Pancasila Landasan Negara negara-negara budaya negara-negara budaya negara-negara budaya

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAM
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki
manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi
manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir, maka
tidak seorang pun dapat mengambilnya atau melanggarnya. Kita harus
menghargai anugerah ini dengan tidak membedakan manusia berdasarkan
latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan,
budaya, dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa dengan hak asasi
manusia bukan berarti dapat berbuat semena-mena, karena manusia juga
harus

menghormati

hak

asasi

manusia


lainnya.

Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu :
1. Hidup (life)
2. Hak Kebebasan (liberty)
3. Hak Memiliki (property)
Ketiga hak tersebut merupakan hak yang fundamental dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi manusia. Contohnya : hak beragama, hak
menentukan jalan hidup, dan hak bicaara.
b. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik.
Contohnya : hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu,
berorganisasi.
c. Hak asasi ekonomi, yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan
perekonomian. Contohnya : hak memiliki barang, menjual barang,
mendirikan perusahaan/berdagang, dan lain-lain.

d. Hak asasi budaya, yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan

bermasyarakat. Contohnya : hak mendapat pendidikan, hak mendapat
pekerjaan, hak mengembangkan seni budaya, dan lain-lain.
e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak
yang berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan.
Contohnya : hak mendapat perlindungan hukum, hak membela agama,
hak menjadi pejabat pemerintah, hak untuk diperlakukan secara adil,
dan lain-lain.
f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contohnya :
dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan lain-lain.
Berbagai

Instrumen

HAM

di

Indonesia

Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara lain termuat dalam :

a) Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945 Hak asasi manusia tercantum dalam
pembukaan UUD 1945:
a. Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
haak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”.
b. Alinea IV : “… Pemerintah Negara Republik Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah

darah

Indonesia,

dan

untuk

memajukan


kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial……”
b. Batang Tubuh UUD 1945
Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal
27 sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :
a. Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
b. Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),

c. Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
d. Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).
Berdasarkan amandemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum
dalam Bab X A Pasal 28 A sampai dengan 28 J, sebagaimana tercantum
berikut ini :
HAK ASASI MANUSIA Pasal 28 A,
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Bunyi Pasal 28 B
a. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah.
b. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
a. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.
b. Setiap

orang

memperjuangkan

berhak
haknya

untuk
secara


memajukan
kolektif

dirinya

untuk

dalam

membangun

masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28 D
a. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum.

b. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

c. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan.
d. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28 E
a. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran. memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggakannya, serta berhak kembali.
b. Setiap

orang

berhak

atas

kebebasan

meyakini


kepercayaan,

menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
c. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
Pasal 28 G
a. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dan ancaman kelakutan
untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
b. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan alau perlakuan yang
rnerendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara
politik dari negara lain.


Pasal 28 H
a. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapalkan lingkungan hid up yang baik dan sehal serfa berhak
memperoleh pefayanan kesehatan.
b. Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.
c. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.
d. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.
Pasal 28 I
a. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
b.


Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif.

c. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
d. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, Terutama pemerintah.
e. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan.

Pasal 28 J
a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan

dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
b) Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia
Instrumen ini ditetapkan pada tanggal 13 November 1998. Dalam
ketetapan MPR tersebut disebutkan antara lain :
1) Menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh
aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada
seluruh masyarakat.
2) Menugaskan kepada Presiden dan DPR untuk meratifikasi
(mengesahkan)

berbagai

instrumen

hak

asasi

manusia

internasional selama tidak bertentangan dengan Pancasila dan
DUD 1945
3) Membina kesadaran dan tanggung jawab masyarakat sebagai
warga negara untuk menghormati, menegakkan hak dan
menyebarluaskan

hak

asasi

manusia

melalui

gerakan

kemasyarakatan.
4) Melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan dan penelitian
serta menyediakan media tentang hak asasi manusia yang
ditetapkan dengan undang-undang
5) Menyusun naskah hak asasi manusia dengan sistematis dengan
susunan:

a. Pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap hak asasi
manusia dan,
b. Piagam hak asasi manusia
6) Isi beserta uraian naskah hak asasi manusia sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari ketetapan ini.
7) Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yaitu langgal
13 November 1998
c) Piagam hak asasi manusia di Indonesia dalam Ketetapan MPR
Nomor XVII/MPR/1998
1) Pembukaan
Bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
berperan sebagai pengelola dan pemelihara alam secara seimbang
dan serasi dalam ketaatan kepada-Nya. Manusia dianugerahi hak
asasi dan memiliki tanggung jawab serta kewajiban untuk
menjamin

keberadaan,

harkat,

dan

martabat

kemuliaan

kemanusiaan, serta menjaga keharmonisan dalam kehidupan.
Bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada
diri manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak
berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak
kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak
kesejahteraan oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas
oleh siapapun. Selanjulnya manusia juga mempunyai hak dan
tanggung jawab yang timbul sebagai akibat perkembangan
kehidupannya

dalam

masyarakat.

