PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA
(STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA
/SLB A-YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

TITIK NURHAYANI
A 220090154

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
201

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan prestasi diri penyandang
tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta.
Penelitian ini menggunakan sumber data dari informan yakni siswa, guru SLB AYKAB Surakarta dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk validitas data menggunakan
trianggulasi sumber data dan trianggulasi teknik. Metode penelitian ini, yaitu
menggunakan teknik analisis interaktif. Analisis Interaktif digunakan untuk
membandingkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan mengkaji
dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para penyandang tunanetra
mempunyai banyak prestasi meskipun secara fisik kurang dan sering mendapat
perlakuan yang diskriminatif. Prestasi yang didapat para penyandang tunanetra
tersebut dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal)
dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam
(internal) antara lain intelegensi, motivasi, kepribadian, dan bakat. Faktor yang
berasal dari luar (eksternal) antara lain lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Dalam proses meraih prestasi tersebut banyak kendala yang
dihadapi, namun dengan penuh semangat mereka dapat mengatasi semua kendala
tersebut sehingga prestasi dapat tercapai dengan baik.
Kata kunci: prestasi, diri, tunanetra

A. PENDAHULUAN
Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja,
dewasa maupun orang tua. Kata keberhasilan identik dengan kata prestasi.
Keberhasilan tidak hanya pada ruang lingkup yang sempit, tidak selalu posisi teratas

melainkan juga proses pengenalan diri sehingga mengetahui serta menyadari
kelemahan dan kelebihannya. Selanjutnya mampu memanfaatkan kelebihan dan
potensi yang masih terpendam menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan
pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa dan tidak
semua orang bisa melakukannya.
Pada dasarnya, Tuhan Yang Maha Esa menciptakan segala sesuatunya dalam
keanekaragaman. Ada terang ada gelap, ada matahari, ada bulan dan bintang,
pegunungan maupun pantai atau laut, aneka tumbuhan dan hewan, baik di darat dan
di laut. Demikian juga pada saat menciptakan manusia, ada pria dan wanita. Tubuh
manusia pun terdiri dari anggota-anggota tubuh yang berbeda baik sifat maupun
fungsinya. Manusia lahir juga terbagi dalam dua keadaan yaitu ada yang lahir normal
dan tidak normal atau mempunyai kekurangan.
Setiap manusia yang normal maupun yang tidak normal (kaum disabilitas)
memiliki kekuatan dan prestasi masing-masing, namun seringkali sebagian
masyarakat menganggap kaum disabilitas atau pada khususnya para penyandang tuna
netra sebagai sampah masyarakat yang tidak ada gunanya. Sebagian masyarakat
kurang menyadari prestasi diri yang dimiliki oleh para penyandang tuna netra.
Pentingnya dilaksanakan penelitian tentang Prestasi Diri Penyandang Tunanetra
di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta adalah untuk
menunjukkan bahwa meskipun para penyandang tunanetra mempunyai kekurangan

dan sering mendapat perlakuan yang diskriminatif tetapi mereka mampu meraih
prestasi yang membanggakan serta menumbuhkan kesadaran kepada orang-orang
yang normal agar tidak menganggap bahwa para penyandang tunanetra tersebut
hanya orang yang lemah dan tergantung dengan orang lain.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Rumusan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan profil diri penyandang tunanetra di Sekolah Luar Biasa
Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Untuk mendeskripsikan prestasi diri yang dimiliki oleh penyandang tunanetra di
Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013.
3. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi oleh penyandang tunanetra
untuk meraih prestasi di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB
Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
4. Untuk mendeskripsikan cara yang dilakukan oleh penyandang tunanetra untuk
mengatasi kendala-kendala dalam meraih prestasi di Sekolah Luar Biasa Bagian
Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

B. METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini adalah Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra (SLB AYKAB) Surakarta. Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih lima bulan, yaitu
sejak bulan Januari 2013 sampai dengan Mei 2013.
Berdasarkan pendekatannya, secara garis besar dikelompokan menjadi
penelitian kualitatif dan kuantitatif (Sukmadinata, 2009:12). Penelitian ini termasuk
penelitian kualitatif, karena jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena
analisis datanya non-statistik dan mempertimbangkan asumsi atau pendapat orang
lain yang disebut narasumber.
Subjek penelitian adalah sumber utama dalam penelitian, yaitu yang memiliki
data tentang variabel-variabel yang diteliti (Azwar,2007:34-35), dengan kata lain
subjek merupakan sesuatu yang akan dikenai kesimpulkan penelitian. Subjek
penelitian ini adalah para penyandang tunanetra dan guru di Sekolah Luar Biasa
Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta. Objek penelitian adalah sesuatu yang

menjadi sasaran dalam penelitian, dapat berupa manusia, hewan, tumbuhantumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa dan lain-lain (Bungin, 2005:99). Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan suatu yang
menjadikan kajian yang diteliti oleh peneliti. Objek dalam penelitian ini adalah
pretasi diri penyandang tuna netra di Sekolah Luar Biasa Bagian Tuna Netra/SLB AYKAB Surakarta.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik


wawancara dan dokumentasi, yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut
ini.
1. Teknik observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono,2011:203).
2. Teknik wawancara atau interview. Wawancara digunakan untuk menggali
berbagai informasi penting dari penyandang tuna netra di Sekolah Luar Biasa
Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta. Menurut Esterberg, sebagaimana
dikutip oleh Sugiyono (2006:231) mendefinisikan interview yaitu,
A meeting of two persons to exchange information and idea through question
and responses resulting in communication and joint construction of meaning
about a particular topic. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Menurut Guba dan Lincoln
(dalam Moleong 2012:216-217), dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun

film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik.
Menurut Sugiyono (2011:335), analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya terkait dengan pretasi diri penyandang tunanetra sebagaimana
permasalahan penelitian ini dipaparkan dalam penjelasan sebagai berikut.
1. Profil diri penyandang tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB AYKAB Surakarta
a. Subjek I
Nama

: Wahyu Setiawan


Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 4 Desember 1998
Umur

: 15 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Anak ke

:1

Agama

: Islam

Alamat

:Jl Sidoasih Barat RT 04 RW 05 Laweyan Surakarta


Nama Ayah

: Joko Mulyanto

Usia

: 40 tahun

Agama

: Islam

Alamat

:Jl Sidoasih Barat RT 04 RW 05 Laweyan Surakarta

Pekerjaan

: Swasta


Nama Ibu

: Sulimah Mardiyani

Usia

: 38 tahun

Agama

: Islam

Alamat

:Jl Sidoasih Barat RT 04 RW 05 Laweyan Surakarta

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga


b. Subjek II
Nama

: Fajar Wahyu Nugroho

Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 24 Januari 1997
Umur

: 16 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Anak ke

:1

Agama


: Islam

Alamat

: Klodran RT 01 RW 01 Colomadu Karanganyar

Nama Ayah

: Ngatimin

Usia

: 50 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Klodran RT 01 RW 01 Colomadu Karanganyar

Pekerjaan

: Swasta

Nama Ibu

: Riyani

Usia

: 50 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Klodran RT 01 RW 01 Colomadu Karanganyar

Pekerjaan

: Swasta

2. Prestasi diri yang dimiliki oleh penyandang tunanetra di Sekolah Luar Biasa
Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta
a. Wahyu Setiawan
Adapun prestasi diri yang pernah diraih oleh Wahyu Setiawan adalah pada saat
Wahyu berada di kelas V Sekolah Dasar mendapat juara I lomba mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, juara II lomba mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan juara
I lomba mata pelajaran Metematika tingkat Kabupaten Boyolali. Pada saat Wahyu
berada di kelas VI Sekolah Dasar mendapat Juara III lomba Puisi tingkat Kabupaten
Boyolali.

