MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM.pdf (5)

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
SERANGAN MONGOL DAN RUNTUHNYA DINASTI ABBASIYAH,
BANGSA MONGOL, INVASI MONGOL, DAN JATUHNYA BAGHDAD

Dosen Pembimbing : Multazimah, M.A
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam ( SPI )

Disusun Oleh :
1. Muhammad Agung Aditya ( 71153022 )
2. Zulfikri Bahri ( 71154037 )
3. Fahrul Aziz (

JURUSAN

: ILMU KOMPUTER II

FAKULTAS : SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA

TAHUN AJARAN 2016 / 2017

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ SEJARAH
PERADABAN ISLAM SERANGAN MONGOL DAN RUNTUHNYA DINASTI
ABBASIYAH, BANGSA MONGOL, INVASI MONGOL, DAN JATUHNYA BAGHDAD
“. Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Multazimah. MA selaku Dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam UINSU yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bangsa mongol dan runtuhnya dinasti abbasiyah dan
mengenai jatuhnya kota Baghdad. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi

perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 03 November 2016

Penyusun

Muhammad Agung Aditya

Zulfikri Bahri

Fahrul Aziz
2

DAFTAR ISI
Cover

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sejak kekuasaan Bani Abbasiyah didominasi oleh orang-orang Turki, Buwaihi dan
Saljuk, Otoritas kekuasaanya tidak mempunyai pengaruh politik sama sekali dan dapat
dikatan hanya sebagai boneka saja. Hal ini ditandai dengan melemahnya kepatuhan dinastidinasti kecil yang berada dibawah taring kekuasannya. Perpecahan dikalangan umat islam
membuka jalan bagi rezim-rezim non-muslim seperti Mongol dan pasukan dari NegaraNegara Eropa untuk menguasai Negara Islam dan peradabannya.
Perang salib menyebabkan banyak kerugian dikalangan umat Islam terutama dalam
aspek politik. Imeprium Islam dihancurkan secara sistematik. Belum lagi kedatangan orangorang Mongol yang membawa malapetaka dan bencana terhadap umat Islam melalui
pembantaian, sistem perbudakan dan beban pajak yang tinggi. Bahkan Baghdad sebagai pusat
kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan takut
pula dibumi hanguskan oleh Hulagu Khan dan pasukannya.

1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Serangan Mongol
1.1.2 Bangsa Mongol
1.1.3 Ekspansi Mongol
1.1.4 Runtuhnya Dinasti Abbasiyah
1.1.5 Invasi Mongol sampai Baghdad Jatuh

1.3 Tujuan
Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Dan mendapatkan hasil yang

memuaskan.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Bangsa Mongol

Mongolia
Fakta sejarah mengungkapkan bahwa pelopor bangsa Mongol adalah Yesugay, ayah
dari Chinggis Khan. Setelah kematian Yesugay, Chinggis Khan memimpin bangsa Mongol 1.
Nama jelas Chinggis adalah Temujin yang lahir pada tahun 1154 M, dan memproklamasikan
sebagai Khan ( raja ) 2.
Pada Tahun 1219, bangsa Mongol menaklukkan Cina seluruh bangsa Tartar. Sejak
itu, umat Islam diatur oleh beberapa dinasti baru 3. Bangsa Mongol berasal dari Asia bagian
tengah. Bangsa Mongol berada di wilayah pegunungan Mongolia 4, berbatasan dengan Cina
1

Bertold Spuler, History of the Mongols: Based on Eastern and Western Accounts of the Thirteenth and


Fourteenth Centuries. London : Routledge & Kegan Paul, 1968, hlm., 18 – 19.
2

... Altan, Khucar and Sacha beki held council together and afterward said to Temujin ( Chingiz khan ) : We

want to make you Khan ( Prince, Ruler ) With vows and oaths they raised Temujin to be Khan with the tittle
Chinggiz Khan, lbid, hlm., 20 – 21.
3

