IDENTIFIKASI VIRUS RABIES PADA ANJING LIAR DI KOTA MAKASSAR | Utami | Jurnal Sain Veteriner 296 157 1 PB

IDENTIFII(A.SI VIRUS RABIES PADAANJING LIAR DI KOTA MAKASSAR
IDENTIFICATION OF RABIES VIRUS IN STRAYDOGS IN MAKASSAR
Sri Utami" Bambang Sumiarto2
'Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar
2Bagian Kesmavet, Fakultas Kedokteran Rewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
A Study on the identification of rabies virus in stray dogs was conducted in Makassar. The aims of this study
were to identify rabies virus in stray dogs in Makassar. A total of 32 brain samples of stray dogs tested for rabies
virus using Fluorescent antibody technique (FAT). The data of rabies virus identification from brain samples
were analyzed descriptively. The results of the brain samples showed that 32 samples were rabies negative. Brain
samples of stray dogs without clinical symptoms of rabies and the ones from slaughtered dog, are not good
sample identification of rabies in a region.
Keywords: stray dog, FAT, rabies virus

ABSTRAK
Telah dilakukan identifikasi virus rabies pada anjing liar di kota Makassar. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentitikasi virus rabies pada anjing liar di kota Makassar. Sebanyak 32 sampel otak anjing liar diuji untuk
identifikasi virus rabies dengan metodeFluorescent antibody technique (FAT).Data identifikasi virus rabies dari
sampel otak dianalisis secara deskriptif. Hasil pengujian sampel otak anjing liar menunjukkan sebanyak 32
sampel negatifrabies. Sampel otak dari anjing liar yang ditangkap tanpa gejala klinis rabies dan sampel otak dari

tempat pemotongan anjing bukan merupakan sampelyang baik untuk identifikasi rabies pada suatu wilayah.
Kata kunci: anjing liar, FAT, virus rabies

PENDARULUAN

disebabkan oleh virus rabies yang dapat menyerang
semua hewan berdarah panas dan manusia. Penyakit

Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit
zoonotik yang bersifat akut yang disebabkan oleh

ini sangat ditakuti dan.q1engganggu ~etentramaq
hidup manusia, karena apabila sekali gejala klinis

virus kelompok negatif sense single-stranded RNA,

penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri

golongan Mononegavirales, Family Rhabdoviridae,


dengan kematian (Anonimous, 2008).

genus Lyssavirus (Priangle,1991). Menurut World

Sampai saat ini rabies telah menyebar hampir di

Health Organization (WHO), rabies menduduki

seluruh kepulauan di Indonesia, kecuali provinsi

peringkat 12 daftar penyakit yang mematikan
(Mattos dan Rupprecht, 2001).
Rabies menyerang susunan syaraf pusat,

.

NTB, provinsi NTT (kecuali pulau Flores dan pulau
Lembata), Maluku dan Maluku Utara (kecuali
Ternate dan Ambon), provinsi Irian Jaya Barat,


69

J. Sain Vet. Vol.28 No.2 Th. 20/0

Papua, provinsi DKI Jakarta, provinsi Jawa Timur,

kemungkinan dapat ditemukan badan negri pada

provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, provinsi

hipokampus. Badan negri pada stadium awal infeksi

Jawa Tengah, dan sebagian pulau-pulau di sekitar

penyakit kemungkinan

Sumatera. Sepanjang tahun 2008 - 20 10 telah terjadi

jumlahnya belum banyak sehingga tidak terdeteksi


kasus rabies di daerah bebas seperti pulau Bali,

sewaktu pemeriksaan di bawah mikroskop.

kabupaten

Garut,

kabupaten

Tasikmalaya,

.

Metode fluorescent

tidak ditemukan atau

antibody technique (FAT)


kabupaten Cianjur, kab';1paten/kota Sukabumi,
kabupaten Lebak di provinsi Banten, dan kota

umum digunakan dalam diagnosis virus rabies.

Gunungsitolai dipulau Nias (Anonimous, 2010).

protein virus rabies pada jaringan hewan terinfeksi.