Wahyu mendapat juara I Catur Putra/Putri pada Olimpiade Olahraga Siswa
Nasional (O2SN) SLB Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 yang
diselenggarakan pada tanggal 9 s.d 12 Juni 2011 di Asrama Haji Donohudan,
Kabupaten Boyolali.
Pada bulan berikutnya, Wahyu mendapat Juara Harapan I Lomba Catur
Tunanetra Putra/Putri Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2011 tanggal 3
s.d 7 Juli 2011 di Surabaya.
Prestasi terakhir yang didapat oleh Wahyu adalah Juara I Lari 60m Putra pada
Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional (POPCANAS) V Tahun 2011 yang
diselenggarakan di Pekanbaru, 16 s.d 22 Oktober 2012.
b. Fajar Wahyu Nugroho
Adapun prestasi diri yang pernah diraih oleh Fajar Wahyu Nugroho adalah
Fajar mendapat juara Harapan I Tingkat Provinsi Cerdas Cermat mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial yang diselenggarakan pada tanggal 3 s.d 5 Juli 2008 di Wisma
Haji Donohudan Boyolali Donohudan.
Pada bulan berikutnya, Fajar mendapat Peringkat Terbaik III dan juara
Eksplorasi Terbaik Olimpiade Matematika pada Olimpiade SAINS Nasional 2010
Tingkat SDLB/SD Inklusif yang dilaksanakan di Medan pada tanggal 1 s.d 6
Agustus.
Prestasi berikutnya yang dapat diraih oleh Fajar adalah Juara II Tenis Meja
Putra pada Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional (POPCANAS) V Tahun 2011
yang diselenggarakan di Pekanbaru, 16 s.d 22 Oktober 2012.
3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh penyandang tunanetra untuk meraih prestasi
di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta
Dalam meraih suatu prestasi pasti ada suatu kendala-kendala yang muncul.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh penyandang tunanetra untuk meraih prestasi di
Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta adalah sebagai
berikut.

a. Kurangnya dukungan dari orang tua
Dorongan atau dukungan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu dorongan dari
luar (eksternal) dan dorongan dari dalam diri sendiri (internal). Dorongan dari orang
tua merupakan dorongan eksternal yang berperan penting dalam pencapaian suatu
prestasi. Ada orang tua yang dapat menerima dengan ikhlas keadaan anaknya yang
mempunyai kekurangan, namun adapula orang tua yang justru tidak memberikan
perhatian selayaknya orang tua kepada anak karena merasa malu mempunyai anak
yang tunanetra.
b. Kesulitan transpotasi
Kendala kedua yang dialami oleh penyandang tunanetra adalah kesulitan
transportasi pada saat akan mengikuti latihan, seringkali mereka harus menunggu
lama untuk mendapatkan bus sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk
berangkat ataupun pulang latihan.
c. Jadwal latihan tidak tepat waktu
Jadwal latihan yang tidak tepat waktu membuat penyandang tunanetra
seringkali harus menunggu lama guru yang memberikan latihan sehingga merasa
bosan. Jadwal latihan yang tidak tepat waktu juga membuat waktu istirahat dan
latihan mereka terganggu.
d. Susah mengatur waktu
Pengaturan waktu merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri
(internal). Terganggunya pengaturan waktu menyebabkan kegiatan sehari-hari penyandang tunanetra berjalan kurang teratur atau berjalan tidak sesuai dengan target.
e. Susah menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru
Ketidakfungsian indera penglihatan penyandang tunanetra mengakibatkan
susahnya menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Para penyandang
tunanetra seringkali mengalami kesusahan dalam proses belajar.

