VALUASI ASET ANALISIS SAHAM MODEL PENILA

PASAR MODAL
DAN
MANAJEMEN PORTOFOLIO

OLEH:
OLIVIA M.LUMENDEK
13318173
PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

VALUASI ASET ANALISIS SAHAM (MODEL PENILAIAN SAHAM)
Valuasi Aset Analisis Saham
Investasi dalam saham memberikan prospek bahwa suatu jumlah yang relatif
kecil dapat tumbuh menjadi jumlah yang cukup besar sehingga menarik bagi para
investor. Investor membeli saham suatu perusahaan dengan harapan memperoleh
keuntungan dengan jumlah yang diharapakannya. Dalam melakukan investasi
maka, para investor melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang
produktif, mempunyai objek bisnis yang perspektif serta terhindar dari kerugian.

Dalam memilih saham, seorang investor selalu memperhitungkan tingkat resiko
yang harus di hadapi. Dengan adanya resiko tersebut, investor selalu menginginkan
tingkat pengembalian minimum yang diharapkan untuk menutupi besarnya resiko
yang harus ditanggung. Besarnya cash flow yang diperoleh oleh seorang investor
dalam melakukan investasi saham adalah sama dengan dividen.
Penilaian saham (valuasi) adalah nilai sekarang (present value) dari arus
kas imbal hasil yang diharapkan (expected cash flows). Dengan kata lain, investor
berharap bahwa saham dapat memberikan cash flow selama dimiliki. Untuk
mengubah arus kas menjadi harga saham, maka didiskonto dengan tingkat bunga
yang diinginkan (required rate of return). Penilaian harga saham bertujuan untuk
menilai saham-saham manakah yang paling menguntungkan bagi investor. Dengan
kata lain, saham-saham yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsik
(undervalued) maka saham ini layak untuk dibeli dan saham yang harga pasarnya
lebih tinggi dari nilai intrinsik (overvalued) maka saham ini layak untuk dijual.
Pendekatan berdasarkan price earning ratio (PER), bahwa pendekatan ini
didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba per lembar saham dimasa
yang akan datang sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan
kembali. Sedangkan pendekatan nilai sekarang (present value), bahwa pendekatan
ini dimana nilai saham diestimasikan dengan mengkapitalisasikan pendapatan. Nilai
sekarang suatu saham akan sama dengan nilai sekarang dari arus kas yang akan

datang yang investor harapkan terima dari investasi pada saham tersebut. Menurut
Mubarok (2009), tujuan investor membeli atau menjual saham antara lain untuk
mendapatkan capital gain yang diperoleh dari selisih lebih harga jual saham dari

harga belinya atau dividen yang merupakan keuntungan emiten yang dibagikan
kepada pemegang saham.
Dalam kaitannya penggunaan price earning ratio (PER) dan Devidend yield
sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan, para pelaku pasar juga dapat
mengidentifikasinya melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi
dalam suatu periode akuntansi tertentu, semakin kecil dividen yang dibayarkan,
karena perusahaan yang memiliki level Investment Opportunity Set (IOS) tinggi
diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flownya rendah (Jensen 1986,
dalam Jati 2005).

Investment opportunity set (IOS) perusahaan menentukan

kemampuannya memperoleh keuntungan dari prospek pertumbuhan. Potensi
pertumbuhan dapat ditunjukan dengan perbedaan antara nilai pasar saham dengan
nilai buku dan adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan.
Investment opportunity set (IOS) merupakan bentuk investasi yang dilakukan

perusahaan sehingga menghasilkan nilai bagi perusahaan dimasa mendatang.
Semakin tinggi investment opportunity set (IOS) maka perusahaan akan memiliki
nilai dimasa mendatang dan akan dinilai tinggi oleh investor (Myers 1997, dalam Jati
2005). Untuk dapat memilih investasi yang aman pada saham, investor memerlukan
teknik untuk menilai harga saham yang akan dibeli ataupun kemampuan saham
tersebut memberikan dividen dimasa datang. Teknik yang benar dalam analisa akan
mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Salah satu teknik penilaian
saham yang sering digunakan oleh para analis adalah teknik price earning ratio
(PER).
Nilai sekarang suatu saham (Present value) adalah sama dengan nilai
sekarang dari arus kas dimasa yang akan datang yang pemodal harapkan diterima
dari investasi. Menaksir arus kas memiliki suatu saham, arus kas yang diterima
pemodal berasal dari dividen dan hasil penjualan kembali saham tersebut. Apabila
hasil penjualan saham tersebut lebih tinggi dari harga belinya, dikatakan pemodal
memperoleh capital gain sedangkan apabila hasil penjualan saham lebih kecil dari
harga belinya, dikatakan pemodal menderita capital loss. Taksirannya adalah tingkat
keuntungan yang disyaratkan (r) dengan memasukan unsur resiko, secara
konsepsional tingkat keuntungan yang disyaratkan (r) untuk investasi pada saham
menunjukkan nilai ekuitas (Cost of equity), tingkat keuntungan yang disyaratkan juga
merupakan tingkat diskonto.


