MENGHAFAL BACAAN SHALAT Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs

MENGHAFAL BACAAN SHALAT

  Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs Kasyadi SMK Muhammadiyah 1 Sleman e-mail: adi_sleman@yahoo.com

  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hafalan bacaan shalat

fardhu melalui metode Practice Rehearsal Pairs siswa kelas X SMK Muhammadiyah

  

1 Sleman yang termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Siswa kelas X (sepuluh)

SMK Muhammadiyah 1 Sleman menjadi subjek penelitian. Metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data berupa observasi, tes, dokumentasi. Teknik analisis data

menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil observasi

memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus I rata-rata 63,64%

menjadi 79,55% pada siklus II dan menjadi 93,18% pada siklus III. Peningkatan rata-rata

nilai ulangan harian siklus tiga 77 dari 70 (nilai harian ulangan I), sebelum menggunakan

pembelajaran model PRP menjadi 74 (ulangan harian II) sesudah menggunakan model

PRP. Naik 0.3. Kata kunci: Bacaan Shalat, Hafalan, dan Practice Rehearsal Pairs

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 1 Januari 2017 PENDAHULUAN

  Siswa yang masuk ke SMK Mu- hammadiyah 1 Sleman setiap tahun ajaran baru berasal dari berbagai macam SMP/MTS di Kabupaten Sleman dan sekitarnya. Berdasar hasil tes seleksi, dari rata-rata 170 siswa yang diterima selama dua tahun terkahir, 80% belum bisa melafalkan bacaan shalat sesuai paham agama Muhammadiyah. Se- hingga, program awal tahun sekolah pada satu bulan pertama bagi siswa baru adalah matrikulasi bacaan dan gerakan shalat sesuai dengan paham agama Muhammadiyah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah .

  Pembenaran dan penanaman paham ajaran Muhammadiyah kepada siswa baru menjadi sesuatu yang penting dan harus dilakukan. Mengingat siswa adalah kader yang akan menjadi penerus dan pelangsung amal usaha Muham- madiyah. Berdasar data di kesiswaan, dari 175 siswa yang masuk tahun pela- jaran 2016/2017 berasal dari 47 sekolah. Dari 175 anak tersebut siswa yang bera- sal dari SMP Muhammadiyah sebanyak

  45. Tahun pelajaran 2015/2016 dari jumlah siswa 174 berasal dari 56 seko- lah. Kemudian, dari 174 siswa di tahun 2015/2016 siswa yang berasal dari SMP Muhammadiyah sebanyak 56.

  

NO TAHUN SMP M SMP UMUM TOTAL ASAL SMP/MTS

1 2015/2016 56 118 174

  48 SEKOLAH 2 2016/2017 45 130 175

  47 SEKOLAH

  Program matrikulasi sudah dua tahun berjalan. Jika melihat laporan program matrikulasi TP 2016/2017 untuk hasil bacaan iftitah sudah men- capai 45%, bacaan ruku dan sujud 80%, bacaan I’tidal 90%, sedangkan bacaan tasyahud baru mencapai 40%. Belum tercapainya 100% siswa yang hafal menjadi tugas guru matapelajaran ibadah saat mengajar (Laporan pro- gram Matrikulasi Ismuba siswa baru TP 2016/2017 SMK Muhammadiyah 1 Sleman).

  Hasil laporan program matrikulasi yang belum maksimal terdapat bebe- rapa catatan di antaranya; Pertama metode klasikal kurang efektif karena tidak semua anak ikut bersama-sama dalam melafalkan bacaan. Kedua, guru sulit membedakan antara anak yang benar-benar berupaya menghafal dan anak-anak yang sekadar menirukan.

  Ketiga, saat guru meminta anak secara

  bergantian maju melafalkan hafalan, anak-anak yang tidak maju asik bermain sendiri. Keempat, pemanfaatan media belajar kurang maksimal menjadi ken- dala sendiri bagi siswa untuk belajar. Misalnya pemutaran video shalat tidak dilakukan meskipun sudah ada LCD proyektor di setiap kelas. Kelima, buku saku tuntutan shalat sesuai Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah yang dibagikan kepada setiap siswa kurang bermanfaat lantaran sebagian siswa belum bisa membaca Al-Qur’an.

