potensi yang sama dalam

  meningkatkan respons imun tubuh berdasarkan indikator jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal setelah infeksi bakteri E. coli. Kata kunci : Pantai Timur Surabaya, P. australis, Phylloporus sp. ,

  C. quadrangularis , Invasi netrofil, E. coli, glikosida triterpen

  PENDAHULUAN

  Teripang adalah hewan bentik yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu (Darsono, 2005). Teripang (kelas Holothuroidea) merupakan anggota dari filum Echinodermata. Seperti halnya Echinodermata lainnya, teripang mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis dari depan ke belakang sebagai sumbu. Kulit tubuh terdiri atas kutikula yang menutupi epidermis yang tidak bersilia. Otot yang dimiliki teripang memungkinkan teripang untuk memanjang dan memendekkan diri (Jasin, 1992). Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa spesies teripang menyebutkan bahwa senyawa yang terkandung dalam teripang diantaranya adalah lektin, sterol, saponin, protein, kolagen, mukopolisakarida, glikosaminoglikan, kondroitin sulfat E, kondrotin sulfat fukosilat, asam amino, asam lemak, vitamin, mineral (besi, magnesium, kalsium, zinc, kromium), polifenol, flavonoid (Nurhidayati, 2010) dan glikosida triterpen (Kalinin et al., 2005; Dong et al., 2008). Kandungan bahan aktif dalam teripang seperti glikosida triterpen dapat menunjukkan bioaktivitas sebagai antijamur, antimikroba, sitotoksik dan imunomodulator (Dang et al., 2007; Thanh et al., 2006). Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Zancan dan Mourao (2004) serta Farouk et al. (2007), menyebutkan bahwa teripang dapat menyembuhkan luka, sebagai antikoagulan dan antitrombotik, menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, antikanker dan antitumor, antibakteri, antirematik, antijamur, antivirus, antimalaria dan imunostimulan.

  Imunostimulan merupakan bahan yang dapat digunakan untuk merangsang sistem imunitas dengan cara memperbaiki fungsi sistem imun (Baratawidjaja, 2006). Imunostimulan bekerja dengan menstimulasi sistem imun alami (non spesifik) yaitu stimulasi fungsi granulosit (netrofil, eosinofil, basofil), makrofag, sel-sel Kupffer, monosit, sel natural killer, dan faktor-faktor komplemen (Wagner dan Jursic, 1991). Berdasarkan penelitian Winarni et

  al., (2010) menyebutkan bahwa

  terdapat 7 spesies teripang di pantai timur Surabaya, masing-masing dari tujuh spesies tersebut adalah: Paracaudina australis, Phylloporus sp.

  Colochirus quadrangularis, Holothuria sanctori, Holothuria sp., Holothuria forskali, dan Holothuria turriscelsa.

  Tiga spesies dominan menurut kelimpahan dan distribusinya berturut- turut adalah Phyllophorus sp.,

  Paracaudina australis dan Colochirus quadrangularis (Winarni et al., 2010).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Winarni et al (2010), tiga jenis teripang lokal (P. australis, Phyllophorus sp., dan C. quadrangularis) yang diperoleh dari pantai timur Surabaya secara kualitatif mengandung glikosida triterpen.

   Escherichia coli adalah bakteri gram

  negatif yang berbentuk batang, termasuk ke dalam famili Enterobakteriaceae. E. coli juga disebut

  coliform fekal karena ditemukan di

  dalam usus hewan dan manusia. E. coli sering digunakan sebagai indikator kontaminasi kotoran (Anonimous, 2008). Pada dinding sel bakteri E. coli terdapat endotoksin yang dapat meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit. Menurut Burmester dan Pezzutto (2003) menyebutkan bahwa Lipopolisakarida (LPS) yang dimiliki oleh bakteri berperan sebagai Pathogen