Such as Seljukian and Gaznavides, See Syed Amir Ali. History of the Saracens. New Delhi : Kitab Bhavan,

1981, hlm. 382 - 384
4

Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik ( Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), 2003, Jakarta : Frenada

Media, hal 102

5


di Selatan, Turkistan di Barat, Manchuria di Timur dan Siberia di Sebelah Utara. Mongolia
merupakan pusat kekaisaran Mongol pada abad ke – 13. Mongolia sendiri adalah kabilah –
kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman dan nomadik. Sebagian besar dari
Bangsa Mongol bertempat tinggal di Padang Stepa yang membentang di antara Pegunungan
Ural sampai Pegunungan Altai di Asia Tengah dan mendiami hutan Siberia dan Mongol di
sekitar Danau Baikal.

Pegunungan Ural

Pegunungan Altai

6

Peta Pegunungan Altai
Pemimpin atau Khan bangsa Mongol pertama yang diketahui dalam sejarah adalah Yesugey (
w. 1175 ). Ia adalah ayah Chinggis ( Chingiz atau Jengis ). Chinggis aslinya bernama
Temujin, seorang pandai besi ysng mencuat namanya karena memenangkan perselisihan
dengan Ong Khan atau Togril, seorang kepala suku Kereyt. Chinggis sebenarnya adalah gelar
bagi Temujin yang diberikan kepadanya oleh sidang kepala – kepala suku Mongol yang
mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206, atau juga disebut

Chingiz Khan / Raja yang Agung, ketika ia berumur 44 tahun 5.
Chinggis Khan menyempurnakan moral masyarakatnya dengan undang – undang
yang dibuatnya, yakni Yasa dan Yasaq. Isi undang – undang tersebut antara lain hukum mati
bagi siapa yang berbuat perzinaan, sengaja berbuat bohong, melaksanakan magik, mata –
mata, membantu salah satu dari dua orang yang berselisih, memberi makan atau pakaian
kepada tawanan perang tanpa izin, dan bagi yang gagal melaporkan budak belian yang
melarikan diri juga dikenakan hukuman mati 6.
Chinggis Khan juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan
antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Mereka mempercayai superkekuatan, yakni
satu tahun meskipun mereka tidak menyembahnya 7. Bahkan, mereka membebaskan pajak
bagi keluarga Nabi Muhammad SAW, para penghapal Al – Qur’an, Ulama, Tabib, Pujangga,
Orang saleh dan Zuhud, serta muazin yang menyerukan azan.
5

Op. Cit., hlm. 127.

6

Bertold Spuler, op. Cil., hlm 20


7

T.W. Arnold M.A.C.I.F. The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith. Delhi :

Low Price Publication, 1997, hlm., 218

7

Dalam Yasa juga terdapat berbagai peraturan yaitu :
1. larangan bagi orang yang meletakkan tangannya di dalam air minum, dan sebagai
gantinya air minum itu harus diambil dengan barang atau alat lain.
2. Seorang raja harus dipanggil dengan panggilan yang lengkap
3. Tentara yang mau berperang harus diinspeksi ( pemeriksaan ) terlebih dahulu
4. Dan perempuan harus siap membayar pajak bila kaum lelakinya pergi berperang.
Bangsa yang dipimpin Jengiz Khan meluas ke wilayah Tibet ( Cina Barat Laut ), dan
Cina, pada tahun 1213, serta dapat menaklukkan Beijing pada tahun 1215. Ia menundukkan
Turkistan pada tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khwarazm Syah.
Invasi Mongol ke wilayah Islam terjadi karena adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu
ketika Gubernur Khwarazm membunuh para utusan Chinggis yang disertai pula oleh para
saudagar muslim. Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan

dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khwarazm tahun 1219 – 1220,
padahal sebelumnya mereka justru hidup berdampingan secara damai satu sama lain.
Wilayah kekuasaan Jengiz Khan yang luas tersebut dibagi untuk empat orang
putranya sebelum ia meninggal dunia pada tahun 624 / 1227.

