T1 692011029 Full text

Perancangan Film Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan
Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang)

Artikel Ilmiah

Peneliti :
Tjan, Grafira Octaryan Santoso (692011029)
Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs

Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2016

1

2

3


4

5

6

7

Perancangan Film Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan
Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang)
1)

Tjan, Grafira Octaryan Santoso, 2) Anthony Y. M. Tumimomor

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1) tjangrafira07@gmail.com,
2)
ant.tumimomor@gmail.com

Abstract
Based on first observation, one of the main eduse pollution at Semarang City is the exploding of
the vehincle owner and just a little that is concern of the engine maintenance that produce affluent
emision. In addition the government didn’t give information about the danger cause by emision and
the importance of engine maintenance. Based on the problem, so that information media as
documenter movie is needed. Research method for this documentary movie is qualitative method and
linear strategy, so this movie could be one of information media for local citizen about the danger of
pollution caused by emision.
Keywords : Emision Pollution, Documenter, Semarang City.
Abstrak
Berdasarkan dengan observasi awal, penyebab salah satu meningkatnya polusi di Kota Semarang
adalah bertambahnya pengguna kendaraan bermotor dan kurangnya kepedulian masyarakat untuk
melakukan perawatan mesin yang mengeluarkan emisi berlebih. Selain itu juga didapat belum adanya
sosialisasi dari pemerintah Kota setempat tentang bahaya dampak polusi yang disebabkan oleh emisi
yang kotor dan berlebihan. Berdasarkan dengan masalah yang ada, maka perlu adanya media informasi
berbentuk film yang bergenre dokumenter yang dapat menceritakan bahaya emisi berlebih pada
kendaraan bermotor. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan film dokumenter ini
menggunakan metode kualitatif dan strategi linear sehingga dapat menjadi media informasi bagi
masyarakat tentang bahaya Tentang Polusi Emisi yang berlebih.
Kata Kunci : Polusi Emisi, Dokumenter, Kota Semarang.


1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga.
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

8

1. Pendahuluan
Kota Semarang adalah Ibu Kota dari Provinsi Jawa Tengah, Indonesia
sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta,
Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebagai salah satu kota yang paling berkembang
di Pulau Jawa, Kota Semarang memiliki jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa dan
akan terus bertambah [1]. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan
Semarang ditandai dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di
beberapa sudut kota serta meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor
yang menyebabkan lalu lintas di Kota Semarang bertambah padat.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 tahun

2006, pemerintah telah menetapkan peraturan tentang pembuangan emisi,
peraturan mentri ini ditetapkan sebagai pengganti dari Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 35 tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor. Peraturan mentri ini diharapkan dapat menjawab
perkembangan keadaan di lapangan dalam upaya mengendalikan pencemaran
udara dari kendaraan bermotor yang saat ini terus meningkat. Namun sangat
disayangkan penduduk di Kota Semarang ini tidak melakukan perawatan mesin
kendaraan sehingga emisi gas buang kendaraan menjadi kotor dan berlebihan
membuat polusi udara di Kota Semarang semakin bertambah tinggi [2].
Berdasarkan dengan penelitian awal, pemerintah Kota Semarang dalam hal
ini adalah dinas perhubungan hanya melakukan penyuluhan melalui media cetak
seperti poster dan baliho di beberapa tempat serta kurangnya sosialisasi mengenai
dampak yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor, sehingga
informasi yang disampaikan belum lengkap menyebabkan masyarakat tidak
mempedulikan dampak negatif dari emisi gas buang kendaraan yang berlebihan
dan kotor terhadap kesehatan dan lingkungan.
Diperlukan sebuah media untuk memberi informasi kepada masyarakat
tentang dampak negatif dari polusi emisi akibat kelalaian perawatan dari pemilik
kendaraan bermotor. Salah satu media yang dapat menyampaikan informasi adalah
film, karena melalui film masyarakat tidak hanya mendengar audio tetapi melihat

secara visualisasi dalam bentuk video. Jenis film yang dipilih adalah film
dokumenter yang dirancang agar dapat memberi informasi kepada masyarakat
secara lengkap dan sesuai dengan fakta yang ada.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka dirancang Film Dokumenter
Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang) yang
dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai bahaya dampak negatif
polusi yang disebabkan emisi kendaraan kotor dan berlebihan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang pertama berjudul “Video Dokumenter Pasar Terapung Muara
Kuin di Banjarmasin” oleh Ciptadi. Dalam video dokumenter ini membahas
tentang aktivitas jual beli yang terjadi di pasar ini berlangsung di atas air dengan
menggunakan perahu yang disebut dengan jukung. Pasar Terapung Muara Kuin

