Contoh Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan Metode Mencari Pasangan

2. METODE TEHNIK MENCARI PASANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Tercapainya tujuan Pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran guru , siswa ,
masyarakat maupun lembaga terkait lainnya. Sebagai salah satu upaya peningkatan kwalitas
pendidikan menuju tercapainya tujuan tersebut perlu disampaikan suatu upaya perbaikan sistim
pembelajaran inovatif yang merangsang siswa untuk mencintai yang akhirnya mau mempelajari
secara seksama terhadap suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sejarah dalam konsep umum seringkali dipandang sebagai mata pelajaran
hafalan yang membosankan hal tersebut dapat kita ihat dari adanya ketidak tuntasan siswa kelas X
saat ulangan harian pada masing-masing kompetensi dasar, sehingga para guru sejarah harus mulai
mengembangkan sistim pembelajaran inofativ untuk membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran
sejarah.

Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang diberi judul “ METODE
TEHNIK MENCARI PASANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 2 XXX “

B. Identifikasi masalah.

Identifikasi masalah merupakan interpretasi guru :
a. Siswa mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh metode yang
disampaikan oleh guru.
b. Kesulitan belajar siswa nampak pada menurunnya motivasi belajarnya
c. Menurunnya motivasi siswa menyebabkan hasil penilaian siswa yang
diperoleh kurang maksimal

C. Perumusan Masalah.
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan motivasi
hasil belajar siswa ?
2. Seberapa jauh metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan
motivasi hasil belajar siswa ?.

C. Tujuan dan kegunaan penelitian.

1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode tehnik berpasangan.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan metode tehnik
berpasangan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri

2. Kegunaan Penelitian.
a. Untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa khususnya kelas X.
b. Mengembangkan metode pembelajaran Cooperatif Learning sehingga
pembelajaran sejarah tidak monoton.
c. Memberikan motivasi guru untuk menerapkan metode pemelajaran
terpadu
d. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional.

D. Ruang lingkup penelitian.
Ruang lingkup penelitian ini di dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Daerah penelitian atau populasi di dalam penelitian ini adalah siswa
Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx.
2. Aspek-aspek yang diteliti adalah :

a. Metode tehnik mencari pasangan
b. Motivasi hasil belajar siswa.

E. Strategi pendekatan Metodologi .

1. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatip / Inferensial dengan daerah
generalisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx.
2. Masalah yang akan diteliti adalah apakah Metode tehnik mencari
pasangan dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa.

F. Hipotesis.
Menurut Sutrino Hadi (1982) Hipotesis adalah pernyataan yang masih
lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan..
Ha

: Metode Tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan
motivasi hasill belajar siswa pada mata pelajaran sejarah
kelas X di SMA Negeri 2 Xxx.

Ho


: Metode mencari pasangan tidak dapat meningkatkan motivasi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X
di SMA Negeri 2 Xxx.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian tehnik mencari pasangan.

Tehnik menurut kamus WJS Poerwodarminto adalah Metode atau sistim dalam mengerjakan
sesuatu ( 1158 ) Sedangkan Tehnik mencari pasangan ( make-A Match) menurut Loma Curan 1994 :
adalah suatu cara untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mencari pasangannya sesuai dengan
topik yang digunakan saat itu dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocock untuk sesi
review. Satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu kartu
3. Setiap siswa memikirkan jawaban dari kartu yang dipegangnya.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

5. Setiap siswa dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. sisiwa mempresentasikan hasil jawabannya.

Menurut Anita Lie tahun 1999 dalam buku Cooperati Learning :

menyebutkan bahwa

tehnik mencari pasangan merupakan salah satu bentuk tehnik pembe lajaran gotong royong dengan
berpusat pada aktivitas siswa serta menghilangkan dominasi guru danmenggunakan berbagai macam
metode secara terpadu.

2.2. Metode Mengajar.

Menurut Prof.DR. Winarno Surakhmad :metode adalah cara yang sebaik baiknya mencapai
tujuan. Sedangkan mengajar adalah suatu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistimatis
terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.

Perubahan yang dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang harus
dilalui. Tanpa proses itu perubahan tidak mungkin terjadi jika tanpa proses tujuan tak dapat dicapai dan
proses yang dinaksud disni adalah proses pendidikan atau proses educatif.

Dalam strategi pembelajaran komponen yang paling dominan adalah pendekatan dan metode
pembelajaran

Atas dasar pendekatan dan metode inilah, guru menyusun strategi dan langkah langkah
penyampaian materi pembeajaran untuk mencapai tujuan.

Pelaksanaan pembelajaran atau proses pembelajaran merupakan proses transaksional untuk
mengembangkan potensai siswa secara aktif dan kreatifseoiptimal mungkin agar terwujud aktivitas dan
kreativitas siswa selama proses pembelajaran perlu mempertahankan motivasi belajarnya. Untuk itu
proses pembelajaran dibuat penggalan-penggalan kegiatan yaitu pendahuluan , inti dan penutup
Kegiatan pendahuluan untuk menarik perhatian siswa sehingga mereka termotivasi secara aktif
dan kreatif pada kegiatan berikutnya, maka yang perlu dilakukan antara lain : menunjukkan essensi tujuan
yang ingin dicapai selama pembelajaran , mendiskripsikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan
menunjukkan manfaat apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari atau menunjukkan
manfaat apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari materi itu bagi kepentingannya seharisehari.

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian atau evaluasi adalah seluruh alat atau sarana yang digunakan disekolah untuk mengukur
kinerja siswa secara formal, baik berupa kuis, tes, evaluasi tertulis dan pemberian nilai/grades

( Slavin,1994,486 ).
Didalam Kurikulum berbasis Kompetensi dijelaskan tentang evaluasi yaitu penentuan nilai suatu
progrtam dan penentuan pencapaian tujuan suatu program.
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan sustu
criteria tertentu.

Sedangkan proses pemberian nilai dapat saja berbentuk interpretasi yang diakhiri dengan
Judgement. Keduanya merupakan tema penilaian yang membandingkan antara criteria dan kenyataan
dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itulah maka kegiatan penilaian selalauada obyek atau program,
ada criteria dan ada interpretasi/ Judgement ( Nana Sudjana, 2004 ; 3 ).

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
siswa dengan criteria tertentu.
Jika dihubungkan dengan pandangan diatas, dimana penilaian selalu ada obyek yang dinilai dalam konteks
ini tentunya yang dimaksud dengan obyek disini adalah hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa seringkali dihubungkan dengan perubahan tingkah laku yang dalam arti luas
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik . Lebih jauh penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk
memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai
tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya.


Sekali lagi penilain dalam pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar
itu sendiri dimana hubungan dengan metode dan tujuan pembelajaran sangat erat.