Pada akhirnya arus kas hasil penjualan kembali saham ekuivalen dengan arus
dividen yang akan diterima para pemegang saham (Husnan, 2005).

Untuk

menggunakan

harus

model

nilai

sekarang

(Present

value),


pemodal

mengestimasikan suatu tingkat diskonto (discount rate) atau tingkat return yang
disyaratkan (Required rate of return), mengestimasikan jumlah dan waktu (periode)
arus kas dimasa akan datang. Dalam menggunakan kedua komponen diatas, dalam
suatu model present value untuk mengestimasikan nilai intrinsik kemudian
membandingkannya dengan nilai sekarang. Dasar yang digunakan dalam
menentukkan nilai sekarang (present value) dari suatu saham yang dinilai adalah
tingkat bunga tertentu yang dianggap layak oleh investor. Sedangkan pendekatan
price earning ratio menggunakan angka rasio harga per lembar saham dengan laba
per lembar saham dari laporan keuangan perusahaan.

Penentuan nilai saham

dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang (present value) pada prinsipnya
sama dengan perhitungan nilai sekarang obligasi. Perhitungan nilai saham dilakukan
dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan dimasa datang dengan
tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.
1. PENDEKATAN NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)
Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung

nilai sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa
datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.
Dalam hal ini nilai intrinsik atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu saham
nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima
investor pada masa yang akan datang.
Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang
adalah aliran kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham
dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning
yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa menggunakan
komponen deviden sebagai dasar penilaian saham.
Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham
dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang
akan datang. Secara sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

P0

=

D1


(1 + k)

D2

+

(1 + k)2

+

D3

(1 + k)3

+

....... +

D~


(1 + k)~

Dimana,
P0

= Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

D1, D2, D3, D~ = Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang
K

= Tingkat return yang diisyaratkan

a.) Model Pertumbuhan Nol
Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan
mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan
akantetap sama dari waktu ke waktu. Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
P0

=


D
k

Dimana :
P0 = Nilai saham preferen
D = dividend saham preferen
k = tingkat return yang disyaratkan pd saham preferen
b.) Model Pertumbuhan Konstan
Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai
saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan
selama waktu tak terbatas.
Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant Growth Model)
 Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan
 Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu
(g) / konstan
 Model ini cocok untuk perusahaan yang mature dengan pertumbuhan yang
stabil
{P0 = D0 (1+g) /Ks-g}

Rumus Dividen Bertumbuh Konstan :

{P0 = D0(1+g)/Ks-g}
Dimana :
P0 = Harga saham
D0 = Nilai dividen terakhir
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham tsb
Model ini disebut Gordon model sesuai dgn nama penemunya Myron J Gordon
c.) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)
Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai
karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-tahun awal, sehingga bisa
membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan
mungkin akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun
setelah melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan
perusahaan mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan
bertumbuh secara tetap.
Umumnya, tingkat pertumbuhan dividen tidak konstan karena kebanyakan
perusahaan-perusahaan mengalami life cyles (early-faster growth, faster than
economy, then match w/ economy’s growth, then slower that economy’s growth).
2. PRICE EARNING RATIO ( PER )

Bagi para investor semakin tinggi PER maka pertumbuhan Laba yang
diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan begitu PER {ratio harga
terhadap Laba} adalah perbandingan antara market price pershare ( MPS ) { harga
pasar per lembar saham} dengan earning pershare ( EPS ) {Laba per lembar
saham}. Adapun menurut Van Horne dan Wachowicz, PER adalah “The market
price pershare of a firm’s common stock devided by the most recent 12 month of
earning pershare”. Rumusnya adalah sebagai berikut :
MPS
PER = ------------EPS