9

juga merupakan sebuah obyek wisata air yang ada di Banjarmasin. Namun,
seiring perkembangan zaman Pasar Terapung Muara Kuin mulai ditinggalkan
oleh masyarakat dan jumlah pedagang yang berjualan pun semakin sedikit [3].
Penelitian kedua oleh Sianturi dengan judul Evaluasi Emisi Karbon
Monoksida dan Partikel Halus dari Kendaraan Bermotor di Kota Semarang

menyatakan kendaraan di Kota Semarang setiap tahunnya terus bertambah,
jalanan semakin dipadati kendaraan, kemacetan lalu lintas menjadi pemandangan
sehari-hari, hal ini mengakibatkan kualitas lingkungan semakin menurun.
Kualitas udara semakin menurun akibat gas buang kendaraan. Karbon monoksida
dan partikel halus adalah polutan yang diemisikan kendaraan bermotor keudara
ambient, polutan ini sangat berbahaya bila dihirup oleh manusia maupun hewan
[4].
Dari kedua penelitian yang ada, keunggulan dari penelitian ini adalah
merancang film dokumenter dengan menggunakan teknik sinematografi,
pengambilan gambar secara candid, dan animasi untuk simulasi penjelasan
mengenai Tentang Polusi Emisi terhadap tubuh manusia sehingga menjadi lebih
menarik.
Media Informasi adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain [5].
Multimedia merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pemakai dapat
bernavigasi, berinteraksi, berekreasi dan berkomunikasi [6].
Film adalah serangkaian gambar yang digabungkan sehingga menjadi
gambar yang hidup sehingga dapat menjadi salah satu media komunikasi massa

audio visual berdasarkan sinematografi. Selain itu film digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak umum melalui media cerita juga dapat
diartikan sebagai media ekspresi artistik bagi para seniman perfilman untuk
mengungkapkan ide cerita dan gagasan. Berbeda dengan foto, film bisa
menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkannya [7].
Jenis-jenis film sesuai dengan cara pembuatan dan isinya :
- Film Non Fiksi
Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang
menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna
maupun manusia.
- Film Fiksi
Sedangkan untuk kelompok fiksi dalam dunia perfilman jenis-jenis film
yang berupa drama, suspence atau action, science fiction, horror dan film
musikal [8].
Dokumenter adalah film nonfiksi karena dalam pembuatannya film
dokumenter hanya mendokumentasikan kenyataan dan fakta yang ada, dengan
kata lain film dokumenter hanya mempresentasikan kenyataan dan menampilkan
kembali fakta yang ada dalam kehidupan [9]. Jenis film dokumenter dibedakan

10


berdasarkan cara pembuatannya dan yang digunakan dalam perancangan Film
Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Kota
Semarang) adalah :
- Ilmu Pengetahuan
Genre ini berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori, sistem,
berdasarkan ilmu tertentu. Dan dengan adanya teknologi komputer untuk
animasi, hal ini dapat membantu memperjelas informasi tertentu misalnya
informasi statistik atau gambaran mengenai sistem kerja komponen sebuah
produk.
Sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian
gambar atau dalam sinematografi disebut montase/montage [10]. Jenis shot yang
digunakan dalam sinematografi : long shot , medium close up, medium shot, one
shot, two Shot , full shot , group shot, extreme close up, close up, dan big close
up. Sedangkan untuk camera angle yang digunakan antara lain : low angle, eye
level, high angle, bird eye, slanted, over shoulder, dan candid.
Polusi di Semarang sudah terbilang tinggi seiring dengan kemajuan
teknologi dan jaman. Semakin meningkatnya penduduk kota menyebabkan
semakin tingginya kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan ditambah dengan
rusaknya alat pendeteksi polusi udara di Kota Semarang. Polusi atau pencemaran

lingkungan ialah salah satu permasalahan yang paling serius yang dihadapi oleh
manusia dan juga dalam bentuk kehidupan lainnya. Udara yang kotor dapat
merugikan tanaman dan juga penyebab berkembangnya semua macam-macam
penyakit[11].
Emisi gas buang biasanya terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna
dari sistem pembuangan dan pembakaran mesin serta lepasnya partikel-partikel
karena kurang tercukupinya oksigen dalam proses pembakaran tersebut.
Kandungan berbahaya yang terdapat pada emisi kendaraan bermotor yaitu karbon
monoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksida nitrogen (NO2), oksida belerang
(SO2), timah hitam (Pb)[12].
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode kualitatif.
Pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan
dengan pengambilan data, metode kualitatif merupakan metode studi
menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan
alamiahnya dalam bentuk wawancara [13]. Sedangkan strategi yang digunakan
dalam penelitian ini linear strategy atau strategi garis lurus yang menetapkan
urutan logis pada tahapan yang sederhana dan relatif mudah dipahami
komponennya [14]. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.


