6. DAFTAR PUSTAKA - 08.70.0079 M.M.Citra Dewi DAFTAR PUSTAKA

  6. DAFTAR PUSTAKA Adawyah, R. (2007). Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

  Afrianto, E. dan Evi Liviawaty. (1989). Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

  Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

  Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2002). Cara Produksi Pangan yang Baik Untuk Industri Rumah. http://www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 21 agustus 2012. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2010). Peran Serta Konsumen dalam Menjaga Keamanan Pangan. Badan POM RI. Volume XI, No.3. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK. 03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga. http://www2.pom.go.id/public/hukum perundangan/pdf/Per CPPB-IRT.pdf. Diakses pada tanggal 7 Januari 2013. CSIRO Food and Nutritional Sciences. (2010). Make It Safe A Guide to Food Safety. Australia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098. MenKes/SK VII/2003. Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod kemenkes/KMK%20nO.%201098%20%ttg%Persyaratan%20Hygiene%20Sanitasi%20Ruma h%20Makan%20Dan%20Restoran.pdf. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013. Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil. (1998). Konsep Penerapan PMMT Berdasarkan Konsepsi HACCP. Dirjen Perikanan. Subdit Pengolahan Hasil. Estiasih, T. dan Ahmadi. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan Edisi I Cetakan I. Bumi Aksara. Jakarta. Food Standards Agency Publication. (2006). Food Business: Guidance on Compliance with Food Hygiene and Safety Requirements for Retail Premises. www.eden.gov.uk%2FEasySite

  

Web%2FGatewayLink.aspx%3FalId%3D20589&ei=jq5oUoLyN4KtrAfNnYGIAQ&usg=AF

QjCNHQJ2nXZYEL4_MqzO1FralAVyqfg&bvm=bv.55123115,d.bmk . Diakses pada tanggal

  25 Oktober 2013.

  Forsythe, S.J. and P.R. Hayes. (1998). Food Hygiene, Microbiology and HACCP. Aspen Publication, Maryland. Frazier, W. C. And D. C. WestHoff (1988). Food Microbiology. Fourth Edition. McGraw- Hill book Company. Singapore.

  Giambrone,  

  C.   (2013).   Critical Sanitation Issues in Food Service. http://www.foodquality.com/details/article/807389/Critical_Sanitation_Issues_in_Foo d_Service.html?tzcheck=1 . Diakses pada tanggal 24 Oktober 2013.

  Hadioetomo, R.S. (1993). Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hariyadi, R. D. (2005). Bakteri Indikator Sanitasi dan Keamanan Air Minum. Department of Food Science and Technology, IPB. http://web.ipb.ac.id . 1 Juli 2012. Kaisa. (2012). Welcome to Kota Bandeng Kendal.

  http://ayoholiday.com/kotabandeng/index.php . Diakses pada tanggal 7 Juli 2013.

  KepMen Kelautan dan Perikanan RI. (2007). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. Kep. 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi.

  http://djpsdkp.kkp.go.id/pdf/PERATURAN%20MENTERI/PER-01-MEN-2007.pdf . Diakses pada tanggal 5 Februari 2013.

  Kennedy, J.; D.J. Bolton; V. Jackson; and I. Blair. (2005). A Study of Consumer Food Safety Knowledge, Microbiology and Refrigeration Temperatures in Domestic Kitchens On The Island of Ireland. Http://www.safefood.eu/Global/Publication/Reserch%20reports/Astudy OfConsumerFoodSafetyKnowledge_MicrobiologyAndRefrigerationTemperaturesInDomestic KitchensOnTheIslandOfIreland.pdf?epslanguage=en. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2013.

  Longree, K and G. Armbruster. (1996). Quantity Food Sanitation 5 th Edition. JohnWiley & sons, Inc. Canada Millah, A. H (2001). Identifikasi Protozoa dan Mikroalga. Skripsi.

  http://www.scribd.com/doc/137635935/Laporan-4-Identifikasi-Protozoa-Dan-Mikroalgae .

  Diakses pada tanggal 22 Juli 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No:416/MENKES/PER/IX/1990 tentang : Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. (1990).

  http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/55_permenkes%20416.pdf . Diakses pada tanggal 15 Agustus 2013.

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. http://pphp.deptan.go.id/download/regulasi/peraturan_pemerintah/pp_69_1999.pdf . Diakses pada tanggal 16 September 2013.

  Retnaningsih, Ch. (2005). Pangan dan Kesehatan. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

  Roday, S. (1999). Food Hygiene and Sanitation. Tata McGraw Hill Publishing Co. Ltd. New Delhi.