  • Associated Molecular Pattern (PAMPs). Netrofil polimorfonuklear (PMN) termasuk bagian dari sistem imun nonspesifik yang merupakan bagian dari leukosit berperan penting dalam pertahanan terdepan tubuh yang memberikan tanggapan pertama terhadap benda asing atau antigen yang masuk ke dalam tubuh (Baratawidjaja, 2006). Dalam tubuh manusia, netrofil bergerak cepat dan sudah berada di tempat infeksi dalam 2-4 jam sedangkan pada Mus musculus, netrofil bergerak dan sudah berada di tempat infeksi dalam jangka waktu kurang lebih 1 jam (Kusmardi et al, 2006; Lestarini, 2008; Wahyuningsih et al., 2009). Netrofil memiliki kemampuan untuk invasi ke jaringan dalam mengontrol kontaminasi lokal dan mencegah infeksi lebih lanjut (Firman, 2007). Invasi netrofil bertujuan untuk

  mengeliminasi benda asing atau antigen yang masuk dalam tubuh. Invasi netrofil dari endotel vaskular menuju jaringan adalah bagian dari reaksi radang akut. Gambaran radang akut dapat dibedakan menjadi lima yaitu rubor (kemerahan), calor (panas),

  tumor (bengkak), dolor (rasa sakit) dan functio laesa (hilangnya fungsi)

  (Underwood, 1999). Arzneimittelfors- chung (1994) menyebutkan bahwa invasi netrofil dari pembuluh darah menuju jaringan merupakan indikator untuk meningkatkan sistem imun tubuh terutama sistem imun nonspesifik.

  Pada penelitian ini digunakan 25 ekor mencit jantan jenis Mus musculus strain Balb/C dengan berat badan berkisar 25-30 g, berumur 10-12 minggu. Setelah itu dilakukan ekstraksi dari teripang P. australis, Phylloporus

  sp. dan C. quadrangularis serta

  penyiapan suspensi E. coli yang akan digunakan dalam perlakuan. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan (K1, K2, P1, P2 dan P3). K1 dan K2 merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi pelarut sedangkan kelompok perlakuan (P1, P2 dan P3) berturut-turut diberi perlakuan ekstrak teripang P. australis, Phylloporus sp. dan C. quadrangularis. Dosis ekstrak teripang yang diberikan, masing- masing setara dengan 0,0548 g berat kering/20 g mencit. Pemberian ekstrak teripang dilakukan secara gavage sebanyak 0,5 mL setiap hari 1x selama 14 hari. Injeksi 0,1 mL E. coli dilakukan secara intraperitoneal sebanyak 2 kali dengan jumlah bakteri

  10

  8

  , injeksi yang pertama dilakukan dihari ke 15 pada semua kelompok perlakuan kecuali kelompok K1 dan injeksi yang kedua dilakukan pada hari ke-18, 1 jam sebelum dilakukan penghitungan jumlah netrofil. Penghitungan jumlah netrofil dilakukan menggunakan hemositometer di bawah mikroskop perbesaran 400x dari cairan intraperitoneal dengan mengamati 4 bilik.

  Data hasil penelitian jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal mencit terinfeksi E. coli setelah pemberian tiga jenis teripang ditunjukkan pada gambar 1.

   Netrofil polimorfonuklear (PMN)

  merupakan bagian dari leukosit yang berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri (Baratawidjaja, 2006). Invasi netrofil terjadi dalam 6 tahap yaitu rolling, activation, adhesion,

  transendothelial migration , kemotaksis

  termasuk dalam Signaling Pattern-

  mengikatnya. Ikatan LPS-LBP tersebut kemudian berikatan dengan CD14 pada permukaan fagosit dan berasosiasi dengan TLR4. Toll Like Receptors 4 (TLR4) yang berasosiasi dengan kompleks LPS-LBP-CD14 kemudian mengirimkan sinyal ke nukleus untuk mengaktivasi Nucleus Factor kappa B K1 K2 P1 P2 P3 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 a b b c c

  binding protein (LBP) akan

  dengan LPS yang berperan sebagai PAMPs maka akan mengakibatkan sintesis dan sekresi sitokin. Ketika terdapat LPS dalam cairan tubuh, maka suatu protein plasma yang disebut LPS-

  Receptors yang apabila berikatan

  dengan LPS yang berperan sebagai PAMPs akan mengakibatkan terjadinya fagositosis pada makrofag. Lain halnya dengan Signaling Pattern-Recognition

  Recognition Receptor dapat berikatan

  dan CD14. Endocytic Pattern-

  Recognition Receptors adalah TLR4

  Recognition Receptors adalah scavenger receptor dan mannose re ceptor sedangkan reseptor yang

  dan fagositosis. Invasi netrofil diawali oleh masuknya antigen dan terjadi pengenalan antigen tersebut oleh makrofag yang sudah berada di jaringan (Janeway et al., 2001). Antigen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri E. coli.

