AWAS: STUDI KAUSAL-KOMPARATIF | Sukadji | Buletin Psikologi 13555 27881 1 SM

32

AWAS: STUDIKAUSAL-KOMPARATIF!
Soetal'linah Sukadji

Studi kausal-komparatif memang mengandung bahaya. Tidak hefan bila masih ada dosen
yang menolak mentah-mentah proposal skripsi yang menggunakan rancangan studi kausalャ。^QュョBGセエ@
biasanya diikuti dengan tanggapan aversif, "Tidak ilmiah". Benarkah studi kausalkomparatiftidak ilmiah?
STum KAUSAL-KOMPARATIF DAN KETERBATASANNYA

da!am
mendahului
most dangerous
science is that known as post hoc, ergo propter hoc.
caused by this."
Studi
untuk menemukan
penyebab
subjek-subjek yang memiliki
yang tidak memiliki
atau kurang memiliki

tersebut. Studi semacam inilah yang disebut studi
hoc, ergo
nrrm"Tr hoc tersebut. Sebutan ini sesuai dengan metode yang mengungkap penyebab setelah
diduga bahwa satu variabel membawa dampak tcrhadap variabellain.
bahwa ilmuwan sosial dan pendidikan terns menerns
post hoc.
yang mencari

penyebab delinquensi tahu bahwa perlu sangat hati-hati dalam menyimpulkan hasil
Contoh klasik adalah penelitian Sheldon dan Eleanor Glueck pada tahun 1950.
Kekhasan yang lebih
ada
non-delinquen
keluarga
ketiadaan
kondisi-kondisi

aln",r,,,,,

praktek

semuanya dapat
memahami dasar
beralasan:
siswa dan

metode pembelajaran.
asumsi
hoc adalah asumsi ini
kali
Ice
yang keliru dan menyesatkan. Tidak adanya kontrol mengenai waktu
AIエ。ャBGセ@
mengenai fen omena yang telah
Penelitian

adalah studi
sistematik
tidak harus dikontrol secara
karena manitesiJf!SlIlya
atau karen a variabel-variabel ini

memang tidak
yang dibuat mengenai hubungan antara variabel-variabel, yang tanpa intervensi
ュ、・ーゥセョ{ケ。@

33

langsung ini, didasarkan pOOa variasi keterkaitan variabel-variabel independen dan dependen.
Studi kausal-komparatif merupakan salah satu bentuk penelitian non-eksperimental yang
membandingkan sampel-sarnpel yang dapat diperbandingkan tetapi mempunyai perbedaan
pada variabel kritis tertentu.

Perbedaan po/col penelltian eksperimental dan non-eksperimental. Dalam banyak
penelitian non-eksperimental, kontrol langsung variabel independen tidak mungkin dilakukan,
dan manipulasi atau assignment random juga tidak mungkin digunakan. Hipotesis yang
,karena tidak adanya kontrol terhadap x dan x-x lain yang
menyatakan "bila x maka
mungkin ada, "kenyataan" hubungan hipotesis antara x dan y tidak dapat ditegaskan dengan
permh kepercayaan seperti dalam situasi eksperimental. Jadi dasarnya, penelitian noneksperimental dapat dikatakan memiliki kelemahan yang
yaitu tidak adanya kontrol
tpr;h,,,hn variabel independen. Dalam eksperimen peneliti memiliki kontrol-manipulasi: yaitu

kontrol
tidak tcrhadap satl! variabel aktif. Dalam eksperimen yang "benar-benar"
eksperimen, peneliti juga mengontrol lewat randomisasi, yaitu menempatkan subjek pada
keiompok treatment atal.! kelompok kontrol secara random. Dalam situasi penelitian noneksperimental, peneliti tidak mempunyai pilihan lain selain mencoba menganalisis situasi yang
ada.
Terseleksi sendiri dan penelitian non-eksperimental. Terseleksi-dengan-sendirinya
terjadi bila anggota-anggota kelompok yang diteliti sudah ada dalam kelompok. Misalnya,
karena subjek memiliki trait atau karakteristik yang berbeda yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti, yaitu karakteristik yang mungkin mempengaruhi atau ada hubungannya
dengan variabel masalah penelitian. Contoh terseleksi-sendiri adalah mereka yang perokok
berat dibanding bukan perokok. Dj sini keanggotaan kelompok perokok maupun bukan
perokok tidak ditempatkan secara random oleh peneliti.
Meskipun penelitian non-eksperimental memiliki kelemahan yang melekat, tidak berarti
penelitian eksperimental lebih penting. Eksperimen adalah invensi besar dad segala jaman,
ideal dari segi kontrol terhadap apapun yang kita aspirasiklin. Ini tidak berarti bahwa penelitian
eksperimental selalu "Iebih unggul" daripada non-eksperimentaL Sebaiiknya, penelitian noneksperimental tidak selalu "lebih unggul" daripada penelitian eksperimental karena kaya isi
dan variabel serta tampak lebih penting. lni sarna dengan mengatakan penelitian psikologis
lebih
daripada penelitian sosioiogi karena psikoiog lebih sering menggunakan
pellde:l