  Soekarto, S.T. (1990). Dasar-dasar pengawasan dan sandarisasi mutu pangan. Depdikbud Ditjen Dikti. PAU. Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Standar Nasional Indonesia. (2006). SNI 01-2332.1-2006 Cara Uji Mikrobiologi-Bagian 1 : Penentuan Coliform dan Escherichia coli Pada Produk Perikanan. Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia. (2008). SNI 2897:2008 Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Telur, dan Susu serta Hasil Olahannya. Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia. (2009). SNI 7388: 2009 Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional. Sudarmadji. (2005). Analisis dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 1, No.2, Januari 2005. Keamanan Pangan dan Kontaminasi Sunarto. (2002). Pelatihan Pengendalian Mutu Produk Makanan dan Minuman untuk Ekspor. Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia. Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Jawa Tengah, dan Balai Latihan Koperasi dan Balai Sumber Daya Jawa Tengah. Semarang Syarief. R., S. Santausa dan Isyana. (1989). Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Thorner, M.E. and P.B. Manning (1983). Quality Control in Foodservice, Revised Edition. AVI Publishing Company, INC. Westport, Connecticut. Trihendrokesowo, J, Wibowo, R. Koesnijo, M. Ramos, S. Haksohusodo, S. Ristanto, M. Mustofa, N. Ritiswati, T. Apandi, dan Praseno. (1989). Petunjuk Laboratorium Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

  Volk & Wheeler. (1990). Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta.

  

Widiyanti, N. L. P. M dan N. P. Ristiati. (2004). Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada

Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1,

April 2004: 64-73. ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/download/1332/pdf .

  Diakses tanggal 2 Maret 2013. Winarno, F.G. (1993). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

  Winarno, F.G. dan Surono. (2004). GMP Cara Pengolahan Pangan yang Baik. Bogor, M- BRIO PRESS,cetakan 2.

                                       

  

LAMPIRAN 1. Checklist CPPB-IRT disertai KepMen Kelautan dan Perikanan RI No.

Kep. 01/MEN/2007 dan SNI 01-2729.3-2006 Checklist Lingkungan Produksi

  Sesuai Tidak No. Lingkungan Produksi CPPB- Sesuai Keterangan

IRT CPPB-IRT

  1. Apakah lingkungan produksi bebas

  pencemaran, semak belukar dan genangan air?

  2. Apakah lingkungan produksi bebas

  dari sarang hama, khususnya serangga dan binatang pengerat?

  3. Apakah lingkungan produksi tidak

  berada di daerah sekitar tempat pembuangan sampah baik sampah padat maupun sampah cair?

  4. Apakah sampah di lingkungan

  produksi selalu dibuang dan tidak menumpuk serta tempat sampah selalu tertutup? Apakah jalan di lingkungan produksi 5. dipelihara supaya tidak berdebu dan selokannya berfungsi dengan baik?

  Checklist Bangunan dan Fasilitas Sesuai Tidak No. Bangunan dan Fasilitas CPPB- Sesuai Keterangan

IRT CPPB-IRT

  1. Apakah ruang produksi cukup luas dan

  mudah dibersihkan?

  2. Apakah lantai dibuat dari bahan kedap

  air, rata, halus, tetapi tidak licin, kuat mudah dibersihkan dan dibuat miring untuk memudahkan pengaliran air?

  3. Apakah lantai harus dalam keadaan

  bersih dari debu, lendir dan kotoran lainnya? Apakah dinding dibuat dari bahan 4. kedap air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah mengelupas, kuat dan mudah dibersihkan?

  5. Apakah dinding harus selalu dalam

  keadaan bersih dari debu, lendir, dan kotoran lainnya?

  6. Apakah konstruksi langit-langit tempat produksi didisain dengan baik dan mudah dibersihkan?

  7. Apakah langit-langit tempat produksi

  selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang labah-labah dan kotoran lainnya? Apakah pintu dan jendela bagian 8. proses produksi dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah pecah, rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan?

  9. Apakah pintu, jendela dan lubang

  angin tempat proses produksi dilengkapi dengan kawat kasa yang dapat dilepas untuk memudahkan pembersihan dan perawatan?

  10. Apakah pintu tempat proses produksi

  didisain membuka ke luar/ ke samping?

  11. Apakah pintu tempat proses produksi

  dapat ditutup dengan baik dan selalu dalam keadaan tertutup?

  12. Apakah lubang angin cukup mengalir,

  selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan tidak dipenuhi sarang laba

  • – laba?

