BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN - Zakariaardiputra BAB III

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penilitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

  metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis bersifat kuantitatif/statistik, 2015). Penelitian ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan juga menggunakan analisis data dengan prosedur yang bertujuan untuk menguji hipotesis.

  Dalam penelitian ini akan menganalisis hubungan antara variabel independen kualitas produk dan nilai pelanggan dengan variabel dependen kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan pada pelanggan Rocket Chicken di Purwokerto. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan hasil analisis untuk mendapatkan informasi yang akan disimpulkan sebagai hasil penelitian.

B. POPULASI DAN SAMPEL

  1. Populasi Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

  30 tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan atau konsumen Rocket chicken yang terdapat enam gerai di Purwokerto. Salah satunya berlokasi di Jl. Dr Suparno No.2, Karangwangkal, Arcawinangun.

  Yang kedua berlokasi di Jl. Adipati Mersi, Mersi Purwokerto Timur. Yang ketiga berlokasi di Taman balai Kemambang Jl. Karang Kobar No.9. Yang keempat berlokasi di Jl. Letjen Polisi Suparto, Purwosari, Baturaden. Yang kelima berlokasi di Jl. KS Tubun Gang Kurma No. 72, Rejasari Purwokerto

2. Sampel

  Menurut Sugiono (2015) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisik yang yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability

  

sampling dan purposive sampling. Non probality sampling adalah teknik

  pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel, sedangkan

  

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

  tertentu kriteria pertimbangan penelitian ini yaitu pelanggan yang sudah pernah makan di rocket chicken minimal 2x, karena karakterisik ini responden mampu menjawab dan memahami pertanyaan kuisioner secara objektif. Dan

  31 kriteria umur minimal 17 Tahun, dengan karakterisik ini jawaban responden mampu untuk di pertanggung jawabkan.

  Populasi dari para pelanggan rocket chicken di purwokerto yang terdapat enam gerai tidak dapat diketahui jumlahnya, oleh karena itu peneliti menggunakan rumus Lemeshow oleh Stanley Lemeshow (1997) dalam Murti (2013) untuk mengetahui jumlah sampel, maka besar sampel dihitung yaitu: Keterangan: n = jumlah sampel minimal yang diperlukan Z = nilai standar dari distribusi nilai = 5% = 1,96 P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50% Q = 1- P L = tingkat ketelitian 10% Berdasarkan rumus, maka n =

  ( ) ( )

  Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 responden pelanggan Rocket Chicken yang terdapat

  32 enam gerai di Purwokerto. Berdasarkaan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan menjadi 120 orang untuk mengantisipasi kesioner yang tidak dapat digunakan dalam penelitian atau pengelolahan data.

C. METODE PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner.

  Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2015). Metode analisis data menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, skala yang dipakai untuk penyusunan kuesioner adalah skala ordinal atau sering disebut skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Cukup setuju (N) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)

  33

  D.

VARIABEL PENELITIAN

  1. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepuasan Pelanggan (Y1) dan Loyalitas Pelanggan (Y2).

  2. Variabel bebas atau indipendent variabel (X) Merupakan variabel yang pempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas Variabel Intervening

  Tuckiman (1988) dalam Sugiono (2015) menyatakan

  “ An intervening variabel is that factor that theoretically affect the observed phonomenon but cannot be seem, measure, or manimulate”. Variabel intervening adalah

  variabel yang secara teroritis mempengaruhi hubungan antara variabel indipenden dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel indipenden dan dependen, sehingga variabel indipenden tidak langsung mempengaruhi berubah atau timbulnya variabel dependen. Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu Kepuasan Pelanggan (Z).

  34

  

35

E. DEFINISI OPRASIONAL

  No Variabel Konsep definisi Oprasional Indikator Variabel Dependen

  1. Kepuasan Pelanggan Konsep: Kepuasan (StatisFaction) adalah perasaan senang atau kecewa seorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang di persiapkan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi merek.

  (Kottler, Keller 2009) Oprasional: Perasaan senang atau kecewa seorang dalam kualitas produk makanan di rocket chicken purwokerto yang timbul karna membandingkan kinerja yang di persiapkan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi rasa makanan.

  1. Pengalaman yang memuaskan

  2. Kesenangan hati (Yesenia dan Siregar, 2014)

  2. Loyalitas Pelanggan Konsep: Loyalitas (loyality) adalah komitmen yang di pegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang di sukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.

  (Kottler, Keller 2009) Oprasional: Loyalitas (loyality) adalah komitmen yang di pegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang di sukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan rocket chicken dipurwokerto beralih.