  termasuk dalam Endocytic Pattern-

  Signaling -PRR. Reseptor yang

  dapat dikenali oleh makrofag melalui reseptor Pattern-Recognition Receptors (PRRs). Pattern-Recognition Receptor berdasarkan fungsi terdiri dari dua macam yaitu Endocytic-PRR dan

  Molecular Pattern (PAMPs) yang

  (Baratawidjaya, 2006; Taylor et al., 2005). Lipopolisakarida (LPS) berperan sebagai Pathogen-Associated

  Receptors 4 (TLR 4), scavenger receptor , dan mannose receptor

  Bakteri E. coli seperti bakteri gram negatif lainnya yang memilki dinding sel yang terdiri dari lapisan peptidoglikan. Membran luarnya terdiri dari lipoprotein, fosfolipid dan lipopolisakarida (LPS) atau yang dikenal dengan endotoksin (Tortora, 2002). Makrofag memiliki berbagai macam reseptor yang berguna untuk mengenali dan mengikat antigen. Beberapa contoh reseptor-reseptor yang spesifik terhadap LPS yang dimiliki dinding sel bakteri antara lain CD14, Toll Like

  Pengaruh infeksi E. coli terhadap invasi netrofil

  Ju m lah  ne tr of il  (s el /m L) Kelompok  perlakuan  

  (NF κB), yaitu suatu faktor transkripsi yang memicu produksi sitokin dan kemokin. Lipopolisakarida (LPS) dapat berikatan secara efektif pada reseptor permukaan makrofag bila terdapat LBP (Burmester dan Pezzutto, 2003; Janeway, et al., 2001).

  Makrofag yang berada di jaringan diaktifkan oleh reseptor permukaan yang mengikat lipopolisakarida (LPS) yang dimiliki dinding sel bakteri. Aktivasi makrofag tersebut menyebabkan terjadinya sekresi sitokin (IL-1, IL-6, TNF-

  α) dan sekresi kemokin. Sekresi sitokin menyebabkan perubahan diameter pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular. Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan keluarnya plasma untuk masuk ke dalam jaringan sedangkan sel darah tertinggal dalam pembuluh darah mengakibatkan cairan yang meninggalkan pembuluh darah lebih banyak daripada yang kembali masuk. Hal ini menyebabkan viskositas darah menjadi meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga terjadi vasodilatasi pada sel endotel. Naiknya permeabilitas vaskular dapat mengaktifkan sel endotel untuk mensekresi IL-8 menyebabkan terjadi invasi netrofil yang ditandai oleh

  rolling, activaton, adhesion dan transendothelial migration yang

  memungkinkan netrofil menuju tempat terjadinya infeksi (diapedesis). Atas pengaruh sekresi kemokin yang berperan dalam sinyal kemotaktik akan merangsang terjadinya kemotaksis netrofil sehingga dapat mengarahkan netrofil menuju sasaran (Guyton dan Hall, 1997; Underwood, 1999). Jadi, faktor yang berpengaruh terhadap jumlah netrofil yang menginvasi adalah IL-8. Sintesis IL-8 tergantung pada banyaknya sitokin yang disekresikan oleh makrofag. Banyaknya sitokin yang disekresikan oleh makrofag tergantung pada efektivitas ikatan antara kompleks LPS-LBP dengan kompleks reseptor CD14 dan TLR4. Efektivitas ikatan tersebut tergantung pada banyaknya LBP dan kompleks reseptor. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji t dimana jumlah netrofil kelompok kontrol dan diinjeksi E. coli (K2) berbeda signifikan dengan kelompok kontrol tanpa injeksi E. coli (K1). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi invasi netrofil kelompok kontrol dan diinjeksi

  E. coli (K2) sehingga memberikan

  pengaruh yang signifikan pada peningkatan jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal setelah infeksi bakteri E. coli.

  Pengaruh ekstrak teripang terhadap invasi netrofil

  Pada penelitian ini, digunakan teripang P. australis, Phylloporus sp., dan C. quadrangularis. Teripang yang digunakan tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut akan adanya kandungan glikosida triterpen yang dimungkinkan dapat bermanfaat sebagai bahan peningkat imun (imunostimulator). Ekstrak teripang yang diberikan diduga mengandung bahan peningkat imun (imunostimulator) yang diduga bekerja dalam peningkatkan sintesis protein reseptor pada makrofag dalam sintesis

  IL-1, IL-6 dan TNF- α sehingga dapat meningkatkan jumlah invasi netrofil menuju jaringan lebih banyak (Aminin et al , 2006; Underwood, 1999).

