SIMPUH | Sistem Informasi Perundang-Undangan dan Hukum
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUB LIK INDONESIA
NOMOR
15 / PMK. 02 / 2 0 1 6
TENTANG
TATA CARA REVIS! ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2 0 1 6
DENGAN RAH MAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDO NESIA,
Menimbang
bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 1 5 ayat (5)
Peraturan
Pemerintah
Penyusunan
Rencana
Nomor
Kerj a
90
Dan
Tahun
20 1 0
Anggaran
tentang
Kementerian
Negara/ Lembaga, Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (2) Peraturan
Presiden Nomor 1 3 7 Tahun 2 0 1 5 tentang Rincian Anggaran
Pendapatan Dan Belanj a Negara Tahun Anggaran 2 0 1 6 ,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata
Cara Revisi Anggaran TahunAnggaran 2 0 1 6 ;
Mengingat
1.
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahun 2 0 1 5 tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanj a Negara Tahun Anggaran 2 0 1 6
(Lembaran Negara Republik Indone sia Tahun 2 0 1 5 Nomor
2 7 8 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5767) ;
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 0 Tahun 2 0 1 0 tentang
Penyusunan
Rencana
Kementerian / Lembaga
Keja
(Lembaran
Dan
Negara
Anggaran
Republik
Indonesia Tahun 2 0 1 0 Nomor 1 52 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5 1 78) ;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 -
3.
Peraturan Presiden Nomor 1 3 7 Tahun 20 1 5 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanj a Negara Tahun
Anggaran 2 0 1 6 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2 0 1 5 Nomor 2 8 8) ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA
REVIS! ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2 016 .
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini , yang dimaksud dengan :
1.
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanj a
Negara
yang
selanjutnya disingkat APB N adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat .
2.
Revisi Anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang
telah ditetapkan berdasarkan APB N Tahun Anggaran 2 0 1 6
dan disahkan dalam Daftar I sian Pelaksanaan Anggaran
Tahun Anggaran 2 0 1 6 .
3.
Negara
Kenen terian
Kementerian
ad al ah
disebut
selanjutnya
yang
perangkat
· Pemerintah
yang
membidangi urusat tertentu dalam pemerintahan .
4.
Lenbaga adalah organisasi non Kementerian dan instansi
lain
pengguna
melaksanakan
anggaran
tugas
yang
tertentu
dibentuk
berdasarkan
untuk
Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1 94 5
atau peraturan perundang-undangan lainnya.
5.
Bagian
Anggaran
Bendahara
Umum
Negara
yang
selanjutnya disebut BA BUN adalah bagian anggaran yang
tidak
· dikelom pokkan
dlam
Bagian
Anggaran
Kementerian / Lembaga (BA K / L) .
6.
Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disebut PPA BUN adalah unit organisasi
di lingkungan Kementerian Keuangan yang ditetapkan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 3 -
.
oleh Menteri Keuangan dan bertanggung j awab atas
pengelolaan anggar:n yang berasal dari BA BUN .
7.
Daftar I sian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang disusun oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Anggaran .
8.
Pagu Anggaran adalah alokasi anggaran yang ditetapkan
untuk mendanai belanja pemerintah pusat dan / atau
pembiayaan anggaran dalam APBN Tahun Anggaran 2 0 1 6 .
9.
Rencana Kerj a dan Anggaran Kementerian / Lembaga yang
selanjutnya disingkat RKA-K / L adalah dokumen rencana
keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disu sun
menurut BA K/ L.
1 0 . Rencana Kerj a dan Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selaijutnya disebut RKA BUN adalah dokumen
perenca.aan anggaran BA BUN yang memuat rmc1an
kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanj a
maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewaj iban
pemerintah pusat dan tran sfer ke daerah dan dana desa
tahunan yang disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran
BUN .
1 1 . Satuan Kerj a yang selanjutnya disebut Satker adalah
bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian /
Lembaga yang melaksanakan 1 (satu) . atau beberapa
program / kegiatan dan membebani dana APB N .
1 2 . Daftar Hasil Penelaahan Rencana Kerj a dan Anggaran
Kementerian / Lembaga
yang
selanjutnya
disingkat
D H P RKA-K/ L adalah alokasi anggaran yang ditetapkan
menurut
unit
organisasi
dan
program
yang
dirinci
ke dalam Satker- Satker berdasarkan hasil penelaahan
RKA-K/ L.
1 3 . Daftar H asil Penelaahan Rencana Dana Pengeluaran
Bendahara
Umum
Negara yang
selanjutnya
disebut
DHP RDP BUN adalah dokumen hasil penelaahan RDP
BUN yang memuat alokasi anggaran menurut program
dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran atau
·
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
pej abat
lain
yang
ditunjuk
oleh
Direktur
Jenderal
Anggaran .
1 4 . Program adalah penj abaran dari kebij akan sesuai dengan
visi dan misi Kementerian / Lembaga yang rumusannya
iencerminkan tugas dan fungsi unit eselon I atau unit
Kementerian / Lembaga
yang
berisi
kegiatan
untuk
mencapai hasil (outcome) dengan indikator kinerj a yang
terukur.
1 5 . Hasil (Outcome) adalah prestasi kerj a yang berupa segala
sesuatu
yang
mencerminkan
berfungsinya
keluaran
(output) dari kegiatan dalam satu Program .
1 6 . Kegiatan
adalah
penj abaran
dari
Program
yang
rumu sannya mencerminkan tugas dan fungsi Satuan
Kerj a atau penugasan tertentu Kementerian / Lembaga
yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran
(output) dengan indikator kinerj a yang terukur.
1 7. Keluaran (Output) adalah prestasi kerj a berupa barang
atau j asa yang dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan
tujuan Program serta kebjakan .
1 8 . Rumusan
Kinerj a
adalah
rumusan yang
ditetapkan
sebagai acuan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan
termasuk . sasaran
kinerj a yang akan
dicapai
serta
indikator sebagai alat ukur pencapaian kinerj a meliputi
rumu san Program , Hasil (Outcome), Kegiatan , Keluaran
(Output) , indikator kinerj a utama, dan indikator kinerj a
Kegiatan .
1 9 . Kegiatan
Prioritas
Nasional
adalah
Kegiatan
yang
ditetapkan di dalam Buku I Rencana Kerj a Pemerintah
yang menj adi tanggung j awab Kementerian / Lembaga yang
bersangku tan .
20.
Kebij akan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan
adalah
Program / Kegiatan / Keluaran
ditetapkan
·
oleh
Pemerintah
setelah
(Output)
yang
Rencana
Kerj a
Pemerintah ditetapkan dan / atau ditetapkan pada tahun
anggaran berj alan .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5 -
2 1 . Kegiatan
Prioritas
Kegiatan-Kegiatan
Kementerian/Lembaga
selain
Kegiatan
adalah
Prioritas
Nasional
dan / atau Kebij akan Prioritas Pemerintah Yang Telah
Ditetapkan.
2 2 . Biaya Operasional adalah anggaran yang dibutuhkan
untuk
penyelenggaraan
sebu. ah
Satker
dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai petunjuk
penyusunan dan penelaahan rencana kerj a dan anggaran
kemen terian / lem bag a.
2 3 . Komponen Input yang selanjutnya disebut Komponen
adalah bagian atau tahapan Kegiatan yang dilaksanakan
untuk menghasilkan sebuah Keluaran (Output) .
2 4 . Sisa Anggaran Kontraktual adalah hasil lebih atau sisa
dana yang
diperoleh
setelah
pelaksanaan
dan / atau
penandatanganan kontrak dari · suatu pekerj aan yang
target sasarannya telah dicapai .
2 5 . Sisa Anggaran Swakelola adalah hasil lebih atau sisa dana
yang
berasal
dari
pekerj aan
swakelola
yang
tidak
mengurangi volume Keluaran (Output) yang direncanakan .
2 6 . Penerusan Pinjaman adalah pinj aman luar negeri atau
pinj aman dalam negeri yang diterima oleh Pemerintah
Pusat yang diteruspinj amkan kepada pemerintah daerah
dan / atau badan usaha milik negara yang harus dibayar
kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu .
2 7 . Perubahan
Anggaran
Belanj a Yang
Bersumber
Dari
Penerimaan Negara Bukan Paj ak (PNBP) yang selanjutnya
disebut Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber
Dari PNB P adalah perubahan pagu PNBP dari target yang
direncanakan dalam APB N .
2 8 . Lanjutan Pinj aman Proyek/ Hibah Luar Negeri (PH LN) atau
Piijaman / Hibah
penggunaan
bersumber
kembali
dari
Negeri
Dalam
s1sa
alokasi
PHLN / PH D N
yang
adalah
(PH DN)
anggaran
tidak
yang
terserap ,
termasuk lanjutan dalam rangka pelaksanaan Kegiatan
penerusan hibah dan Penerusan Pinjaman .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
2 9 . Percepatan Penarikan PH LN / PH D N adalah tambahan
alokasi anggaran yang berasal dari sisa pagu PH LN / PH D N
untuk memenuhi kebutuhan pendanaan Kegiatan dalam
rangka percepatan
penyelesaian
pekerj aan
dan / atau
memenuhi kebutuhan anggaran yang belum tersedia pada
Tahun Anggaran
20 16 ,
rangka pelaksana.n
termasuk percepatan
Kegiatan
penerusan
dalam
hibah
dan
Penerusan Pinj aman .
30. Ineligible Expenditure adalah pengeluaran-pengeluaran
yang tidak diperkenankan dibiayai dari dana pinj aman /
hibah luar negeri karena tidak sesuai dengan kesepakatan
dalam perj anj ian pinj aman dan / atau hi bah luar negeri .
31 .
Perubahan
perubahan
Prioritas
atas
Penggunaan
rincian
Anggaran
adalah
dan / atau
volume
anggaran
Keluaran (Output) yang telah ditetapkan dalam DIPA
karena adanya perubahan prioritas yang ditetapkan oleh
menteri / pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran .
3 2 . Perubahan Kebij akan Pemerintah adalah perubahan atas
kebij akan yang sudah ada dan mengakibatkan perubahan
rincian anggaran dan / atau volume Keluaran (Output) yang
telah ditetapkan dalam DIPA .
33.
Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terj adi di luar
kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya
serta
diketahui
secara
luas ,
sehingga
kewaj iban yang telah ditetapkan dalam kontrak tidak
dapat dipenuhi .
34 .
Subsidi Energi adalah sub sidi dalam bentuk subsidi
Bahan Bakar Minyak (BBM) j enis tertentu dan bahan
bakar gas cair ( Liquefied Petroleum Gas/ LPG tabung
3 (tiga) kilogram dan Liquefied Gas for
Ve hi cle / LGV) ,
dan
sub sidi listrik.
35 . Tran sfer ke Daerah dan Dana Desa adalah bagian dari
Belanj a Negara dalam rangka mendanai pelaksanaan
desentralisasi iskal berupa Dana Perimbangan , Dana
Insentif Daerah ,
Keistimewaan
Dana
Daerah
Otonomi
Istimewa
Khusus ,
dan
Dana
Yogyakarta,
dan
membiayai penyelenggaraan pemerintahan , pelaksanaan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7 -
pembangunan ,
pembinaan
kemasyarakatan ,
dan
pemberdayaan masyarakat dalam bentuk Dana Desa.
36. Penyertaan Modal Negara yang selanjutnya disingkat PMN .
adalah dana APB N yang dialokasikan menj adi kekayaan
negara
yang
dipisahkan
atau
penetapan
cadangan
perusahaan atau sumber lain untuk dij adikan sebagai
modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan / atau
perseroan terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi ,
termasuk penyertaan modal kepada organisasi / lembaga
keuangan internasional dan PMN lainnya.
3 7 . Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/ Sekretaris / Pej abat
Eselon I Kementerian/Lembaga adalah Pej abat Eselon I
selaku penanggung j awab Program yang memiliki alokasi
anggaran (portoolio) pada BA K/ L.
38 . Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah
Kementerian
Negara/ Lembaga yang selanj utnya disebut API P K / L
adalah
Inspektorat
Jenderal / In spektorat
Inspektorat atau nama lain yang
melaksanakan
pengawasan
intern
Utama/
secara fungsional
yang
bertanggung
j awab langsung kepada menteri / pimpinan lembaga.
39.
Surat
Berharga
Syariah
Negara
Untuk
Pembiayaan
Kegiatan / Proyek yang selanjutnya disingkat S B S N adalah
surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah untuk
membiayai kegiatan/proyek Kementerian / Lembaga.
BAB II
RUANG LI NGKUP DAN BATASAN REVIS! ANGGARAN
Pasal 2
(1)
Revisi Anggaran meliputi :
a.
perubahan rincian anggaran yang disebabkan oleh
penambahan atau pengurahgan pagu anggaran ;
b.
perubahan rincian anggaran dan / atau pergeseran
anggaran dalam hal pagu an ggaran tetap ; dan / atau
c.
revisi administrasi yang disebabkan oleh kesalahan
administrasi, perubahan rumusan yang tidak terkait
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
dengan anggaran , dan / atau pemenuhan persyaratan
dalam rangka pencairan anggaran .
Revisi Anggaran berupa perubahan rincian anggaran yang
(2)
disebabkan
penambahan
atau
pengurangan
pagu
anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
meliputi :
a.