Jengis Khan

Pertama ialah Jochi, anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagian barat dan

stepa Qipchaq yang membentang hingga ke Rusia Selatan, di dalamnya terdapat Khwarazm.
Namun, ia meninggal dunia sebelum ayahnya wafat, dan wilayah warisannya itu diberikan
kepada anak Jochi yang bernama Batu dan Orda. Batu mendirikan Horde ( kelompok ) Biru
di Rusia Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde Keemasan ( Golden Horde ),
8

sedangkan Orda mendirikan Horde Putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung
pada abad keempat belas yang kemudian muncul sebagai ke-khan-an yang bermacam ragam
di Rusia, Siberia, dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astrakhan, Qazan, Qasimov, Tiumen,
Bukhara, dan Khiva. 8.


Kedua adalah Chagatai, mendapat wilayah yang membentang ke timur, sejak

Transoxania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina. Cabang barat dari keturunan
Chaghatay yang bermukim di Transoxania segera masuk ke dalam lingkungan pengaruh
Islam, namun akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan timun Lenk, sedangkan cabang timur dari
keturunan Chaghatay berkembang di Semirechye, Hi, T’ien Syan di Tarim. Mereka lebih
tahan terhadap pengaruh Islam, tetapi akhirnya ikut membantu menyebarkan Islam di wilayah
Turkistan Cina dan bertahan disana hingga abad ketujuh belas 9.

8

Jere L. Bacharach. A Middle East Studies Handbook. London : University of Washington Press, Seattle, 1938,

hlm., 40.
9

Lbid., Lihat pula Ali Mufrodi, op. Cit., hlm., 129

9


Ketiga bernama Ogedei, adalah putra Jengis Khan yang terpilih oleh Dewan Pemimpin

Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yang mempunyai wilayah di
Pamirs dan T’ien Syan. Akan tetapi, dua generasi ke Khan-an tertinggi jatuh ke tangan
keturunan Toluy. Walaupun demikian, cucu Ogedey yang bernama Qaydu dapat
mempertahankan wilayahnya di Pamirs dan T’ien Syan, mereka berperang melawan anak
keturunan Chaghatay dan Qubilay Khan, hingga ia meninggal dunia pada tahun 1301 10

Keempat ialah Toluy, si bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak –

anaknya, yakni Mongke dan Qubilay menggantikan Ogedey sebagai Khan Agung. Mongke
bertahan di Mongolia yang beribukota di Qaraqarum, sedangkan Qubilay Khan menaklukkan
Cina dan berkuasa disana yang dikenal sebagai Dinasti Yuan yang memerintah hingga abad
keempat belas, yang kemudian digantikan oleh Dinasti Ming. Mereka memeluk agama Budha
yang berpusat di Beijing, dan mereka akhirnya bertikai melawan saudara – saudaranya dari

10

Jere L. Bacharach, op. Cit., hlm 19

10

khan – khan Mongol yang beragama Islam di Asia Barat dan Rusia. Hulako Khan, saudara
Mongke Khan dan Qubilay Khan, menyerang wilayah – wilayah Islam sampai ke Baghdad.

