ANALISIS NILAI INTRINSIK PERUSAHAAN: APLIKASI METODE ABNORMAL EARNING DAN PRICE EARNING RATIO

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai intrinsik perusahaan pada
industri barang – barang konsumsi menggunakan metode abnormal earning dan
price earning ratio. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah

dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga saham perusahaan dalam industri barang – barang konsumsi pada
periode 2011 – 2015 tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya.
Perhitungan nilai intrinsik perusahaan dengan metode Abnormal Earning
menunjukkan perusahaan yang sahamnya berada pada kondisi overvalued pada
tahun 2011 sebesar 73,33%, tahun 2012 sebesar 86,67%, tahun 2013 sebesar
86,67%, tahun 2014 sebesar 86,67%, dan tahun 2015 sebesar 80%. Untuk
perusahaan yang sahamnya berada pada kondisi undervalued tahun 2011
sebesar 26,67%, tahun 2012 sebesar 13,33%, tahun 2013 sebesar 13,33%,
tahun 2014 sebesar 13,33%, dan tahun 2015 sebesar 20%. Sedangkan
perhitungan dengan metode Price Earning Ratio, perusahaan yang sahamnya
berada dalam posisi overvalued pada tahun 2011 sebesar 66,67%, tahun 2012
sebesar 80%, tahun 2013 sebesar 86,67%, tahun 2014 sebesar 73,33%, dan
tahun 2015 sebesar 73,33%. Untuk perusahaan yang sahamnya berada pada

kondisi undervalued pada tahun 2011 sebesar 33,33%, tahun 2012 sebesar
20%, tahun 2013 sebesar 13,33%, tahun 2014 sebesar 26,67%, dan tahun 2015
sebesar 26,67%
2. Hasil perhitungan error dengan menggunakan metode mean signed prediction
error (MSPE) menunjukan bahwa sebanyak 8 perusahaan dari total 15

perusahaan yang dijadikan sampel (53,33%) lebih baik menggunakan metode
abnormal earning dalam mengukur nilai intrinsiknya. Sisanya sebanyak 7

perusahaan (46,67%) lebih baik menggunakan metode price earning ratio.

64

3. Hasil analisis Independend t-test menunjukan bahwa terdapat perbedaan dalam
melakukan perhitungan terhadap nilai intrinsik saham perusahaan antara
metode abnormal earning dan price earning ratio.
5.2 Saran
1. Bagi investor hasil perhitungan nilai intrinsik perusahaan pada industri barang
– barang konsumsi dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan
sebelum mengambil keputusan investasi. Investor sebaiknya menggunakan

metode pengukuran mean signed prediction error (MSPE) dengan melihat
tingkat error yang lebih kecil dari metode perhitungan nilai intrinsik karena
memberikan hasil yang lebih baik. Untuk selanjutnya investor disarankan
untuk membeli saham – saham perusahaan yang berada dalam kondisi
undervalued.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan metode penilaian
intrinsik perusahaan yang lain seperti Devidend Discounted Model, firm cash
flow to equity, firm cash flow to firm atau price to book value, dan peneliti

selanjutnya dapat membandingkan hasil perhitungan nilai intrinsik perusahaan
satu dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama maupun berbeda.

65