IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MASYARAKAT ASLITRADISIONAL DI KABUPATEN PURBALINGGA

24 IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

  

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MASYARAKAT ASLI/ TRADISIONAL

DI KABUPATEN PURBALINGGA

Agus Mardiyanto, Weda Kupit a, Noor Asyik dan Rahadi Wasi Bint oro

  

Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman

Abst r act

  

The r egul at i ng of i nt el l ect ual pr oper t y r i ght s unt i l now has not accommodat e i nt el l ect ual pr oper t y

of t r adi t ional / nat ive soci et ies. In Pur bal i ngga, t her e ar e 9 t r adi t i onal commodi t y cl ust er , wi t h a

number of indust r y as much as 150 UKM and f r om t hat number onl y 4 whi ch has been r egi st er ed as

i nt el l ect ual pr oper t y r i ght s. The r esear ch wi l l di scuss t o i mplement at ion of pr ot ect ion of

i nt el l ect ual pr oper t y r i ght s and f act or s t hat t end t o i nf l uence t he pr ot ect ion of i nt el l ect ual

pr oper t y r i ght s in Pur bal i ngga r egency. The met hod t hat appl i cat ed i n t hi s r esear ch was j ur i di cal

soci ologi cal . Based on t he st udy, l ocal gover nment has made pr ot ect ion t o i nt el l ect ual pr oper t y

r i ght s t hr ough soci al i zat ion t o t he publ i c. However , t her e wer e f act or s t hat t end t o hamper t he

pr ot ect i on of int el l ect ual pr oper t y r i ght s, i ncl udi ng l aw enf or cer / of f i cer f act or s, medi a and

f aci l i t ies f act or s, communit y and cul t ur al f act or s. In t he r esear ch, r esear cher suggest ed t hat t he

l ocal gover nment made a cooper at ion wi t h cent r al of i nt el l ect ual pr oper t y r i ght s i n col l ege,

consi der ing human r esour ces st i l l r el at ivel y di dn't under st and t echni cal dr af t ing of i nt el l ect ual

pr oper t y r ight s r egi st r at ion.

Keywor ds: l egal pr ot ect ion, i nt el l ect ual pr oper t y r i ght s, i nt el l ect ual pr oper t y of t r adit ional / nat i ve

soci et ies

  

Abst rak

Pengat uran hak kekayaan int elekt ual hingga saat ini belum mengakomodasi kekayaan int elekt ual

masyarakat asli/ t radisional. Di Kabupat en Purbalingga t erdapat 9 klust er komodit i t radisional,

dengan j umlah indust ri sebanyak 154 UKM dan baru ada 4 pendaf t aran HKI. Penelit ian ini membahas

implement asi perlindungan HKI dan f akt or-f akt or yang cenderung mempengaruhi perlindungan HKI di

Kabupat en Purbalingga. Met ode penelit ian yang digunakan adalah yuridis sosiologis. Berdasar

penelit ian, pemerint ah daerah t elah melakukan upaya perlindungan HKI melalui sosialisasi kepada

masyarakat . Namun demikian t erdapat f akt or yang cenderung menghambat perlindungan HKI,

meliput i f akt or pet ugas/ penegak hukum, f akt or sarana dan f asilit as, f akt or masyarakat dan f akt or

budaya. Dalam penelit ian ini, penelit i menyarankan agar pemerint ah daerah bekerj asama dengan

Sent ra HKI di perguruan t inggi, mengingat sumber daya manusia yang ada masih relat if belum

memahami t eknis penyusunan pendaf t aran HKI.

Kat a kunci: perlindungan hukum, hak kekayaan int elekt ual, kekayaam int elekt ual masyarakat asli/

t radisional Pendahuluan

  Hak Kekayaan Int elekt ual (selanj ut nya di- hir dengan curahan t enaga, karsa, cipt a, wakt u

singkat HKI) oleh Wor l d Int el l ect ual Pr oper t y dan biaya. Dit inj au dari subst ansinya, HKI ada-

Or gani zat ion (WIPO) disebut “ cr eat ion of t he lah “ pr oduct of mi nd” . Oleh karena it u, set iap

mi nd” yang berart i suat u karya manusia yang la- karya int elekt ual pat ut diakui, dihormat i, dilin-

dungi dan dihargai baik secara moral maupun

   1 Tul isan ini merupakan bagian dar i penel it i an dengan j u- secara hukum. dul yang sama, dengan Nomor kont rak 1164/ UN23.

  9/ PN/ 2012. Ucapan t er ima kasih disampaikan kepada Barazat i Akri mu Aziz, yang t el ah membant u t erl aksana-

  1 List a Wi dyast ut i, “ Ide Dan Kekayaan Int el ekt ual ” , Me- nya penel it i an ini . Impl ement asi Perl i ndungan Hukum t erhadap Hak Kekayaan Int el ekt ual …

  25 Sesuai dengan karakt erist iknya, HKI t idak

  5 misalnya, hingga saat ini belum mengakomodasi kekayaan int elekt ual masyara- kat asli/ t radisional.

2 Indonesia merupakan negara yang kaya a-

  kan keraj inan yang merupakan simbol kekayaan seni, budaya yang dihasilkan melalui ide kreat if . Keanekaragaman kebudayaannya yang ada di Indonesia mengakibat kan Indonesia dapat dika- t akan mempunyai keunggulan dibandingkan de- ngan negara lainnya. Indonesia mempunyai po- t ret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.

3 Hasil karya masyarakat t radisional pada dasar- nya t ermasuk dalam obyek perlindungan HKI.

  Salah sat u isu yang menarik dan saat ini t engah berkembang dalam lingkup kaj ian HKI adalah perlindungan hukum t erhadap kekayaan int elekt ual yang dihasilkan oleh masyarakat asli at au masyarakat t radisional. Kekayaan int elek- t ual yang dihasilkan oleh masyarakat asli t radi- sional ini mencakup banyak hal mulai dari sis- t em penget ahuan t radisional ( t r adit ional know- l edge), karya-karya seni, hingga apa yang dike- nal sebagai i ndi genous science and t echnol ogy.

