dietetik usus halus
D.
Manajemen Terapi Gizi
C.
Assesment Gizi
A.
Definisi Penyakit
Penyakit Celiac adalah kondisi pencernaan dipicu oleh konsumsi gluten protein, yang
terutama ditemukan dalam roti, pasta, kulit pizza kue dan makanan lainnya yang
mengandung gandum, jelai atau gandum. Orang dengan penyakit celiac makan makanan
yang mengandung gluten mengalami reaksi di usus kecil, menyebabkan kerusakan pada
permukaan bagian dalam usus kecil dan ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi tertentu.
Penyakit celiac dapat menyebabkan sakit perut dan diare. Akhirnya, penurunan
penyerapan zat gizi (malabsorpsi) yang terjadi dengan penyakit celiac dapat menyebabkan
kekurangan vitamin yang akan menguras otak, sistem saraf perifer, tulang, hati dan organ
lainnya dari makanan penting.
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit celiac. Anda dapat secara
efektif mengelola penyakit celiac dengan mengubah diet Anda.
Tidak ada tanda-tanda dan gejala khas dari penyakit celiac. Kebanyakan orang
dengan penyakit ini memiliki keluhan umum, seperti:
Intermiten diare
Nyeri perut
Kembung
Kadang-kadang orang dengan penyakit celiac mungkin tidak memiliki gejala
gastrointestinal sama sekali. Gejala penyakit celiac seringkali mirip dengan gangguan dan
kondisi lain, seperti sindrom iritasi usus, tukak lambung, penyakit Crohn, infeksi parasit
dan anemia.
Penyakit celiac mungkin juga hadir sendiri dengan cara yang kurang jelas, termasuk:
Lekas marah atau depresi
Anemia
Sakit perut
rasa sakit persendian
Kejang otot
Ruam kulit
Mulut luka
Gigi dan tulang gangguan (seperti osteoporosis)
Kesemutan di kaki dan kaki (neuropati)
Beberapa indikasi malabsorpsi zat gizi yang mungkin timbul dari penyakit celiac meliputi:
Penurunan berat badan
Diare
Kram perut, gas dan kembung
kelemahan umum dan kelelahan
Kotoran Berbau busuk atau keabu-abuan kotoran yang mungkin lemak atau
berminyak
Stunted growth (pertumbuhan terhambat pada anak)
Osteoporosis
https://dokterindonesiaonline.com/2012/02/24/
Gejala Penyakit Celiac
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala paling
umum yang dirasakan penderita penyakit celiac adalah diare. Hal ini terjadi karena
ketidakmampuan sistem pencernaan menyerap nutrisi dari makanan secara sempurna
(malabsorpsi).
Ketidakampuan tubuh menyerap nutrisi membuat tinja mengandung tingkat lemak yang
tinggi. Kotoran yang dikeluarkan penderita penyakit celiac akan berbau tidak sedap,
berminyak, dan berbusa. Gejala lain yang biasa dirasakan penderita penyakit celiac
adalah:
Nyeri pada perut.
Perut kembung.
Perubahan frekuensi buang air besar, serta perubahan warna dan bentuk
kotoran.
Turunnya berat badan.
Kelelahan
Kesemutan dan mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki, akibat rusaknya
sistem saraf.
Muntah
Pembengkakan pada tangan, telapak kaki, lengan serta tungkai kaki, yang
disebabkan menumpuknya cairan di jaringan tubuh.
Rusaknya kepadatan tulang.
Rusaknya lapisan gigi.
Ruam pada kulit yang terasa gatal dan lecet (dermatitis herpetiformis).
Nyeri pada sendi.
Gangguan keseimbangan tubuh.
Gangguan fungsi limpa.
Nyeri ulu hati.
Gejala yang biasanya dirasakan oleh bayi penderita penyakit celiac adalah:
Rasa sakit.
Diare kronis.
Perut kembung.
Turunnya berat badan hingga kegagalan tumbuh-kembang.
Sedangkan pada anak-anak penderita penyakit celiac, gejala yang mungkin dirasakan
adalah:
Konstipasi.
Diare.
Tinggi tubuh di bawah rata-rata.
Pubertas terlambat.
Gangguan neurologi, seperti ADHD, ketidakmampuan belajar, sakit kepala, dan
koordinasi otot yang buruk.
Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Celiac
Penyakit celiac disebabkan oleh reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh
penderita terhadap gluten. Ini merupakan contoh penyakit autoimun. Namun, penyebab
pasti dari reaksi tidak normal sistem kekebalan tubuh ini masih belum diketahui sampai
saat ini.
Karena menganggap gluten sebagai ancaman, maka sistem imun tubuh akan
memproduksi antibodi. Zat antibodi ini akan membuat bulu-bulu halus (villi) di
permukaan usus menjadi rusak, sehingga proses penyerapan nutrisi dari makanan
menjadi tidak sempurna.
Terkadang, penyakit celiac baru aktif untuk pertama kalinya sesudah prosedur
pembedahan, ketika kehamilan dan kelahiran, karena infeksi virus atau gangguan
emosional parah. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang
menderita penyakit celiac:
Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit
celiac, maka risiko untuk terkena penyakit celiac juga lebih besar.
Faktor lingkungan. Seseorang yang pernah mengalami infeksi sistem
pencernaan, seperti infeksi rotavirus, saat masih anak-anak akan memiliki risiko lebih
besar terkena penyakit celiac.
Kondisi kesehatan. Beberapa penyakit seperti diabetes tipe 1, kolitis ulseratif,
gangguan saraf, down syndrome, sindrom Turner, sindrom Sjorgen, dan penyakit
autoimun bisa meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.
Pengobatan Penyakit Celiac
Untuk menangani penyakit celiac, biasanya dokter akan menyarankan penderita untuk
menghindari makanan yang mengandung gluten dengan menjalankan program diet
bebas gluten. Hal ini dilakukan untuk mencegah rusaknya dinding usus dan gejala diare
serta nyeri perut.
Selain pada makanan, gluten juga bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin, bahkan
lipstik. Beberapa makanan alami yang BEBAS gluten dapat dikonsumsi, contohnya
daging dan ikan; sayuran dan buha; produk olahan susu seperti keju, mentega, dan
susu; kentang; beberapa jenis tepung bebas gluten seperti tepung beras, tepung
jagung, tepung kedelai, dan tepung kentang; dan nasi
Program diet bebas gluten juga mampu menghilangkan ruam gatal (dermatitis
herpetiformis) dari kulit penderita, ditambah dengan pemberian obat-obatan. Dokter
juga umumnya meresepkan obat-obatan steroid untuk meredakan peradangan usus
kecil.
Untuk bayi penderita penyakit celiac, jangan berikan makanan yang mengandung
gluten sebelum ia berusia enam bulan. Biasanya, ASI dan semua susu formula bayi
bebas dari kandungan gluten.
Pada beberapa kasus, penyakit celiac bisa menyebabkan kerja limpa kurang efektif
sehingga penderita rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, penderita membutuhkan
vaksinasi ekstra seperti:
Vaksin flu.
Vaksin Haemophillus influenza type B dan meningitis C (HiB-MenC) yang
melindungi dari sepsis, pneumonia, dan meningitis.
Vaksin pneumokokus.
Dokter juga akan menyarankan penderita untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan
mineral. Hal ini untuk menjamin penderita mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Komplikasi Penyakit Celiac
Jika penyakit celiac tidak ditangani atau tetap mengonsumsi makanan yang
mengandung gluten, maka ada beberapa komplikasi yang bisa diidap penderita yaitu:
Malabsorpsi dan malnutrisi. Tubuh penderita tidak bisa menyerap sempurna
nutrisi yang bisa mengakibatkan anemia defisiensi zat besi, osteoporosis, turunnya
berat badan, pertumbuhan terhambat, kelelahan, pusing, dan kebingungan.
Infertilitas dan keguguran. Kurangnya kalsium dan vitamin D bisa
menyebabkan gangguan pada organ reproduksi.
Intoleransi laktosa. Penderita akan berisiko intoleransi laktosa karena tubuhnya
kekurangan enzim untuk mencerna laktosa, yang biasanya ditemukan pada produk
susu seperti keju, susu, atau yogurt.
Kanker. Penderita penyakit celiac memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus
dan limfoma usus.
Berat badan bayi lahir rendah. Risiko ini lebih tinggi pada ibu hamil dengan
penyakit celiac yang tidak terkontrol.
http://www.alodokter.com/penyakit-celiac
Manajemen Terapi Gizi
C.