B. INVASI MONGOL SAMPAI BAGHDAD JATUH
Invasi Mongol terjadi pada masa pemerintahan Lltutmish pada tahun 1221 M. Orang – orang
Mongol muncul untuk pertama kalinya di tepi Sungai Indus di bawah pemimpin mereka yang
terkenal, Jengis Khan. Jengis Khan menjadikan orang – orang Mongol sebagai kekuatan
Politik dan militer yang terbesar di Asia. Dia menundukkan negeri – negeri Asia Tengah dan
Asia Barat dengan cepat, dan ketika dia menyerang Jalaluddin, Syah Khawarizm yang
terakhir, Syah tersebut melarikan diri ke Punjab dan mencari perlindungan di daerah jajahan
lltutmish. Dengan bijaksana, lltutmish menolak memberikan tempat berlindung kepada
Jallaluddin. Jalaluddin mengadakan persekutuan dengan bangsa Kokar, dan setelah
mengalahkan Nasirudin Qabacha dari Multan, dia menjarah Sind dan Gujarat Utara dan pergi
ke Persia. Orang – orang Mongol menjarah Sind dan Punjab Barat, tetapi terpukul mundur
karena udara Punjab yang sangat panas, dan mereka tidak maju ke jantung India. Dengan
demikian, India selamat dari bencana yang hebat 11.
Kisah jatuhnya ibukota Abbasiyah pada tahun 1258, 12 yang didirikan oleh khalifah
kedua, Al – Mansur terjadi setelah diblokade kota “ Seribu Satu Malam “, dinding – dinding
Baghdad yang kuat diserang oleh pasukan Hulako Khan pada bulan Januari 1258. Orang –
orang Mongol tidak mau menerima syarat – syarat yang diajukan oleh pihak Abbasiyah untuk
menerima penyerahan kota. Bahkan, mereka tidak dapat menerima ancaman ancaman –
ancaman yang direkayasa dan dipercayai oleh penduduk Baghdad, seperti akan hancur bagi
siapa saja yang memusuhi Khilafah Abbasiyah dan bila khalifah dibunuh, kesatuan alam akan
terganggu, matahari akan bersembunyi, hujan akan terhenti turun, dan tumbuh – tumbuhan
tidak akan hidup lagi. Hulako tidak mau menerima ancaman yang berbau gaib itu karena ia
sudah dinasihati oleh para astrolognya. Akhirnya, pasukan Mongol menyerang kota pada
tanggal 10 Februari 1258. Khalifah beserta 300 pejabat tinggi negara menyerah tanpa syarat.
Sepuluh hari kemudian, mereka dibunuh, termasuk sebagian besar keluarga khalifah dan

11

Syed Mahmudunnasir. Islam its Concepts & History. New Delhi : Kitab Bhavan, 1981, hlm., 243.

12

J.J. Saunders. A History of Medieval Islam. London : Routledge and Kegal Paul, Henlet and Boston, 1965, hlm,

175 – 176 and See Also Bertold Spuler, op. Cit., hlm. 106

11

penduduk yang tak berdosa. Akibat pembunuhan dan kerusakan kota itu, timbullah wabah
penyakit pes lantaran mayat – mayat yang bergelimpangan belum sempat dikebumikan.
Hulako mengenakan gelar II Khan dan menguasai wilayah yang lebih luas lagi hingga ke
Siria Utara, seperti kota Aleppo, Hama, dan Harim 13.
Dalam tulisan Philip K. Hitti, dijelaskan bahwa pada tahun 1253, Hulagu, cucu Jengis
Khan, bergerak dari Mongol memimpin pasukan berkekuatan besar untuk membasmi
kelompok pembunuh ( hasyasyin ) dan menyerang kekhalifahan Abbasiyah. Inilah
gelombang serangan kedua yang dilakukan bangsa Mongol. Mereka menyapu bersih semua
yang mereka lalui dan yang menghadang perjalanan mereka, menyerbu semua kerajaan kecil
yang berusaha tumbuh di atas puing – puing imperium Syah Khawarizm. Hulagu
mengundang khalifah Al – Musta’shim ( 1242 – 1258 ) untuk bekerja sama menghancurkan
kelompok Hasyasyin Ismailiyah. Akan tetapi, undangan itu tidak mendapat jawaban.
Pada 1256, sejumlah besar benteng Hasyasyin, termasuk “ puri induk “ di Alamut, telah
direbut tanpa sedikit pun kesulitan, dan kekuatan kelompok yang ketakutan hancur – lebur.
Bahkan, lebih tragis lagi, bayi – bayi disembelih dengan kejam. Pada bulan September tahun
berikutnya, tatkala merangsek menuju jalan raya Khurasan yang termasyhur, Hulagu
mengirimkan ultimatum kepada khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota
sebelah luar diruntuhkan. Akan tetapi, khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Pada
Januari 1258, anak buah Hulagu bergerak untuk meruntuhkan tembok ibukota. Tidak lama
kemudian, upaya mereka membuahkan hasil dengan runtuhnya salah satu menara benteng.
Wazir Abbasiyah saat itu, Ibn Al – Alqami, ditemani seorang Khatolik Gereja Nestor –
Hulagu punya seorang Istri Kristen datang untuk memohon tenggang waktu, tetapi Hulagu
menolaknya. Demikian juga, tidak berguna semua peringatan yang mengancam orang yang
berani 14.
Selanjutnya, ia ingin merebut Mesir, tetapi malang, pasukan Mamluk rupanya lebih kuat
dan lebih cerdik sehingga pasukan Mongol dapat dipukul di ‘Ain Jalut, Palestina, pada tahun
1260. Ia pun mengurungkan niatnya melangkahi Mesir. Ia sangat tertarik pada bangunan dan
arsitektur yang indah dan filsafat. Atas saran Nasiruddin At – Tusi, seorang filosof muslim
besar, ia membangun observatorium di Maragha pada tahun 1259.