  Dalam hal ini, masyarakat t elah berpikir secara kreat if t ent ang cara menghasilkan sesuat u seca- ra inovat if dan t et ap mengangkat sert a menon- j olkan warisan budaya bangsa.

  7 Fenomena t ersebut menunj ukan bahwa perlindungan hukum t erhadap kekayaan int elek- t ual yang dihasilkan masyarakat asli t radisional hingga saat ini relat if masih lemah. Sayangnya, hal ini j ust ru t erj adi disaat masyarakat dunia saat ini t engah bergerak menuj u suat u t rend yang dikenal dengan gerakan kembali ke alam ( back t o nat ur e). Kecenderungan masyarakat dunia ini menyebabkan eksplorasi dan eksploi- t asi t erhadap kekayaan masyarakat asli/ t radi- sional semakin meningkat karena penget ahuan masyarakat asli/ t radisional selama ini memang dikenal mempunyai kearif an t ersendiri sehingga mereka memiliki sej umlah kekayaan int elekt ual yang sangat ” bersahabat ” dengan alam. Lemah- nya perlindungan hukum t erhadap kekayaan in- t elekt ual masyarakat asli t radisional ini menim- bulkan eksploit asi yang t idak sah oleh pihak a- sing.

  6 Maraknya pelanggaran HKI menunj ukan negara belum memiliki f ormat in- f rast rukt ur hukum yang j elas dalam mendukung keberadaan HKI, sehingga penegakan hukum j u- ga masih belum konsist en.

  menguasai kekayaan secara f isik, melainkan ha- nya dapat dikuasai dengan klaim at au t indakan hukum, art inya kepemilikan hanya t ercat at da- lam f ormat hak dan pelaksanaanya memerlukan suat u t indakan hukum, t erut ama apabila t erda- pat pelanggaran t erhadap hak t ersebut . It u se- babnya, HKI t idak hanya menunt ut adanya si- kap pengakuan dan penghargaan saj a, t et api j u- ga perlindungan.

4 Kekayaan int elekt ual yang dihasilkan oleh

  4 Devi Rahayu, “ Perl indungan Hukum Terhadap Hak Ci pt a Mot i f Bat ik Tanj ungbumi Madur a” , Mi mbar Hukum, Vol .

  3 Husamah, “ Mengusung Kembal i Khazanah Ident i t as Bu- daya Bangsa” , Jur nal Best ar i , Vol 42 (2009), Mal ang: Uni versit as Muhamadiyah Mal ang, hl m. 41.

  5 Lihat Haedah Faradz, “ Perl indungan Hak At as Merek” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol . 8 No. 1, Januari 2008, Purwokert o: FH Unsoed, hl m. 38; Sit i Munawaroh, “ Per anan Tri ps (t rade Rel at ed Aspect s of Int el ect ual Propert y Right s) t er hadap Hak At as Kekayaan Int el ekt ual di Bi dang Teknol ogi Inf or masi di Indonesia” , Jur nal Tek- nol ogi Inf or masi Di nami k, Vol . XI No. 1, Januar i 2006, hl m. 23

  6 Lihat Juga M. Zul f a Aul ia , “ Perl indungan Hukum Ekspre- si Kreat if Manusia: Tel aah Terhadap Perl i ndungan Hak Kekayaan Int el ekt ual Dan Ekspresi Budaya Tradi sional ” , Jur nal Hukum, Vol . 14 No. 3, Jul i 2007, Jakar t a: FH Uni versit as Pancasil a, hl m. 367; Rosni dar Sembiring, “ Perl indungan Haki Terhadap Karya-Karya Tr adisional Masyarakat Adat ” , Jur nal Equal i t y, Vol . 11 No. 2, Agus- t us 2006, Medan: Fakul t as Hukum Usu, hl m 67; Syari f ah Mahil a, “ Tr adit ional Knowl edge Dal am Sist em Hukum Hak Kekayaan Int el ekt ual Indonesia” , Jur nal Il mi ah Lex Speci al i st , Edi si khusus, Agust us 2010, Jambi: Unbar i.

  7 Anas Hidayat , “ Pembaj akan Produk: Probl ema, St r at egi dan Ant i si pasi St rat egi” , Jur nal Si asat Bi sni s, Vol . 1 No.

  2 Rahayu Hart ini, “ Kaj i an Impl ement asi Pr insip-pr insi p Perl indungan HaKI dal am Per at uran Per-UU-an HaKI di Indonesi a, Humani t y, Vol . 1 No. 1, sept ember 2005, hl m. 46.

  masyarakat asli t radisional ini menj adi menarik Int el ekt ual , Vol . VII, No. 03, Juni 2010, diakses pada web 2010/ kol om-hki / , t anggal 12 Februar i 2011, Jakar t a: Dirj en HKI.

