Keanekaragaman Makrozoobentos dan Hubungannya dengan Penutupan Padang Lamun (Seagrass) di Perairan Mandailing Natal Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Ekosistem lamun (seagrass) adalah satu dari tiga ekosistem penting di
daerah pesisir dan pulau-pulau. Ekosistem lamun bersama ekosistem mangrove dan
terumbu karang merupakan penyangga (buffer) bagi kehidupan laut dan darat karena
berada di daerah peralihan laut dan darat (Kordi, 2011). Lamun merupakan
produktifitas primer di perairan dangkal.
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang telah menyesuaikan diri
hidup di laut dangkal. Padang lamun membentuk vegetasi tunggal tersusun atas satu
jenis lamun yang tumbuh membentuk padang lebat, sedangkan vegatasi campuran
terdiri atas ‒12
2 jenis lamun yang tumbuh bersama -sama pada satu substrat
(Kiswara, 1999). Tumbuhan lamun juga memliki bunga dan buah yang kemudian
berkembang menjadi benih.
Lamun (seagrass) merupakan salah satu lingkungan yang mampu
memberikan dukungan habitat bagi makrozoobentos dari filum moluska, crustacea,
echinodermata dan lain-lain. Lind (1979) menyatakan bahwa organisme bentos
memiliki peranan penting dalam komunitas dasar karena fungsinya dalam proses
mineralisasi dan pendaur ulang bahan organik yang tertangkap di dalam lingkungan

perairan. Kisaran toleransi dari makrozoobentos terhadap lingkungan berbedabeda.Kehidupan makrozoobentos ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya baik
fisik, kimia maupun biologi.
Pantai Natal terletak di Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Sumatera
Utara merupakan kawasan pantai yang cukup panjang kira-kira 170 km, luas laut
kira-kira 3.778,08 km2 (Dinas Kelautan dan Perikanan Mandaling Natal, 2002).
Pantai Natal memiliki perairan jenih dengan hamparan padang lamun yang cukup
luas. Pantai Natal mempunyai substrat lumpur-berpasir yang cocok untuk tumbuh
lamun. Menurut Hendra (2011) hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun,
namun padang lamun yang luas ditemukan di substrat lumpur-berpasir. Kondisi ini
memungkinkan beragamnya komunitas makrozoobentos yang hidup di padang

1
Universitas Sumatera Utara

2

lamun. Menurut Susetiono (2004) semakin tinggi tutupan lamun akan semakin tinggi
pula jenis biota laut yang akan berasosasi dengan lamun. Struktur akar lamun yang
rumit di dasar perairan akan membantu menstabilkan substrat dan mengurangi
kekeruhan. Tegakan daun yang rapat berperan untuk mengurangi gelombang

menjadikan lamun sebagai tempat tinggal beberapa organisme.
Makrozoobentos yang mendiami daerah padang lamun memberikan manfaat
bagi kepentingan manusia misalnya sebagai bahan makanan. Daerah padang lamun
memiliki potensi yang cukup besar untuk dikelola dan dimanfaatkan oleh
masyarakat. Aktivitas masyarakat sekitar pada pantai Natal dapat menyebabkan
tingkat kekeruhan sangat tinggi, sehingga menyebabkan ketersediaan unsur hara
yang tersebar tidak merata dan penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan akan
berkurang dan sangat mempengaruhi keberadaan komunitas padang lamun. Keadaan
ini juga memungkinkan mempengaruhi keberadaan biota yang hidup lingkungan
padang lamun. Menurut Peterson & Heck (2001) bahwa bivalvia yang hidup di
lamun memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan yang hidup di
daerah tanpa lamun.
Penyelamatan komunitas padang lamun sebagai habitat biota laut seperti
makrozoobentos sangat penting dan tidak kalah strategis dibanding dengan
pengelolaan terumbu karang dan mangrove (Kordi, 2011). Terutama di kawasan
Mandailing Natal umumnya masyarakat belum banyak mengenal tentang komunitas
padang lamun yang juga sebagai tempat hidup makrozoobentos. Kondisi komunitas
padang lamun ini masih terabaikan keberadaannya, oleh sebab itu penulis tertarik
untuk meneliti tentang keanekaragaman makrozoobentos dan hubungannya dengan
penutupan padang lamun di perairan Natal Mandailing Natal Sumatera Utara.

1.2 Permasalahan
Perairan Natal kabupaten Mandailing Natal dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar untuk berbagai aktivitas seperti pariwisata dan pemukiman. Aktivitas ini baik
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi komunitas padang
lamun dan memungkinkan akan mempengaruhi keanekaragaman makrozoobentos.
Sejauh ini belum diketahui bagaimanakah keanekaragaman makrozoobentos di
padang lamun pada perairan Mandailing Natal.

Universitas Sumatera Utara

3

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos di perairan Natal
Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui persentase tutupan lamun di perairan Natal
Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui hubungan keanekaragaman makrozoobentos dengan
tutupan lamun


1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di
perairan Natal Mandailing Natal Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat pentingnya ekosistem padang
lamun dalam bidang ekonomi dan ekologi.
3. Untuk memberikan pengalaman dan menambah wawasan dalam hal
penelitian tentang stuktur komunitas makrozoobentos di padang lamun dan
sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya maupun instansi yang
membutuhkannya.

Universitas Sumatera Utara