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari
PNB P;
b.
perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari
pinj aman / hibah
luar
negeri
dan
dalam
negen ,
termasuk Penerusan Pinj aman / hibah ;
c.
perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari
SBSN, termasuk penggunaan sisa dana pen er bi tan
SBSN yang tidak terserap pada tahun 201 5;
d.
perubahan
anggaran
berupa . pagu
untuk
belanj a
pelerintah
pengesahan
pusat
belanj a
yang
bersumber dari pinj aman / hibah luar negeri yang
telah closing date;
e.
perubahan anggaran belanj a dan / atau pembiayaan
anggaran
sebagai
perubahan
akibat
parameter,
dari
perubahan
tambahan
kurs ,
kewaj iban ,
. dan / atau pemenuhan kewaj iban .
(3)
Revisi Anggaran berupa perubahan rincian anggaran
dan/ atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu
anggaran tetap sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
huruf b meliputi :
a.
pergeseran
anggaran
Bagian
Anggaran
999. 08
(BA BUN Pengelola Belanj a Lainnya) ke BA K/ L atau
antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran
999 (BA BUN) ;
b.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang
saia atau antar Program dalam 1 (satu) bagian
anggaran yang bersumber dari rupiah murni untuk
memenuhi kebutuhan Biaya Operasional ;
c.
· pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan
Layanan Umum yang su:ber dananya berasal dari
PNB P;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 9-
pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian sisa
d.
kewjiban
pembayaran
Kegiatan / proyek
yang
dibiayai melalui SBSN yang melewati tahun anggaran
sesuai
·
e. .
dengan
hasil
audit
Badan
Pengawasan
Keuangan dan Pembaigunan ;
pergeseran anggaran antar Program dalam 1 (satu)
anggaran
bagian
. untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible Expenditure atas Kegiatan yang dibiayai dari
pinj aman dan / atau hi bah luar negeri ;
f.
pergeseran
anggaran
antara
Program
lama dan
Pogram baru dalam rangka penyelesaian administrasi
DIPA sepanj ang telah disetujui Dewan Perwakilan
Rakyat;
g.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang
sama
dalam
rangka
penyediaan
dana
un tuk
penyelesaian re strukturisasi Kenen terian / Lem baga;
h.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang
sama dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih
kurs ;
I.
pergeseran anggaran dalam 1 ( satu) Program yang
sama dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun
lalu ;
J.
pergeseran anggaran pembayaran kewaj iban utang
sebagai dampak dari perubahan kompo sisi instrumen
pembiayaan utang;
k.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) lokasi yang sama
atau antar lokasi dan / atau antar kewenangan dalam
rangka
tugas
pembantuan ,
uru san
bersama,
dan / atau dekonsentrasi ;
L
pergeseran
dalam
anggaran
rangka
pem bukaan
kantor baru ;
m . . pergeseran anggaran dalam rangka penanggulangan
bencana;
n.
pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap ( incracht);
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
o.
pergeseran
anggaran
dalam
rangka
rekompo sisi
. pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan
kontrak tahunj amak;
p.
perge seran anggaran dari BA K/ L ke BA B U N ;
q.
pergeseran
1
anggaran
antar j enis
belanj a
dalam
(satu) Program yang sama sepan1ang pergeseran
anggaran merupakan Sisa Anggaran Kontraktual
atau Sisa Anggaran Swakelola;
r.
pergeseran
anggaran
dalam
rangka
pemenuhan
kewj iban negara sebagai akibat dari keikutsertaan
sebagai anggota organisasi internasional; dan / atau
s.
penggunaan anggaran dalam B A B U N yang belum
dialokasikan dalam DIPA BUN .
(4)
Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat dilakukan dalam 1 (satu) Keluaran (Output) yang
sana atau antar Keluaran (Output), dalam
(satu)
1
·
Kegiatan yang sama atau antar Kegiatan , dan / atau dalam
1 (satu) Satker yang sama atau antar Satker.
(5)
Revisi administrasi yang disebabkan oleh ke salahan
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c
meliputi :
a.
ralat kode akun dalam rangka penerapan kebij akan
akuntansi
sepanj ang
dalam
peruntukkan
dan
sasaran yang sama, termasuk yang mengakibatkan
perubahan j enis belanj a;
b.
ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
c.
ralat kode kewenangan ;
d.
· ralat kode lokasi dan / atau lokasi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
e.
ralat kode bagian anggaran dan / atau Satker;
f.
ralat volume , j enis , dan satuan Keluaran ( Output)
yang berbeda antara RKA-X / L dan Rencana Kerj a
Pemerintah
atau
hasil
kesepakatan
Dewan
Petwakilan Rakyat dengan Pemerintah ;
g.
ralat
rencana
penarikan
dana/ atau
rencana
penerimaan dalam halaman III DIPA;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
h.
ralat
cara
penarikn
PHLN / PH D N ,
termasuk
penerusan pinj aman ;
i.
ralat cara penarikan S B S N ;
j.
ralat nomor register pembiayaan proyek melalui
S B S N ; dan/ atau
k.
ralat
karena
kesalahan
aplikasi
berupa
tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh fungsi matematis
aplikasi RKA-K/ L DIPA.
Revisi administrasi yang disebabkan oleh perubahan
(6)
rumusan
yang
tidak
terkait
dengan
anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c, meiiputi :
a.
perubahan / penambahan nomor register pinjaman
dan / atau hibah luar negeri ;
b.
perubahan / penambahan nomor register S B S N ;
c..
perubahan pej abat perbendaharaan ;
d.
perubahan
nomenklatur
bagian
anggaran ,
Program / Kegiatan , dan / atau Satker;
e.
cara
perubahan / penambahan
penarikan
PHLN/PHD N , termasuk Penerusan Pinj aman ;
f.
perubahan / penambahan
cara
penarikan
SB S N ;
dan / atau
g.
perubahan rumusan sasaran kinerj a dalam database
RKA-K/ L DIPA.
(7)
Revisi administrasi yang disebabkan oleh pemenuhan
persyaratan
dalam
rangka
pencairan
anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c meliputi :
a.
penghapu san/perubahan/pencantuman halaman IV
DIPA; dan / atau
b.
penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan .
Pasal 3
Revisi
Anggaran
se bagaimana
dimaksud
dalam
Pas al
2
juga berlaku dalam hal terdapat :
a.
perubahan atas APB N Tahun Aiggaran 20 1 6, termasuk
perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa;
b.
kebijakan penghematan anggaran ; dan / atau
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
c.
perubahan atas Kebij akan Prioritas Pemerintah Yang
Telah Ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai APB N
dan / atau Undang-Undang mengenai APB N Perubahan.
Pasal 4
(1)
Revisi
Anggaran
dilakukan
sepanJ ang .
tidak
mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap :
a.
kebutuhan biaya pegawai operasional (komponen
001 ) , kecuali untuk memenuhi alokasi gaj i dan
tunj angan yang melekat pada gaj i pada Satker lain ;
komponen berkarakteristik operasional non-belaj a
b.
pegawai
(komponen
komponen
002,
003,
komponen 004 , dan komponen 005) , kecuali untuk
memenuhi alokasi gaj i dan tunj angan yang melekat
pada gaj i , dan / atau dalam peruntukkan yang sama;
c.
pembayaran berbagai tunggakan ;
d.
Rupiah
Murni
Pendamping
sepanJ ang
paket
pekerj aan masih berlanjut (on-going); dan / atau
e.
·
paket pekerj aan yang telah dikontrakkan dan / atau
direalisasikan dananya sehingga dananya menj adi
minu s .
(2)
Revisi
Anggaran
mengubah
target
dapat
kinerj a
sepanJ ang
dilakukan
dengai
ketentuan
tidak
sebagai
berikut:
a.
tidak mengu bah sasaran Program ;
b.
tidak mengubah j enis dan satuan Keluaran (Output)
kegiatan ; atau
c.
(3)
tidak mengurangi volume Keluaran (Output).
Ketentuan Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c , dikecualikan bagi usul Revisi Anggaran
yang disebabkan oleh adanya kebjakan pemotongan
anggaran , pengurangan pinj aman proyek, atau Keadaan
Kahar.
(1)
Pasal 5
Dalam hal terdapat kebij akan pemotongan anggaran,
pengurangan pinj aman proyek, atau Keadaan Kahar,
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -
Kementeri an / Lembaga dapat mengjuk an u sul Revisi
Anggaran terkait dengan pengurang an volume Keluaran
(Output) dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
dalam hal volume Keluaran (Output) yang berkurang
merupakan volume Keluaran (Output) dari Kegiatan
Prioritas
Nasional ,
usul
pengurangan
volume
Keluaran (Output) ditelaah dalam pertemuan tiga
pihak
yaitu
antara
Kementerian
Keuangan ,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional , dan
Kementerian / Lembaga yang bersangkutan ;
b.
dalam hal volume Keluaran (Output) yang berkurang
· selain
Keluaran
volume
(Output)
dari
pengurangan
usul
Prioritas
Nasional ,
Keluaran
(Output) disampaikan
Kegiatan
volume
kepada menteri /
pimpinan lenbaga selaku Pengguna Anggaran untuk
mendapat persetujuan ;
c.
pengurangan volume Keluaran (Output) sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b · digunakan
sebagai
acuan
perubahan
Kementerian / Lembaga
dan
Rencana
Kerj a
Rencana
Kerj a
bahwa
volume
Pemerintah 20 1 6 ;
d.
melampirkan
pernyataan
surat
Keluaran (Output) yang diusulkan berkurang tersebut
merupakan volume Keluaran (Output) dari Kegiatan
Prioritas Nasional atau bukan .
( 2)
Dalam hal Revisi Anggaran mengakibatkan pengurangan
volume Keluaran (Output) dari Kegiatan Prioritas Nasional ,
Sekretaris Jenderal / Sekretaris Utama/ Sekretaris / Pej a bat
Eselon I Kementerian / Lembaga mengajukan u sul Revisi
Anggaran kepada Direktur Jenderal Anggaran dan D eputi
terkait
di
Perencanaan
Kementerian
Pembangunan
Nasional / Bad an Perencanaan Pem ban gun an Nasional .
(3)
Dalam hal Revisi Anggaran mengakibatkan pengurangan
·
volume Keluaran (Output) dari Kegiatan non-Prioritas
Nasional,
Sekretaris
Sekretaris / Pejabat
Jenderal / Sekretaris
Eselon
I
Utama/
Kementerian / Lembaga
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14 mengajukan
usul . Revisi
Anggaran
kepada
Direktur
Jenderal Anggaran berdasarkan Surat Persetujuan dari
menteri / pimpinan lembaga sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) huruf b .
(4)
Surat Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berisi pernyataan yang menyatakan secara tegas bahwa
menteri / pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran
dan/ atau Pej abat Eselon I selaku penanggung j awab
Program telah menyetujui pengurangan volume Keluaran
(Output).
Pasal 6
(1)
Revisi
Anggaran
ketentuan
dilakukan
mengenai
dengan
petunjuk
·
memperhatikan
penyusunan
dan
penelaahan RKA-K/ L dan pengesahan DIPA sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
petunjuk penyusunan dan penelaahan RKA- K / L dan
pengesahan DIPA .
(2)
Revisi Anggaran dapat dilakukan setelah DIPA Tahun
Anggaran 20 1 6 ditetapkan .
Pasal 7
(1)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNB P ·
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 2) huruf a
merupakan
penambahan
anggaran yang dapat
atau
pengurangan
digunakan
oleh
alokasi
Kementerian /
Lembaga, termasuk Satker Badan Layanan Umum .
(2)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNBP
yang bersiat menambah alokasi anggaran yang dapat
digunakan oleh Kementerian / Lembaga termasuk Satker
Badan Layanan Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) dapat dilakukan sebagai akibat dari :
a.
kelebihan realisasi atas target PNB P fungsional (PNBP
yang dapat digunakan kembali) . yang direncanakan
dalam APB N atau APB N Perubahan ;
b.
adanya PNB P yang berasal dari kontrak/ kerj asama/
nota kesepahaman ;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 15
-
.
adanya Peraturan Pemerintah mengenai j enis dan
c.
tarif atas j enis PNB P baru ;
d.
adanya Satker PNBP baru ;
e.
peningkatan persetujua n penggunaan sebagian dana
PNB P berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
mengenai persetujuan penggunaan sebagian dana
PNB P;
f.
adanya penetapan
status
pengelolaan
keuangan
Badan Layanan Umum pada suatu Satker; dan / atau
g.
penggunaan anggaran belanj a yang bersumber dari
PNB P di atas pagu APB N untuk S atker Badan
Layanan Um um dan / atau penggunaan saldo Badan
Layanan Umum dari tahun sebelumnya.
(3)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNB P
yang bersiat mengurangi alokasi anggaran yang dapat
digunakan oleh Kementerian / Lembaga termasuk Satker
Badan Layanan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1) dapat dilakukan . sebagai akibat dari :
a.
penurunan atas target PNBP fungsional (PNB P yang
dapat digunakan kembali) yang tercantum dalam
APB N atau APB N Perubahan ;
b.
penurunan
besaran
persetujuan
penggunaan
sebagian dana PNBP berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang persetujuan penggunaan sebagian
dana PNB P; dan / atau
c.
pencabutan status pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum pada suatu Satker.
