PENGARUH PENAMBAHAN MANIPULASI SARAF FASIALIS PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN Pengaruh Penambahan Manipulasi Saraf Fasialis Pada Terapi Latihan Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Bell's Palsy.

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN MANIPULASI SARAF FASIALIS PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

FUNGSIONAL BELL’S PALSY

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Fisioterapi

Disusun Oleh : PITA SEPTIANA SARI

NIM. J110090022

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013


(2)

ii

PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN MANIPULASI SARAF FASIALIS PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

FUNGSIONAL BELL’S PALSY

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi jurusan Fisioterapi DIV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Hari : Rabu Tanggal : 03 Juli 2013

Telah disetujui Oleh :

Pembimbing I,

Umi Budi Rahayu, S.Pd, SSt.FT, M.Kes

Pembimbing II,


(3)

(4)

(5)

v

DEKLARASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Pita Septiana Sari

NIM : J110090022

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Jurusan : Diploma IV Fisioterapi

Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Manipulasi Saraf Fasialis Pada Terapi Latihan Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Bell’s Palsy

Menyatakan bahwa Skripsi tersebut adalah karya saya sendiri dan bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Surakarta, Juli 2013

Peneliti


(6)

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kupersembahkan untuk : 1. ALLAH SWT beserta Rasul-Nya

Alhamdullilah, Alhamdullilah ku persembahkan karya ini KepadaMU YA ALLAH Sebagai wujud rasa Syukur yang teramat banyak padaMU Tuhan Semesta Alam Semoga menjadikan Amal yang Barokah disisiMU YA Robb.. 2. Ibu dan Bapakku Tercinta dan tersayang

Sosok yang penuh kasih saying yang telah memberikan kasih dan cintanya tanpa syarat apapun, yang selalu mendukung disaat jatuh dan mengingatkan disaat bangkit. Kerja keras itu akan berbuah kebahagiaan suatu hari nanti.. Terimakasih Ibu, Bapak atas Do’a yang tak henti-hentinya dipanjatkan kepada ALLAH SWT, semoga jasa Ibu dan Bapak dibalas dengan hal yang sangat terindah olehNYA...

3. Kakakku dan keluarga besarku tercinta

Kakak perempuanku yang selalu mendukungku, terimakasih banyak, Kakak adalah sosok kakak yang sangat membanggakan. Keluarga besarku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, terimakasih atas Do’a dan dukungannya, Semoga ALLAH SWT selalu mentautkan Hati kita hanya kepadaNYA... 4. Teman-teman seperjuanganku dan pacarku yang setia

yang selalu memberikan kekuatan, semangat disaat-saat tersulit, serta memberikan nasihat, bimbingan dan do’a-do’a terbaiknya. Terimakasih banyak untuk semuanya, terutama kalian Fifien Okfiananita dan Farid Rahman yang sudah membantu banyak hal,. untuk pacarku Wahyu Budiyanto kamu inspirasiku, kamu penyemangatku,..terimakasih banyak semoga Allah selalu membimbing cinta kita dijalanNYA dan semoga Allah selalu mendekatkan kita semua,.. AMIN


(7)

vii RINGKASAN

( Pita Septiana Sari, 03 Juli 2013, 37 Halaman)

PENGARUH PENAMBAHAN MANIPULASI SARAF FASIALIS PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

FUNGSIONAL BELL’S PALSY

Bell’s palsy merupakan kelumpuhan wajah fase akut yang penyebabnya

tidak diketahui, diduga karena proses inflamasi non supuratif saraf fasialis yang terjadi di foramen stylomastoideus atau sedikit dibagian proksimal dari foramen tersebut (Raj, 2006). Permasalahan yang timbul pada bell’s palsy dimulai dengan adanya nyeri didaerah processus mastoideus yang kemudian terjadi kelumpuhan pada salah satu sisi wajah (Teixeira et al., 2008). Dimana inti motorik nervus VII terletak di pons. Serabutnya mengitari nervus VI, dan keluar di bagian leteral pons. Nervus intermedius keluar di permukaan lateral pons, di antara nervus V dan nervus VIII. Nervus VII bersama nervus intermedius dan nervus VIII memasuki meatus akustikus internus. Di sini nervus fasialis bersatu dengan nervus intermedius dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis dan kemudian masuk ke dalam os mastoid. Ia keluar dari tulang tengkorak melalui foramen stilomastoid, dan bercabang untuk mensarafi otot- otot wajah (Lumbantobing, 2007).