Assesment Gizi
A.
Definisi Penyakit
Penyakit Celiac adalah kondisi pencernaan dipicu oleh konsumsi gluten protein, yang
terutama ditemukan dalam roti, pasta, kulit pizza kue dan makanan lainnya yang
mengandung gandum, jelai atau gandum. Orang dengan penyakit celiac makan makanan
yang mengandung gluten mengalami reaksi di usus kecil, menyebabkan kerusakan pada
permukaan bagian dalam usus kecil dan ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi tertentu.
Penyakit celiac dapat menyebabkan sakit perut dan diare. Akhirnya, penurunan
penyerapan zat gizi (malabsorpsi) yang terjadi dengan penyakit celiac dapat menyebabkan
kekurangan vitamin yang akan menguras otak, sistem saraf perifer, tulang, hati dan organ
lainnya dari makanan penting.
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit celiac. Anda dapat secara
efektif mengelola penyakit celiac dengan mengubah diet Anda.
Tidak ada tanda-tanda dan gejala khas dari penyakit celiac. Kebanyakan orang
dengan penyakit ini memiliki keluhan umum, seperti:
Intermiten diare
Nyeri perut
Kembung
Kadang-kadang orang dengan penyakit celiac mungkin tidak memiliki gejala
gastrointestinal sama sekali. Gejala penyakit celiac seringkali mirip dengan gangguan dan
kondisi lain, seperti sindrom iritasi usus, tukak lambung, penyakit Crohn, infeksi parasit
dan anemia.
Penyakit celiac mungkin juga hadir sendiri dengan cara yang kurang jelas, termasuk:
Lekas marah atau depresi
Anemia
Sakit perut
rasa sakit persendian
Kejang otot
Ruam kulit
Mulut luka
Gigi dan tulang gangguan (seperti osteoporosis)
Kesemutan di kaki dan kaki (neuropati)
Beberapa indikasi malabsorpsi zat gizi yang mungkin timbul dari penyakit celiac meliputi:
Penurunan berat badan
Diare
Kram perut, gas dan kembung
kelemahan umum dan kelelahan
Kotoran Berbau busuk atau keabu-abuan kotoran yang mungkin lemak atau
berminyak
Stunted growth (pertumbuhan terhambat pada anak)
Osteoporosis
https://dokterindonesiaonline.com/2012/02/24/
Gejala Penyakit Celiac
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala paling
umum yang dirasakan penderita penyakit celiac adalah diare. Hal ini terjadi karena
ketidakmampuan sistem pencernaan menyerap nutrisi dari makanan secara sempurna
(malabsorpsi).
Ketidakampuan tubuh menyerap nutrisi membuat tinja mengandung tingkat lemak yang
tinggi. Kotoran yang dikeluarkan penderita penyakit celiac akan berbau tidak sedap,
berminyak, dan berbusa. Gejala lain yang biasa dirasakan penderita penyakit celiac
adalah:
Nyeri pada perut.
Perut kembung.
Perubahan frekuensi buang air besar, serta perubahan warna dan bentuk
kotoran.
Turunnya berat badan.
Kelelahan
Kesemutan dan mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki, akibat rusaknya
sistem saraf.
Muntah
Pembengkakan pada tangan, telapak kaki, lengan serta tungkai kaki, yang
disebabkan menumpuknya cairan di jaringan tubuh.
Rusaknya kepadatan tulang.
Rusaknya lapisan gigi.
Ruam pada kulit yang terasa gatal dan lecet (dermatitis herpetiformis).
Nyeri pada sendi.
Gangguan keseimbangan tubuh.
Gangguan fungsi limpa.
Nyeri ulu hati.
Gejala yang biasanya dirasakan oleh bayi penderita penyakit celiac adalah:
Rasa sakit.
Diare kronis.
Perut kembung.
Turunnya berat badan hingga kegagalan tumbuh-kembang.
Sedangkan pada anak-anak penderita penyakit celiac, gejala yang mungkin dirasakan
adalah:
Konstipasi.
Diare.
Tinggi tubuh di bawah rata-rata.
Pubertas terlambat.
Gangguan neurologi, seperti ADHD, ketidakmampuan belajar, sakit kepala, dan
koordinasi otot yang buruk.
Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Celiac
Penyakit celiac disebabkan oleh reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh
penderita terhadap gluten. Ini merupakan contoh penyakit autoimun. Namun, penyebab
pasti dari reaksi tidak normal sistem kekebalan tubuh ini masih belum diketahui sampai
saat ini.
Karena menganggap gluten sebagai ancaman, maka sistem imun tubuh akan
memproduksi antibodi. Zat antibodi ini akan membuat bulu-bulu halus (villi) di
permukaan usus menjadi rusak, sehingga proses penyerapan nutrisi dari makanan
menjadi tidak sempurna.
Terkadang, penyakit celiac baru aktif untuk pertama kalinya sesudah prosedur
pembedahan, ketika kehamilan dan kelahiran, karena infeksi virus atau gangguan
emosional parah. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang
menderita penyakit celiac:
Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit
celiac, maka risiko untuk terkena penyakit celiac juga lebih besar.
Faktor lingkungan. Seseorang yang pernah mengalami infeksi sistem
pencernaan, seperti infeksi rotavirus, saat masih anak-anak akan memiliki risiko lebih
besar terkena penyakit celiac.
Kondisi kesehatan. Beberapa penyakit seperti diabetes tipe 1, kolitis ulseratif,
gangguan saraf, down syndrome, sindrom Turner, sindrom Sjorgen, dan penyakit
autoimun bisa meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.
Pengobatan Penyakit Celiac
Untuk menangani penyakit celiac, biasanya dokter akan menyarankan penderita untuk
menghindari makanan yang mengandung gluten dengan menjalankan program diet
bebas gluten. Hal ini dilakukan untuk mencegah rusaknya dinding usus dan gejala diare
serta nyeri perut.
Selain pada makanan, gluten juga bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin, bahkan
lipstik. Beberapa makanan alami yang BEBAS gluten dapat dikonsumsi, contohnya
daging dan ikan; sayuran dan buha; produk olahan susu seperti keju, mentega, dan
susu; kentang; beberapa jenis tepung bebas gluten seperti tepung beras, tepung
jagung, tepung kedelai, dan tepung kentang; dan nasi
Program diet bebas gluten juga mampu menghilangkan ruam gatal (dermatitis
herpetiformis) dari kulit penderita, ditambah dengan pemberian obat-obatan. Dokter
juga umumnya meresepkan obat-obatan steroid untuk meredakan peradangan usus
kecil.
Untuk bayi penderita penyakit celiac, jangan berikan makanan yang mengandung
gluten sebelum ia berusia enam bulan. Biasanya, ASI dan semua susu formula bayi
bebas dari kandungan gluten.
Pada beberapa kasus, penyakit celiac bisa menyebabkan kerja limpa kurang efektif
sehingga penderita rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, penderita membutuhkan
vaksinasi ekstra seperti:
Vaksin flu.
Vaksin Haemophillus influenza type B dan meningitis C (HiB-MenC) yang
melindungi dari sepsis, pneumonia, dan meningitis.
Vaksin pneumokokus.
Dokter juga akan menyarankan penderita untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan
mineral. Hal ini untuk menjamin penderita mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Komplikasi Penyakit Celiac
Jika penyakit celiac tidak ditangani atau tetap mengonsumsi makanan yang
mengandung gluten, maka ada beberapa komplikasi yang bisa diidap penderita yaitu:
Malabsorpsi dan malnutrisi. Tubuh penderita tidak bisa menyerap sempurna
nutrisi yang bisa mengakibatkan anemia defisiensi zat besi, osteoporosis, turunnya
berat badan, pertumbuhan terhambat, kelelahan, pusing, dan kebingungan.
Infertilitas dan keguguran. Kurangnya kalsium dan vitamin D bisa
menyebabkan gangguan pada organ reproduksi.
Intoleransi laktosa. Penderita akan berisiko intoleransi laktosa karena tubuhnya
kekurangan enzim untuk mencerna laktosa, yang biasanya ditemukan pada produk
susu seperti keju, susu, atau yogurt.
Kanker. Penderita penyakit celiac memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus
dan limfoma usus.
Berat badan bayi lahir rendah. Risiko ini lebih tinggi pada ibu hamil dengan
penyakit celiac yang tidak terkontrol.
http://www.alodokter.com/penyakit-celiac