Keterangan :
PER = Price Earning Ratio
MPS = Market Price Pershare
EPS

= Earning Pershare

1. Analisa Fundamental Saham
Teknik analisa fundamental adalah analisa yang menitikberatkan pada dua
poin penilaian, yakni pada aspek finansial yang di dalamnya mencakup pendapatan
per saham atau EPS - Earning per Share, Nilai buku Saham atau PBV - Price Book
Value, serta rasio pengeluaran dan nilai buku ekuitas dari saham itu sendiri. Sedang
orangnya yang cenderung memilih metode analisa seperti ini disebut juga dengan
'Value Investor'. Jadi yang menjadi cakupannya pada analisa pertama ini ada 4
jenis. Adapun poin penilaian kedua dari seorang investor adalah pada laporan
keuangan tahunan atau biasa juga pada lap. keuangan per triwulan dan per
semester. Di dalam poin ke-2 ini seorang investor akan menganalisa bagaimana
detailnya isi laporannya (asset, modal, pendapatan, penjualan, dan sebagainya),
termasuk juga menganalisa garis besar dari filosofi persahaan tersebut, dan bila
perlu melihat juga isi dari pernyataan auditor serta segala yang tertera pada catatan
kakinya.
2. Analisa Teknikal Saham
Tipe analsis saham terbagi menjadi 2 tipe dasar analisis saham yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi
mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui
suatu analisi yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan
prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa
harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Harga saham merupakan harga
yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk
menghitung nilai saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat
dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan, risiko

dan pertumbuhan laba. Faktor eksternal yang mepengaruhi harga saham adalah
peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain.
Analisi teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada
harga (pembukaan,penutupan,tertinggi, dan terendah) dari suatu instrumen investasi
pada timeframe tertentu (price oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku
pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk
memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di dalam grafik
merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan demand. Teori Dow atau
The Dow Theory adalah teori analisis teknikal yang paling terkenal dalam
memprediksi apa trend yang sedang terjadi di bursa. Teori Dow mengatakan bahwa
sebagian besar saham bergerak sejalan dengan bergeraknya bursa keseluruhan
atau index dalam artian bila ndex bergerak naik. Begitu juga sebaliknya, bila
indexbergerak turun maka harga sebagian besar komponen saham yang terdapat
didalamnya juga bergerak turun.

3. INFLENASI PASAR YANG EFISIEN
Fama (1970) menyatakan bahwa pasar yang efisien adalah pasar yang
harganya mencerminkan informasi yang relevan, yang berarti harga saham tersebut
sulit untuk diprediksi. Fama juga membagi bentuk-bentuk efisiensi pasar ke dalam 3
bentuk :
1. Efisiensi pasar bentuk lemah. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika
harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh dari informasi masa lalu..
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien setengah kuat
jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan
perusahaan.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika
harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia
termasuk informasi privat.

Pengujian Efisiensi Pasar
1. Efisiensi Bentuk Lemah
Cara menguji efisiensi bentuk lemah yaitu dengan melihat prediktibiltas return,
Prediktibilitas return dapat dilakukan dengan cara:
 Mempelajari pola return seasonal : dengan melihat pola harian dan pola
bulanan return saham.
 Menggunakan data return di masa lalu, baik untuk prediktibilitas jangka
pendek maupun jangka panjang.
 Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan, dinyatakan
dalam sebuah anomali pasar yang efisien., karena tidak ada seorang investor
pun yang dapat memperoleh return abnormal dengan menggunakan
informasi perusahaan.
2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat. Cara menguji harga saham dengan bentuk
ini yaitu melakukan event studies dengan mempelajari dampak informasi
terhadap harga saham dan memprediksi seberapa cepat informasi dapat
masuk ke pasar.
3. Efisiensi Bentuk Kuat. Cara mengujinya yaitu dengan private information,
apakah pihak insider (orang dalam) atau investor tertentu mendapat akses
informasi yang baik sehingg mendapatkan abnormal return dibanding return
di pasar. Pihak-pihak yang disebut insider adalah direktur, manajer, karyawan
atau pemegang saham yang dianggap bisa mendapatkan informasi yang
sesungguhnya mengenai perusahaan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak
lainnya.
Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Efisien
1. Banyak terdapat investor yang rasional
2. Semua pelaku pasar mendapat informasi yang sama dengan cara yang
mudah

3. Informasi yang terjadi bersifat random
4. Investor bereaksi cepat terhadap informasi baru
Implikasi Pasar Efisien.
Implikasi hipotesis pasar efisien terhadap investor yang berinvestasi di pasar modal
dilihat dari implikasinya terhadap investor yang menerapkan:
• Analisis teknikal. Mereka pada dasarnya percaya bahwa pergerakan harga saham
di masa yang akan datang bisa diprediksi dari data pergerakan harga saham di
masa lampau.
Analisis fundamental. Merupakan analisis saham yang dilakukan dengan
mengestimasi nilai intrinsik saham berdasar informasi fundamental yang telah
dipublikasikan perusahaan (seperti laporan keuangan, perubahan dividen dan
lainnya) untuk menentukan keputusan menjual atau membeli saham.