Disini terapi menggunakan terapi latihan yang berupa mirror exercise

dengan metode biofeedback yaitu dengan melakukan gerakan aktif otot wajah seperti mengangkat alis, mengkerutkan dahi, menutup mata, tersenyum dan bersiul dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot wajah serta mencegah terjadinya potensial kontraktur otot wajah. Dengan dilakukannya kontraksi berulang-ulang, maka secara bertahap kekuatan otot wajah akan meningkat. Dengan dilakukannya penambahan manipulasi saraf fasialis yaitu suatu teknik manipulasi dengan melakukan gliding, menggunakan jari dengan arah

chepalo-caudal dengan gerakan pelan dan tekanan tidak terlalu kuat untuk menghindari

penderita merasakan nyeri yang bertambah, teknik ini dilakukan pada bagian anterior foramen stylomastoideus (Barral, 2009). Teknik gliding bisa berfungsi sangat baik untuk permasalahan saraf, di mana nyeri merupakan gejala utama. Hal ini menghasilkan peningkatan aliran darah sehingga meningkatkan oksigenasi dari jaringan saraf. Hasilnya terjadi perbaikan siklus hipoksia yang berkembang pada saraf, sehingga dimungkinkan saat asupan oksigen terpenuhi dengan baik ke jaringan sekitar akan membantu proses peningkatan asupan oksigen ke jaringan, sehingga terjadi proses perbaikan disfungsi otot wajah (Shacklock, 2005).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental dan menggunakan pendekatan metode penelitian single-case research serta desain yang digunakan adalah A-B-A Design, dengan ketentuan, A1 adalah kondisi

baseline awal sebelum diberi perlakuan. B adalah kondisi pemberian treatment,

A2 adalah kondisi baseline pengulangan atau follow up setelah pemberian intervensi (Horner et al., 2005). Untuk mengetahui hasil dari peningkatan


(8)

viii

kemampuan fungsional pada Bell’s Palsy dengan menggunakan alat ukur Ugo

Fisch Scale, dan hasil dari penelitian ini yaitu responden yang diberikan perlakuan

penambahan manipulasi saraf fasialis pada terapi latihan terjadi peningkatan yang lebih signifikan yaitu dengan hasil nilai akhir Ugo Fisch Scale 100 poin/normal, sedangkan pada responden yang hanya diberikan perlakuan terapi latihan mengalami sedikit peningkatan yaitu nilai akhir Ugo Fisch Scale 54 poin/kelumpuhan sedang. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor usia, dimana responden perlakuan usianya 17 tahun, ini terpaut jauh dari responden kontrol yang berusia 55 tahun. Dalam fase regenerasi saraf, pada usia muda regenerasi terjadi lebih cepat dibandingkan pada usia tua, karena untuk perbaikan jaringan maupun saraf, usia tua sudah mulai menurun, lamanya waktu perbaikan dua kali lipat dari pada usia muda.

Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan fungsional pada Bell’s

Palsy lebih baik dengan dilakukannya penambahan manipulasi saraf fasialis pada

terapi latihan dibandingkan hanya diberikan terapi latihan saja, dan saran bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan responden yang lebih banyak dan lebih homogen, usia antara responden satu dengan yang lain tidak teraput jauh, agar hasil penelitian dapat lebih maksimal.