  1. Merekomendasika n Rocket Chicken kepada pihak lain

  2. Kemungkinan akan kembali ke Rocket Chicken lagi

  3. Jarang melakukan peralihan ke restoran lain

  4. Menjadikan Rocket Chicken sebagai pilihan pertama saat ingin makan direstoran fast fod

  5. Kepercayaan bahwa Rocket Chicken adalah restoran terbaik

  (Yesenia dan Siregar, 2014) Variabel Independen 1.

  3. Kualitas Produk Konsep: Rasa produk American society for quality makana di Rocket contrel: Kualitas (quality) adalah Chicken

  2.

  totalitas fitur dan karakterisik Variasi produk produk atau jasa yang makanan Rocket bergantung pada kemampuanya Chicken 3. untuk memuaskan kebutuhan Kerenyahan ayam yang dinyatakan atau tersirat. di Rocket Chicken

  4. Oprasional: Kehigeinisan

  Kualitas (quality) adalah makanan di Rocket totalitas fitur dan karakterisik Chicken

  5.

  produk atau jasa yang Penyajian makanan bergantung pada kemampuanya di Rocket Chicken untuk memuaskan kebutuhan menggugah selera yang dinyatakan atau tersirat. makan.

  (Yesenia dan Siregar, 2014)

  4 Nilai Pelanggan Konsep:

  1. Emotional value Nilai pelanggan (customer

  2. Social value adalah selisih antara nilai

  3. Quality/performa

  value)

  yang diperoleh pelanggan nce value dengan memiliki dan

  4. Price/value of menggunakan suatu produk money dengan biyaya yang dikeluarkan (Tjiptono, 2008) untuk memperoleh produk tersebut (Kotler dan Keller, 2013). Oprasional: Persepsi para pelanggan rocket chicken dipurwokerto terhadap nilai dimana perusahaan rocket chicken harus mempertimbangkan nilai dalam mengembangkan produk atau jasa sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan rocket chicken dipurwokerto.

  

36

F. Uji Instrumen

  1. Uji Validitas Menurut Ghozali (2016), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

  Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengar r table untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

  Rumus korelasi product moment Sugiyono (2015), digunakan untuk menganalisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikoreksi dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk sebuah variabel.

  Keterangan : r : Koefisien Korelasi Produk Momen x : Nilai dari item y : Nilai total item n : Jumlah responden

  37 Dengan = 5%, maka kriteria valid atau tidaknya setiap item kuesioner sebagai berikut : 1) Kuesioner dinyatakan valid jika r hitung > r tabel.

2) Kuesioner dinyatakan tidak valid jika r hitung ≤ r tabel.

  2. Uji Reabilitas Uji reliabilitas sebenarnya dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu instrumen kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghazali, 2001) dalam (Sujarweni, 2015).

G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

  Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, uji

  38 normalitas akan dilakukan dengan menggunakan analisis kolmogorof-

  

smirnov (K-S). Uji K-S dalam mengambil kesimpulan untuk menentukan

  normal atau tidak adalah dengan menilai signifikansinya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikansi < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2005) (dalam Sujarweni, 2015).

2. Uji Multikolonieritas

  Menurut Ghozali (2016), uji multikolonieritas bertujuan untuk bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel dependen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

  Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai toleranca dan lawanya

  

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel

  idependen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregresi tertahap variabel independen lainya. Tolerance mengukur variabilitas variabel dependen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIP = 1/ Tolerancec) . Nilai cuttof yang umum dipakai untuk

  39 menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.

  Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 satuan sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Satuan. Walaupun multikolonieritas dapat didektesi dengan nilai Tolerance dan VIF, tepi kita masih tetap tidak mengetahui variabel- variabel independen mana sajakah yang paling berkorelasi

3. Uji Heteroskedastisitas

  menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residuual suatu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap, maka disebut Homoskesdatisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karna data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).

  Dalam penelitian ini penulis memilih salah satu uji stastisik yang digunakan untuk melakukan uji Heteroskedastisitas yaitu uji park. Apabila koefisien parameter beta dari suatu persamaan regresi adalah signifikan secara stastisik, hal ini menunjukan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya jika parameter b tidak signifikan secara stastisik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat di tolak (Ghozali, 2016). Tidak terjadi heterokedastisitas

  40

H. Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Linear Berganda

  • b
  • e Z=a+b

  

2

  jika nilai signifikan >0,05 dan terjadi heterokedastisitas jika nilai signiikansi < 0,05.

  Model penelitian menggunakan model regresi linier berganda yaitu studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan mengestimasi dan atau memprediksi rata- rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan variabel

  Dalam variabel ini terdapat dua variabel dependen dan dua variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas kualitas produk dan nilai pelanggan sedangkan variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

  Persamaan regresi linear berganda ini dirumuskan sebagai berikut: Y

  1

  =a+b

  1

1 X

  1 X 1 +b

  2 X 2 +b

  3 Y 1 +e

  Keterangan Y1 = Loyalitas Pelanggan

  Z = Kepuasan Pelanggan a = konstanta b

  1

  3 = koefisien regresi

  • – b
e = erorr X1 = Kualitas Produk X2 = Nilai Pelanggan

  41

  2 X

  Teknik Analisis Regresi Linear berganda Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, analisis regresi linear berganda dengan bantuan program Statistic Package For Social Science (SPSS) 17.0 for windows.

2 Koefisien Determinasi (R

  2 Koeisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh

  kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

  2

  determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berati kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat bebas. Nilai yang mendekati satu berati variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).

3. Uji Pengaruh Parsial

  Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada t output hasil regresi menggunakan SPSS. Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2016). uji stastisik t pada

  42 dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (Variabel loyalitas pelanggan) dan variabel intervening (kepuasan pelanggan)

  Rumus:

  √ √

  Keterangan: t : t hitung r : koefisien korelasi n : jumlah responden kriteria yang digunakan untuk hipotesis H

  1 H

  2 H

  3 H

  4 H

  5 H

  6 H

  7 H

  8 H

  9 Ho : b 1 > 0

  Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing- masing variabel independen.

  Ha : b > 0

1 Artinya, ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing-masing

  variabel independen. Sedangkan kriteria pengujinya adalah sebagai berikut:

  a). Tarif signifikan (a = 0,050

  b). Distribusi t dengan derajat kebebasan (n)

  c). Apabila t > t maka Ho ditolak dan Ha diterima

  hitung tabel

  d). Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

  43

  44 Kriteria yang dapat : terima Hipotesis H jika harga stastisik yang dihitung jauh antara d1 dan d2, dalam hal lainya H ditolak.

  Kriteria penerimaan dan penolakan hiotesis: 1.

   Penguji Hipotesis Pertama

  a) Perumusan hipotesis H o

  : β > 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

  H

  a : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif dari kualitas produk terhadap

  b) Kriteria penguji jika nilai signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

  c) Kriteria Signifikan Melakukan uji stastisik dengan menggunakan SPSS dikatakan signifikan jika a ≤ 0,05. Tingkat signifikan a yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% serta derjat keberhasilan ( degree of freedom) sebesar (n-k-l).

Gambar 3.1. Kurva Uji t Hipotesis Pertama

2. Penguji Hipotesis Kedua

  a) Perumusan hipotesis H

  o : β > 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari nilai pelanggan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

  H

  a

  : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif dari nilai pelanggan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

  b) Kriteria penguji jika nilai signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

  c) Kriteria Signifikan Melakukan uji stastisik dengan menggunakan SPSS dikatakan signifikan jika a ≤ 0,05. Tingkat signifikan a yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% serta derjat keberhasilan ( degree of freedom) sebesar (n-k-l).

Gambar 3.2. Kurva Uji t Hipotesis Kedua

  45

3. Penguji Hipotesis Ketiga

  a) Perumusan hipotesis H

  o : β > 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kualitas produk terhadap nilai pelanggan dan loyalitas pelanggan.

  H

  a

  : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif dari kualitas produk terhadap nilai pelanggan dan loyalitas pelanggan.

  b) Kriteria penguji jika nilai signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

  c) Kriteria Signifikan Melakukan uji stastisik dengan menggunakan SPSS dikatakan signifikan jika a ≤ 0,05. Tingkat signifikan a yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% serta derjat keberhasilan ( degree of freedom) sebesar (n-k-l).

Gambar 3.3. Kurva Uji t Hipotesis Ketiga

  46

4. Pengaruh Hipotesis Keempat

  a) Perumusan hipotesis H

  o : β > 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif kualitas produk dari loyalitas pelanggan.

  H

  a

  : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif kualitas produk dari loyalitas pelanggan.

  b) Kriteria penguji jika nilai signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

  c) Kriteria Signifikan Melakukan uji stastisik dengan menggunakan SPSS dikatakan signifikan jika a ≤ 0,05. Tingkat signifikan a yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% serta derjat keberhasilan ( degree of freedom) sebesar (n-k-l).