  23 No. 1, f ebruar i 2011, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 117; Sai man, Tant angan Budaya Nasional di er a Gl obal i sasi , Jur nal Best ar i , Vol . 42 Tahun 2009, Mal ang: Univer sit as karena rezim ini masih belum t erakomodasi oleh pengat uran mengenai hak kekayaan int elekt ual, khususnya dalam lingkup int enasional. Penga- t uran hak kekayaan int elekt ual dalam lingkup int ernasional sebagaimana t erdapat dalam Tr ade Rel at ed Aspect s of Int el l ect ual Pr oper t y Ri ght s (TRIPs),

  26 Jurnal Dinamika Hukum

  Vol . 13 No. 1 Januari 2013 Perlu diket engahkan disini, bahwa Perj an- j ian TRIPs sendiri pada dasarnya t elah menim- bulkan konf lik kepent ingan, diant aranya kepen- t ingan para invent or unt uk melindungi invensi- nya, dimana hal ini akan mencipt akan harga yang mahal unt uk suat u invensi yang dit emukan- nya, dengan kepent ingan akan kebut uhan ma- syarakat yang berdaya beli rendah t erhadap in- vensi dimaksud. Selain it u menimbulkan konf lik di ant ara perusahaan dengan penelit i dan kon- sumen, sebagai cont oh, pat en sebagai bent uk monopoli diharapkan meningkat kan inovasi dan ekonomi, t et api t ingginya harga suat u monopoli unt uk mengimbangi biaya invest asi dapat mene- ruskan mot ivasi inovasi yang t elah dihadang oleh penemuan lama.

  dalam dilema. Di sat u sisi rent an t erhadap klaim oleh negara lain, di sisi lain pendaf t aran keka- yaan int elekt ual t radisional sama saj a menghi- langkan nilai budaya dan kesej arahan yang me- lahirkannya dan menggant inya dengan indivi- dualisme dan liberalisme.

  Wilayah Kabupat en Purbalingga memiliki beberapa komodit as asli. Komodit i-komodit i t ra- disional cenderung dihasilkan oleh sekt or usaha kecil menengah (UKM). Semuanya t ak berart i apa-apa j ika komodit as it u "dicuri" pihak lain. Persoalan klaim di bidang hak at as kekayaan in- t elekt ual dalam hubungan perdagangan int er- nasional akan selalu ada, karena kemiripan kre- asi, mot if , desainer kemungkinan sama akan se- lalu ada. Meskipun perbedaan secara prinsipil a- kan ada yang meliput i bent uk mode yang dipe- ngaruhi oleh t rend dan budaya negara masing- masing. Tulisan ini mencoba membahas menge- nai implement asi perlindungan HKI dari karya/ produk masyarakat asli/ t radisional berupa ke- raj inan.

  Permasalahan

  “ Sel ayang Pandang Hak Kekayaan Int el ekt ual ” , Medi a HKI - Bul et i n Inf or masi Dan Ker agaman Hak Kekayaan In- t el ekt ual , Vol . VII, No. 03, Juni 2010, di akses pada web kol om-hki/ , t anggal 12 Februari 2011, Jakart a: Dirj en

  Ada dua permasalahan yang dibahas da- lam art ikel ini. Per t ama, bagaimanakah imple- ment asi perlindungan hukum HKI masyarakat asli/ t radisional di Kabupat en Purbalingga?.

  Ke- dua, f akt or-f akt or apa saj akah yang cenderung menghambat perlindungan hukum HKI masya- rakat asli/ t radisional di Kabupat en Purbalingga? Met ode Penelitian

  Met ode pendekat an yang digunakan da- lam penelit ian ini adalah yuridis sosiologis, de- ngan rancangan penelit ian berupa survey la- pangan, st udi pust aka, st udi perundang-undang- an dan st udi dokument asi. Penelit ian ini berlo- kasi di wilayah Kabupat en Purbalingga. Populasi dalam penelit ian ini adalah pemegang peran da- lam upaya perlindungan HKI masyarakat asli/ t radisional di Kabupat en Purbalingga dan ma- syarakat sebagai pelaku/ produsen, dengan po- pulasi sasaran t erdiri dari Pemerint ah Daerah Kabupat en Purbalingga yang t erkait dengan upa- ya perlindungan Hak Kekayaan Int elekt ual ma- syarakat asli/ t radisional, dalam hal ini adalah Kasi Indust ri agro (Bidang Perindust rian) Dispe- rindagkop Kabupat en Purbalingga, Kabid Perin- dust rian Disperindagkop Kabupat en Purbalingga, Ket ua Paguyuban UMKM Perwira Kabupat en Pur- balingga, sert a Kasubag Jaringan dan Doku- ment asi Hukum Sekret ariat Daerah Kabupat en Purbalingga. Met ode Pengambilan Sampel dila- kukan dengan pur posive sampl i ng. Dat a primer diperoleh melalui wawancara, sedangkan dat a sekunder diperoleh melalui st udi kepust akaan. Dat a t ersebut kemudian dianalisis secara int e- rakt if dengan menggunakan t riangulasi sumber.

8 Kekayaan int elekt ual t radisional Indonesia

  Pembahasan Potensi Wilayah Kabupat en Purbalingga Berdasarkan dat a BPS t ahun 2009, usaha kecil menengah (selanj ut nya disingkat UKM) t e- lah t erbukt i mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis selama lebih dari enam t ahun, keberadaannya t elah dapat memberikan kont ribusi t erhadap PDB sebesar hampir 60%, penyerapan t enaga kerj a sebesar 88, 7% dari se- luruh angkat an kerj a di Indonesia dan kont ribusi UKM t erhadap ekspor t ahun 1997 sebesar 7, 5%.

8 Toet i Herat y N. Roosseno & Ast ri d Monika S. Mel i al a,

  Impl ement asi Perl i ndungan Hukum t erhadap Hak Kekayaan Int el ekt ual …

  27

  ot onomisasi daerah maka pengembangan UKM diarahkan pada beberapa hal. Per t ama, pe- ngembangan lingkungan bisnis yang kondusif ba- gi UKM; kedua, pengembangan lembaga-lemba- ga f inancial yang dapat memberikan akses t er- hadap sumber modal yang t ransparan dan lebih murah; ket i ga, memberikan j asa layanan pe- ngembangan bisnis non f inansial kepada UKM yang lebih ef ekt if ; dan keempat , pembent ukan aliansi st rat egis ant ara UKM dan UKM lainnya at au dengan usaha besar di Indonesia at au di luar negeri. Berkembang at au mat inya UKM da- lam era perdagangan bebas t ergant ung dari ke- mampuan bersaing dan peningkat an ef isiensi sert a membent uk j aringan bisnis dengan lem- baga lainnya.

