215790929 MAKALAH Teori sosisologi klasi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah meberihidayah dan
inayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaika makalahini dengan baik dan
lancar. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terimakasih padaDosen yang
klasik ini yang membahas mengenai biogafi dan teori menurut Vilfredo Pareto.
Dengan adanya makalah ini kami berharap semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
danpenulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih

banyak kekurangan,

maka dari itu kami menerima saran dan kritik yang

membangun daripembaca makalah ini.

Teori sosiologi

membimbing dan teman- teman yang membantu dalam menyelesaikan makalah teori sosiologi


Makassar, 10September 2013

Penulis,

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
DAFTAR ISI

....................................................2

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
B. Teori Vilfredo Pareto . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
C. Teori Elit dengan kehidupan sekarang . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 10
BAB III PENUTUP

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12


A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

Teori sosiologi

A. Biografi Vilfredo Pareto . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

2

BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat adalah himpunan individu-individu, yang masing-masing
secara egoistis mengejar kepentingan mereka sendiri. Kesimpulan ini diambil
berdasarkan pengalaman empiris. Karena pengalaman empiris merupakan satupandangan Thomas Hobbes (1588-1679) dalam memaparkan deskripsi tentang
masyarakat tersebut diatas, yang telah dia tulis dalam bukunya Leviathan (1651).
Dari pengertian diatas tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat tidak
dilihat sebagai kesatuan organis, melainkan sebagai kejamakan, yang terdiri dari
banyak individu yang berkemauan yang mampu memilih antara hidup bersama

Teori sosiologi


satunya sumber untuk pengetahuan ilmiah yang sah. Kami menggunakan

atau hidup sendirian. Jadi realitasnya masyarakat itu ada karena individu itu ada.
Dapat diartikan bahwa individulah yang menentukan masyarakat. Jika individu
tidak ada maka masyarakatpun tidak ada. Jadi adanya individu tidak tergantung
pada adanya masyarakat.
Menurut Vilfredo Pareto (1848-1923) sosiologi harus bersifat logis dan
eksperimental. Dia mencita-citakan sosiologi yang didasarkan atas kriteria
matematika rasional, yang selalu sah dan tak berubah sehingga harus dibenarkan
oleh setiap orang yang berakal-budi sehat dan yang berlandasan pada realitas yang
merupakan obyek observasi inderawi. Tiap-tiap konsep, proposisi, dan teori harus
berpangkal pada fakta yang ditinjau atau mungkin dapat ditinjau. Menurut
penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa Pareto mewarisi tradisi positivisme,
dimana sosioogi harus masuk dalam disiplin empirisme lewat metode logika
eksperimental dengan penyelidikan yang didasarkan pada pengalaman dan
pengamatan.
Vilfredo Pareto juga menekankan bahwa hidup bermasyarakat terdiri dari
apa yang dilakukan oleh angota-anggota individual. Menurutnya sebagian
kelakuan manusia bersifat mekanis atau otomatis. Perilaku tersebut dibedakan

antara perbuatan logis dan nonlogis. Yang dimaksud logis jikalau direncanakan
oleh akal-budi dengan berpedoman pada tujuan yang mau dicapai, dan menurut

3

kenyataan mencapai tujuan itu. Misalnya seorang anak pergi ke tempat makan
(direncanakan oleh akal-budinya) untuk mengisi perutnya yang kosong
(tujuannya), lalu dia merasa kenyang/ tidak lagi lapar karena dia telah makan,
melakukan perbuatan yang logis. Sedangkan perilaku yang tidak berpedoman
secara rasional pada tujuan, atau tidak mencapai tujuannya, disebut nonlogis.
Vilfredo Pareto juga menawarkan model masyarakat keseimbangan
senantiasa mengarah kepada keseimbangan, yaitu pemeliharaan keseimbangan
atau pemulihan keseimbangan setelah terjadi pergolakan. Individu-individu saling
mempengaruhi, agar suatu keseimbangan tercapai. Hal ini sama kaitannya dengan
masyarakat tidak berevolusi dan tidak maju. Oleh karena individu mengadakan
relasi lahiriah, dan mereka sendiri tidak berubah, maka masyarakatpun tidak

