r permen kp lhkpn 15 juni 2017

DRAFT
9 JUNI 2017

PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

/PERMEN-KP/2017
TENTANG

LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a.


bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Pasal 23 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas

dari

Korupsi,

Kolusi

dan

Nepotisme

menyebutkan bahwa setiap Penyelenggara Negara
harus

melaporkan


dan

mengumumkan

harta

kekayaannya dan bersedia dilakukan pemeriksaan
terhadap kekayaannya dalam waktu selambatlambatnya 6 (enam) bulan sejak Undang–Undang
ini mulai berlaku;

-2-

b.

bahwa

untuk

mendukung


Penyelenggara Negara

yang

tercapainya

bersih

dan bebas

Korupsi, KoIusi, dan Nepotisme (KKN) diperlukan
komitmen bagi Penyelenggara Negara di lingkungan
Kementerian

Kelautan

dan

Perikanan


untuk

melaporkan kekayaannya;
c.

bahwa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 22/PERMEN-KP/2013 tentang Pelaporan
Harta

Kekayaan

Penyelenggaran

Negara

Di

Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan kebutuhan pengelolaan pelaporan harta

kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga
perlu diganti;
d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan

tentang

Laporan

Harta

Kekayaan

Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara

Tahun

1999

Nomor

75,

Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran

Negara

Tahun

1999

Nomor

140,

Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3874), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

-3-

2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 314,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4150);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999

tentang

Pemberantasan

Tindak

Pidana

Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia


Nomor

4250),

sebagaimana

diubah

dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas

Undang-Undang

tentang

Komisi

Nomor

30


Pemberantasan

Tahun

Tindak

2002
Pidana

Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5661);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia

Tahun

2014


Nomor

6,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5135);
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

-4-

8. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015
tentang

Kementerian

Kelautan

dan

Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 5);
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
220);
10. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7
Tahun

2016

tentang

Tata

Cara

Pendaftaran,

Pengumuman, dan Pemeriksaan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TENTANG

LAPORAN

PENYELENGGARA

NEGARA

HARTA
DI

KEKAYAAN
LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan ini,
yang dimaksud dengan:

-5-

1. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara di
lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
yang

menjalankan

pokoknya
negara

fungsi

berkaitan
sesuai

eksekutif

dengan

dengan

dan

tugas

penyelenggaraan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan yang berlaku.
2. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya
disebut KPK adalah Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana

Korupsi

sebagaimana

dimaksud

dalam

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
untuk selanjutnya disebut dengan LHKPN adalah
laporan dalam bentuk cetak dan/atau bentuk
lainnya

tentang

uraian

dan

rincian

informasi

mengenai harta kekayaan, data pribadi, termasuk
penghasilan, pengeluaran dan data lainnya atas
harta kekayaan Penyelenggara Negara.
4. e-LHKPN

adalah

penyampaian

laporan

harta

kekayaan secara elektronik yang dilakukan oleh
Penyelenggara Negara kepada KPK.
5. Wajib Lapor LHKPN adalah pejabat yang ditetapkan
oleh

Menteri

Kelautan

menyampaikan

dan

dan

Perikanan

mengumumkan

untuk
harta

kekayaannya.
6. Pengelola LHKPN adalah unit yang mengelola dan
mengkoordinasikan LHKPN.
7. Pendaftaran

adalah

penyampaian

LHKPN

oleh

Penyelenggara Negara kepada KPK.
8. Pengumuman adalah pengumuman LHKPN oleh
Penyelenggara Negara kepada publik.

-6-

9. Admin Instansi adalah pegawai yang ditunjuk oleh
instansi untuk mengelola aplikasi e-LHKPN di
lingkungan instansinya.
10. Admin Unit Kerja adalah pegawai yang ditunjuk oleh
instansi untuk mengelola aplikasi e-LHKPN di
lingkungan unit kerjanya.
11. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
12. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.

BAB II
WAJIB LAPOR

Pasal 2
(1)

Penyelenggara Negara wajib menyampaikan LHKPN.

(2)

Penyelenggara Negara yang wajib menyampaikan
LHKPN di lingkungan Kementerian terdiri dari:
a. Menteri;
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya;
c. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
d. Auditor;
e. Pejabat yang mengeluarkan perizinan, baik yang
berada di pusat maupun di daerah;
f.