Tiga

belas

23

Otak merupakan jaringan paling ideal untuk uji

pernah

antigen rabies karena virus rabies dapat ditemukan


dilaporkan terjadi kasus rabies, dengan rata-rata

pada jaringan syaraf. Antigen virus rabies akan

kasus tertinggi per tahun berurutan adalah kabupaten

bereaksi dengan antibodi yang telah dilabel dengan

Tana Toraja, kabupaten Maros, kota Makassar, dan

fluorescein isothiocyanate (FITC). Jika antibodi

kabupaten Pangkep (Anonimus,

2005). Kota

yang dilabel ini diinkubasi dengan jaringan otak

Makassar memiliki wilayah strategis sebagai


hewan tersangka rabies, maka akan terjadi ikatan

ibukota propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan

dengan antigen/virus. Ikatan ini akan terlihat pada

pintu gerbang pusat perdagangan, pariwisata, lalu

mikroskop fluorescent warna hijau (jIuorescent-

lintas hewan dan produknya di kawasan Indonesia

apple-green

kabupaten/kota

kabupaten/kota
di Sulawesi


dari

Prinsip pengujian FAT adalah mengidentifikasi

Selatan

).

Timur. Kota Makassar berpotensi menyebarkan
penyakit ke daerah lain jika penanggulangan rabies

MATERI DAN METODE

tidak dilakukan sebaik-baiknya (Maroef, 1989).
Pemberantasan
rabies di suatu daerah

Jumlah sampel otak anjing liar yang diambil

tergantung reservoir utama dan jenis hewan rentan


menggunakan rumus sampling untuk mendeteksi

(Beran dan Steele, 1994). Sebagian besar negara

penyakit (Martin dkk, 1987). Tingkat konfidensi 95

berkembang diAsia,Afrika, dan Amerika Latin 99 %

%, populasi anjing liar kota Makassar 4.331 ekor,

reservOir utama kasus rabies pada hewan dan

dan prevalensi rabies kota Makassar 54,5 %

manUSla adalah

1992).

(Anonimous, 2005)digurfakarr untuk sampling


Identifikasi virus rabies pada anjing-anjing liar yang
tidak jelas pemiliknya perlu dilakukan untuk

sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 32
ekor.

mengetahui kemungkinan penyebaran virus rabies,

Untuk identifikasi virus rabies pada anjing liar di

terbukti di kota Makassar setiap tahUlmyaterdapat

kota Makassar, sampel otak diambil dari anjing liar

laporan gigitan anjing dan positif rabies.

dengan cara euthanasi dengan preparat strichnine

anjing (Anonimous,


Identifikasi virus rabies pada otak anjing liar

dan sebagian lagi sampel otak diambil dari tiga

dinyatakan positifjika ditemukan badan negri (negri

tempat pemotongan anjing, yakni rumah makan

bodies).

70

Hewan yang mati karena

rabies 75

- 90

%

"Toraja", rumah makan "Buntu Torpedo", dan

Sri Utami, Identitas Virus Rabies pad a Anjing Liar di Kota Makassar

rumah makan "RW". Sebanyak 32 sampel otak

dianalisis secara deskriptif.

anjing digunakan untuk identifikasi vims rabies.
Sebanyak 16 sampel otak dari anjing liar dan 16

Identifikasi virus rabies dari sampel otak yang
dikirim ke laboratorium BBVet maros berdasarkan

sampel dari tempat pemotongan anjing yang

adanya laporan gigitan pada manusia oleh anjing liar

sebagian besar (11 sampel) anjingnya diperoleh dari

dan tidak jelas status kepemilikannya digunakan

tangkapan anjing liar.

sebagai pembanding dengan identifikasi vims rabies

Pereaksi yang digunakan untuk uji FAT yakni

pada anjing liar yang ditangkangkap.