Teori sosiologi

(homeostatika). Dimana masyarakat yang ditegakkan oleh individu-individu


berubah.
Seperti efisiensi kerja dan pengorganisasian mungkin di tingkatkan, tetapi
itu hanya penyusunan lain dari unsur-unsur yang selalu sudah ada. Pandangan ini
disebut the seesaw theory of history. Artinya, masyarakat adalah bagaikan ungkatungkit (seesaw), yang selalu mencari keseimbangan antara kedua ujungnya.
Hanya keseimbangan yang dicari, bukan perubahan. Memang kadang-kadang
terjadi penyusunan kembali atau reshuffle dalam masyarakat, hal mana memberi
kesan seolah-olah ada perkembangan dan kemajuan. Apa yang nampaknya
perubahan, adalah perpindahan posisi saja sama seperti pada ungkat-ungkit.
Ungkat-ungkit sendiri tidak berubah dalam gerak mencari keseimbangan baru.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Vilfredo Pareto
Vilfredo Federico Damaso Pareto adalah seorang insinyur Italia, sosiolog,
ekonom, ilmuwan politik dan filsuf. Dia memberikan beberapa sumbangan
dalam analisis pilihan individu. Vilfredo Pareto memperkenalkan konsep efisiensi
Pareto dan juga membantu mengembangkan bidang ekonomi mikro.

Vilfredo Pareto juga merupakan orang pertama yang menemukan bahwa
pendapatan mengikuti distribusi Pareto, yang merupakan kuasa hukum distribusi

Teori sosiologi

penting dalam bidang ekonomi, terutama dalam studi distribusi pendapatan dan

probabilitas. Vilfredo Pareto juga memberikan kontribusi untuk bidang sosiologi
dan matematika. Pareto lahir pada 15 July 1848, dari sebuah keluarga bangsawan
Genoa yang diasingkan tahun 1848 di Paris. Ayahnya, Raffaele Pareto (18121882), adalah seorang insinyur sipil Italia. Ibunya, Marie Metenier, adalah
seorang wanita Prancis. Vilfredo Pareto dan keluarganya kembali ke Italia pada
tahun 1858.
Pada masa kecilnya, Vilfredo Pareto tinggal di lingkungan kelas
menengah, dia menerima standar pendidikan yang tinggi . Pada tahun 1870, ia
meraih gelar di bidang teknik, yang sekarang menjadi Universitas Politeknik
Turin. Disertasinya berjudul "Prinsip-prinsip Dasar Ekuilibrium di Badan padat".
Kemudian dia cenderung tertarik pada analisis ekuilibrium dalam ilmu ekonomi
dan sosiologi. Beberapa tahun setelah lulus, Vilfredo Pareto bekerja sebagai
seorang insinyur sipil, pertama untuk Perusahaan Kereta Api milik negara Italia
dan kemudian di industri swasta. Dia tidak memulai pekerjaan serius di bidang

ekonomi sampai usia pertengahan empat puluhan. Pada tahun 1886 ia menjadi
dosen ekonomi dan manajemen di University of Florence.
Keberadaannya di Florence, dia isi dengan kegiatan politik, sebagian besar
didorong oleh rasa frustrasi sendiri atas regulator pemerintah. Pada tahun 1889,
setelah kematian orang tuanya, Pareto berubah gaya hidupnya, ia berhenti

5

pekerjaannya dan menikah dengan seorang perempuan Rusia, Alessandrina
Bakunin. Namun kemudian Pareto pergi meninggalkan Alessandrina bersama
pelayannya yang masih muda. Pada tahun 1893, Pareto diangkat sebagai dosen di
bidang ekonomi di University of Lausanne di Swiss, dimana dia menetap sampai
sisa hidupnya. Pada tahun 1906, Pareto mengembangkan apa yang disebutnya
"Hukum 80/20". Risetnya mengindikasikan bahwa dalam sebuah bisnis, 20%
populasi mengendalikan kira2 80% kekayaan. Namun gagasan ekonomi tersebut
dianggap cacat. Hal tersebut membuat Pareto mencela pemimpin sosialis sebagai
'aristokrasi perampok' yang mengancam akan merampas negeri dan mengkritik
pemerintah Giovanni Giolitti untuk tidak mengambil sikap lebih keras terhadap
pemogokan pekerja. Keresahan yang berkembang di kalangan tenaga kerja di


Teori sosiologi

barang dagangannya menghasilkan 80% bisnisnya dan bahwa kira-kira 20%

Italia membawanya ke kamp anti-sosialis dan anti-demokratis.
Tahun-tahun Pareto kemudian dihabiskan dalam mengumpulkan bahan
untuk karyanya yang paling terkenal, yakni Trattato di sociologia generale (1916),
Pikiran dan Masyarakat (1935) dan karya terakhirnya adalah Compendio di
sociologia generale (1920). Filvredo Pareto wafat pada tanggal 19 agustus 1923 di
kota celigny, di mana ia dimakamkan.