  Berdasarkan hasil penelitian, Pada jumlah netrofil pada kelompok kontrol dan diinjeksi E. coli (K2) dengan kelompok yang diberi suspensi ekstrak teripang P. australis dan diinjeksi

  E. coli (P1) terdapat perbedaan yang

  memiliki pengaruh dan potensi yang sama, tetapi ekstrak teripang

  C. quadrangularis memiliki

  respons imun tubuh dengan meningkatkan jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal sedangkan ekstrak teripang P. australis tidak. Ekstrak teripang Phylloporus sp. dan

  C. quadrangularis berpengaruh pada

  Phyllophorus sp., dan

  Pemberian ekstrak teripang

  KESIMPULAN dan SARAN

  C. quadrangularis tidak mudah dikonsumsi.

  dipertimbangkan lagi terhadap manfaatnya sebagai imunostimulator yang dapat meningkatkan respons imun dalam tubuh dikarenakan ekstrak teripang

  C. quadrangularis perlu

  Phylloporus sp. dan C. quadrangularis

  tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak teripang P. australis tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal. Sedangkan, jumlah netrofil pada kelompok yang diberi suspensi ekstrak teripang Phylloporus sp. dan diinjeksi

  Terikatnya LPS pada LBP diketahui dapat meningkatkan efektivitas ikatan antara signaling receptor dengan LPS sehingga akan meningkatkan sintesis kemokin dan sitokin yang diperlukan untuk netrofil dalam menginvasi ke cairan intraperitoneal. Meskipun ekstrak teripang

  triterpen, maka glikosida triterpen dapat memperbaiki fungsi hepar seperti yang disebutkan oleh Aminin et al., (2008) yang menyatakan bahwa glikosida triterpen yang dimiliki teripang ternyata dapat membantu memperbaiki fungsi hati. Perbaikan fungsi hepar akan meningkatkan sintesis LBP yang akan mengikat LPS.

  C. quadrangularis adalah glikosida

  dan potensi yang sama terhadap peningkatan jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal secara signifikan dibandingkan kelompok P1 yang diberi ekstrak P. australis dan diinjeksi E. coli. Hal tersebut dapat terjadi kemungkinan karena peningkatan sintesis signaling receptor sehingga terjadi peningkatan jumlah reseptor yang ada di permukaan makrofag. Peningkatan jumlah reseptor tersebut akan meningkatkan efektivitas ikatan antara LPS dengan reseptor. Kemungkinan yang kedua yaitu jika bahan aktif yang berperan dalam teripang Phylloporus sp. dan

  C. quadrangularis memiliki pengaruh

  (P3) menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan jumlah netrofil pada kelompok kontrol dan diinjeksi E. coli (K2). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak teripang Phylloporus sp. dan

  C. quadrangularis dan diinjeksi E. coli

  suspensi ekstrak teripang

  E. coli (P2) dan kelompok yang diberi

  potensi yang sama dalam meningkatkan respons imun tubuh berdasarkan indikator jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal setelah infeksi bakteri E. coli. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan mengukur jumlah reseptor permukaan makrofag terutama CD14 dan TLR4 serta dengan mengukur kadar LBP. Untuk memastikan apakah glikosida triterpen merupakan senyawa aktif yang berperan utama dalam peningkatan respons imun disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengujikan glikosida triterpen yang diisolasi dari teripang Philloporus

  sp. dan C. quadrangularis.

  Triterpen Glycosides rfrom the Vietnamnese Sea Cucumber Holothuria scabra, Arch Pharm res

  Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 530-546. Janeway, C.A., Travers, P., Walport, dan M., Shlomchik, M.J., 2001,

  Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Penerbit

  Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 1997,

  Pengaruh Sevofluran dan Isofluran Terhadap Jumlah Netrofil Polimorfnuklear Darah Tepi, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang.

  Firman, B., 2007, Perbandingan

  Species Isolated from Malaysian Sea Cucumbers with Optimized Secreted Antibacterial Activity, American Journal of Biochemistry and Biotechnology , 3 (2): 60-65.

  Farouk AE, Ghouse FAH, Ridzwan BH, 2007., New Bacterial

  Triterpene Glycosides from Sea Cucumber Pearsonothuria graeffei by High-Speed Countercurrent Chromatography, Acta Chromatographica 20 (2): 269– 276.