PBS pH 7,4, acetone dingin, larutan evans blue
HASIL DAN PEMBAHASAN

I :2000, buffer gliserin 50 % (mounting media),
konjugat rabies (Biorad), dan jaringan otak kontrol
positif/negatif. Identifikasi virus rabies pada anjing

Identifikasi virus rabies pada anjing liar di kota

liar dilakukan dengan uji FAT di Laboratorium

Makassar

Virologi dan Serologi, Balai Besar Veteriner

keberadaan virus rabies di lapangan. Selama periode

(BBVet)Maros.

penelitian

Sampel otak yang diperoleh kemudian dibuat
preparat tekan. Pertama, dibuat lingkaran pada

dimaksudkan
tidak terjadi

untuk

mengetahui

kasus gigitan yang

dilaporkan kepada Dinas Peternakan kota Makassar
maupun BBVetMaros.

obyek gelas. Bagian otak hipokampus kemudian

Hasil pengujian sampel otak anjing dengan

dipotong dan diletakkan pada paper towel lalu

pewarnaan Seller's dan FATmenuiijukkan sebanyak

ditekan pada lingkaran yang telah dibuat. Preparat

32 sampel negatif rabies, tidak didapatkan badan

kontrol positif dan negatif dibuat dengan cara yang

negri di hipokampusnya. Hal ini kemungkinan

sarna dan dikering anginkan. Preparat difiksasi
dalam acetone dingin pada suhu -20°C selama 30

karena pada saat anjing liar diambil sampel otaknya
dalam keadaan tidak terinfeksi virus rabies. Menumt

menit. Preparat diwarnai dengan meneteskan 0, I ml

Tierkel (1975) hewan yang mati karena rabies

larutan konjugat rabies yang sudah dicampur dengan

terdapat

lamtan evans blue I %. Selanjutnya, preparat

ditemukannya badan negri. Badan. negri mudah

diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C.

diamati pada neuron besar di hipokampus, walaupun

Preparat kemudian dicuci dan direndam dengan PBS

di lokasi jaringan lainnya misalnya mesensefalon,

selama 5 menit sebanyak dua kali. Preparat ditetesi

otak kecil, dan ganglia juga dapat dite~ukan.badan
negrI.

dengan buffer gliserin 50%, ditutup dengan cover
gelas, dan diperiksa di bawah mikroskop FAT.

75 - 90 % kemungkinan

dapat

Anjing-anjing liar dan anjing dari tempat

Sampel otak dinyatakan positif rabies jika

pemotongan sebagai sampel tidak menunjukkan

JT

lingkaran pada preparat yang ditetesi konjugat dan

gejala klinis rabies atau tanda-tanda pascagigitan

W

evans blue berwarna hijau kuning (fluorescent).

atau cakaran anjing terinfeksi rabies. Menurut Beran

Badan negri berfluorescent terlihat berbentuk bulat

(1981), anjing yang pernah digigit dan dicakar oleh

atau lonjong sampai irreguler dengan ukuran antara

anjing penderita rabies kemungkinan dapat tertular

0,24-27 !lm. Hasil pengujian FAT sampel otak

rabies. Derajat kerentanan terhadap rabies pada

I.

71

J. Sain Vet. Vol.28 No.2 Th. 20/0

anjingjuga mempengamhi terjadinya infeksi. Umur

menggambarkan prevatensi rabies pada anjing liar

anjingjuga mempengamhi kerentanan infeksi rabies

berdasarkan sampel otak yang masuk di Makassar.

di mana anjing muda lebih rentan daripada anjing tua

Sampel otak yang dikirim ke laboratorium

(Kitala dkk., 2001).

berdasarkan adanya laporan gigitan pada manusia

Hasil identifikasi vims rabies pada anjing liar

oleh anjing liar dan tidak jelas status kepe-

adalah negatif (0 %, 0/32). HasH ini tidak

milikannya. Proporsi positif rabies anjing di kota

menggambarkan kondisi .kota Makassar sebagai
daerah endemis rabies. Data BBVet Maros

Makassar berdasarkan data sekunder sampel otak

digunakan

sampai dengan 2008 dapat dilihatpada Tabel1.

sebagai

pembanding

untuk

yang masuk dan diuji di BBVet Maras tahun 2005
. (\

r
(

"

Tabell.