B. TeoriVilfredo Pareto
Vilfredo Pareto dikenal sebagai pendukung paradigma fungsionalisme,
karir

sosiologinya

menanjak

setelah


dia

menawarkan

model

masyarakat berkeseimbangan yang sangat mempengaruhi tokoh fungsionalisme
modern Talcot Parsons. Pareto mewarisi tradisi positivisme, dimana sosiologi
harus masuk dalam disiplin empirisme lewat metode logika eksperimental dengan
penyelidikan yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan. Pareto percaya
bahwa masyarakat alami adalah masyarakat yang berkeseimbangan dan dinamis.
Berbeda dengan Comte dan Spencer yang melihat masyarakat berevolusi secara
linear, menurut Pareto evolusi masyarakat lebih unilinear.

6

Vilfredo Pareto telah membuat teori dalam yang dianggap sebagai
eksperimental sosial. Sosiologinya didasarkan pada eksperimen tehadap tindakantindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta, dan rumus-rumus matematis. Dalildalil yang umum, kata Pareto hendaknya dibentuk atas dasar metode induksi.
Menurut dia, masyarakat merupakan sistem kekuatan yang seimbang dan

keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laku dan tindakandalam dirinya.
Seorang teoritikus, Vilfredo Pareto mengemukakan konsep-konsep baru
yang terkenal dengan teori “Circulation of the Elites” yaitu kelompok kecil dari
orang-orang elit dalam sebuah komunitas ternyata memiliki pengaruh besar pada
sebagian besar populasi. Sedangkan mempelajari apa yang disebut “sirkulasi elit”

Teori sosiologi

tindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan

dalam sistem politik, memprediksi kekuatan yang mungkin bergeser dari satu
kelompok kecil yang lain, tetapi kehidupan masyarakat akan tetap sama. Ia juga
mengemukakan konsep "Pareto Optimum" membawa banyak perubahan dalam
kehidupan masyarakat. Konsep "Circulation of the Elites" digunakan untuk
memperbaharui konsep Marxisme yang mengagungkan kekuatan masyarakat.
Vilfredo

Pareto

(1848-1923)


dalam

bukunya The

Mind

and

Society mencoba menyangkal Marxisme dengan jalan mengakui eksistensi dari
kelas penguasa (the ruling class) atau kelompok elit. Dia memberikan alasan
sebagai berikut: kaum elit tidak perlu mendapatkan posisinya berkat supremasi
ekonomisnya, dan bahwa perubahan sosial dan perubahan politik akan terjadi oleh
adanya sirkulasi dari kaum elitnya yang tidak perlu didukung oleh faktor-faktor
ekonomi. Elit politik adalah suatu kaum minoritas (oligarki) yang selalu aktif
dalam kelompok, sedangkan kaum mayoritas cenderung tidak aktif.
Dalam hal ini jelas terdapat batas dan pembagian antara yang berkuasa dan
yang dikuasai, antara minoritas politik dan mayoritas politik. Menekankan bahwa
komposisi kelas berkuasa atau elit politik itu dapat berubah pada suatu periode
waktu, yaitu melalui perekrutan anggota-anggota dari non-elit, atau dengan jalan
melaksanakan pembentukan elit-tandingan. Suatu proses yang disebut oleh Pareto

7

sebagai “sirkulasi elit” dan dia menyatakan bahwa hubungan antara minoritas dan
mayoritas pada pokoknya adalah serupa dalam masyarakat.
Menurut Vilfredo Pareto, elit adalah orang-orang yang terbaik, mampu,
dan berhasil menduduki jabatan tinggi dalam masyarakat. Elit pada umumnya
berasal dari kelas yang sama, yaitu orang-orang kaya dan pandai yang mempunyai
kelebihan dalam matematika, bidang musik, karakter moral, dan sebagainya.
terhadap kinerja aristokrat yang sedang berjalan pada waktu itu. Ia beranggapan
bahwa sifat dari elit politik yang otoriter dan mengintervensi menunjukkan
kesamaan dengan konsep kekuasaan yang dirumuskan oleh Nicollo Machiavelli.
Kekuasaan itu terletak pada posisi otoritas di lembaga-lembaga ekonomi dan
politik penting. Perbedaan psikologis dan intelektuallah yang terkesan