  2008, Separation of Two Main

  Oseanologi Indonesia, 9 Maret 2005. Dong, P., Hu Xue C., dan Zhen Du QI,

  (Holothurians) Perlu Dilindungi, Ikatan Sarjana

  Darsono, P., 2005, Teripang

  , 30 (11): 1387- 1391.

  Huong, L.M., Minh, C. V., dan Kim, Y.H., 2007, Two New

  DAFTAR PUSTAKA Aminin, D.L., B.V. Pinegin, L.V.

  George Thieme Verlag, Stuttgart, Germany. Dang, N.H., Tanh, N.V., Kiem, P. V.,

  Color Atlas of Immunology,

  Burmester, G., dan A. Pezutto., 2003,

  Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 16-18.

  Dasar, Edisi 7, Balai Penerbit

  Baratawidjaja, K.G., 2006, Imunologi

  Complement, neutrophils and free radicals: mediators of reperfusion injury, Pharmacology , 44: 420-32.

  16 Desember 2010. Arzneimittelforschung. 1994.

  com/2008/05/Escherichia coli.pdf diakses pada tanggal

  Farmasi 1 USD Yogyakarta, http://mikrobia.files.wordpress.

  1070-1082. Anonimous, 2008, Ecsherichia coli,

  International Immunopharmacology . 6 (7):

  Pichugina, T.S. Zaphorozhets, I.G. Agafonova, V.M. Boguslavski, A.S. Silchenko, S.A. Avilov dan V.A. Stonik., 2006. Immunomodulatory properties of Cumaside.

  Immunologi, 5 th Edition, The Immune System in Health and Disease, Garland Science, New York, London. Jasin, M., 1992, Zoologi

  Invertebrata, CV. Sinar Wijaya, Jakarta.

  Macrophage Receptors and Immune Recognition. Annu.

  Wiqoyah, N., 2009,

  Adademic Press, London-, 6: 195-217. Wahyuningsih, S.P.A., Darmanto, W.,

  Assays for Immunomodulation and Effects on Mediator of Inflammation, in Methods in Plants Biochemistry,

  Wagner, H dan Jurcic, K., 1991,

  Penerbit buku Kedokteran: EGC, Jakarta, Vol 1, hal 231- 241.

  Umum dan Sistemik, Edisi 2,

  Benjamin Cummings, San Fransisco. Underwood, J.C.E., 1999, Patologi

  Microbiology an Introduction,

  Tortora GJ; Funke BR; Case CL, 2002,

  Triterpene Glycoside from The Sea Cucumber Holothuria scabra Collected in Vietnam, AJSTD. 23 (4): 253- 259.

  Thanh NV, Dang NH, Kiem PV, Cuong NX, Huong HT, dan Minh CV, 2006, A New

  Rev. Immunol . 23:901–44.

  Stacey., H-H. Lin., G.D. Brown., dan S. Gordon., 2005.

  Kalinin, V.I., Silchenko, A.S., Avilov, S.A., Stonik V.A., dan Smirnov, A.V., 2005, Sea Cucumbers

  Taylor, P.R., L. Martinez-Pomares., M.

  IKD-090610060M- Nurhidayati.pdf. diakses pada tanggal 25 November 2010.

  http://www.fk.unair.ac.id/ attachments/527 JURNAL-

  Teripang Pasir (Holothuria scabra) Terhadap Hepatotoksisitas Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4),

  Nurhidayati, 2010, Efek Protektif

  Universitas Diponegoro, Semarang

  Pemberian Phyllanthus niruri L terhadap Respons Imunitas Seluler Balb/C yang diinfeksi Salmonella thyphimurium, Tesis , Fakultas Kedokteran,

  Lestarini, I.A., 2008, Pengaruh

  Pemberian Ekstrak Etanol Daun Johar (Cassia siamea Lamk.) terhadap Peningkatan Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag, Makara Kesehatan , 10 (2):89- 83.

  D., 2006, Pengaruh

  Kusmardi, Kumala, S., dan Wulandari,

  triterpene Glycosides, The Recent Progress in Structural Eludation and Chemotaxonomy, Phytochemistry Reviews , 4:221- 236.

  Bioaktivitas Polisakarida Krestin dari Ekstrak Jamur Coriolus versicolor sebagai Imunomodulator Respons Imun Akibat Infeksi M. tuberculosis, Laporan Penelitian, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Winarni, D., Affandi, M., Masithoh, E.