  Berdasar data laporan tersebut, dibutuh metode efektif yang bisa me-

  Kasyadi - Menghafal Bacaan Shalat Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs

  ningkatkan kemampuan hafalan bacaan shalat fardhu sesuai HPT. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah

  Practice Rehearsal Pairs (PRP) atau

  dalam istilah yang lebih popular adalah “latihan praktik berpasangan” (Mel Silberman, 2002: 220).

  Practice Rehearsal Pair

  Secara bahasa practice-rehearsal

  pairs berarti latihan praktik berpasang-

  an (Zaini, dkk, 2008: 81). Sedangkan menurut istilah practice-rehearsal

  pairs adalah strategi sederhana yang

  digunakan untuk mempraktikkan sua- tu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar (Silberman, 2005; 228). Hal ini berarti bahwa beberapa siswa dikelompokkan menjadi beberapa ba- gian dan mereka dituntut aktif untuk mempraktikkan suatu keterampilan tertentu. Masing-masing kelompok saling berkerja sama dalam kegiatan praktik tersebut.

  Menurut Nur dkk dalam Maryatun Metode Practice Rehearsal Pairs atau praktek berpasangan berkembang dari penelitian belajar kooperatif. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan di Universitas Maryland pada tahun 1985 yang dikutip dalam buku Nur, dkk (2000: 56), “menyatakan bahwa metode ini menentang asumsi bahwa berpikir kolegannya secara berpasang- an merupakan suatu cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus dalam kelas. Metode menentang asumsi bahwa semua resitasi dalam diskusi perlu dila- kukan dalam setting seluruh kelompok.

  Dari pendapat diatas dapat di- simpulkan bahwa pengertian strategi practice rehearsal pairs adalah strategi yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan untuk mempraktikkan suatu keterampilan atau prosedur deng- an teman belajar secara aktif dalam proses pembelajaran yang melibatkan mental dan fisik peserta didik dengan harapan suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan hasil belajar mak- simal (Sujiyanto, 2014).

  Berpikir secara berpasangan me- miliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Andaikan guru baru saja melakukan penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah ditemukan. Kemudian guru menginginkan siswa memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Frank Lyman memilih menggunakan strategi berpikir secara berpasangan sebagai gantinya tanya jawab seluruh siswa.

  PEMBAHASAN Bacaan Shalat Menurut Paham Mu- hammadiyah

  Mendidik siswa agar memiliki kemampuan dalam menghafal bacaan shalat sesuai paham agama Muham- madiyah merupakan salah satu tugas guru mata pelajaran Ibadah kelas X (se- puluh) tingkat SMA/K Muhammadiyah. Hal ini sesuai standar capaian indicator pada silabus Ibadah/Muamalah tahun

  pelajaran 2016/2017. Menghafal berasal dari kata hafal yang berarti telah masuk dalam in-

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 1 Januari 2017

  َ انْنيَلَع ُمَلا َّسلَا .ُهُت َ كَ َبَو ِىالله ُةَ ْنحَرَو ُّ ِىبَّنلا

  Terdapat banyak pakar yang men- definisikan tentang penelitian tindakan kelas. Salah satu definisi tersebut adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuanya untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran, (Kasihani Kasbolah, 2001:10). Proses tahapan setiap tindakan dari siklus satu ke seklus lainnya dikontrol melalui RPP, lembar observasi peneliti dan lembar observasi teman sejawat untuk mengumpulkan data (Suharsimi Ari- kunto, 1990;134). Data kualitatif dari hasil pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran, sedangkan data kuantitatif dari jumlah subyek pene- litian salah satunya hasil tes evaluasi.

