TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

  

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

  

Disusun Oleh :

Sulasih

NIM B12 046

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

  

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

  

Diajukan oleh :

Sulasih

B12.046

  Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :

  Pembimbing

  (RIADINI WAHYU UTAMI S.ST)

  

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

  

Karya Tulis Ilmiah

  Disusun oleh:

  

Sulasih

NIM B12046

  Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan

  Pada tanggal : Penguji I

  Ernawati SST. M.Kes NIK200886033

  Penguji II

  Riadini Wahyu Utami S. ST NIK.201189094

  Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

  Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: A. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  Kusuma Husada Surakarta

  B. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

  C. Ibu Riadini Wahyu Utami SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

  D. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola BPM Ririn Yunianti Ngemplak Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan penelitian.

  E. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

  F. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

  Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Sulasih B12 046

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi

ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb

  

Sawahan Ngemplak Boyolali

  xii+ 53 halaman + 21 lampiran + 7 tabel + 2 gambar

  

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan

  menyusui anak. Hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh lemah. Beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya yaitu kurangnya pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan kepada anak. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden di BPM Ririn Yunianti Amd. Keb Sawahan Ngemplak didapatkan informasi 9 ibu tidak bisa menjawab pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan 1 ibu bisa menjawab.

  

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

  produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb pada tingkat baik, cukup dan kurang Serta faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali.

  

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb.pada

  tanggal 7 April sampai 10 Mei 2015 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat.

  

Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat

  pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb menunjukkan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan baik, 14 siswa (46,7%) berpengetahuan cukup dan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan kurang.

  

Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi

  ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, umur, pekerjaan, lingkungan dan

  

MOTTO

1. Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.

  2. Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan keterpaksaan makahasilnya pun akan berantakan.

  PERSEMBAHAN

  Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan : A. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

  B. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.

  C. Sahabatku tercinta Titik, Yuli, Atik terima kasih atas semangat yang kalian berikan.

  D. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA .

  E. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.

  F. Bu Riadini Wahyu Utami S.ST terimakasih selama ini telah sabar membimbing dan berbagi pengalaman.

CURICULUM VITAE

  Nama : Sulasih Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 08 Juli 1995 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Sidorejo, Rt 14 Rw 4 Butuh Dawung Jenar Sragen Riwayat Pendidikan

  Lulus tahun 2006

  A. SD N DAWUNG 3 Lulus tahun 2009

  B. SMPN 1 JENAR Lulus tahun 2012

  C. SMAN 1 TANGEN

  D. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................

  3 D. ManfaatPenelitian .....................................................................

  32 C. Populasi, SampeldanTeknikPengambilanSampel ....................

  32 B. LokasidanWaktuPenelitian .......................................................

  31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisdanRancanganPenelitian...................................................

  30 C. KerangkaKonsep ......................................................................

  6 B. KerangkaTeori ..........................................................................

  5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori ...........................................................................

  4 E. KeaslianPenelitian ....................................................................

  3 C. TujuanPenelitian .......................................................................

  i

  1 B. RumusanMasalah .....................................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang...........................................................................

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... .. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

  vi

  

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................

  iii

  

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

  33

  G. TeknikPungumpulan Data .......................................................

  38 H. MetodePengolahandanAnalisis Data ........................................

  39 I. EtikaPenelitian ..........................................................................

  42 J. JadwalPenelitian .......................................................................

  43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaraUmumTempatPenelitian ............................................

  44 B. HasilPenelitian ..........................................................................

  44 C. Pembahasan ..............................................................................

  47 D. Keterbatasan .............................................................................

  50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................

  51 B. Saran .........................................................................................

  51 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi antara kolostrum, ASI transisi, ASI matur ...

  16 Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian .......................................................

  34 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner..........................................................................

  36 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ..........................................

  44 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan .................................

  45 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. ..................................

  45 Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data. ....................................................................

  46

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 30Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 31

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Wawancara Studi Pendahuluan Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 7 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 9 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 10 :Surat Persetujuan Responden Lampiran 11 :Kuesioner Penelitian Lampiran 12 :Pedoman Penskoran Kuesioner Lampiran 13 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

  Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

  Lampiran 14 : Hasil Uji Validitas Lampiran 15 :Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 16 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan

  Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

  Lampiran 17 : Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

  Lampiran 18: Dokumentasi Penelitian Lampiran 19 : Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

  plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu ( Saleha, 2009 ). Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu - ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini ( Marmi, 2012 ).

  Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa keberhasilan menyusui tidaklah semata - mata tergantung pada faktor ibu dan bayi.

  Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, terutama dukungan dari suami. Sesungguhnya pemberian ASI dapat mempengaruhi aspek kejiwaan dan batiniah ibu, bayi, dan suami ( Prasetyono, 2012 ).

  Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan menyusui anak. Sebenarnya, gejala tersebut sudah membudaya sekian lama, terutama di kota - kota besar. Tindakan ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh lemah. Ada beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya yaitu gencarnya kampanye produsen susu dan makanan pengganti ASI, kurangnya pengetahuan para ibu sungguh dari para ahli kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan menyusui anak (Prasetyono, 2012).

  Dalam promosi susu tersebut, ada sebuah kekeliruan konsep yakni susu formula itu diperlukan oleh ibu yang persediaan air susunya tidak mencukupi kebutuhan anak, sehinnga dibutuhkan susu tambahan yang diproduksi oleh perusahaan susu. Para ibu yang aktif melakukan kegiatan komersial, seperti bekerja dikantor atau pabrik, serta berkecimpung dalam kegiatan sosial yang menyita waktu diluar rumah, memilih untuk menggunakan susu formula lantaran dianggap lebih menguntungkan dan membantu mereka ( Prasetyono, 2012 ).

  ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat dibutuhkan olehnya. Dalam ASI juga terdapat zat - zat yang disebut antibodi, yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusuinya, dan beberapa waktu sesudah itu. Bayi yang senantiasa mengkonsumsi ASI jarang mengalami selesma dan infeksi saluran pernafasan atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mengkonsumsinya.

  Selain itu, ASI juga bisa membantu perkembangan tulang rahang dan otot - otot pengunyah (Prasetyono, 2012 ).

  HasilstudipendahuluanyangdilakukandiBPM Ririn Yuniati Amd.Keb Ngemplak Boyolalipada tanggal 7 November 2014,didapatkandatajumlahibu nifaspada pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan1ibusudahbisa menjawab pernyataan tentang cara peningkatanproduksiASI.

  Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang bersangkutan dengan produksi ASI sebagai barier pada bayi yang berfungsi sebagai antibody dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi Di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan,Ngemplak, Boyolali”.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Ngemplak, Boyolali?”.

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

  2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori baik.

  c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori kurang.

  d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi ilmu pengetahuan Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang cara peningkatan produksi ASI.

  2. Bagi peneliti Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

  3. Bagi Intitusi

  a. Bagi pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi khususnya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

  b. Bagi BPM Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ibu nifas tentang cara

E. Keaslian Penelitian

  1. Fabona (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI Di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”. Jenis penelitian adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada bulan Mei sampai Juni 2012, yaitu sebanyak 34 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 5 responden (14,7%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan ASI 23 responden (67,6%) dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 6 responden (17,7%).

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian sedangkan persamaannya terletak pada judul penelitian, jenis penelitian dan teknik penelitian.

  2. Atmawati (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Dengan Perilaku Perawatan Payudara Postpartum Di dalam penelitian ini adalah ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta pada bulan Mei sampai Juni 2010. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non random jenis

  

purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuisioner yang diberikan kepada ibu postpartum.

  Hasil penelitian menunjukkan kelompok responden berpengetahuan cukup tentang pengetahuan tentang ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 3,3%. Responden berpengetahuan cukup tentang pengetahuan ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 16,7%. Responden berpengetahuan baik tentang ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 50%.

  Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang tentang ASI dan berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 10%.

  Responden yang berpengetahuan cukup dan berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 20%. Dan responden yang berpengetahuan baik tentang ASI berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 0%.

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada judul penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan

  

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

  a) Pengertian Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

  (mata, hidung, telinga dan sebagainya) dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,2010).

  b) Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010),pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu(Know)

  Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

  2) Memahami (Comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

  3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa (Analisys)

  Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek tersebut. 5) Sintesis (sintesys)

  Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6) Evaluasi (Evaluation)

  Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c) Faktor-faktor yan g Mempengaruhi Pengetahuan

  Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Wawan dan Dewi, 2010) yaitu :

1) Faktor Internal

  a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

  b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga.

  c) Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2) Faktor Eksternal

  a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

  b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d) Cara memperoleh pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok :

1) Cara Tradisional

  Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara- cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi :

a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)

  Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan.

  c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

  d) Melalui Jalan Pikiran Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan- pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

  disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology).

2. Nifas

  a. Pengertian Masa Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin , yaitu

  puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau

  berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhirnya alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).

  b. Tujuan Masa Nifas Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :

  1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

  2) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi

  3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan KB (Saleha, 2009).

c. Tahap Masa Nifas

  Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Periode immediate postpartum

  Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu. 2) Periode early postpartum (24 jam- 1 minggu)

  Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

  3) Periode late postpartum ( 1 minggu -5 mnggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).

3. Peningkatan Produksi ASI

a. Pengertian Produksi ASI

  Pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk-memproduksi sejumlah prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada

  let down reflex, dimana isapan puting dapat merangsang serabut otot

  halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar. Keluarnya air susu terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi lahir, dan kemudian terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pada minggu pertama, meskipun kadang-kadang agak tertunda sampai beberapa hari. Larangan bagi bayi untuk mengisap puting ibu akan banyak menghambat keluarnya air susu, sementara menyusui bayi menurut permintaan bayi secara naluriah akan memberikan hasil yang baik. Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu serta adanya faktor kelainan anatomis yang mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan air susu ternyata sangat jarang terjadi. ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Proverawati dan Rahmawati, 2010). Laktasi adalah keseluruhan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI (Marmi, 2012).