Proporsi positif rabies anjing di kota Makassar berdasarkan sampel otak yang masuk di BBVet
Maros tahun 2005 - 2008

No

Kecamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Biringkanaya
Manggala
Panakkukang
Tamalate
Rappocini
Tamalanrea
Rata-rata

Sampel yang diperiksa dan proporsi positifrabies
2005
2006
2007
2008
55 %
100 %
100 %
67 % (2/3)
(6/11)
(2/2)
(5/5)
100 % (111)
0%(011)
50%
0%(0/0)
100%(111)
100 %
(1/2)
0 % (0/0)
0 % (0/0)
(111)
0 % (0/0)
0 % (0/0)
0 % (0/0)
0%(0/1)
0 % (0/0)
100 %
0"% (0/0)
0%(0/0)
0 % (0/0)
(1/1)
o % (0/0)
0 % (0/1)
0 % (0/0)
50 %
60 %
100 %
80 % (4/5)
(7/14)
(3/5)
(6/6)

Sumber : BBVet Maros

Enam dari 13 kecamatan (46 %) di kota

Kecamatan Manggala dilaporkan terjadi kasus

kasus rabies.

rabies pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar

Prevalensi rabies dari kasus gigitan anjing tahun

50% dan 100 % pada tahun 2008. Laporan adanya

2005, 2006, 2007, dan 2008 di enam kecamatan

kasus gigitan tetapi negatif rabies di kecamatan

bertumt-tumt sebesar 50 %, 60 %, 100 %, dan 80 %.

Tamalate tahun 2005 dan 2006. Melihat kejadian

Kecamatan dengan kasus tertinggi setiap tahunnya

rabies tersebut

adalah kecamatan Biringkanaya (55 %, 100 %, 100

Makassar adalah daerah endemik rabies dengan

%, dan 67 %)yang lokasinya di pinggiran kota (rural

prevalensi

area).

pemerintah, lembaga swasta, dan perseorangan

Makassar

dilaporkan

terdapat

menip~rlihatkan

rabies

cukup

tinggi.

bahwa '.' koHl
Perhatian

Kecamatan Panakkukang tahun 2005 dan 2008

dalam pemberantasan rabies di Makassar perlu

terdapat kasus positif rabies dengan prevalensi

ditingkatkan untuk memberikan ketentraman batin

masing-masing

masyarakat.

100 %, sedangkan kecamatan

Rappocini juga pernah dilaporkan kasus positif

Prinsip dasar program pemberantasan dan

rabies dengan prevalensi 100 % pada tahun 2007.

penanggulangan rabies di daerah yaitu vaksinasi

72

...

Sri Utami. Identitas Virus Rabies pada Anjing Liar di Kota Makassar

hewan pembawa rabies (HPR) di daerah endemis,

masa inkubasi lebih singkat hanya 10 hari. Hasil

surveilans, eliminasi HPR liar dan tidak jelas status

penelitian juga mengindikasikan bahwa perlu

vaksinasinya, karantina dan pengawasan lalu lintas

penelitian lebih lanjut tentang metode identifikasi

HPR, serta penyuluhan peningkatan kesadaran

keberadaan virus rabies pada anjing-anjing liar di

masyarakat terhadap bahaya rabies (Anonimous,

kota Makassar. Metode pengujian perlu dilanjutkan

2001). Keterbatasan

hingga tahap identifikasi molekuler dan isolasi.

vaksin di daerah yang

disediakan pemerintah perlu ditingkatkan dengan
UCAPAN TERIMA KASIH

partisipasi masyarakat agar mau memvaksin hewan
kesayangannya dengan cara swadana. Rendahnya
cakupan vaksinasi rabies anjing bertuan di kota

Terima kasih kepada Badan Pengembangan

Makassar 21 % (Utami dkk, 2008), rendahnya

SDM dan Badan Karantina Pertanian, Kementrian

tingkat kekebalan protektif (titer antibodi

Pertanian atas pemberian beasiswa dan dana

0,5

IU/ml) anjing bertuan 12,2 % (Utami dkk, 2010 in

penelitian.

press), dan adanya laporan kasus rabies tiap tahun
DAFTAR PUSTAKA

mengindikasikan bahwa kota Makassar scbagai
daerah endemis merupakan ancaman terjadinya
wabah rabies pada hewan dan manusia ke wilayah
sekitarnya.
Hasil penelitian

memperlihatkan

terdapat

perbedaan antara hasil negatif rabies di kota

Anonimous. 1992. Expert Committee on Rabies.
VIII Report WHO Technical Report Series 824.
. 200 I. Strategies for the control and
elimination of rabies in Asia. Report of WHO
interregional consultation Geneva Switzerland:

1-19.

.

Makassar dari sampel anjing liar yang ditangkap dan
hasil positif dari sampel kiriman kasus gigitan yang
diperoleh dari pemeriksaan BBVet Maros. Temuan
ini mengindikasikan bahwa sampel otak dari anjing
liar yang ditangkap tanpa gejala rabies dan tempat
pemotongan anjing bukan merupakan sampel yang
baik untuk identifikasi rabies pada suatu wilayah.
Anjing-anjing liar sebagai sampel pada penelitian ini
tidak menunjukkan gejala klinis rabies atau tandatanda pasca-gigitan atau cakaran anjing terinfeksi
rabies. Hal ini disebabkan karena kendala di
lapangan dan kesulitan mendapatkan anjing-anjing
yang menunjukkan gejala klinis rabies. Menurut

. 2005. Laporan tahunan Kasus
Penyakit Rabies di Wilayah Kerja Balai Besar
VeterinerMaros.
. 2008. Penyakit Anjing Gila. Dinas
Peternakan dan Perikanan Provinsi DK! Jakarta.
. 2010. Keputusan Kepala Badan
Karantina
Pertanian
No.360/kpts/HK.
060/L/05/20 I O..P,edorrulO Pelaksanaar
Pemantauan Daerah Sebar PenyakifAnjing Gila
(Rabies) di Wilayah Pemantauan Karantina
Pertanian. Badan Karantina Pertanian,
Departemen Pertanian.
Beran G.W. 1981. "Rabies" . Dalam CRC Handbook
series in zoonosis. CRC Press, Inc. Boca Raton,
Florida, USA.

Beran (1981), anjing yang pernah digigit, dicakar
anjing terinfeksi rabies terdapat kemungkinan
tertular rabies karena virus rabies di alam memiliki

Beran, G.W., Steele, J.H. 1994. Rabies and
infections by rabies related virus. In: Beran,

73

J. Sain Vet. Vol.28 No.2 Tit. 20/0

G.W. Handbook of Zoonoses section B, 2 ed..
CRC Press Inc., Boca Raton, Ann Arbor, 307357.

Mattos, c.A., Rupprecl1t,A. 2001. Rhabdoviruses.
In: Fields virology, 1245-1277.
Priangle, c.R. 1991. The order Mononegavirales,
Archives of virology 117: 137-140.

Kitala, P., McDermott, J., Kyule, M., Gathuma J.,
Perry, B., Wandeler, A. 2001. Dog ecology and
demography information to support the
planning of rabies control in Machakos District,
Kenya.Acta Tropica 78: 217-230.

Tierkel, E.S. 1975. Canine Rabies. In: Baer, G.M
(ed.), The Natural History of Rabies. Vol. II.
Academic Press New York: 123-136

Maroef, S. 1989. Kepadatan PopulasiAnjing sebagai
Sumber Penularan Rabies di DK! Jakarta,

Utami, S., Sumiarto, B., Susetya, H. 2008. Status
VaksinasiRabies pada Anjing di kota Makassar.

Bekasi, dan Kerawang.
Kesehatan. 17 (1): 44-48

Buletin

Penelitian

Martin, S.w., Meek, A.H., Willeberg, P. 1987.
Veterinary Epidemiology, Iowa state University
Press,Ames, Iowa, USA: 36,;-37.

:

Jurnal Sain Veteriner, Vol. 26 No.2: 66 - 72.

Utami, S., Sumiarto, B. 2010. Tingkat dan Faktor
Risiko Kekebalan Protektif terhadap Rabies
padaAnjing di kota Makassar(In press).

"

74