(4)
(5)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNB P
dapat diikuti dengan perubahan rincian.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Revisi Anggaran
untuk penggunaan anggaran belanj a yang bersumber dari
PNB P di atas pagu APBN untuk Satker B adan Layanan
Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g
diatur
dengan
Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 16 -
Pasal 8
(1)
Perubahan
anggaran
belanj a
yang
bersumber
dari
pinj aman / hibah luar negeri dan dalam negeri , termasuk
penerusan pinj aman / hibah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2)
.
huruf b bersiat menambah
atau
mengurangi pagu anggaran belanj a Tahun Anggaran 20 1 6.
(2)
Perubahan
anggaran
belanj a
yang
bersumber
dari
pinj aman / hibah luar negeri dan dalam negeri , termasuk
penerusan pinj aman/ hibah yang bersiat menambah pagu
anggaran belanj a sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
berupa:
a.
lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun lalu yang
dananya bersumber dari. PHLN dan / atau PHD N ,
·
b.
termasuk penerusan pinj aman / hibah ;
percepatan
penarikan
PHLN
dan / atau
PHD N ,
termasuk penerusan pinj aman / hibah ;
c.
penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam
negeri terencana yang diterima oleh Pemerintah c . q.
Kementerian
Keuangan
setelah
Undang-Undang
mengenai APB N / APBN Perubahan Tahun Anggaran
201 6 ditetapkan dan kegiatannya dilaksanakan oleh
Kementerian / Lembaga; dan / atau
d.
penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam
negeri langsung yang diterima setelah
Undang
Undang mengenai APB N / APB N Perubahan Tahun
Anggaran
201 6
dilaksanakan
ditetapkan
secara
dan
kegiatannya
langsung
oleh
Kenen terian / Lem baga.
(3)
Penambahan penerimaan hibah luar negeri atau hibah
dalam negeri terencana setelah Undang-Undang mengenai
APB N / APB N Perubahan Tahun Anggaran 2016 ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) huruf c dijukan
oleh Kementerian / Lembaga dan rincian peruntukannya
dituangkan dalam dokumen RKA- K / L.
(4)
Tata cara pencatatan dan pelaporan untuk penambahan
penerimaan hibah luar negeri dan hibah dalam negeri
langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
(5)
Menteri Keuangan mengenai pengelolaan hibah .
Perubahan
anggaran
belanj a
yang
bersumber
dari
pinjaman / hibah luar negeri dan dalam negeri yang
bersiat nengurangi pagu anggaran belanj a sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) berupa pengurangan alokasi
pinj aman proyek, dan / atau pengurangan alokasi hi bah
luar negeri dan dalam negeri , dilakukan dalam hal :
a.
paket Kegiatan / proyek yang didanai dari pinj aman
proyek atau dari Penerusan Pinj aman atau hibah luar
negeri
atau
hibah
dalam
negen
telah
selesai
dilaksanakan , target kinerj anya telah tercapai dan
sisa alokasi anggarannya tidak diperlukan lagi ;
b.
adanya keterlambatan pelaksanaan Kegiatan yang
menyebabkan
terj adinya
penyesuaian
rencana
pencairan (disbursement plan) proyek;
c.
terj adi
perubahan
penj adwalan
pembiayaan
(cost table) yang disetjui oleh pemberi pinj aman ;
d.
adanya pembatalan alokasi pinj aman luar negeri ;
e.
adanya pembatalan pemberian hibah luar negeri atau
hibah dal,m negeri ; atau
f.
( 6)
sudah dibebankan pada DIPA tahun sebelumnya.
Pengurangan
alokasi
pinj aman
proyek
dan / atau
pengurangan alokasi hibah luar negeri dan dalam negeri
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(5)
termasuk
pengurangan alokasi Penerusan Pinj aman , hibah luar
negeri atau hibah dalam negeri yang diterushibahkan ,
dan / atau pinj aman yang diteruspinj amkan .
( 7)
Dalam
hal
alokasi
pinj aman
proyek
berkurang
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) , dana Rupiah Murni
Pendamping
yang
telah
dialokasikan
untuk
paket
Kegiatan / proyek berkenaan dapat digunakan / direalokasi
untuk mendanai Rupiah Murni Pendamping pada paket
Kegiatan / proyek yang lain atau diubah menj adi Rupiah
Murni
untuk
dan / atau
mendanai
Kegiatan
Kegiatan
Prioritas
Prioritas
Nasional
Kementerian / Lembaga
dan / atau menambah volume Keluarah (Output).
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
(8)
Usul penggunaan
Rupiah
Murni
Pendamping untuk
kegiatan / proyek lain sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
liajukan kepada . Direktorat J enderal Anggaran dengan
disertai alasan yang dapat dipertanggunj awabkan .
( 9)
Perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari PHLN
dan / atau PHDN dapat diikuti dengan perubahan rincian .
( 1 0) Dalam hal lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun lalu ,
perubahan rincian anggaran belanj a yang bersumber dari
PHLN
dan / atau
pihj aman / hibah
PHD N ,
dapat
termasuk
dilakukan
penerusan
sepanj ang
PHLN
dan / atau PHDN belum closing date.
( 1 1 ) Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHD N , termasuk
penerusan pinj aman / hibah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b tidak termasuk pinj aman proyek baru
yang belum disetujui dalam Undang-Undang mengenai
APBN Tahun Anggaran 2016 dan / atau Undang-Undang
mengenai
APB N
Perubahan
Tahun
Anggaran
20 1 6,
Penerusan Pinj aman atau pij aman yang diterushibahkan
yang
belum
dialokasikan
dalam
Undang-Undang
mengenai APB N Tahun Anggaran 201 6 dan / atau Undang
Undang mengenai APB N Perubahan Tahun Anggaran
20 1 6.
Pasal 9
(1 )
Pengajuan
usulan
lanjutan
Penerusan
Pinj aman
dalam
Kegiatan
bentuk
dalam
Revisi Anggaran
c.q.
Direktur
pada
tanggal
berupa
lanjutan
disampaikan kepada Menteri Keuangan
Jenderal
Anggaran
paling
rangka
lambat
30 Januari 20 1 6. ·
(2)
Pengajuan
usulan
Revisi
Anggaran
pelaksanaan kegiatan dalam rangka Penerusan Pinj aman
sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1 ),
dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Kuasa
Penggu:a Anggaran
membuat
daftar
rincian
Penerusan
Kegiatan
dan
Pinj aman
realisasi
anggaran berdasarkan data realisasi per tanggal
9 Januari 20 1 6 dan menyampaikan kepada Kantor
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -
Pelayanan Perbendaharaan Negara paling lambat
pada tanggal 1 6 Januari 201 6 untuk dicocokkan
dengan
data
realisasi
pada
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
b.
berdasarkan hasil pencocokan , Kantor Pelayanan
Perbendaharaan
rmc1an
Negara
Kegiatan
dan
menandatang ani
realisasi
daftar
anggaran
dan
disampaikan kepada PPA BUN Penerusan Pij aman
dan Direktorat Jenderal Anggaran paling lam bat pada
tanggal 23 Januari 201 6; dan
c.
berdasarkan daftar rincian Kegiatan dan realisasi
anggaran yang telah ditandatangani oleh Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan
Negara,
PPA
BUN
mengajukan usul Revisi Anggaran kepada Direktur
Jenderal
Anggaran
paling
lambat
pada
tanggal
30 Januari 20 1 6.
Pasal 1 0
(1)
Perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari S B S N
termasuk penggunaan sisa dana penerbitan S B S N yang
tidak terserap pada tahun 201 5 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c dapat berupa lanj utan
pelaksanaan Kegiatan / proyek yang dananya bersumber
dari S B S N , dan bersiat menambah pagu belanj a yang
bersumber dari SBSN Tahun Anggaran 20 1 6.
(2)
Perubahan anggaran belanj a terkait dengan lanjutan
pelaksanaan Kegiatan / proyek yang dananya bersumber
dari SBSN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat
diikuti dengan perubahan rincian pendanaan SB S N .
(3)
Pengajuan
usulan
Revisi
Anggatan
untuk
lanjutan
pelaksanaan Kegiatan / proyek yang dananya bersumber
dari penggunaan sisa dana SBSN yang tidak terserap
pada tahun 201 5 diaj ukan kepada Direktur Jenderal
Anggaran paling lambat pada tanggal 30 Januari 20 1 6.
6 ;&z/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 20 -
Pasal 1 1
(1)
Perubahan anggaran belanj a pemerintah pusat berupa
pagu untuk pengesahan belanj a yang bersumber dari
pinj aman / hibah luar negeri yang telah closing date
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2
ayat ( 2) huruf d
diselesaikan dengan penerbitan DIPA pengesahan yang
akan dij adikan dasar sebagai alokasi anggaran secara
administratif dan menj adi rujukan untuk penerbitan
Surat
Perintah
Pembukuan / Pengesahan
oleh · Kantor
Pelayananan Perbendaharaan Negara Khusus Pinj aman
dan Hibah .
( 2)
Mekanisme revisi DIPA dalam rangka pengesahan untuk
belanj a yang bersumber dari pinj aman / hibah luar negeri
yang telah closing date se bagaimana dimaksud dalam
ayat ( 1 ) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a . unit Eselon I mengajukan usulan Revisi Anggaran
.
kepada Direktur Jenderal Anggaran ;
b . pengeluaran yang akan disahkan dituangkan dalam
RKA-K/ L dalam Keluaran (Output) tersendiri dan diberi
catatan akun "dalam rangka pehgesahan"; dan
c.
Direktur Jenderal Anggaran meneliti u sulan revisi dan
kelengkapan dokumen .
Pasal 1 2
(1)
Perubahan
anggaran
belanj a
dan / atau
pembiayaan
anggaran sebagai · akibat dari perubahan kurs, perubahan
parameter, tambahan . kewaj iban, dan / atau pemenuhan
kewj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf e meliputi :
a.
perubahan anggaran Kegiatan Kementerian / Lembaga
yang
sumber
dananya
berasal
dari
pinj aman
dan / atau hi bah luar negeri ;
b.
tambahan alokasi anggaran belanj a pegawai berupa
penye suaian besaran nilai rupiah belanj a pegawai
.
·
yang ditempatkan di luar negeri yang dihitung
berdasarkan nilai valuta asing yang sama dikalikan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 21
_
dengan realisasi kurs yang digunakan pada saat
tr:nsaksi ; ·
c.
tambahan alokasi anggaran pembayaran kewaj iban
utang
karena
adanya
tambahan
kewaj iban,
perubahan kurs, dan / atau dalam rangka pemenuhan
kewj iban yang timbul dari transaksi lindung nilai ;
d.
tambahan alokasi anggaran Sub sidi Energi karena
perubahan kurs dan / atau perubahan parameter;
e.
tambahan
alokasi
anggaran
pembayaran
cicilan
pokok utang karena adanya tambahan kewj iban,
perubahan kurs, dan / atau dalam rangka pemenuhan
kewaj iban yang timbul dari transaksi lindung nilai ;
f.
tambahan alokasi anggaran dalam rangka PMN
sebagai akibat perubahan kurs ; atau
g.
perubahan pagu anggaran kewj iban penJ amman
Pemerintah berupa tambahan alokasi anggaran yang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan pembayaran
kepada pihak ketiga/ kreditur.
(2)
Perubahan
anggaran
Kegiatan
Kementerian / Lembaga
yang sumber dananya berasal dari pinj aman / hibah luar
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
merupakan penyesuaian besaran nilai rupiah dalam DIPA
yang dihitung berdasarkan nilai valuta asing yang sama
dan kurs mengikuti realisasi kurs yang digunakan saat
transaksi
dan
dituangkan
pmJ aman
dan / atau
hibah
dalam
luar
aplikasi penarikan
negen
(withdrawal
application).
(3) Tambahan alokasi anggaran Subsidi Energi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) hurufd dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, dan
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
merupakan
selisih
antara
alokasi
yang
telah
ditetapkan dalam APBN / APBN Perubahan dengan
hasil perhitungat sebagai akibat dari . penyesuaian
kurs dan / atau perubahan parameter;
b.
diberikan setelah mendapat persetuj uan Menteri
Keuaigan ; dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -
c.
tata cara pembayaran Sub sidi Energi dilaksanakan
sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara pembayaran subsidi di bidang
energi .
(4) Perubahan pagu anggaran PMN sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1 ) huruf f dan perubahan pagu anggaran
kewjiban
penj aminan
Pemeriitah
sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf g dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan
disesuaikan dengan kemampuan Keuangan Negara.
Pasal 1 3
(1)
Pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999. 08 (BA BUN
Pengelola Belanja Lainnya) ke BA K / L, . atau
subbagian
anggaran
dalam
Bagian
Anggaran
antar
999
(BA BUN) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf a bersiat insidentil dan menambah pagu anggaran
belanj a Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 20 1 6,
tetapi tidak menj adi dasar perhitungan untuk penetapan
alokasi anggaran tahun berikutnya.
