Teori Kontingensi Struktural fungsional (1)

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Teori Kontingensi Struktural

I.

Pendahuluan
Teori kontingensi muncul sebagai jawaban atas pendekatan universalistic1

yang membantah bahwa desain pengendalian yang optimal dapat diterapkan
dalam perusahaan secara keseluruhan. Pendekatan ini adalah perluasan dari teori
manajemen ilmiah2. Pendekatan manajemen ilmiah menyiratkan satu cara terbaik
untuk mendesain proses operasional dalam rangka memaksimalkan efisiensi
dalam organisasi.
Berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan sebelumnya
yang kurang memperhatikan pengaruh lingkungan organisasi, teori kontingensi
memberikan perhatian lebih terhadap dampak lingkungan struktur dan strategi
organisasi jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal dari organisaasi.
Teori kontingensi struktural atau Stuctural contingensi teori lahir dari teori

manajemen klasik3 dan berkembang pada tahun 1950-an. Menurut Breeh, 1975,
dalam Lex Donaldson, 1995 sampai kira-kira akhir tahun 1950-an, teori struktur
organisasi didominasi oleh teori manajemen klasik, yang menyatakan bahwa ada
satu struktur terbaik bagi organisasi. Perpaduan ini menghasilkan sintesa bagi
teori kontingensi/ ketidakpastian sturktural, dimana struktur yang terbentuk pada
sebuah organisasi akan menjadi terdesentralisasi atau sebaliknya menjadi struktur
yang lebih partisipatoris adalah bergantung kepada situasi mereka.
1 Pendekatan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap pengaruh-pengaruh organisasi.
2 Teori manajemen ilmiah atau scientific teori untuk pertama kali dikemukakan oleh Federick
Winslow Taylor, sehingga dia diberikan gelar sebagai bapak scientific manajemen.
3 Teori manajemen klasik mengasumsikan bahwa orang berkerja secara rasional dan pada
dasarnya dipengaruhi oleh faktor ekonomis. Pekerja diharapkan untuk rasional dan akan
mengerjakan apapun yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang besar.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 1

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik


2015

Teori ketidakpastian struktural merupakan pradigma yang berorientasi pada
kebutuhan internal utamanya dan harus dapat beradaptasi dengan baik dalam
lingkungannya (Scott, 1983), Lawrence dan Lorsch (1967) mengatakan bahwa
organisasi dan lingkungan bagaikan dua sisi mata uang yang saling berhubungan
dan tak dapat dipisahkan, mereka mengemukakan bahwa ketidakpastian dan
perubahan lingkungan akan sangat mempengaruhi perkembangan pada struktur
internal organisasi.
Guna menjelaskan hal ini terdapat berbagai penelitian yang telah dilakukan
untuk mendukung pernyataan ini, seperti Woodward (1958,1965) dalam
Donaldson (1995) yang menyatakan bahwa pada keadaan spesifik, derajat
formalisasi dan sentralisasi yang optimal pada organisasi merupakan fungsi dari
pengoperasian teknologi, serta tingkat perubahan lingkungan.
Sedangkan Burns dan Stalker (1961) melahirkan hasil riset Managemen of
Innovation4, yang menawarkan dua tipe stuktur organisasi, yaitu struktur
mekanistik dan struktur organik. Perbedaan dapat dilihat dalam table 1.1 :
No
1.
2.


Struktur Mekanistik
Kegiatan usaha di atur ketat
Teknologi bersifat kontiniu

3.
4.
5.
6.

Ada deskripsi kerja yang jelas
Formulasi sangat tinggi
Sentralisasi
Spesialisasi Tinggi

Struktur Organik
Kegiatan bersifat fleksible
Informasi mengalir bebas diantara
karyawan
Adanya rentang kendali yang luas

Formulasi rendah
Desentralisasi
Tim Lintas Fungsional

Tabel. 1.1. Perbedaan struktur mekanistik dan organik.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada
satu cara terbaik untuk menstrukturisasi organisasi. Sebuah organisasi akan
menghadapi banyak pilihan saat melakukan dan menetukan bagaimana harusnya
4 Penelitian yang dilakukan oleh Burns dan Stalker terhadap lingkungan dan stuktur organisasi
pada perusahan yang ada di Inggis dan Scotlandia pada tahun 1950-an.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 2

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

organisasi itu disusun. Hampir semua penulis dan peneliti terkait dengan

kontingensi mengemukan setidaknya ada tiga yang mempengaruhi struktur
organisasi, yaitu :
-

Ukuran Organisasi
Besar kecilnya organisasi akan berpengaruh kepada struktur organisasi,
semakin besar organisasi akan membutuhkan struktur yang lebih luas dan
besar pula dan akan semakin tinggi kompleksitasnya. Dan biasanya organisasi
yang sudah mencapai ukuran tertentu akan berada dalam kondisi mekanistik.

-

Teknologi yang digunakan
Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik
dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
Semakin berkembang teknologi akan berdampak kepada hasil (output)
organisasi, maka menurut Joan Woodward teknologi dapat dibagi menjadi 3
kategori :
a. Teknologi produksi unit, yang menggambarkan produksi barang-barang
dalam unit-unit atau skala kecil

b. Teknologi produksi massal, menggambarkan proses manufaktur produksi
secara atau skala besar.
c. Teknologi produksi proses, meliputi proses produksi secara berkelanjutan
atau kontiniu.

-

Lingkungan

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 3

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen
kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas
finansial. Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua :

a. Lingkungan yang stabil dan sederhana.
Lingkungan yang stabil dan sederhana dengan ketidakpastian yang rendah
dapat menerapkan desain organisasi mekanistik secara efektif.
b. Lingkungan yang dinamis dan kompleks.
Lingkungan yang lebih komplek dengan lebih banyak ketidakstabilan dan
ketidakpastiannya lebih membutuhkan desain organisasi yang lebih
fleksible.
C. Jarvis mengemukakan bahwa teori kontingensi memusatkan pada proses
meminimalisasi resiko dan proses pembuatan keputusan. Keputusan-keputusan
yang diambil untuk mengantisipasi kejadian dan perencanaan akan dikejutkan
dengan kejadian-kejadian yang tidak terduga yang mengancam posisi organisasi.
Sedangkan Otlay (1980) memberian kerangka teori kontingensi sebagai
berikut : 1. Faktor kontijijensi, 2. System pengendalian manajemen, 3. Variable
intervening5, dan 4. Efektifitas organisasi. Pemikiran Otlay menunjukkan adanya
korelasi dengan pemikiran Lawrence dan Lorsch : bahwa keberhasilan
pengelolaan organisasi (efektifitas) tidak semata-mata tergantung pada tujuan dan
cara pengelolaan oleh manajemen, tetapi juga oleh lingkungan yang sama sekali
diluar kendali organisasi.

A. Prinsip Dasar Teori

5 memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara variabel independen dan
dependen ketika variabel tampaknya tidak memiliki hubungan yang pasti

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 4

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Masuknya variable lingkungan dalam analisis organisasi diawali dengan
kemunculan pendekatan system dalam analisis organisasi yang dipengaruhi oleh
ilmu biologi yang dikemukakan oleh Ludwig von Bertalanffy. Pendekatan system
ini dibangun dengan anggapan bahwa organisasi pada hakekatnya mirip dengan
organisme (makhluk tumbuhan) yang terbuka terhadap pengaruh lingkungan
sekitarnya. Organisme dalam system ini akan mengambil dan sekaligus
memberikan sesuatu dari dan kepada lingkungannya.
Sama seperti makhluk hidup, menurut teori kontingensi tujuan akhir sebuah
organisasi adalam beroperasi adalah agar bisa bertahan, bisa tumbuh atau

berkelangsungan (viability). Keberlangsungan ini akan tercapai apabila ada
kecocokan antara organisasi dengan lingkungannya. Menurut Reynei6 dimensi
lingkungan organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a.

Kondisi Teknologi.
Tingkat kemampuan dan keterampilan akan mempengaruhi lingkungan
organisasi.

b.

Kondisi Hukum.
Aturan dan produk hukum atau formulasi baik yang dikeluarkan oleh
organisasi publik, dan lembaga diluar organisasi akan berpengaruh terhadap
kondisi organisasi.

c.

Kondisi Politik.
Kondisi politik atau bentuk lembaga negara (sosialismen, komunisme,

kapitalis, demokrasi) akan berpengaruh kepada lingkungan organisasi.

d.

Kondisi Ekonomi.

6 Dalam buku Undestanding and Managing Organization Publik Halaman 81

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 5

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Tingkat kesejateraan masyarakat, kondisi modal dan ekonomi pasar dari
negara akan berdampak pada lingkungan organisasi. Apabila ekonomi publik
meningkat, akan mengurangi dampak negatif dari lingkungan organisasi.
e.


Kondisi Demografi.
Kondisi

demografi

berhubungan

dengan

jumlah

penduduk,

tingkat

perkembangan dan pertumbuhan penduduk, jenis kelamin, ras dan agama.
f.

Kondisi Ekologis.
Kondisi ekologis mencakup tentang karakterisitik fisik lingkungan, iklim,
kareakteristik geografis, polusi, sumber daya alam, dan kepadatan populasi
organisasi.

g.

Kondisi Budaya.
Lingkungan ini mencakup tentang kepercayaan, nilai-nilai, kebiasaan sosial,
sikap, pandangan serta pola kehidupan yang terbentuk oleh tradisi,
pendidikan dan kepercayaan sekolompok masyarakat.
Teori kontingensi kemudian memberikan dua hal yang akan dilakukan untuk

menjalankan penyesuaian terhadap lingkungan organisasi. Pertama, manajemen
menata konfigurasi berbagai sub-sistem didalam organisasi agar kegiatan
organisasi berjalan dan menjadi efisien. Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi
memiliki efektifitas yang berbeda-beda dalam menghadapi perubahan dalam
lingkungan luar.
Teori kontingensi juga memberikan penekanan pada perlunya menfokuskan
organisasi pada perubahan. Pimpinan organisasi harus mampu mempelajari dan
memahami lingkungan eksternal dan menentukan cara dalam memproses
penentuan strategi dan tindakan, karena lingkungan eksternal merupakan

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 6

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

pengaruh yang dinamis yang terus bergerak dan datang secara fleksible dan selalu
berubah.
Beberapa anggapan dalam teori kontingensi, yaitu :
a. Manajemen pada dasarnya bersifat situasional. Teknik penyelesaian masalah
disesuaikan dengan masalah yang dihadapi.
b. Manajemen harus mengadobsi pendekatan dan strategi yang sesuai dengan
permintaan setiap situasi yang dihadapi.
c. Dibutuhkan

keterampilan

yang

tinggi

dalam

mendiagnosa

untuk

mengantisipasi perubuahan lingkungan yang komprehensif.
d. Dalam mengelola organisasi tidak ada satu cara yang baik dalam menyusun
struktur organisasi.
B. Tiga konsep “fit”
Riset-riset empirik terdahulu di bidang kontingensi menunjukkan adanya
karakteristik pengujian (testing) hubungan antara variabel-variabel dalam model
kontingensi yang sederhana dan tidak terpola (Fry dan Smith dalam Duncan dan
Ken Moores, 1989). Kesesuaian antara variabel kontingensi dengan variabel
organisasional dalam riset-riset tersebut dibangun dalam proposisi hubungan yang
berbeda-beda, meskipun, konsep sentral dari proposisi kontingensi adalah fit, yang
merupakan kesesuaian antara variabel kontekstual dengan desain organisasional.
Dalam hal ini, Drazin dan Van de Ven (1985) kemudian melaporkan adanya
pendekatan konseptual mengenai fit. Menurut mereka, setidaknya ada tiga
pendekatan yang berbeda dalam pengukuran fit antara variabel organisasional dan
variabel kontingensi. Ketiga pendekatan tersebut dalam teori kontingensi adalah
pendekatan gestalt, pendekatan asumsi (interaksi) dan pendekatan seleksi.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 7

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

1.

2015

Pendekatan gestalt7. Pendekatan ini mendasarkan pada kecocokan internal
antara berbagai karakteristik organisasi. Pendekatan ini sering kali diuji
dengan menggunakan bentuk ecludian distance8. Dalam tulisan Van de Ven
diuraikan bahwa kinerja baik adalah fungsi dari seberapa besarnya kecocokan
variable X1 dan X2 tersebut. Dan “Kondisi Ideal” itu hanya bisa dihasilkan
oleh perpaduan antara X1 danX2 dalam kadar yang tepat.

2.

Pendekatan asumsi, atau sering juga dikatakan dengan pendekatan interaksi.
Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa karakteristik organisasi memiliki
skala kontiniu. Konsep ini dianut setelah Burns dan Stalker (1961)
menyatakan bahwa gaya manajemen bisa direntang dari mekanistik dan
organik.
Pendekatan ini lebih memusatkan kepada kecocokan antara karakteristik
organisasi dengan karakteristik lingkungan. Dalam pendekatan interaksi
posisi fit terjadi disepanjang garis kombinasi dua faktor kongtingensi.

3.

Pendekatan seleksi yang beranggapan bahwa perusahaan-perusahaan yang
telah diteliti dan diamati telah beroperasi dalam kondisi ekuilibrium 9. Peneliti
yang memakai pendekatan ini adalah Simon (1987) yang meneliti perbedaan
system pengendalian manajemen pada berbagai perusahaan yang memiliki
topologi strategi yang berbeda.

7 Dalam ilmu konseling manusia dianggap sebagai makhluk yang aktif yang hidup dengan
beberapa bagian tubuh yang utuh tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang utuh dan
terkoordinasi.
8 Pengukuran mengenai kecocokan yang menggunakan jarak lurus terdekat antara variable
kontingensi dengan skor unik atau skor ideal. Yangdisimbolkan dengan (X1 dan X2) yang bearti
adanya variable yang saling bergantungan.
9 Dalam kamus bahas Indonesia berarti keadaan mantap karena kekuatan-kekuatan yang
berlawanan, setimbang, atau sepadan; kesetimbangan atau dalam Ilmu Ekonomi bearti
keseimbangan pasar yaitu konsumen dan produsen tekah menyetujui harga suatu barang, dengan
harga yang konsumen setuju untuk membeli sejumlah barang yang sama dengan produsen setuju
untuk menjual dengan harga yang sama untuk sejumlah barang tersebut.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 8

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

C. Variabel Kontingensi
Mengembangkan suatu model kontingensi memerlukan suatu basis yang
membagi setting kompetitif ke dalam kelas terpisah, dan ada pekerjaan kecil
untuk mengindetifikasi variabel kontingensi yang relevan. Suatu variabel
kontingensi terkait dengan level (dimana binis yang berbeda pada variabel itu juga
memperlihatkan perbedaan utama bagaimana atribut pengendalian atau tindakan
berhubungan dengan kinerja. Dalam menentukan strategi, Hofer (1975)
memperkenalkan 54 faktor kontingensi mungkin, dimana masing-masing faktor
yang diasumsikan hanya mempunyai dua kemungkinan nilai. Ia menyatakan
bahwa

hal

ini

mengakibatkan

18

milyar

pengaturan

yang

mungkin

dibuat. Sebagai jawaban atas masalah ini, ia berspekulasi bahwa beberapa
variabel kontingensi mendominasi variabel kontingensi yang lain. Yang
disayangkan hanya sedikit bukti yang menunjukkan adanya dominasi antar
variabel kontingensi, dan riset pengendalian akuntansi hanya menguji suatu subset
kecil dari 54 variabel kontingesi Hofer (1975). Kebanyakan variabel kontingensi
tercakup dalam studi empiris pengendalian yang telah terpilih dalam suatu basis
khusus.
Beberapa variable yang dikemukakan dalam teori kontingensi adalah
sebagai berikut :
1. Kategori variabel yang berhubungan dengan ketidakpastian. Sumber
ketidakpastian yang utama meliputi tugas dan ketidakpastian lingkungan
eksternal. Ketidakpastian tugas adalah suatu fungsi dari tindakan seorang
manajer

untuk

mendapatkan

hasil

yang

diharapkan

(Hirst,

1981). Ketidakpastian tugas serupa dengan pengetahuan proses perubahan

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 9

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

bentuk yang digambarkan oleh Ouchi (1977). Sebagai tambahan, variabel
makro dari ketidakpastian lingkungan mempunyai banyak segi yang
mendasari. Sebagai contoh, hubungan dengan pelanggan, para penyalur,
pasar, pekerjaan dan para petugas pemerintah semua mempunyai dampak
terhadap ketidakpastian lingkungan.
2. Kategori variabel kontingensi, berhubungan dengan interdependensi dan
tehnologi perusahaan. Hal ini meliputi definisi tehnologi yang dikembangkan
oleh Woodward (1965) dan Perrow (1967) membagi teknologi ke dalam batch
kecil,

batch

besar,

memproses

tehnologi

dan

kategori

produksi

massal. Menurut Perrow (1967) definisi teknologi didasarkan pada
banyaknya pengecualian dalam memproses produk atau jasa memproses dan
sifat alami dari proses ketika pengecualian ditemukan. Sebagai tambahan,
Thomson (1967) membantah bahwa salah satu komponen kunci tehnologi
perusahaan adalah saling ketergantungan antara subunit perusahaan tersebut.
3. Kategori variable industri, perusahaan dan variabel unit bisnis seperti ukuran,
diversifikasi dan struktur. Studi industri sudah menguji pengendalian pada
pabrikasi,

jasa

keuangan

serta

riset

dan

pengembangan

perusahaan. Diversifikasi mengacu pada tingkat keanekaragaman dalam
suatu lini produk dan atau struktur perusahaan. Struktrur perusahaan telah
dikotomikan antara multi-divisional (M-Form) dan fungsional (U-Form)
Perusahaan (Hoskisson et Al, 1990). Seperti dicatat oleh Hofer (1975), ada
banyak orang variabel potensial dalam perusahan, industri dan Unit Bisnis
Strategis (SBU) kategori.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 10

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

4. Kategori variabel kontingensi yang keempat meliputi strategi persaingan dan
misi. Kebanyakan riset strategi kontingensi telah memusat pada klarifikasi
yang telah diusulkan oleh Porter’s (1980), Miles dan Snow (1978) dan daur
hidup produk klarifikasi Porter’s (1980) adalah biaya rendah, pembedaan dan
fokus startegi persaingan. Miles dan Snow (1978) mengklarifikasikan unit
bisnis kedalam pembela/pelindung, penyelidik dan kategori penganalisis.
Kebanyakan riset pengendalian kontingensi terpusat pada perbedaan antara
penyelidik dan pembela/pelindung (Simon, 1987). Klarifikasi Daur hidup
produk terdiri dari membangun, (memegang/menjaga), memanen dan
kategori strategi divest.
5. Kategori lain yang telah diuji literatur pengendalian adalah faktor
observability. Variabel ini mula-mula diusulkan oleh Thomson (1970) dan
kemudian oleh Ouchi (1977) dan yang lain (Rockness and Shields, 1984).
Seperti dicatat oleh ahli teori organisasi dan agen, dalam evaluasi kinerja,
suatu isyarat dari seorang pekerja atau unit bisnis diukur, dievaluasi dan
dikompensasi. Isyarat mengukur dapat dari tindakan karyawan dan dari hasil
tindakan. Peneliti terdahulu menyiratkan perilaku mengendalikan, yang
belakangan menyiratkan pengendalian keluaran. Observabillitas (tentang
perilaku atau hasil) menyiratkan pengendalian itu dapat ditempatkan hanya
pada variabel yang kelihatan oleh penilai tersebut.

D. Strategi dan Struktur

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 11

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Proses perubahan struktural biasanya terjadi karena perubahan-perubahan
pada faktor kontingensi, seperti peningkatan diversifikasi, perbaikan teknologi
produksi, peningkatan ukuran perusahaan, dan peningkatan laju perubahan pasar
dan teknologi. Perubahan ini biasanya menyebabkan produksi perusahan menurun
hingga adanya perbaikan struktur organisasi, hingga membentuk mata rantai
sebagai berikut :
Organisasi fit

Kinerja memburuk

Terjadi perubahan

Kinerja Membaik

Perubahan Struktur

Penelitian Chandler (1962) mengenai hubungan antara strategi dan sturktur
memberikan bukti yang empiris tentang proses adaptasi organisasi sebagaimana
diuraikan diatas. Dalam penelitian yang dilakukan disebuah perusahan mobil di
Amreika Serikat, Chandler menemukan disaat tingkat disversifikasi produk
meningkat, perusahan cendrung meningkatkan desentralisasinya, dan melakukan
pergeseran dari stuktur fungsional ke struktur multidivisional. Namun disaat
produksi rendah, struktur fungsional akan cocok dengan kondisi yang ada,
sehingga produksi perusahaan menjadi bagus.
Menurut Chandler dari hasil penelitiannya, mana yang dahulu strategi atau
struktur? Dia menjelaskan bahwa yang benar itu strategi mendahului struktur.
Perubahan strategi akan membutuhkan persiapan dan penataan ulang internal
organisasi dengan melakukan perubahan struktur organisasi.

E. Kritik Terhadap Teori Kongtingensi

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 12

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Kritik terhadap structure contingency theory dilakukan oleh Pfeffer dan
Salancik (1978), Perrow (1979), Bruner dan Moeller (1985), Stopford dan Wells
(1972) dan Doz dan Prahalad (1991).
Kritik terhadap teori ini terjadi karena dilebih-lebihkannya perlakuan variabel
lingkungan pada teori struktur kontingensi. Lingkungan ternyata tidak sedemikian
dinamis seperti yang diasumsikan pada teori ini. Observasi yang lebih tepat
mungkin adalah dewasa ini perubahan tidak lebih dinamis dibanding saat lain
dalam sejarah, dan dampak dari ketidakpastian lingkungan terhadap organisasi
berkurang cukup besar sebagai hasil dari strategi manajerial.
Pfeffer dan Salancik (1978), melihat bahwa teori ketidakpastian struktural
tidak memperhatikan aspek politik dalam pembentukan struktur. Tesis Pfeffer dan
Salancik (1978) tentang pengendalian kekuasaan menyatakan struktur sebuah
organisasi kapanpun merupakan hasil dari mereka yang mempunyai kekuasaan
untuk

memilih

struktur

yang

sampai

tingkat

semaksimal

mungkin

mempertahankan dan memaksimalkan control mereka. Perspektif pengendalian
kekuasaan tidak mengabaikan dampak dari besaran (size), tehnologi atau variabel
ketidakpastian/kontingensi

lainnya,

malahan

pengendalian

kekuasaan

memperlakukan variabel kontingensi sebagai kendala yang dihadapi melalui
proses yang disebut sebagai proses politis.
Pleffer dan Salancik juga menyatakan bahwa adanya ketergantungan akan
sumber daya dalam organisasi. Organisasi membutuhkan sumberdaya, maka
organisasi akan cendrung mempertahankan dan berhubungan baik dengan
penyedia sumber daya, hubungan ini akan membentuk parameter politik dalam
menjalankan organisasi.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 13

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Powell dan DiMagio (1991) mengemukakan bantahan terhadap teori
kontingensi dengan memunculkan teori institusional, yang memandang bahwa
rancangan struktur organisasi sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan isntitusional. Dari teori ini juga akan
kelihatan adanya aspek politik yang mempengaruhi struktur organisasi. Walau
dalam aplikasi sering pimpinan mengutamakan aspek efisiensi dan efektifitas
dibandingkan aspek politis, seperti mematuhi regulasi yang ada atau standar yang
ada dalam organisasi.
Hannan dan Freeman (1989) memunculkan teori ekologi-populasi, teori ini
mirip dengan siklus makhluk hidup yang disampaikan oleh Darwin. Teori ekolog
populasi menyatkan bahwa bentuk dan struktur organisasi dibentuk melalui
kelahiran dan kematian organisasi dari pada oleh penyesuaian organisasi secara
individu. Teori ini beranggapan kemampuan untuk beradaptasi denganlingkungan
sangatlah penting, karena organisasi yang gagal beradaptasi dengan lingkungan
akan mengalami kepunahan.
Sementara itu Perrow (1979), melihat hal yang bertolak belakang dengan
teori kontingensi struktural yaitu di dalam teori birokrasi, bahwa birokrasi itu ada
dimana-mana dan birokrasi merupakan cara yang paling baik dan efisien untuk
mengorganisasikan sesuatu sangat bertolak belakang dengan teori kontingensi
struktural dalam hal pertimbangan faktor-faktor ketidakpastian/kontingensi yang
menentukan struktur. Ternyata birokrasi dapat dipakai sebagai dasar pembentukan
struktur tanpa memperhatikan variabel tehnologi, lingkungan dan lain sebagainya.
Birokrasi menjadi efektif pada sejumlah besar aktivitas yang diorganisir, baik itu
perusahaan jasa, manufaktur, perguruan tinggi dan lain-lain.

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 14

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

II. Kesimpulan
Lingkungan organisasi merupakan salah satu faktor yang membuat dan
merubah struktur organisasi. Guna menganalisa sejauh mana pengaruh lingkungan
terhadap struktur dan strategi organisasi maka lahir sebuah pendekatan teori yang
lebih menfokuskan penelitian kepada lingkungan organisasi, yaitu teori
kongtingensi.
Teori Kontingensi lahir untuk melakukan pembaharuan dalam pengembangan
organisasi yang menjelang tahun 1950-an masih memakai pendekatan klasik.
Pendekatan ini mengabaikan pengaruh lingkungan organisasi dalam mendesain
struktur organisasi. Setelah dilakukan peneliltian-penelitian yang memakai teori
kontingensi, kelihatan bahwa lingkungan organisasi memiliki pengaruh yang
sangat kuat dalam mendesain organisasi, walau dalam teori ini akhirnya juga
berkesimpulan bahwa tidak ada satu cara yang efektif dalam mendesai organisasi,
karena lingkungan organisasi yang bergerak secara dinamis dan selalu berganti
sesuai dengan perkembangan teknologi. Maka analisis lingkungan organisasi pun
sangat diperngaruhi oleh beberapa faktorm diantaranya : faktor teknologi,
politik,hukum, ekonomi, ekologi dan budaya, serta juga dipengaruhi oleh pasar,
competitor, dan konsumen.
Penelitian-penelitian terkait teori kontingensi melahirkan anggapan dalam
teori kontingensi yang mengungkapkan bahwa, manajemen pada dasarnya bersifat
situasional, manajemen sering mengadopsi pendekatan dan strategi sesuai dengan
situasi yang dihadapi, dalam mengdiagnosa lingkungan dibutuhkan keterampilan

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 15

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

yang tinggi guna melakukan perubahan sesuai dengan perubahan lingkungan
organisasi.
Dalam aplikasi teori ini masih banyak mendapat bantahan dari dari teori-teori
lain, seperti lahirnya teori ketengantungan (Pleffer dan Salancik, 1978), teori
institusisonal (Power dan DiMagio, 1991), dan teori ekologi-populasi (Hannan
dan Freeman, 1989), dan ada Perrow (1979) yang menyatakan teori birokrasi
lebih baik guna menyusun struktur organisasi.

DAFTAR BACAAN

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 16

Tugas Individu – Teori Organisasi Publik

2015

Draft, Richard L. 1986. Organizations a Micro/ Macro Approach. United State of
Amerika.
Deki Zulkarnain, 2013. Makalah Lingkungan Organisasi. tahun. 2013.
Universitas Jember
Fellisa, 2005. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal. Universitas Gajah
Mada. http://www.google.co.id/url.fellisa.ugm.ac.id. posting : 2005
Griffin, W. Ricky, 2004. Manajemen. Jilid I Edisi. 7. Jakarta : Erlangga
Gudono, Ph.D. 2009. Teori Organisasi. Edisi I. Pensil Press. Sleman (Daerah
Istimewa Yogyakarta)
Purwati, Sri Atiek dan Siti Zulaikha, 2006. Journal. Teori kontinjensi, sistem
pengendalian manajemen dan Outcomes perusahaan: implikasinya
dalam riset masa kini Dan masa yang akan datang. Fakultas Ekonomi
UNSEOD.
Reiney G. Hall, 2003. Understanding and Managing Public Organization. Third
III Edition. United State of Amerika. Hal. 79-98.
Yulius Kurnia Susanto, 2012. Journal. Pendekatan Kontingensi Dalam Penelitian
Sistem Akuntansi Manajemen. STIE Trisakti.Jakarta

JONS MANEDI, S.Pd - 14208055

Page 17