(9)

ix ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, JULI 2013 PITA SEPTIANA SARI

“PENGARUH PENAMBAHAN MANIPULASI SARAF FASIALIS PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL BELL’S PALSY”.

V Bab, 37 Halaman, 3 Tabel, 4 Gambar, 9 Grafik, 11 Lampiran

(Pembimbing : Umi Budi Rahayu, S.Pd, SSt.FT, M.Kes. dan Wahyuni, SSt.FT, SKM, M.Kes.)

Latar Belakang: Bell’s palsy merupakan kelumpuhan wajah fase akut yang penyebabnya tidak diketahui, diduga karena proses inflamasi non supuratif saraf fasialis yang terjadi di foramen stylomastoideus. Permasalahan yang timbul pada

bell’s palsy dimulai dengan adanya nyeri didaerah processus mastoideus yang

kemudian terjadi kelumpuhan pada salah satu sisi wajah yang menyebabkan kemampuan fungsional salah satu sisi wajah menurun.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh penambahan manipulasi saraf fasialis pada terapi latihan terhadap peningkatan kemampuan fungsional Bell’s Palsy.

Metode Penelitian: quasi experimental dan menggunakan pendekatan metode penelitian single-case research serta desain yang digunakan adalah A-B-A

Design. Responden yang diteliti berjumlah 2 orang, yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian dengan eksperimen dianalisa dengan

Single-Case Research, data dianalisa menggunakan statistik deskriptif menggunakan

grafik garis sebagai suatu gambaran dari pelaksanaan dan hasil eksperimen. Hasil penelitian: single-case research serta menggunakan A-B-A Design, fase

Baseline 1 selama 7 hari awal, fase Treatment selama 14 hari, dan fase Baseline 2

selama 7 hari akhir/ follow up. menunjukkan ada perbedaan yang bermakna, dimana pasien yang diberi Penambahan Manipulasi Saraf Fasialis pada Terapi Latihan mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai Ugo Fisch Scale

akhir 100 poin, (Derajat I) Normal, sedangkan pasien yang hanya diberi Terapi Latihan mengalami sedikit peningkatan dengan nilai Ugo Fisch Scale akhir 54 poin (Derajat III) Kelumpuhan sedang.

Kesimpulan: Penambahan manipulasi saraf fasialis pada terapi latihan terbukti dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada Bell’s Palsy dari pada hanya diberi terapi latihan.


(10)

x

ABSTRACT

PHYSIOTHERAPY IV STUDY DIPLOMA PROGRAM FACULTY OF HEALTH MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA THESIS, JULY 2013 PITA SEPTIANA SARI

"EFFECT OF FACIAL NERVE MANIPULATION ADDITION TO THERAPY FUNCTIONAL TRAINING TO INCREASE CAPACITY BELL’S PALSY".

5 Chapter , 37 pages, 3 Tables, 4 Pictures, 9 Graphs, 11 Appendixs

(Advisor: Umi Budi Rahayu, S. Pd, SSt.FT, Kes., and Wahyuni, SSt.FT, SKM, M. Kes.)

Background: Bell's palsy is a paralysis of the face of the acute phase of unknown cause, allegedly due to non-suppurative inflammatory process that occurs in the facial nerve foramen stylomastoideus. The problems that arise in bell's palsy starts with pain area mastoid processus ensuing paralysis on one side of the face that causes functional ability one side face down.

Objective: To determine the effect of the manipulation of the facial nerve on exercise therapy to increase the functional capability of Bell's Palsy. Methods: This quasi-experimental approaches and research methods as well as the single-case research design used is ABA Design. Respondents surveyed amounted to 2 people, which according to the inclusion and exclusion criteria. The results are analyzed with experiments with Single-Case Research, the data were analyzed using descriptive statistics using line graphs as a description of the implementation and experimental results.