Bahwa didorong oleh jiwa dan semangat proklamasi kemerdekan
Republik Indonesia, bangsa Indonesia mempunyai pandangan
mengenai hak asasi dan kewajiban manusia, yang bersumber dari
ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa,
serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bahwa

Perserikatan

Bangsa-Bangsa

tahun

1948,

telah

mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal
Declaration Of Human Right). Oleh karena itu, bangsa Indonesia
sebagai

anggota

PBB

mempunyai

tanggungjawab

untuk

menghormati ketentuan yang tercantum dalam deklarasi tersebut.
Bahwa perumusan hak asasi manusia pada dasarnya dilandasi oleh
pemahaman suatu bangsa terhadap citra, harkat dan martabat diri
manusia itu sendiri. Bangsa Indonesia memandang bahwa manusia
hidup tidak terlepas dari Tuhannya, sesama manusia dan
lingkungannya.
Bahwa bangsa Indonesia pada hakikatnya menyadari, mengakui
dan menjamin serta menghormati hak asasi manusia orang lain
juga sebagai kewajiban. Oleh karena itu, hak asasi manusia dan
kewajiban asasi manusia terpadu dan melekat pada diri manusia
sebagai pnbadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota
suatu bangsa dan warga negara, serta anggota masyarakat bangsabangsa.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi hak asasi manusia,
maka bangsa Indonesia menyatakan piagam hak asasi manusia.
2) Piagam

Hak

Asasi

Manusia

Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia terdiri dari 10 bab, yaitu :
Bab I : Hak untuk hidup (pasal 1)
Bab II : Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal 2)
Bab III : Hak mengembangkan diri (pasal 3-6)
Bab IV : Hakkeadilan(7-12)
Bab V : Hak kemerdekaan (pasal 13 – 19)
bab VI : Hak atas kebebasan informasi (pasal 20 – 21)
bab VII : Hak keamanan (pasal22-26)
bab VIII : Hak kesejahteraan (pasal 27 – 33)
bab IX : Kewajiban (pasal 34 – 36)

bab X : Perlindungan dan kemajuan (pasal 37 – 44)
d) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Undang-Undang ini disahkan pada tanggal 23
September 1999.
Isi pokok HAM menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999,
terdiri atas 11 bab dan penjelasan, yaitu :
Bab I : Pendahuluan (pasal 1).
Bab II : Asas-asas dasar (pasal 2 – 6)
Bab III : Hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia (pasal 9 66)
Bab IV : Kewajiban dasar manusia (pasal 67 – 70)
Bab V : Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah (pasal 71 – 72)
Bab VI : Pembatasan dan larangan (pasal 73 – 74)Bab VII : Komisi
nasional hak asasi manusia (pasal 75 – 99)
Bab VIII : Partisipasi masyarakat (pasal 100 – 103)
Bab IX : Peradilan hak asasi manusia (pasal 104)
Bab X : Ketentuan peralihan (pasal 105)
Bab

B. Lembaga

XI

:

Perlindungan

Ketentuan

Hah

penutup

Asasi

(pasal

Manusia

106)

(HAM)

Perlindungan hak asasi manusia dapat dilakukan oleh berbagai lembaga,
antara lain :
1. Komisi

Nasional

Hak

Asasi

Manusia

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan hak asasi manusia di
Indonesia dibentuk suatu komisi yang bersifat nasional dan diberi nama
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang bisa disebut
Komisi Nasional. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Rl No 50
Tahun

1993

tentang

Komisi

Nasional

Hak

Asasi

Manusia.

Menurut Undang-Undang Rl Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia pasal 75, antara lain disebutkan tujuan Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM), yaitu :
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam
PBB, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuan

nya

berpartisipasi

dalam

berrbagai

bidang

kehidupan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi lentang
hak asasi manusia Komnas HAM beranggotakan tokoh masyarakat
yang

profesional,

berdedikasi,

dan

berintegritas

tinggi

dalam

menghayati cita-cita negara hukum dan negara kesejahteraan yang
berintikan keadilan menghormati hak asasi manusia dan kewajiban
dasar

manusia.

Komnas HAM berasaskan Pancasila. Komnas HAM berkedudukan di
Jakarta. Perwakilan Komnas HAM dapat didirikan di daerah provinsi,
dan daerah kabupaten/kota. Warga negara Indonesia yang dapat
diangkat menjadi anggota Komnas HAM adalah :
a. Memiliki pengalaman dalam upaya memajukan dan melindungi
orang atau kelompok yang dilanggar.
b. Berpengalaman sebagai hakim, jaksa, polisi, pengacara, atau
pengemban profesi hukum lainnya.
c. Berpengalaman di bidang legislatif, eksekutif, dan lembaga
tinggi negara atau,
d. Merupakan tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota lembaga
swadaya

masyarakat,

dan

kalangan

perguruan

tinggi.

Anggota Komnas HAM berjumlah 35 orang yang dipilih oleh
DPR RI berdasarkan usulan Komnas HAM dan diresmikan oleh
presidan selaku kepala negara.

Masyarakat dapat mengajukan laporan pengaduan pelanggaran hak
asasinya kepada Komnas HAM. Hal ini sesuai dengan pasal 90 UU RI
No. 39 Tahun 1999 yang menyatakan, “Setiap orang dan atau kelompok
orang yang memiliki alasan kuat bahwa hak asasinya telah dilanggar
dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis kepada
Komnas

HAM.”