  13. Apakah ruang produksi cukup terang

  dan terdapat tempat untuk mencuci tangan?

  14. Apakah tempat ruang produksi tersedia

  perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)?

  15. Apakah terdapat tempat penyimpanan

  khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan pencuci, pelumas dan oli?

  16. Apakah tempat penyimpanan mudah

  dibersihkan dan bebas dari hama?

  Checklist Peralatan Produksi Sesuai Tidak CPPB- Sesuai

  IRT / No. Peralatan Produksi CPPB- IRT Keterangan SNI 01- / SNI 01- 2729.3- 2729.3-2006 2006

  1. Apakah peralatan yang digunakan berkarat, tidak retak dan mudah dibersihkan serta tidak merupakan sumber pencemaran jasad renik?

  2. Apakah peralatan yang permukaannya

  kontak langsung dengan pangan tersebut halus dan rata, tidak bercelah, tidak mengelupas dan tidak menyerap air? Apakah peralatan produksi diletakkan 3. sesuai dengan urutan prosesnya?

  4. Apakah peralatan dipelihara dengan

  baik dan selalu dalam keadaan bersih sebelum, selama, dan sesudah digunakan?

  Checklist Suplai Air Sesuai Tidak No. Suplai Air CPPB- Sesuai Keterangan

IRT CPPB-IRT

  1. Apakah air yang digunakan dalam

  proses produksi dalam keadaan bersih dalam jumlah yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi?

  2. Apakah sumber dan pipa air pada

  tempat proses produksi untuk keperluan selain pengolahan pangan terpisah dan diberi warna yang berbeda?

  3. Apakah air yang kontak langsung

  dengan pangan sebelum diproses telah memenuhi persyaratan air bersih?

  Checklist Fasilitas dan Kegiatan Hygiene dan Sanitasi Sesuai Tidak Fasilitas dan Kegiatan Hygine dan No. CPPB- Sesuai Keterangan Sanitasi

IRT CPPB-IRT

  1. Apakah alat cuci/ pembersih seperti

  sikat, pel, deterjen, dan bahan sanitasi tersedia dan terawat dengan baik?

  2. Apakah air panas dapat digunakan

  untuk membersihkan peralatan tertentu? Apakah fasilitas higiene karyawan 3. seperti tempat cuci tangan dan toilet / jamban tersedia dalam jumlah yang bersih?

  4. Apakah pintu toilet / jamban selalu

  dalam keadaan tertutup?

  5. Apakah pembersihan dilakukan secara

  fisik seperti dengan sikat atau secara kimia seperti dengan deterjen atau gabungan keduanya dan jika diperlukan penyucihamaan menggunakan kaporit sesuai petunjuk yang dianjurkan?

  6. Apakah kegiatan pembersihan

  penyucian dan penyucihamaan peralatan dilakukan secara rutin?

  7. Apakah ada karyawan yang

  bertanggung jawab terhadap kegiatan pembersihan, pencucian, dan penyucihamaan?

  Checklist Pengendalian Hama Tidak Sesuai Sesuai No. Pengendalian Hama Keterangan CPPB-IRT CPPB-

  IRT

  1. Apakah lubang-lubang dan selokan

  selalu dalam keadaan tertutup? Apakah terdapat hewan peliharaan 2. seperti anjing, kucing, dan ayam berkeliaran di pekarangan IRT dan ruang produksi?

  3. Apakah bahan pangan tercecer yang

  dapat mengundang hama?

  4. Apakah IRT memeriksa lingkungan

  menyadari kemungkinan timbulnya sarang hama?

  5. Apakah hama diberantas dengan cara

  tidak mempengaruhi mutu dan keamanan pangan?

  6. Apakah dilakukan pemberantasan

  hama secara fisik dan kimia seperti dengan perangkap tikus dan racun tikus?

  7. Apakah industri melakukan

  pemberantasan hama dengan bahan kimia dengan pertimbangan tidak mencemari pangan?

  Tidak Sesuai Sesuai No. Kesehatan dan Hygiene Karyawan Keterangan CPPB-IRT CPPB-

  IRT

  1. Apakah karyawan yang sakit atau baru

  sembuh dan diduga masih membawa penyakit diperkenankan bekerja di pengolahan pangan? Apakah karyawan yang menunjukkan 2. gejala atau sakit misalnya sakit kuning (virus hepatitis A), diare, sakit perut, muntah, demam, sakit tenggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka dll), keluarnya cairan dari telinga (congek), sakit mata (belekan), dan atau pilek diperkenankan mengolah pangan?