13
14

Philip. K. Hitti, op. Cit., hlm 674 - 679
Ali Mufrodi, op. Cit., hlm., 131

12

Pada tahun 1260, pasukan Hulagu mengancam Suriah Utara. Di sini, selain merebut
Aleppo dan menebaskan pedaganya untuk membantai sekitar lima puluh ribu penduduknya,
dia juga merebut Hamah dan Harim. Setelah mengutus seorang jenderal untuk mengepung
Damaskus, akhirnya ia karena merasa terbebani oleh kematian saudaranya, Khan Yang
Agung pulang ke Persia. Balatentara yang ditinggalkannya, setelah menaklukkan Suriah,
dihancurkan pada tahun 1260 di ‘Ain Jalut ( mata air Goliath ) dekat Nazareth oleh Barbars,
panglima perang Quthuz dari Dinasti Mamluk Mesir.
Seluruh Suriah Kini diduduki oleh pasukan Mamluk dan Invasi Mongol ke wilayah barat
bisa sepenuhnya diredam. Kemudian, Hilagu datang kembali dan berusaha membuat
persekutuan dengan bangsa Pranka untuk menaklukkan Suriah, tetapi ia gagal mewujudkan
tujuannya.
Sebagai pendiri Kerajaan Mongol di Persia yang terbentang dari Amu Darya sampai
perbatasan Suriah, dan dari pegunungan Kaukasus sampai ke Samudare Hindia – Hulagu
adalah raja pertama yang mengaku gelar II Khan. Gelar ini disandang oleh para penerusnya
hingga penerus ketujuh, Ghazan Mahmud ( 1295 – 1304 ), yang di bawah kekuasaannya,
Islam dengan kecenderungannya Syiah menjadi ibukota provinsi dengan nama Iraq Al –
‘Arabi. Ilkhan yang Agung, julukan yang sama dengan Hulagu, lebih menyukai warga
Kristen. Dalam masa damai, dia lebih suka tinggal di Maragha, sebelah timur Danau Umiyah,
yang memiliki sejumlah bangunan megah, termasuk perpustakaan termasyhur dan
observatorium yang ia dirikan. Di tempat itu jugalah, Hugalu meninggal pada tahun 1265,
dan dia dimakamkan sesuai adat Mongol disertai gadis – gadis muda cantik. Dia dan para
penerusnya, seperti para penguasa Saljuk, sangat menghargai dan memanfaatkan dengan baik
para administratur Persia yang cerdas, juga membentengi diri dengan memberdayakan
sarjana – sarjana terlatih, seperti Al – Juwayni ( w. 1283 ) dan Rasyid Ad – Din ( w. 1318 ),
para sejarawan kala itu. Selama 75 tahun kekuasaan Ilkhan, Persia sarat dengan prestasi
dalam bidang sastra 15.
Hulagu yang memerintah hingga tahun 1265 digantikan oleh ayahnya, Abaqa, 1265 –
1282. Ia sangat menaruh perhatian pada umat Kristen karena pengaruh janda ayahnya yang
beragama Kristen Nestorian, yakni Dozuq Khatun. Orang – orang Mongol II Khaniyah ini
bersekutu dengan orang – orang Salib, penguasa Kristen Eropa, Armenia, Cilicia untuk