VALUASI ASET ANALISIS OBLIGASI
Penilaian Obligasi (Bond Valuation)
Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah atau panjang yang
diterbitkan oleh penerbit (perusahaan atau pemerintah) dengan member imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang
telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Rahardjo, 2003).
Dari sudut pandang valuasi maka suatu obligasi konversi memiliki dua aset yaitu
obligasi dan waran dimana penilaian obligasi konversi memerlukan suatu asumsi dari :

1. Gejolak pergerakan harga saham yang menjadi aset dasar obligasi konversi
untuk memperkiranan (opsi (keuangan)|nilai opsinya) dan ;
2. penyebaran kredit atas porsi pendapatan tetap yang memengaruhi profil
kredit perusahaan dan peringkat dari konversi pada struktur permodalan.
a. Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha
swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik
(public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus
pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
2. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah
saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable

Bonds:

obligasi

yang

memberikan

hak

kepada

pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga
tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam
kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
i.

Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

ii.

Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

iii.

Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham
anak perusahaan yang dimilikinya.

2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
.

Dilihat dari segi nilai nominal:
a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

2. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a. Konvensional

Bonds:

obligasi

yang

diperhitungan

dengan

menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal
dua macam obligasi syariah, yaitu:
i.

Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.

ii.

Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak
awal obligasi diterbitkan.

b. Jenis-Jenis Obligasi Konversi
 Obligasi tukar
 Obligasi wajib konversi
 Obligasi konversi
 Obligasi konversi saham preferen
c. Karakteristik Obligasi:
1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6
bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun
akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki risiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu
5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin
tinggi Kupon / bunga nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel.
Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan
pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk)
dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat seperti PEFINDO (Pemeringakat Efek Indonesia) atau Kasnic
Indonesia (Bursa Efek Indonesia).

Harga Obligasi
Harga obligasi adalah suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual
obligasi di pasar modal baik melalui transaksi bursa maupun OTC. Beberapa hal
yang mempengaruhi harga obligasi adalah : Nominal, yaitu harga obligasi
sebagaimana pada waktu penerbita. Tingkat bunga, yaitu tingkat bunga yang umum
berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon (bunga) obligasi. Periode
pembayaran bunga, yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran
kupo . Biasanya 3 bulanan atau 6 bulanan. Jangka waktu

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Obligasi
1. Adanya perbedaan karakteristik dari obligasi itu sendiri mempengarui harga
obligasi seperti, obligasi yang menamakan bunga tetap, floating rate, obligasi
zero coupon bond,obligasi konversi dan income bond.
2. Tingkat suku bunga
3. Jangka waktu tempo obligasi
4. Risiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman
5. Besarnya coupon rate dari obligasi
6. Faktor pembayaran pajak dari hasil/pendapatan obligasi (pajak obligasi yang
dibayar pemodal).

Macam-macam Risiko Obligasi
1. Interest Rate Risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan tingkat suku bunga.
Jika suku bunga meningkat maka harga obligasi akan turun begitu pula
sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun maka harga obligasi akan
meningkat naik.
2. Reinvestment Rate, yaitu resiko yang berkaitan dengan perubahan strategi
dari tingkat penanaman kembali investasi dimana hal tersebut sangat
dipengaruhi suku bunga pasar.
3. Call Risk, risiko yang berkaitan dengan penarikan atau seluruh obligasi yang
telah diterbitkan sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
4. Credit Risk, risiko apabila penerbit gagal memenuhi kewajiban keuangan
meliputi pembayaran bunga dan pembayaran kembali jumlah uang yang
dipinjam (pokok utang atau utang nominalInflation Risk atau purchasing
power risk, yaitu risiko yang dapat meningkat karena variasi dalam nilai arus
kas sekuritas yang dipengaruhi oleh inflasi. Risiko ini diukur dengan kekuatan
pembelian.
5. Exchange Rate Risk, yaitu risiko yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
6. Liquidity Risk, ukuran utama dari likuiditas adalah selisih antara harga jual
dan harga beli yang ditetapkan oleh penjual. Semakkin besar selisih antara
harga jual dengan harga beli maka risiko likuiditasnya juga akan semakin
besar.

7. Volatility Risk, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ekspektasi
tingkat bunga yang berubah-ubah.

Secara spesifik, nilai opsi meningkat

apabila ekpektasi perubahan tingkat bunga juga meningkat.

Risiko yang

mempengaruhi perubahan dalam volatilitas akan mempengaruhi harga suatu
obligasi. (Fabozzi, 2004:6).

Tingkat Bunga
Untuk memahami perhitungan tingkat bunga dalam obigasi ada 3 titik waktu yang
perlu dimengerti. Titik waktu tersebut menyangkut (1) kapan pemberi dana dan pihak
yang memerlukan dana menentukan tingkat bunga atas obligasi tersebut, (2) kapan
dana akan diserahkan, dan (3) kapan hutang akan dilunasi. Notasi-notasi yang
digunakan :
1. i adalah tingkat bunga
2. t0 adalah tanggal komitmen
3. t1 adalah tanggal dana diserahkan ke perusahaan yang menerbitkan obligasi
4. t2 adalah tanggal obligasi dilunasi kembali
Dengan demikian kita akan menuliskan tingkat bunga sebagai t0, it1, t2.
Karena t0 terjadi pada tahun ke nol, maka t0 = 0, dan karenanya penulisannya
disederhanakan menjadi it1, t2 Spot Interest Rate merupakan tingkat bunga obligasi
yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi. Obligasi yang hanya
mempunyai satu arus kas bagi pemodal disebut pure discount bond atau zero
coupon bond.
 Struktur tingkat bunga
Menurut Eduardus tendelin (2010;170-173) Struktur tingkat bunga adalah
hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu kategori obligasi
tertentu pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligsi, maka resiko
ketidakpastian juga akan semakin tinggi, sehingga tingkat bunga yang diharapkan
juga akan saemakin tinggi.
Ada tiga teori struktur tingkat bunga yaitu :
1. Teori harapan

Dalam teori ini tingkat bunga obligasi jangka panjang selama periode akan
sama dengan nilai rata-rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut periode yang
sama.
2. Teori preferensi likuiditas
Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga akan mencerminkanjumlah tingkat
bunga sekarang dan tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan (sama dengan
teori harapan) ditambah dengan premi likuiditas (resiko). Semakin lama waktu jatuh
tempo suatu obligasi, semakin besar tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi
investor obligasi. Dengan demikian investor akan lebih menyukai investasi jangka
pendek. Sebaliknya perusahaan yang memerlukan dana, lebih menyukai dana
pinjaman jangka panjang.
3. Teori Preferensi habitat
Teori ini menyebutkan bahwa investor mempunyaipreferensi terhadap sektor
maturitas tertentu dan mereka akan beralih ke maturitas lain jika terdapat imbalan
yang memadai. Teori preferensi hampir sama dengan teori struktur bunga lainnya
yaitu teori segmentasi pasar. Perbedaan teori segmentasi menganggap bahwa
investor tidak akan beralih ke sektor maturitas lain meskipun return yang diperoleh
relatif lebih besar. Sebagai contoh bank-bank komersial akan cenderung
menyalurkan dana pinjaman dalam jangka pendek. Sedangkan perusahaan dan
lembaga pengelolaan dana pensiun akan lebih menyukai invesasi surat-surat
berharga dalam jangka panjang.
 Struktur resiko tingkat bunga
Menurut Eduardus tendelin (2010;174-175) Struktur resiko tingkat bunga
biasanya disebut dengan yield spread, yang diartikan sebagai hubungan antara yield
obligasi dengan karakteristik tetentu yang dimiliki obligasi, seperti kualitas, callability,
kupon dan mudah tidaknya obligasi diperjualbelikan (marketability). Dengan
demikian, adanya struktur risiko tingkat bunga akan menjelaskan mengapa ada
perbedaan tingkat yield obligasi dari emiten yang berbeda-beda. Besarnya yield
spread dipengaruhi faktor-faktor berikut ini :

1. Perbedaan kualitas. Untuk mengetahui

kualitas obligasi, kita bisa melihat

rating kualitas obligasi yang disusun berdasarkan besarnya resiko kegagalan
pembayaran (risk of default).
2. Perbedaan dalam bentuk call provision. Obligasi yang callable akan
memberikan YTM yang lebih tinggi dari obligasi moncallable.
3. Perbedaan tingkat kupon yang diberikan. Obligasi yang memberikan kupon
yang relatif lebih kecil akan cenderung memberikan return berbentuk capital
gain yang lebih besar.
4. Perbedaan

kemudahan

diperdagangkan.

Ada

beberapa

obligasiyang

dianggap lebih mudah diperdagangkan dibandingkan dengan obligasi lain
sehingga obligasi tersebut mempunyai likuiditas yang relatif lebih baik.

PENGUKURAN RIKS DAN RETURN OBLIGASI
Pengertian Riks dan Return
a. Definisi Risiko (Risk)
Risiko didefinisikan dalam kamus Webster’s sebagai kecelakaan, ’’bahaya
yang dihadapkan pada kerugian atau kecelakaan”. Risiko mengacu pada peluang
bahwa beberapa kejadian yang tidak menguntungkan.
Risiko aktiva dapat dianalisis dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:
1. Atas dasar berdiri sendiri (Stand-Alone Basis)
Merupakan risiko yang akan dihadapi investor,jika dia hanya memiliki satu jenis
aktiva, baik aktiva riil maupun aktiva keuangan.
2. Atas dasar portofolio (Portofolio Basis)
Portofolio adalah sekumpulan investasi aktiva atau sekuritas, sebagai salah
satu dari seluruh aktiva atau sekuritas dalam portofolio.
b. Definisi Return
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan
institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannnya. Adapun menurut R.J.
Shook return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen.
c. Definisi Risk and Return
Risk and return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan
individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam
suatu periode akuntasi. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara
risk dan retu, yaitu jika risiko tinggi maka return (keuntungan) juga akan tinggi begitu
pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan rendah.
Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan
membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir
waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai
par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan
saat ini.
Risiko-Risiko ( Riks) Dalam Obligasi
1. Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari
perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan
turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik.
Jika seorang investor harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan
tingkat suku bunga bermakna bahwa investor akan mengalami capital loss (missal
investor menjual obligasi dibawah harga beli). Risiko jenis ini dikenal dengan
interest-rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko yang pada umumnya
dialami oleh investor pada pasar obligasi.

2. Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat
bunga pasar dinamakan reinvestment risk.
3. Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang
diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan
mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan
menarik kembali obligasinya.
4. Default Risk
Default Risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit
obligasi yang mengalami kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang
memiliki Default Risk dalam perdagangan di pasar obligasi mempunyai harga yang
rendah dibandingkan dengan U.S Treaasury securities. Dilain pihak, obligasi ini
dalam perdagangan di pasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari treasury
bond.
5. Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh
bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya
security due inflasi. Contohnya jika investor membeli obligasi pada coupon rate
sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas
secara nyata akan dikurangi.
6. Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang
tidak dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat
diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.
7. Liquidity Risk
Liquidity atau marketable risk bergantung pada kemudahan suatu obligasi
untuk dijual kembali sebesar nilai obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut. Perubahan pada
faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini dikenal
dengan volatility risk.
MENGUKUR RETURN
Untuk membandingkan kinerja dari waktu ke waktu atau antara sekuritas yang
berbeda. Total Return (TR) adalah persentase yang berkaitan dengan semua arus
kas yang diterima selama periode waktu tertentu, di notasikan dengan CF t +(PE - PB).
Di mana: CFt = arus kas selama periode t, P E = Harga akhir periode atau harga jual,

PB = Harga beli atau harga awal periode, P C = (PE - PB) = Perubahan harga selama
periode pengukuran atau
TR = CFt + (PE – PB) = CFt + Pc
PB

PB

MENGUKUR CUMULATIVE WEALTH INDEX (CWI)
CWI adalah kumulatif kekayaan dari waktu ke waktu, berdasarkan pada
kekayaan awal tertentu ditambah dengan serangkaian return dari beberapa aset.
Formula CWI untuk periode ke-n=
CWIn = WI0 (1+TR1)+(1+TR2)+... (1+TRn)
CWIn = Cumulative Wealth Inndex pada akhir periode ke-n
WI0 = Nilai Index awal, Khususnya digunakan S1
TR1.n = TR Secara berkala dalam bentuk desimal (ketika ditambah 1, TR
menjadi RR)

MENGUKUR RETURN INTERNASIONAL
Return internasional termasuk setiap perubahan nilai tukar yang direalisasi. Jika
mata uang asing (valuta asing) mengalami depresiasi, return lebih rendah dalam
mata uang (valuta) domestik
Formula TR dalam valuta domestik:
TRDomestic Currency = RRx End Val. Of For .Curr.
-1
Begin Val. Of For. Curr

Model Indeks Tunggal Protofolio
William sharpe(1963) mengembangkan model yang disebut model indeks
tungal (singgle-ondeks model). Midelini dapat digunakan untuk menyederhanakan
perhitungan model markowitz dan untuk menghitung return ekspektasian dan resiko
portofolio.
Model indeks tunggal didassarkan pada pengamatan bhwa harga dari suatu
sekuritas berfluktusi searah dengan indeks harga pasarhal ini menyarankan bahwa
return-return dari sekuritas berkorelasi karena ada reaksi umum. Terhadap
perubahan
nilai
pasar.
persamaanModel indeks tunggal Ri=αi +βi.RM+ei
SINGLE INDEX MODEL
Model portofolio Markowitz (mean-variance model) dengan perhitungan
kovarians memberikan dasalah dalam hal kesulitan penerapan model untuk

portofolio yang terdiri dari banyak saham. William Sharpe mengembangkan model
Markowitz dengan memperkenalkan model indeks tunggal (single index model)
Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset individu pada return indeks
pasar. Secara matematis model indeks tunggal dirumuskan sebagai berikut:

Notasi:

Dalam model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya bisa
dihitung atas dasar kesamaan respons kedua saham tersebut return pasar. Oleh
karena itu, risiko yang relevan dalam model tersebut hanyalah risiko pasar. Secara
sistematis, kovarians antar saham A dan B yang hanya terkait dengan risiko pasar
bisa dituliskan sebagai:

Perhitungan kovarians model indeks tunggal dilakukan dengan menyederhanakan
risiko ke dalam dua komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan.
Secara matematis, risiko dalam model indeks tunggal bisa digambarkan sebagai
berikut:

Dalam model indeks tunggal menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang
diharapkan terdiri dari komponen alpha ( α ) yang mewakili karakteristik individu
perusahaan dan komponen beta ( β ) yang mewakili risiko yang berhubungan
dengan pasar. Namun untuk covariance, hanya dipengaruhi oleh risiko pasar. Hal ini
menunjukkan bahwa pergerakan saham bersama-sama adalah bereaksi terhadap
perubahan yang terjadi dipasar.
Persamaan perhitungan return dan risiko sekuritas dengan model indeks tunggal
dapat juga diterapkan dalam perhitungan return dan risiko portofolio. Beta portofolio
merupakan rata-rata tertimbang dari beta saham yang membentuk portofolio
tersebut. Dalam hal ini beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Persamaan untuk menghitung return portofolio dan risiko portofolio dengan
menggunakan model indeks tunggal akan menjadi:

Bila investor mempunyai dana dengan proporsi sama pada N saham yang
semakin besar, maka nilai term kedua menjadi semakin kecil dan mendekati 0.

Metode Analisis Data:
1. Menghitung Tingkat Keuntungan (Return)
Rumus
:
Ri=Pt+1 – Pt
Pt
Hanya saja untuk maksud agar dalam analisis statistik perhitungan return
tersebut tidak bias, karena terpengaruh oleh magnitude pembaginya, perhitungan
return dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Ri = Ln (Pt+1 / Pt)
Dimana
:
Ri = Tingkat keuntungan
Pt = Harga penutupan saham periode t
Pt+1 = Harga penutupan saham periode sesudahnya

2. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan (Expected Return)
Rumus
:

Dimana
:
E(Ri)= Tingkat keuntungan dari investasi i yang diharapkan
n = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
R = Tingkat keuntungan yang telah diperoleh
ij

3. Menghitung Resiko Investasi (Varian dan Standar Deviasi)
Rumus :

Dimana :

4. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Portofolio (Expected
Return
Portofolio)
Rumus
:

Dimana
:
E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Xi
= Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i
E(R )= Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
i
5. Menghitung Resiko Portofolio
Rumus
:
σp² = XA².σA² + XB².σB² + XC².σC² + 2(XA.XB.ρAB.σAσB) + 2(XA.XC.ρAC.σAσC)
2(XB.XC.ρBC.σBσC)
Dimana
:
σp² = Resiko portofolio
XA = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A
XB = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham B
Xc = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham C
σA²= Resiko investasi dari saham A
σB²= Resiko investasi dari saham B
σC²= Resiko investasi dari saham C
ρAB = Koefisien korelasi antar tingkat keuntungan A dan B
ρAC = Koefisien korelasi antar tingkat keuntungan A dan C
ρBC = Koefisien korelasi antar tingkat keuntungan B dan C

6. Menghitung Koefisien Korelasi
Rumus

Dimana
:
ρij = Koefisien korelasi antara saham i dan j
X = Tingkat keuntungan investasi pada saham 1
Y = Tingkat keuntungan investasi pada saham 2
n = Jumlah periode investasi

:

ORGANASASI DAN STUKTUR PASAR MODAL
A. Pengertian Pasar Modal
Sebagaimana yang ada di negara-negara kapitalis seperti di amerika serikat,
yaitu “suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham ,
obligasi dan sekuritas efek”.Sebagai salah satu elemen ekonomi, maka aspek untuk
memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal
sebagai

lembaga

jual

beli

efek.