11

Tahap 1 :
Identifikasi Masalah

Tahap 2 :

Tahap 3 :

Tahap 4 :

Pengumpulan Data

Perancangan Film

Pengujian

Gambar 1 Strategi Linier [14]

Tahap 1 : Identifikasi Masalah

Pada tahap pertama yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah dengan
pengamatan langsung di lapangan tentang polusi dan dampak yang terjadi di Kota
Semarang. Dari hasil pengamatan masih banyak kendaraan di Kota Semarang
yang tidak layak untuk beroperasi karena emisi yang dikeluarkan berlebihan dan
kotor hal ini dapat dilihat dari warna emisi yang dikeluarkan. Kota Semarang
memiliki reputasi polusi yang buruk terutama polusi udara yang penyebabnya
didominasi akibat emisi kendaraan bermotor yang kotor dan berlebihan. Selain itu
sosialisasi mengenai peraturan emisi gas buang kendaraan juga belum tersebar
luas sehingga masih banyak masyarakat Kota Semarang yang belum mengetahui
tentang peraturan yang telah menjadi anjuran pemerintah tersebut. Selama ini
pemerintah melakukan penyuluhan hanya menggunakan media cetak seperti
baliho dan poster saja.
Tahap 2 : Pengumpulan Data
Berdasarkan dengan indentifikasi masalah yang didapat maka dilakukan
pengumpulan data dengan 2 cara yaitu pengumpulan data primer dan sekunder.
Dimana hasil pengumpulan data digunakan untuk perancangan dan produksi film.
1. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung kepada
pihak-pihak terkait:
• Wawancara pertama dilakukan kepada dinas perhubungan mengenai
peraturan uji mesin dan emisi secara teknisnya seperti jenis kendaraan,
tahun kendaraan, batas ambang gas buang kendaraan sesuai jenis dan tahun,
peralatan pada kendaraan (spion, lampu, spedometer, plat nomor, klakson,
dll), sistem kemudi, rangka dan bodi kendaraan, sistem penerangan, dan
mesin emisi. Dari hasil wawancara didapat hasil bahwa seharusnya
masyarakat Kota Semarang melakukan perawatan mesin kendaraan selama
6 bulan sekali supaya hasil emisi yang dikeluarkan kendaraan serta
kesehatan fisik kendaraan dapat kontrol. Selain itu dari jumlah kendaraan
yang beroperasi di jalan Kota Semarang kurang dari 30% telah lulus uji
mesin dan emisi hal ini juga sesuai dengan pengamatan yang dilakukan saat
melakukan identifikasi masalah.
• Wawancara kedua dilakukan kepada dinas lingkungan hidup untuk
mendapatkan data fisik hasil dari pengamatan yang dilakukan dinas selama
3 tahun kemarin serta mencari informasi tentang keadaan tingkat polusi
udara di Kota Semarang. Dari bukti fisik yang diberikan oleh dinas Badan
Lingkungan Hidup kondisi polusi udara di Kota Semarang semakin
meningkat setiap tahunnya ditambah lagi dengan rusaknya alat penekan

