STATUTA

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

1

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

2

MUKADIMAH
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Bahwa keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subahanahu wa ta’ala
disertai dengan karsa yang kuat, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, merupakan unsur pokok yang akan menentukan bagi perkembangan dan
kemajuan suatu bangsa.
Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta pusat kebudayaan dan kecendikiawanan, Universitas Muhammadiyah
Sukabumi (UMMI) berkewajiban untuk mencerdaskan bangsa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat masyarakat Sukabumi, masyarakat Jawa Barat, bangsa
Indonesia dan umat manusia.
Universitas Muhammadiyah Sukabumi senantiasa bertekad untuk
memelihara

dan
meningkatkan
kemampuannya
dalam
menggali,
mengembangkan, dan mengamalkan Islam dan Kemuhammadiyahan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni menuju universitas terkemuka melalui catur
dharma perguruan tinggi demi terwujudnya masyarakat utama yang adil dan
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala.
Oleh karena itu dengan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
dan disertai dengan cita-cita luhur dan usaha yang sungguh-sungguh Insya Allah
akan terwujud Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang maju dan
berkembang serta menjadi Pusat Islam dan Kemuhammadiyahan, unggul Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni, memegang teguh dasar negara Pancasila
yang menjadi landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusional. Untuk melaksanakan tekad tersebut di atas, maka disusunlah
Statuta Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|


3

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam statuta ini yang dimaksud dengan :
(1) Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi mungkar
dan tajdid, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Muhammadiyah Persyarikatan berbadan Hukum berdasarkan pada :
a. Besluit Pemerintah Hindia Belanda No. 81 tahun 1914, No. 40 tahun 1920
dan No. 36 tahun 1921;
b. Surat Dirjen Pembinaan Hukum Departemen Kehakiman RI No.
J.A.5/160/4 tanggal 8 September 1971;
c. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 24 Juli 1974
Nomor 23628/MPK/74 bahwa Muhammadiyah sebagai badan hukum
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pengajaran;
d. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU-88AH01.07 tahun 2010 tanggal 23 Juni 2010 bahwa Muhammadiyah sebagai
badan hukum yang bergerak dalam bidang dakwah dan sosial
kemasyarakatan, pendidikan, dan kesehatan.
(2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah Pimpinan Persyarikatan

Muhammadiyah tingkat pusat yang berkedudukan di Yogyakarta.
(3) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) adalah Pimpinan Muhammadiyah
tingkat provinsi.
(4) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) adalah Pimpinan Muhammadiyah
tingkat kota/kabupaten, yang membawahi cabang dan ranting.
(5) Majelis Pendidikan Tinggi (Majelis Dikti) adalah badan wakil Pimpinan Pusat
yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membina dan
mengkoordinasikan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah di bidang
pendidikan tinggi, serta memberi bahan pertimbangan kepada Pimpinan
Pusat Muhammadiyah guna menentukan garis kebijakan.
(6) Badan Pembina Harian UMMI (BPH UMMI) adalah badan yang dibentuk
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan secara langsung
pembinaan penyelenggaraan UMMI.
(7) Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang selanjutnya disebut PTM adalah
amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi yang dijiwai dan
dilandasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada tataran ideologifilosofis maupun praktis-aplikatif serta menjadi salah satu kekuatan untuk
kelangsungan dan kesinambungan Muhammadiyah dalam mencapai
tujuannya sebagai gerakan dakwah dan tajdid yang melintasi zaman.
(8) Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.

(9) Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang selanjutnya disebut UMMI,
adalah PTM yang didirikan pada tanggal 13 Juni 2003.
(10) Statuta adalah anggaran dasar bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan
catur dharma perguruan tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk
merencanakan,mengembangkan program,dan menyelenggarkan kegiatan
fungsional sesuai dengan tujuan perguruan tinggi.
(11) Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister,
program doktor dan program profesi serta program spesialis.
(12) Pendidikan profesi adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah
program sarjana, yang diarahkan terutama pada kesiapan menerapkan
keahlian tertentu.
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

4

(13) Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
(14) Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan kajian, pelajaran, dan cara-penyampaian serta

penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan proses
pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
(15) Catur dharma UMMI adalah nilai dan kegiatan utama yang diemban oleh
perguruan tinggi yang meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, serta Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
(16) Pimpinan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) adalah Rektor yang
berwenang dan bertanggungjawab utama sebagai perangkat pengambil
keputusan tertinggi.
(17) Senat Akademik adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi tingkat
universitas.
(18) Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan
mahasiswa.
(19) Dosen adalah individu yang diangkat dengan tugas utama merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat.
(20) Tenaga penunjang akademik adalah tenaga profesiaonal penting dalam
memperlancar pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi
(21) Tenaga administratif adalah pegawai yang diangkat dengan tugas utama
pelayanan di bidang administrasi akademik, umum, dan keuangan.

(22) Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang perguruan tinggi yang
terdaftar dan menempuh pendidikan di UMMI.
(23) Alumni adalah adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus di Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN
Pasal 2
Visi
Terwujudnya Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang unggul dalam keilmuan
dan keislaman pada tahun 2022.
Pasal 3
Misi
Misi UMMI sebagai berikut :
(1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas serta melakukan
kegiatan pembelajaran yang didasari hasil-hasil penelitian ilmiah yang akurat
dan mutakhir.
(2) Menyelenggarakan dan mengembangkan IPTEKS melalui penelitian yang
berkualitas serta mempunyai nilai maslahat bagi umat manusia.
(3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui pengembangan dan
penyebaran IPTEKS dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat

dan kemajuan persyarikatan Muhammadiyah.
(4) Mengembangkan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan berdasarkan Qur'an
dan Sunnah.
(5) Meningkatkan kualitas UMMI dalam SDM, sarana dan prasarana serta
kerjasama
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