  D., dan Kristanti, A. N., 2010,

  Potensi Teripang Pantai Timur Surabaya Sebagai Modulator Imunitas Alami Terhadap Mycobacterium tuberculosis, Laporan Penelitian Strategis Nasional , Unair, Surabaya.

  Zancan P, dan Mourao PA., 2004,

  Venous and Arterial Thrombosis in Rat Models: Dissociation of The Antithrombotik Effects of Glycosaminoglycans, Blood Coagul. Fibrinolysis , 15: 45-54.

  Lampiran 2. Data jumlah netrofil pada suspensi cairan intraperitoneal  

  1 38 33 35,5 17,75x

  10

  3 56 57 56,5 28,25x

  4

  10

  2 26 24 25 12,5x

  4

  10

  4 P2

  4 30 35 32,5 16,25x

  10

  5 19 21 20 10x

  4

  10

  4 10 12 11 5,5x

  4

  10

  4

  10

  4

  3

  35 38 35,5 17,75x 10

  5

  4

  10

  4 44 48 46 23x

  4

  40 45 42,5 21,25x 10

  4

  4

  10

  2 42 44 43 21,5x

  4

  10

  1 22 23 22,5 11,25x

  4 P3

  10

  5 15 21 18 9x

  3 12 9 10,5 5,25x

  10

  Keterangan : Tiap kelompok terdiri dari 5 kali ulangan untuk tiap ulangan dilakukan 2 kali penghitungan jumlah netrofil pada bilik hitung yang berbeda

  3

  5

  4

  6 9 7,5 3,75x 10

  4

  4

  4 5 2,5x 10

  6

  4

  8 9 4,5x 10

  2 5 3 4 2x10

  4

  10

  I II K1 1 8 5 6,5 3,25x

  Jumlah sel/mL suspensi cairan intraperitoneal

  Hasil hitung pengukuran Rata-rata

  Kelompok Perlakuan

           

  10

  4 K2

  2 8 11 9,5 4,75x

  10

  4

  10

  1 13 14 13,5 6,75x

  4 P1

  10

  5 11 9 10 5x

  4

  4 11 13 12 6x

  1 16 13 14,5 7,25x

  4

  10

  3 18 10 14 7x

  4

  10

  2 14 20 17 8,5x

  4

  10

  4

  Lampiran 3. Tabel berat kering dan berat ekstrak teripang P. australis Phylloporus sp.

  C. quadrangularis

  Berat basah 1 kg 1 kg 1 kg Berat kering 53,45 g 123,125 g 291,08 g

  Berat ekstrak 3,17 g 1,257 g 2,57 g

                         

  Lampiran 4. Tahap pembuatan ekstrak teripang 1.

  Teripang dibersihkan dan dipotong kecil-kecil, kemudian simpan dalam freezer .

  2. Potongan teripang dikeringkan dengan freeze dryer dengan tekanan 5 mTorr dan suhu -46°C kemudian ditimbang.

  3. Teripang kering tersebut diblender hingga menjadi serbuk.

  4. Serbuk teripang kemudian dimaserasi dalam etanol 70% selama 1-3 hari sambil dishaker, hingga diperoleh filtrat.

  5. Filtrat tersebut difiltrasi dan dievaporasi dalam rotary vacuum evaporator pada suhu 50°C hingga terbentuk ekstrak, kemudian ditimbang.

  Dosis teripang yang digunakan dalam penelitian ini, ditentukan berdasarkan penelitian Dong et al (2008) dan Aminin et al (2008) yaitu sebesar 0,0548 g berat kering. Dengan demikian, jika setiap 20 g mencit memerlukan 0,0548 g berat kering maka diperlukan ekstrak:

  = x 3,17 g = 0,0032/ ½ mL = 0,0064 g/mL suspensi ekstrak P. australis dalam CMC 0,5% 2.

Phylloporus sp

  = x 1,257 g = 0,00056/½ mL

  = 0,00112 g /mL suspensi ekstrak Phylloporus sp. dalam CMC 0,5% 3.

Colochirus quadrangularis

  = x 2,57 g = 0,00048/½ mL = 0,00096 g/mL suspensi ekstrak C. quadrangularis dalam CMC 0,5%

  Lampiran 5. Tabel rerata jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal

  setelah infeksi E. coli Jumlah netrofil (sel/mL)

  Replikasi K1 K2 P1 P2 P3

  4

  4

  4

  4

  4

  3,25x10 7,25x10 6,75 x10 17,75 x10 11,25 x10

  1

  4

  4

  4

  4

  4

  2x10 8,5x10 4,75 x10 12,5 x10 21,5 x10

  2

  4

  4

  4

  4

  4

  2,5x10 7 x10 5,25 x10 28,25 x10 21,25 x10

  3

  4

  4

  4

  4

  4

  3,75x10 6 x10 5,5 x10 16,25 x10 23 x10

  4

  4

  4

  4

  4

  4

  5 4,5x10 5 x10 10 x10 9 x10 17,75 x10

  4

  4

  4

  4

  4

  3,2x10 ± 6,75x10 ± 6,45x10 ± 16,75x10 ± 18,95x10 ± Rerata±SD

  4 a 4 b 4 b 4 c 4 c

  0,99x10 1,323x10 2,117x10 7,274x10 4,715x10

  Keterangan: K1= kelompok kontrol hanya diberi pelarut suspensi CMC 0,5% tanpa injeksi

  E. coli , K2= kelompok kontrol hanya diberi pelarut suspensi CMC 0,5% dengan injeksi E. coli, P1= kelompok perlakuan hanya diberi suspensi ekstrak teripang P. australis + injeksi E. coli, P2= kelompok perlakuan hanya diberi suspensi ekstrak teripang Phylloporus sp. + injeksi E. coli, P3= kelompok perlakuan hanya diberi suspensi ekstrak teripang C. quadrangularis + injeksi E. coli 

  Lampiran 6. Hasil analisis statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  K1 K2 P1 P2 P3 N

  5

  5

  5

  5

  5 Normal Mean 32000.0000 67500.0000 64500.0000 167500.000 189500.0000 a,,b Parameters Std. 9905.80638 13228.75656 21168.9631 72736.6826 47150.02651 Deviation

  3

  3 Most Extreme Absolute .160 .175 .273 .245 .287 Differences Positive .160 .153 .273 .245 .195 Negative -.120 -.175 -.211 -.143 -.287

  Kolmogorov-Smirnov Z .358 .391 .611 .549 .642 Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .998 .850 .924 .804 a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data.

  Oneway Test of Homogeneity of Variances Jumlah netrofil Levene Statistic df1 df2 Sig.

  2.781

  4 20 .055

ANOVA

  Jumlah netrofil Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 9.709E10 4 2.427E10 14.738 .000 Within Groups 3.294E10

  20 1.647E9 Total 1.300E11

  24

  Robust Tests of Equality of Means Jumlah netrofil Statistic a df1 df2 Sig. Brown-Forsythe 14.738 4 8.177 .001 a. Asymptotically F distributed.

  Post Hoc Tests T-Test

Group Statistics

  Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Jumlah netrofil K1 5 32000.0000 9905.80638 4430.01129 P1

  5 64500.0000 21168.96313 9467.04811

Independent Samples Test

  Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

  Difference F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Difference

  Std. Error Difference Lower Upper Jumlah netrofil

  Equal variances assumed 1.713 .227 -3.109

  8 .014 -32500.00000 10452.27248 -56602.98356 -8397.01644 Equal variances not assumed

  • 3.109 5.672 .022 -32500.00000 10452.27248 -58439.09531 -6560.90469

  Group Statistics Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil K1 5 32000.0000 9905.80638 4430.01129 P2 5 167500.0000 72736.68263 32528.83336

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- Mean Std. Error

  F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper Jumlah Equal 4.102 .077 -4.127 8 .003 -1.35500E5 32829.10294 -2.11204E5 -59795.95286 netrofil variances assumed Equal -4.127 4.148 .013 -1.35500E5 32829.10294 -2.25377E5 -45622.82035 variances not assumed

  Group Statistics Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil K1 5 32000.0000 9905.80638 4430.01129 P3 5 189500.0000 47150.02651 21086.13288

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

  95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper

  Jumlah Equal 5.896 .041 -7.310 8 .000 -1.57500E5 21546.46143 -2.07186E5 -1.07814E5 netrofil variances assumed Equal -7.310 4.352 .001 -1.57500E5 21546.46143 -2.15460E5 -99540.18981 variances not assumed

  Group Statistics Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil K2 5 67500.0000 13228.75656 5916.07978 P1 5 64500.0000 21168.96313 9467.04811

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- Mean Std. Error

  F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper Jumlah Equal variances .723 .420 .269 8 .795 3000.00000 11163.55678 - 28743.20810 netrofil assumed

  22743.20810

  • Equal variances .269 6.711 .796 3000.00000 11163.55678 29630.04471 not assumed

  23630.04471

  Group Statistics Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil K2 5 67500.0000 13228.75656 5916.07978 P2 5 167500.0000 72736.68263 32528.83336

Independent Samples Test

  Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the

  Difference Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper Jumlah Equal 3.611 .094 -3.025

  8 .016 -1.00000E5 33062.44093 -1.76242E5 -23757.87450 netrofil variances assumed Equal -3.025 4.264 .036 -1.00000E5 33062.44093 -1.89595E5 -10405.04470 variances not assumed

  Group Statistics Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil K2 5 67500.0000 13228.75656 5916.07978 P3 5 189500.0000 47150.02651 21086.13288

  • 5.571 4.626 .003 -1.22000E5 21900.34246 -1.79694E5 -64305.91892

  Group Statistics Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil P1 5 64500.0000 21168.96313 9467.04811 P2 5 167500.0000 72736.68263 32528.83336

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

  95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean

  Difference Std. Error Difference Lower Upper Jumlah netrofil Equal variances assumed 2.583 .147 -3.040

  8 .016 - 1.03000E5 33878.45923 - 1.81124E5

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df

  Sig. (2- tailed) Mean Difference

  Std. Error Difference Lower Upper Jumlah netrofil

  Equal variances assumed 4.756 .061 -5.571

  8 .001 -1.22000E5 21900.34246 -1.72502E5 -71497.71972 Equal variances not assumed

  • 24876.13291 Equal variances not assumed
  • 3.040 4.673 .031 - 1.03000E5 33878.45923 - 1.919
  • 14046.05257

  

Group Statistics

Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah P1 5 64500.0000 21168.96313 9467.04811 netrofil P3 5 189500.0000 47150.02651 21086.13288

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper

  Jumlah Equal 2.581 .147 -5.408 8 .001 -1.25000E5 23113.84866 -1.78301E5 -71699.36940 netrofil variances assumed Equal -5.408 5.550 .002 -1.25000E5 23113.84866 -1.82689E5 -67311.00928 variances not assumed

  

Group Statistics

Kelompok perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

  Jumlah netrofil P2 5 167500.0000 72736.68263 32528.83336 P3 5 189500.0000 47150.02651 21086.13288

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2- Mean Std. Error

  F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper Jumlah Equal .370 .560 -.568 8 .586 -22000.00000 38765.31955 -1.11393E5 67392.9871 netrofil variances

  9 assumed Equal -.568 6.857 .588 -22000.00000 38765.31955 -1.14054E5 70054.0124 variances

  4 not assumed

  Lampiran 7. Dokumentasi penelitian        

       

  Teripang Ekstrak teripang Pewarna kristal violet Kapas yang telah diberi kloroform

   Dissecting set Timbangan digital

  Timbangan analitik Rotary vacuum evaporator Hemositometer dan Counter Eppendorf dan Tissue Freeze dryer Spektrofotometer

  Mikroskop cahaya binokuler

  Disposable syringe

  Inkubator 37 C Autoclave Vortex 1000, 100, 10 µl

   Micropipet Mencit (Mus musculus) jantan yang digunakan sebagai hewan coba.

  Perlakuan secara gavage dengan menggunakan alat injeksi yang ujungnya diberi pelindung logam.

  Injeksi melalui intraperitoneal dan pengambilan suspensi cairan intraperitoneal dengan menggunakan disposable syringe tanpa jarum

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INFEKSI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teripang 2.1.1. Karakteristik dan klasifikasi teripang - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INFEKSI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOS

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan di Rumah Hewan Coba Departemen - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INF

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INFEKSI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INFEKSI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 6

RINGKASAN PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INFEKSI Escherichia coli

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP INVASI NETROFIL SETELAH INFEKSI BAKTERI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Teripang 2.1.1 Karakteristik dan klasifikasi teripang - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP INVASI NETROFIL SETELAH INFEKSI BAKTERI Escherichia coli Repository -

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP INVASI NETROFIL SETELAH INFEKSI BAKTERI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP INVASI NETROFIL SETELAH INFEKSI BAKTERI Escherichia coli Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 9