15

Philip K. Hitti, op. Cit., hlm. 679

13

melawan Mamluk dan keturunan saudara – saudaranya sendiri dari Dinasti Horde Keemasan
( Golden Horde )

C. Runtuhnya Dinasti Abbasiyah

Telah tercatat dalam sejarah bahwa Islam telah berjaya dan mengalami kemajuan dalam
segala bidang selama beratus-ratus tahun, namun disisi lain umat islam juga pernah
mengalami kemunduran dan keterbelakangan.
Dinasti Bani Abbasiyah, sebagai dinasti kedua dalam sejarah pemerintahan umat Islam
setelah dinasti Bani Umayyah, dalam sejarah perjalanannya mengalami fase-fase yang sama
dengan dinasti Umayyah, yakni fase kelahiran, perkembangan, kejayaan, kemudian
memasuki masa-masa sulit dan akhirnya mundur dan jatuh.
Puncak runtuhnya dinasti ini terjadi kira-kira 656 H/1258 M pada akhir kekhalifahan AlMu’tasim Billah 16. diawali dari para pembangkang dan para pemberontak yang tidak rela dan
tidak terima dengan kepemimpinan bani Abbasiyah, kelompok-kelompok separatis pun mulai
ikut bermunculan. Ditambah lagi dari serangan bangsa Mongol yang kejam dan ingin
menguasai wilayah dinasti Abbasiyah.

16

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, hal. 156

14

Tak ada gading yang tak retak. Mungkin pepatah inilah yang sangat pas untuk dijadikan
cermin atas kejayaan yang digapai bani Abbasiah. Meskipun Daulah Abbasiyah begitu
bercahaya dalam mendulang kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun
mulai menurun dan akhirnya runtuh. Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab
keruntuhan daulah Abbasyiah, yaitu:
A. Faktor Internal
Sebagaimana terlihat dalam periodisasi khilafah Abbasiyah, faktor-faktor penyebab
kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba. Benih-benihnya sudah terlihat pada periode
pertama, hanya karena khalifah pada periode ini sangat kuat, sehingga benih-benih itu tidak
sempat berkembang. Dalam sejarah kekuasaan Bani Abbas terlihat bahwa apabila khalifah
kuat, para menteri cenderung berperan sebagai kepala pegawai sipil, tetapi jika khalifah
lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda pemerintahan.

Disamping kelemahan khalifah, banyak faktor lain yang menyebabkan khilafah Abbasiyah
menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut: 17

a. Lemahnya semangat patriotisme negara, menyebabkan jiwa jihad yang diajarkan
Islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang datang, baik dari dalam
maupun dari luar. 18
b. Hilangnya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga kerusakan
moral dan kerendahan budi menghancurkan sifat – sifat baik yang mendukung negara
selama ini
c. Tidak percaya pada kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai pemberontakan,
khalifah mengundang kekuatan asing. Akibatnya, kekuatan asing tersebut
memanfaatkan kelemahan khalifah.
d. Fanatik madzhab persaingan dan perebutan yang tiada henti antara Abbasiyah dan
Alawiyah menyebabkan kekuatan umat Islam menjadi lemah, bahkan hancur
berkeping – keping.
17