  Wilayah eks Karisidenan Banyumas sendi- ri, berdasarkan keput usan bersama bupat i di wi- layah eks Karisidenan Banyumas, SKB No. 130 A Tahun 2003, SKB No. 4 Tahun 2003, SKB No. 36 Tahun 2003, SKB No. 48 Tahun 2003 dan SKB No. 16 Tahun 2003 t elah dibent uk lembaga ker- j asama daerah Regional Management Barling- mascakeb yang berorient asi pada regional mar- ket ing. Tuj uan diselenggarakannya kerj asama ini adalah: per t ama, mewuj udkan sinergi dalam pelaksanaan pembangunan ant ar daerah dan dalam pengelolaan sert a pemanf aat an pot ensi daerah unt uk meningkat kan ef isiensi dan ef ek- t ivit as pemanf aat an sumber daya pembangunan; kedua, sinkronisasi dalam penyusunan perat ur- an daerah unt uk mengurangi hambat an birokrasi dalam kegiat an ekonomi dan invest asi; ket i ga, menghindari dan mengeliminasi pot ensi euf oria ot onomi daerah sepert i kegiat an kont ra produk- t if (persaingan yang t idak sehat ant ar daerah); keempat , memperkuat posisi t awar dan mening- kat kan daya saing daerah agar mampu mengak- ses pasar nasional dan int ernasional dalam era globalisasi ekonomi; dan kel i ma, membangun kemit raan ant ar pemerint ah kabupat en dengan pemerint ah provinsi, pemerint ah pusat , dunia usaha sert a dengan lembaga non pemerint ah di t ingkat nasional mau-pun int ernasional.

  Pembent ukan lembaga ini dilandasi per- sepsi dan kemauan bersama unt uk memperoleh manf aat , khususnya dibidang ekonomi. Barling- guna membangun pondasi ekonomi regional me- lalui kegiat an-kegiat an yang menj adi pengungkit (pr i me mover ) pert umbuhan ekonomi di wilayah eks Karisidenan Banyumas.

  Visi lembaga Regional Management Bar- lingmascakeb sendiri adalah mewuj udkan wila- yah Barlingmascakeb sebagai t uj uan invest asi, perdagangan dan wisat a menuj u t ercipt anya masyarakat yang adil dan sej aht era. Misi lem- baga ini adalah: per t ama, mencipt akan iklim invest asi yang kondusif dan mempromosikan po- t ensi invest asi kepada calon invest or; kedua, membangun j ej aring perdagangan produk ung- gulan daerah, baik t ingkat regional, nasional dan int ernasional; ket iga, mempromosikan dan mengembangkan pot ensi wisat a di wilayah Bar- lingmascakeb; keempat , melakukan inovasi-ino- vasi kegiat an dalam rangka mencapai masyara- kat yang adil dan sej aht era.

  Wilayah Kabupat en Purbalingga merupa- kan daerah yang sangat kent al dengan kehi- dupan t radisionalnya. Beberapa komodit i t radi- sional yang kemudian dikembangkan t urun t e- murun dan menunj ukkan karakt erist ik daerah masih bert ahan dit engah era modernisasi.

  Kabupat en Purbalingga t ermasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara adminis- t rat if , Kabupat en Purbalingga t erbagi menj adi 18 kecamat an dan 223 desa dan 15 kelurahan. Jumlah penduduk Kabupat en Purbalingga pada t ahun 2008 sebanyak 896. 272 j iwa, dengan kom- posisi j enis kelamin relat if seimbang, yait u laki- laki 445. 953 j iwa dan perempuan 450. 319 j iwa. Sement ara apabila dilihat dari t ingkat part isi- pasi angkat an kerj a t ahun 2008 sebesar 63, 46%. Penduduk yang t ergolong angkat an kerj a seban- yak 568. 729 orang dan yang bukan angkat an kerj a sebanyak 327. 543 orang.

  Berdasarkan Dat a BPS Kabupat en Purba- lingga Tahun 2009, Dilihat dari pert umbuhan e- konomi, pada Tahun 2008 yang dit unj ukkan oleh PDRB at as dasar harga konst an t umbuh sebesar 5, 85% lebih t inggi dibandingkan t ahun sebelum- nya, sedang-kan apabila dilihat dari pendapat an perkapit a penduduk pada t ahun 2007 ke t ahun 2008 cenderung meningkat . Pada t ahun 2007 pendapat an perkapit a sebesar Rp. 4. 266. 000, -

  28 Jurnal Dinamika Hukum

  21 Indust ri alat - alat dapur dari kayu, rot an dan bambu

  15 Indust ri furnit ur yang belum t er- cakup kelom- pok 36101 hing- ga 36104 330 1, 934 belum ada

  16 Indust ri keraj i- nan yang t idak diklasif ikasikan di t empat lain

  308 9, 71 belum ada

  17 Indust ri Bat ik 242 279 belum ada

  18 Indust ri rot i dan sej enisnya 205 554 belum ada

  19 Indust ri peng- gergaj ian Kayu 180 1, 255 belum ada

  20 Indust ri makan- an dari kedelai & kacang-kaca- ngan lain selain kecap, t empe & t ahu

  166 638 belum ada

  165 256 belum ada

  14 Indust ri penggi- lingan padi dan penyosohan be- ras

  22 Daur ulang Ba- rang-barang lo- gam 141 157 belum ada

  23 Indust ri per- lengkapan dan komponen ken- daraan bermo- t or roda empat at au lebih

  134 589 ada (As- peco)