(2)
Pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999. 08 (BA BUN
Pengelola Belanj a Lainnya) ke BA K/ L,
subbagian
anggaran
dalam
Bagian
atau
Anggaran
antar
999
(BA BUN) sebaganana dimaksud pada ayat ( 1 ) termasuk
pergeseran
anggaran
terkait
dengan
pemberian
penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan
anggaran belanj a Kenen terian I Lem bag a.
(3)
Tata cara Revisi Anggaran untuk pergeseran anggaran
belanja dari BagianAnggaran 999. 08 (BA BUN Pengelolaan
Belanj a Lainnya) ke BA K/ L sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai
tata
cara
pergeseran
anggaran belanj a dari BA BUN pengelolaan belanj a lainnya
(BA 999. 08) ke bagian anggaran kementerian negara/
lembaga.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 23
-
Pasal 1 4
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama
atau antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran yang
bersumber
dari
Rupiah
Murni
untuk
memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b dapat dilakukan sepanj ang
tidak mengurangi volume Keluaran (Output) dalam DIPA
dan digunakan untuk memenuhi Biaya Operasional dalam
peruntukan yang sama.
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) tidak
termasuk untuk pergeseran anggaran dalam rangka
memenuhi kebutuhan Biaya Operasional untuk gaj i dan
tunj angan yang melekat pada gaj i .
Pasal 1 5
(1)
Pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan Layanan
Umum
yang
sumber
dananya
berasal
dari
PNB P
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c
dapat dilakukan dalam rangka m.empercepat pencapaian
kinerj a Sat�er Badan Layanan Umum .
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Revisi Anggaran
betupa pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan
Layanan Umum yang sumber dananya berasal dari PNBP
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan . .
Pasal 1 6
(1)
Pergeseran anggaran . dalam rangka penyelesaian s1sa
kewaj iban pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai
melalui SBSN yang melewati tahun anggaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d dapat dilakukan
setelah
diaudit
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan .
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian s1sa
kewaj iban pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai
melalui SBSN yang melewati tahun anggaran sebagaimana
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 24 dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan tanggung j awab
Kenen terian / Lem baga.
(3)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian s1sa
kewajiban pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai
melalui SBSN yang melewati tahun anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan dengan mengurangi
.
alokasi SBSN Kementerian/Lembaga pada tahun berj alan
dalam
jumlah
yang
sama
dengan
sisa
kewaj iban
pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai melalui S B S N
tahun sebelumnya sesuai dengan hasil audit Badan
Pengawas:n Keuangan dan Pembangunan .
Pasal 1 7
(1)
Pergeseran anggaran antar Program dalam 1 (satu) bagian
aiggaran
untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible
Expenditure atas kegiatan yang dibiayai dari pinj aman
dan / atau hi bah luar negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (3) huruf e merupakan pergeseran anggaran
dalam
rangka
pengembalian
dana
(reund)
untuk
memenuhi kebutuhan Ineligible Expenditure atas Kegiatan
yang dibiayai dari pinj aman dan / atau hi bah luar negeri
yang
dibuktikan
dengan
dokumen
pernyataan
dari
pihak-pihak yang berwenang.
(2)
Pergeseran
anggaran
untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible Expenditure atas kegiatan yang dibiayai dari
pinj aman
dan / atau
hi bah
luar
negeri
sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan tanggung j awab
Kenen terian / Lem baga.
(3)
Pergeseran
anggaran
untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible Expenditure atas kegiatan yang dibiayai dari
pinj aman
dan / atau
hibah
luar
negeri
sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dilakukan antar j enis
belanj a dan / atau antar Kegiatan dalam
1
(satu) Program
dan / atau antar Program dalam 1 (satu) Kementerian /
Lembaga.
J #/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -
Pasal 1 8
(1)
Pergeseran anggaran antara Program lama dan Pogram
baru
rangka penyelesaian
dalam
disetjui
sepanj ang telah
Dewan
administrasi
Perwakilan
DIPA
Rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf f
dapat dilakukan sepaj ang pagu Program lama dan pagu
Program baru telah disetjui Dewan Perwakilan Rakyat .
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) termasuk
pergeseran anggaran bagi Kementerian / Lembaga yang
lengalami
nomenklatur
perubahan
struktur
atau
organ1sasi .
Pasal 1 9
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 ( satu) Program yang sama
dalam
rangka penyediaan
restrukturisasi
dana untuk
Kementerian / Lembaga
penyelesaian
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf g dapat dilakukan
sepanj ang likuidasi Satker tersebut telah disetujui D ewan
Perwakilan Rakyat .
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyediaan dana
untuk
likuidasi
penyelesaian
Satker
sebagaimana
dimaksud padi ayat ( 1 ) dapat dilakukan antar j enis
belanj a
dan / atau
antar
Program
dalam
1
(satu)
Kementerian / Lem baga.
Pasal 2 0
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama
dalam rangka memenuhi kebutuhan anggaran akibat
selisih kurs sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf h merupakan pergeseran anggaran yang bersumber
dari Rupiah Murni karena adanya kekurangan alokasi
anggaran untuk pembayaran Biaya Operasional S atker
perwakilan di luar negeri , pembayaran sebuah kontrak
dalam valuta asing, belanj a hibah luar negeri , atau sebagai
akibat adanya selisih kurs .
(2)
Pergeseran anggatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
anggaran akibat selisih kurs sebagaimana dimaksud pada
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 6. -
ayat ( 1 )
dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai
berikut:
a.
merupakan selisih antara kurs yang digunakan
dalam APB N / APB N Perubahan dengan kurs pada
saat transaksi dilakukan ;
b.
tersebut
selisih
terj adi
setelah
kontrak
ditandatangani;
c.
perge seran alokasi anggaran yang dilakukan paling
tinggi adalah sebesar nilai kontrak dikalikan dengan
selisih kurs sebagaimana dimaksud pada huruf a;
dan
d.
kebutuhan anggaran untuk memenuhi selisih kurs
menggunakan
alokasi
anggaran
Kementerian /
Lembaga yang bersangkutan .
(3)
Untuk. memenuhi kebutuhan anggaran akibat selisih kurs
untuk Biaya Operasional Satker perwakilan di luar negeri
dan belanj a hibah ke luar negeri
dapat dilakukan
pergeseran anggaran antar subbagian anggaran dalam
Bagian Anggaran 999 (BA BUN) .
Pasal 2 1
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 ( satu) Program yang sama
dalam
rangka
penyelesaian
tunggakan
tahun
lalu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf i
dapat dilakukan sepanj ang tidak mengurang1 volume
·
Keluaran (Output) dalam DIPA .
(2)
Dalam hal jumlah seluruh tunggakan tahun yang lalu
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) per DIPA per Satker
nilainya:
a.
sampai dengan Rp2 00 . 000 . 00 0 , 00 (dua ratus j uta
rupiah) , harus dilampiri surat pernyataan dari Kuasa
Pengguna Anggaran ;
b.
. di atas Rp200 . 000 . 00 0 , 0 0 (dua ratus juta rupiah)
sampai
dengan
Rp2 . 000 . 00 0 . 0 0 0 , 0 0
(dua
miliar
rupiah) , harus dilampiri hasil veriikasi dari API P K/ L;
dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 27 -
c.
di atas Rp2 . 00 0 . 0 00 . 00 0 , 00 (dua miliar rupiah) ,
harus
dilampiri
hasil
veriikasi
dari
Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan .
(3)
Dalam hal tunggakan tahun yang lalu sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) terkait dengan :
a.
belanj a pegawai khusus gaj i dan tunj angan yang
melekat pada gaj i ;
b.
tunj angan kinerj a sesuai dengan peraturan yang
berlaku ;
c.
uang makan ;
d.
belanj a perj alanan dinas pindah ;
e.
langganan daya dan j asa;
f.
tunj angan profesi guru / do sen ;
g.
tunj angan kehormatan profesor;
h.
tunj angan
tambahan
penghasilan
guru
Pegawai
Negeri Sipil ;
L
tunj angan keiahalan hakim ;
J.
tunj angan hakim adhoc;
k.
imbalan j asa layanan Bank/ Po s Persep si ;
1.
pembayaran j asa
bank
penatausaha
penerusan
pmJ aman ;
bahan makanan dan / atau perawatan tahanan untuk
m.
tahanan / narapidana; dan / atau
·
pembayaran provisi benda meterai ,
n.
yang alokasi dananya tidak cukup tersedia atau belum
dibayarkan pada tahun sebelumnya, dapat dibebankan
pada
DIPA tahun
anggaran
berj alan
tanpa
melalui
mekanisme revisi DIPA sepanj ang alokasi anggaran untuk
peruntukan yang sama sudah tersedia.
(4)
Untuk tunggakan lain dan / atau tunggakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yang alokasi anggarannya belum
tersedia, dapat dibebankan pada DIPA tahun anggaran
berj alan , dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
merupakan tagihan atas pekerj aan / penugasan yang
alokasi anggarannya cukup tersedia pada DIPA tahun
lalu ; dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 28 . -
b.
pekerj aan / penugasannya telah diselesaikan tetapi
belum
dibayarkan
sampai
dengan
akhir
tahun
kewj iban
utang
anggaran lalu .
Pasal 2 2
(1)
Pergeseran
anggaran . pembayaran
sebagai dampak dari perubahan kompo sisi instrumen
pembiayaan utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf j dapat dilakukan dalam rangka eisiensi
pendanaan
dan / atau
percepatan
pencapaian
kinerj a
instrumen
pembiayaan
utang
sebuah Kegiatan .
(2)
Perubahan
kompo sisi
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dilakukan
dalam hal :
a.
sumber
dana
yang
direncanakan
sulit
untuk
dipenuhi ;
b.
terdapat sumber dana lain yang biayanya lebih
murah ;
(3)
c.
Kegiatan harus segera dilaksanakan ; dan / atau
d.
adanya Perubahan Kebij akan Pemerintah .
Tata cara perubahan kompo sisi instrumen pembiayaan
utang sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatur dengan
ketentuan sebagai berikut :
a.
usulan perubaban komposisi instrumen pembiayaan
utang diajukan oleh Sekretaris Jenderal / Sekretaris
Utama/ Sekretaris / Pej abat Eselon I
Kementerian /
Lembaga kepada Menteri Keuangan c . q Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko ; dan
b.
persetujuan
perubahan
kompo sisi
instrumen
pembiayaan utang dari Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko menj adi dasar pengajuan
revisi RKA- K/ L lan revisi DIPA kepala Direktur
Jenleral Anggaran .
Pasal 2 3
(1 )
Pergeseran anggaran lalam 1 ( satu) lokasi yang sama atau
antarlokasi lan / atau antarkewenangan lalam rangka
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 29 -
tugas
pembantuan ,
urusan
bersama,
dan / atau
dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf k dapat dilakukan dalam hal terj adi
perubahan prioritas atau kebij akan dari Kementerian /
Lembaga.
(2)
Pergeseran
anggaran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat ( 1) dapat dilakukan setelah mendapat persetuj uan
dari unit eselon I Kementerian / Lembaga yang memberi
penugasan atau pelimpahan .
Pasal 2 4
(1)
Pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor
baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf
1
dapat dilakukan dalam . hal ketentuan mengenai
pembentukan kantor baru telah mendapat persetujuan
dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reormasi Birokrasi .
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor
baru sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dilakukan
melalui pergeseran anggaran dari DIPA Petikan Satker
Induk ke DIPA Petikan Satker baru .
Pasal 2 5
( 1)
Pergeseran
anggaran
dalam
rangka
penanggulangan
bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf m dapat digunakan untuk mendanai pelaksanaan
mitigasi bencana, tanggap darurat, dan penanganan pasca
bencana.
(2)
Pergeseran
anggaran
dalam
rangka
penanggulangan
bencana sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diajukan
oleh
Pengguna Anggaran / Kuasa · Pengguna Anggaran
dengan
dilengkapi
alas an
yang
dapat
dipertanggunj awabkan .
Pasal 2 6
( 1)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putu san
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 30 -
(inkracht) sebagaimana di:aksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf n merupakan kewaj iban pengeluaran yang timbul
dengan putusan pengadilan yang telah
sehubungan
nempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht).
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht)
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
merupakan tanggung j awab Kementerian / Lembaga.
(3)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyele saian putu san
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht) sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat
dilakukan antar j enis belanj a dan / atau antar Kegiatan
dalam 1 (satu) Program .
Pasal 2 7
(1)
anggaran
Pergeseran
rekompo sisi
rangka
dalam
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
·
tahun j amak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(3) huruf o dapat berupa pergeseran anggaran karena
penundaan pelaksanaan Kegiatan tahun berj alan ke
·
tahun berikutnya atau karena percepatan pelaksanaan
kegiatan tahun depan ke tahun berj alan .
(2)
anggaran
Pergeseran
rangka
dalam
rekompo sisi
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
tahun j amak
sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1)
ditetapkan oleh menteri / pimpinan lembaga pengusul .