The result: a single-case research and using ABA Design, Baseline phase 1 for 7 days early, phase of treatment for 14 days, and the Baseline phase 2 for 7 days end / follow-up. showed no significant differences, in which patients were given the addition of the facial nerve Manipulation Therapy Exercise significantly increased the value of the end Ugo Fisch Scale 100 points, (Grade I) Normal, whereas patients who were given therapy exercises experienced a slight increase in the value of Ugo Fisch Scale final 54 points (Grade III) Paralysis being.

Conclusion: The addition of facial nerve manipulation on exercise therapy shown to improve functional capacity in Bell's palsy than in just given exercise therapy. Keywords: Facial Nerve Manipulation, Therapeutic Exercise, Bell's Palsy


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya dan tak lupa sholawat serta salam tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penambahan Manipulasi Saraf Fasialis Pada Terapi Latihan Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Bell’s Palsy”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Unuversitas Muhammadiyah Surakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Arif Widodo, A. Kep, M. Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Umi Budi Rahayu, S.Pd, SSt.FT, M.Kes, selaku Kepala Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan dan selaku pembimbing I yang dengan kesabarannya memberikan bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Wahyuni, SSt.FT, SKM, M.Kes, selaku pembimbing II yang dengan kesabarannya memberikan bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini. 4. Isnaini Herawati, SSt.FT, S.Pd, M.Sc, selaku penguji II yang dengan


(12)

xii

5. Totok Budi Santoso, SSt.FT, MPH, selaku penguji III yang dengan bijak memberi masukan untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Sugiono, SSt.FT, selaku koordinator skripsi yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak/ Ibu Dosen Fisioterapi Diploma IV Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah berkenan memberikan ilmunya kepada penulis. 8. Keluarga besar yang tak henti-hentinya selalu mendukung dan

membantu, terutama kedua orang tua yang selalu berdo’a untuk keberhasilan penulis.

9. Tak lupa juga kepada teman-temanku tersayang yang selalu mendukung dan membantu banyak hal dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga setelah selesainya menjadi seorang mahasiswa, tetap saling berkomunikasi dan menjadikan fisioterapi lebih maju dan berkembang dimasyarakat.

Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan pemikiran yang cemerlang sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, meskipun akhirnya masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penulisan skripsi ini.

Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Juli 2013


(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PENETAPAN PENGUJI ……… iv

DEKLARASI ……….. v

PERSEMBAHAN ……… vi

RINGKASAN ……….. vii

ABSTRAK ……… ix

KATA PENGANTAR ……….. xi

DAFTAR ISI ………. xiii

DAFTAR TABEL ………. … xvi

DAFTAR GAMBAR……… xvii

DAFTAR GRAFIK ….………. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 2

C. Tujuan Penelitian ………. 3


(14)

xiv BAB II LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori ………. 4

1. Bell’s Palsy ………. 4

a. Etiologi Bell’s Palsy ………. 4

b. Patologi Bell’s Palsy……….. 5

c. Tanda dan Gejala Bell’s Palsy ……….. 6

d. Komplikasi pada Bell’s Palsy ……… 6

e. Permasalahan pada Bell’s Palsy ………. 7

2. Mirror Exercise ……… 8

3. Manipulasi Saraf Fasialis ………... 9

B. Kerangka Berfikir ………. 11

C. Kerangka Konsep ……… 12

D. Hipotesis ………. 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 13

B. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 13

C. Populasi dan Sampel ………... 13

1. Populasi ………. 13

2. Sampel ……… 13

D. Variabel ……… 14

1. Variable Bebas ……….. 14

2. Variabel Terikat ………. 14

E. Definisi Konseptual ………. 14

1. Terapi Latihan ……… 14

2. Manipulasi Saraf Fasialis ……….. 15

3. Kemampuan Fungsional Wajah ……….... 15

F. Definisi Operasional ……… 16

1. Terapi Latihan ……… 16

2. Manipulasi Saraf Fasialis ……….. 16

3. Kemampuan Fungsional Wajah ……… 16


(15)

