PPM-2005-Strategi penyusunan modul SMK ...
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN *)
PENGANTAR
Mulai tahun 2004 Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen
Pendidikan
Nasional
menerapkan
kurikulum
berbasis
kompetensi dan menerapkan sistem Pendidikan dan Pelatihan (diklat)
Berbasis Komptensi (Competency Based Training System) atau dikenal
dengan Competency Based Training (CBT). Kurikulum SMK 2004
merupakan kurikulum yang disusun dengan mengacu pada prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran
berbasiskan
kompetensi
tersebut, pengadaan
modul
sebagai bahan ajar merupakan salah satu komponen yang dirasakan
sebagai kebutuhan yang mendesak dalam proses diklat. Pada kurikulum
SMK 2004, setiap satu kompetensi menjadi satu mata diklat, sehingga
untuk menunjang pembelajarannya setiap satu kompetensi memerlukan
minimal satu modul.
Pendekatan pembelajaran dengan sistem modul memberikan
kesempatan kepada peserta diklat untuk belajar secara mandiri sesuai
dengan percepatan pemelajaran masing-masing. Kecepatan belajar
antara satu peserta diklat dengan peserta diklat yang lain berbeda-beda
dan memfokuskan pada outcome. Modul merupakan alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan.
*) Disampaikan dalam Workshop Penulisan Modul SMK yang diselenggarakan Musyawarah Guru
Program Keahlian Tata Boga DIY, tanggal 1 Oktober 2005
1
PENGANTAR
Mulai tahun 2004 Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen
Pendidikan
Nasional
menerapkan
kurikulum
berbasis
kompetensi dan menerapkan sistem Pendidikan dan Pelatihan (diklat)
Berbasis Komptensi (Competency Based Training System) atau dikenal
dengan Competency Based Training (CBT). Kurikulum SMK 2004
merupakan kurikulum yang disusun dengan mengacu pada prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran
berbasiskan
kompetensi
tersebut, pengadaan
modul
sebagai bahan ajar merupakan salah satu komponen yang dirasakan
sebagai kebutuhan yang mendesak dalam proses diklat. Pada kurikulum
SMK 2004, setiap satu kompetensi menjadi satu mata diklat, sehingga
untuk menunjang pembelajarannya setiap satu kompetensi memerlukan
minimal satu modul.
Pendekatan pembelajaran dengan sistem modul memberikan
kesempatan kepada peserta diklat untuk belajar secara mandiri sesuai
dengan percepatan pemelajaran masing-masing. Kecepatan belajar
antara satu peserta diklat dengan peserta diklat yang lain berbeda-beda
dan memfokuskan pada outcome. Modul merupakan alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan.
*) Disampaikan dalam Workshop Penulisan Modul SMK yang diselenggarakan Musyawarah Guru
Program Keahlian Tata Boga DIY, tanggal 1 Oktober 2005
1