Semua pengaduan hanya akan mendapatkan pelayanan apabila disertai
dengan identitas pengadu yang benar dari keterangan atau bukti awal
yang jelas tentang materi atau persoalan yang diadukan alau dilaporkan.
Pemeriksaan atas pengaduan kepada Komnas HAM tidak dilakukan
atau dihentikan apabila :
a. tidak memiliki bukti awal yang memadi,
b. materi pengaduan bukan masalah pelanggaran hak asasi
manusia,
c. pengaduan diajukan dengan itikad buruk atau ternyata tidak ada
kesungguhan dari pengadu,
d. terdapat upaya hukum yang lebih efeklif bagi penyelesaian
materi pengaduan,
e. sedang berlangsung penyelesaian melalui upaya hukum yang
tersedia

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan.
Pemeriksaan pelanggaran hak asasi manusia dilakukan secara
tertutup, keouali ditentukan fain oleh Komnas HAM. Pihak pengadu,
korban, saksi. dan atau pihak lainnya yang terkait, wajib memenuhi
permintaan Komnas HAM. Apabila seseorang yang dipanggil tidak
datang menghadap atau menolak memberikan keterangannya, Komnas
HAM dapat meminta bantuan ketua pengadilan untuk pemenuhan
panggilan secara paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Komnas HAM wajib menyampaikan laporan
tahunan tentang pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya, serta

kondisi hak asasi manusia dan perkara-perkara yang ditanganinya
kepada DPR Rl dan Presiden dengan tembusan kepada Mahkamah
Agung Adapun anggaran Komnas HAM dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2. Kepolisian

Negara

Republik

Indonesia

Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Keputusan
Negara RI, antara lain dinyatakan “Kepolisian Republik Indonesia
bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat;
tertib

dan

tegaknya

hukum,

terselenggaranya

perlindungan,

pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketenteraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia”. Hal ini
berarti Kepolisian Negara RI juga memberikan pengayoman dan
perlindungan hak asasi manusia.
a. memelihara keasamanan dan ketertiban masyarakat,
b. menegakkan hukum,
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
3. Komisi

Perlindungan

Anak

Indonesia

Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat
dalam UUD 1945 dan PBB tentang hak-hak anak. Meskipun UU RI
Nomor

39

Tahun

1999

tentang

Hak

Asasi

Manusia

telah

mencantumkan tentang hak anak, namun dalam pelaksanaannya masih
memerlukan undang-undang sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan
kewajiban dan tanggung jawab orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan negara. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan
efektivitas penyelenggaraan anak, dibentuk Komisi Perlindungan Anak
Indonesia yang bersifat independen. Hal ini sesuai dengan UndangUndang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Adapun tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah :
a. melakukan sosialisasi seluruh kutentuan peraturan perundangundangan

yang

berkaitan

dengan

perlindungan

anak,

mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan
masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
b. Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada
Presiden dalam rangka perlindungan anak.
4. Lembaga

Bantuan

Hukum

Bagi warga negara yang tidak mampu membayar dalam menurut
hukum, memiliki biaya untuk melakukan tuntutan hukum. maka dapat
memanfaatkan jasa lembaga bantuan hukum. Bantuan hukum bersifat
membela kepentingan masyarakat tanpa memandang latar belakang
suku, keturunan, warna kulit, ideologi, keyakinan politik, harta
kekayaan,

agama,

atau

kelompok

orang

yang

membelanya.

Tujuan lembaga ini adalah mencegah adanya ledakan gejolak sosial dan
keresahan masyarakat. Keberhasilan gerakan bantuan hukum akan
dapat mengembalikan wibawa hukum dan wibawa pengadilan yang
selama ini terpuruk di negara kita.
5. Biro

Konsultasi

dan

Bantuan

Hukum

Fakultas

Hukum

Dalam rangka pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakai,
beberapa fakultas hukum mengadakan biro konsultasi dan bantuan
hukum. Biro ini ditangani oleh dosen-dosen muda yang masih dalam
proses belajar untuk menjadi advokat profesional.
PASAL-PASAL DALAM UUD 1945 YANG MENGATUR TENTANG HAM
1) Pasal 27 UUD 1945, berbunyi:
(1) “Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjungjung hukum dan pemerinatah itu dengan tidak
ada kecualinya”.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
(3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.”
2) Pasal 28 UUD 1945
”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”
3) Pasal 28 A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
4) Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah
(2) Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
5) Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
6) Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlidungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
(2) Setiap orang berhak untuk berkerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalm
pemerintahan
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
7) Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.
8) Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
9) Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindung diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasinya.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
10) Pasal 28 H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan
(3) Setiap orang berhak atas imbalan jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.
11) Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yanbg bersifat diskriminatif atas
dasar apaun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara terutama pemerintah
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asaso manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokrastis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
12) Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menajlan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokrastis.
13) Pasal 29
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk berinadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
14) Pasal 30 ayat (1)
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
15) Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

16) Pasal 32 AYAT (1)
(1) Negara mamajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
17) Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagi usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
18) Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.