Pejabat

pembuat

regulasi

di

lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan;
g. Kepala Unit Pelaksana Teknis;
h. Pejabat Pengelola Anggaran; dan
i.
(3)

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa.

Rincian nama jabatan Penyelenggara Negara yang
wajib

menyampaikan

LHKPN

sebagaimana

-7-

dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran
I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

BAB III
PENYAMPAIAN LHKPN

Pasal 3
(1)

Penyelenggara Negara yang wajib menyampaikan
LHKPN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) kepada KPK pada saat:
a. Pengangkatan pertama kali menjabat sebagai
Penyelenggara Negara;
b. Pengangkatan kembali sebagai Penyelenggara
Negara setelah berakhirnya masa Jabatan atau
Pensiun; atau
c. Berakhir masa jabatan atau pensiun sebagai
Penyelenggara Negara.

(2)

Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan dalam jangka waktu paling
lambat

3

(tiga)

bulan

terhitung

sejak

saat

pengangkatan pertama /pengangkatan kembali /
berakhir jabatan sebagai Penyelenggara Negara.

Pasal 4
(1)

Penyampaian LHKPN selama Penyelenggara Negara
menjabat dilakukan secara periodik setiap 1 (satu)
tahun sekali atas Harta Kekayaan yang diperoleh
sejak

tanggal

1

Januari

sampai

dengan

31

Desember.
(2)

Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan dalam jangka waktu paling

-8-

lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

Pasal 5
(1) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dan Pasal 4 dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. melalui

aplikasi

e-LHKPN

pada

alamat

www.elhkpn.kpk.go.id; atau
b. mengisi formulir LHKPN format excel yang dapat
diunduh

melalui

www.kpk.go.id/layanan-

publik/lhkpn.
(2) Penyampaian Formulir LHKPN dalam bentuk file
excel

yang

penyimpanan

telah

disimpan

data

elhkpn@kpk.go.id

disampaikan
atau

dalam

media

melalui

diserahkan

email
kepada

Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN.
(3) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dilakukan secara langsung di kantor
KPK atau melalui Pos.
(4) Bentuk dan Format LHKPN sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama;
b. Jabatan;
c. Instansi;
d. Tempat dan Tanggal Lahir;
e. Alamat;
f. Identitas Istri atau Suami;
g. Identitas Anak;
h. Jenis, Nilai dan Asal Usul Perolehan Harta
Kekayaan yang dimiliki;
i. Besarnya penghasilan dan pengeluaran;
j. Surat Kuasa mendapatkan data keuangan;

-9-

k. Surat Kuasa mengumumkan harta kekayaan;
dan
l. Surat Pernyataan.

BAB IV
PENGELOLA LHKPN

Pasal 6
(1)

Untuk

mengelola

dan

mengkoordinir

LHKPN

dibentuk Unit Pengelola LHKPN yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri;
(2)

Unit Pengelola LHKPN sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari:
a. Koordinator: Sekretaris Jenderal.
b. Wakil Koordinator 1: Inspektur Jenderal.
c. Wakil Koordinator 2: Kepala Biro SDM Aparatur;
d. Administrator:

pejabat

yang

ditunjuk

oleh

Menteri sebagai Admin Instansi.
e. Admin Unit Kerja: Pengelola Aplikasi e-LHKPN di
setiap Unit Kerja Eselon I.
(3)

Unit Pengelola LHKPN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mempunyai tugas:
a. Koordinator:
berkoordinasi dengan KPK dalam hal monitoring
dan evaluasi terhadap kepatuhan wajib LHKPN
dalam melaporkan dan mengumumkan harta
kekayaannya

serta

pemanfaatan

Aplikasi

e-

LHKPN dalam www.elhkpn.kpk.go.id.
b. Administrator:
1) Menyampaikan data kepegawaian dan data
perubahan jabatan Wajib LHKPN kepada KPK

- 10 -

paling lambat 15 Desember setiap tahun;
2) Melakukan pemutakhiran data sebagaimana
dimaksud pada angka 1) ke dalam Aplikasi eLHKPN;
3) Mengingatkan

Wajib

LHKPN

dilingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk
mematuhi

kewajiban

penyampaian

dan

pengumuman LHKPN.
4) Membuat akun admin unit kerja, verifikasi
pendaftaran wajib lapor baru dan update
perubahan data wajib lapor.
(4)

Admin Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf e bertugas:
a. Membuat

akun

Penyelenggara

Negara/Wajib

LHKPN;
b. Membuat/Update daftar wajib lapor;
c. Melakukan pendampingan pengisian/e-filling;
d. Memonitor pelaporan LHKPN di masing-masing
Unit

Kerja

untuk

selanjutnya

disampaikan

kepada Admin Instansi.