Gambar 3.4. Kurva Uji t Hipotesis Keempat

  47

5. Pengujian Hipotesis Kelima

  a) Perumusan hipotesis H

  o : β > 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif kepuasan pelanggan dari loyalitas pelanggan.

  H

  a

  : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif kepuasan pelanggan dari loyalitas pelanggan.

  b) Kriteria penguji jika nilai signifikan > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

  c) Kriteria Signifikan Melakukan uji stastisik dengan menggunakan SPSS dikatakan signifikan jika a ≤ 0,05. Tingkat signifikan a yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95% serta derjat keberhasilan ( degree of freedom) sebesar (n-k-l).

Gambar 3.5. Kurva Uji t Hipotesis Kelima 4. Uji pengaruh simultan (F test)

  Uji pengaruh simultan (F tes) digunakan untuk mengetahui apakah variabel indipenden secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

  48

  49

  variabel dependen (Ghozali, 2016). Uji F pada dasarnyamenunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen kualitas produk dan nilai pelanggan secara simultan mempengaruhi variabel dependen kepuasan pelanggan (Hipotesis 6) dan seberapa jauh pengaruh variabel independen kualitas produk dan nilai pelanggan secara simultan mempengaruhi variabel dependen loyalitas pelanggan. Penentu besarnya F hitung menggunakan rumus berikut (Sugiono, 2015)

  ( ( ) Keterangan : R = Koefisien korelasi ganda n = Jumlah anggota sampel k = Jumlah variabel independen Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis 1.

   Penguji Hipotesis Keenam

  a. Perumusan Hipotesis: Ho : β

  1,2

  > 0 maka secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel kualitas produk, nilai pelanggan, terhadap kepuasan pelanggan. Ha : β 1,2

  < 0 maka secara simultan pengaruh yang signifikan kualitas produk, nilai pelanggan terhadap kepuasan pelanggan. b. Kriteria penguji: Ho ditolak jika F hitung > F tabel Ho diterima jika F > F

  hitung tabel

Gambar 3.6. Kurva Uji F Hipotesis Keenam 2.

   Penguji Hipotesis Ketujuh

  a. Perumusan Hipotesis Ho : β1,2 > 0 maka secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel kualitas produk, nilai pelanggan, terhadap loyalitas pelanggan. Ha : β1,2 < 0 maka secara simultan pengaruh yang signifikan kualitas produk, nilai pelanggan terhadap loyalitas pelanggan b. Kriteria penguji:

  Ho ditolak jika F hitung > F tabel Ho diterima jika F > F

  hitung tabel

  50

Gambar 3.7. Kurva Uji F Hipotesis Ketujuh

  5. Sobel Test Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat Z dihitung dengan cara mengalirkan jalur X Z, dengan jalur Z  Y atau ab, koefisien

  ab = (c

  • – c’), dimana c adalah koefisien pengaruh X terhadap Y tanpa

  mengontrol Z, sedangkan

  c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah

  mengontrol Z. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan s dan s dan

  a b

  besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah s ab yang dihitung dengan rumus dibawah ini: √

  Untuk menguji signifikan pengaruh tidak langsung maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut ;

  t =

  Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika benar t hitung > nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi.

  51

  1) Hipotesis Kedelapan

  Untuk mengetahui hubungan kualitas produk terhadap loyalitas dengan dimediasi oleh kepuasan pelanggan.

  Rumus sobel tes: √

  Untuk menguji signifikan pengaruh tidak langsung maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut ;

  t =

  Keterangan: Sab = Koefisien indirect effect (Perkalian effect a dan b) a = Koefisien direct effect variabel indipenden terhadap variabel intervening b = Koefisien direct effect variabel intervening terhadap variabel dependen

  Sa, Sb = Standard error dari koefisien a, Standard error dari koefisien b

  2) Hipotesis Kesembilan

  Untuk mengetahui hubungan nilai pelanggan terhadap loyalitas dengan dimediasi oleh kepuasan pelanggan.

  52

  53 Rumus sobel tes:

  √ Untuk menguji signifikan pengaruh tidak langsung maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut ;

  t =

  Keterangan: Sab = Koefisien indirect effect (Perkalian effect a dan b) a = Koefisien direct effect variabel indipenden terhadap variabel intervening b = Koefisien direct effect variabel intervening terhadap variabel dependen

  Sa, Sb = Standard error dari koefisien a, Standard error dari koefisien b Jika Z (niali t hitung ) dalam harga mutlak ≥ t

  tabel pada tingkat signifikasi

  statistik z (p-value) < 0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator. Apabila nilai t hitung > t tabel maka variabel intervening dapat memediasi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.