(3)
Tata cara pergeseran anggaran dalam rangka rekompo sisi
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
tahunj amak sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatur
dengan ketentuan sebagai be
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUB LIK INDONESIA
NOMOR
15 / PMK. 02 / 2 0 1 6
TENTANG
TATA CARA REVIS! ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2 0 1 6
DENGAN RAH MAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDO NESIA,
Menimbang
bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 1 5 ayat (5)
Peraturan
Pemerintah
Penyusunan
Rencana
Nomor
Kerj a
90
Dan
Tahun
20 1 0
Anggaran
tentang
Kementerian
Negara/ Lembaga, Pasal 8 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (2) Peraturan
Presiden Nomor 1 3 7 Tahun 2 0 1 5 tentang Rincian Anggaran
Pendapatan Dan Belanj a Negara Tahun Anggaran 2 0 1 6 ,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata
Cara Revisi Anggaran TahunAnggaran 2 0 1 6 ;
Mengingat
1.
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahun 2 0 1 5 tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanj a Negara Tahun Anggaran 2 0 1 6
(Lembaran Negara Republik Indone sia Tahun 2 0 1 5 Nomor
2 7 8 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5767) ;
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 0 Tahun 2 0 1 0 tentang
Penyusunan
Rencana
Kementerian / Lembaga
Keja
(Lembaran
Dan
Negara
Anggaran
Republik
Indonesia Tahun 2 0 1 0 Nomor 1 52 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5 1 78) ;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 -
3.
Peraturan Presiden Nomor 1 3 7 Tahun 20 1 5 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanj a Negara Tahun
Anggaran 2 0 1 6 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2 0 1 5 Nomor 2 8 8) ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA
REVIS! ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2 016 .
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini , yang dimaksud dengan :
1.
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanj a
Negara
yang
selanjutnya disingkat APB N adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat .
2.
Revisi Anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang
telah ditetapkan berdasarkan APB N Tahun Anggaran 2 0 1 6
dan disahkan dalam Daftar I sian Pelaksanaan Anggaran
Tahun Anggaran 2 0 1 6 .
3.
Negara
Kenen terian
Kementerian
ad al ah
disebut
selanjutnya
yang
perangkat
· Pemerintah
yang
membidangi urusat tertentu dalam pemerintahan .
4.
Lenbaga adalah organisasi non Kementerian dan instansi
lain
pengguna
melaksanakan
anggaran
tugas
yang
tertentu
dibentuk
berdasarkan
untuk
Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1 94 5
atau peraturan perundang-undangan lainnya.
5.
Bagian
Anggaran
Bendahara
Umum
Negara
yang
selanjutnya disebut BA BUN adalah bagian anggaran yang
tidak
· dikelom pokkan
dlam
Bagian
Anggaran
Kementerian / Lembaga (BA K / L) .
6.
Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selanjutnya disebut PPA BUN adalah unit organisasi
di lingkungan Kementerian Keuangan yang ditetapkan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 3 -
.
oleh Menteri Keuangan dan bertanggung j awab atas
pengelolaan anggar:n yang berasal dari BA BUN .
7.
Daftar I sian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang disusun oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Anggaran .
8.
Pagu Anggaran adalah alokasi anggaran yang ditetapkan
untuk mendanai belanja pemerintah pusat dan / atau
pembiayaan anggaran dalam APBN Tahun Anggaran 2 0 1 6 .
9.
Rencana Kerj a dan Anggaran Kementerian / Lembaga yang
selanjutnya disingkat RKA-K / L adalah dokumen rencana
keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disu sun
menurut BA K/ L.
1 0 . Rencana Kerj a dan Anggaran Bendahara Umum Negara
yang selaijutnya disebut RKA BUN adalah dokumen
perenca.aan anggaran BA BUN yang memuat rmc1an
kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanj a
maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewaj iban
pemerintah pusat dan tran sfer ke daerah dan dana desa
tahunan yang disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran
BUN .
1 1 . Satuan Kerj a yang selanjutnya disebut Satker adalah
bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian /
Lembaga yang melaksanakan 1 (satu) . atau beberapa
program / kegiatan dan membebani dana APB N .
1 2 . Daftar Hasil Penelaahan Rencana Kerj a dan Anggaran
Kementerian / Lembaga
yang
selanjutnya
disingkat
D H P RKA-K/ L adalah alokasi anggaran yang ditetapkan
menurut
unit
organisasi
dan
program
yang
dirinci
ke dalam Satker- Satker berdasarkan hasil penelaahan
RKA-K/ L.
1 3 . Daftar H asil Penelaahan Rencana Dana Pengeluaran
Bendahara
Umum
Negara yang
selanjutnya
disebut
DHP RDP BUN adalah dokumen hasil penelaahan RDP
BUN yang memuat alokasi anggaran menurut program
dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran atau
·
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
pej abat
lain
yang
ditunjuk
oleh
Direktur
Jenderal
Anggaran .
1 4 . Program adalah penj abaran dari kebij akan sesuai dengan
visi dan misi Kementerian / Lembaga yang rumusannya
iencerminkan tugas dan fungsi unit eselon I atau unit
Kementerian / Lembaga
yang
berisi
kegiatan
untuk
mencapai hasil (outcome) dengan indikator kinerj a yang
terukur.
1 5 . Hasil (Outcome) adalah prestasi kerj a yang berupa segala
sesuatu
yang
mencerminkan
berfungsinya
keluaran
(output) dari kegiatan dalam satu Program .
1 6 . Kegiatan
adalah
penj abaran
dari
Program
yang
rumu sannya mencerminkan tugas dan fungsi Satuan
Kerj a atau penugasan tertentu Kementerian / Lembaga
yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran
(output) dengan indikator kinerj a yang terukur.
1 7. Keluaran (Output) adalah prestasi kerj a berupa barang
atau j asa yang dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan
tujuan Program serta kebjakan .
1 8 . Rumusan
Kinerj a
adalah
rumusan yang
ditetapkan
sebagai acuan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan
termasuk . sasaran
kinerj a yang akan
dicapai
serta
indikator sebagai alat ukur pencapaian kinerj a meliputi
rumu san Program , Hasil (Outcome), Kegiatan , Keluaran
(Output) , indikator kinerj a utama, dan indikator kinerj a
Kegiatan .
1 9 . Kegiatan
Prioritas
Nasional
adalah
Kegiatan
yang
ditetapkan di dalam Buku I Rencana Kerj a Pemerintah
yang menj adi tanggung j awab Kementerian / Lembaga yang
bersangku tan .
20.
Kebij akan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan
adalah
Program / Kegiatan / Keluaran
ditetapkan
·
oleh
Pemerintah
setelah
(Output)
yang
Rencana
Kerj a
Pemerintah ditetapkan dan / atau ditetapkan pada tahun
anggaran berj alan .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5 -
2 1 . Kegiatan
Prioritas
Kegiatan-Kegiatan
Kementerian/Lembaga
selain
Kegiatan
adalah
Prioritas
Nasional
dan / atau Kebij akan Prioritas Pemerintah Yang Telah
Ditetapkan.
2 2 . Biaya Operasional adalah anggaran yang dibutuhkan
untuk
penyelenggaraan
sebu. ah
Satker
dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai petunjuk
penyusunan dan penelaahan rencana kerj a dan anggaran
kemen terian / lem bag a.
2 3 . Komponen Input yang selanjutnya disebut Komponen
adalah bagian atau tahapan Kegiatan yang dilaksanakan
untuk menghasilkan sebuah Keluaran (Output) .
2 4 . Sisa Anggaran Kontraktual adalah hasil lebih atau sisa
dana yang
diperoleh
setelah
pelaksanaan
dan / atau
penandatanganan kontrak dari · suatu pekerj aan yang
target sasarannya telah dicapai .
2 5 . Sisa Anggaran Swakelola adalah hasil lebih atau sisa dana
yang
berasal
dari
pekerj aan
swakelola
yang
tidak
mengurangi volume Keluaran (Output) yang direncanakan .
2 6 . Penerusan Pinjaman adalah pinj aman luar negeri atau
pinj aman dalam negeri yang diterima oleh Pemerintah
Pusat yang diteruspinj amkan kepada pemerintah daerah
dan / atau badan usaha milik negara yang harus dibayar
kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu .
2 7 . Perubahan
Anggaran
Belanj a Yang
Bersumber
Dari
Penerimaan Negara Bukan Paj ak (PNBP) yang selanjutnya
disebut Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber
Dari PNB P adalah perubahan pagu PNBP dari target yang
direncanakan dalam APB N .
2 8 . Lanjutan Pinj aman Proyek/ Hibah Luar Negeri (PH LN) atau
Piijaman / Hibah
penggunaan
bersumber
kembali
dari
Negeri
Dalam
s1sa
alokasi
PHLN / PH D N
yang
adalah
(PH DN)
anggaran
tidak
yang
terserap ,
termasuk lanjutan dalam rangka pelaksanaan Kegiatan
penerusan hibah dan Penerusan Pinjaman .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
2 9 . Percepatan Penarikan PH LN / PH D N adalah tambahan
alokasi anggaran yang berasal dari sisa pagu PH LN / PH D N
untuk memenuhi kebutuhan pendanaan Kegiatan dalam
rangka percepatan
penyelesaian
pekerj aan
dan / atau
memenuhi kebutuhan anggaran yang belum tersedia pada
Tahun Anggaran
20 16 ,
rangka pelaksana.n
termasuk percepatan
Kegiatan
penerusan
dalam
hibah
dan
Penerusan Pinj aman .
30. Ineligible Expenditure adalah pengeluaran-pengeluaran
yang tidak diperkenankan dibiayai dari dana pinj aman /
hibah luar negeri karena tidak sesuai dengan kesepakatan
dalam perj anj ian pinj aman dan / atau hi bah luar negeri .
31 .
Perubahan
perubahan
Prioritas
atas
Penggunaan
rincian
Anggaran
adalah
dan / atau
volume
anggaran
Keluaran (Output) yang telah ditetapkan dalam DIPA
karena adanya perubahan prioritas yang ditetapkan oleh
menteri / pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran .
3 2 . Perubahan Kebij akan Pemerintah adalah perubahan atas
kebij akan yang sudah ada dan mengakibatkan perubahan
rincian anggaran dan / atau volume Keluaran (Output) yang
telah ditetapkan dalam DIPA .
33.
Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terj adi di luar
kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya
serta
diketahui
secara
luas ,
sehingga
kewaj iban yang telah ditetapkan dalam kontrak tidak
dapat dipenuhi .
34 .
Subsidi Energi adalah sub sidi dalam bentuk subsidi
Bahan Bakar Minyak (BBM) j enis tertentu dan bahan
bakar gas cair ( Liquefied Petroleum Gas/ LPG tabung
3 (tiga) kilogram dan Liquefied Gas for
Ve hi cle / LGV) ,
dan
sub sidi listrik.
35 . Tran sfer ke Daerah dan Dana Desa adalah bagian dari
Belanj a Negara dalam rangka mendanai pelaksanaan
desentralisasi iskal berupa Dana Perimbangan , Dana
Insentif Daerah ,
Keistimewaan
Dana
Daerah
Otonomi
Istimewa
Khusus ,
dan
Dana
Yogyakarta,
dan
membiayai penyelenggaraan pemerintahan , pelaksanaan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7 -
pembangunan ,
pembinaan
kemasyarakatan ,
dan
pemberdayaan masyarakat dalam bentuk Dana Desa.
36. Penyertaan Modal Negara yang selanjutnya disingkat PMN .
adalah dana APB N yang dialokasikan menj adi kekayaan
negara
yang
dipisahkan
atau
penetapan
cadangan
perusahaan atau sumber lain untuk dij adikan sebagai
modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan / atau
perseroan terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi ,
termasuk penyertaan modal kepada organisasi / lembaga
keuangan internasional dan PMN lainnya.
3 7 . Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/ Sekretaris / Pej abat
Eselon I Kementerian/Lembaga adalah Pej abat Eselon I
selaku penanggung j awab Program yang memiliki alokasi
anggaran (portoolio) pada BA K/ L.
38 . Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah
Kementerian
Negara/ Lembaga yang selanj utnya disebut API P K / L
adalah
Inspektorat
Jenderal / In spektorat
Inspektorat atau nama lain yang
melaksanakan
pengawasan
intern
Utama/
secara fungsional
yang
bertanggung
j awab langsung kepada menteri / pimpinan lembaga.
39.
Surat
Berharga
Syariah
Negara
Untuk
Pembiayaan
Kegiatan / Proyek yang selanjutnya disingkat S B S N adalah
surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah untuk
membiayai kegiatan/proyek Kementerian / Lembaga.
BAB II
RUANG LI NGKUP DAN BATASAN REVIS! ANGGARAN
Pasal 2
(1)
Revisi Anggaran meliputi :
a.
perubahan rincian anggaran yang disebabkan oleh
penambahan atau pengurahgan pagu anggaran ;
b.
perubahan rincian anggaran dan / atau pergeseran
anggaran dalam hal pagu an ggaran tetap ; dan / atau
c.
revisi administrasi yang disebabkan oleh kesalahan
administrasi, perubahan rumusan yang tidak terkait
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
dengan anggaran , dan / atau pemenuhan persyaratan
dalam rangka pencairan anggaran .
Revisi Anggaran berupa perubahan rincian anggaran yang
(2)
disebabkan
penambahan
atau
pengurangan
pagu
anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
meliputi :
a.