12

polusi udara yang terdapat di Kota Semarang menambah buruk kualitas
udara di Kota Semarang.
• Wawancara ketiga terhadap dokter untuk mengetahui informasi tentang
dampak negatif dari polusi yang disebabkan oleh emisi kendaraan. Didapat
hasil bahwa kandungan-kandungan yang terdapat pada emisi kendaraan
sangat berbahaya bahkan lebih berbahaya dari asap rokok jika sesorang
terus menerus mengkonsumsi emisi kendaraan secara tidak sadar akan
merusak bagian dalam tubuh seperti kegagalan jantung, pengurangan kinerja
otak dan lainnya.
• Wawancara keempat dengan supir angkutan dan warga masyarakat Kota
Semarang tentang peraturan uji emisi apakah sudah pernah mendengar
pemerintah melakukan sosialisasi atau belum. Dari hasil wawancara didapat
bahwa penyuluhan melalui media cetak yang pernah pemerintah lakukan
sebelumnya kurang tersebar luas sehingga masih banyak supir angkutan
yang belum mengetahui peraturan uji emisi yang telah menjadi anjuran dari
pemerintah.
2. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendukung pengumpulan data
primer dengan cara mencari data melalui website maupun buku. Dari
pengumpulan data sekunder didapat hasil bahwa pemerintah belum pernah
melakukan sosialisasi secara lisan untuk memberikan informasi mengenai
peraturan pengujian emisi kepada masyarakat yang menyebabkan masih
banyaknya masyarakat belum mengetahui peraturan tersebut, setiap tahun
kondisi udara di Kota Semarang bertambah buruk karena meningkatnya
jumlah pengguna kendaraan bermotor, kandungan-kandungan berbahaya apa
saja yang terdapat pada emisi kendaraan serta dampak-dampak yang
ditimbulkan emisi terhadap kesehatan tubuh dan lingkungan. Selain itu juga
didapat hasil bahwa masih banyak masyarakat Kota Semarang yang belum
mengetahui mengenai peraturan pengujian mesin dan emisi kendaraan.
Tahap 3 : Perancangan Film
Proses perancangan yang dilakukan dalam video dokumenter terdiri dari tiga
tahap yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Proses perancangan dapat
dilihat pada Gambar 2.

13

Film Statement
Pra Produksi

Storyline
Storyboard
Shooting

Produksi
Voice Over / Dubbing

Video Editing
Pasca Produksi
Sound Editing
Revisi
Evaluasi
Tidak

Ya
Hasil

Gambar 2 Gambar Perancangan Film

a. Pra Produksi
• Film Statement
Film statement adalah langkah pertama sebelum masuk ke dalam
proses produksi. Setelah menemukan ide pembuatan film kemudian
ditulis dalam satu paragraf kalimat [14].
Film statement dari perancangan ini adalah menceritakan tentang
kurangnya kesadaran masyarakat merawat mesin kendaraan bermotor
seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor yang
menyebabkan polusi udara di Kota Semarang bertambah tinggi akibat
dari pembuangan gas emisi yang kotor dan berlebihan.
• Storyline
Setelah menulis film statement dibutuhkan storyline untuk merangkai
kejadian menjadi sebuah cerita sehingga menjadi kerangka utama
pembuatan film [15].

14

Kota Semarang merupakan Ibu Kota dari Jawa Tengah yang memiliki
banyak tempat bersejarah. Kota Semarang merupakan salah satu Kota
produktif di Jawa Tengah yang berkembang, sebagai bukti banyak
gedung pencakar langit yang terdapat di sudut Kota dan banyak orang
luar bekerja di Kota Semarang sehingga memadati Kota Semarang setiap
harinya. Kota Semarang memiliki jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa
dan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Semakin
meningkatnya jumlah populasi penduduk di Kota Semarang, maka
semakin tinggi pula jumlah pengguna trasnportasi mesin bermotor. Jenis
transportasi bermotor inilah yang memiliki emisi gas buang sehingga
menyebabkan peningkatan polusi lebih tinggi. Hal ini inilah yang terjadi
di Semarang sehingga memiliki reputasi polusi udara terburuk seJawa
Tengah. Polusi yang disebabkan oleh emisi ini sangat berbahaya bagi
tubuh hal ini dibuktikan melalui wawancara dengan salah seorang dokter
ahli pernafasan mengenai dampak emisi bagi tubuh. Menurut peraturan
pemerintah lingkungan hidup nomor 5 tahun 2006 pemerintah telah
memberlakukan peraturan mengenai perawatan mesin dan uji emisi
kendaraan bermotor. Selain itu, pemerintah telah mengadakan event Car
Free Day untuk menekan jumlah polusi udara di Semarang dimana event
tersebut menggunakan peraturan di beberapa titik di Kota Semarang
bebas kendaraan bermotor. Kurangnya penyuluhan mengenai bahaya
emisi bagi manusia menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak
merawat mesinnya, hal ini dapat dibuktikan melalui wawancara dengan
beberapa supir angkutan umum.
• Storyboard
Setelah merancang storyline dilanjutkan pembuatan storyboard.
Storyboard merupakan rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha
menerjemahkan adegan - adegan yang telah dirumuskan didalam
skenario. Didalam sebuah storyboard yang dihasilkan dapat memuat
informasi mengenai pelaku, lokasi, properti maupun sudut pengambilan
gambar [16]. Storyboard dari dokumenter ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 merupakan storyboard yang telah dirancang sesuai dengan
film statement dan storyline yang telah dirancang sebelumnya untuk
mempermudah pengambilan film polusi emisi di Kota Semarang.

15

Tabel 1 Storyboard Film Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor di
Kota Semarang

Gambar

Durasi

Angle & Shot

Keterangan

00:03

Bird eye.

Opening : Timelapse
Tugu Muda.

00:35

Medium shot,
close up,
extreme close
up.

Intro dokumenter.

00:44

Medium shot,
close up, long
shot.

Scene 1 :
Memperkenalkan
wisata yang ada di
Kota Semarang.

Candid,
medium shot,
long shot,
close up.

Scene 2 :
Menceritakan
kepadatan penduduk,
kendaraan dan
banyaknya gedung
pencakar langit di
Kota Semarang.

00:27

Medium shot,
big close up,

Scene 3:
Menceritakan tentang
polusi di Kota
Semarang.

01:00

High angle,
full shot,
candid,
medium shot,
eye level.

Scene 4:
Kepadatan kendaraan
yang sering dijumpai
di Kota Semarang,
emisi kendaraan.

Medium shot,
long shot.

Scene 5 :
Banyak pohon yang
tidak rimbun susah
menyaring udara
kotor.

00:59

00:30

16

02:00

Medium shot.

00:35

Candid, big
close up, close
up, medium
shot.

01:00

Medium shot,
close up.

01:00

Medium shot,
long shot,
candid, big
close up.

01:00

Medium shot,
long shot,
candid, big
close up.

03:00

Medium shot,
close up, big
close up,
candid,

17

Scene 6 :
Wawancara dengan
dokter, penambahan
animasi untuk
simulasi dampak
emisi bagi kesehatan
manusia.
Scene 7 :
Kendaraankendaraan bermotor
yang mengeluarkan
emisi kotor, polusi
udara di Kota
Semarang.
Scene 8 :
Peraturan tentang uji
emisi dilanjutkan
wawancara dengan
supir angkutan.
Scene 9 :
Kurangnya kesadaran
masyarkat
melakukan perawatan
mesin emisi
dilanjutkan
wawancara dengan
service advisor
dealer motor.
Scene 10 :
Usaha pemerintah
untuk menanggulangi
tingkat polusi udara
di Kota Semarang,
pengujian emisi di
DISHUBKOMINFO.
Scene 11 :
Event Car Free Day,
wawancara
pengunjung CFD,
pelanggaran yang ada
di area CFD.

00:30

Medium shot.

Closing :
Timelapse sunset.

b. Produksi
Produksi adalah sebuah tahapan eksekusi dari perencanaan - perencanaan
yang telah dibuat pada tahapan pra produksi. Pada proses produksi dilakukan
shooting dan dubbing untuk narasi. Shooting adalah proses pengambilan
gambar dalam bentuk video. Shooting akan dilakukan sesuai dengan
storyboard yang telah dibuat pada proses pra produksi. Sedangkan dubbing
dilakukan setelah proses shooting selesai dan narator akan membacakan
narasi yang telah dipersiapkan pada saat proses pra produksi.
c. Pasca Produksi
Pasca produksi adalah proses terakhir dari ketiga tahapan dalam
pembuatan sebuah film. Pasca produksi meliputi dua proses, yaitu proses
video editing dan sound editing.
• Video Editing
Video yang sudah ada akan digabungkan menjadi sebuah satu
kesatuan. Dalam tahap ini juga dilakukan grading yang bertujuan supaya
film dokumenter mendapat kesan warm seperti yang terlihat pada Gambar
4.

Sebelum Coloring

Setelah Coloring

Gambar 4 Proses Grading

• Sound Editing
Proses sound editing pada narasi seperti yang terlihat pada Gambar 5
meliputi noise reduction dan boost. Noise reduction berfungsi untuk
mengurangi noise atau gangguan - gangguan yang ada pada saat
wawancara, sehingga suara terdengar lebih jelas. Sedangkan boost
berfungsi untuk penambahan atau pengurangan frekuensi dari suara
narator, sehingga suara yang dihasilkan tidak terlalu keras maupun pelan.