1) Tanda ASI Cukup

  a) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda.

  b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”

  c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam

  d) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.

  e) Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.

  f) Bayi bertambah berat badannya.

  (Sulistyawati, 2009)

b. Komposisi Gizi dalam ASI

  ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:

a) Kolustrum

  pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolustrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Pro¬tein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.

  Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 m1/24 jam.

  Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang.

b) ASI Transisi atau Peralihan

  ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak

c) ASI Matur ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya.

  ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

  Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.

  Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi dan ASI matur.

Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi dan ASI matur

  Kandungan Kolustrum Transisi ASI matur

  Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0 Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0 Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8 Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324 Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2 Immunoglubin Ig A (mg/100 m4)

  335,9 - 119,6 Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9

c. Manfaat Menyusui

1) Manfaat bagi bayi

  a) ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi, mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh.

  b) Komponen ASI sangat baik karena mempunyai kandungan protein, karbonhidrat, lemak dan mineral yang seimbang.

  c) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit.

  d) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki berat badan ideal.

  e) ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk untuk kecerdasan bayi.

  f) Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi.

  g) ASI bebas kuman karenadiberikan langsung dari payudara sehingga kebersihannya terrjamin.

  h) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan. i) Menyusui akan melatih daya hisap dan membantu mengurangi insiden maloklusi dan membentuk otot pipi yang baik. j) ASI memberikan keuntungan psikologis. k) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

2) Manfaat untuk ibu

  a) Aspek kesehatan ibu (1) Membantu mempercepat pengembalian uterus ke bentuk semula dan mengurangi perdarahan post partum karena isapan bayi pada payudara akan merangsang kelenjar hipopise untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Oksitosin bekerja untuk kontraksi saluran ASI pada kerlenjar air susu dan merangsang kontraksi uterus.

  (2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap karena pengeluaran energi untuk ASI dan proses pembentukannya akan mempercepat kehilangan lemak.

  (3) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian karsinoma payudara dan karsinoma ovarium.

  b) Aspek keluarga berencana prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan.

c) Aspek psikologis

  Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.

3) Manfaat untuk keluarga

  a) Aspek ekonomi Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli.

  Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah terkena infeksi

  b) Aspek psikologis Memberikan kebahagiaan pada keluarga dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

  c) Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat.

4) Manfaat untuk negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

  Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, karena ASI melindungi bayi b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi serta mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial.

  c) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui dapat menghemat devisa yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

  d) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Marmi, 2012).

d. Fisiologis Laktasi Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuro-endokrin.

  Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel. Proses ini disebut sebagai "refleks prolaktin" atau

  milk production reflect yang rnembuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam

  hari¬hari dini, Iaktasi refleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu. Nantinya, reflek ini dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila is merasa takut, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau bila

  Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus lactiferous.Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior.Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferous. Kontraksi sel- sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau"pelepasan". Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekadar memikirkan tentang bayinya (Sulistyawati, 2009).

e. Gizi Ibu Menyusui

  Menurut (Saleha, 2009), Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut : 1) Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, , mineral, dan vitamin yang cukup 3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari 4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya

  5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI

f. Cara Menyusui yang Benar

  Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi.

  Posisi: 1) Posisi madona atau menggendong: bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

  2) Posisi football atau mengepit: bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

  3) Posisi berbaring miring: ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan

  Tahap tata laksana menyusui

1) Posisi badan ibu dan bayi

a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai

  d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu

e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

  f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola

  Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola b) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (reflek menghisap) c) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar ,dan lidah menjulur kebawah d) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala f) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit- langit mulut bayi g) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle) h) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar i) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi j) Beberapa ibu sering meletakkkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu k) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi (Marmi,2012)

g. Cara Meningkatkan Produksi ASI

  Upaya memperbanyak ASI menurut (Marmi, 2012)adalah: 1) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara

  3) Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif 4) Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui.

  5) Tidurlah bersebelahan dengan bayi 6) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum 7) Pertugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan

  8) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut

h. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi ASI

  Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, menurut (Marmi, 2012) adalah: 1) Makanan.

  Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

2) Ketenangan jiwa dan pikiran.

  Untuk memproduksi ASI yang balk, maka kondisi kejiwaan dan

  3) Penggunaan alat kontrasepsi.

  Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.

  4) Perawatan payudara.

  Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. 5) Anatomis payudara.

  Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.

  6) Faktor fisiologi.

  ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.

  7) Pola istirahat.

  Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.

  8) Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. 9) Faktor obat-obatan

  Tidak semua obat dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui, sebaiknya ibu menyusui hanya meminum obat atas instruksi dokter atau tenaga kesehatan. 10) Berat lahir bayi.