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari
PNB P;
b.
perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari
pinj aman / hibah
luar
negeri
dan
dalam
negen ,
termasuk Penerusan Pinj aman / hibah ;
c.
perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari
SBSN, termasuk penggunaan sisa dana pen er bi tan
SBSN yang tidak terserap pada tahun 201 5;
d.
perubahan
anggaran
berupa . pagu
untuk
belanj a
pelerintah
pengesahan
pusat
belanj a
yang
bersumber dari pinj aman / hibah luar negeri yang
telah closing date;
e.
perubahan anggaran belanj a dan / atau pembiayaan
anggaran
sebagai
perubahan
akibat
parameter,
dari
perubahan
tambahan
kurs ,
kewaj iban ,
. dan / atau pemenuhan kewaj iban .
(3)
Revisi Anggaran berupa perubahan rincian anggaran
dan/ atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu
anggaran tetap sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
huruf b meliputi :
a.
pergeseran
anggaran
Bagian
Anggaran
999. 08
(BA BUN Pengelola Belanj a Lainnya) ke BA K/ L atau
antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran
999 (BA BUN) ;
b.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang
saia atau antar Program dalam 1 (satu) bagian
anggaran yang bersumber dari rupiah murni untuk
memenuhi kebutuhan Biaya Operasional ;
c.
· pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan
Layanan Umum yang su:ber dananya berasal dari
PNB P;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 9-
pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian sisa
d.
kewjiban
pembayaran
Kegiatan / proyek
yang
dibiayai melalui SBSN yang melewati tahun anggaran
sesuai
·
e. .
dengan
hasil
audit
Badan
Pengawasan
Keuangan dan Pembaigunan ;
pergeseran anggaran antar Program dalam 1 (satu)
anggaran
bagian
. untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible Expenditure atas Kegiatan yang dibiayai dari
pinj aman dan / atau hi bah luar negeri ;
f.
pergeseran
anggaran
antara
Program
lama dan
Pogram baru dalam rangka penyelesaian administrasi
DIPA sepanj ang telah disetujui Dewan Perwakilan
Rakyat;
g.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang
sama
dalam
rangka
penyediaan
dana
un tuk
penyelesaian re strukturisasi Kenen terian / Lem baga;
h.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang
sama dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih
kurs ;
I.
pergeseran anggaran dalam 1 ( satu) Program yang
sama dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun
lalu ;
J.
pergeseran anggaran pembayaran kewaj iban utang
sebagai dampak dari perubahan kompo sisi instrumen
pembiayaan utang;
k.
pergeseran anggaran dalam 1 (satu) lokasi yang sama
atau antar lokasi dan / atau antar kewenangan dalam
rangka
tugas
pembantuan ,
uru san
bersama,
dan / atau dekonsentrasi ;
L
pergeseran
dalam
anggaran
rangka
pem bukaan
kantor baru ;
m . . pergeseran anggaran dalam rangka penanggulangan
bencana;
n.
pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap ( incracht);
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
o.
pergeseran
anggaran
dalam
rangka
rekompo sisi
. pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan
kontrak tahunj amak;
p.
perge seran anggaran dari BA K/ L ke BA B U N ;
q.
pergeseran
1
anggaran
antar j enis
belanj a
dalam
(satu) Program yang sama sepan1ang pergeseran
anggaran merupakan Sisa Anggaran Kontraktual
atau Sisa Anggaran Swakelola;
r.
pergeseran
anggaran
dalam
rangka
pemenuhan
kewj iban negara sebagai akibat dari keikutsertaan
sebagai anggota organisasi internasional; dan / atau
s.
penggunaan anggaran dalam B A B U N yang belum
dialokasikan dalam DIPA BUN .
(4)
Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat dilakukan dalam 1 (satu) Keluaran (Output) yang
sana atau antar Keluaran (Output), dalam
(satu)
1
·
Kegiatan yang sama atau antar Kegiatan , dan / atau dalam
1 (satu) Satker yang sama atau antar Satker.
(5)
Revisi administrasi yang disebabkan oleh ke salahan
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c
meliputi :
a.
ralat kode akun dalam rangka penerapan kebij akan
akuntansi
sepanj ang
dalam
peruntukkan
dan
sasaran yang sama, termasuk yang mengakibatkan
perubahan j enis belanj a;
b.
ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
c.
ralat kode kewenangan ;
d.
· ralat kode lokasi dan / atau lokasi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
e.
ralat kode bagian anggaran dan / atau Satker;
f.
ralat volume , j enis , dan satuan Keluaran ( Output)
yang berbeda antara RKA-X / L dan Rencana Kerj a
Pemerintah
atau
hasil
kesepakatan
Dewan
Petwakilan Rakyat dengan Pemerintah ;
g.
ralat
rencana
penarikan
dana/ atau
rencana
penerimaan dalam halaman III DIPA;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
h.
ralat
cara
penarikn
PHLN / PH D N ,
termasuk
penerusan pinj aman ;
i.
ralat cara penarikan S B S N ;
j.
ralat nomor register pembiayaan proyek melalui
S B S N ; dan/ atau
k.
ralat
karena
kesalahan
aplikasi
berupa
tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh fungsi matematis
aplikasi RKA-K/ L DIPA.
Revisi administrasi yang disebabkan oleh perubahan
(6)
rumusan
yang
tidak
terkait
dengan
anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c, meiiputi :
a.
perubahan / penambahan nomor register pinjaman
dan / atau hibah luar negeri ;
b.
perubahan / penambahan nomor register S B S N ;
c..
perubahan pej abat perbendaharaan ;
d.
perubahan
nomenklatur
bagian
anggaran ,
Program / Kegiatan , dan / atau Satker;
e.
cara
perubahan / penambahan
penarikan
PHLN/PHD N , termasuk Penerusan Pinj aman ;
f.
perubahan / penambahan
cara
penarikan
SB S N ;
dan / atau
g.
perubahan rumusan sasaran kinerj a dalam database
RKA-K/ L DIPA.
(7)
Revisi administrasi yang disebabkan oleh pemenuhan
persyaratan
dalam
rangka
pencairan
anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf c meliputi :
a.
penghapu san/perubahan/pencantuman halaman IV
DIPA; dan / atau
b.
penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan .
Pasal 3
Revisi
Anggaran
se bagaimana
dimaksud
dalam
Pas al
2
juga berlaku dalam hal terdapat :
a.
perubahan atas APB N Tahun Aiggaran 20 1 6, termasuk
perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa;
b.
kebijakan penghematan anggaran ; dan / atau
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
c.
perubahan atas Kebij akan Prioritas Pemerintah Yang
Telah Ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai APB N
dan / atau Undang-Undang mengenai APB N Perubahan.
Pasal 4
(1)
Revisi
Anggaran
dilakukan
sepanJ ang .
tidak
mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap :
a.
kebutuhan biaya pegawai operasional (komponen
001 ) , kecuali untuk memenuhi alokasi gaj i dan
tunj angan yang melekat pada gaj i pada Satker lain ;
komponen berkarakteristik operasional non-belaj a
b.
pegawai
(komponen
komponen
002,
003,
komponen 004 , dan komponen 005) , kecuali untuk
memenuhi alokasi gaj i dan tunj angan yang melekat
pada gaj i , dan / atau dalam peruntukkan yang sama;
c.
pembayaran berbagai tunggakan ;
d.
Rupiah
Murni
Pendamping
sepanJ ang
paket
pekerj aan masih berlanjut (on-going); dan / atau
e.
·
paket pekerj aan yang telah dikontrakkan dan / atau
direalisasikan dananya sehingga dananya menj adi
minu s .
(2)
Revisi
Anggaran
mengubah
target
dapat
kinerj a
sepanJ ang
dilakukan
dengai
ketentuan
tidak
sebagai
berikut:
a.
tidak mengu bah sasaran Program ;
b.
tidak mengubah j enis dan satuan Keluaran (Output)
kegiatan ; atau
c.
(3)
tidak mengurangi volume Keluaran (Output).
Ketentuan Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c , dikecualikan bagi usul Revisi Anggaran
yang disebabkan oleh adanya kebjakan pemotongan
anggaran , pengurangan pinj aman proyek, atau Keadaan
Kahar.
(1)
Pasal 5
Dalam hal terdapat kebij akan pemotongan anggaran,
pengurangan pinj aman proyek, atau Keadaan Kahar,
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -
Kementeri an / Lembaga dapat mengjuk an u sul Revisi
Anggaran terkait dengan pengurang an volume Keluaran
(Output) dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
dalam hal volume Keluaran (Output) yang berkurang
merupakan volume Keluaran (Output) dari Kegiatan
Prioritas
Nasional ,
usul
pengurangan
volume
Keluaran (Output) ditelaah dalam pertemuan tiga
pihak
yaitu
antara
Kementerian
Keuangan ,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional , dan
Kementerian / Lembaga yang bersangkutan ;
b.
dalam hal volume Keluaran (Output) yang berkurang
· selain
Keluaran
volume
(Output)
dari
pengurangan
usul
Prioritas
Nasional ,
Keluaran
(Output) disampaikan
Kegiatan
volume
kepada menteri /
pimpinan lenbaga selaku Pengguna Anggaran untuk
mendapat persetujuan ;
c.
pengurangan volume Keluaran (Output) sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b · digunakan
sebagai
acuan
perubahan
Kementerian / Lembaga
dan
Rencana
Kerj a
Rencana
Kerj a
bahwa
volume
Pemerintah 20 1 6 ;
d.
melampirkan
pernyataan
surat
Keluaran (Output) yang diusulkan berkurang tersebut
merupakan volume Keluaran (Output) dari Kegiatan
Prioritas Nasional atau bukan .
( 2)
Dalam hal Revisi Anggaran mengakibatkan pengurangan
volume Keluaran (Output) dari Kegiatan Prioritas Nasional ,
Sekretaris Jenderal / Sekretaris Utama/ Sekretaris / Pej a bat
Eselon I Kementerian / Lembaga mengajukan u sul Revisi
Anggaran kepada Direktur Jenderal Anggaran dan D eputi
terkait
di
Perencanaan
Kementerian
Pembangunan
Nasional / Bad an Perencanaan Pem ban gun an Nasional .
(3)
Dalam hal Revisi Anggaran mengakibatkan pengurangan
·
volume Keluaran (Output) dari Kegiatan non-Prioritas
Nasional,
Sekretaris
Sekretaris / Pejabat
Jenderal / Sekretaris
Eselon
I
Utama/
Kementerian / Lembaga
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14 mengajukan
usul . Revisi
Anggaran
kepada
Direktur
Jenderal Anggaran berdasarkan Surat Persetujuan dari
menteri / pimpinan lembaga sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) huruf b .
(4)
Surat Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berisi pernyataan yang menyatakan secara tegas bahwa
menteri / pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran
dan/ atau Pej abat Eselon I selaku penanggung j awab
Program telah menyetujui pengurangan volume Keluaran
(Output).
Pasal 6
(1)
Revisi
Anggaran
ketentuan
dilakukan
mengenai
dengan
petunjuk
·
memperhatikan
penyusunan
dan
penelaahan RKA-K/ L dan pengesahan DIPA sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
petunjuk penyusunan dan penelaahan RKA- K / L dan
pengesahan DIPA .
(2)
Revisi Anggaran dapat dilakukan setelah DIPA Tahun
Anggaran 20 1 6 ditetapkan .
Pasal 7
(1)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNB P ·
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat ( 2) huruf a
merupakan
penambahan
anggaran yang dapat
atau
pengurangan
digunakan
oleh
alokasi
Kementerian /
Lembaga, termasuk Satker Badan Layanan Umum .
(2)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNBP
yang bersiat menambah alokasi anggaran yang dapat
digunakan oleh Kementerian / Lembaga termasuk Satker
Badan Layanan Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) dapat dilakukan sebagai akibat dari :
a.
kelebihan realisasi atas target PNB P fungsional (PNBP
yang dapat digunakan kembali) . yang direncanakan
dalam APB N atau APB N Perubahan ;
b.
adanya PNB P yang berasal dari kontrak/ kerj asama/
nota kesepahaman ;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 15
-
.
adanya Peraturan Pemerintah mengenai j enis dan
c.
tarif atas j enis PNB P baru ;
d.
adanya Satker PNBP baru ;
e.
peningkatan persetujua n penggunaan sebagian dana
PNB P berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
mengenai persetujuan penggunaan sebagian dana
PNB P;
f.
adanya penetapan
status
pengelolaan
keuangan
Badan Layanan Umum pada suatu Satker; dan / atau
g.
penggunaan anggaran belanj a yang bersumber dari
PNB P di atas pagu APB N untuk S atker Badan
Layanan Um um dan / atau penggunaan saldo Badan
Layanan Umum dari tahun sebelumnya.
(3)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNB P
yang bersiat mengurangi alokasi anggaran yang dapat
digunakan oleh Kementerian / Lembaga termasuk Satker
Badan Layanan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1) dapat dilakukan . sebagai akibat dari :
a.
penurunan atas target PNBP fungsional (PNB P yang
dapat digunakan kembali) yang tercantum dalam
APB N atau APB N Perubahan ;
b.
penurunan
besaran
persetujuan
penggunaan
sebagian dana PNBP berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang persetujuan penggunaan sebagian
dana PNB P; dan / atau
c.
pencabutan status pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum pada suatu Satker.