18

Gambar 5 Proses Editing Sound Roise Reduction, Boost, dan penambahan

backsound
Perancangan Media
Perancangan media dapat diaplikasikan di beberapa media diantaranya:
• Stasiun Televisi Lokal Kota Semarang
Penerapan media pada stasiun televisi lokal supaya masyarakat Kota
Semarang mendapat informasi dari film dokumenter Polusi Emisi
Kendaraan Bermotor di Kota Semarang.

Gambar 14. TVRI



Website Stasiun Televisi Lokal Kota Semarang
Dalam aplikasi ini dipakai karena memiliki sifat penyebaran informasi
yang luas sehingga semua orang mendapatkan informasi lebih mudah
melalui website.

Gambar 15. Website TVRI

4. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Film Dokumenter
Film dokumenter Polusi Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Semarang berisi
informasi untuk masyarakat agar merawat mesin kendaraan bermotor supaya
emisi yang dikeluarkan tidak berlebihan dan mengotori lingkungan Kota
Semarang. Gambar 7 merupakan scene 1 yang ada dalam film dokumenter
Polusi Emisi Kendaraan Bermotor. Pada scene ini terdapat opening dan intro

19

tentang film dokumenter Polusi Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Semarang
serta menceritakan secara singkat mengenai Kota Semarang. Jenis shot yang
digunakan adalah bird eye, medium shot, close up, dan extreme close up untuk
menampilkan Kota Semarang secara keseluruhan.

Gambar 7 Opening dan Scene 1

Pada Gambar 8 merupakan scene 2 yang menceritakan tentang aktivitas
penduduk dan banyaknya gedung pencakar langit di Kota Semarang. Jenis shot
yang digunakan adalah, candid, medium shot dan close up untuk menunjukkan
keadaan di Kota Semarang tanpa adanya rekayasa.

Gambar 8 Scene 2

Pada Gambar 9 merupakan scene 3 yang menceritakan tentang polusi yang
terjadi di Kota Semarang dan sedikitnya pohon yang rimbun di Kota Semarang.
Jenis shot yang digunakan adalah medium shot, big close up untuk
menunjukkan bahwa keadaan tumbuhan di Kota Semarang sudah semakin
sedikit.

Gambar 9 Scene 3

Pada Gambar 10 merupakan scene 4,5, dan 6 yang menceritakan bahaya dari
emisi kendaraan bermotor yang kotor dan berlebihan. Pada scene ini terdapat
wawancara dengan dokter untuk memberi informasi tentang dampak yang
ditimbulkan oleh emisi kendaraan serta penambahan animasi untuk simulasi
dampak kesehatan pada manusia. Jenis shot yang digunakan adalah high angle,
full shot,candid, medium shot,dan eye level bertujuan agar penonton dapat

20

melihat dampak-dampak yang ditimbulkan oleh emisi kendaraan yang kotor dan
berlebihan.

Gambar 10 Scene 4,5 dan 6

Pada Gambar 11 merupakan scene 7,8, dan 9 yang menceritakan tentang
peraturan pemerintah mengenai batas ambang buang gas emisi kendaraan belum
terlalu luas serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat mesin. Pada
scene ini dilakukan wawancara kepada supir angkutan dan bengkel motor. Jenis
shot yang digunakan adalah candid, medium shot, close up, dan extreme close
up supaya penonton dapat melihat tingkat kesadaran masyarkat yang kurang
untuk melakukan perawatan mesin kendaraannya masing-masing.

Gambar 11 Scene 7,8 dan 9

Pada Gambar 12 merupakan scene 10, 11 yang menceritakan tentang usaha
penanggulan polusi udara di Kota Semarang oleh pemerintah. Pada scene ini
diceritakan tentang pengujian emisi yang wajib dilakukan 6 bulan sekali dan
event Car free Day yang diadakan setiap hari minggu pagi di pusat Kota. Jenis
shot yang digunakan adalah medium shot, candid, close up,long shot, big close
up untuk menunjukkan usaha pemerintah mengurangi tingkat polusi udara di
Kota Semarang serta menunjukkan kondisi di Kota Semarang jika bebas dari
polusi udara.

21

Gambar 12 Scene 10 dan 11

Closing pada film dokumenter ini berisi tentang pendapat masyrakat untuk
merawat mesin kendaraan supaya tingkat polusi udara di Semarang tidak
bertambah tinggi. Closing dapat dilihat pada Gambar 13. Jenis shot yang
digunakan adalah long shot betujuan untuk mengajak masyarakat menjaga
kualitas udara di Kota Semarang agar masyrakat dapat menghirup udara yang
sehat setiap hari.