Teori sosiologi

Istilah elit politik diperkenalkan oleh Pareto sebagai wujud kekecewaannya

menentukan elit terpisah dari masyarakat.
Pareto mengungkapkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan atas atau
elit dan lapisan yang lebih rendah atau non elit. Lapisan elit dalam masyarakat
terdiri dari elit yang memerintah atau governing elit dan elit yang tidak
memerintah atau non governing. Governing elite dan non governing senantiasa
bersaing untuk memperoleh kekuasaan, sehingga membentuk polarisasi elit dan
sirkulasi antara elit lama dan elit baru. Kontinuitas elit yang memerintah sangat
bergantung pada dukungan masyarakat(Setianto, 2001: 73). Pareto juga
mengemukakan tentang berbagai jenis pergantian elit, sebagai berikut:
-

di antara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri, dan

-

di antara elit dengan penduduk lainnya.

Pergantian ini dapat berupa individu dari lapisan berbeda masuk ke dalam
kelompok elit yang sudah ada maupun individu dari lapisan bawah yang
membentuk kelompok elit baru dan masuk ke kancah perebutan kekuasaan
dengan elit yang sudah ada.
Mengenai penyebab runtuhnya elit yang berkuasa, Pareto mengembangkan
konsep residu, dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
sifat psikologi berbagai kelompok elit yang berbeda. Yang dimaksud residu ialah
kualitas-kualitas yang dapat meningkatkan taraf hidup seseorang. Dalam usaha

8

melestarikan kekuasaannya, Pareto mengikatkan kepentingan utamanya pada
residu kombinasi (kecerdikan) dan residu keuletan bersama (kesetiaan pada
kumpulan). Keadaan demikian menghasilkan perbedaan antara tindakan logis dan
non-logis dari individu-individu dalam kehidupan sosialnya. Tindakan logis
berupa tindakan-tindakan yang diarahkan pada tujuan-tujuan yang dapat
diusahakan. Tindakan logis juga mengandung maksud pemilikan yang pada
Dalam bidang kekuasaan politik, teori yang dimaksud dapat disebut
ideologi penguasa atau ideologi elite. Bagi ahli teori elite, seperti ahli sosiologi
klasik Vilfredo Pareto, penggunaan kekuasaan sebagian besar tergantung kepada
kemampuan elite untuk membentuk suatu ideologi yang dapat memanipulasi
massa. Menurut Pareto, teori liberal mengenai demokrasi parlementer memberi

Teori sosiologi

akhirnya dapat dijangkau.

gambaran tentang bentuk ideologi yang menjadi kedok dari dominasi elite.
Pareto, seorang liberal yang dikecewakan dan kemudian menjadi
pendukung Mussolini mungkin agak sinis, tetapi pernyataan bahwa demokrsi
parlementer dalam kenyataannya menjadi kedok dari peranan kelompok elite,
mengundang perhatian yang serius. Tidaklah luar biasa jika terdengar bahwa
anggota parlemen menyatakan karena mereka adalah wakil rakyat yang dipilih
secara demokratis, mereka tidak harus bertanggung jawab terhadap anggotaanggota partainya atau terhadap siapapun. Pemilihan secara demokratis
mengabsahkan kekuasaan politikus. Baik dari pandangan elite maupun konsensus,
pemilihan melimpahkan kekuasaan kepada orang yang terpilih.
Jika menurut teoritis konsensus kekuasaan kepada orang yang terpilih. Jika
menurut teoritis konsensus kekuasaan ini cenderung dipergunakan untuk
kesejahteraan umum, maka menurut teoritisi elite kekuasaan dipergunakan
semata-mata unntuk kepentingan kaum elite. Menurut Pareto, beberapa partai
yang bersaing dalam memperebutkan kedudukan dalam parlemen sebenarnya
tidaklah menggambarkan beberapa elite yang bersaing, tetapi lebih merupakan
bermacam-macam wajah dari elite yang tunggal yaitu elite penguasa. Para elit
penguasa

tersebut

tentunya

tergabung

dalam

sebuah

organisasi

yang

membutuhkan kerjasama antar penguasa elit.