(4)
(5)
Perubahan Anggaran Belanj a Yang Bersumber Dari PNB P
dapat diikuti dengan perubahan rincian.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Revisi Anggaran
untuk penggunaan anggaran belanj a yang bersumber dari
PNB P di atas pagu APBN untuk Satker B adan Layanan
Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g
diatur
dengan
Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 16 -
Pasal 8
(1)
Perubahan
anggaran
belanj a
yang
bersumber
dari
pinj aman / hibah luar negeri dan dalam negeri , termasuk
penerusan pinj aman / hibah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2)
.
huruf b bersiat menambah
atau
mengurangi pagu anggaran belanj a Tahun Anggaran 20 1 6.
(2)
Perubahan
anggaran
belanj a
yang
bersumber
dari
pinj aman / hibah luar negeri dan dalam negeri , termasuk
penerusan pinj aman/ hibah yang bersiat menambah pagu
anggaran belanj a sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
berupa:
a.
lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun lalu yang
dananya bersumber dari. PHLN dan / atau PHD N ,
·
b.
termasuk penerusan pinj aman / hibah ;
percepatan
penarikan
PHLN
dan / atau
PHD N ,
termasuk penerusan pinj aman / hibah ;
c.
penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam
negeri terencana yang diterima oleh Pemerintah c . q.
Kementerian
Keuangan
setelah
Undang-Undang
mengenai APB N / APBN Perubahan Tahun Anggaran
201 6 ditetapkan dan kegiatannya dilaksanakan oleh
Kementerian / Lembaga; dan / atau
d.
penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam
negeri langsung yang diterima setelah
Undang
Undang mengenai APB N / APB N Perubahan Tahun
Anggaran
201 6
dilaksanakan
ditetapkan
secara
dan
kegiatannya
langsung
oleh
Kenen terian / Lem baga.
(3)
Penambahan penerimaan hibah luar negeri atau hibah
dalam negeri terencana setelah Undang-Undang mengenai
APB N / APB N Perubahan Tahun Anggaran 2016 ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) huruf c dijukan
oleh Kementerian / Lembaga dan rincian peruntukannya
dituangkan dalam dokumen RKA- K / L.
(4)
Tata cara pencatatan dan pelaporan untuk penambahan
penerimaan hibah luar negeri dan hibah dalam negeri
langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
(5)
Menteri Keuangan mengenai pengelolaan hibah .
Perubahan
anggaran
belanj a
yang
bersumber
dari
pinjaman / hibah luar negeri dan dalam negeri yang
bersiat nengurangi pagu anggaran belanj a sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) berupa pengurangan alokasi
pinj aman proyek, dan / atau pengurangan alokasi hi bah
luar negeri dan dalam negeri , dilakukan dalam hal :
a.
paket Kegiatan / proyek yang didanai dari pinj aman
proyek atau dari Penerusan Pinj aman atau hibah luar
negeri
atau
hibah
dalam
negen
telah
selesai
dilaksanakan , target kinerj anya telah tercapai dan
sisa alokasi anggarannya tidak diperlukan lagi ;
b.
adanya keterlambatan pelaksanaan Kegiatan yang
menyebabkan
terj adinya
penyesuaian
rencana
pencairan (disbursement plan) proyek;
c.
terj adi
perubahan
penj adwalan
pembiayaan
(cost table) yang disetjui oleh pemberi pinj aman ;
d.
adanya pembatalan alokasi pinj aman luar negeri ;
e.
adanya pembatalan pemberian hibah luar negeri atau
hibah dal,m negeri ; atau
f.
( 6)
sudah dibebankan pada DIPA tahun sebelumnya.
Pengurangan
alokasi
pinj aman
proyek
dan / atau
pengurangan alokasi hibah luar negeri dan dalam negeri
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(5)
termasuk
pengurangan alokasi Penerusan Pinj aman , hibah luar
negeri atau hibah dalam negeri yang diterushibahkan ,
dan / atau pinj aman yang diteruspinj amkan .
( 7)
Dalam
hal
alokasi
pinj aman
proyek
berkurang
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) , dana Rupiah Murni
Pendamping
yang
telah
dialokasikan
untuk
paket
Kegiatan / proyek berkenaan dapat digunakan / direalokasi
untuk mendanai Rupiah Murni Pendamping pada paket
Kegiatan / proyek yang lain atau diubah menj adi Rupiah
Murni
untuk
dan / atau
mendanai
Kegiatan
Kegiatan
Prioritas
Prioritas
Nasional
Kementerian / Lembaga
dan / atau menambah volume Keluarah (Output).
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
(8)
Usul penggunaan
Rupiah
Murni
Pendamping untuk
kegiatan / proyek lain sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
liajukan kepada . Direktorat J enderal Anggaran dengan
disertai alasan yang dapat dipertanggunj awabkan .
( 9)
Perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari PHLN
dan / atau PHDN dapat diikuti dengan perubahan rincian .
( 1 0) Dalam hal lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun lalu ,
perubahan rincian anggaran belanj a yang bersumber dari
PHLN
dan / atau
pihj aman / hibah
PHD N ,
dapat
termasuk
dilakukan
penerusan
sepanj ang
PHLN
dan / atau PHDN belum closing date.
( 1 1 ) Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHD N , termasuk
penerusan pinj aman / hibah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b tidak termasuk pinj aman proyek baru
yang belum disetujui dalam Undang-Undang mengenai
APBN Tahun Anggaran 2016 dan / atau Undang-Undang
mengenai
APB N
Perubahan
Tahun
Anggaran
20 1 6,
Penerusan Pinj aman atau pij aman yang diterushibahkan
yang
belum
dialokasikan
dalam
Undang-Undang
mengenai APB N Tahun Anggaran 201 6 dan / atau Undang
Undang mengenai APB N Perubahan Tahun Anggaran
20 1 6.
Pasal 9
(1 )
Pengajuan
usulan
lanjutan
Penerusan
Pinj aman
dalam
Kegiatan
bentuk
dalam
Revisi Anggaran
c.q.
Direktur
pada
tanggal
berupa
lanjutan
disampaikan kepada Menteri Keuangan
Jenderal
Anggaran
paling
rangka
lambat
30 Januari 20 1 6. ·
(2)
Pengajuan
usulan
Revisi
Anggaran
pelaksanaan kegiatan dalam rangka Penerusan Pinj aman
sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1 ),
dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Kuasa
Penggu:a Anggaran
membuat
daftar
rincian
Penerusan
Kegiatan
dan
Pinj aman
realisasi
anggaran berdasarkan data realisasi per tanggal
9 Januari 20 1 6 dan menyampaikan kepada Kantor
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -
Pelayanan Perbendaharaan Negara paling lambat
pada tanggal 1 6 Januari 201 6 untuk dicocokkan
dengan
data
realisasi
pada
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
b.
berdasarkan hasil pencocokan , Kantor Pelayanan
Perbendaharaan
rmc1an
Negara
Kegiatan
dan
menandatang ani
realisasi
daftar
anggaran
dan
disampaikan kepada PPA BUN Penerusan Pij aman
dan Direktorat Jenderal Anggaran paling lam bat pada
tanggal 23 Januari 201 6; dan
c.
berdasarkan daftar rincian Kegiatan dan realisasi
anggaran yang telah ditandatangani oleh Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan
Negara,
PPA
BUN
mengajukan usul Revisi Anggaran kepada Direktur
Jenderal
Anggaran
paling
lambat
pada
tanggal
30 Januari 20 1 6.
Pasal 1 0
(1)
Perubahan anggaran belanj a yang bersumber dari S B S N
termasuk penggunaan sisa dana penerbitan S B S N yang
tidak terserap pada tahun 201 5 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c dapat berupa lanj utan
pelaksanaan Kegiatan / proyek yang dananya bersumber
dari S B S N , dan bersiat menambah pagu belanj a yang
bersumber dari SBSN Tahun Anggaran 20 1 6.
(2)
Perubahan anggaran belanj a terkait dengan lanjutan
pelaksanaan Kegiatan / proyek yang dananya bersumber
dari SBSN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat
diikuti dengan perubahan rincian pendanaan SB S N .
(3)
Pengajuan
usulan
Revisi
Anggatan
untuk
lanjutan
pelaksanaan Kegiatan / proyek yang dananya bersumber
dari penggunaan sisa dana SBSN yang tidak terserap
pada tahun 201 5 diaj ukan kepada Direktur Jenderal
Anggaran paling lambat pada tanggal 30 Januari 20 1 6.
6 ;&z/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 20 -
Pasal 1 1
(1)
Perubahan anggaran belanj a pemerintah pusat berupa
pagu untuk pengesahan belanj a yang bersumber dari
pinj aman / hibah luar negeri yang telah closing date
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2
ayat ( 2) huruf d
diselesaikan dengan penerbitan DIPA pengesahan yang
akan dij adikan dasar sebagai alokasi anggaran secara
administratif dan menj adi rujukan untuk penerbitan
Surat
Perintah
Pembukuan / Pengesahan
oleh · Kantor
Pelayananan Perbendaharaan Negara Khusus Pinj aman
dan Hibah .
( 2)
Mekanisme revisi DIPA dalam rangka pengesahan untuk
belanj a yang bersumber dari pinj aman / hibah luar negeri
yang telah closing date se bagaimana dimaksud dalam
ayat ( 1 ) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a . unit Eselon I mengajukan usulan Revisi Anggaran
.
kepada Direktur Jenderal Anggaran ;
b . pengeluaran yang akan disahkan dituangkan dalam
RKA-K/ L dalam Keluaran (Output) tersendiri dan diberi
catatan akun "dalam rangka pehgesahan"; dan
c.
Direktur Jenderal Anggaran meneliti u sulan revisi dan
kelengkapan dokumen .
Pasal 1 2
(1)
Perubahan
anggaran
belanj a
dan / atau
pembiayaan
anggaran sebagai · akibat dari perubahan kurs, perubahan
parameter, tambahan . kewaj iban, dan / atau pemenuhan
kewj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf e meliputi :
a.
perubahan anggaran Kegiatan Kementerian / Lembaga
yang
sumber
dananya
berasal
dari
pinj aman
dan / atau hi bah luar negeri ;
b.
tambahan alokasi anggaran belanj a pegawai berupa
penye suaian besaran nilai rupiah belanj a pegawai
.
·
yang ditempatkan di luar negeri yang dihitung
berdasarkan nilai valuta asing yang sama dikalikan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 21
_
dengan realisasi kurs yang digunakan pada saat
tr:nsaksi ; ·
c.
tambahan alokasi anggaran pembayaran kewaj iban
utang
karena
adanya
tambahan
kewaj iban,
perubahan kurs, dan / atau dalam rangka pemenuhan
kewj iban yang timbul dari transaksi lindung nilai ;
d.
tambahan alokasi anggaran Sub sidi Energi karena
perubahan kurs dan / atau perubahan parameter;
e.
tambahan
alokasi
anggaran
pembayaran
cicilan
pokok utang karena adanya tambahan kewj iban,
perubahan kurs, dan / atau dalam rangka pemenuhan
kewaj iban yang timbul dari transaksi lindung nilai ;
f.
tambahan alokasi anggaran dalam rangka PMN
sebagai akibat perubahan kurs ; atau
g.
perubahan pagu anggaran kewj iban penJ amman
Pemerintah berupa tambahan alokasi anggaran yang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan pembayaran
kepada pihak ketiga/ kreditur.
(2)
Perubahan
anggaran
Kegiatan
Kementerian / Lembaga
yang sumber dananya berasal dari pinj aman / hibah luar
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
merupakan penyesuaian besaran nilai rupiah dalam DIPA
yang dihitung berdasarkan nilai valuta asing yang sama
dan kurs mengikuti realisasi kurs yang digunakan saat
transaksi
dan
dituangkan
pmJ aman
dan / atau
hibah
dalam
luar
aplikasi penarikan
negen
(withdrawal
application).
(3) Tambahan alokasi anggaran Subsidi Energi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) hurufd dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, dan
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
merupakan
selisih
antara
alokasi
yang
telah
ditetapkan dalam APBN / APBN Perubahan dengan
hasil perhitungat sebagai akibat dari . penyesuaian
kurs dan / atau perubahan parameter;
b.
diberikan setelah mendapat persetuj uan Menteri
Keuaigan ; dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -
c.
tata cara pembayaran Sub sidi Energi dilaksanakan
sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai tata cara pembayaran subsidi di bidang
energi .
(4) Perubahan pagu anggaran PMN sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1 ) huruf f dan perubahan pagu anggaran
kewjiban
penj aminan
Pemeriitah
sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf g dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan
disesuaikan dengan kemampuan Keuangan Negara.
Pasal 1 3
(1)
Pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999. 08 (BA BUN
Pengelola Belanja Lainnya) ke BA K / L, . atau
subbagian
anggaran
dalam
Bagian
Anggaran
antar
999
(BA BUN) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf a bersiat insidentil dan menambah pagu anggaran
belanj a Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 20 1 6,
tetapi tidak menj adi dasar perhitungan untuk penetapan
alokasi anggaran tahun berikutnya.
(2)
Pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999. 08 (BA BUN
Pengelola Belanj a Lainnya) ke BA K/ L,
subbagian
anggaran
dalam
Bagian
atau
Anggaran
antar
999
(BA BUN) sebaganana dimaksud pada ayat ( 1 ) termasuk
pergeseran
anggaran
terkait
dengan
pemberian
penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan
anggaran belanj a Kenen terian I Lem bag a.