  24 Indust ri t ali 124 145 belum ada

  25 Indust ri barang dari kayu, rot an gabus, yang t i- dak di-klasifika- sikan di t empat lain

  122 997 belum ada

  26 Indust ri perce- t akan 99 228 belum ada

  27 Indust ri pene- nunan (kecuali penenunan ka- rung goni dan karung lainnya)

  87

  394 1, 039 belum ada

  487 716 belum ada

  Vol . 13 No. 1 Januari 2013 kit ar 17, 93% dan kenaikan t ersebut masih lebih t inggi dibandingkan t ahun sebelumnya. Kabu- pat en Purbalingga memiliki pot ensi indust ri yang relat if besar dengan dukungan hasil pert a- nian yang melimpah, t enaga kerj a produkt if yang cukup, pangsa pasar yang masih t erbuka dan iklim usaha yang kondusif . Iklim usaha yang kondusif sert a adanya j aminan keamanan dan kenyamanan dalam bekerj a t elah mampu mena- rik invest or unt uk menanamkan modalnya.

  1, 008 2, 603 belum ada

  Wilayah Kabupat en Purbalingga memiliki beberapa komodit as asli. Berdasarkan survey la- pangan dan st udi dokument asi t erhadap j enis indust ri dan perlindungan HKI yang ada di wila- yah Kabupat en Purbalingga dapat disaj ikan da- lam t abel mat riks berikut ini:

  Tabel 1. Jenis Indust ri dan Perlindungan HKI No Jenis Industri Jumlah Usaha Jumlah Tenaga Kerj a HKI

  1 Indust ri gula merah 18, 056 37, 254 belum ada

  2 Indust ri anyam- anyaman dari rot an dan bambu

  2, 314 4, 334 belum ada

  3 Indust ri t empe t ahu 1, 892 3, 603 belum ada

  4 Indust ri anyam- an dari t anam- an selain rot an dan bambu

  1, 657 2, 031 belum ada

  5 Indust ri penge- lolaan lain yang t idak diklasif i- kasikan di t em- pat lain

  6 Indust ri keru- puk, kripik, pe- yek dan sej e- nisnya

  13 Indust ri berba- gai macam t e- pung dari padi- padian, bij i-bi- j ian, kacang-ka- cangan, umbi- umbian dan se- j enisnya.

  991 1, 974 belum ada

  7 Indust ri furni- t ur dan kayu 908 2, 188 belum ada

  8 Indust ri kue-kue basah 826 1, 641 belum ada

  9 Indust ri mould- ing dan kompo- nen bahan ba- ngunan

  615 937 belum ada

  10 Indust ri maka- nan yang t idak diklasif ikasikan dit empat lain

  577 1, 283 belum ada

  11 Indust ri bat u bat a dari t anah liat / keramik 556 1, 354 belum ada

  12 Indust ri es krim 531 858 belum ada

  91 belum ada Impl ement asi Perl i ndungan Hukum t erhadap Hak Kekayaan Int el ekt ual …

  29

  12

  12

  52 Indust ri alat - alat musik

  31 belum ada

  12

  51 Indust ri kom- por, & alat pe- manas & alat - alat pemanas ruangan, t anpa menggunakan arus list rik

  42 belum ada

  50 Indust ri Kompo- nen dan Per- lengkapan Ken- daraan Bermo- t or Roda Dua dan Tiga

  53 Indust ri alat - alat dapur dari logam

  29 belum ada

  15

  49 Indust ri keraj in- an ukir-ukiran dari kayu ke- cuali mebeller

  76 ada

  17

  48 Indust ri minyak goreng dari mi- nyak kelapa

  27 belum ada

  11

  17

  20 belum ada

  8

  59 Indust ri furnit ur dari rot an, dan

  58 Indust ri pakaian j adi raj ut an lain nya 8 1, 488 belum ada

  23 belum ada

  8

  57 Indust ri pengu- pasan dan pem- bersihan bij i-bi- j ian selain kopi dan kakao

  9

  25 belum ada

  56 Indust ri barang j adi t ekst il lain nya

  22 belum ada

  10

  55 Indust ri pengu- pasan dan pem- bersihan kacang kacangan

  17 belum ada

  11

  54 Indust ri alat pe- mot ongan dan alat lain, digu- nakan dalam ru- mah t angga

  32 belum ada

  47 Indust ri pemo- t ongan hewan

  28 Indust ri pengo- lahan t eh dan kopi 69 102 belum ada

  63 belum ada

  47 250 belum ada

  36 Indust ri barang- barang dari t a- nah liat / kera- mik unt uk ke- perluan rumah t angga

  51 145 belum ada

  35 Indust ri pakaian j adi dari t ekst il perlengkapan- nya

  (RGG dan wig art )

  34 Indust ri bulu t iruan 52 3, 898 ada

  57

  38 Jasa indust ri unt uk berbagai pekerj aan khu- sus t erhadap lo- gam dan ba- rang-barang da- ri logam 35 120 belum ada