Gambar 13 Scene 12 dan Closing

b. Pengujian Film Dokumenter
Pengujian film dokumenter menggunakan metode kualitatif dilakukan dengan
wawancara, yang pertama terhadap Bpk. Citra Pudji selaku perwakilan dari Dinas
Pehubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Semarang. Adapun materi yang
diujikan kepada Bpk. Citra Pudji mengenai konten Film Dokumenter Tentang
Polusi Emisi Kendaraan Bermotor yang meliputi alur cerita, peraturan pengujian
mesin emisi dan pesan agar masyarakat kota Semarang lebih memperhatikan
mesin kendaraan bermotor dengan cara melakukan pengujian emisi secara rutin
setiap 6 bulan sekali. Dari pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa dari
film yang telah dirancang telah menggambarkan kondisi yang terjadi saat ini
dimana masih banyak kendaraan yang beroprasi di jalan belum layak uji dan juga
belum adanya kesadaran masyarakat mengenai uji emisi. Selain itu juga masih
banyak masyarakat belum mengetahui tentang peraturan pengujian emisi yang
menjadi anjuran pemerintah karena belum adanya sosialisasi dari pemerintah Kota
Semarang, alur cerita dan narasi serta pesan yang hendak disampaikan kepada
masyarakat sudah baik dan sesuai, sehingga film dokumenter Tentang Polusi
Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Semarang dapat membantu pihak
DISHUBKOMINFO sebagai media sosialisasi terhadap masyarakat.
Pengujian kedua dilakukan dengan wawancara terhadap Ibu Dwi Lestari selaku
perwakilan dari Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang. Adapun materi yang
diujikan mengenai alur cerita, konten mengenai dampak dari polusi yang
disebabkan oleh emisi kendaraan terhadap kualitas udara di Kota Semarang dan
pesan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam mengurangi polusi di Kota
Semarang salah satunya dengan mengikuti event Car Free Day. Dari pengujian

22

yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa semakin meningkatnya jumlah penduduk
semakin meningkat pula jumlah polusi yang disebabkan oleh emisi kendaraan
karena pengguna kendaraan yang semakin meningkat mencemari kualitas udara di
Kota Semarang, hal ini sesuai dengan yang digambarkan pada film yang
dirancang. Alur cerita serta narasi dan informasi mengenai bahaya dampak emisi
khususnya terhadap lingkungan serta himbauan untuk menjaga lingkungan
khususnya kondisi udara di Kota Semarang telah tersampaikan dengan baik.
Secara garis besar perancangan film ini dapat dijadikan salah satu media informasi
dan sosialisasi untuk membantu Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang dalam
melakukan sosialisasi untuk mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap
kesehatan lingkungan terutama polusi udara yang menjadi perhatian utama dari
Badan Lingkungan Hidup.
Pengujian ketiga dilakukan terhadap dokter umum di Kota Semarang dengan
Dr. Margareta Grace. Adapun materi yang diujikan mengenai alur cerita, konten
mengenai Tentang Polusi Emisi kendaraan bermotor bagi kesehatan manusia dan
pesan supaya masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Dari hasil
pengujian didapat hasil bahwa konten, informasi, dan pesan mengenai dampak
emisi terhadap tubuh manusia telah tersampaikan dengan baik dan lebih menarik
karena adanya simulasi dampak polusi yang disebabkan oleh emisi dalam bentuk
animasi 2D sehingga video ini dapat dijadikan salah satu media informasi kepada
masyarakat mengenai bahaya polusi yang disebabkan oleh emisi kendaraan bagi
kesehatan manusia.
Pengujian keempat dilakukan wawancara terhadap 5 orang pemilik kendaraan
umum dan pribadi yang masih menggunakan mesin 2 tak di Kota Semarang.
Adapun materi yang diujikan mengenai alur cerita, konten Tentang Polusi Emisi
bagi kesehatan manusia serta pengujian emisi rutin yang disarankan pemerintah,
diharapkan film dokumenter ini dapat menghimbau masyarakat agar lebih peduli
terhadap mesin kendaraan masing-masing. Dari hasil pengujian didapat hasil
bahwa masyarakat menerima pesan dari film dokumenter Tentang Polusi Emisi
kendaraan bermotor mengenai peraturan pengujian emisi yang harus rutin
dilakukan 6 bulan sekali serta bahaya dampak emisi kendaraan yang berlebih pada
kesehatan manusia serta lingkungan.
Selain dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi pengujian juga
dilakukan dengan Bapak George Nicholas Huwae, S.Pd, M.Ikom selaku
sinematografer. Bapak George Nicholas Huwae mengatakan bahwa teknik
pembuatan dari film dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor di
Kota Semarang sudah baik, dilihat dari pengambilan gambar yang sesuai dengan
kebutuhan film dokumenter, video editing dilihat baik dari transisi yang
diaplikasikan antar video yang ada, pencahayaan video cukup terang untuk
memperlihatkan objek dengan jelas juga coloring video yang baik sesuai dengan
kebutuhan dan untuk narator serta yang digunakan terdengar dengan jelas,
didukung dengan backsound dari film yang sesuai.