4. Cara yang dilakukan oleh penyandang tunanetra untuk mengatasi kendala-kendala
dalam meraih prestasi di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB
Surakarta
Kendala yang muncul dalam proses meraih pretasi harus diatasi dengan usahausaha yang maksimal agar prestasi yang diinginkan dapat tercapai. Cara yang
dilakukan oleh penyandang tunanetra untuk mengatasi kendala-kendala dalam meraih
prestasi di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta adalah
sebagai berikut.
a. Memotivasi diri sendiri. Kurangnya motivasi dari orang tua penyandang tunanetra
diatasi dengan cara memotivasi diri sendiri. Mereka berusaha untuk sabar dan
berusaha mencapai prestasi yang diinginkan. Mereka tetap berusaha untuk
membuat orang tua mereka bangga meskipun kurang mendapat motivasi.
b. Kesulitan transportasi yang mereka alami diatasi dengan menunggu bus yang
paling terakhir jadwal trayeknya, karena hanya bus yang jadwal trayeknya paling
terakhir itu yang bersedia dinaiki oleh mereka. Kesulitan transportasi juga mereka
atasi dengan meminta bantuan teman atau saudara untuk mengantar atau
menjemput mereka latihan.
c. Memanfaatkan waktu menunggu dengan mengerjakan pekerjaan rumah atau
belajar
d. Jadwal latihan yang tidak tepat waktu mereka atasi dengan mengerjakan pekerjaan
rumah tau belajar sehingga waktu menunggu tidak terasa membosankan dan tidak
terkesan membuang-buang waktu karena diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.
e. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
Susahnya mengatur waktu diatasi dengan membuat jadwal sehari-hari agar
aktivitas mereka lebih teratur. Jadwal aktivitas yang teratur membuat mereka lebih
dapat memaksimalkan kegitan mereka sehingga dapat berprestasi.
f. Lebih aktif bertanya kepada guru dan rajin belajar
Susahnya menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru diatasi dengan
lebih aktif bertanya kepada guru agar diberi bimbingan yang maksimal sampai

mereka paham terhadap pembelajaran yang diberikan. Selain itu, mereka juga lebih
giat belajar, mengulang atau mempelajari kembali pembelajaran yang belum mereka
kuasai di sekolah.

D. SIMPULAN
Setelah melakukan kajian teori dan wawancara, maka dapat ditarik simpulan.
Adapaun simpulan terhadap kajian teori dan wawancara yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Profil diri penyandang tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB AYKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Prestasi diri yang dimiliki oleh penyandang tunanetra di Sekolah Luar Biasa
Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 antara lain
yaitu juara I lomba mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, juara II lomba mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, juara I lomba mata pelajaran Metematika, juara
III lomba Puisi, juara I

Catur Putra/Putri pada Olimpiade Olahraga Siswa

Nasional (O2SN) SLB, juara Harapan I Lomba Catur Tunanetra Putra/Putri
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), juara I Lari 60m Putra pada Pekan
Olahraga Pelajar Cacat Nasional (POPCANAS) V Tahun 2011, juara Harapan I
Tingkat Provinsi Cerdas Cermat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
Peringkat Terbaik III dan juara Eksplorasi Terbaik Olimpiade Matematika pada
Olimpiade SAINS Nasional 2010 Tingkat SDLB/SD Inklusif dan Juara II Tenis
Meja Putra pada Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional (POPCANAS) V Tahun
2011.
3. Dalam pencapaian suatu prestasi diri penyandang tunanetra banyak sekali kendala
yang muncul yaitu kurangnya dukungan dari orang tua, susahnya transportasi,
jadwal latihan yang tidak tepat waktu, susah mengatur waktu dan susah memahami
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

4. Cara yang dilakukan oleh penyandang tunanetra untuk mengatasi kendala-kendala
dalam meraih prestasi di Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB
Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 antara lain yaitu memotivasi diri sendiri.
Kesulitan transportasi yang mereka alami diatasi dengan menunggu bus yang
paling terakhir jadwal trayeknya, karena hanya bus yang jadwal trayeknya paling
terakhir itu yang bersedia dinaiki oleh mereka. Kesulitan transportasi juga mereka
atasi dengan meminta bantuan teman atau saudara untuk mengantar atau
menjemput mereka latihan. Memanfaatkan waktu menunggu dengan mengerjakan
pekerjaan rumah atau belajar, membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan lebih aktif
bertanya kepada guru dan rajin belajar.

E. Datar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Bungin, M Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Kencana
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2006. Metode PTK (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya