NASKAH PUBLIKASI Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2011-2014).

NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN
DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2011-2014)

Disusun Oleh:
FREDY BIANTORO
B 200 110 050

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

i

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen, opini
audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran KAP, ukuran klien,
dan auditor switching.

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2014. Berdasarkan
metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian adalah 140 perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel persentase perubahan ROA dan ukuran KAP secara
signifikan berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan variabel lain dalam
penelitian ini seperti pergantian manajemen, opini audit, financial distress dan
ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan auditor switching.
Kata kunci: pergantian manajemen, opini audit, financial distress, persentase
perubahan ROA, ukuran KAP, ukuran klien, auditor switching

ABSTRACT
This research aim to know the factors that influence companies in
Indonesia to do such auditor switching. Variables that used in this research are
management changes, audit opinion, financial distress, change percentage of
Return on Assets, public accountant firm’s size, client size, and auditor switching.
This research uses financial statements data of manufacturing company
listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) from year 2011-2014. Based on method
purposive sampling, research sample total is 140 companies. Hypothesis in this

research are tested by logistic regression. Result of this research indicates that
variables having which significantly affect the auditor switching are change
percentage of Return on Assets and public accountant firm’s size. On the other
hand, other variables in this research like management changes, audit opinion,
financial distress, and client size do not have significant effect on company
decision to do auditor switching.
Keyword: management changes, audit opinion, financial distress, change
percentage of Return on Assets, public accountant firm’s size, client
size, auditor switching

iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberlakukan adanya
pergantian KAP secara wajib. Pemerintah telah mengatur kewajiban pergantian
KAP tersebut dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik” (pasal 2)
sebagai perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002.
Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat

dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan
oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.
Perubahan yang dilakukan adalah dari 5 tahun menjadi 6 tahun untuk pergantian
KAP (Wijayani dan Januarti, 2011).
Opini audit merupakan informasi penting bagi pemegang saham atau pihak
lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Seperti yang dijelaskan dalam teori
agensi bahwa manajemen sebagai pengelola memiliki kewajiban moral untuk
bertanggung jawab atas wewenang yang diberikan pemegang saham. Pertanggung
jawaban manajemen dapat dinyatakan melalui laporan keuangan yang telah dibuat
dan opini audit merupakan penilaian pihak independen terhadap laporan keuangan
perusahaan. Pernyataan opini dari seorang auditor tersebut dapat mempengaruhi
pandangan dan penilaian dari pemegang saham mengenai kinerja manajemen
dalam mengelola perusahaan. oleh karena itu, manajemen cenderung untuk
menghindari atau tidak menyukai opini qualified (Nikmah dan Rahardjo, 2014).
Peranan manajemen juga sangat penting dalam memilih KAP yang akan
mengaudit laporan keuangan perusahaan mereka. Ketika perusahaaan melakukan
pergantian manajemen maka susunan dewan direksi juga ikut berubah. Sehingga
jika ada pergantian manajemen secara langsung akan berdampak pada auditor

switching karena manajemen yangt baru akan mencari KAP yang sesuai dengan
pelaporan keuangan dan kebijaksanaan (Prasetyaningrum, 2015).

1

KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan. oleh sebab itu, klien besar memiliki kecenderungan lebih rendah
untuk berganti auditor dibandingkan klien yang kecil. Manajemen dan perusahaan
akan mencari KAP yang bereputasi tinggi karena investor dan para pihak yang
menggunakan laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit yang dikeluarkan
oleh KAP yang mempunyai reputasi. Hal tersebut disebabkan karena pada
dasarnya para investor dan para pemakai laporan keuangan menjadikan reputasi
auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan (Mardiyah, 2002).
Menurut Damayanti dan Sudarma dalam Wijayani dan Januarti (2011),
Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu indikator
keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis perusahaan tersebut. Semakin
tinggi nilai persentase perubahan ROA yang dihasilkan berarti semakin efektif
pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan memiliki dorongan kuat
untuk melakukan auditor switching. hal ini dapat disebabkan karena kondisi

perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi
subyektifitas dan kehati-hatian auditor sehingga dalam kondisi ini perusahaan
akan cenderung melakukan auditor switching (Widowati dan Mukodim, 2012).
Ketika perusahaan mengalami masalah keuangan dan kondisi perusahaan tidak
stabil maka perusahaan terdorong untuk sering berganti KAP.
Wijayani dan Januarti (2010) melakukan penelitian dengan variabel
dependen adalah auditor switching dan variabel independen adalah pergantian
manajemen, opini audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran
klien dan ukuran KAP. Didalam penelitian yang dilakukan Wijayani dan Januarti
(2011) menyimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan auditor switching adalah variabel pergantian manajemen dan ukuran
KAP. Sedangkan variabel opini audit, financial distress, persentase perubahan
ROA, dan ukuran klien tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor
switching .
Pada penelitian Astrini dan Muid (2013) membuktikan bahwa variabel
yang secara signifikan berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary

2

hanyalah variabel audit tenure, sedangkan variabel lainya seperti variabel reputasi

auditor, pergantian manajemen, financial distress, dan opini akuntan tidak
menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching secara
voluntary.
Penelitian Sudarno (2012) menyimpulkan bahwa yang berpengaruh
signifikan terhadap pergantian KAP selama lima tahun pengamatan (2006-2010)
pada perusahaan manufaktur adalah ukuran KAP, kesulitan keuangan, pergantian
manajemen, sedangkan yang tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP adalah
kepemilikan publik, pergantian komite audit.
Sinarwati (2010) meneliti tentang mengapa preusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI melakukan auditor switching. penelitian tersebut memberikan
hasil bahwa pergantian manajemen dan kesulitan keuangan berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching. Sementara itu reputasi auditor, opini going
concern tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching.
Juliantari dan Rasmini (2013) meneliti tentang auditor switching dan
faktor faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini memberikan hasil bahwa
ukuran KAP dan ukuran perusahaan klien berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching, sedangkan opini audit dan pergantian manajemen tidak
berpengaruh pada auditor switching.
Divianto (2011) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Penelitian ini

memberikan hasil bahwa opini auditor dan ukuran KAP berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching.
Penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang berbeda-beda sehingga
dalam pengambilan kesimpulan menjadi ambigu. Sehingga peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tentang auditor switching. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti
(2011). Perbedaannya adalah penelitian ini dilakukan di perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2014.

3

Tujuan Penelitian
1. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pergantian manajemen
terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor
switching.
2. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh opini audit terhadap keputusan
perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
3. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh financial distress terhadap
keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
4. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh persentase perubahan ROA

terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor
switching.
5. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran KAP terhadap
keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
6. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran klien terhadap
keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976, dalam Wijayani dan Januarti,
2011) Teori keagenan membahas adanya konflik kepentingan antara agen
dengan prinsipal dan konflik tersebut menjadi pemicu pergantian manajemen.
Masalah yang kemudian muncul dalam hubungan agensi adalah adanya
asimetri informasi, dimana agen lebih banyak memiliki informasi dari pada
prinsipal. Kesulitan bagi prinsipal untuk memastikan apakah agen sebenarnya
telah bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan prinsipal, guna
meyakini hal tersebut maka prinsipal menggunakan auditor. Tugas dari auditor
diantaranya memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
Dalam teori keagenan, auditor independen berperan sebagai penengah
kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda kepentingan. Auditor
independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari

perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer).

4

2. Auditor Switching
Menurut Kadir (1994, dalam Wijayanti, 2010) Auditor switching
merupakan perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan
klien. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor klien maupun faktor auditor. Dua
faktor yang dapat mempengaruhi klien mengganti auditornya yaitu: faktor
auditor karena kualitas dan fee, sedangkan faktor klien karena perubahan
ownership, kesulitan keuangan, IPO (Initial Public Offering), dan manajemen
yang gagal (Mardiyah, 2002).
Menurut Divianto (2011) klien dapat mengganti auditornya walau
tidak diwajibkan oleh

peraturan, dan

yang terjadi

adalah


auditor

mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Wijayanti (2010),
ketika klien mencari auditor baru terjadi asimetri informasi antara auditor dan
klien. Hal tersebut terjadi karena informasi yang perusahaan miliki lebih
banyak dari pada auditor.
3. Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang
dapat disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau direksi
berhenti karena kemauan sendiri. Adanya manajemen yang baru mungkin juga
diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan
pemilihan KAP (Damayanti dan Sudarma, 2008).
4. Opini Audit
Menurut Wijayani dan Januarti (2011) Opini audit didefinisikan
sebagai pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor dalam menilai
kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (2001) dijelaskan bahwa tujuan audit atas
laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Menurut Halim dan Mulyadi (2002, dalam Wijayani dan Januarti,
2011) ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor, yaitu:

5

a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion report)
b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language)
c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion report)
d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)
e. Laporan yang di dalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer
of opinion report)
5. Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam
keadaan kesulitan keuangan. Financial distress (kesulitan keuangan)
sebenarnya

mempunyai

berbagai

definisi,

tergantung

pada

cara

pengukurannya (Wijayani dan Januarti, 2011).
Baldwin dan Scott (1983, dalam Wijayani dan Januarti, 2011)
menyatakan bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress apabila
perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Atmini dan
Wuryana (2005, dalam Wijayani dan Januarti, 2011) mendefinisikan financial
distress jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi
negatif.
6. Persentase Perubahan ROA
ROA (Return on Assets) didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi
yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa
lalu, kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. ROA diperoleh
dari total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut (Hanafi dan Halim, 2007).
Menurut Damayanti dan Sudarma (2008) Persentase perubahan ROA
(Return on Assets) merupakan salah satu indikator keuangan perusahaan untuk
melihat prospek bisnis perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai persentase
perubahan ROA yang dihasilkan berarti semakin efektif pengelolaan aset yang
dimiliki perusahaan.
6

7. Ukuran KAP
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP
yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big
4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Ukuran KAP biasanya
dikaitkan dengan kualitas audit (Wijayani dan Januarti, 2011).
Menurut Wibowo dan Hilda (2009, dalam Wijayani dan Januarti,
2011) menyatakan bahwa ukuran auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil,
KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit,
sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi.
8. Ukuran Klien
Menurut Hudaib dan Cooke (2005, dalam Wijayani dan Januarti,
2011) Ukuran klien merupakan suatu skala yang mengklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan. Ukuran
KAP harus sesuai dengan ukuran perusahaan klien. Sebuah ketidak sesuaian
ukuran antara perusahaan klien yang besar diaudit oleh perusahaan audit yang
kecil dapat menyebabkan berakhirnya keterlibatan audit, yaitu auditor
switching.
Kerangka Pemikiran
PERGANTIAN
MANAJEMEN
OPINI AUDIT
AUDITOR
SWITCHING

FINANCIAL DISTRESS
PERSENTASE PERUBAHAN
ROA
UKURAN KAP
UKURAN KLIEN

7

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk membuktikan hipotesis
yang telah disusun terhadap variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian
sekunder, karena dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi yang
menertibkan publikasi atas data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan publik bidang
manufaktur yang merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2011-2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder
berupa laporan keuangan auditan perusahaan publik manufaktur tahun 2011
sampai 2014 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
yang tersedia di pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah
Surakarta dan dari situs resmi BEI di www.idx.co.id. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode dokumentasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat
analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen
bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor
switching). Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena
variabel bebasnya merupakan campuran antara kontinyu (metrik) dan kategorial
(non-metrik).

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching
Berdasarkan hasil pengujian statistik Variabel CEO menunjukkan
koefisien regresi positif sebesar 0,036 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar
0,962, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari
α = 5% maka hipotesis pertama ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa
pergantian manajemen (CEO) tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Damayanti dan Sudarma
(2007) tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Mardiyah (2002).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak
selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan

8

jasa suatu KAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan
akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen
baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya
fenomena seperti ini erat kaitannya dengan keadaan perusahaan publik di
Indonesia yang mayoritas dikuasai dan dijalankan bersama oleh orang-orang
dalam satu keluarga.
2. Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching
Berdasar hasil pengujian statistik variabel Opini Audit menunjukkan
koefisien regresi positif sebesar 1,303 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar
0,102, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari
α = 5% maka hipotesis kedua ditolak. penelitian ini membuktikan bahwa opini
audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma
(2007) dan Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa opini
audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching . Tetapi, hasil penelitian
ini bertentangan dengan Divianto (2011) dan Wijaya (2013) yang menyatakan
bahwa opini audit berpengaruh terhadap auditor switching.
Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian
(tidak dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang
mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan
(Tandirerung, 2006 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Hal ini disebabkan
oleh pemberian opini audit selain wajar tanpa pengecualian mengindikasikan
terdapat masalah dalam laporan keuangan sehingga pandangan investor dan
kreditor cenderung negatif.
3. Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching
Berdasarkan hasil pengujian statistik Variabel Financial Distress
menunjukkan koefisien regresi positif sebesar -0,341 dengan tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,734, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat
signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ketiga ditolak.
Penelitian ini membuktikan bahwa financial distress tidak berpengaruh
terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

9

dilakukan Estralita dan Hansen (2009) serta Wijayani dan Januarti (2011)
yang menemukan bahwa kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap
auditor switching.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan keuangan tidak menjadi
penyebab perusahaan melakukan auditor switching. Hal ini dikarenakan
perusahaan menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing,
dengan demikian perpindahan ke penggunaan jasa KAP yang berafiliasi
dengan KAP asing akan semakin menyulitkan kondisi keuangan perusahaan
karena kenaikan jasa audit.
4. Pengaruh Persentase Perubahan ROA Terhadap Auditor Switching
Berdasarkan hasil pengujian statistik Variabel Persentase Perubahan
ROA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,070 dengan tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,001, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat
signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis keempat diterima.
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa persentasi perubahan ROA
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil

penelitian

ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) tetapi
bertentangan dengan Damayanti dan Sudarma (2008), serta Wijayani dan
Januarti (2011).
Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan yang memiliki nilai
ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan
kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan
perusahaan menurun, manajemen cenderung mencari auditor baru yang bisa
menyembunyikan keadaan perusahaan.
5. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Auditor Switching
Berdasarkan

hasil

pengujian

statistik

Variabel

ukuran

KAP

menunjukkan koefisien regresi positif sebesar -2,792 dengan tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,011, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat
signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis kelima diterima.
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ukuran KAP berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching. Hasil

10

penelitian

ini

mendukung

penelitian Wijayani dan Januarti (2011), Damayanti dan Sudarma (2008), dan
Sulistriani dan Sudarno (2012)

yang menyatakan bahwa ukuran KAP

berpengaruh terhadap auditor switching.
Hal ini disebabkan karena KAP besar mempunyai kemampuan yang
lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP kecil, sehingga mampu
menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Perusahaan akan lebih memilih
KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan dan reputasi perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. KAP
yang besar biasanya memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis,
sehingga mereka akan selalu berusaha mempertahankan independensi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih memilih KAP besar
yang dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP kecil.
6. Pengaruh Ukuran Klien Terhadap Auditor Switching
Berdasarkan

hasil

pengujian

statistik

Variabel

ukuran

klien

menunjukkan koefisien regresi positif sebesar -0,074 dengan tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,387, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat
signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis keenam ditolak.
Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran klien tidak berpengaruh terhadap
auditor switching. Hasil penelitian ini sejalan dengan Wijayani dan Januarti
(2011).
Perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan KAP skala besar
cenderung

tidak

akan

mengganti

auditornya

yang menggambarkan

kesesuaian antara ukuran KAP dengan ukuran kliennya. Kebanyakan
perusahaan memiliki total aktiva yang relatif kecil yang berarti ukuran
perusahaan tersebut perusahaan berskala kecil. Sebagian besar perusahaan
tersebut sudah menggunakan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP asing
sehingga tidak ada kecenderungan melakukan auditor switching.

11

PENUTUP
Simpulan
1. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil
tingkat signifikansi (p) sebesar 0,962 lebih besar dari α = 5%. Hal ini berati
pergantian manajemen tidak selalu mendorong perusahaan untuk melakukan
auditor switching.
2. Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,102 lebih besar dari α = 5%. Hal ini berati opini
audit tidak selalu mendorong perusahaan untuk melakukan auditor switching.
3. Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,734 lebih besar dari α = 5%. Hal ini berati financial
distress tidak selalu mendorong perusahaan untuk melakukan auditor
switching.
4. Persentase perubahan ROA berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching. Hasil tingkat signifikansi (p) sebesar 0,001 lebih kecil dari α = 5%.
Hal ini berati persentase perubahan ROA mendorong perusahaan untuk
melakukan auditor switching.
5. Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,011 lebih kecil dari α = 5%. Hal ini berati ukuran
KAP mendorong perusahaan untuk melakukan auditor switching.
6. Ukuran Klien tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,387 lebih besar dari α = 5%. Hal ini berati ukuran
klien tidak selalu mendorong perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Saran
1. Pemilihan objek penelitian hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2011-2014.
2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh pergantian manajemen, opini audit,
financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran KAP dan ukuran klien.
3. Periode penelitian hanya terbatas 4 tahun (2011-2014), sehingga hasil
penelitian kurang mencerminkan fenomena yang sesungguhnya.

12

DAFTAR PUSTAKA

Astrini, R. N dan D. Muid. 2013. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan Melakukan Auditor Switching secara Voluntary. Jurnal
Akuntansi vol. 2 no. 3. Universitas Diponegoro. Semarang. hal 1-11.
Astuti, Ni Luh Putu Pareamita & I Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh Audit Fee,
Opini Going Concern, Financial Distress dan Ukuran Perusahaan pada
Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi University Udayana 7. 3 (2014):
663-676.
Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional
Akuntansi 11. Pontianak.
Divianto. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam
Melakukan Auditor Switching (studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di
BEI). Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius) vol. 1 no.
Estralita, Trisnawati dan Hansen Wijaya. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik Pada
Perusahaan yang Listing di BEI Pada Tahun 2005-2007”. Jurnal
Akuntansi, Vol. 9 No. 3.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19. Universitas Diponegoro. Semarang.
Hanafi, Mamduh. M. Dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Keempat. UPP STIM YKPN : Yogyakarta.
Hudaib, M. dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of Managing Director Changes
and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching.
Journal of Business Finance & Accounting. Vol. 32, No. 9/10. pp. 170339.
Institusi Akuntan Publik. 2012. “Standar Akuntan Publik Indonesia”. Jakarta.
Salemba Empat.
Jensen, M.C dan William H. Meckling. 1976. Theory of the firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal Of Financial
Economic. Vo.3, no.4. PP 305-360.
Uliantary, Ni Wayan. A dan Rasmini. Ni kadek. 2013. Auditor Switching dan
Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. E-jurnal akuntansi 3. 3,
universitas udayana. bali.

13

Kartika, R. D. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Klien Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Changes).
Skripsi dipublikasikan. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya: Malang.
Kurniaty v, 2014. Pengaruh pergantian manajemen, opini audit, financial
distress, ukuran kap dan ukuran perusahaan klien terhadap auditor
switching, Jurnal Akuntansi Vol. 1 no. 2, Faculty of Economic Riau
University. Pekanbaru.
Mardiyah, A. A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap
Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA
(Recursive Model Algorithm). Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi. Vol 3, No. 2, pp. 133-154.
Menteri Keuangan. PKRI Nomor 17/PMK.01/2008 Pasal “Jasa Akuntan Publik “.
Nasser et al. 2006. Auditor client Relationship: The Case of Audit Tenure and
Auditor Switching in Malaysia. Managerial Auditing Journal. Vol.
21(7):724 737.
Nikmah, Latifatun dan Rahardjo, Shiddiq Nur. 2014. Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pergantian Auditor (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2012). Volume
3, Nomor 3, Tahun 2014. hal 4-5.
Prasetyaningrum, Hertias. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Auditor Switching. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Surakarta.
Rasyid, G. A. 2012. Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan
Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.
Saiful dan Uvi Elin Erliana. 2010. Equity Risk Premium Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Bengkulu.
Sinarwati, Ni Kadek. 2010. Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik? Simposium Nasional
Akuntansi 13, Purwokerto.
Sulistiarini, Endina, dan Sudarno. 2012. Analisis Faktor-Faktor Pergantian
Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010). Diponegoro Journal Of
Accounting, Vol. 1, No. 2, Hal. 1-12.

14

Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor
Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional
Akuntansi XIII.
Widowati, Anjar dan Mukodim, Didin. 2012. Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Hal. 5.
Wijayani, E. D dan I. Januarti. 2011. Analisis faktor faktor yang mempengaruhi
perusahaan di indonesia melakukan auditor switching. Simposium
Nasional Akuntansi XVI. Aceh, hal. 1-16.
Wijayanti, Martina Putri. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Skripsi
dipublikasikan. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro: Semarang.

15

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2013-2015).

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Melakukan Auditor Switching Tahun 2009 – 2014.

0 2 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Melakukan Auditor Switching Tahun 2009 – 2014.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2011-2014).

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2011-2014).

0 2 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).

0 5 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Melakukan Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di

0 5 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching.

0 2 14