  3. Apakah karyawan diperiksa dan diawasi

  kesehatannya secara berkala?

  4. Apakah karyawan selalu menjaga

  kebersihan badannya? Apakah karyawan mengenakan pakaian 5. kerja / celemek lengkap dengan penutup kepala, sarung tangan, dan sepatu kerja?

  6. Apakah karyawan menutup luka dengan

  perban?

  7. Apakah karyawan selalu mencuci

  tangan dengan sabun sebelum memulai kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahan mentah atau bahan / alat yang kotor dan sesudah keluar dari toilet / jamban?

  8. Apakah karyawan boleh bekerja sambil

  mengunyah, makan dan minum, merokok, meludah, bersin, atau batuk ke arah pangan, boleh mengenakan perhiasan seperti giwang, cincin, gelang, kalung, arloji, dan peniti?

  Checklist Pengendalian Proses Menurut CPPB - IRT No. Pengendalian Proses Sesuai Tidak Keterangan CPPB-IRT Sesuai CPPB-

  IRT

  1. Apakah IRT menentukan jenis, jumlah

  dan spesifikasi bahan baku?

  2. Apakah IRT menerima bahan pangan

  3. Apakah IRT menentukan proses

  produksi pangan yang baku dan membuat badan alir atau urutan - urutan prosesnya secara jelas?

  4. Apakah IRT menentukan jenis, ukuran,

  dan spesifikasi kemasan yang digunakan?

  5. Apakah IRT menggunakan bahan

  kemasan yang sesuai untuk pangan? Apakah IRT mencatat dan menggunakan 6. informasi untuk pemantauan?

  Checklist Pengendalian Proses menurut SNI 01-2729.3-2006 Tidak Sesuai SNI Sesuai No. Pengendalian Proses 01-2729.3- SNI 01- Keterangan 2006 2729.3- 2006

  Apakah bahan baku bersih, bebas dari 1. setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu dan membahayakan kesehatan?

  2. Apakah bahan baku diterima secara

  organoleptik yang mempunyai karakteristik kesegaran seperti kenampakan: mata cerah, cemerlang; bau: segar; tekstur:elastis, padat, kompak; dan ditangani secara hati-hati, cepat, cermat, dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C?

  3. Apakah sortasi mutu dilakukan secara

  organoleptik, dilakukan sortasi jenis, dan sortasi ukuran secara hati-hati cepat, cermat, dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C?

  4. Apakah ikan dicuci dengan hati-hati

  menggunakan air bersih dingin yang mengalir secara cepat, cermat, dan saniter dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C?

  5. Apakah ikan disiangi dengan cara

  membuang insang dan isi perut dan dilakukan dengan cepat, cermat, saniter dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C?

  6. Apakah ikan segar dilakukan

  penyimpanan dingin atau penampungan dengan suhu produk maksimal 5°C?

  7. Apakah ikan yang besar dan kecil

  ditimbang menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi dan dilakukan dengan mempertahankan suhu produk maksimal 5°C? Apakah ikan segar disusun dalam wadah 8. berinsulasi (steroform) yang dilapisi dengan plastik dengan posisi perut menghadap ke atas yang selanjutnya diberi es, es curai, atau es kering untuk mempertahankan suhu produk maksimal 5°C selama transportasi?

  

Checklist Pengendalian Proses Menurut KepMen Kelautan dan Perikanan RI Nomor

KEP.01 MEN/2007 Tidak Sesuai Sesuai KEP.01 KEP.01 Keterangan No. Pengendalian Proses MEN/ MEN/

  

2007

2007

  1. Apakah produk diberi wadah yang

  digunakan untuk mengangkut atau menyimpan produk segar dan diberi es kemudian disimpan di ruang dingin sebelum ditangani, dikemas, dan dikirim? Apakah es yang digunakan dengan 2. atau tanpa garam terbuat dari air minum atau air laut bersih dan ditampung dalam wadah yang khusus dengan kondisi yang higienis dan terjaga kebersihannya?

  3. Apakah pemfiletan dan pemotongan

  dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah kontaminasi atau pembusukan dan dilakukan pada tempat yang terpisah dari tempat pemotongan kepala dan pembuangan isi perut?

  4. Apakah isi perut dan bagian yang

  dapat membahayakan kesehatan akan dikonsumsi?

  5. Apakah wadah untuk penampungan

  limbah tidak bocor dan tertutup serta mudah dibersihkan dan disanitasi?