  33 Indust ri barang dari marmer, granit unt uk ke- perluan rumah t angga dan pa- j angan

  32 Indust ri minyak at siri 57 165 belum ada

  60 169 belum ada

  31 Indust ri barang- barang dari lo- gam bukan alu- minium siap pa- sang unt uk ba- ngunan

  64 186 belum ada

  30 Indust ri barang j adi t ekst il, un- t uk keperluan rumah t angga

  29 Indust ri barang- barang dari se- men dan Kapur unt uk konst ruk- si 68 301 belum ada

  37 Indust ri alat pert anian dari logam 40 125 belum ada

  39 Indust ri penggi- lingan dan pem- bersihan padi- padian lainnya

  66 belum ada

  21

  19

  46 Daur ulang ba- rang-barang bu- kan logam

  44 belum ada

  20

  45 Indust ri kopra

  48 belum ada

  44 Indust ri pengo- lahan dan peng- awet an daging

  34

  43 Indust ri maka- roni, mie, espa- ghet i, bihun, soun, dan sej e- nisnya 27 642 belum ada

  42 Indust ri pat i ubi kayu 27 590 belum ada

  41 Indust ri gent eng dari t anah liat / keramik 28 140 belum ada

  61 belum ada

  30

  40 Indust ri j amu

  64 belum ada

  21 belum ada

  30 Jurnal Dinamika Hukum

  3

  3 belum ada

  2

  86 Indust ri barang- barang plast ik lainnya

  8 belum ada

  3

  85 Indust ri buku, brosur, buku musik dan pub- likasi lainny

  10 belum ada

  3

  84 Indust ri vulkani- sir ban

  5 belum ada

  83 Indust ri keper- luan rumah t angga lainnya dari logam

  2

  82 num dalam ke- masan 3 186 belum ada

  12 belum ada

  3

  81 Indust ri penem- paan, penge- presan & peng- gulungan logam

  8 belum ada

  3

  sof t dr ink)

  80 Indust ri minum- an ringan (

  5 belum ada

  3

  87 Indust ri kemas- an dari plast ik

  4 belum ada

  9 belum ada

  92 Indust ri barang- barang dari ka- pur

  2

  95 Indust ri penga- sinan/ pemanis- an buah-buahan dan sayuran

  3 belum ada

  2

  94 Indust ri pengo- lahan & penga- wet an lain un- t uk buah-buah- an dan sayuran

  5 belum ada

  2

  93 Indust ri barang- barang dari lo- gam siap pasang unt uk konst ruk- si lainnya

  5 belum ada

  2

  3 belum ada

  88 Indust ri malt & minuman yang mengandung malt

  2

  91 Indust ri sirop

  5 belum ada

  2

  90 Indust ri kecap

  3 belum ada

  2

  89 Indust ri anggur ( wi ne) dan se- j enisnya

  8 belum ada

  2

  79 Indust ri barang dari kulit dan kulit buat an un- t uk keperluan lainnya

  3

  Vol . 13 No. 1 Januari 2013

  6

  12 belum ada

  5

  67 Indust ri alas ka- ki unt uk keper- luan sehari-hari

  8 belum ada

  5

  66 Indust ri t epung t erigu

  22 belum ada

  6

  65 Indust ri kapuk

  12 belum ada

  64 Indust ri t ungku dan alat pema- nas sej enis yang t idak menggu- nakan arus lis- t rik (bukan un- t uk keperluan rumah t angga)

  4

  63 Indust ri pemin- t alan benang 6 159 belum ada

  6 belum ada

  6

  62 Indust ri barang perhiasan ber- harga unt uk ke- perluan pribadi dari logam mu- lia

  19 belum ada

  6

  61 Indust ri ransum pakan t ernak/ ikan

  45 belum ada

  8

  60 Indust ri pengu- pasan & pem- bersihan umbi- umbian (t erma- suk rizoma)

  68 Indust ri furnit ur dari logam

  10 belum ada

  78 Indust ri furnit ur dari plast ik

  4

  55 belum met ik

  3

  77 Indust ri bahan

  6 belum ada

  4

  76 Indust ri j asa pe- nunj ang perce- t akan

  31 belum ada

  4

  75 Indust ri barang- barang dari se- men dan kapur lainnya

  63 belum ada

  74 Indust ri barang & marmer, gra- nit dan bat u lainnya

  69 Indust ri barang dari kulit dan kulit buat an un- t uk keperluan pribadi

  6 belum ada

  4

  73 Indust ri pemin- dangan ikan dan biot a perairan lainnya

  7 belum ada

  4

  72 Indust ri es krim

  4 652 belum ada

  71 Indust ri pet i ke- mas dari kayu, kecuali pet i ma t i

  70 Indust ri rokok kret ek 4 2, 119 belum ada

  10 belum ada

  4

  3 belum ada Impl ement asi Perl i ndungan Hukum t erhadap Hak Kekayaan Int el ekt ual …

  31

  Indust ri pengo- lahan dan peng- awet an lainnya unt uk ikan dan biot a perairan lainnya

  1 belum ada

  1

  Indust ri lainnya dari gelas

  123

  4 belum ada

  1

  Indust ri alat pert ukangan dari logam

  122

  1 belum ada

  1

  Indust ri perala- t an kedokt eran dan kedokt eran gigi, perlengka- pan ort hopae- dic dan pros- t het ic

  121

  2 belum ada

  1

  120

  Indust ri kain t e- nun ikat

  2 belum ada

  1

  Indust ri kemas- an dan kot ak dari kert as dan kart on

  119

  Indust ri veneer 1 380 belum ada

  118

  3 belum ada

  1

  Indust ri minyak kasar (minyak makan) dari na- bat i dan hewani

  117

  4 belum ada

  1

  Indust ri macam- macam wadah dari logam

  116

  124

  1

  1

  2 belum ada

  1

  Indust ri radio, t elevisi, alat re- kaman suara & gambara, dan sej enisnya

  132

  1 belum ada

  1

  Indust ri per- lengkapan se- peda dan becak

  131

  2 belum ada

  1

  Indust ri karung lainnya

  130

  2 belum ada

  1

  129 Indust ri Cat

  1

  1 belum ada

  Indust ri barang j adi t ekst i un- t uk keperluan kesehat an

  128

  2 belum ada

  1

  Indust ri rokok lainnya

  127

  20 belum ada

  1

  Indust ri barang plast ik lembar- an

  126

  2 belum ada

  1

  Indust ri sabun, dan bahan pem- bersih keperlu- an rumah t ang- ga, t ermasuk past a gigi