  Tindakan Hafalan

  ْنلاَو َايْنحَمْنلا ِىةَنْنتِىف ْن ِىمَو ِى ْنبَقْنلا ِىلاَّج َّدلا ِىحْنيِىسَم ْنلا

  ِىباَذَع ْن ِىمَو َ َّنَهَج ِىباَذَع ْن ِىم َكِىبُذْنوُعأَ� ّ ِىنإِا َّمُهّللَا ِىةَنْنتِىف ِّى َش ْن ِىمَو ِىتاَمَم

  Doa sesudah tahyat akhir

  ُيِىحَّرلا ُروُفَغْنلا َتْننأَ� َكَّنإِا ، ِىنْن َحْنراَو

  ُرِىفْنغَي َلا َو ًاايِىثَك ًا امْنل ُظ ِىسْنفَن ُتْنمَل َظ ِى ّنإِا َّمُهَّللا َك ِىدْننِىع ْن ِىم ًاةَرِىفْنغَم ِىل ْنرِىفْنغاَف . َتْننأَ� َّلاإِا َب ُن ُّذلا

  Doa sesudah tahyat pertama

  َ َع َتْنيَّلَص .َ ْنيِىهاَ ْنبإِا ِىلاَو َ ْنيِىهاَ ْنبإِا َ َع َتْنكَرَبا َ َك ٍدَّمَُم ِىلاَو ٌدْنيِىَم ٌدْنيِى َح َكَّنإِا

  ُه ُدْنبَع ا ًادَّمَ ُم َّنأَ� ُدَ ْنشأَ� َو ِىالله َّلاِىا َهَلِىاَلا ْننَا ُدَ ْنشأَ� َ َك ٍدَّمَ ُم ِىلا َ َعَو ٍدَّمَُم َ َع ِّىلَص َّمُهّللَا هُلْنوُسَرَو ٍدَّمَ ُم َ َع ْنكِىر َباَو َ ْنيِىهاَ ْنبإِا ِىلاَو َ ْنيِىهاَ ْنبإِا

  Shalawat

  ابِىع َ َعَو

  َ ا ُّيأَ� َكْنيَلَع . َ ْنيِى ِىلحا َّصلا ِىاللهِىد َ

  ُمَلا َّسلَا . ُت َ ابِّىي َّطلاَو ُتاَوَل َّصلاَو ِى ِّىل ُتاَّيِىحَّتل َا

  gatan (tentang pelajaran). Sedangkan menghafal usaha meresapkan ke da- lam pikiran agar selalu ingat. Dalam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminologi al- Hifzh yang artinya men- jaga, memelihara atau menghafalkan. Sedang al-Hafizh adalah orang yang menghafal dengan cermat, orang yang selalu berjaga-jaga, orang yang selalu menekuni pekerjaannya. Istilah al-Ha- fizh ini dipergunakan untuk orang yang hafal al-Qur’an tiga puluh juz tanpa me- ngetahui isi dan kandungan al-Qur’an. Sebenarnya istilah al-Hafizh ini adalah predikat bagi sahabat Nabi yang hafal hadits-hadits shahih (bukan predikat bagi penghafal al-Qur’an (http://kbbi. web.id/hafal. 7 Agustus 2016). Bacaan shalat sesuai HPT

  5. Bacaan tahyat

  نْنقُزْنراَو ِىنِىدْنهاَو ِىنْن ُبْنجاَو ِىنْن َحْنراَو ِىلْنرِىفْنغا َّمُهّللَا

  4. Bacaan duduk antara dua sujud

  هْنيِىف ًاكَراَبُم اًابِّىي َط اًا ْنيِىث َك اًادْن َح ُدْنمَلحْنا َكَلَو اَنَّبَر

  3. Bacaan I’tidal

  ِىلْنرِىف ْنغا َّمُهّللَا َكِىدْنمَ ِىبَو َانَّبَر َّمُهّللا َكَناَْن ُس

  2. Bacaan Ruku’

  ْنلَّثلاَو ِىءَامْنلِىبا

  َي َ ياا َطَخ ْنلِىسْنغا َّمُهّللَا ِىسَن َّدلا َ ِىم ُضَيْنبأَلْنا ُبْنوَّثلا دَ َبْنلاَو ِىج

  َ ياا َطَ ْن لا َ ِىم ِىنِّىقَن َّمُهّللَا ِىبِىرْنغَم ْنلاَو ِىقِى ْنشَمْنلا

  ياا َطَخ َ ْنيَبَو ِىنْنيَب ْندِىع َ با َّمُهّللَا َّقَنُي َ َك

  َ ْنيَب َت ْندَع َ با َ َك َي َ

  1. Bacaan Iftitah

  Hasil penelitian diuraikan dalam taha- pan berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

  Kasyadi - Menghafal Bacaan Shalat Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs Tindakan Pertama

  10

  50

  9

  13

  

16

  81

  10

  11

  

16

  69

  11

  15

  

16

  94

  12

  

16

  8

  56

  

16

  11

  88 Tertinggi RERATA

  

16

  14

  15

  

16

  63

  9

  14

  75

  

16

  12

  13

  

16

  8

  Siklus pertama terdiri dari dari empat tahap, yakni perencanaan, pe- laksanaan, observasi dan refleksi serta replaning. Tindakan pertama pada tahap perencanaan melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standard kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa deng- an menggunakan pembelajaran model PRP. Serta membuat lembar kerja siswa, instrument dan penyusunan alat evalua- si pembelajaran.

  

16

  Pada tindakan pertama ini sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi model PRP, yakni belajar model PRP karena siswa lebih memilih mencari pasangan sesuai dengan kedekatan masing-masing. Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembe- lajaran model PRP secara utuh dan menyeluruh. agar pembelajaran sesuai yang sudah direncanakan guru perlu inten- sif memberi pengertian kepada siswa kondisi belajar menghafal berpasangan, gantian mendengarkan, saling mengo- reksi, dan membetulkan. Guru mem- bantu siswa yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran model PRP.

  Upaya yang sudah dilakukan guru memberikan dampak. Seperti, siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran model PRP, siswa mampu menyimpul- kan bahwa pembelajaran model PRP memiliki langkah-langkah tertentu, dan hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM siklus pertama mengalami pening- katan. Dapat dilihat pada table berikut;

  Tabel 1 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 1

  Kelompok Skor Perolehan Skor Ideal Presentase Keterangan

  1

  12

  

16

  75

  2

  11

  

16

  69

  3

  11

  69

  44 Terendah

  6

  

16

  7

  7

  69

  

16

  11

  50

  4

  

16

  8

  5

  69

  

16

  11

  68

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 1 Januari 2017

  Arab ke tulisan bahasa Indonesia bagi siswa yang belum lancar baca tulisan Arab.

  c. Memberi pengakuan dan peng- hargaan.

  b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

  a. Memberikan motivasi kepada kelompok untuk aktif dalam pembelajaran.

  1. Perencanaan Perencanaan pada siklus kedua di- dasarkan perencanaan ulang siklus pertama, yaitu;

  Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pe- laksanaan, observasi, dan refleksi serta perencanaan ulang.

  Siklus Kedua

  c. Masih ada anggota kelompok yang belum bisa membaca tulisan Arab sehingga mengalami kesulitan da- lam menghafal bacaan shalat fardlu. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat rencana sebagai berikut; 1) Memberikan motivasi kepada ke- lompok untuk aktif dalam pembe- lajaran. 2) Lebih intensif membimbing kelom- pok yang mengalami kesulitan. 3) Memberi pengakuan dan penghar- gaan. 4) Membantu mentranslit dari tulisan

  Grafik 1 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam

  b. Masih ada kelompok yang ku- rang memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bekerja sama dalam peningkatan hafalan bacaan shalat fardlu.

  a. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 70.

  70. Adapun keberhasilan dan kegaga- lan yang terjadi pada siklus pertama sebagai berikut; guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pendekatan pembelajaran PRP. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 63, 64%, sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggu- nakan model PRP. Hal ini terlihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM dengan skor rata-rata 68%.

  Hasil observasi pada siklus pertama, aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar masih tergolong rendah dengan perolehan skor 28 atau 63, 64% sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena guru terlihat kurang menguasai metode dan pembagian siswa berpasangan. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran kurang. Dari skor minimal 75, dan maksimal 100, skor perolehan rata-rata mencapai

  10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 Pe 75 69 69 rse n ta se 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 69 69 50 69 44 50 81 69 94 63 75 56 88 Kaelompok Presentase Presentase

  PBM Siklus 1

  d. Membantu mentranslit dari

  Kasyadi - Menghafal Bacaan Shalat Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs

  10

  

16

  15

  11

  75

  

16

  12

  81

  12

  

16

  13

  9

  69

  

16

  11

  94

  11

  63 Terendah

  69

  

16

  12

  88 Tertinggi RERATA

  

16

  14

  15

  

16

  

16

  11

  14

  75

  

16

  12

  13

  69

  8

  

16

  tulisan Arab ke tulisan bahasa Indonesia bagi siswa yang be- lum lancar baca tulisan Arab.

  Kelompok Skor Perolehan Skor Ideal Presentase Keterangan

  11

  2

  81

  

16

  13

  1

  Tabel 2 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II

  69

  a. Hasil observasi aktivitas sis- wa dalam PBM selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut;

  3. Observasi dan Evaluasi

  d. Guru membantu mentranslit beberapa bacaan kepada ke- lompok yang belum bisa baca tulisan Arab dengan lancar.

  c. Guru memberikan penghargaan berupa pujian dan permen bagi siswa yang aktif bekerja sama dalam usaha peningkatan hafa- lan.

  b. Sebagian siswa sudah menun- jukkan keaktifan dalam proses hafalan dengan teman pasan- gannya.

  a. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran model PRP. Tugas yang diberi- kan guru kepada kelompok agar antaranggota bekerjasama su- dah berjalan baik. Siswa dalam satu pasangan saling membantu proses menghafal materi yang ditugaskan oleh guru melalui saling dengar dan saling korek- si.

  2. Pelaksanaan

  

16

  3

  10

  

16

  7

  69

  

16

  11

  6

  69

  11

  12

  5

  69

  

16

  11

  4

  75

  

16

  74

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 1 Januari 2017

  Grafik 2 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam

  PBM Siklus 2

  10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 81 69 Pe 75 69 69 69 rse n ta se 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 69 69 63 69 81 75 94 69 75 69 88 Kaelompok Presentase Presentase

  b. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus dua tergolong sedang. Hal ini ber- arti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 44 nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.

  c. Hasil evaluasi penguasaan sis- wa terhadap materi pembelajar- an pada siklus kedua mengalami peningkatan meski masih di bawah nilai KKM 75. Dari nilai minimal yang harusnya tercapai (nilai KKM 75) dan nilai mak- simal 100, perolehan rata-rata siswa sebesar 74.

  d. Dari hasil ulangan harian kedua (setelah menggunakan pembe- lajaran model PRP) mengalami peningkatan, jika sebelumnya rata-rata nilainya 70, sesudah menggunakan model PRP men- jadi 74. Naik 0.4.

  Adapun keberhasilan yang dipero- leh selama siklus kedua ini sebagai berikut;

  a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke pembela- jaran kooperatif. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk menghafal bacaan shalat fardlu yang ditu- gaskan oleh guru. Siswa mulai berpartisipasi dalam kegiatan.

  Hal ini dapat dilihat dari data observasi siklus pertama se- besar 68% menjadi 74% pada siklus kedua.

  b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahnkan dan meningkatkan suasana pem- belajaran yang mengarah pada model PRP. Guru intensif mem- bimbing siswa dan membantu mencari solusi dari permasala- han siswa selama proses pem- belajaran. Data observasi guru menunjukkan perubahan. Jika siklus pertama 63, 64%, maka siklus kedua 79,55%.

  c. Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa menghafal bacaan shalat fardlu. Hal ini didasarkan pada angka dari 70 siklus satu ke 74 siklus dua.

  d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 70 (nilai harian ulangan I), sebelum menggunakan pembelajaran model PRP menjadi 74 (ulangan harian II) sesudah menggu- nakan model PRP. Naik 0.4.

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang

  e. Masih ada beberapa kelompok yang belum melaksanakan tu- gas guru dengan baik saat guru

  Kasyadi - Menghafal Bacaan Shalat Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs duduk di depan kelas.

  2. Pelaksanaan Untuk memperbaiki kelemahan dan

  a. Suasana pembelajaran sudah mempertahankan keberhasilan yang lebih mengarah kepada pembe- telah dicapai pada siklus kedua, pelak- lajaran model PRP. Tugas yang sanaan ketiga dapat dibuat perencanaan diberikan guru kepada kelom- sebagai berikut; pok agar antaranggota bekerja- 1) Guru duduk dan atau berdiri di sama sudah berjalan baik. Siswa sekitar kelompok yang kurang me- dalam satu pasangan saling laksanakan tugas dengan baik membantu proses menghafal

  2) Guru memberikan perhatian khusus materi yang ditugaskan oleh kepada beberapa kelompok yang guru melalui saling dengar dan butuh perhatian saling koreksi.

  b. Sebagian siswa sudah menun-

  Siklus Tiga

  jukkan keaktifan dalam proses hafalan dengan teman pasan- Seperti pada siklus kedua, siklus gannya. ketiga ini terdiri dari perencanaan, pe-

  c. Guru memberikan penghargaan laksanaan, observasi, dan refleksi serta berupa pujian dan permen bagi perencanaan ulang. siswa yang aktif bekerja sama

  1. Perencanaan dalam usaha peningkatan hafa- Perencanaan pada siklus ketiga di- lan. dasarkan perencanaan ulang siklus

  d. Guru membantu mentranslit kedua dengan sedikit tambahan, beberapa bacaan kepada ke- yaitu; lompok yang belum bisa baca

  a. Memberikan motivasi kepada tulisan Arab dengan lancar. kelompok untuk aktif dalam

  e. Beberapa kelompok yang belum pembelajaran. terkondisi dengan baik, setelah

  b. Lebih intensif membimbing diberi perhatian khusus sudah kelompok yang mengalami mulai kondusif. kesulitan.

  f. Suasana pembelajaran yang

  c. Memberi pengakuan dan peng- efektif dan menyenangkan su- hargaan. dah lebih tercipta.

  d. Membantu mentranslit dari

  3. Observasi dan Evaluasi tulisan Arab ke tulisan bahasa Hasil observasi selama siklus tiga

  Indonesia bagi siswa yang be- dapat dilihat sebagai berikut; lum lancar baca tulisan Arab.

  a. Hasil observasi aktivitas siswa

  e. Guru memberikan perhatian dalam PBM pada siklus tiga khusus kepada beberapa kelom- dapat dilihat pada tabel beriku; pok yang butuh perhatian dalam bentuk berdiri atau duduk di samping kelompok.

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 1 Januari 2017

  16

  13

  75

  16

  12

  12

  94 Tertinggi

  15

  16

  11

  75

  16

  12

  10

  88

  13

  81

  14

  13

  4. Refleksi Adapun keberhasilan yang dipero- leh selama siklus ketigas ini sebagai berikut;

  c. Dari hasil ulangan harian ketiga (setelah menggunakan pem- belajaran model PRP) nilai rata-ratanya 77. Ada perubah- an peningkatan, jika siklus dua rata-ratanya 74, siklus tiga 77. Naik 0.3.

  b. Hasil observasi siklus ketiga aktivitas guru dalam PBM men- dapat rata-rata nilai perolehan 41 dari skor ideal 44 atau 93, 18%. Hal ini berarti menunjuk- kan adanya peningkatan yang sangat signifikan.

  Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 3

  80 Grafik 3

  16

  88 RERATA

  14

  16

  14

  15

  75

  16

  12

  16

  9

  Tabel 1 Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III

  16

  4

  75

  16

  12

  3

  75

  12

  16

  2

  88

  16

  14

  1

  Kelompok Skor Perolehan Skor Ideal Presentase Keterangan

  13

  81

  75

  7

  16

  12

  8

  69 Terendah

  16

  11

  81

  5

  16

  13

  6

  75

  16

  12

  a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke pembela- jaran kooperatif. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk menghafal bacaan shalat fardlu yang ditu- gaskan oleh guru. Siswa mulai berpartisipasi dalam kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari data observasi siklus siklus tiga

  Kasyadi - Menghafal Bacaan Shalat Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs

  3. Kemampuan dalam bekerja sama mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari sudah mulainya bela- jar bekerja sama dengan anggota kelompok.

  pelajaran Ibadah Muamalah, khusus bacaan shalat fardlu sesuai tuntunan Rasulullah, maka kami sarankan hal-hal sebagai berikut;

  8. Pembelajaran model PRP untuk meningkatkan kemampuan hafalan lebih menyenangkan. Telah terbuktinya pembelajaran model PRP dapat meningkatkan aktivi- tas dan hasil belajar siswa dalam mata

  7. Melalui pembelajaran model PRP, siswa membangun sendiri kemu- dahan menghafal.

  6. Pembelajaran kooperatif model PRP relevan dengan pembelajaran kontekstual.

  5. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan pening- katan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan ha- rian 85

  4. Aktivitas dalam kelompok me- ngalami peningkatan pada setiap siklusnya siklus pertama sebesar 68% menjadi 74% siklus dua dan 80% pada siklus tiga.

  2. Dari hasil observasi memperlihat- kan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus I rata- rata 63,64% menjadi 79,55% pada siklus II dan menjadi 93,18% pada siklus III.

  80%. Ada peningkatan dari siklus pertama sebesar 68% menjadi 74% pada siklus kedua.

  1. Penerapan pembelajaran model PRP dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar.

  Berdasar hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai be- rikut;

  PENUTUP

  d. Semua kelompok sudah melak- sanakan tugas guru dengan baik saat guru memberi perhatian khusus kepada beberapa kelom- pok.

  c. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian siklus tiga 77 dari 70 (nilai harian ulangan I), sebelum menggunakan pem- belajaran model PRP menjadi 74 (ulangan harian II) sesudah menggunakan model PRP. Naik 0.3.

  b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahnkan dan meningkatkan suasana pem- belajaran yang mengarah pada model PRP. Guru intensif mem- bimbing siswa dan membantu mencari solusi dari permasala- han siswa selama proses pem- belajaran. Data observasi guru menunjukkan perubahan pada siklus tiga 93.18% dari siklus pertama 63, 64%, dan siklus kedua 79,55%.

  1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pem- belajaran model PRP sebagai alter- native dalam mata pelajaran Ibadah untuk meningkatkan hafalan pada materi bacaan shalat fardlu.

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 1 Januari 2017

  2. Supaya kegiatan ini berkesinam- M u n a w a r o h A h m a d , I b a d a h / bungan, hendakanya dilakukan Mu’amalah SMA/SMK/MA Mu- tidak hanya mata pelajaran Ibadah, hammadiyah. Yogyakarta: Majelis tetapi mata pelajaran lain perlu Pendidikan Dasar dan Menengah mengikuti. Pimpinan Wilayah Muhammad- iyah DIY, 2012.

DAFTAR PUSTAKA

  Maryatun, Penerapan Model Pembe- Ahmad Warson. Almunawir Kamus Ba- lajaran Practice Rehearsal Pairs

  (Praktek Berpasangan) Untuk hasa Arab-Indonesia, Surabaya; Meningkatkan Aktivitas Belajar Pustaka Progresif, 1997. Siswa Pada Mata Pelajaran Ips

  Hisyam Zaini, et al., Strategi Pem-

  Kelas Iv Sdn 02 Malanggaten, belajaran Aktif. Cetakan ke- ebakramat, Karanganyar Tahun

  1,Yogyakarta: Pustaka Insan Ma-

Pelajaran 2012/2013. Skripsi Fa- dani, 2008.

  kultas Keguruan dan Ilmu Pendi- Mel Silberman, Active Learning; 101 dikan Universitas Muhammadiyah

  Strategi Pembelajaran Aktif. Ce- Surakarta, 2012.

  takan ke-1, Yogyakarta: Insan Internet Madani, 2005. http://kbbi.web.id/hafal. 7 Agustus

  Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene- 2016 litian Suatu Pendekatan Praktik.

  Jakarta: Renaka Cipta, 2010. http://kbbi.web.id/hafal . 7 Agustus 2016