BAB V
SANKSI

Pasal 7
Penyelenggara
LHKPN,

Negara

sebagaimana

yang

tidak

dimaksud

menyampaikan

dalam

Pasal

2

diberikan sanksi disiplin tingkat berat sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

- 11 -

BAB VI
TATA CARA PENJATUHAN SANKSI
Pasal 8
(1)

Tata cara penjatuhan sanksi disiplin sebagaimana
dimaksud

dalam

Pasal

7

dilakukan

dengan

ketentuan sebagai berikut:
a. diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3
(tiga) kali, dengan masing-masing tenggat waktu
surat selama 1 (satu) bulan;
b. jika

sampai

peringatan

menyampaikan

LHKPN

ketiga
maka

belum
kepada

Penyelenggara Negara tersebut diberikan sanksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;
c. Penjatuhan sanksi disiplin dilakukan dengan
pemeriksaan terlebih dahulu oleh Inspektorat
Jenderal.
(2)

Penjatuhan sanksi terhadap Wajib LHKPN yang
tidak

mematuhi

ketentuan/kewajibannya

diputuskan dalam rapat tim etika dan pembinaan
disiplin ASN.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka
Peraturan

Menteri

Kelautan

dan

Perikanan

Nomor

22/PERMEN-KP/2013 tentang Pelaporan Harta Kekayaan
Penyelenggara

Negara

Kelautan

dan

Indonesia

Tahun

Di

Perikanan
2013

dinyatakan tidak berlaku.

Lingkungan
(Berita

Nomor

Kementerian

Negara

970),

Republik

dicabut

dan

- 12 -

Pasal 10
Peraturan

Menteri

mulai

berlaku

pada

tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan dan
mengundangkan

Peraturan

Menteri

ini

dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

Di undangkan di Jakarta
Pada Tanggal ...................
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR

- 13 -

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

/PERMEN-KP/2017

TENTANG
PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA
NEGARA

DI

LINGKUNGAN

KEMENTERIAN

KELAUTAN DAN PERIKANAN

NAMA JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN YANG WAJIB MELAPORKAN HARTA KEKAYAAN YANG
DIMILIKINYA

A. PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA
1.

Sekretaris Jenderal;

2.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut;

3.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap;

4.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya;

5.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan
Perikanan;

6.

Direktur

Jenderal

Pengawasan

Sumber

Daya

Kelautan

dan

Manusia

Kelautan

dan

Perikanan;
7.

Inspektur Jenderal;

8.

Kepala

Badan

Riset

Sumber

Daya

Perikanan;
9.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan
Hasil Perikanan;

10. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya;
11. Staf

Ahli

Menteri

Bidang

Kemasyarakatan

dan

Antarlembaga; dan
12. Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut.

Hubungan

- 14 -

B. PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA PUSAT
1.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Biro Perencanaan;

2.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Biro

Sumber Daya Manusia

Aparatur;
3.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Biro Hukum dan Organisasi;

4.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Biro Kerja Sama dan Hubungan
Masyarakat;

5.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Biro Keuangan

6.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Biro Umum;

7.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Data, Statistik, dan
Informasi;

8.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Direktorat Jenderal
Pengelolaan Ruang Laut;

9.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Perencana Ruang Laut;

10. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Pendayagunaan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil;
11. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Jasa Kelautan;
12. Pejabat

Pimpinan

Tinggi

Pratama

Direktorat

Konservasi

dan

Keanekaragaman Hayati Laut;
13. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap;
14. Pejabat