Ada tiga Definisi Pasar Modal.
 Definisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisai, termasuk
bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan, serta surat-surat
kertas berharga /klaim, jangka panjang dan jangka pendek, perimer dan yang tidak
langsung.
 Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga
yang memperdagangkan wrkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun)termasuk saham-saham obligasi-obligasi, pinjam berjangka hipotek
tabungan serta deposito berjangka.
 Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan
saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan
paraunderwrriter.
Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar konkrit
dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersipat abstak, dan bentuk
konkritnya lembar surat-surat berharga dibursa efek.
B.ORGANISASI PASAR MODAL
Organisasi yang terlibat dalam Pasar Modal adalah :
a.

pemerintah,dalam ini adalah Bapepam

b.

perusahaan emiten

c.

lembaga penunjang emisi seperti penjamin emisi,perusahaan penilai,akuntan

publik,notaris dan konsultan hukum .
d.

perantara perdagangan efek ,antara lain,maklar,komisionerdan pedagang efek.

e.

Para pemodal ,baik perorangan maupun lembaga

Organisasi diatas dipersiapkan agar tujuan pembentukan pasar modal sebagai alat
untuk

mempercepat

perluasan

partisipasi

masyarakat

dalam

pembiayaan

pembangunan dan pemerataan pendapatan akan dapat terlaksana .
1. Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat BapepamLK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia
yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar
modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang lembaga keuangan. Kepala Bapepam-LK saat ini adalah A. Fuad Rahmany.
Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan.
Fungsi Bapepam-LK ialah sebagi berikut :
 Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan
sekunder
 Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
 Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
 Penetapan

prinsip-prinsip

keterbukaan

perusahaan

bagi

Emiten

dan

Perusahaan Publik;
 Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
 Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
 Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;

 Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
 Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan;
 Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
 Pelaksanaan tata usaha Badan.

2. Struktur Organisasi Bapepam
Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi
1 Sekretariat dan 12 Biro Teknis, dimana lingkup pembinaan dan pengawasan
meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha
jasa pembiayaan serta modal ventura.
Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas:
 Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum
 Biro Riset dan Teknologi Informasi
 Biro Pemeriksaan dan Penyidikan
 Biro Pengelolaan Investasi
 Biro Transaksi dan Lembaga Efek
 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa
 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil
 Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan
 Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan
 Biro Perasuransian
 Biro Dana Pensiun
 Biro Kepatuhan Internal
3.BURSA EFEK
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaanobligasi pemerintah.
Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama
permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu

lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit
dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah
jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya
transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota,
sang pialang saham.
C.INVESTASI DAN PELAKU PASAR MODAL
Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan
tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang
diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu
perusahaan.
Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat.
Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan
keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para
pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat
langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut :
1. Emiten.
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan
emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki
berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang
saham (RUPS), antara lain :
 Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan
untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
 Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan
modal asing.
 Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang
saham lama kepada pemegang saham baru.
2. Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang
melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang

ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian
ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
a. Memperoleh deviden
b.Kepemilikan perusahaan
c. Berdagang
d.Lembaga Penunjang
4. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada
para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum
saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka
waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan
oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis
fundamental perusahaan yang bersangkutan.
2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor
setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambatlambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di
bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek
setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai
tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak
yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan
pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak
terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:

a. Bursa reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa
Efek Surabaya (BES)
b. Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang
terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan
diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE),
diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara
penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara
kantor para broker atau dealer.
 Fungsi Pasar Modal
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak
yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal
mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau
return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari
luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana
dari hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan
dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung
dalam kepemilikan aktiva riil
5.INSTRUMEN PASAR MODAL
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,
waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,
dan lain-lain.Dalam makalah ini instrumen yang akan dibahas lebih lanjut yaitu
mengenai saham dan obligasi.

1. MENGENAL SAHAM
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham:
 Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham – atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah
saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut.
 Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya
Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian
menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Struktur Pasar Modal
Struktur pasar modal Indonesia menurut undang-undang pasar mod