Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tiga Nocturne untuk Post Rock Band T1 852011016 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah Nocturne berasal dari bahasa Perancis yang berarti nocturnal,
yakni sesuatu atau peristiwa terjadi pada malam hari. Sebuah komposisi
musikal yang terinspirasi dari suasana malam, berkarakter tenang, teduh,
kontemplatif, meskipun tidak selamanya seperti itu karena bentuk komposisi
ini berkembang seiring berjalannya waktu. Kata nocturne pertama kali mulai
digunakan sebagai sebuah bentuk komposisi pada abad ke-18, merujuk pada
sebuah karya ansambel, biasanya dimainkan untuk pesta pada malam hari.
Bentuk komposisi ini dikenal sebagai sebuah movement tunggal dan biasanya
dibuat untuk solo piano. Nocturne mulai dikenal dan dipopulerkan pada abad
ke-19, dan pertama kali secara spesifik digunakan menjadi sebuah judul karya
yang digubah oleh John Field seorang komposer asal Irlandia yang dipandang
sebagai bapak nocturne romantik.1
Post rock adalah sebuah bentuk experimental rock yang merupakan
perpaduan dari genre eksperimental seperti krautrock, prog rock, math rock,
minimalist classical, british EDM, jazz yang terbentuk dalam rock tetapi tidak
seutuhnya rock.2 Istilah post rock pertama kali terdengar pada tahun 1994 oleh
seorang kritikus musik bernama Simon Reynold dalam pembahasannya tentang
band talk-talk dan bark psychosis. Post rock pada umumnya diperuntukkan
untuk band yang secara khusus menggunakan instrumen rock band yang terdiri
dari dua gitar elektrik, satu gitar bass elektrik, drum, tetapi tidak menggunakan
ciri khas musik rock pada umunya seperti pada ritme, melodi, dan progresi
aakord, gitar elektrik lebih di ekplorasi untuk membangun suasana dan
membentuk warna suara melalui penggunaan efek-efek tertentu, pada
1
Elia Andrew, New Grove Dictionary of Music and Musician, Stanley Sadie (Ed.), (New
york: Macmillan Publishers Limited, 2011), hal 11
2
http://www.allmusic.com/style/post-rock-ma0000002790, diakses tanggal 15 Februari
2017
1
umumnya post rock merupakan karya intrumental, meskipun ada juga beberapa
band yang menggunakan vokal namun porsi vokalnya tidak terlalu dominan.
Post rock mulai berkembang pada tahun 1991 di Britania Raya dengan
ditandai dengan peluncuran album dari band Talk-Talk dengan judul “Laughing
Stock” dan Slint dengan judul album “Spiderland.” Pada tahun-tahun
selanjutnya, meskipun banyak band yang tidak menerima istilah post rock,
tetapi tidak sedikit pula yang mulai berkarya menggunakan post rock sebagai
identitas mereka seperti band yang sangat berpengaruh dalam post rock yaitu
Tortoise, dan The Sea and Cake.3
Berdasarkan urain diatas penulis tertarik untuk membuat komposisi
nocturne untuk post rock band. Sebagaimana kita ketahui bahwa nocturne
adalah sebuah bentuk komposisi yang identik untuk karya solo piano. Namun
demikian, penulis mencoba untuk mengadopsi bentuk atau struktur nocturne
sebagai acuan karya untuk mengambarkan suasana nokturnal dengan genre
musik post rock. Bagi penulis, hal ini akan menjadi tantangan karena masih
jarang atau bahkan belum ada yang menyusunnya sebagai komposisi baru di
lingkungan Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni. Selain itu, akan
memberikan
pengalaman
dan
wawasan
baru
bagi
penulis
dalam
mengeksplorasi dan mendalami pengetahuan komposisional yang pernah
diperoleh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses penyusunan tiga komposisi nocturne untuk post rock
band?
2. Bagaimanakah analisis bentuk dan struktural tiga komposisi nocturne
untuk post rock band?
3
https://www.britannica.com/art/post-rock diakses 15 Februari 2017
2
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses penyusunan tiga komposisi nocturne untuk post
rock band.
2. Mendeskripsikan analisis bentuk dan struktural tiga komposisi nocturne
untuk post rock band.
D. Manfaat Penelitian
Terciptanya komposisi ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
yaitu mendapatkan pengalaman baru dalam menyusun sebuah komposisi
nocturne yang disajikan dalam format band yang belum diperoleh dalam kelas
perkuliahan. Selain itu manfaat bagi mahasiswa Program Studi Seni Musik FBS
UKSW yakni menjadi referensi maupun inspirasi tambahan dalam membuat
sebuah komposisi nocturne dalam format band.
E. Batasan Masalah
Agar menghindari permasalahan yang keluar dari tujuan penelitian
penelitian, maka perlu dipahami batasan-batasannya. Batasan masalah tersebut
adalah bagaimana penulis menyusun sebuah komposisi dengan judul “Tiga
Nocturne untuk Post rock Band.”
F. Metode Penelitian
Penyusunan komposisi menggunakan pendekatan deskriptif analisis.
Ada lima tahapan yang akan dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengolahan
data, proses penggubahan, analisis struktur musik, dan penulisan laporan.
Pengumpulan data berkenaan dengan pemahaman literatur sehingga
segala yang diperlukan untuk mendukung pengolahan data dapat berlangsung
lancar. Data yang perlu dikumpulkan adalah tentang bentuk dan struktur dari
komposisi nocturne dan post rock, baik dari studi pustaka maupun dari
internet.
Dalam penggarapan komposisi ini pertama-tama penulis mendengarkan
beberapa karya nocturne seperti karya Nocturne Op. 9 no. 2 karya Frederic
3
Chopin dan nocturne karya Julian Lage, serta beberapa karya Post Rock dari
Sigur Ros berjudul “Hoppipola ” dan “Olsen-Olsen” serta karya Wang wen yg
berjudul “Welcome to Utopia ” sebagai referensi untuk mengetahui dan
menganalisa struktur dan karakter nocturne dan post rock. Setelah itu penulis
menentukan dan membuat karya nocturne untuk post rock kedalam tiga karya
komposisi.
Pada tahap pengolahan data, setelah penulis mengumpulkan data dan
referensi yang dibutuhkan, selanjutnya menyusun rencana atau konsep
komposisi. Setelah itu, menentukan tema atau motif yang akan digunakan
sebagai ide musikalnya. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan ide
tersebut agar menjadi sebuah komposisi musik utuh yang akan ditampilkan.
Pada tahap penggubahan, penulis mewujudkan ide musikal yang telah
ditentukan dengan mengolah, mengembangkan, serta menggunakan teknik
komposisi hingga menjadi karya final. Pada tahap selanjutnya, penulis
melakukan analisis struktur musik terhadap komposisi yang telah disusun
tersebut, serta melakukan studi partisipatif untuk mendapatkan umpan balik
berupa kritik dan saran sebagai sarana perbaikan atau penyempurnaan.
Setelah melalui proses tahapan penelitian, maka tahap berikutnya
sebagai rangkaian proses terakhir, yaitu penulisan laporan yang secara
keseluruhan dalam bentuk tulisan deskriptif.
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah Nocturne berasal dari bahasa Perancis yang berarti nocturnal,
yakni sesuatu atau peristiwa terjadi pada malam hari. Sebuah komposisi
musikal yang terinspirasi dari suasana malam, berkarakter tenang, teduh,
kontemplatif, meskipun tidak selamanya seperti itu karena bentuk komposisi
ini berkembang seiring berjalannya waktu. Kata nocturne pertama kali mulai
digunakan sebagai sebuah bentuk komposisi pada abad ke-18, merujuk pada
sebuah karya ansambel, biasanya dimainkan untuk pesta pada malam hari.
Bentuk komposisi ini dikenal sebagai sebuah movement tunggal dan biasanya
dibuat untuk solo piano. Nocturne mulai dikenal dan dipopulerkan pada abad
ke-19, dan pertama kali secara spesifik digunakan menjadi sebuah judul karya
yang digubah oleh John Field seorang komposer asal Irlandia yang dipandang
sebagai bapak nocturne romantik.1
Post rock adalah sebuah bentuk experimental rock yang merupakan
perpaduan dari genre eksperimental seperti krautrock, prog rock, math rock,
minimalist classical, british EDM, jazz yang terbentuk dalam rock tetapi tidak
seutuhnya rock.2 Istilah post rock pertama kali terdengar pada tahun 1994 oleh
seorang kritikus musik bernama Simon Reynold dalam pembahasannya tentang
band talk-talk dan bark psychosis. Post rock pada umumnya diperuntukkan
untuk band yang secara khusus menggunakan instrumen rock band yang terdiri
dari dua gitar elektrik, satu gitar bass elektrik, drum, tetapi tidak menggunakan
ciri khas musik rock pada umunya seperti pada ritme, melodi, dan progresi
aakord, gitar elektrik lebih di ekplorasi untuk membangun suasana dan
membentuk warna suara melalui penggunaan efek-efek tertentu, pada
1
Elia Andrew, New Grove Dictionary of Music and Musician, Stanley Sadie (Ed.), (New
york: Macmillan Publishers Limited, 2011), hal 11
2
http://www.allmusic.com/style/post-rock-ma0000002790, diakses tanggal 15 Februari
2017
1
umumnya post rock merupakan karya intrumental, meskipun ada juga beberapa
band yang menggunakan vokal namun porsi vokalnya tidak terlalu dominan.
