PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS MERAH LOKAL ASAL SUMATERA BARAT BERUMUR GENJAH, MUTU DAN PRODUKSI TINGGI MELALUI PERSILANGAN DIALLEL.

RINGKASAN
HIBAH STRATEGIS NASIONAL
Tahun Anggaran 2009

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS
MERAH LOKAL ASAL SUMATERA BARAT
BERUMUR GENJAH, MUTU DAN PRODUKSI
TINGGI MELALUI PERSILANGAN DIALLEL

Peneliti Utama : DR. Ir. Etti Swasti, MS
Anggota
: DR. Ir. Teguh Budi Prasetyo, MS

DIBIAYAI OLEHDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SESUAI SURAT PERJAJJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR:120/H.16/PL/HB-PSN/IV/2009
TANGGAL 16 APRIL 2009

UNIVERSITAS ANDALAS
15 NOVEMBER 2009


HIBAH STRATEGIS NASIONAL
1. Judul Penelitian

: Perakitan Varietas Unggul Padi Beras Merah Lokal Asal
Sumatera Barat Berumur Genjah, Mutu dan Produksi Tinggi
melalui persilangan Diallel

2. Ketua Peneliti:
2.1. Data Pribadi
a. Nama
Lengkap
: DR. Ir. Etti Swasti, MS
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c. NIP/Gol
: 131757363 / IIIc
d. Srata/Jabatan Fungsional
: S3 / Lektor
e. Jabatan Struktural

; Tidak ada
f. Fakultas/Jurusan
: Pertanian/Budidaya Pertanian
g. Bidang Ilmu
: Pemuliaan Tanaman
h. Alamat Kantor
: Kampus Limau Manih Padang
i. Telp/Fax/email
: 75172776/72702/FPUA@Padang.Wasantara.net.id
j. Alamat Rumah
: Komplek Belanti Permai II/D/2-3. Padang
k. Telpon/Faks/Email
: 0751 7059848/-/ derisca@telkom.net
2.2. Mata Kuliah Yang Diampuh dan Jumlah SKS
a. Mata Kuliah I
: Genetika Dasar (3 SKS)
b. Mata Kuliah II
: Pengentar Pemuliaan Tanaman (3 SKS)
c. Mata Kuliah III
: Pemuliaan Tanaman Lanjutan (3 SKS)

d. Mata Kuliah IV
: Rancangan Penelitian Pemuliaan Tanaman (3)
e. Mata Kuliah V
: Tekhnik Pemuliaan Tanaman Khusus (3 SKS)
f. Mata Kuliah VI
: Budidaya Tanaman Pangan Utama (3 SKS)
2.3. Penelitian Terakhir
a.JudulPenelitian I
: Eksplorasi, Identifikasi Dan Pemantapan Koleksi Plasma Nutfah
Padi Asal Sumatera Barat
b.Judul Penelitian II
c. JudulPenelitian III

: Analisis KekerabatanPadilokalSumateraBarat berdasarkan analisis
RAPD
: Pembentukan Galur-galur Harapan Padi untuk Sawah Bukaan Baru
yang Bereaksi Masam melalui Persilangan Diallel dan Seleksi
Populasi Bulk

d. Judul Penelitian IV


: Akumulasi dan Sekresi Asam Organik pada Padi GogoToleran dan
Peka Aluminium serta Perannya Dalam Mobilisasi P
: Sumatera Barat
: 3 tahun

3. Lokasi Penelitian
4. Jangka Waktu Penelitian
5. Pembiayaan :
Biaya yang diajukan ke Dikti
- Biaya Tahun I
Rp. 75.500.000
- Biaya Tahun II Rp 98.178.000,- Biaya Tahun III Rp 93.809.500,Total
Rp 267.487.500,-

: Biaya dari Instansi Lain
Rp 0.00,Rp 0.00,Rp 0.00,Rp 0.00,-

Padang, 13 November 2009
Menyetujui:

RKetua Lembaga Penelitian

DR. Ir. Syafrimen Yasin, MS, MSc.
NIP. 131 647 299

Ketua Peneliti,

DR. Ir. Etti Swasti, MS
NIP. 131757363

2

Tahun I Tahun Anggaran 2009.
Judul: Evaluasi Efisiensi Pemupukan, komponen hasil dan Hasil
beberapa kultivar padi beras merah dengan penggunaan
bahan organik
Ringkasan
Propinsi Sumatera Barat memiliki sumberdaya genetik padi local yang sangat
melimpah baik padi sawah maupun padi gogo bahkan terdapat pula padi pasang
surut dan padi lebak. Eksplorasi yang telah penulis lakukan di propinsi Sumatera

Barat telah berhasil mengoleksi lebih dari 100 kultivar padi lokal diantaranya
ditemukan 10 kultivar padi beras merah yang tersebar di kabupaten Pasaman
Barat (5 kultivar),

kabupaten Pasaman (3 kultivar), kabupaten Agam dan

kabupaten Solok masing-masing 1 kultivar. Hasil identifikasi morfologis maupun
agronomis dari kultivar-kultivar tersebut sangat potensial dikembangkan karena
memiliki hasil dan komponen hasil yang bagus dimana jumlah gabah permalai
berkisar dari sedang sampai banyak (130-543 butir) dan bobot perrumpun berkisar
dari sedang sampai berat (30.2g – 66.7g). Berdasarkan hasil tersebut sangat perlu
mengembangkan kultivar tersebut sebagai unggulan lokal yang dapat diusahakan
dalam skala luas sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk.
Ataupun memperbaiki beberapa karakter yang masih lemah seperti umur yang
tergolong dalam (> 145 hari) dan tinggi tanaman yang masih tergolong sedang
sampai tinggi (> 100 cm) dalam program pemuliaan yang terencana.
Tujuan jangka panjang dari penelitian adalah pelepasan varietas padi beras
merah lokal asal Sumatera Barat dengan sifat umur genjah, mutu dan produksi
tinggi. Target yang ingin dicapai dari penelitian adalah 1. Mengembangkan secara
luas padi beras merah terpilih sehingga dapat menghasilkan produk pangan

bermutu untuk memenuhi gizi masyarakat. 2. Tetua-tetua unggul kultivar local
padi merah untuk bahan persilangan (hibridisasi). 3. Rekombinan F1 dan populasi
bersegregasi F2. 4. Individu terpilih dari F2 dengan sifat umur genjah, mutu dan
hasil tinggi.
Metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan diatas meliputi
beberapa tahap percobaan selama 3 tahun.

Pada tahun pertama adalah

1)

Mengevaluasi efisiensi pemupukan dan penggunaan pupuk organic beberapa
kultivar padi beras merah, 2) Evaluasi mutu beberapa kultivar padi beras merah,

3

dan 3) Pembentukan rekombinan F1 dengan metode silang dialel dari tetua padi
merah terpilih dengan varietas unggul yang telah berkembang di Sumatera Barat.
Pada tahun kedua adalah 1) Studi pewarisan mutu dan hasil padi beras merah pada
generasi F2 hasil persilangan berbagai kombinasi tetra padi local dengan padi

unggul. 2) pembentukan populasi F3. Pada tahun ketiga adalah 1) Kajian adaptasi
dan stabilitas beberapa kultivar padi merah pada berbagai lokasi di Sumatera
Barat pada 2 musim tanam. 2) Seleksi generasi F4 dan F5 untuk karakter warna
beras merah, umur genjah, mutu dan hasil tinggi.
Percobaan tahap pertama tahun anggaran 2009 mengenai efisiensi
pemupukan dan penggunaan pupuk organic pada musim tanam pertama dilakukan
di rumah kaca dalam Rancangan Petak Terbagi, dimana petak utama adalah
kombinasi pupuk organic dan anorganik (6 taraf), yaitu P0 (tanpa pupuk), P1
(100% puuk organic), P2 (75% pupuk organic dan 25% pupuk NPK), P3 (50%
pupuk organic dan 50% pupuk NPK), P4 (25% pupuk organic dan 75% NPK) dan
P5 (100% NPK), sedangkan anak petak adalah kultivar (10 kultivar), yaitu
Karajut (A), Kopal Cino (B), Nabara Merah (C), Siopuk (D), Silopuk (E), Padi
Talua (F), Ladang Merah (G), Bareh Merah SA (H), Bareh Merah SL (I) dan Padi
Hitam (J). Percobaan dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan Agustus
2009. Tanah kering angin dimasukan kedalam pot ember plastik masing-masing
10 Kg dan dipupuk sesuai perlakuan. Bibit padi yang telah berumur 15 hari
ditanam pada pot sesuai perlakuan dengan 3 bibit per lubang per pot. Pengairan,
pengendalian hama dan penyakit serta penyiangan dilakukan sesuai rekomendasi.
Pengamatan dilakukan terhadap hasil dan komponen hasil, data yang
dikumpulkan dianalisis ragam dan diuji lanjut jika terdapat perbedaan yang nyata

pada sidik ragam. Efisiensi dihitung berdasarkan perbedaan hasil pada pemberian
pupuk dosis rendah.
Pada musim tanam kedua dilakukan percobaan lapang dengan tujuan
mengevaluasi mutu dan hasil beberapa kultivar padi beras merah. Percobaan
dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok, 3 ulangan, dimana 10 kultivar di
atas sebagai perlakuan yang ditanam dengan pemupukan terbaik pada penelitian
musim pertama. Percobaan dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan
bulan Januari 2010. Percobaan dilakukan di lahan sawah di Kota Padang. Bibit

4

berumur 15 hari ditanam pada petak percobaan berukuran 2m x 2m dengan jarak
tanam 20 cm x 20 cm dimana 3 bibit perlubang tanam.

Pengolahan tanah,

pengairan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit dilakukan mengikuti
budidaya padi yang optimum. Pengamatan dilakukan terhadap bobot per rumpum
serta bobot per petak. Penilaian mutu beras, kadar antosianin, acetyl pyrolin ,
kandungan protein dan amilosa dilakukan berturut-turut di laboratorium

Teknologi Benih, Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Teknologi Pangan dan
Gizi Fateta Unand. Data dianalisis secara statistik.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa kombinasi pemberian pupuk
anorganik dan pupuk organik memberi pengaruh yang nyata terhadap hasil dan
komponen hasil padi beras merah.
Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa tinggi
tanaman lebih tinggi pada pemberian kombinasi pupuk organik dan pupuk
anorganik jika dibandingkan dengan tanpa pemberian kedua pupuk tersebut (P0).
Namun tinggi ideal ditemukan pada pemberian pupuk organik (tanpa
dikombinasikan dengan pupuk anorganik (P1).
Jumlah anakan produktif dari kultivar beras merah yang diuji berkisar dari
sedang sampai banyak (> 10 anakan) dan yang terbanyak ditemukan pada
perlakuan P5 (pemberian 100% NPK) yang dimiliki oleh kultivar Karajut.
Umur berbunga berkisar dari 70 hari ( kultivar Kopal Cino) pada
perlakuan pemberian 100% NPK (P5) sampai dengan 113.5 hari (kultivar Ladang
Merah) pada pemberian 25% pupuk organik dan 75% pupuk anorganik (P4).
Umur berbunga yang tergolong genjah pada Kopal Cino tidak berbeda nyata
dengan kultivar Karajut, Nabara Merah dan Siopuk pada perlakuan yang sama dan
dengan Bareh Merah SL dan Padi Hitam pada perlakuan 4.
Umur masak (panen) berkisar dari 110.5 hari pada perlakuan P5 (Kopal

Cino) sampai dengan 143.5 hari pada perlakuan P4 yang dimiliki oleh kultivar
Ladang Merah yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Silopuk. Rerata umur
masak paling genjah ditemukan pada perakuan P3 (50% pupuk Organik dan 50%
pupuk anorganik (NPK)) yaitu 124.6 hari, sedangkan umur paling genjah pada
perlakuan ini ditemukan pada kultivar Padi Hitam.