5

Pasal 4
Tujuan
Tujuan UMMI adalah sebagai berikut :
(1) Terselenggaranya layanan akademik yang berkualitas serta proses
pembelajaran yang bermutu berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
akurat dan mutakhir.
(2) Berkembangkannya IPTEKS yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah serta
meningkatnya kompetensi akademik dan profesionalisme SDM melalui
kegiatan penelitian yang unggul.
(3) Tersebarluasnya dan terimplementasikannya hasil-hasil penelitian untuk
pengembangan dan pemberdayaan melalui kegiatan pengabdian kepada

masyarakat.
(4) Siapnya UMMI menjadi pusat kajian dan pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan secara bertahap dan sistematik.
(5) Meningkatnya kualitas SDM (Dosen dan tenaga Kependidikan), sarana dan
prasarana dan kerjasama
BAB III
IDENTITAS
Pasal 5
Nama dan Tempat Kedudukan
(1) Nama lembaga pendidikan tinggi ini adalah Universitas Muhammadiyah
Sukabumi disingkat UMMI.
(2) Kedudukan UMMI di jalan R. Syamsudin, SH No 50 Sukabumi Provinsi Jawa
Barat.
Pasal 6
Tanggal, Bulan dan Tahun Didirikan
UMMI berdiri berdasarkan Surat keputusan Mendikbud RI Nomor 081/D/O/2003
tanggal 13 Juni 2003.

(1)


(2)
(3)

(4)
(5)
(6)
(7)

Pasal 7
Lambang
Lambang UMMI terdiri dari perisai bersudut lima, dengan bingkai warna
merah dan kuning, di dalamnya bertuliskan Universitas Muhammadiyah
Sukabumi dengan warna putih, melingkari lambang Muhammadiyah, daun
teh berwarna hijau dan bunga berwarna putih.
Lambang UMMI simbol pencerahan sebuah citra dan spirit yang tumbuh dari
cipta, cita, rasa, karsa dan karya segenap sivitas akademika UMMI dalam
menghadapi tantangan zaman.
Matahari kuning Muhammadiyah merupakan simbol bahwa UMMI membawa
pencerahan baru menuju masa depan pendidikan tinggi Indonesia yang lebih
baik dan menggambarkan daya hidup, vitalitas serta dinamika yang

memancar dari dalam diri untuk memberikan sumber kehidupan.
Jumlah cahaya dua belas rumpun cahaya.
Jumlah daun teh empat lembar, terletak seimbang kiri kanan masing-masing
dua lembar bersusun ke arah bawah, dengan besaran atas dan bawah, satu
berbanding dua.
Jumlah bunga melati satu buah berwarna putih sebagai lambang kesucian
dan kewangian UMMI.
Gambar lambang adalah sebagai berikut :
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

6

(8) Moto UMMI : Unggul dalam keilmuan dan keislaman

(1)
(2)
(3)

(4)
(5)

(6)
(7)

Pasal 8
Bendera
Bendera UMMI berbentuk segi empat dengan dasar warna putih yang
ditengahnya terdapat lambang universitas.
Ukuran lebar dan panjang bendera universitas, dua berbanding tiga;
Setiap fakultas memiliki bendera dengan warna dan arti tersendiri, yang
dibedakan oleh warna dasar sebagai berikut ;
a. fakultas sains dan teknologi : warna merah maroon;
b. fakultas pertanian : warna hijau tua;
c. fakultas ekonomi : warna kuning;
d. fakultas ilmu administrasi dan humaniora : warna biru tua;
e. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : warna ungu;
f. fakultas kesehatan : warna hijau muda;
g. fakultas hukum : warna merah
Ukuran lebar dan panjang bendera fakultas, dua berbanding tiga;
Lambang yang terdapat di tengah bendera fakultas, sama dengan lambang
universitas. Nama fakultas ditulis di bawah lambang.
Makna warna bendera universitas melambangkan kesucian
Makna warna bendera fakultas :
a. fakultas sains dan teknologi : kekuatan;
b. fakultas pertanian : kemakmuran
c. fakultas ekonomi : kesejahteraan;
d. fakultas ilmu administrasi dan humaniora : kreativitas;
e. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : pengetahuan;
f. fakultas kesehatan : kepedulian;
g. fakultas hukum : keberanian

Pasal 9
Hymne dan Mars
(1) UMMI memiliki hymne yang berjudul Hymne UMMI, diciptakan oleh Eka
Janwar Muharam, SE.
(2) UMMI memiliki mars yang berjudul Mars UMMI, diciptakan oleh Eka Janwar
Muharam, SE.
(3) Teks Hymne dan Mars dilampirkan.
Pasal 10
Busana Akademik
(1) Busana akademik merupakan atribut yang mencirikan identitas dan seragam
almamater bagi pimpinan, guru besar dan wisudawan
(2) Busana akademik adalah toga, topi dan kalung.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

7

Pasal 11
Pola Ilmiah Pokok
(1) Al-Islam dan kemuhammadiyahan menjadi dasar karakter
dalam
penyelenggaran operasional pola ilmiah pokok di
Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
(2) Penjabaran secara operasional dilaksanakan oleh unsur-unsur pelaksana
akademik.
Pasal 12
Bahasa Pengantar
(1) Bahasa pengantar yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan
adalah Bahasa Indonesia.
(2) Bahasa asing dapat digunakan sejauh yang diperlukan sebagai bahasa
pengantar dalam penyampaian pengetahuan.
(3) Bahasa daerah, digunakan di Program Studi Bahasa Daerah.
BAB IV
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)

(3)
(4)

(5)

Pasal 13
Kalender Akademik
Kalender akademik disusun dengan mengakomodir seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan akademik dalam satu tahun akademik.
Kalender akademik memuat kegiatan pokok akedemik yaitu penerimaan
mahasiwa baru, masa perkuliahan, semester pendek, wisuda.
Satu tahun akademik terdiri atas dua semester, dimulai bulan September
dan di akhiri bulan Agustus.
Penetapan kalender akademik disahkan dalam rapat senat akademik
Pasal 14
Kurikulum
Kurikulum UMMI disusun berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).
Kurikulum KKNI sebagaimana dimaksud didasarkan pada paradigma
berbasis capaian pembelajaran (learning outcome) yang mengacu 4 (empat)
unsur, yakni ;
a. Sikap dan tata nilai;
b. Kemampuan kerja;
c. Penguasaan pengetahuan;
d. Kewenangan dan tanggung jawab;
Kurikulum mata kuliah dasar umum yang berlaku di UMMI ditetapkan oleh
senat akademik. Kurikulum program studi ditetapkan oleh senat fakultas.
Kelompok mata kuliah dasar umum (Pancasila, Kewarganegaraan, Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan/AIK, English for Special Purpose/ESP,
Kewirausahaan) yang berlaku di UMMI dikoordinasikan oleh bagian
akademik universitas.
Penjabaran kurikulum dalam bentuk mata kuliah dituangkan dalam Buku
Pedoman Akademik.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

8

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Pasal 15
Tatacara Penyelenggaraan Perkuliahan
Penyelenggaraan perkuliahan melalui proses pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
Proses pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan dengan keilmuan lainnya.
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dapat dilaksanakan dalam
bentuk kuliah tatap muka, tutorial, praktik laboratorium, praktek lapangan,
seminar, simposium, diskusi, lokakarya, dan kegiatan ilmiah lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas pengajaran diperlukan perbandingan yang
proporsional antara kegiatan perkuliahan di kelas dengan perkuliahan di luar
kelas.
Pasal 16
Penilaian Hasil Belajar
Evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dilakukan melalui penilaian secara
berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan atau pengamatan
dosen.
Evaluasi dapat diselenggarakan melalui kuis (pre test/post test), ujian tengah
semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, ujian kompetensi,
ujian skripsi, tesis, dan disertasi.
Bentuk ujian untuk program vokasional berupa ujian komprehensif atau ujian
praktek kerja.
Bentuk ujian untuk program profesi ditentukan atas dasar kesepakatan
dengan organisasi profesi terkait, yang dituangkan dalam bentuk MoU.
Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf masing-masing A, B, C, D
dan E, masing-masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0.
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menekankan prinsip-prinsip
kejujuran, keterbukaan, dan obyektifitas mengacu pada standar penilaian
berdasarkan standar nasional/internasional.
Predikat kelulusan dinyatakan dengan: memuaskan, sangat memuaskan,
dan lulus dengan pujian (cumlaude) yang dinyatakan dalam transkrip
akademik.
Predikat kelulusan sebagaimana ayat (7) dituangkan dalam Buku Pedoman
Akademik.

Pasal 17
Administrasi Akademik
(1) Administrasi akademik yang dimaksud adalah semua bentuk administrasi
yang terkait dengan efektifitas dan efisiensi layanan terhadap sivitas
akademika.
(2) Bentuk layanan administrasi akademik yang dimaksud adalah ; registrasi
akademik, proses mutasi mahasiswa, perizinan cuti kuliah, layanan surat
keterangan, yudisium, wisuda.
Pasal 18
Program Pendidikan
(1) UMMI menyelenggarakan program pendidikan akademik, profesi dan vokasi
dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi dan atau seni.
(2) UMMI menyelenggarakan program pendidikan akademik berupa pendidikan
diploma, sarjana, magister, dan doktor.
(3) Beban studi masing-masing jenjang studi adalah :

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

9

a. Jenjang diploma tiga minimal 110 SKS, diselesaikan dalam waktu 6–10
semester.
b. Jenjang strata satu minimal 146 SKS, diselesaikan dalam waktu 8–14
semester.
c. Jenjang strata dua minimal 36 SKS setelah sarjana, diselesaikan dalam
waktu 4–10 semester.
d. Jenjang strata tiga minimal 54 SKS setelah magister, diselesaikan dalam
waktu 5–13 semester.
Pasal 19
Penyelenggaraan Penelitian
(1) Penelitian merupakan kegiatan pencarian (inquiry) kebenaran fakta empirik
dengan menggunakan metode ilmiah untuk menguji dan mengembangkan
teori, mengaplikasikan teori, atau mengevaluasi kegiatan, bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Penelitian dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan mulai dari pengajuan
proposal, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil kegiatan/deseminasi
(3) Kegiatan penelitian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan pendidikan dan pengajaran, dan pengabdian kepada
masyarakat, sesuai dengan visi, misi dan tujuan UMMI.
Pasal 20
Penyelenggaraan Pengabdian kepada Masyarakat
(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan pengamalan keahlian
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan
mulai dari pengajuan proposal, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil
kegiatan/deseminasi
(3) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengembangan pendidikan dan pengajaran dan penelitian,
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan UMMI.
Pasal 21
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
(1) Al Islam dan Kemuhammadiyahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian
kepada masyarakat.
(2) Implementasi AIK harus didukung oleh komitmen dan pemahaman sivitas
akademika tentang AIK, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan
organisasi, dukungan prasarana dan sarana serta pembiayaan.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

10

BAB V
KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN
Pasal 22
Kebebasan Akademik
(1) Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas
akademika UMMI untuk secara bertanggungjawab dan mandiri
melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan, pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan.
(2) Pimpinan universitas mengupayakan dan menjamin agar setiap sivitas
akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi
pribadi yang dilandasi oleh norma dan kaidah keilmuan dan keislaman.
Pasal 23
Pelaksanaan Kebebasan Akademik
(1) Pelaksanaan kebebasan akademik diarahkan untuk terwujudnya
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga melalui
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara
berkualitas dan bertanggung jawab.
(2) Dalam melaksanakan kegiatan kebebasan akademik, sivitas akademika
tidak merugikan pelaksanaan kegiatan akademik.
(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, setiap sivitas akademika
bertanggungjawab secara pribadi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan
serta keislaman.
Pasal 24
Kebebasan Mimbar Akademik
(1) Kebebasan mimbar akademik merupakan kebebasan setiap anggota sivitas
akademika dalam menyebarluaskan hasil penelitian dan menyampaikan
pandangan akademik melalui kegiatan perkuliahan, ujian, sidang, seminar,
diskusi, simposium, ceramah, publikasi ilmiah, dan pertemuan ilmiah lain
yang sesuai dengan kaidah keilmuan.
(2) Pimpinan universitas dapat mengijinkan penggunaan sumberdaya
universitas dalam rangka pelaksanaan kegiatan kebebasan mimbar
akademik, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan dilandasi etika dan norma/kaidah keilmuan.
(3) Pelaksanaan kebebasan mimbar akademik sebagai berikut,
a. Merupakan tanggungjawab setiap anggota sivitas akademika yang
terlibat;
b. Menjadi tanggungjawab UMMI, atau unit organisasi di dalam UMMI,
apabila UMMI atau unit organisasi tersebut secara resmi terlibat dalam
pelaksanaannya;
Pasal 25
Otonomi Keilmuan
(1) Otonomi keilmuan adalah kemandirian dan kebebasan sivitas akademika
dalam mengembangkan, mengungkapkan dan atau mempertahankan
kebenaran suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan atau
olahraga menurut kaidah keilmuanmya untuk menjamin keberlanjutan
perkembangan cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

11

yang melekat pada kekhasan/keunikan yang bersangkutan, atas dasar
norma dan kaidah keilmuan dan keislaman.
(2) UMMI maupun sivitas akademikanya secara mandiri tidak dibatasi untuk
menetapkan arah dan sasaran pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni sepanjang tidak bertentangan dengan norma dan kaidah keilmuan,
serta kepentingan dan kesejahteraan umum.