  125

  1 belum ada

  115 Indust ri Susu

  96 Indust ri barang dari logam lain- nya yang t idak diklasif ikasikan

  2

  105

  3 belum ada

  2

  Indust ri bumbu masak dan pe- nyedap masak- an

  104

  4 belum ada

  2

  Indust ri kapal/ perahu

  103

  2 belum ada

  2

  Indust ri barang- barang dari t ali

  102

  8 belum ada

  Indust ri pupuk lainnya

  1

  101

  Indust ri barang dari kert as dan kart on yang t i- dak diklasifika- sikan di t empat lain belum ada

  100

  2 belum ada

  2

  99 Indust ri kert a budaya

  17 belum ada

  2

  98 Indust ri pakaian j adi t ekst il dan perlengkapanny a dari kulit

  4 belum ada

  2

  97 Indust ri Barang- barang dari se- men

  5 belum ada

  2

  Indust ri paku, mur dan but

  2 belum ada

  8 belum ada

  1

  1

  Indust ri gula lainnya

  114

  1 belum ada

  1

  Indust ri perala- t an alat lainnya dari logam

  113

  2 belum ada

  1

  Indust ri pengu- pasan, pember- sihan dan sort a- si kopi

  112

  Indust ri panel kayu lainnya 1 237 belum ada

  111

  3 belum ada

  Indust ri barang- barang dari lo- gam alumunium siap pasang un- t uk bangunan

  106

  14 belum ada

  Indust ri berba- gai macam pat i palma

  1

  8 belum ada

  107

  Penerbit an su- rat kabar, j ur- nal, t abloid dan maj alah

  1

  108 Indust ri mainan

  110

  1

  1 belum ada

  109

  Indust ri barang dari marmer & granit unt uk ke- perluan rumah t angga dan pa- j angan

  1

  2 belum ada

  5 belum ada

  32 Jurnal Dinamika Hukum

  Indust ri pemur- nian dan pengi- langan minyak bumi

  1

  1 belum ada

  141

  Indust ri makan- an dari coklat & kembang gula

  1

  4 belum ada

  142

  Indust ri pengo- lahan gula lain- nya selain sirop

  1

  2 belum ada

  143

  1

  1 belum ada

  2 belum ada

  144

  Indust ri perce- t akan kain

  1

  2 belum ada

  145

  Indust ri bordir/ sulaman

  1

  1 belum ada

  Komodit i-komodit i t radisional cenderung dihasilkan oleh sekt or UKM dan dapat dibedakan berdasarkan klust ernya t erdiri dari: per t ama, handycr af t (keraj inan t empurung, bambu dan kayu); kedua, sapu, sulak; ket i ga, makanan, (emping j agung, mino, keripik); keempat , sepa- t u; kel i ma, minuman, (susu segar, j amu t radi- sional); keenam, gula merah; ket uj uh, knalpot ; kedel apan, konveksi; kesembi l an olahan kede- lai (t ahu, t empe, susu kedelai).

  Berdasarkan t abel t ersebut dapat dides- kripsikan bahwa UKM memberikan kont ribusi berkait an dengan penyediaan lapangan peker- j aan. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sekt or yang mempunyai peranan yang pent ing, karena se- bagian besar j umlah penduduknya berpendidi- kan rendah dan hidup dalam kegiat an usaha

  Peranan usaha kecil t ersebut menj adi bagian yang diut amakan dalam set iap perencanaan t a- hapan pembangunan yang dikelola oleh dua ke- ment erian, yait u kement erian Perindust rian dan Perdagangan dan Kement erian Koperasi dan U- saha kecil dan Menengah, namun demikian usa- ha pengembangan yang t elah dilaksanakan ma- sih belum memuaskan hasilnya, karena pada ke- nyat aannya kemaj uan UKM, apabila dit inj au dari sisi perlindungan HKI, masih sangat relat if rendah. Hal ini mengingat dari 145 j umlah in- dust ri yang ada, baru ada 4 pendaf t aran HKI, yait u unt uk Indust ri Perlengkapan dan Kompo- nen Kendaraan Bermot or Roda Empat at au lebih t elah mendaf t arkan merek “ Aspeco” , Indust ri Bulu Tiruan t erdapat dua merek yait u “ RGG” dan “ wig art ” , sert a Indust ri Pupuk Alam/ Non Sint esis Hara Makro Primer t erdapat sat u merek yait u “ Tiga Daun” .

  140 Indust ri Gips

  1

  Vol . 13 No. 1 Januari 2013 133

  136

  Indust ri Alat Permainan

  1

  1 belum ada

  134

  Indust ri Pakaian Jadi/ Barang j adi dari kulit berbulu dan at au aksesoris berbulu

  1

  11 belum ada

  135

  Reproduksi Film dan Video

  1

  5 belum ada

  Indust ri Permat a

  Indust ri Kapur

  1

  1 belum ada

  137

  Indust ri Pupuk Alam/ Non Sint esis Hara Makro Primer

  1

  2 ada (Tiga

  Daun)

  138

  Indust ri bat a t a- han api dan se- j enisnya

  1

  7 belum ada

  139

  Implement asi Perlindungan Hukum Hak Keka- yaan Int elektual Masyarakat Asli/ Tradisional di Kabupat en Purbalingga Salah sat u pelaku usaha yang memiliki ek- sist ensi pent ing namun kadang dianggap “ t er- lupakan” dalam percat uran kebij akan di negeri ini adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pa- dahal j ika dit elaah lebih j auh dan mendalam, peran UKM bukanlah sekedar pendukung dalam kont ribusi ekonomi nasional. UKM dalam pere- konomian nasional memiliki peran yang pent ing dan st rat egis. Kondisi t ersebut dapat dilihat dari berbagai dat a empiris yang mendukung bahwa eksist ensi UKM cukup dominan dalam perekono- mian Indonesia. Berdasarkan Dat a Badan Pusat St at ist ik (BPS) dan Kement erian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada 2005 ada beberapa hal yang perlu dicermat i. Per t ama, j umlah in- dust ri yang besar dan t erdapat dalam set iap sekt or ekonomi. Pada t ahun 2005 t ercat at j um- lah UKM adalah 44, 69 unit at au 99, 9% dari j um- lah t ot al unit usaha; kedua, pot ensinya yang besar dalam penyerapan t enaga kerj a. Set iap unit invest asi pada sekt or UMKM dapat mencip- t akan lebih banyak kesempat an kerj a bila di- bandingkan dengan invest asi yang sama pada usaha besar. Sekt or UMKM menyerap 77, 68 j ut a Impl ement asi Perl i ndungan Hukum t erhadap Hak Kekayaan Int el ekt ual …

