STRATEGI RISET DANA TERBATAS ERMAN AMINULLAH 10 Des

(1)

Could Indonesia prosper in 2045?

Driving economic growth through infrastructure development and R&D investment

Could Indonesia prosper in 2045?

Driving economic growth through infrastructure development and R&D investment

Erman Aminullah

LIPI-Indonesia

Email: [email protected]

RISET DAN KETERBATASAN

ANGGARAN

(2)

1. PENDAHULUAN

2. KECENDRUNGAN BELANJA RISET

3. KENDALA PELIPATAN BELANJA RISET

4. STRATEGI RISET DALAM ANGGARAN TERBATAS

5. PENUTUP

(3)

1 PENDAHULUAN



Acuan alokasi anggaran riset

_

program prioritas

(4)

BIDANG PRIORITAS (RPJPN)

• RISET

_

energi, pangan, kesehatan, TIK, transportasi, hankam,

dinamika sosial

ACUAN ALOKASI ANGGARAN

RISET

LAINNYA

• produktivitas sektoral dan daya saing

• peningkatan nilai tambah dan perubahan struktur

• pemecahan masalah sosial

• kapasitas serap dalam mencerna teknologi asing

• kemampuan teknologi dalam negeri

• kualitas penelitian dan ketersedian limuwan dan insinyur (RSE)

4 @E.Aminullah 2015

(5)

2 KECENDRUNGAN

BELANJA RISET



Data statistik



Hasil kajian kasus

(6)

INTENSITAS RISET RENDAH

(DATA STATISTIK)

Trends of R&D activities in Indonesia (1969-2013)

Time

%

o

f

G

D

P

National

Gov_sector

Gov_institution

Higher institution

Industrial sector

1970

1974

1978

1982

1986

1990

1994

1998

2002

2006

2012

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

Source: data and estimation based on Indonesian science and technology indicators, Pappiptek-LIPI (2013, 2011, 2007,2006)

Time

P e rc e n t Gov_share Ind_share

1970 1980 1990 2000 2010 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

i.

Jumlah industri LMT:

besar,

ii.

Perhatian iptekin

pemerintah: kurang dan

iii.

Intensitas riset swasta :

rendah

iv.

Kebijakan iptekin: tidak

konsisten

6 @E.Aminullah 2015

(7)

BELANJA RISET RENDAH ATAU TANPA RISET

(HASIL STUDI KASUS)

1. PERUSAHAN DI BIDANG PERMESINAN:

* INOVASI TANPA MEMILIKI UNIT RISET

_

innovasi/penyempurnaan adalah hasil interaksi

produsen/kolaborasi

_

pengembangan desain baru dari produk yang sudah ada

dalam engineering workshops

2. PERUSAHAAN PENGHASIL PRODUK BERBASIS SDA:

* INOVASI DENGAN RISET

_

Unit riset intramural (kosmetik alami, makanan),

_

Unit riset ekstramural (makanan)

3. PERUSAHAAN DI BIDANG KIMIA BERBASIS BIO:

*

INOVASI DENGAN RISET (formal /informal)

_

memiliki

unit riset formal

(perusahaan besar)

_

tanpa

memiliki unit riset formal

_

learning by (doing, using,

interacting) dalam lab kecil (perusahaan kecil)

(8)

KAPASITAS MENAIKKAN

BELANJA RISET KE DEPAN

FUTURE TRENDS OF R&D INTENSITY AND ECONOMIC GROWTH IN INDONESIA

(2012-2045)

TIME

RDpGDP

rGDP

1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

RDpGDP

rGD P

0,080

-13,0

RDpGDP

rGD P

0,208

-8,40

RDpGDP

rGD P

0,336

-3,80

RDpGDP

rGD P

0,464

0,800

RDpGDP

rGD P

0,592

5,400

RDpGDP

rGD P

0,720

10,00

Source: the simulation results of EGRI model, 2015

low initial condition

future

past

Secara sistemik

terlalu kecil

untuk memilliki

daya dorong

besar

8 @E.Aminullah 2015

(9)

FUTURE TRENDS OF CHANGE IN GOVERNMENT AND INDUSTRIAL R&D

IN INDONESIA (2012-2045)

TIME

PE

R

C

E

N

T

rGov RD

rIndRD

1990

1995

2000

2005

2010

2015

2020

2025

2030

2035

2040

2045

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

Source: the simulation results of EGRI model, 2015

SHARE OF GOVERNMENT

AND INDUSTRIAL R&D (1990-2045)