xv

1. Tahap Persiapan ……… 17

2. Pengisian Informed Consent ………. 17

3. Tahap Penelitian ……… 17

H. Teknik Analisis Data ………... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian ………. 20

B. Hasil Penelitian ……… 21

1. Data Ugo Fisch Scale responden perlakuan ………. 21

2. Data Ugo Fisch Scale responden kontrol ………. 21

C. Pembahasan ……… 22

D. Keterbatasan Penelitian ………. 36

BAB V A. Kesimpulan ……… 37

B. Saran ……….. 37 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ……… 20 Tabel 4.2 Nilai Ugo Fisch Scale responden perlakuan ……….. 21 Tabel 4.3 Nilai Ugo Fisch Scale responden kontrol ………. 21


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perjalanan saraf fasialis ……….. 4

Gambar 2.2 Manipulation of the facial nerve ……… 10

Gambar 2.3 Kerangka pikir penelitian ………... 11


(18)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.4 Distribusi data Ugo Fisch Scale responden perlakuan …... 22

Grafik 4.5 Distribusi data subtest fase Baseline 1 ……… 23

Grafik 4.6 Distribusi data subtest fase Treatment ……… 23

Grafik 4.7 Distribusi data subtest fase Baseline 2 ……… 25

Grafik 4.8 Distribusi data Ugo Fisch Scale responden kontrol ……… 27

Grafik 4.9 Distribusi data subtest fase Baseline 1 ……… 27

Grafik 4.10 Distribusi data subtest fase Treatment ……… 28

Grafik 4.11 Distribusi data subtest fase Baseline 2 ……… 29


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian Lampiran 2 Surat persetujuan

Lampiran 3 Surat pernyataan melakukan penelitian Lampiran 4 Kondisi penderita Bell’s Palsy

Lampiran 5 Fase-fase pada Bell’s Palsy

Lampiran 6 Otot-otot Wajah beserta fungsinya Lampiran 7 Terapi Latihan dengan Mirror Exercise

Lampiran 8 Manipulasi Saraf Fasialis

Lampiran 9 Data penghitungan hasil Ugo Fisch Scale kedua responden Lampiran 10 Dokumentasi


(1)

xiv BAB II LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori ………. 4

1. Bell’s Palsy ………. 4

a. Etiologi Bell’s Palsy ………. 4

b. Patologi Bell’s Palsy……….. 5

c. Tanda dan Gejala Bell’s Palsy ……….. 6

d. Komplikasi pada Bell’s Palsy ……… 6

e. Permasalahan pada Bell’s Palsy ………. 7

2. Mirror Exercise ……… 8

3. Manipulasi Saraf Fasialis ………... 9

B. Kerangka Berfikir ………. 11

C. Kerangka Konsep ……… 12

D. Hipotesis ………. 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 13

B. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 13

C. Populasi dan Sampel ………... 13

1. Populasi ………. 13

2. Sampel ……… 13

D. Variabel ……… 14

1. Variable Bebas ……….. 14

2. Variabel Terikat ………. 14

E. Definisi Konseptual ………. 14

1. Terapi Latihan ……… 14

2. Manipulasi Saraf Fasialis ……….. 15

3. Kemampuan Fungsional Wajah ……….... 15

F. Definisi Operasional ……… 16

1. Terapi Latihan ……… 16

2. Manipulasi Saraf Fasialis ……….. 16

3. Kemampuan Fungsional Wajah ……… 16


(2)

xv

1. Tahap Persiapan ……… 17

2. Pengisian Informed Consent ………. 17

3. Tahap Penelitian ……… 17

H. Teknik Analisis Data ………... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian ………. 20

B. Hasil Penelitian ……… 21

1. Data Ugo Fisch Scale responden perlakuan ………. 21

2. Data Ugo Fisch Scale responden kontrol ………. 21

C. Pembahasan ……… 22

D. Keterbatasan Penelitian ………. 36

BAB V A. Kesimpulan ……… 37

B. Saran ……….. 37 DAFTAR PUSTAKA


(3)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ……… 20 Tabel 4.2 Nilai Ugo Fisch Scale responden perlakuan ……….. 21 Tabel 4.3 Nilai Ugo Fisch Scale responden kontrol ………. 21