9

Berdasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Vilvredo Pareto dan C.I.
Barnandrd, semua hubungan organisasi manusia didasarkan pada suatu
penghargaan seperti kerjasama dalam sistem sosial. Beberapa pengamatan atau
bahkan penelitian terhadap mesin dan teknologi yang sebenarnya merupkan
bagian dari sistem sosial merupakan hal yang banyak terjadi dalam suatu
klasik, Vilfredo Pareto.

C. Teori Elit dengan kehidupan sekarang
Dalam kehidupan masyarakat sekarang tidak lepas dari demokrasi atau

Teori sosiologi

organisasi. Itulah teori-teori yang disampaikan oleh salah satu tokoh sosiologi

bidang kekuasaan politik, teori yang dimaksud dapat disebut ideologi penguasa
atau ideologi elite. Bagi ahli teori elite, seperti ahli sosiologi klasik Vilfredo
Pareto, penggunaan kekuasaan sebagian besar tergantung kepada kemampuan
elite untuk membentuk suatu ideologi yang dapat memanipulasi massa. Menurut
Pareto, teori liberal mengenai demokrasi parlementer memberi gambaran tentang
bentuk ideologi yang menjadi kedok dari dominasi elite. Pareto, seorang liberal
yang dikecewakan dan kemudian menjadi pendukung Mussolini mungkin agak
sinis, tetapi pernyataan bahwa demokrsi parlementer dalam kenyataannya menjadi
kedok dari peranan kelompok elite, mengundang perhatian yang serius. Tidaklah
luar biasa jika terdengar bahwa anggota parlemen menyatakan karena mereka
adalah wakil rakyat yang dipilih secara demokratis, mereka tidak harus
bertanggung jawab terhadap anggota-anggota partainya atau terhadap siapapun.
Pemilihan secara demokratis mengabsahkan kekuasaan politikus. Baik dari
pandangan elite maupun konsensus, pemilihan melimpahkan kekuasaan kepada
orang yang terpilih. Jika menurut teoritis konsensus kekuasaan kepada orang yang
terpilih. Jika menurut teoritis konsensus kekuasaan ini cenderung dipergunakan
untuk kesejahteraan umum, maka menurut teoritisi elite kekuasaan dipergunakan
semata-mata unntuk kepentingan kaum elite. Menurut Pareto, beberapa partai
yang bersaing dalam memperebutkan kedudukan dalam parlemen sebenarnya
tidaklah menggambarkan beberapa elite yang bersaing, tetapi lebih merupakan

1
0

bermacam-macam wajah dari elite yang tunggal yaitu elite penguasa. Para elit
penguasa

tersebut

tentunya

tergabung

dalam

sebuah

organisasi

yang

Teori sosiologi

membutuhkan kerjasama antar penguasa elit.

1
1

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melihat kekuasaan di masyarakat, Vilfredo Pareto lebih menekankan pada
dukungan masyarakat sangat mempengaruhi kedudukan para elit. Merekalah yang
menentukan seberapa lama seorang elit akan memimpin suatu negara. Masyarakat
dapat menurunkan penguasa apabila kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak
berhasil mewujudkan tujuan bersama. Pergantian penguasa bisa terjadi baik dari
sesama kalangan elit yang memerintah maupun dari elit baru yang muncul dalam

Teori sosiologi

pemisahan antara elit yang memerintah dan nonelit.Pareto menegaskan jika

masyarakat.
Pareto juga mengemukakan tentang berbagai jenis pergantian elit, sebagai berikut:
- di antara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri,
- di antara elit dengan penduduk lainnya.
Pergantian ini dapat berupa individu dari lapisan berbeda masuk ke dalam
kelompok elit yang sudah ada maupun individu dari lapisan bawah yang
membentuk kelompok elit baru dan masuk ke kancah perebutan kekuasaan
dengan elit yang sudah ada.

1
2

DAFTAR PUSTAKA
http://7chebe.blogspot.com/2012/12/teori-vilfredo-pareto.html
Lauer, Robert H.perspektif tentang perubahan sosial. PT Rineka Cipta.

http://hadiwahono.blogspot.com/2013/07/vilfredo-pareto.html

Teori sosiologi

Jakarta. 1993.

1
3