Post rock mulai berkembang pada tahun 1991 di Britania Raya dengan
ditandai dengan peluncuran album dari band Talk-Talk dengan judul “Laughing
Stock” dan Slint dengan judul album “Spiderland.” Pada tahun-tahun
selanjutnya, meskipun banyak band yang tidak menerima istilah post rock,
tetapi tidak sedikit pula yang mulai berkarya menggunakan post rock sebagai
identitas mereka seperti band yang sangat berpengaruh dalam post rock yaitu
Tortoise, dan The Sea and Cake.3
Berdasarkan urain diatas penulis tertarik untuk membuat komposisi
nocturne untuk post rock band. Sebagaimana kita ketahui bahwa nocturne
adalah sebuah bentuk komposisi yang identik untuk karya solo piano. Namun
demikian, penulis mencoba untuk mengadopsi bentuk atau struktur nocturne
sebagai acuan karya untuk mengambarkan suasana nokturnal dengan genre
musik post rock. Bagi penulis, hal ini akan menjadi tantangan karena masih
jarang atau bahkan belum ada yang menyusunnya sebagai komposisi baru di
lingkungan Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni. Selain itu, akan
memberikan
pengalaman
dan
wawasan
baru
bagi
penulis
dalam
mengeksplorasi dan mendalami pengetahuan komposisional yang pernah
diperoleh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses penyusunan tiga komposisi nocturne untuk post rock
band?
2. Bagaimanakah analisis bentuk dan struktural tiga komposisi nocturne
untuk post rock band?
3
https://www.britannica.com/art/post-rock diakses 15 Februari 2017
2
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses penyusunan tiga komposisi nocturne untuk post
rock band.
2. Mendeskripsikan analisis bentuk dan struktural tiga komposisi nocturne
untuk post rock band.
D. Manfaat Penelitian
Terciptanya komposisi ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
yaitu mendapatkan pengalaman baru dalam menyusun sebuah komposisi
nocturne yang disajikan dalam format band yang belum diperoleh dalam kelas
perkuliahan. Selain itu manfaat bagi mahasiswa Program Studi Seni Musik FBS
UKSW yakni menjadi referensi maupun inspirasi tambahan dalam membuat
sebuah komposisi nocturne dalam format band.
E. Batasan Masalah
Agar menghindari permasalahan yang keluar dari tujuan penelitian
penelitian, maka perlu dipahami batasan-batasannya. Batasan masalah tersebut
adalah bagaimana penulis menyusun sebuah komposisi dengan judul “Tiga
Nocturne untuk Post rock Band.”
F. Metode Penelitian
Penyusunan komposisi menggunakan pendekatan deskriptif analisis.
Ada lima tahapan yang akan dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengolahan
data, proses penggubahan, analisis struktur musik, dan penulisan laporan.
Pengumpulan data berkenaan dengan pemahaman literatur sehingga
segala yang diperlukan untuk mendukung pengolahan data dapat berlangsung
lancar. Data yang perlu dikumpulkan adalah tentang bentuk dan struktur dari
komposisi nocturne dan post rock, baik dari studi pustaka maupun dari
internet.
Dalam penggarapan komposisi ini pertama-tama penulis mendengarkan
beberapa karya nocturne seperti karya Nocturne Op. 9 no. 2 karya Frederic
3
Chopin dan nocturne karya Julian Lage, serta beberapa karya Post Rock dari
Sigur Ros berjudul “Hoppipola ” dan “Olsen-Olsen” serta karya Wang wen yg
berjudul “Welcome to Utopia ” sebagai referensi untuk mengetahui dan
menganalisa struktur dan karakter nocturne dan post rock. Setelah itu penulis
menentukan dan membuat karya nocturne untuk post rock kedalam tiga karya
komposisi.
Pada tahap pengolahan data, setelah penulis mengumpulkan data dan
referensi yang dibutuhkan, selanjutnya menyusun rencana atau konsep
komposisi. Setelah itu, menentukan tema atau motif yang akan digunakan
sebagai ide musikalnya. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan ide
tersebut agar menjadi sebuah komposisi musik utuh yang akan ditampilkan.
Pada tahap penggubahan, penulis mewujudkan ide musikal yang telah
ditentukan dengan mengolah, mengembangkan, serta menggunakan teknik
komposisi hingga menjadi karya final. Pada tahap selanjutnya, penulis
melakukan analisis struktur musik terhadap komposisi yang telah disusun
tersebut, serta melakukan studi partisipatif untuk mendapatkan umpan balik
berupa kritik dan saran sebagai sarana perbaikan atau penyempurnaan.
Setelah melalui proses tahapan penelitian, maka tahap berikutnya
sebagai rangkaian proses terakhir, yaitu penulisan laporan yang secara
keseluruhan dalam bentuk tulisan deskriptif.
4