Kunjungan IV, dua minggu setelah insersi
INCLINE BITE PLANE FOR CORRECTION ANTERIOR CROSSBITE
(Case Report) Arya Brahmanta, Budi Handayani, Lisdiana Tandjung
Departement of Ortodontics Faculty Of Dentistry Hang Tuah University Surabaya ABSTRAK
Anterior crossbite correction in early permanent dentition at adolescent is highly recomended, as this kind of maloclusion is usually an indicator of skeletal growth problem and developing class III malocclusion. The aim of this case report is to know the mechanism of inclined bite plane as functional appliance for managing class III malocclusion. In this article we would like to present a 11 years boy with class III malocclusion, SNA o o o 76 , SNB 81 , ANB – 5 , Overjet -3 mm, Overbite 5 mm and concave facial profile.
Inclined bite pale is a simple functional appliance used in the lower arch jaw which work as bite jumper, this appliance was left in the patient mouth for about two weeks and was then removed. The use of acrylic resin in lower arch as a inclined bite plane not only appeared effective in treating the anterior cross bite, but also reduced the number of patient visits and chair time.
Angle (1899) mengelompokkan maloklusi kebiasaan dan bernapas mulut juga berdasarkan hubungan oklusal, dengan berperan 4. molar permanen pertama sebagai "kunci"
Beberapa kondisi kromosom X aneuploidal occlusi 8. juga dapat menyebabkan prognatisme
Graber telah mendefinisikan gigitan silang mandibula dan sebagian besar mewarisi dengan mengacu pada kondisi di mana satu sifat. Berbagai macam faktor lingkungan gigi atau lebih terletak salah posisi dengan telah diusulkan sebagai penyebab terjadinya gigi yang berlawanan baik lingual atau maloklusi kelas Ill, Antara lain adalah labial. Gigitan silang anterior didefinisikan pembesaran tonsil, kesulitan bernapas sebagai maloklusi yang dihasilkan dari melalui hidung, cacat anatomi bawaan, posisi gigi anterior maksila lebih lingual penyakit kelenjar hipofisis, gangguan dalam hubungan dengan gigi anterior hormonal, kebiasaan mendorong mandibula [5]. mandibula, postur, trauma dan penyakit, Faktor keturunan diyakini sebagai kehilangan prematur molar pertama gigi penyebab utama terjadinya maloklusi kelas permanen dan erupsi yang tidak teratur dari
III, meskipun faktor lingkungan seperti gigi seri permanen atau hilangnya gigi seri sulung. Faktor lain yang berkontribusi seperti ukuran dan posisi relatif dari basis cranial, posisi maksila dan mandibula dari sendi temporomandibular dan gerakan rahang bawah juga mempengaruhi hubungan sagital dan vertikal dari rahang dan gigi. Posisi foramen magnum dan
spinal column dan kebiasaan posisi kepala juga dapat mempengaruhi bentuk wajah.
Etiologi kelas III maloklusi banyak dan kompleks 2. Prevalensi maloklusi Kelas III antara 1% - lebih dari 10%, tergantung dari latarbelakang etnis, jenis kelamin, dan usia sampel serta kriteria diagnostik yang digunakan 8. Angka kejadian pada ras Kaukasia berkisar antara 1% - 4%. Di Asia, frekuensi maloklusi kelas III lebih tinggi karena sebagian besar pasien dengan defisiensi maksila. Di Jepang rentang kejadian antara 4% - 5%, di China antara 4% - 14% 4 . Maloklusi kelas III didefinisikan pada kasus dimana posisi molar pertama mandibula relatif mesial terhadap molar pertama rahang. Faktor yang menyulitkan untuk diagnosis dan pengobatan maloklusi Kelas
III adalah keragaman etiologinya. Bisa berasal tulang rahang atau dentoalveolar. Manifestasi skeletal dapat disebabkan oleh posisi mandibular yang lebih ke anterior (prognatisme) atau pertumbuhan berlebih (macrognathia), posisi maxilla posterior
(retrognathism) atau defisiensi pertumbuhan (micrognathia), atau kombinasi perbedaan rahang atas dan bawah.
8 . Malokusi kelas III yang sebagian besar ditandai disharmoni maksila dan mandibula dianggap sebagai maloklusi yang kompleks dan sulit untuk dirawat. Banyak perdebatan tentang hasil dan stabilitas hasil perawatan maloklusi ini. Selain itu, maloklusi kelas III juga memberikan dampak psikologis pada anak-anak dan orang dewasa karena profil muka menjadi cekung dan mengganggu estetika 7.
Gambar 1. Empat perbedaan tipe dari profile skeletal wajah maloklusi kelas III A, maxilla normal and mandibular prognathism. B, Maxillary retrusion and normal mandible. C, Normal maxilla and mandible.
D, Maxillary retrusion and mandibular prognathism. (From Ngan P et al: Am J Orthod Dentotacial Orthop 109:38-49,1996.) 1 .
P. 376 Laporan Kasus
Pasien laki – laki usia 10 tahun 8 bulan datang ke Klinik RSGM FKG UHT dengan keluhan gigi depan tidak rapi. Riwayat keluarga, ibu dan kakak memiliki gigi terbalik. Pemeriksaan Extra Oral : Bentuk Muka : simetris, Profil : cekung, Bentuk Skelet : Ektomorfik, Tipe Muka : Lebar, Tipe Kepala : Mesosefalik, Tonus Otot : Bibir atas normal, Bibir Bawah Normal, Pemeriksaan Intra Oral Relasi Molar Kelas
III relasi Caninus Kelas III. Analisis model Diskrepansi RA: +2 mm, RB: +3 mm, Curve of Spee positif, Overbite 5 mm, Overjet -3 mm, Pergeseran Garis Median : Rahang Bawah 1 mm ke kiri,
Kunjungan IV, dua minggu setelah insersi
(c) (d)
(a) (b) (a) (b)
(c) (d) (a) (b)
penggantian piranti, desain piranti adalah Busur labial dan Klamer Adam pada gigi molar satu rahang atas dan rahang bawah, piranti tersebut diaktifasi setiap dua minggu sekali, setelah bulan ke-5 post penggantian
Kunjungan V, pasien dicetak untuk
pasien tidak menggunakan piranti apapun selama dua minggu.
posterior’ . Piranti dilepas dan setelah itu
sudah terjadi ‘jumping bite’ dan ‘open bite
menggunakan Fletcher,
Perawatan Kasus
Kunjungan III Piranti di inserikan
Caninus Kanan Rahang Bawah yang terbuat dari bahan Acrylic.
Planed mulai dari Caninus Kiri sampai
Pembuatan model kerja, desain piranti, piranti yang dipilih adalah Inclined Bite
II,
Foto Sephalometri, Kunjungan
Kunjungan I, Pembuatan model studi,
Tahapan perawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4 : (a) Model Progress setelah penggunaan Inclined Bite Planed tampak depan (b) Tampak samping ( Gambar 2 : (a) Profil Pasien anak laki-laki umur 10 tahun tampak depan (b) Tampak samping (c) Foto Sephalometri (d) Foto Klinis Gigitan Silang Anterior Gambar 3 : (a) Foto Klinis penggunaan Inclined Bite Plane tampak depan (b) Foto Penggunaan Inclined Bite Plane Model Gambar 4 : Piranti pengganti Incline Bite Plane
piranti, pasien tidak menggunakan piranti selama 2 minggu sehingga tidak bisa digunakan lagi. Penggantian Piranti dengan tambahan pegas Z pada gigi 12,11,21,22.
Tabel 1 : perbandingan Analisis Sepalometri Pre dan Post Treament
Tiga bulan setelah penggantian tersebut
Pembahasan
profile oklusi pasien terlihat sudah sangat Maksila dan mandibula berubah selama ideal. Waktu yang dibutuhkan sampai masa prepubertal, pubertal dan terlihat oklusi yang ideal kurang lebih 8 postpubertal. Oleh karena itu perawatan bulan. maloklusi Kelas III skeletal dimulai sejak dini sebelum masa pubertal (preadolescent) sehingga pertumbuhan dapat diarahkan.
Apabila pasien sudah melewati masa pertumbuhan, perawatan ortodontik yang dapat dilakukan hanya perawatan kamuflase untuk meningkatkan estetik dan fungsi 9. (b)
(a) Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap gigitan silang anterior. Antara lain Tounge Blade, Mahkota stainless steel terbalik, alat lepasan Hawley dengan pegas Z anterior, dan bonded resincomposite slopes 5, chin
(d) (c) cap, face mask, alat lepasan atau cekat,
Gambar 5 : (a) Profil Pasien post post treatment (b) Foto protraction face mask
6, Frankel III
Sephalometri post treatment. (c) Superimpose sephalometri (d) Foto Klinis gigi pasien Post Treatment
(FRIII), kombinasi Orthodontics and Orthognathic Surgery, distraction
osteogenesis 1. Pada pasien usia pertumbuhan perawatan maloklusi kelas III skeletal dapat dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah perawatan yang memanfaatkan faktor pertumbuhan pasien yang dikenal dengan istilah perawatan modifikasi pertumbuhan dan tahap kedua adalah perawatan dental pasien dengan memakai alat ortodontik (yang dilakukan pada periode postpubertal ataupun selesai periode postpubertal). Ada kalanya perawatan modifikasi pertumbuhan dilakukan bersamaan dengan perawatan dental pasien, hal ini dilakukan karena usia pasien yang hampir selesai pertumbuhannya ataupun melewati puncak pertumbuhan, walaupun pertumbuhan masih ada 9. Tujuan perawatan maloklusi kelas III skeletal pada pasien usia pertumbuhan (tahap pertama) adalah sebagai berikut: 1. mencegah perubahan jaringan lunak dan tulang yang progresif dan tidak beraturan 2. memperbaiki kelainan skeletal dan memberikan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk rahang dapat tumbuh secara normal
3. memperbaiki interdigitasi (fungsi oklusal)
4. memperpendek waktu perawatan komprehensif tahap dua dan memperkecil kemungkinan untuk dilakukannya bedah orthognatik 5. meningkatkan estetis wajah demi perkembangan psikososial pasien. 2
Pemilihan alat sangat penting untuk mengoreksi gigitan silang anterior. Peralatan yang disarankan dapat dibagi menjadi dua kategori utama : yang menghasilkan kekuatan yang menengah berat cepat dan yang menghasilkan kekuatan ringan lambat terus menerus. Alat yang menghasilkan kekuatan menengah berat seperti inclined bite plane dan mahkota stainless steel 4.
Alat Catlan atau Inclined Bite Plane .
bekerja pada prinsip hukum ketiga Newton tentang gerak, resin yang miring berfungsi menggerakkan gigi anterior rahang atas ke arah labial sementara gigi mandibula bergerak ke arah lingual. Metode ini aman, murah, cepat, efektif dan mudah untuk koreksi gigitan silang. Hasil pengobatan tidak tergantung pada kerjasama pasien, tidak menghambat pertumbuhan atau menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien, dan waktu pengobatan selesai dalam waktu yang singkat. Kekurangan alat ini adalah pasien mengalami kesulitan berbicara, pengunyahan dan risiko gigitan terbuka anterior jika alat disemen lebih dari 6 minggu. Oleh karena itu, pemeriksaan mingguan pasien dan keputusan yang tepat untuk melepas alat pada kasus pengobatan Inclined bite plane merupakan alternatif jangka panjang sangat penting yang dapat diterima untuk koreksi anterior 5. gigitan silang. Penggunaan alat inclined bite plane dapat menyebabkan trauma dan
Kesimpulan
gigitan terbuka anterior jika digunakan Inclined Plane Bite adalah metode lebih dari 6 minggu 5. tradisional yang digunakan untuk memperbaiki gigitan silang anterior baik Dalam kasus ini, koreksi gigitan silang gigi tunggal atau beberapa gigi. Ini digunakan anterior menggunakan incline bite plane hanya jika ada cukup ruang dalam lengkung membutuhkan waktu dua minggu, untuk gigi untuk menggerakan gigi seri rahang Jumping Bite dengan konsekuensi terjadi atas ke arah labial. Secara klinis dapat gigitan terbuka Posterior . Dibutuhkan digunakan pada kasus gigi seri rahang atas waktu selama 8 bulan untuk mendapatkan berada dalam gigitan silang lebih dari satu relasi harmonis dan appearance yang setengah dari overbite vertikal. memuaskan pada profil wajah dan gigi Pemilihan kasus menggunakan alat ini pasien. menentukan keberhasilan pengobatan
Daftar Pustaka
tergantung pada tiga faktor yang dikemukakan Lee (1978) meliputi ruang
1. Bishara, W.B. Sauders Company, Texbook of Orthodontics. 2001. P :
yang cukup pada lengkung rahang untuk 376 - 411.
2.
merubah posisi gigi, overbite yang cukup JENA
A. K.a, DUGGAL R.b, MATHUR V. P.c, PARKASH H.d; untuk memegang gigi mengikuti posisi
Class - III malocclusion: Genetics or
yang dikoreksi, dan relasi molar kelas I. environment? A twins study; J Indian Soc Pedo Prev Dent - March 2005
Adanya gigi berjejal pada gigi anterior 3.
Mohammad Wahbi, BDS, MSc USING rahang bawah, masalah sendi
A COMPOSITE RESIN LOWER
INCLINED BITE PLANE TO
tempromandibular, dan defisiensi rahang
CORRECT THE ANTERIOR
atas harus dipertimbangkan sebelum CROSSBITE The Saudi Dental Journal, Volume 8, Number 3, menggunakan alat ini. Usia yang ideal September 1996. P: 155 untuk koreksi gigitan silang gigi anterior
4. Peter Ngan Early Timely Treatment of
Class III Malocclusion; Semin Orthod
adalah antara 8 sampai 11 tahun pada saat 11:140–145. © Elsevier Inc. 2005
5. ,
B. H. Durgesh , pembentukan akar dan gigi dalam tahap Prashanth Prakash
Anterior Crossbite Correction in erupsi. EarlyMixed Dentition Period Using Catlan’s Appliance: A Case Report International Scholarly Research Network ISRN Dentistry Volume 2011.
6. Ravindra Nandra, Sunil Kapila ; Current Therapy In Ortodontics.
Mosby Elsevier, -1st ed. 2010. P;145
7. Setiowati, Sri Supawitri; Rina
Manajemen Maloklusi Kelas
III disertai Crowding Anterior tanpa pencabutan gigi menggunakan teknik Begg. Maj Ked Gigi Desember 2008; 15(2); 157 – 162.
8. S. Chaturvedia,P. Kamathb,R. Prasadc, class iii malocclusion. Role of nature and nurture Virtual Journal of
Orthodontics. 2011. P 4.
9. Susiana, Perawatan Maloklusi Kelas
III Skeletal dengan Penggunaan Chin Cap pada Pasien Usia Pertumbuhan Bagian Ortodontik, Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Indonesia, JKM.
Vol.9 No.1 Juli 2009: 59-68