Pimpinan

Tinggi

Pratama

Direktorat

pengelolaan

Sumberdaya Ikan;
15. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Kapal Perikanan dan
Alat Penangkapan Ikan;
16. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Pelabuhan Perikanan;
17. Pejabat

Pimpinan

Tinggi

Pratama

Direktorat

Perizinan

dan

Kenelayanan;
18. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya;

- 15 -

19. Pejabat

Pimpinan

Tinggi

Pratama

Direktorat

Kawasan

dan

Kesehatan Ikan;
20. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Perbenihan;
21. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Pakan dan Obat Ikan;
22. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Produksi dan Usaha
Budidaya;
23. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Jenderal Penguatan
Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan;
24. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Sistem Logistik;
25. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Bina Mutu dan
Diversifikasi Produk Kelautan;
26. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Pemasaran;
27. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Usaha dan Investasi;
28. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan;
29. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Pengoperasian Kapal
Pengawas;
30. Pejabat

Pimpinan

Tinggi

Pratama

Direktorat

Pengawasan

Direktorat

Pengawasan

Pengelolaan Sumber Daya Kelautan;
31. Pejabat

Pimpinan

Tinggi

Pratama

Pengelolaan Sumber Daya Perikanan;
32. Direktur Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Direktorat Penanganan
Pelanggaran;
33. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Inspektorat Jenderal;
34. Inspektur I;
35. Inspektur II;
36. Inspektur III;
37. Inspektur IV;
38. Inspektur V;

- 16 -

39. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Badan Riset Sumber
Daya Manusia Kelautan dan Perikanan;
40. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Riset Kelautan;
41. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Perikanan;
42. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan;
43. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Pelatihan dan Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan;
44. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan;
45. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Karantina Ikan;
46. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Pengendalian Mutu; dan
47. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pusat Standarisasi Sistem dan
Kepatuhan.
C. AUDITOR
D. PEJABAT YANG MENGELUARKAN PERIZINAN, BAIK YANG BERADA DI
PUSAT MAUPUN DI DAERAH
E. PEJABAT

PEMBUAT

REGULASI

DI

LINGKUNGAN

KEMENTERIAN

KELAUTAN DAN PERIKANAN
F. KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS
1.

Kepala Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang;

2.

Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta;

3.

Kepala

Pelabuhan

Perikanan

Samudera

Kendari,

Sulawesi

Tenggara;
4.

Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Jawa Tengah;

5.

Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Sumatera Barat;

6.

Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Sumatera Utara;

7.

Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara;

- 17 -

8.

Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon, Maluku;

9.

Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu,

Jawa

Barat;
10. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate, Maluku Utara;
11. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Jawa Timur;
12. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat,

Kalimantan

Barat;
13. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga, Sumatera Utara;
14. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual, Maluku;
15. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, Jawa Barat;
16. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah;
17. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Jawa Timur;
18. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjungpandan, Bangka
Belitung;
19. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungai Liat, Pangkal
Pinang;
20. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan, DenpasarBali;
21. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, Banten;
22. Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Teluk Batang;
23. Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara;
24. Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung;
25. Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi;
26. Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo;
27. Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar;
28. Kepala Balai Budidaya Air Tawar Jambi;
29. Kepala Balai Perikanan Budidaya Mandiangin;
30. Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam;
31. Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok;

- 18 -

32. Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon;
33. Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee;
34. Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu;
35. Kepala

Balai

Layanan

Usaha

Produksi

Perikanan

Budidaya,

Karawang;
36. Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan kekerangan Karang
Asem, Bali;
37. Kepala Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan, Serang;
38. Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan;
39. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir & Laut Padang;
40. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir & Laut Pontianak;
41. Kepala Balai pengelolaan Sumber Daya Pesisir & Laut Makassar;
42. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir & Laut Denpasar;
43. Kepala Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir & Laut Sorong;
44. Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang;
45. Kepala Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru;
46. Kepala Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir & Laut Serang;
47. Kepala Pangkalan Psdkp Jakarta;
48. Kepala Pangkalan PSDKP Bitung;
49. Kepala Stasiun Psdkp Belawan;
50. Kepala Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta;
51. Kepala Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang;
52. Kepala Balai Penelitian Pemulihan Dan Konservasi Sumber Daya
Ikan, Jatiluhur Purwakarta;
53. Kepala Balai Litbang Budidaya Air Payau, Maros;
54. Kepala Balai Litbang Budidaya Air Tawar, Bogor;
55. Kepala Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi;
56. Kepala Balai Litbang Budidaya Ikan Hias, Depok;