  33

  kerj a yang bekerj a; dan ket i ga, kont ribusi UM- KM dalam pembent ukan PDB cukup signif ikan yakni sebesar 54, 22% dari t ot al PDB.

  Produk masyarakat asli/ t radisional di Pur- balingga cenderung di hasilkan dari sekt or UKM. UKM memberikan kont ribusi berkait an dengan penyediaan lapangan pekerj aan. Dalam pemba- ngunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digam- barkan sebagai sekt or yang mempunyai peranan yang pent ing, karena sebagian besar j umlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiat an usaha kecil baik disekt or t radisi- onal maupun modern. Peranan usaha kecil t er- sebut menj adi bagian yang diut amakan dalam set iap perencanaan t ahapan pembangunan yang dikelola oleh dua kement erian t ersebut . Namun demikian usaha pengembangan yang t elah dilak- sanakan masih belum memuaskan hasilnya, ka- rena pada kenyat aannya kemaj uan UKM, apabila dit inj au dari sisi perlindungan HKI nya masih sa- ngat relat if rendah. Hal ini mengingat dari 145 j umlah indust ri yang ada, baru ada 4 pendaf t ar- an HKI, yait u unt uk Indust ri Perlengkapan dan Komponen Kendaraan Bermot or Roda Empat at au lebih t elah mendaf t arkan merek “ Aspeco” , Indust ri Bulu Tiruan t erdapat dua merek yait u “ RGG” dan “ wig art ” , sert a Indust ri Pupuk A- lam/ Non Sint esis Hara Makro Primer t erdapat sat u merek yait u “ Tiga Daun” .

  Kondisi t ersebut t ent u saj a miris, meng- ingat saat ini era nya adalah era liberalisasi di- bidang perdagangan, di mana t erhadap set iap karya harus dihargai dengan sej umlah mat eri. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ke- t at , karena semakin t erbukanya pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UKM dengan semakin banyaknya barang dan j asa yang masuk sebagai akibat globalisasi. Oleh karena it u, pembinaan dan pengembangan UKM saat ini di- rasakan semakin mendesak dan sangat st rat egis unt uk mengangkat perekonomian rakyat , maka kemandirian UKM dapat t ercapai dimasa men- dat ang. Berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkat kan pendapat an masyarakat , membuka kesempat an kerj a dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.

  Upaya dari Disperindagkop dalam rangka syarakat Purbalingga, berdasarkan wawancara dengan Kasi Indust ri Agro (Bidang Perindust rian) Disperindagkop Kabupat en Purbalingga pada t anggal 16 April 2012 ant ara lain: per t ama, mengadakan sosialisasi at au penyuluhan menge- nai art i pent ingnya hak kekayaan int elekt ual; kedua, mengadakan kerj a sama dengan Klinik HKI Universit as Diponegoro dan Sent ra HKI Uni- versit as Jenderal Soedirman; ket i ga, mengada- kan pembant uan dalam pengurusan penerbit an sert if ikat HKI, dalam hal ini adalah sert if ikat Merek dan pat en; keempat , mengadakan peme- riksaan t erhadap merek-merek yang sudah t er- daf t ar; dan kel i ma, pemberian konsult asi dan inf ormasi yang berkait an dengan pengurusan merek. Poin 4 dan 5 merupakan program yang relat if baru dilaksanakan pada t ahun 2012. Hal senada j uga disampaikan Ket ua Paguyuban UKM Perwira Kabupat en Purbalingga pada Wawan- cara t anggal 9 April 2012 bahwa pemerint ah da- erah melalui Disperindagkop mengadakan a- rahan, penyuluhan dan pelat ihan- pelat ihan. Hal ini menunj ukkan keseriusan dari pihak eksekut if dalam hal ini Disperindagkop Kabupat en Purba- lingga dalam rangka usaha perlindungan HKI t er- hadap produk-produk masyarakat asli/ t radisi- onal. Selain it u, dalam rangka perlindungan HKI bagi produk t radisional, langkah yang dilakukan disperindagkop yait u: per t ama, adanya t rans- paransi dari Disperindagkop t erhadap segala se- suat u yang berhubungan dengan pendaf t aran merek maupun pat en; kedua, pet ugas dari Dis- perindagkop lebih proakt if dalam memberikan inf ormasi t erkait pendaf t aran merek dan pat en; ket i ga, adanya monit oring dari Disperindagkop t erhadap produk-produk asli/ t radisional masya- rakat Purbalingga yang nant inya dapat dimint a- kan HKI; dan keempat , adanya t enaga penyuluh mengenai HKI.

  Berdasarkan penj elasan t ersebut , upaya yang dilakukan oleh Disperindagkop baru seke- dar sosialisasi melalui penyuluhan-penyuluhan, it u pun baru sekedar inf ormasi cara mempero- leh hak, belum sampai pada t eknis penyusunan permohonan pendaf t aran hak. Penyuluhan yang dilakukan Disperindagkop t ersebut akan sia-sia t anpa ada peran akt if dari pengusaha (UKM),