RANGKUMAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

RESUME
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 58 /POJK.04/2015
TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM
UNIT AUDIT INTERNAL
(untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Internal Audit)

Oleh

:

Kelompok

10

1. DamarSasiElsza P

NIM

041311333134Absen19


2. DanikAstutik

NIM

041411331190Absen 20

PROGRAM STUDI AKUNTANSI / KELAS L
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Internal Audityang berjudul “Resume
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 58 /POJK.04/2015 Tentang Pembentukan Dan
Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal”.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen kami, Drs. Hartono, MM.,Ak.,
CMA.selaku dosen mata kuliah Internal Audit yang telah membimbing kami dalam penyelesaian

makalah ini.Kami juga berterima kasih pada teman-teman yang telah membantu dan bekerja
sama.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara–saudara pembaca
demi perbaikan dan pembelajaran bagi kami, karena kami yakin makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, 13 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................1
BAB II Pembahasan...............................................................................................................2
Kesimpulan............................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................8

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Internal Audit adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi

yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola perusahaan. Berdasarkan Peraturan No. IX.I.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK No. Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 juncto Peraturan OJK No.
56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Unit Internal Audit, suatu perseroan bertugas menjalankan fungsi
internal audit guna mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya
struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan
pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas
akuntan publik. Komite Audit terdiri dari dua anggota yang merupakan pihak independen
(pihak dari luar Perseroan) yang berkemampuan di bidang akuntansi dan keuangan dan
diketuai oleh Komisaris Independen.
Terciptanya peraturan nomor 56/POJK.04/2015 di tujukan guna menekankan
perubahan fungsi internal audit dalam suatu perseroan dari yang awalnya sebagai suatu
tindakan koreksi atau mencari kesalahan menjadi suatu tindakan progresif dan roduktif dalam
menyampaikan saran. Oleh karena itu, wajib bagi mahasiswa akuntansi untuk memahami
peraturan ini guna menghilangkan perspektif lama mengenai internal audit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai

berikut :
1. Apa itu Internal audit berdasarkan peraturan nomor 56/POJK.04/2015?
2. Bagaimana cara pembentukan internal audit dan seperti apa struktur dan
kedudukannya dalam perseroan berdasarkan peraturan nomor 56/POJK.04/2015?
3. Apa saja tugas, wewenang dan tanggungjawan Auditor Internal berdasarkan
peraturan nomor 56/POJK.04/2015?

4. Apa saja persyaratan menjadi auditor internal berdasarkan peraturan nomor
56/POJK.04/2015?
5. Apa yang di maksud dengan Piagam Audit Internal berdasarkan peraturan nomor
56/POJK.04/2015?
6. Apa saja sanksi yang di bebankan apabila tidak melaksanakan fungsi audit Inernal
berdasarkan peraturan nomor 56/POJK.04/2015?

BAB II PEMBAHASAN
BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 58 /POJK.04/2015
TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT
INTERNAL
1.1 Audit Internal

 Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang
bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan
cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian
dan proses tata kelola perusahaan.
 Unit audit internal adalah unit kerja dalam emiten atau perusahaan public yang
menjalankan fungsi audit internal
1.2 Pembentukan, Struktur dan kedudukan Audit internal
 Pembentukan unit audit internal
o Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki Unit Audit Internal
 Struktur dan kedudukan
o Unit Audit Internal terdiri dari 1 (satu) orang auditor internal atau lebih.
o Unit Audit Internal dipimpin oleh seorang kepala Unit Audit Internal.
o Dalam hal Unit Audit Internal terdiri dari 1 (satu) orang auditor
internal, auditor internal dimaksud juga bertindak sebagai kepala Unit
Audit Internal.
o Jumlah auditor internal disesuaikan dengan besaran dan tingkat
kompleksitas kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
o Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh direktur
utama atas persetujuan Dewan Komisaris.

o Kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab kepada direktur utama.
o Dalam hal kepala Unit Audit Internal tidak memenuhi persyaratan
sebagai auditor internal dalam Unit Audit Internal dan/atau gagal atau
tidak cakap dalam menjalankan tugas, Direktur utama dapat
memberhentikan kepala Unit Audit Internal dimaksud, setelah mendapat
persetujuan Dewan Komisaris.
o Auditor internal dalam Unit Audit Internal bertanggungjawab secara
langsung kepada kepala Unit Audit Internal
1.3 Wewenang dan tanggungjawab Unit Audit Internal
Unit Audit Internal mempunyai tugas dan tanggung jawab paling sedikit:
 menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;












menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan;
melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di
bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya;
memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang
kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;
membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
direktur utama dan Dewan Komisaris;
memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut
perbaikan yang telah disarankan;
bekerja sama dengan Komite Audit;
menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal
yang dilakukannya; dan
melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan

Unit Audit Internal mempunyai wewenang paling sedikit:







mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait
dengan tugas dan fungsinya;
melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan
Komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota dari Direksi, Dewan
Komisaris, dan/atau Komite Audit
mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan
Komisaris, dan/atau Komite Audit;
melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal

1.4 Persyaratan Auditor Internal


Persyaratan auditor internal
 Auditor internal dalam Unit Audit Internal wajib memenuhi
 persyaratan sebagai berikut:

 memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur,
dan objektif dalam pelaksanaan tugasnya;
 memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan
disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya;
 memiliki pengetahuan tentang peraturan perundangundangan di bidang
Pasar Modal dan peraturan perundangundangan terkait lainnya;
 memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis secara efektif;
 mematuhi standar profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal;
 mematuhi kode etik Audit Internal;






menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Audit Internal kecuali
diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau penetapan
atau putusan pengadilan;

memahami prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen
risiko;
bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan
profesionalismenya secara terus-menerus.

1.5 Piagam Audit Internal
Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki piagam Audit Internal yang paling
sedikit memuat:
 struktur dan kedudukan Unit Audit Internal;
 tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal;
 wewenang Unit Audit Internal;
 kode etik Unit Audit Internal yang mengacu pada kode etik yang ditetapkan oleh
asosiasi Audit Internal yang ada di Indonesia atau kode etik Audit Internal
yang lazim berlaku secara internasional;
 persyaratan auditor internal dalam Unit Audit Internal;
 pertanggungjawaban Unit Audit Internal;dan
 larangan perangkapan tugas dan jabatan auditor internal dan pelaksana dalam
Unit Audit Internal dari pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan baik di
Emiten atau Perusahaan Publik maupun anak perusahaannya.
 Piagam Unit Audit Internal ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat

persetujuan Dewan Komisaris.
1.6 Sanksi











Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Otoritas
Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap
pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
tersebut, berupa:
peringatan tertulis;
denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu;
pembatasan kegiatan usaha;
pembekuan kegiatan usaha;
pencabutan izin usaha;
pembatalan persetujuan; dan
pembatalan pendaftaran.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c,
huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g dapat dikenakan dengan atau tanpa





didahului pengenaan
sanksi
administratif
berupa
peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dapat dikenakan secara tersendiri atau secara bersama-sama dengan
pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g.
Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1),
Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan tindakan tertentu terhadap setiap
pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
ini

KESIMPULAN
Internal Audit selalu bekerja untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal
dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan penerapan prosedur pengendalian sesuai dengan
Manual Kerja dan Piagam Internal Audit Perseroan. Sebagai acuan ke arah global best practices,

Internal Audit Division juga menggunakan standar dan kode etik yang diterbitkan oleh Institute
of Internal Auditor (IIA).
Selain itu, Audit Internal bertugas antara lain untuk menguji dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan
perusahaan serta melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan
kegiatan lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya Unit Audit Internal akan selalu bekerjasama
dengan Komite Audit dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. Pembentukan Unit Audit
Internal merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam menciptakan tata kelola yang
baik dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 56/POJK.04/2015 yang di akses melalui
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?czozMzoiZD0yMDAwKzE1JmY9b2
rNTYtMjAxNWJ0LnBkZiZqcz0xIjs= pada tanggal 13 September 2016 pukul 19.50 WIB
Piagam Internal Audit yang di akses melalaui
http://www.qnb.co.id/ckeditor/kcfinder/images/files/No.%201.09.001.02%20tang
al%209%20Februari%202016(1).pdf pada tanggal 13 september 2016 pukul 19.55 WIB

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.58 TAHUN 2005 TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

2 44 15

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FISIP UMM)

2 59 22

ANALISIS YURIDIS PERANAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DALAM PENATAAN REKLAME BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

2 64 102

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JASA ASURANSI JIWA PADA PT. BUMI ASIH JAYA DISTRIK JEMBER

0 37 87

KAJIAN YURIDIS PENGAWASAN OLEH PANWASLU TERHADAP PELAKSANAAN PEMILUKADA DI KOTA MOJOKERTO MENURUT PERATURAN BAWASLU NO 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1 68 95

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN INEZ

2 50 4

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50