Badari yatim , sejarah peradaban Islam Dirasah islamiayah II, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2000), hlm

.80
18

Yusuuf al-Isy, Tarikh ‘Ashr Al-Khilafah Al-‘Abbasiyyah, Terj. Arif Munandar, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2007), h. 102-104

15

e. Kemerosotan ekonomi terjadi karena banyaknya biaya yang digunakan untuk
anggaran tentara,19 banyaknya pemberontakan dan kebiasaan para penguasa untuk
berfoya – foya, kehidupan para khalifah dan keluarganya serta pejabat – pejabat yang
hidup mewah, jenis pengeluaran yang makin beragam, serta pejabat yang korupsi, dan
semakin sempitnya wilayah kekuasaan khalifah karena telah banyak provinsi yang
telah memisahkan diri. 20.

B. Faktor Eksternal
Selain yang disebutkan diatas, yang merupakan faktor-faktor internal kemunduran dan
kehancuran Khilafah bani Abbas. Ada pula faktor-faktor eksternal yang menyebabkan
khilafah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur.


1. Perang Salib

Kekalahan tentara Romawi telah menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang
kristen terhadap ummat Islam. Kebencian itu bertambah setelah Dinasti Saljuk yang
menguasai Baitul Maqdis menerapkan beberapa peraturan yang dirasakan sangat menyulitkan
orang-orang Kristen yang ingin berziarah kesana. Oleh karena itu pada tahun 1095 M, Paus
Urbanus II menyerukan kepada ummat kristen Eropa untuk melakukan perang suci, yang
kemudian dikenal dengan nama Perang Salib.

Perang salib yang berlangsung dalam beberapa gelombang atau periode telah banyak
menelan korban dan menguasai beberapa wilaya Islam. Setelah melakukan peperangan antara
tahun 1097-1124 M mereka berhasil menguasai Nicea, Edessa, Baitul Maqdis, Akka, Tripoli
dan kota Tyre



21

.

2. Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah

19

Philip K. Hitti, History Of The Arabs, Terj. R. Cecep Lukman Yasin, (Jakarta: Serambi, 2008), h. 436 dan 618

20

Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, Jil. 1, Kairo, Lajnah al-Ta’lif wa al-Nasyr. yang dikutip Badari yatim , sejarah

peradaban Islam Dirasah islamiayah II. h. 82
21

Ibid. h. 76-79. K. Ali, Sejarah Islam Tarikh Pra Modern, (Cet. IV; Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003),

h. 411. Karen Amstrong, Islam A Short History, (New York: Moder Library, 2000) , terj. Ira puspito Rini,
Sepintas Sejarah Islam, (Yokyakarta: Ikon Teralitera, 2002), h.114

16

Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah kawasan
terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis Khan
(603-624 H).

Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam, orang-orang Mongolia menguasai
negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia dan juga menguasai Asia Kecil 22 Pada bulan
September 1257, Hulagu mengirimkan ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan
mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan
memberikan jawaban. Maka pada Januari 1258, Hulagu khan menghancurkan tembok
ibukota

23

Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke base

pasukan mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian
mereka semua dieksekusi. Dan Hulagu beserta pasukannya menghancurkan kota Baghdad
dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar
dua juta orang

24

. Dan Dengan terbunuhnya Khalifah al-Mu’tashim telah menandai babak

akhir dari Dinasti Abbasiyah.

22

Ahmad al-Usyairy, Attarikh al-Islami, terj. Samson Rahman, (Jakarta: Akbar, 2003). h. 258

23

Philip K. Hitti, op. cit., h. 619

24

Ahmad al-Usyairy, op. cit., h . 259

17

KESIMPULAN :
Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :


Fakta sejarah mengungkapkan bahwa pelopor bangsa Mongol adalah Yesugay, ayah
dari Chinggis Khan. Setelah kematian Yesugay, Chinggis Khan memimpin bangsa
Mongol. Nama jelas Chinggis adalah Temujin yang lahir pada tahun 1154 M, dan



memproklamasikan sebagai Khan ( raja )



pegunungan Mongolia berbatasan dengan Cina di Selatan, Turkistan di Barat.