- 19 -

57. Kepala Balai Besar Litbang Budidaya Laut, Gondol Buleleng
Singaraja;
58. Kepala Balai Penelitian Dan Observasi Laut, Perancak Bali;
59. Kepala Loka Penelitian Perikanan Tuna;
60. Kepala Loka Litbang Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan;
61. Direktur Politeknik Kp Bitung;
62. Direktur Politeknik Kp Sidoarjo;
63. Direktur Politeknik Kp Sorong;
64. Kepala Supm Ladong Aceh;
65. Kepala SUPM Pariaman;
66. Kepala SUPM Kota Agung;
67. Kepala SUPM Pontianak;
68. Kepala SUPM Tegal;
69. Kepala SUPM Bone;
70. Kepala SUPM Waiheru Ambon;
71. Kepala SUPM Sorong;
72. Kepala Balai Diklat Aparatur Sukamandi;
73. Kepala BPPP Belawan;
74. Kepala BPPP Tegal;
75. Kepala BPPP Banyuwangi;
76. Kepala BPPP Aertembaga;
77. Kepala Bppp Ambon;
78. Kepala Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta;
79. Kepala STP Bogor;
80. Kepala Balai Besar KIPM Jakarta I;
81. Kepala Balai Besar KIPM Makassar;
82. Kepala Balai Uji Standar KIPM;
83. Kepala Balai KIPM Kelas I Denpasar;

- 20 -

84. Kepala Balai KIPM Kelas I Surabaya I;
85. Kepala Balai KIPM Kelas I Medan I;
86. Kepala Balai KIPM Kelas I Balikpapan;
87. Kepala Balai KIPM Kelas II Mataram;
88. Kepala Balai KIPM Kelas II Palembang;
89. Kepala Balai KIPM Kelas I Jayapura;
90. Kepala Balai KIPM Kelas II Manado;
91. Kepala Balai KIPM Kelas I Jakarta II;
92. Kepala Balai KIPM Kelas I Surabaya II;
93. Kepala Balai KIPM Kelas II Semarang;
94. Kepala Balai KIPM Kelas II Banjarmasin;
95. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Pekanbaru;
96. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Pontianak;
97. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Padang;
98. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Kendari;
99. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Jambi;
100. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Bengkulu;
101. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Palu;
102. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Lampung;
103. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Palangkaraya;
104. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Pangkal Pinang;
105. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Ternate;
106. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Yogyakarta;
107. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Ambon;
108. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Aceh;
109. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Batam;
110. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Gorontalo;
111. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Luwuk Banggai;

- 21 -

112. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Entikong;
113. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Pinang;
114. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Balai Asahan;
115. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Bima;
116. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Tahuna;
117. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Tarakan;
118. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Sorong;
119. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Bau-bau;
120. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Cirebon;
121. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Merauke;
122. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Merak;
123. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Mamuju;
124. Kepala Stasiun KIPM Kelas I Medan II;
125. Kepala Stasiun KIPM Kelas II Bandung;
126. Kepala Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan;
127. Kepala Loka Litbang Budidaya Rumput laut;
128. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang;
129. Kepala SUPM Kupang;
130. Kepala Pangkalan PSDKP Lampulo;
131. Kepala Pangkalan PSDKP Batam;
132. Kepala Pangkalan PSDKP Tual;
133. Kepala Stasiun PSDKP Cilacap;
134. Kepala Stasiun PSDKP Kupang;
135. Kepala Stasiun PSDKP Tarakan;
136. Kepala Stasiun PSDKP Tahuna;
137. Kepala Stasiun PSDKP Ambon;
138. Kepala Stasiun PSDKP Biak;
139. Kepala Stasiun PSDKP Pontianak.

- 22 -

G. PENGELOLA ANGGARAN
1.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

2.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

3.

Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);

4.

Bendahara Penerimaan; dan

5.

Bendahara Pengeluaran.

H. PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA
1.

Anggota Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan/Tim
Pengadaan; dan

2.

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI