PENGARUH RISIKO USAHA DAN PROFITABILITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL INTI (TIER 1) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Variabel LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan ROA secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia periode penelitian tahun 2010 triwulan satu sampai dengan tahun 2014 triwulan dua.

  Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan profitabilitas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia periode tahun 2010 triwulan satu sampai dengan tahun 2014 triwulan dua. Besarnya pengaruh variabel LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan ROA secara bersama-sama terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia pada tahun 2010 triwulan satu sampai dengan tahun 2014 triwulan dua adalah sebesar 66 persen, sedangkan sisa 34 persen dipengaruhi variabel lain. Dengan demikian hipotesis penelitian pertama yang menyatakan bahwa variabel LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan ROA secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia diterima.

  2. Variabel LDR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1 ). Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh LDR secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) sebesar 3,72 persen. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan LDR secara parsial memliki pengaruh ngatif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah di tolak.

  3. Variabel IPR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh IPR secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 6,65 persen. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan IPR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia diterima.

  4. Variabel NPL secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa risiko kredit secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak siginifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh NPL secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah sebesar 19,36 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan NPL secara parsial memliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah di tolak.

  5. Variabel IRR secara parsial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa bahwa risiko pasar secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh IRR secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) sebesar 6,25 persen. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan IRR secara parsial memliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah ditolak.

  6. Variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa risiko pasar secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh PDN secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) sebesar 17,39 persen. Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan PDN secara parsial memliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah diterima.

  7. Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh BOPO secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) sebesar 0,23 persen. Dengan demikian hipotesis ketujuh yang menyatakan BOPO secara parsial memliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah ditolak.

  8. Variabel FBIR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Keckupan Modal Inti (Tier 1). Besarnya pengaruh FBIR secara parsial terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) sebesar 24,20 persen. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang menyatakan FBIR secara parsial memliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah ditolak.

  9. Variabel ROA secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1). Dapat disimpulkan bahwa variabel ROA secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) sebesar 2,25 persen. Dengan demikian hipotesis kesembilan yang menyatakan ROA secara parsial memliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia adalah ditolak.

10. Diantara kedelapan variabel LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan

  ROA yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kecukupan Modal Inti (Tier 1) adalah FBIR 24,20 persen bila dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi parsial pada variabel bebas lainnya. Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional mempunyai pengaruh paling dominan pada bank sampel penelitian dibandingkan risiko yang lainnya.

5.2 Keterbatasan Penelitian 1.

  Populasi penelitian ini hanya pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia yang terdaftar pada Bank Indonesia, sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu: PT BPD Jawa Tengah, PT BPD Kalimantan Timur dan PT Bank DKI.

  2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hanya periode tahun 2010 triwulan satu sampai dengan tahun 2014 triwulan dua.

  3. Penelitian ini hanya akan membahas pengaruh variabel bebas LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan ROA terhadap variabel terikat yaitu Kecukupan Modal Inti (Tier 1 ).

5.3 Saran

  Dalam penelitian penulis menyadari bahwa hasil dalam penelitian yang telah dilakukan masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan yang belum sempurna. Untuk itu penulis menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian ini: 1.

  Bagi pihak Bank yang diteliti.

  Kepada bank-bank sampel penelitian terutama yang terendah PT BPD a. Jawa Tengah disarankan untuk lebih menekan risiko likuiditas yang di ukur dengan variabel IPR dengan cara meningkatkan investasi surat-

  Kepada bank-bank sampel penelitian terutama PT Bank DKI untuk b. menekan risiko nilai tukar yang diukur dengan variabel PDN, jika nilai tukar menurun dengan cara meningkatkan aktiva valas dengan persentase lebih besar daripada pasiva valas.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

  Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil judul sejenis, sebaiknya mencakup periode penelitian yang lebih panjang contohnya dari tahun 2010 triwulan I sampai dengan 2015 triwulan II dengan harapan memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Sebaiknya menggunakan variabel bebas ditambah dan juga perlu mempertimbangkan subyek penelitian yang akan digunakan dengan melihat perkembangan perbankan Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

  Akmilia Candra Kartika 2013”Pengaruh Risiko Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas terhadap pasar, Efisiensi, dan Profitabilitas Terhadap CAR Pada Bank Pembangunan Daerah.

  Arfan Ikhsan, 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Asdiani 2011” Pengaruh Risiko Usaha terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public

  ” Penerbit: Perpustakaan STIE Perbanas Surabaya. Elzahar dan Hussainey, 2012 Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit : BPFE. Yogyakarta. Fahmi Nur Hidayat 2012 “Pengaruh Risiko Usaha terhadap Capital Adequacy

  

Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public

  ” Penerbit: Perpustakaan STIE Perbanas Surabaya. Ferry N. Idroes, 2008. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3

  Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Penerbit: Rajagrafindo. Jakarta Laporan Keuangan Publikasi Bank Indonesi

  Lukman Dendawijaya, 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit Ghaila Indonesia. Martono, 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Penerbit: Raja Grafindo Persada Indonesia. Mudrajat Kuncoro, 2009

  . “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Peraturan Bank Indonesia Nomor 113/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Sertifikasi Manajemen Risiko, 2008. Penerbit Global Association of Risk Professional dan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Veithzal Rivai, 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.