(3)
Tata cara Revisi Anggaran untuk pergeseran anggaran
belanja dari BagianAnggaran 999. 08 (BA BUN Pengelolaan
Belanj a Lainnya) ke BA K/ L sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Peraturan
Menteri
Keuangan
mengenai
tata
cara
pergeseran
anggaran belanj a dari BA BUN pengelolaan belanj a lainnya
(BA 999. 08) ke bagian anggaran kementerian negara/
lembaga.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 23
-
Pasal 1 4
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama
atau antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran yang
bersumber
dari
Rupiah
Murni
untuk
memenuhi
kebutuhan Biaya Operasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b dapat dilakukan sepanj ang
tidak mengurangi volume Keluaran (Output) dalam DIPA
dan digunakan untuk memenuhi Biaya Operasional dalam
peruntukan yang sama.
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) tidak
termasuk untuk pergeseran anggaran dalam rangka
memenuhi kebutuhan Biaya Operasional untuk gaj i dan
tunj angan yang melekat pada gaj i .
Pasal 1 5
(1)
Pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan Layanan
Umum
yang
sumber
dananya
berasal
dari
PNB P
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c
dapat dilakukan dalam rangka m.empercepat pencapaian
kinerj a Sat�er Badan Layanan Umum .
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Revisi Anggaran
betupa pergeseran rincian anggaran untuk Satker Badan
Layanan Umum yang sumber dananya berasal dari PNBP
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan . .
Pasal 1 6
(1)
Pergeseran anggaran . dalam rangka penyelesaian s1sa
kewaj iban pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai
melalui SBSN yang melewati tahun anggaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf d dapat dilakukan
setelah
diaudit
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan .
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian s1sa
kewaj iban pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai
melalui SBSN yang melewati tahun anggaran sebagaimana
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 24 dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan tanggung j awab
Kenen terian / Lem baga.
(3)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian s1sa
kewajiban pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai
melalui SBSN yang melewati tahun anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan dengan mengurangi
.
alokasi SBSN Kementerian/Lembaga pada tahun berj alan
dalam
jumlah
yang
sama
dengan
sisa
kewaj iban
pembayaran Kegiatan / proyek yang dibiayai melalui S B S N
tahun sebelumnya sesuai dengan hasil audit Badan
Pengawas:n Keuangan dan Pembangunan .
Pasal 1 7
(1)
Pergeseran anggaran antar Program dalam 1 (satu) bagian
aiggaran
untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible
Expenditure atas kegiatan yang dibiayai dari pinj aman
dan / atau hi bah luar negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (3) huruf e merupakan pergeseran anggaran
dalam
rangka
pengembalian
dana
(reund)
untuk
memenuhi kebutuhan Ineligible Expenditure atas Kegiatan
yang dibiayai dari pinj aman dan / atau hi bah luar negeri
yang
dibuktikan
dengan
dokumen
pernyataan
dari
pihak-pihak yang berwenang.
(2)
Pergeseran
anggaran
untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible Expenditure atas kegiatan yang dibiayai dari
pinj aman
dan / atau
hi bah
luar
negeri
sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan tanggung j awab
Kenen terian / Lem baga.
(3)
Pergeseran
anggaran
untuk
memenuhi
kebutuhan
Ineligible Expenditure atas kegiatan yang dibiayai dari
pinj aman
dan / atau
hibah
luar
negeri
sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dilakukan antar j enis
belanj a dan / atau antar Kegiatan dalam
1
(satu) Program
dan / atau antar Program dalam 1 (satu) Kementerian /
Lembaga.
J #/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -
Pasal 1 8
(1)
Pergeseran anggaran antara Program lama dan Pogram
baru
rangka penyelesaian
dalam
disetjui
sepanj ang telah
Dewan
administrasi
Perwakilan
DIPA
Rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf f
dapat dilakukan sepaj ang pagu Program lama dan pagu
Program baru telah disetjui Dewan Perwakilan Rakyat .
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) termasuk
pergeseran anggaran bagi Kementerian / Lembaga yang
lengalami
nomenklatur
perubahan
struktur
atau
organ1sasi .
Pasal 1 9
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 ( satu) Program yang sama
dalam
rangka penyediaan
restrukturisasi
dana untuk
Kementerian / Lembaga
penyelesaian
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf g dapat dilakukan
sepanj ang likuidasi Satker tersebut telah disetujui D ewan
Perwakilan Rakyat .
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyediaan dana
untuk
likuidasi
penyelesaian
Satker
sebagaimana
dimaksud padi ayat ( 1 ) dapat dilakukan antar j enis
belanj a
dan / atau
antar
Program
dalam
1
(satu)
Kementerian / Lem baga.
Pasal 2 0
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama
dalam rangka memenuhi kebutuhan anggaran akibat
selisih kurs sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf h merupakan pergeseran anggaran yang bersumber
dari Rupiah Murni karena adanya kekurangan alokasi
anggaran untuk pembayaran Biaya Operasional S atker
perwakilan di luar negeri , pembayaran sebuah kontrak
dalam valuta asing, belanj a hibah luar negeri , atau sebagai
akibat adanya selisih kurs .
(2)
Pergeseran anggatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
anggaran akibat selisih kurs sebagaimana dimaksud pada
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 6. -
ayat ( 1 )
dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai
berikut:
a.
merupakan selisih antara kurs yang digunakan
dalam APB N / APB N Perubahan dengan kurs pada
saat transaksi dilakukan ;
b.
tersebut
selisih
terj adi
setelah
kontrak
ditandatangani;
c.
perge seran alokasi anggaran yang dilakukan paling
tinggi adalah sebesar nilai kontrak dikalikan dengan
selisih kurs sebagaimana dimaksud pada huruf a;
dan
d.
kebutuhan anggaran untuk memenuhi selisih kurs
menggunakan
alokasi
anggaran
Kementerian /
Lembaga yang bersangkutan .
(3)
Untuk. memenuhi kebutuhan anggaran akibat selisih kurs
untuk Biaya Operasional Satker perwakilan di luar negeri
dan belanj a hibah ke luar negeri
dapat dilakukan
pergeseran anggaran antar subbagian anggaran dalam
Bagian Anggaran 999 (BA BUN) .
Pasal 2 1
(1)
Pergeseran anggaran dalam 1 ( satu) Program yang sama
dalam
rangka
penyelesaian
tunggakan
tahun
lalu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf i
dapat dilakukan sepanj ang tidak mengurang1 volume
·
Keluaran (Output) dalam DIPA .
(2)
Dalam hal jumlah seluruh tunggakan tahun yang lalu
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) per DIPA per Satker
nilainya:
a.
sampai dengan Rp2 00 . 000 . 00 0 , 00 (dua ratus j uta
rupiah) , harus dilampiri surat pernyataan dari Kuasa
Pengguna Anggaran ;
b.
. di atas Rp200 . 000 . 00 0 , 0 0 (dua ratus juta rupiah)
sampai
dengan
Rp2 . 000 . 00 0 . 0 0 0 , 0 0
(dua
miliar
rupiah) , harus dilampiri hasil veriikasi dari API P K/ L;
dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 27 -
c.
di atas Rp2 . 00 0 . 0 00 . 00 0 , 00 (dua miliar rupiah) ,
harus
dilampiri
hasil
veriikasi
dari
Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan .
(3)
Dalam hal tunggakan tahun yang lalu sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) terkait dengan :
a.
belanj a pegawai khusus gaj i dan tunj angan yang
melekat pada gaj i ;
b.
tunj angan kinerj a sesuai dengan peraturan yang
berlaku ;
c.
uang makan ;
d.
belanj a perj alanan dinas pindah ;
e.
langganan daya dan j asa;
f.
tunj angan profesi guru / do sen ;
g.
tunj angan kehormatan profesor;
h.
tunj angan
tambahan
penghasilan
guru
Pegawai
Negeri Sipil ;
L
tunj angan keiahalan hakim ;
J.
tunj angan hakim adhoc;
k.
imbalan j asa layanan Bank/ Po s Persep si ;
1.
pembayaran j asa
bank
penatausaha
penerusan
pmJ aman ;
bahan makanan dan / atau perawatan tahanan untuk
m.
tahanan / narapidana; dan / atau
·
pembayaran provisi benda meterai ,
n.
yang alokasi dananya tidak cukup tersedia atau belum
dibayarkan pada tahun sebelumnya, dapat dibebankan
pada
DIPA tahun
anggaran
berj alan
tanpa
melalui
mekanisme revisi DIPA sepanj ang alokasi anggaran untuk
peruntukan yang sama sudah tersedia.
(4)
Untuk tunggakan lain dan / atau tunggakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yang alokasi anggarannya belum
tersedia, dapat dibebankan pada DIPA tahun anggaran
berj alan , dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
merupakan tagihan atas pekerj aan / penugasan yang
alokasi anggarannya cukup tersedia pada DIPA tahun
lalu ; dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 28 . -
b.
pekerj aan / penugasannya telah diselesaikan tetapi
belum
dibayarkan
sampai
dengan
akhir
tahun
kewj iban
utang
anggaran lalu .
Pasal 2 2
(1)
Pergeseran
anggaran . pembayaran
sebagai dampak dari perubahan kompo sisi instrumen
pembiayaan utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf j dapat dilakukan dalam rangka eisiensi
pendanaan
dan / atau
percepatan
pencapaian
kinerj a
instrumen
pembiayaan
utang
sebuah Kegiatan .
(2)
Perubahan
kompo sisi
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dilakukan
dalam hal :
a.
sumber
dana
yang
direncanakan
sulit
untuk
dipenuhi ;
b.
terdapat sumber dana lain yang biayanya lebih
murah ;
(3)
c.
Kegiatan harus segera dilaksanakan ; dan / atau
d.
adanya Perubahan Kebij akan Pemerintah .
Tata cara perubahan kompo sisi instrumen pembiayaan
utang sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatur dengan
ketentuan sebagai berikut :
a.
usulan perubaban komposisi instrumen pembiayaan
utang diajukan oleh Sekretaris Jenderal / Sekretaris
Utama/ Sekretaris / Pej abat Eselon I
Kementerian /
Lembaga kepada Menteri Keuangan c . q Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko ; dan
b.
persetujuan
perubahan
kompo sisi
instrumen
pembiayaan utang dari Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko menj adi dasar pengajuan
revisi RKA- K/ L lan revisi DIPA kepala Direktur
Jenleral Anggaran .
Pasal 2 3
(1 )
Pergeseran anggaran lalam 1 ( satu) lokasi yang sama atau
antarlokasi lan / atau antarkewenangan lalam rangka
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 29 -
tugas
pembantuan ,
urusan
bersama,
dan / atau
dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (3) huruf k dapat dilakukan dalam hal terj adi
perubahan prioritas atau kebij akan dari Kementerian /
Lembaga.
(2)
Pergeseran
anggaran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat ( 1) dapat dilakukan setelah mendapat persetuj uan
dari unit eselon I Kementerian / Lembaga yang memberi
penugasan atau pelimpahan .
Pasal 2 4
(1)
Pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor
baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf
1
dapat dilakukan dalam . hal ketentuan mengenai
pembentukan kantor baru telah mendapat persetujuan
dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reormasi Birokrasi .
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor
baru sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dilakukan
melalui pergeseran anggaran dari DIPA Petikan Satker
Induk ke DIPA Petikan Satker baru .
Pasal 2 5
( 1)
Pergeseran
anggaran
dalam
rangka
penanggulangan
bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf m dapat digunakan untuk mendanai pelaksanaan
mitigasi bencana, tanggap darurat, dan penanganan pasca
bencana.
(2)
Pergeseran
anggaran
dalam
rangka
penanggulangan
bencana sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diajukan
oleh
Pengguna Anggaran / Kuasa · Pengguna Anggaran
dengan
dilengkapi
alas an
yang
dapat
dipertanggunj awabkan .
Pasal 2 6
( 1)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putu san
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 30 -
(inkracht) sebagaimana di:aksud dalam Pasal 2 ayat (3)
huruf n merupakan kewaj iban pengeluaran yang timbul
dengan putusan pengadilan yang telah
sehubungan
nempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht).
(2)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht)
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
merupakan tanggung j awab Kementerian / Lembaga.
(3)
Pergeseran anggaran dalam rangka penyele saian putu san
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht) sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat
dilakukan antar j enis belanj a dan / atau antar Kegiatan
dalam 1 (satu) Program .
Pasal 2 7
(1)
anggaran
Pergeseran
rekompo sisi
rangka
dalam
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
·
tahun j amak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(3) huruf o dapat berupa pergeseran anggaran karena
penundaan pelaksanaan Kegiatan tahun berj alan ke
·
tahun berikutnya atau karena percepatan pelaksanaan
kegiatan tahun depan ke tahun berj alan .
(2)
anggaran
Pergeseran
rangka
dalam
rekompo sisi
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
tahun j amak
sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1)
ditetapkan oleh menteri / pimpinan lembaga pengusul .
(3)
Tata cara pergeseran anggaran dalam rangka rekompo sisi
pendanaan antar tahun terkait dengan kegiatan kontrak
tahunj amak sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatur
dengan ketentuan sebagai be