(1)
(2)
(3)
(4)

(5)

Pasal 26
Etika Akademik
Etika merupakan ‘tata nilai’ yang berhubungan dengan baik-buruk atau
benar salah dalam kaitannya dengan peran, fungsi, dan tugas, serta hak dan
kewajiban sivitas akademika.
Etika akademik dituangkan dalam kode etik dosen dan kode etik mahasiswa.
Sivitas akademika wajib menjunjung tinggi etika akademik serta menjaga
nama baik dan kehormatan universitas baik di lingkungan maupun di luar
kampus.
Sivitas akademika dalam melakukan tugas dan kewajibannya selalu
memelihara dan mengembangkan cipta, karsa, dan karya dengan semangat
kekeluargaan dan kesetiakawan sosial berdasarkan prinsip silih asah, silih
asih, dan silih asuh.
Etika akademik dikontrol oleh salah satu komisi Senat Akademik yang diberi
tugas untuk itu.
BAB VI
GELAR DAN PENGHARGAAN

(1)
(2)
(3)
(4)

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Pasal 27
Gelar Dan Sebutan Profesional
Lulusan pendidikan akademik berhak menggunakan gelar akademik, dan
lulusan pendidikan vokasi dan profesi berhak menggunakan sebutan
profesional.
Gelar pendidikan akademik adalah sarjana, magister, dan doktor.
Gelar pendidikan vokasi: diploma tiga dengan sebutan Ahli Madya (A.Md),
ditulis di belakang nama yang berhak
Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan
huruf S dan magister ditulis di belakang nama yang berhak dengan huruf M
sesuai ketentuan yang berlaku dan gelar doktor ditulis di depan nama yang
berhak dengan mencantumkan DR.
Gelar untuk pendidikan profesi diatur bersama antara organisasi profesi dan
universitas, dan ditulis di belakang nama yang berhak.
Gelar Doktor Kehormatan (DR.HC) diberikan kepada sarjana yang telah
berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan,
kemasyarakatan atau kemanusiaan.
Pemberian gelar Doktor Kehormatan diusulkan oleh rektor/dekan dengan
persetujuan Senat Akademik/Senat Fakultas dan dikukuhkan oleh Senat
Akademik.
Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan doktor kehormatan
diatur sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pengukuhan gelar doktor kehormatan sebagaimana tercantum dalam ayat 8
dilaksanakan sesuai dengan tatacara yang diatur melalui peraturan Senat
Akademik.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

12

(10) Rektor berhak mencabut gelar akademik, sebutan profesi, sebutan vokasi
yang dicapai secara tidak sah, serta gelar kehormatan jika dipandang perlu
setelah melalui pertimbangan Senat Akademik dan atau senat fakultas.

(1)

(2)
(3)
(4)
(5)

Pasal 28
Penghargaan
UMMI dapat memberikan penghargaan tanda jasa kepada perseorangan,
atau lembaga yang dipandang berjasa luar biasa bagi ilmu pengetahuan,
teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan atau kemanusiaan dan berjasa
terhadap pengembangan universitas.
Tanda jasa yang dimaksud dalam ayat (1) dianugerahkan oleh rektor
berdasarkan persetujuan Senat Akademik.
Batasan, bentuk dan jenis penghargaan, serta tata upacara pemberian
penghargaan tanda jasa diatur berdasarkan Surat Keputusan Rektor.
Pemberian penghargaan tanda jasa dilakukan pada saat peringatan hari jadi
UMMI.
Kriteria penghargaan mengacu kepada perundang-undangan yang relevan.
BAB VII
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 29
Organisasi UMMI
Organisasi UMMI adalah sebagai berikut :
(1) Perangkat penyelenggara :Badan Pembina Harian (BPH);
(2) Dewan Penyantun;
(3) Senat Akademik;
(4) Pimpinan Universitas : rektor dan wakil rektor;
(5) Unsur akademik : fakultas, program studi, lembaga; pascasarjana
(6) Unsur administrasi : biro administrasi;
(7) Unsur penunjang akademik : laboratorium, perpustakaan, studio, bengkel
workshop, penerbitan, dan unsur penunjang lainnya sesuai dengan
pengembangan UMMI;
(8) Unsur monitoring dan evaluasi : Lembaga Penjaminan Mutu (LPM);
(9) Unsur usaha bisnis dan pelayanan : Unit Pelaksana Teknis (UPT);
Pasal 30
Badan Pembina Harian (BPH)
(1) Badan Pembina Harian (BPH) UMMI adalah badan yang dibentuk oleh dan
bertanggungjawab kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
(2) BPH berfungsi mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam hal:
a. Memberi arah dan pertimbangan kepada pimpinan UMMI dalam hal
memimpin, menyelenggarakan, dan mengembangkan UMMI;
b. Bersama Pimpinan UMMI menyusun RAPB tahunan;
c. Bersama Pimpinan UMMI dan Senat Akademik menyusun statuta dan
RIP;
d. Membuat laporan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
(3) BPH berwenang:
a. Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga kependidikan tetap
persyarikatan atas usul Pimpinan UMMI berdasarkan aturan dan prosedur
yang berlaku;
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan UMMI;
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

13

c.

Melakukan pembinaan dan
Kemuhammadiyahan di UMMI;

pengembangan

Al

Islam

dan

Pasal 31
Dewan Penyantun
(1) Dewan penyantun adalah forum yang berasal dari golongan masyarakat
yang menaruh perhatian dan kepedulian kepada penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan di lingkungan UMMI dan merupakan jembatan
antara UMMI dan masyarakat.
(2) Dewan penyantun berasal dari kalangan tokoh yang berjasa baik langsung
maupun tidak langsung kepada UMMI.
(3) Tugas dan fungsi dewan penyantun adalah sebagai berikut,
a. Membantu pimpinan UMMI dalam menciptakan dan memelihara
hubungan baik antara UMMI dan instansi/lembaga baik pemerintah
maupun swasta serta masyarakat pada umumnya;
b. Menyampaikan pikiran dan sumbang saran kepada pimpinan UMMI
dalam rangka pengembangan dan kemajuan UMMI;
c. Mendorong dan menumbuhkan suasana yang baik dan dinamis bagi
upaya mewujudkan identitas UMMI, yakni pemuliaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang islami dalam rangka membangun
bangsa;
Pasal 32
Senat Akademik
(1) Senat Akademik adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di UMMI.
(2) Senat Akademik terdiri dari; guru besar, pimpinan universitas, pimpinan
lembaga, dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau
kelompok bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan di UMMI.
Pasal 33
Tugas dan Fungsi Senat Akademik
Senat Akademik mempunyai tugas pokok:
(1) Mengusulkan dan memberi pertimbangan perubahan statuta yang menjadi
pedoman bagi pimpinan UMMI dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab kepada rektor.
(2) Merumuskan kebijakan akademik, non akademik dan pengembangan UMMI.
(3) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di UMMI.
(4) Merumuskan etika, norma, dan tolok ukur penilaian penyelenggaraan UMMI.
(5) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang
telah dijalankan oleh rektor.
(6) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan
realisasi anggaran pendapatan dan belanja UMMI yang diajukan oleh rektor
setelah dibicarakan dengan BPH.
(7) Memberikan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat berkenaan dengan caloncalon yang diusulkan untuk diangkat menjadi rektor dan wakil rektor.
(8) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon dekan
dan wakil dekan yang diusulkan oleh Senat Fakultas.
(9) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan
fungsional lektor kepala dan guru besar.
(10) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik yang berlaku bagi sivitas
akademika dan tenaga kependidikan UMMI.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

14

(11) Mempertimbangkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program
studi, laboratorium, atau studio.
(12) Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas usul, pengangkatan guru
besar, pengangkatan guru besar emeritus, dan pemberian gelar Doctor
Honoris Causa (Dr.HC) dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
(13) Mengukuhkan guru besar tetap (khusus komisi senat guru besar), menerima
mahasiswa baru, mewisuda para lulusan, dan melaksanakan peringatan hari
jadi universitas.
(14) Merumuskan pedoman dan mengatur tata cara pemberian penghargaan
kepada dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan perseorangan atau
lembaga.
(15) Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan masalahmasalah yang dihadapi oleh UMMI.
(16) Merumuskan peraturan dan tata cara pemilihan calon rektor, wakil rektor,
dekan, wakil dekan, ketua lembaga, dan direktur program pascasarjana
(17) Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan
Senat Akademik.
(18) Senat Akademik dalam melaksanakan tugasnya dapat membentuk komisi –
komisi.
Pasal 34
Komisi Senat Akademik
(1) Ketua dan sekretaris komisi Senat Akademik diangkat dan diberhentikan
oleh rektor berdasarkan musyawarah mufakat anggota komisi.
(2) Pembentukan dan penghapusan komisi senat ditetapkan dengan keputusan
rektor setelah mendapat pertimbangan dari Senat Akademik.
(3) Komisi Senat Akademik terdiri atas :
a. Komisi senat pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan
kemahasiswaan;
b. Komisi senat perencanaan, dan pengembangan;
c. Komisi senat sarana/prasarana dan pengawasan realisasi anggaran;
d. Komisi etik.
Pasal 35
Tugas Pokok Komisi Senat Akademik
Tugas pokok komisi Senat Akademik yang dimaksud meliputi sebagai berikut:
(1) Komisi senat etika pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan
kemahasiswaan :
a. Merumuskan strategi pengembangan pendidikan tinggi, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat, serta Al-Islam dan kemuhammadiyahan;
b. Merumuskan kebijakan dasar catur dharma perguruan tinggi dan
keilmuan;
c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan
pendidikan;
d. Menilai pertanggung jawaban pimpinan UMMI atas pelaksanaan
kebijakan/rencana catur dharma perguruan tinggi;
e. Merumuskan kebijakan dan pengembangan identitas UMMI;
f. Menilai kelayakan jenjang akademik dosen tetap untuk jabatan fungsional
untuk diusulkan kepada Mendiknas.
(2) Komisi perencanaan , dan pengembangan:
a. Merumuskan kebijakan dasar pengembangan institusi;
b. Merumuskan perencanaan pembangunan UMMI;

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

15

c. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar UMMI (dalam negeri dan luar
negeri);
d. Merumuskan etika penelitian;
e. Konsorsium ilmu-ilmu serumpun;
(3) Komisi senat sarana/prasarana dan anggaran:
a. Merumuskan strategi pengembangan pemeliharaan sarana/prasarana;
b. Merumuskan strategi pengembangan administrasi dan keuangan;
c. Merumuskan organisasi, norma dan tolok ukur penyelenggaraan
administrasi dan keuangan;
d. Memberikan pertimbangan atas rencana pendapatan dan belanja yang
diajukan oleh rektor;
e. Mengarahkan pengembangan kesejahteraan sivitas akademika;
f. Menilai pertanggungjawaban rektor atas pelaksanaan kebijakan
pengembangan sarana/prasarana, administrasi dan keuangan.
(4) Komisi etik :
a. Merumuskan strategi implementasi etika akademik;
b. Memberikan pertimbangan penghargaan dan sanksi terhadap
implementasi etika akademik;

(1)
(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal 36
Sidang Senat dan Sidang Komisi Senat Akademik
Senat Akademik menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang
dan jadwal kegiatan tahunan.
Sidang Senat Akademik terdiri atas:
a. Sidang Pleno Senat Akademik;
b. Sidang Terbuka Senat Akademik;
c. Sidang Komisi dan atau Sub-komisi;
d. Sidang Gabungan Pimpinan Komisi dan atau Pimpinan dan anggota Subkomisi dengan Pimpinan Universitas, Dekan Fakultas, Ketua Lembaga,
dan Direktur Program Pascasarjana.
Setiap anggota tetap mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih,
sedangkan anggota tidak tetap hanya mempunyai hak bicara untuk
memberikan saran atau pendapat tetapi tidak mempunyai hak memilih
maupun dipilih.
Sidang Senat Akademik dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah tambah satu dari jumlah anggota tetap, apabila kuorum tidak
tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling lama 15 (lima belas)
menit dan setelah itu sidang dilanjutkan walaupun tidak mencapai kuorum,
siding dianggap sah.
Keputusan sidang Senat Akademik diambil dengan cara musyawarah untuk
mufakat oleh anggota tetap, bila dengan cara musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, dan
keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak anggota tetap yang hadir.

Pasal 37
Rektor
(1) UMMI dipimpin oleh seorang rektor dan didampingi wakil rektor.
(2) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
atas usul majelis dikti berdasarkan usulan dari Senat Akademik, setelah
memperoleh rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
(3) Rektor sebagai penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan
melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma,
dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan di UMMI.
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

16

(4) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) maka :
a. Dibidang administrasi dan keuangan, pimpinan UMMI bertanggung jawab
kepada Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
b. Dibidang akademik, Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi
bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan Nasional.
(5) Calon rektor UMMI harus memenuhi syarat:
a. Taat dalam menjalankan syariat Islam dan berahlaqulkarimah;
b. Memahami Persyarikatan Muhammadiyah;
c. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik memadai minimal
4 (empat) tahun sebagai unsur pimpinan.
d. Wajib dicalonkan melalui Senat Akademik;
e. Sekurang-kurangnya berkualifikasi magister;
f. Memiliki wawasan manajerial pendidikan tinggi.

(1)

(2)

(3)
(4)
(5)
(6)

(7)

(8)

Pasal 38
Tugas dan Wewenang Rektor
Rektor adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan UMMI
yang mempunyai tugas pokok dan wewenang sebagai berikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan;
b. Membina tenaga akademik, non akademik dan mahasiswa.
c. Membina hubungan dengan persyarikatan dan pihak lain dalam dan luar
negeri
d. Menyusun rencana kerja, anggaran dan pengelolan kekayaan universitas;
e. Pelaksana anggaran pendapatandan belanja, serta pelaporannya;
f. Melaporan hasil kerja tahunan ke majelis dikti PP Muhammadiyah setelah
mendapat persetujuan Senat Akademik;
Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan UMMI, rektor
dibantu oleh 3 (tiga) wakil rektor yaitu; wakil rektor bidang akademik
kemahasiswaan dan alumni, wakil rektor bidang administrasi Umum,
keuangan dan SDM, dan wakil rektor bidang hubungan masyarakat,
promosi dan kerjasama.
Rektor dapat melakukan penambahan wakil rektor berdasarkan kesepakatan
senat.
Bilamana rektor berhalangan tidak tetap, wakil rektor bidang akademik dan
kemahasiswaan bertindak sebagai pelaksana harian rektor.
Bilamana rektor dan wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan
berhalangan tidak tetap, rektor dapat menunjuk wakil rektor lainnya untuk
bertindak sebagai pelaksana harian rektor.
Bilamana rektor berhalangan tetap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengangkat pejabat rektor sebelum diangkat rektor definitif atas usul majelis
pendidikan tinggi yang mekanismenya diatur dengan ketentuan majelis
pendidikan tinggi.
Menetapkan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan, dekan, wakil
dekan, ketua lembaga, direktur program pascasarjana, direktur program
vokasi, ketua dan sekretaris program studi, laboran, dan unsur penunjang
akademik.
Rektor dengan persetujuan senat dapat membantu PTM lain dalam bidang
akademik dan kemahasiswaan.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

17

Pasal 39
Wakil Rektor
(1) Wakil rektor terdiri atas :
a. Wakil rektor I, bidang akademik;
b. Wakil rektor II, bidang administrasi umum, keuangan dan SDM;
c. Wakil rektor III, bidang, kemahasiswaan, alumni dan kerjasama.
(2) Wakil rektor diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat
Muhammadiyah atas usul rektor, setelah memperoleh pertimbangan Senat
Akademik dan rekomendasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
(3) Calon wakil rektor UMMI harus memenuhi syarat:
a. Taat dalam menjalankan syariat Islam dan berahlaqulkarimah;
b. Memahami Persyarikatan Muhammadiyah;
c. Berstatus dosen tetap di UMMI;
d. Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun sebagai unsur pimpinan di
Universitas Muhammadiyah Sukabumi;
e. Sekurang-kurangnya berpendidikan magister (S2);
f. Memiliki jabatan fungsional.
Pasal 40
Tugas dan Wewenang Wakil Rektor I
Tugas dan wewenang wakil rektor I adalah membantu rektor dalam bidang
akademik meliputi :
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
(2) Perencanaan dan pelaksanaan baru untuk penyelenggaraan kegiatan
tambahan bagi usaha pengembangan nalar sivitas akademik UMMI.
(3) Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama bidang akademik dengan
berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri.
(4) Penghimpunan data dan informasi pendidikan/ilmiah untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan akademik.
(5) Perencanaan dan pelaksanaan penerapan bidang keilmuan yang diwarnai
Islam secara terprogram dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat.
(6) Melaksanakan evaluasi kinerja serta pembinaan dosen.
(7) Penyelenggaraan dan pelaksanaan identitas UMMI di bidang akademik,
yaitu mengagungkan agama Islam, melestarikan dan mengembangkan
budaya dalam kerangka pengembangan budaya nasional.
(8) Memberikan laporan pertanggung jawaban bidang kerjanya kepada rektor.
Pasal 41
Tugas dan Wewenang Wakil Rektor II
Tugas dan wewenang wakil rektor II pada bidang administrasi umum, keuangan
dan SDM membantu rektor dalam hal :
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang administrasi umum, keuangan dan SDM;
(2) Perencanaan dan pengelolaan anggaran keuangan, aset dan SDM;
(3) Pengurusan kerumahtanggaan dan pemelihara keamanan dan ketertiban
lingkungan.
(4) Pengembangan unit bisnis atau profit center sebagai salah satu sumber
pendanaan universitas.
(5) Melaksanakan evaluasi hasil kerja pegawai.
(6) Menjalin hubungan baik keluar maupun ke dalam atas nama rektor untuk
bidang administrasi umum, keuangan dan SDM.
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