  6. Apakah tempat penampungan sampah

  selalu dibersihkan dan disanitasi sebagaimana mestinya agar tidak menjadi kontaminasi UPI atau lingkungan?

  Checklist Label Pangan Tidak Sesuai Sesuai CPPB- CPPB- No. Label Pangan

IRT/SNI

  IRT/ Keterangan 01-2729.3- SNI 01- 2006 2729.3- 2006

  1. Apakah label pangan yang dihasilkan

  IRT memenuhi ketentuan peraturan pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan?

  2. Apakah kemasan produk ikan segar

  yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca?

  3. Apakah penandaan (label)

  mencantumkan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan nama produk, jenis produk, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat unit pengolahan, ada tambahan lain, tanggal dan bulan serta tahun produksi, tanggal dan bulan serta tahun kadaluarsa, kode produksi, dan nomor Sertifikasi Produksi (P-IRT/ SNI)?

  Checklist Penyimpanan Pangan Tidak Sesuai Sesuai No. Penyimpanan Pangan Keterangan CPPB-IRT CPPB-

  IRT

  1. Apakah penyimpanan bahan dan

  produk pangan dilakukan di tempat yang bersih?

  2. Apakah bahan baku dan produk akhir

  masing - masing disimpan terpisah dan diberi tanda untuk membedakan memenuhi syarat dengan yang tidak memenuhi syarat?

  3. Apakah penyimpanan bahan baku

  sesuai dengan suhu penyimpanannya?

  4. Apakah produk akhir yang lebih

  dahulu diproduksi digunakan atau diedarkan terlebih dahulu?

  5. Apakah bahan berbahaya seperti

  pemberantas serangga, tikus, kecoa, bakteri, dan bahan berbahaya lainnya disimpan dalam ruangan terpisah dan selalu diawasi penggunaannya?

  6. Apakah kemasan dan label disimpan

  dalam tempat yang bersih dan jauh dari cemaran dan disimpan secara rapi dan teratur?

  7. Apakah peralatan yang telah

  dibersihkan dan disanitasi disimpan di tempat bersih?

  Checklist Penanggung Jawab Tidak Sesuai Sesuai No. Penanggung Jawab Keterangan CPPB-IRT CPPB-

  IRT

  1. Apakah penanggung jawab

  mempunyai pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan praktek higiene dan sanitasi pangan serta proses produksi pangan yang ditanganinya?

  2. Apakah kegiatan pengawasan

  dilakukan secara rutin?

  Checklist Penarikan Produk Tidak Sesuai Sesuai No. Penarikan Produk Keterangan CPPB-IRT CPPB-

  IRT

  1. Apakah pemilik IRT menarik produk

  pangan dari peredaran jika diduga menimbulkan penyakit atau keracunan pangan? Apakah pemilik IRT menghentikan 2. produksinya sampai masalah terkait diatasi? penarikan produknya ke pemerintah kabupaten / kota setempat dengan tembusan kepada Balai Besar / Balai Pengawasan Obat dan Makanan Setempat? Apakah pangan yang terbukti 4. berbahaya bagi konsumen dimusnahkan?

  Checklist Pencatatan dan Dokumentasi Sesuai Tidak No. Pencatatan dan Dokumentasi CPPB- Sesuai Keterangan

IRT CPPB-IRT

  1. Apakah pemilik IRT mencatat dan

  mendokumentasikan penerimaan bahan baku?

  2. Apakah pemilik IRT mencatat dan

  mendokumentasikan produk akhir sekurang - kurangnya memuat nama jenis produk, tanggal produksi, kode produksi, dan jumlah produksi?

  3. Apakah pemilik IRT mencatat

  dokumen dan disimpan selama 2 (dua) kali umur simpan produk yang dihasilkan?

  Checklist Pelatihan Karyawan Tidak

  

Sesuai

Sesuai No. Pelatihan Karyawan CPPB- Keterangan CPPB-

  

IRT

  IRT

  1. Apakah pemilik IRT sudah

  pernah mengikuti penyuluhan tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB - IRT)?

  2. Apakah pemilik IRT tersebut

  menerapkannya serta mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada karyawan yang lain?

  

LAMPIRAN 2. Indeks APM dengan tingkat kepercayaan 95% untuk berbagai

  1

  2

  3 kombinasi hasil positif dari 3 seri tabung pada pengenceran 10 , 10 , 10 th

  Sumber : Food and Drug Administration Bacteriological Analytical Manual. 8 edition , 1988 dalam SNI 01-2332.1-2006