Perancangan Alatpendeteksikekeruhanair Di Akuariumberdasarkanwarnaberbahasa C Menggunakan Atmega 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini hobi memelihara ikan hias menjadi suatu trend di
masyarakat, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Pengurasan dan
pengisian air dalam akuarium yang ada sekarang ini masih dilakukan secara
manual. Banyak orang yang hobi memelihara ikan kebingungan jika mereka
bepergian jauh. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada yang memelihara ikannya
dengan baik. Kebanyakan mereka mengkhawatirkan penggantian air yang berkala
dikarenakan semakin lama air dalam akuarium maka kejernihannya semakin
berkurang. Faktor penting pemeliharaan ikan pada akuarium adalah ketepatan
waktu pemberian pakan ikan, mengatur kerja motor air, kejenihan air, mengatur
sirkulasi air otomatis pada akuarium. Sensor kejernihan air digunakan untuk
mengetahui kejernihan air yang ada pada akuarium sehingga jika akuarium kotor
maka akan dilakukan penggantian air secara otomatis.
Secara fisis air bersih diindikasikan dengan keadaannya yg bening, tidak
berwarna dan tidak berbau. Kondisi seperti ini terjadi jika air tidak dikotori oleh
bahan organik maupu anorganik. Sedangkan secara optis, air yang tercampuri oleh
bahan pengotor keadaannya akan berubah menjadi berwarna atau keruh.
Air bersih yang ideal adalah jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau, tidak mengandung pathogen, tidak mengandung zat kimia yang dapat

mengubah fungsi tubuh, tidak korosif dan tidak meninggalkan endapan pada
seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya, tujuan pembuatan batasan

1
Universitas Sumatera Utara

tersebut untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air
(waterborne diseases).
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang terlarut, baik yang bersifat
anorganik maupun yang bersifat organik. Zat anorganik biasanya berasal dari
lapukan batu dan logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan
tanaman dan kotoran hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber
kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung
perkembangbiakannya. Bakteri ini juga merupakan zat organik terlarut, sehingga
pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air. Air yang keruh sulit
didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat terlarut tersebut.
Air yang keruh akan menyebabkan intensitas cahaya yang masuk
kedalamnya menjadi berkurang. Hal tersebut disebabkan cahaya yang melewati
air keruh karena mengalami penyerapan atau pemantulan, sehingga hanya sedikit
yang diteruskan. Berkurangnya intensitas cahaya tersebut dapat dideteksi oleh alat

yang peka terhadap perubahan intensitas cahaya, yaitu fotodioda.

1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan utama pada penelitian ini antara lain bagaimana Photodioda
sebagai sensor kekeruhan air. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah
sebagaimana bahasa C sebagai bahasa pemrograman yang fleksibel bukan hanya
berorientasi pada mesin tapi juga pada alat prototipe. Berdasarkan dari
permasalahan yang ada, untuk pendeteksi kekeruhan air dalam akuarium, maka
dibuatlah sistem pemberitahuan dengan menggunakan Radio Frekuensi (RF) lalu
diberikan

Buzzer

atau

Alaram

sebagai

peringatan.


2
Universitas Sumatera Utara

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah :
1. Merancang Prototipe pendeteksi kekeruhan air dengan menggunakan
sensor photodioda dengan program bahasa C
2.

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang
sistem kendali alat dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama
kuliah agar lebih bermanfaat.

1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bahasa yang digunakan dalam rangkaian bahasa C.
2. Sensor kekeruhan yang digunakan yaitu menggunakan sensor cahaya
Photodioda.
3. Rangakaian Mikrokontroller yang di gunakan adalah mikrokontroller

ATMega8.
4. Tidak membahas tentang rumus kekeruhan air
5. Dalam laporan tugas akhir ini hanya membahas tentang Mikrokontroler
ATmega 8,Photodioda,Radio Frekuensi,Buzzer,Kekeruhan air.

1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan laporan ini, penulis membuat
susunan bab-bab yang membentuk laporan ini dalam sistematik penulisan tugas
akhir dengan urutan sebagai berikut :

3
Universitas Sumatera Utara

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaaat penelitian,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, metode penelitian,
serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan landasan teori yang membahas tentang teoriteori yang

mendukung dalam penyelesaian masalah.

BAB III : RANCANGAN DAN PEMBUATAN
Meliputi metode, bahan alat, perancangan dan pengambilan data penelitian.

BAB IV : PENGUJIAN DAN HASIL
Meliputi hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN dan SARAN
Berisikan kesimpulan tentang hasil rancangan yang telah dibuat serta saran dalam
pengembangan rancangan tersebut.

4
Universitas Sumatera Utara