TIME

Gov

Ind

1990

2005

2020

2045

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

future

past

(

2016-2025)



laju riset

pemerintah 15%



laju riset

industri 30%

KAPASITAS MENAIKKAN

BELANJA RISET KE DEPAN

(10)

ESTIMATION OF ECONOMIC AND R&D ACTVITY INDICATORS IN INDONESIA (1990-2045)

TIME 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

Pop (million) GDP_cp (bill ion) GDP_rp (bill ion) rGDP (%)

GDPpCap (thousand) GDPpCAPs (US$ thousand) GDP_s (US$ bill ion) defl_p1993 ( =100) RD_exp (bill ion) Gov_RD (bil lion) Prv_RD (billi on) RDpGDP (%) GOVRDsh (%) PRVRDsh (%) capf sh (%) prvc_sh (%) gov_exim_sh rGOVRD (%) rPRVRD (%)

exch_r_avg (rupiah/dollar) r_Pop (%)

179 196 207 221 235 250 265 281 299 317 336 357 211193 467339 1357478 2659059 6498115 11747140 18725687 29512099 43525988 61432745 83400752 108249610 263662 396391 427574 551026 724700 979663 1241226 1592490 1958544 2361502 2806132 3266721 9,05 8,18 4,52 5,76 4,23 5,07 3,99 5,35 3,80 3,73 3,27 2,67 1177 2390 6559 12033 27621 47042 70646 104893 145745 193795 247862 303084 0,639 1,06 0,779 1,24 3,04 3,76 5,65 8,39 11,66 15,50 19,83 24,25 114,59 207,80 161,18 273,99 714,86 939,77 1.498,05 2.360,97 3.482,08 4.914,62 6.672,06 8.659,97 80,10 117,90 317,48 482,57 896,66 1.199,10 1.508,64 1.853,21 2.222,36 2.601,43 2.972,09 3.313,71 274,55 597,66 1.378,37 2.743,75 5.843,54 14.770,7 40.323,1 123.207 227.267 353.958 546.942 769.682 247,10 537,89 1.171,61 2.332,19 4.674,83 11.481,0 28.702,5 45.924,0 63.145,5 80.367,0 97.588,5 114.810 27,46 59,77 206,76 411,56 1.168,71 3.289,74 11.620,6 77.282,6 164.121 273.591 449.354 654.872 0,13 0,128 0,138 0,114 0,0915 0,111 0,217 0,418 0,523 0,577 0,656 0,711 90,00 90,00 85,00 85,00 80,00 77,73 71,18 37,27 27,78 22,71 17,84 14,92 10,00 10,00 15,00 15,00 20,00 22,27 28,82 62,73 72,22 77,29 82,16 85,08 26,37 28,49 20,89 24,73 23,84 26,06 25,78 24,78 22,30 20,55 18,96 17,64 58,82 58,97 64,37 61,42 60,25 56,60 59,11 59,60 61,53 62,67 63,67 64,67 14,81 12,55 14,74 13,85 15,91 17,34 15,10 15,62 16,17 16,78 17,36 17,69 15,01 9,27 16,05 11,33 5,71 13,94 12,00 7,50 5,45 4,29 3,53 3,00 27,15 9,27 17,15 11,33 33,44 34,60 4,88 23,59 15,36 8,70 8,27 6,55 1843 2249 8422 9705 9090 12500 12500 12500 12500 12500 12500 12500 2,00 1,20 1,40 1,30 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 Source: the simulation results of EGRI model, 2015

PRAKIRAAN BELANJA RISET

KE DEPAN

(2015-2045)

Ctt:

_

jika ditargetkan belanja riset 1%PDB (2025)

_

Rp 286 triliun

_

perlu kenaikan rata2: 27 triliun pertahun (2015-2025)

(11)

3 KENDALA PELIPATAN

BELANJA RISET



Relasi peneliti dengan belanja riset



Prakiraan kebutuhan peneliti di Indonesia



Kapasitas menaikkan jumlah peneliti dalam

riset (tidak lazim di Indonesia)



Beberapa instrumen pelipatan jumlah peneliti

(12)

MENAIKKAN ANGGARAN RISET

MEMERLUKAN PENELITI DALAM RISET

0.72

12 @E.Aminullah 2015

(13)

PRAKIRAAN KEBUTUHAN PENELITI

DI INDONESIA

EXPECTED NUMBER OF RESEARCHER IN R&D FOR INDONESIA

(2016-2045)