23

5. Kesimpulan
Berdasarkan dengan hasil penelitian didapat hasil bahwa perancangan Film
Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Semarang telah
dapat menyampaikan informasi tentang dampak negatif polusi yang disebabkan oleh
emisi kendaraan yang kotor dan konten serta pesan sudah tersampaikan dengan baik.
Sedangkan bagi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi serta Badan
Lingkungan Hidup Kota Semarang film dokumenter yang telah dirancang dapat
menjadi salah satu alternatif media informasi mengenai dampak polusi yang
diakibatkan oleh emisi kotor dan berlebihan dari setiap mesin kendaraan bermotor.
Pesan dan informasi yang terkandung dalam film dokumenter Tentang Polusi Emisi
di Kota Semarang dapat tersampaikan dengan baik kepada responden, karena
didukung oleh unsur cinematography, backsound dan animasi yang sesuai dengan
film dokumenter serta visualisasi yang berhubungan dengan film dokumenter
Tentang Polusi Emisi di Kota Semarang. Diharapkan Film Dokumenter Tentang
Polusi Emisi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang) dapat dikembang
lagi.
6. Daftar Pustaka
[1]Sudaryanto. 2013. Sejarah Perkembangan Kota Semarang (Jawa Tengah) di Masa
Lalu dan Dampak Kehadiran Polutan Nitrat Pada Airtanah di Masa Kini. From
http://jrisetgeotam.com/index.php/jrisgeotam/article/view/67. Diakses tanggal 20 Mei
2015.
[2]Yakhin (2015). Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. From
http://dokumen.tips/documents/prosedur-uji-emisi.html. Diakses tanggal 5 Agustus
2015.
[3]Ciptadi, Agustina. 2013. Perancangan Video Dokumenter Pasar Terapung Muara
Kuin di Banjarmasin. UKSW : DKV FTI
[4] Sianturi (2004). Evaluasi Emisi Karbon Monoksida dan Partikel Halus dari
Kendaraan Bemotor. From http://eprints.undip.ac.id/11445/, 10 Agustus 2015.
[5] Fred, Wibowo, 1997, Dasar-Dasar Program Televisi, Jakarta: Grasindo.
[6]Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual.. Yogyakarta : Andi
Offset. C.V Andi Offset Graphic Advertising Multimedia. Yogyakarta : Andi Offset.
[7]Pransi, D.A. 2005. Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV-IKJ PRESS.
[8]Dityatama
(2013).
Mengenal
Genre
Film
Dari
Isinya.
http://www.idseducation.com/articles/mengenal-genre-film-dari-isinya/.
Diakses
tanggal 23 Agustus 2013.
[9] Ayawaila, Gerzon.R. 2008. Dokumenter dari Ide Sampai Produksi. Jakarta:
FFTV-IKJ PRESS.
[10]
Putra,
Adi.
2012.
Photograph
and
Cinematograph.
http://phoci.bukupr.com/2012/08/pengertian-sinematografi.html. Diakses tanggal 12
Agustus 2012.

24

[11] Srikandi. 1992. Polusi Air & Udara. Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS
(Anggota IKAPI).
[12]
Wijaya,
Hendra.
2012.
Pengertian
Emisi
Gas
Buang.
http://www.scribd.com/doc/105001931/Pengertian-Emisi-Gas-Buang#scribd. Diakses
tanggal 5 September 2012.
[13]
Noval.
2015.
Metode
Kualitatif.
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/metode-penelitian-kualitatif-dan.html.
[14]Sarwono, Jonathan dan Harry Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
[15]Junaedi, Fajar. 2011. Membuat Film Dokumenter. Yogyakarta: Lingkar Media.
[16]Sutisno, 1993, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta:
Grasindo.
[17]Tumminello, Wendy. 2005. Exploring Storyboarding. Canada: Thomson/ Delmar
Laerning.

25