5

Hasil pengamatan terhadap karakter panjang malai, gabah berisi permalai,
persentase gabah hampa, bobot 1000 butir gabah dan bobot gabah perrumpun
menunjukkan perbedaan yang nyata dari perlakuan yang diberikan.
Karakter panjang malai menunjukkan perbedaan yang nyata diantara kultivar
yang diuji, dimana berkisar dari 19.6 cm pada kultivar Karajut pada perlakuan P1 sampai
dengan 34.6 cm pada kultivar Bareh Merah SA pada perlakuan P2, namun rata-rata
panjang malai pada berbagai pemberian kombinasi pupuk hampir sama walaupun yang
paling pendek ditemukan pada perlakuan P0.
Karakter jumlah gabah berisi permalai berkisar dari 87 butir pada kultivar padi
hitam pada perlakuan P0 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 sampai dengan
272.5 butir pada kultivar Karajut pada perlakuan P3 yang berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk
organik dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan jumlah gabah berisi permalai.
Rata-rata jumlah gabah berisi permalai ditemukan pada perlakuan P3 yaitu pemberian
50% pupu organik dan 50% pupuk anorganik.
Persentasi gabah hampa berkisar dari 1.2% pada kultivar Siopuk pada perlakuan
P1 sampai dengan 32.65% pada kultivar Ladang Merah pada perlakuan P0. Rata-rata
persentasi gabah hampa terendah ditemukan pada perlakuan P3 yaitu pada pemberian
50% pupuk organik dan 50% pupuk anoganik.
Bobot 1000 butir gabah berkisar dari 15g pada kutivar Kopal Cino sampai
dengan 32g pada kultivar Padi Hitam yang diperoleh pada perlakuan P4. Rata-rata bobot
1000 butir gabah terrendah diperoleh pada perakuan P0 yaitu pada perlakuan tanpa pupuk
rataan tertinggi pada pemberian 100% pupuk anorganik.
Bobot perumpun berkisar dari 26.5g pada kultivar Bareh Merah SA sampai
dengan 80.55g pada kultivar Silopuk pada perlakuan P3.

Rataan bobot perrumpun

terkecil diperoleh pada perlakuan tanpa pemupukan (P0) dan tertinggi pada perlakuan
pemberian 50% pupuk organik dan 50% pupuk anorganik (P3).
Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama musim pertama dapat disimpulkan
bahwa hasil terbaik diperoleh pada pemberian 50% pupuk organik dan 50% pupuk
anorganik baik untuk karakter jumlah gabah berisi permalai, persentase gabah hampa,
bobot 1000 butir maupun bobot gabah perrumpun. Berdasarkan hal tersebut maka untuk
musim kedua digunakan kombinasi pupuk dengan 50% pupuk organik dan 50% pupuk
anorganik untuk evaluasi mutu 10 kultivar beras merah.

Percobaan untuk evaluasi mutu dan hasil beberapa kultivar padi beras
merah pada musim tanam kedua dengan menggunakan kombinasi pupuk terbaik

6

hasil percobaan pertama yaitu P3 (50% pupuk organik dan 50% NPK) sudah
dilakukan penanaman pada tanggal 18 Agustus 2009 sehingga sampai laporan ini
dibuat baru berumur 11 minggu (Gambar 1). Kultivar yang telah mengeluarkan
bunga pada umur tersebut adalah kultivar Silopuk dan Karajut. Panen dan analisis
mutu beras akan dilakukan pada bulan Januari 2010.

7