TIME

number_of_RIR

yearly_nRIR

1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

number_of_RIR

yearly_nRIR

10.000 -1.000

number_of_RIR

yearly_nRIR

116.000

4.000 number_of_RIR

yearly_nRIR

222.000

9.000 number_of_RIR

yearly_nRIR

328.000

14.000 number_of_RIR

yearly_nRIR

434.000

19.000 number_of_RIR

yearly_nRIR

540.000

24.000 Time

Va

lu

e

_

o

f_

R

IR

1990 2000 2010 2020 2030

2045

0

500

1.000

1.500

80.000 140 000

12 000

10 000

Laju kenaikan jumlah

peneliti di sekor industri

harus lebih tinggi dari

sektor pemerintah

13 @E.Aminullah 2015

(14)

KAPASITAS MENAIKKAN JUMLAH PENELITI

(TIDAK LAZIM DI INDONESIA)

14 @E.Aminullah 2015

(15)

PELIPATAN JUMLAH PENELITI:

BEBERAPA INSTRUMEN

■

investasi

infrastruktur riset /modal intelektual dibutuhkan

■

rekrut

peneliti berkompetensi tinggi (s3/s2)— perlu

pandangan

kedudukan peneliti (tidak bisa disubstitusi)

■

remunerasi

menarik brain-gain/reverse brain-drain bekerja

dalam negeri

■

dana hibah menarik

ilmuwan dan insinyur dari luar negeri

berkolaborasi riset,

ekspansi hibah LPDP

_

kolaborasi riset

■

ranking

pendidikan tinggi dalam aras internasional

(menuju top 10, 25, 50)

■

insentif

(pajak) atas biaya riset-mendorong riset swsta

■

kebijakan konsisten

membangun

keunggulan teknologi

industri

masa depan

, misalnya materail baru, riset

berbasis ilmu hayati yang penting dalam pembangunan

industri berbasis SDA

■

dukungan kebijakan paralel

RUU-PIP,

amandemen UU-

sisnasiptek (

mobilitas peneliti)

(16)

4 STRATEGI RISET

DALAM ANGGARAN

TERBATAS

@E.Aminullah 2015

 

Posisi Indonesia dalam alur pembelajaran teknologi

 

Posisi industri swasta Indonesia dalam alur

pembelajaran teknologi

 

Variasi jalan pembangunan kemampuan teknologi

 

Srategi riset untuk penyempurnaan teknologi

(technology upgrading) di industri prioritas

16 @E.Aminullah 2015

(17)

POSISI INDONESIA

DALAM ALUR PEMBELAJARAN TEKNOLOGI

OECD

BRICS

DCs

LDCS

(18)

POSISI

SEKTOR INDUSTRI SWASTA

INDONESIA

DALAM ALUR PEMBELAJARAN TEKNOLOGI

18 @E.Aminullah 2015

(19)

Technology convergence:

1. Problem

(soil fertility,

undegradable waste)

2. System

(biological-

enviromental system)

3. Science

(bio-based

chemicals)

4. Technology

(bio-fertilizer,

bioplastic)

Technology diversification:

1. Needs

(forest products/rubber)

2. Technology

(cable products)

3. Techology development

(Telecom)

4. New technology

(ICT)

Technology learning:

1. By doing

(efficient steel

making)-Japan

2. By using

(steel making

computerization)-Korea

3. By integration

(LCD

tchnology)— Japan,

Taiwan, Korea

4. By porting

(porting PC on

NC) -- Japan

VARIASI JALAN PEMBANGUNAN

KEMAMPUAN TEKNOLOGI BANGSA

(AKUMULASI FUNGSI WAKTU)

Capability upgrading :

1. Capability deepening

(P

_

E

_

D

_

D

_

R)

in developing countries

2. Capacity enhancement

(R

_

D

_

D

_

E

_

P)

Korea, China, India

(20)

Inovasi

tanpa Riset

Inovasi

dengan Riset

Pertumbuhan

industri

Daya saing

lemah

K

e

b

ia

s

a

n

m

a

s

a

l

a

m

p

a

u

K

e

b

ia

s

a

n

m

a

s

a

d

a

ta

n

g

Peningkatan kapasitas menyempurnakan teknologi industri

(Riset

_

Pengembangan

_

Desain

_

Engineering

_

Production)

Membantu industri prioritas menyempurnakan teknologi

TUJUAN

:Sektor

industri swasta

85%/(2045)

TUJUAN

: Sektor pemerintah 15% (2045)