18

(7) Memberikan laporan pertanggungjawaban bidang kerjanya kepada rektor.
Pasal 42
Tugas dan Wewenang Wakil Rektor III
Tugas dan wewenang wakil rektor III pada bidang kemahasiswaan, alumni dan
kerjasama membantu rektor dalam hal:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang hubungan masyarakat, promosi dan kerjasama dengan perguruan
tinggi lain, dunia usaha, atau pihak lain baik dalam maupun luar negeri.
(2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan protokoler, publikasi dalam
pengembangan citra UMMI.
(3) Bertanggungjawab atas perkembangan jumlah mahasiswa.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan oleh para
pembina kemahasiswaan, terhadap pengembangan sikap dan orientasi yang
mengarah pada pengembangan nalar, minat, bakat dan kesejahteraan
mahasiswa.
(5) Pembinaan organisasi mahasiswa, kegiatan mahasiswa dan alumni serta
menselaraskan organisasi otonom (IMM, Hizbul wathan dan tapak suci),
pada pencapaian visi UMMI.
(6) Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penelusuran alumni (tracer study).
(7) Memberikan laporan pertanggung jawaban bidang kerjanya kepada rektor.

(1)

(2)
(3)

(4)

Pasal 43
Masa Jabatan Pimpinan UMMI
Masa jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan,ketua program studi,
sekretaris program studi, ketua lembaga dan direktur program pascasarjana
4 (empat) tahun dan sesudahnya dapat diangkat kembali dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
Masa jabatan pergantian antar waktu tidak dihitung sebagai masa jabatan.
Bilamana wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris
lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program
pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris berhalangan tetap dan
atau terjadi pemberhentian, atau mutasi jabatan sebelum masa jabatan
berakhir maka dilakukan pejabat pengganti untuk meneruskan sisa masa
tugas diatur dalam peraturan dan keputusan rektor.
Jabatan rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua lembaga, sekretaris
lembaga, direktur program pascasarjana, wakil direktur program
pascasarjana, ketua program studi dan sekretaris, tiga bulan sebelum masa
jabatannya berakhir maka dilakukan proses pemilihan.
BAB VIII
PELAKSANA AKADEMIK

Pasal 44
Senat Fakultas
(1) Senat fakultas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di fakultas.
(2) Senat fakultas terdiri dari; guru besar, pimpinan fakultas, pimpinan program
studi dan wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau
kelompok bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan di lingkungan
fakultas.
(3) Ketua dan sekretaris Senat fakultas dipilih dan diangkat oleh anggota Senat
fakultas.
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

19

(4) Anggota Senat fakultas terdiri atas anggota tetap dan anggota tidak tetap.
(5) Anggota tetap terdiri dari :
a. Guru besar ex officio;
b. Dekan ex officio;
c. Wakil dekan ex officio;
d. Ketua program studi ex officio;
e. Dosen yang bukan guru besar yang diusulkan oleh program studi,
masing-masing sebanyak 2 (dua) orang dengan jabatan fungsional
minimal lektor;
(6) Anggota senat tidak tetap adalah guru besar emeritus.
(7) Anggota Senat fakultas ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan.
Pasal 45
Tugas Dan Fungsi Senat Fakultas
Senat fakultas mempunyai tugas pokok:
(1) Merumuskan kebijakan akademik, non akademik dan pengembangan
fakultas.
(2) Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di fakultas.
(3) Merumuskan etika, norma, dan tolok ukur penilaian penyelenggaraan
fakultas.
(4) Menilai pertanggungjawaban dan pelaksanaan kebijakan akademik yang
telah dijalankan oleh dekan.
(5) Memberikan pertimbangan, persetujuan, dan pengawasan atas rencana dan
realisasi anggaran pendapatan dan belanja fakultas.
(6) Memberikan pertimbangan kepada rektor berkenaan dengan calon-calon
dekan, wakil dekan, ketua dan sekretaris program studi.
(7) Memberikan pertimbangan untuk dosen yang akan mengajukan jabatan
fungsional.
(8) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan non akademik yang
berlaku di fakultas.
(9) Mengusulkan pembentukan dan penutupan suatu fakultas, program studi,
laboratorium, atau studio.
(10) Memberi saran, pendapat, dan pertimbangan berkenaan dengan masalahmasalah yang dihadapi oleh fakultas.
(11) Tatacara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dalam peraturan
Senat fakultas.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Pasal 46
Sidang Senat Fakultas
Senat Fakultas menetapkan mekanisme kerja, tata tertib rapat atau sidang
dan jadwal kegiatan tahunan.
Setiap anggota mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
Sidang Senat Fakultas dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah tambah satu dari jumlah anggota.
Apabila kuorum tidak tercapai ketua sidang dapat menunda sidang paling
lama 15 (lima belas) menit dan setelah itu sidang dianggap sah.
Keputusan sidang Senat Fakultas diambil dengan cara musyawarah untuk
mufakat oleh anggota tetap, bila dengan cara musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, keputusan diambil dengan cara pemungutan suara, dan
keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak anggota yang hadir.

STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

20

Pasal 47
Pimpinan Fakultas
Yang dimaksud dengan fakultas adalah satuan pelaksana catur dharma
perguruan tinggi dengan sejumlah program studi.
(1) Fakultas dipimpin oleh seorang dekan dan didampingi wakil dekan dengan
pelaksanaan tugas yang sama.
(2) Dekan dan wakil dekan diangkat dan diberhentikan oleh rektor berdasarkan
usulan dari Senat Fakultas.
(3) Calon dekan dan wakil dekan UMMI harus memenuhi syarat:
a. Taat dalam menjalankan syariat Islam dan berahlaqulkarimah;
b. Memahami Persyarikatan Muhammadiyah
c. Berstatus dosen tetap di UMMI;
d. Wajib dicalonkan melalui Senat Fakultas;
e. Sekurang-kurangnya berpendidikan magister (S2);
f. Memiliki jabatan fungsional;
(4) Dekan sebagai penyelenggara dan penanggung jawab fakultas dalam
melakukan arahan serta kebijakan umum, menetapkan peraturan, norma,
dan tolok ukur penyelenggaraan fakultas.
(5) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) maka
dekan dibantu oleh wakil dekan.

(1)

(2)
(3)
(4)

Pasal 48
Tugas dan Wewenang Dekan
Dekan adalah penanggung jawab utama terselenggaranya kegiatan fakultas
yang mempunyai tugas pokok dan wewenang sebagai berikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan;
b. Pembinaan tenaga pendidikan, tenaga administrasi dan mahasiswa serta
berhubungan dengan persyarikatan dan masyarakat lingkungannya;
c. Pembinaan/pengembangan identitas fakultas;
d. Penyusunan visi, misi, tujuan, renstra, SOTK, program kerja, pedoman
akademik, dan dokumen penjaminan mutu di tingkat fakultas;
e. Penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dan belanja fakultas
berbasis program yang telah disetujui Senat Fakultas;
f. Pelaksana anggaran pendapatan dan belanja fakultas;
g. Mengembangkan hubungan baik dengan pihak ketiga;
h. Menyusun laporan tahunan ke rektor setelah mendapat persetujuan
Senat Fakultas.
Dalam menjalankan tugas untuk kepentingan pengembangan fakultas,
dekan dan wakil dekan bertanggung jawab kepada rektor.
Bilamana dekan berhalangan tidak tetap, wakil dekan bertindak sebagai
pelaksana harian dekan.
Bilamana dekan berhalangan tetap (meninggal dunia, tugas belajar di luar
negeri atau kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan
tugas struktural) Senat Fakultas dapat memilih dan mengusulkan nama
calon kepada rektor dalam batas waktu paling lama 6 (enam) bulan.

Pasal 49
Wakil Dekan
(1) Wakil dekan diangkat dan diberhentikan oleh rektor.
(2) Masa jabatan wakil dekan sesuai dengan masa jabatan dekan.
(3) Prosedur pemilihan wakil dekan diatur sesuai ketentuan Majelis Dikti.
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

21

Pasal 50
Tugas dan Wewenang Wakil Dekan
Tugas dan wewenang wakil dekan adalah membantu dekan dalam bidang catur
dharma, meliputi hal-hal sebagai berikut,
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada
masyarakat serta Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
(2) Mengkoordinasikan penyerasian kurikulum di semua program studi yang ada
di lingkungan fakultasnya.
(3) Pembinaan tenaga pendidik dan penunjang akademik.
(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program
akademik.
(5) Terciptanya iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar
mahasiswa di lingkungan fakultas.
(6) Pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas fakultas dan
UMMI, serta menyelaraskan antara organisasi
(7) Pembinaan organisasi kemahasiswaan di lingkungan fakultas.
(8) Wakil dekan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
rektor.
BAB IX
PELAKSANA PROGRAM AKADEMIK

(1)

(2)
(3)
(4)
(5)

(6)
(7)

Pasal 51
Program Studi
Program studi adalah unsur pelaksana akademik yang mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan akademik dan atau professional serta
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian di bawah
koordinasi fakultas.
Program studi dipimpin oleh seorang ketua program studi.
Dalam menjalankan tugasnya, ketua program studi dibantu oleh seorang
sekretaris program studi.
Ketua program studi bertanggung jawab kepada dekan.
Ketua program studi dan sekretaris program studi diangkat dan
diberhentikan oleh rektor atas usul dekan berdasarkan hasil pemilihan dosen
tetap program studi dan rekomendasi Senat Fakultas serta pertimbangan
BPH.
Fungsi, tata kerja, dan rincian tugas ketua/sekretaris program studi diatur
dalam pedoman fakultas.
Program studi yang belum memenuhi syarat membentuk fakultas, berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada rektor, yang pembinaannya
dilaksanakan oleh wakil rektor I.

Pasal 52
Tugas dan Wewenang Ketua dan Sekretaris Program Studi
Tugas dan wewenang ketua dan sekretaris program studi adalah membantu
dekan dalam bidang catur dharma, meliputi:
(1) Perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengembangan kegiatan
bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada
masyarakat serta Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
(2) Mengkoordinasikan penyerasian kurikulum di program studi.
(3) Pembinaan tenaga pendidik yang ada di program studi.
STATUTA UMMI 2012-2022 REVISI I, DESEMBER 2015|

22

(4) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang selaras dengan program
akademik.
(5) Menyusun visi, misi, tujuan, renstra, program kerja, dan dokumen
penjaminan mutu program studi.
(6) Menyusun rencana anggaran belanja berbasis program kerja.
(7) Menciptakan iklim yang baik dan mendukung kegiatan proses belajar
mahasiswa di lingkungan program studi.
(8) Melaksanakan pembinaan sivitas akademika di lingkungannya.
(9) Pembinaan organisasi himpunan kemahasiswaan di lingkungan program
studi.
(10) Melaksanakan pembinaan kegiatan mahasiswa pada pencapaian identitas
program studi, fakultas dan UMMI.
(11) Melaksanakan kerjasama baik dengan pihak internal maupun dengan pihak
eksternal melalui dekan.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Pasal 53
Program Profesi
Program profesi adalah unsur fakultas yang menyelenggarakan pendidikan
khusus yang berbasis keahlian khusus sarjana (S1).
Program profesi dalam pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dan
standar kualitas yang ditetapkan oleh asosiasi profesi.
Program profesi dipimpin oleh seorang ketua program profesi yang
berkualifikasi sesuai dengan ketentuan asosiasi profesi atau seorang yang
keahliannya memenuhi persyaratan tertentu.
Dalam menjalankan tugasnya ketua program profesi dapat dibantu seorang
sekretaris program profesi.
Ketua dan sekretaris program profesi diangkat dan diberhentikan oleh