Bangsa Mongol berasal dari Asia bagian tengah. Bangsa Mongol berada di wilayah

Sebagian besar dari Bangsa Mongol bertempat tinggal di Padang Stepa yang
membentang di antara Pegunungan Ural sampai Pegunungan Altai di Asia Tengah



dan mendiami hutan Siberia dan Mongol di sekitar Danau Baikal.
Wilayah kekuasaan Jengiz Khan yang luas tersebut dibagi untuk empat orang
putranya sebelum ia meninggal dunia pada tahun 624 / 1227. Yaitu :
1. Jochi Khan
2. Chagatai Khan
3. Ogedei Khan



4. Toluy Khan



Invasi Mongol terjadi pada masa pemerintahan Lltutmish pada tahun 1221 M.



Al-Mu’tasim Billah

Puncak runtuhnya dinasti ini terjadi kira-kira 656 H/1258 M pada akhir kekhalifahan

Kemunduran Dinasti Abbasiyah, secara umum disebabkan oleh dua faktor, Internal
dan Eksternal :
1. Faktor Internal

a) Lemahnya semangat patriotisme negara, menyebabkan jiwa jihad yang diajarkan
Islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang datang, baik dari dalam
maupun dari luar.
b) Hilangnya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga kerusakan
moral dan kerendahan budi menghancurkan sifat – sifat baik yang mendukung negara
selama ini
c) Tidak percaya pada kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai pemberontakan,
khalifah mengundang kekuatan asing. Akibatnya, kekuatan asing tersebut
memanfaatkan kelemahan khalifah.
18

d) Fanatik madzhab persaingan dan perebutan yang tiada henti antara Abbasiyah dan
Alawiyah menyebabkan kekuatan umat Islam menjadi lemah, bahkan hancur
berkeping – keping.
e) Kemerosotan ekonomi terjadi karena banyaknya biaya yang digunakan untuk
anggaran tentara, banyaknya pemberontakan dan kebiasaan para penguasa untuk
berfoya – foya, kehidupan para khalifah dan keluarganya serta pejabat – pejabat yang
hidup mewah, jenis pengeluaran yang makin beragam, serta pejabat yang korupsi, dan
semakin sempitnya wilayah kekuasaan khalifah karena telah banyak provinsi yang
telah memisahkan diri.
2. Faktor Eksternal :
Secara ekternal disebabkan oleh karena Abbasiyah menghadapi perlawanan yang sangat gencar
dari dunia luar. Pertama, mereka mendapat serangan secara tidak langsung dari pasukan Salib di
Barat. Kedua, serangan secara langsung dari orang Mongol yang berasal dari Timur ke wilayah
kekuasaan Islam

19

DAFTAR PUSTAKA
Ali, K., Sejarah Islam Tarikh Pra Modern, Cet. IV; Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003.
al-Isy, Yusuuf, Tarikh ‘Ashr Al-Khilafah Al-‘Abbasiyyah, Terj. Arif Munandar, Jakarta
Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Ahmad Syalabi, Mausu’ah al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, Juz VII, Kairo:
Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1979
Amstrong, Karen, Islam A Short History, New York: Moder Library, 2000, diterjemahkan
oleh. Ira puspito Rini, Sepintas Sejarah Islam, Yokyakarta: Ikon Teralitera, 2002.
Bertold Spuler, History of The Mongols, London: Routledge & Kegan Paul, 1972,
First Encyclopedia Britannica, Vol. 7, London : E.J. Brill
Hasan, Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang,
1989.

20