(4)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perjalanan saraf fasialis ……….. 4

Gambar 2.2 Manipulation of the facial nerve ……… 10

Gambar 2.3 Kerangka pikir penelitian ………... 11


(5)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.4 Distribusi data Ugo Fisch Scale responden perlakuan …... 22

Grafik 4.5 Distribusi data subtest fase Baseline 1 ……… 23

Grafik 4.6 Distribusi data subtest fase Treatment ……… 23

Grafik 4.7 Distribusi data subtest fase Baseline 2 ……… 25

Grafik 4.8 Distribusi data Ugo Fisch Scale responden kontrol ……… 27

Grafik 4.9 Distribusi data subtest fase Baseline 1 ……… 27

Grafik 4.10 Distribusi data subtest fase Treatment ……… 28

Grafik 4.11 Distribusi data subtest fase Baseline 2 ……… 29


(6)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian Lampiran 2 Surat persetujuan

Lampiran 3 Surat pernyataan melakukan penelitian Lampiran 4 Kondisi penderita Bell’s Palsy

Lampiran 5 Fase-fase pada Bell’s Palsy Lampiran 6 Otot-otot Wajah beserta fungsinya Lampiran 7 Terapi Latihan dengan Mirror Exercise Lampiran 8 Manipulasi Saraf Fasialis

Lampiran 9 Data penghitungan hasil Ugo Fisch Scale kedua responden Lampiran 10 Dokumentasi


Dokumen yang terkait

Manfaat Terapi Manipulasi Saraf Fasialis untuk Meningkatkan Kemampuan Fungsional Otot-Otot Wajah pada Penderita Bell’s Palsy

0 4 5

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOMETRIK PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Penambahan Latihan Isometrik Pada Intervensi Ultrasound Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Pasien Osteoarthritis Lutut.

0 4 15

PENGARUH PENAMBAHAN MANIPULASI SARAF FASIALIS PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN Pengaruh Penambahan Manipulasi Saraf Fasialis Pada Terapi Latihan Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Bell's Palsy.

0 2 15

PENGARUH TERAPI MANIPULASI TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA PASIEN FROZEN SHOULDER PENGARUH TERAPI MANIPULASI TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA PASIEN FROZEN SHOULDER DENGAN KEKAKUAN POLA KAPSULER.

0 3 16

Pengaruh Terapi Manipulasi Pada Kasus Frozen Shoulder Dengan Kekakuan Pola Kapsuler Terhadap Peningkatan Pengaruh Terapi Manipulasi Pada Kasus Frozen Shoulder Dengan Kekakuan Pola Kapsuler Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional.

0 0 18

PENDAHULUAN Pengaruh Terapi Manipulasi Pada Kasus Frozen Shoulder Dengan Kekakuan Pola Kapsuler Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional.

0 4 9

PENGARUH PENAMBAHAN ELECTROMYOSTIMULATION PADA LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP Pengaruh Penambahan Electromyostimulation Pada Latihan Plyometric Terhadap Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Pada Atlet Bola Basket.

0 0 18

Terapi Dekompresi pada Parese Saraf Fasialis Akibat Fraktur Tulang Temporal.

0 2 15

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOTONIC QUADRICEPS PADA ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PENDERITA OSTEOARTHRITIS KNEE NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOTONIC QUADRICEPS PADA ULTRASOUND TERHADAP PENINGK

0 0 18

PENGARUH PENAMBAHAN ULTRASOUND PADA LATIHAN NEURAL STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL WRISTPADA CARPAL TUNNEL SYNDROME NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENAMBAHAN ULTRASOUND PADA LATIHAN NEURAL STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI

1 0 15