STRATEGI

RISET UNTUK PENYEMPURNAAN

TEKNOLOGI INDUSTRI PRIORITAS

Persaingan pasar

regional/global

insentif

20 @E.Aminullah 2015

(21)

Lembaga riset

&universitas

▼

_S

_{cience advancement}

▼

T

echnology development

▼

I

nnovation progress

▼

T

echnology excellence

▼

_I

_{ndustrial development}

▼

_M

_{anufacturing growth}

▼

S

ervice growth



Kemakmuran ekonomi (

2045

)

TUJUAN AKHIR

STRATEGI RISET PENYEMPURNAAN

TEKNOLOGI INDUSTRI PRIORITAS

• GDP percapita

: US$ 24000

• I

ntensitas riset:

0.72% GDP

• Jumlah penelit

i:540000

(RIR=1500)

m

o

v

e

Titik ungkitan

T

u

ju

a

n

a

k

h

ir

Peneliti

berkompeten

melakukan riset

Riset sektor industri swasta 85%/(2045)

Riset sektor pemerintah 15% (2045)

(22)

PENUTUP

■

Inovasi dengan

sedikit atau tanpa riset

akan

mengakibatkan daya saing industri swasta lemah dalam

persaingan pasar regional (MEA) dan global

;

■

Inovasi dengan riset di sektor industri adalah kunci

daya saing dalam

jaringan produksi global

(GPN) dan

jaringan inovasi global (GIN);

■

Strategi riset dalam annggran terbatas yang realitis

adalah riset untuk penyempurnaan teknologi industri

prioritas,

dengan tujuan:

1. membangun

kebiasaan

industri berinovasi dengan riset

2. mengurangi masyarakat

bergantung produk

teknologi

asing, yang dapat mempengaruhi kestabilan dan

kesehatan

ekonomi jangka panjang.

5

22 @E.Aminullah 2015

(23)

DAMPAK INDUSTRI KURANG GIZI

INOVASI DENGAN RISET

TERHADAP KESEHATAN EK0NOMI

MODEL DASAR (2005)

(24)

Terima kasih

24 @E.Aminullah 2015

(1)

Technology convergence: 1. Problem (soil fertility,

undegradable waste) 2. System (biological- enviromental system) 3. Science (bio-based chemicals)

4. Technology (bio-fertilizer, bioplastic)

Technology diversification:

1. Needs (forest products/rubber) 2. Technology (cable products)

3. Techology development (Telecom) 4. New technology (ICT)

Technology learning:

1. By doing (efficient steel making)-Japan

2. By using (steel making computerization)-Korea 3. By integration (LCD

tchnology)— Japan, Taiwan, Korea

4. By porting (porting PC on NC) -- Japan

VARIASI JALAN PEMBANGUNAN

KEMAMPUAN TEKNOLOGI BANGSA

(

AKUMULASI FUNGSI WAKTU

)

Capability upgrading : 1. Capability deepening (P_ E _ D _ D _ R)

in developing countries 2. Capacity enhancement

(R_ D _ D _ E _ P) Korea, China, India

(2)

Inovasi

tanpa Riset

Inovasi

dengan Riset

Pertumbuhan

industri

Daya saing

lemah

K e b ia s a a n m a s a l a m p a u K e b ia s a a n m a s a d a ta n g

Peningkatan kapasitas menyempurnakan teknologi industri (Riset_Pengembangan _Desain _Engineering _Production)

Membantu industri prioritas menyempurnakan teknologi

TUJUAN:Sektor industri swasta 85%/(2045)

TUJUAN: Sektor pemerintah 15% (2045)

STRATEGI

RISET UNTUK PENYEMPURNAAN

TEKNOLOGI INDUSTRI PRIORITAS

Persaingan pasar regional/global

insentif

20 @E.Aminullah 2015

(3)

Lembaga riset &universitas

▼_S_{cience advancement} ▼Technology development ▼Innovation progress

▼Technology excellence ▼_I_{ndustrial development} ▼_M_{anufacturing growth}

▼Service growth

 Kemakmuran ekonomi (2045)

TUJUAN AKHIR

STRATEGI RISET PENYEMPURNAAN

TEKNOLOGI INDUSTRI PRIORITAS

•GDP percapita: US$ 24000

• Intensitas riset:0.72% GDP

•Jumlah peneliti:540000 (RIR=1500)

Titik ungkitan

Peneliti

berkompeten

melakukan riset

Riset sektor industri swasta 85%/(2045) Riset sektor pemerintah 15% (2045)