ISOMETRIC AND ISOMETRIC- m OPERATORS Gunawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: gun.ogegmail.com Abstract - ISOMETRIC AND ISOMETRIC- m OPERATORS
ISOMETRIC AND ISOMETRIC- m OPERATORS
Gunawan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email:
Abstract
This paper presents the definition, samples, and natures of isometric and isometric- m
algebra operator for some m in Hilbert space. In additions, the relationship of
both operators will also be examined. To investigate natures of isometric and isometric-
m operators, adjoint operators concepts and natures are required. Adjoint operator
concept underlies isometric operator’s natures. Later, according to the concept,isometrc operator is expanded into isometric- m operators for some m in Hilbert
space. The result unveils algebra natures of isometric and isometric- m operators
consisting of composition operators natures and multiplication with scalar.
Furthermore, if T operators is isometric then T operators isometric- m for some m .
Keywords: adjoint operators, isometric operators, isometric- m operators.
B X X
Lebih lanjut, dalam hal X = Y, ,
PENDAHULUAN dituliskan B X atau B Y .
Di dalam analisis khususnya analisis fungsional, beberapa ruang Untuk ruang Hilbert H, operator yang sering dibicarakan adalah ruang linear kontinu T yang memiliki sifat linear, ruang bernorma, ruang Banach,
T x T y untuk setiap x y
( ) ( ) ruang Pre-Hilbert, dan ruang Hilbert. Ruang pre-Hilbert yang lengkap disebut
x y , H
disebut sebagai operator ruang Hilbert. Pemetaan dari suatu isometri. Hal tersebut ekuivalen dengan ruang linear ke ruang linear yang lain
T x ( ) x , untuk setiap x . H
atau dari suatu ruang linear ke ruang Kemudian, operator dengan sifat linear yang sama disebut operator. tersebut diperluas menjadi
Diberikan ruang Hilbert X dan Y atas m m k k m lapangan yang sama, yaitu F. Lapangan m k
- *
1 T T 0,
F yang dimaksud pada tulisan ini adalah k k
T : X Y
. Operator dikatakan linear untuk suatu m .
x y X F
jika untuk setiap , dan Operator tersebut dinamakan operator
T x y T x T y
berlaku ( ) ( ) ( ) dan isometri- m. Hal tersebut kemudian
T ( x ) T x ( )
. Operator linear membawa pemikiran untuk menyelidiki
T : X Y
dikatakan terbatas jika karakteristik pada operator isometri dan
M isometri- m. Pembahasan mengenai
terdapat konstanta sehingga
x X karakteristik operator isometri dan T x ( ) M x untuk setiap .
isometri- m pada tulisan ini, lebih Himpunan semua operator linear ditekankan pada memahami definisi, terbatas dari X ke Y ditulis B X Y , .
contoh, sifat- sifat aljabar, dan hubungan keduanya pada ruang Hilbert.
Aksioma | 399
Rumusan masalah yang dibuat adalah ruang Hilbert. Jika T sebarang bagaimana sifat-sifat serta hubungan fungsional linear terbatas pada H maka antara operator isometri dan isometri- terdapat dengan tunggal
m . Dalam penelitian ini hanya dibatasi y H T x x y x H sehingga ( ) , , .
pada ruang Hilbert. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan
Bukti: Diketahui T sebarang fungsional
pengetahuan mengenai sifat- sifat serta linear terbatas. Misalkan keterhubungan operator isometri dan
A N T x H T x ( ) : ( ) 0 .
operator isometri- m pada ruang Hilbert.
Diperoleh A ruang bagian tertutup H. Pembahasan mengenai operator
Karena A ruang bagian tertutup dari H, isometri dan isometri- m pada ruang
maka H A A . Selanjutnya, Hilbert bermanfaat membantu
1)
Jika T = O maka diambil y mengembangkan ilmu matematika dan sehingga teorema terbukti. aplikasinya, khususnya analisis
maka fungsional. 2) A H . Karena Jika T O jika A = H maka untuk sebarang
Pembahasan tentang operator
x berakibat T = O. Oleh H
isometri pada ruang Hilbert diawali
dengan pendefinisian operator adjoint
A karena itu, A H maka .
kemudian dilanjutkan dengan
z A Jadi, dapat diambil \ .
pembahasan mengenai contoh dan sifat-
A A
Karena maka sifat operator adjoint pada ruang
Hilbert. Dalam pendefinisian operator T z ( ) .
Dibentuk adjoint diperlukan penjelasan mengenai
T z z ( ).
Teorema Representasi Riesz. Untuk
y A , diperoleh : 2 z
pembahasan tentang definisi operator adjoint dan sifatnya diacu dari buku
T z z ( ). T z ( )
Kreyszig (1978), Akhiezer, N.I. and
z y , z , z z , 2 2 .
Glazman, M. (2013), dan Berberian
z z
(1961). Selanjutnya, membahas
T z
( ) operator isometri pada ruang Hilbert Untuk diacu dari buku Berberian (1961).
y A y y y T y
, maka , ( ).
Pembahasan mengenai operator isometri meliputi definisi, contoh, dan , x dapat ditulis
Untuk x H sifat- sifat aljabar. Kemudian definisi sebagai dan beberapa sifat operator isometri- m
T x ( ) T x ( ) x y x y
pada ruang Hilbert diacu dari jurnal ,
T y ( ) T y ( )
Saddi dan Ahmed (2010). Setelah itu, dilanjutkan membahas contoh dan sifat
T x ( )
x y
dengan
A, sebab aljabar operator isometri- m serta
T y ( )
hubungan antara operator isometri dan T x ( ) T x ( ) operator isometri- m pada ruang Hilbert.
x y = ( ) T x T y ( ) 0.
T y ( ) T y ( )
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini akan disampaikan T x ( ) mengenai operator adjoint.
x y
Karena orthogonal
T y
( )
Teorema 1 (Teorema Representasi
terhadap y, maka :
Riesz) . (Kreyszig, 1978) Diketahui H 400 | Aksioma
x x T x x y
( ),
T x ( ) y 1 2 1 2 x y y ,
T y ( ) T x y T x y ( ), ( ), 1 2 x x
T x ( ) y ( ) ( ) 1 y 2 x y , y y , T y ( ) dan x T x y T x y
y 1 ( ), ( ), 1 1 T x ( )
x y , y y , x T y
( ) ( ) y 1 x y , T x ( )
diperoleh: 2)
Untuk setiap x H
T x x y x H Diperoleh .
( ) , , x T x y T x y
( ) ( ), ( ) y Selanjutnya akan dibuktikan y tunggal.
T x y
Diambil sebarang y ' maka H , K
T x x y x H Karena untuk setiap y
( ) , ' , . Karena ymerupakan pemetaan linear kontinu
T x x y H ( ) , maka untuk setiap x
pada H maka menurut Teorema 1, diperoleh:
y ' H
terdapat dengan tunggal
x y , x y , '
sehingga untuk setiap x berlaku H
x y , x y , '
x x y y ( ) , ' . Berarti jelas bahwa
x y y , '
untuk setiap y menentukan dengan K
- * *
tunggal y ' . Jadi terdapat operator H
y y ' 0 y y '
Jadi, y tunggal. Dengan demikian
T : K dengan H T ( ) y y ', y K .
T x x y x H ( ) , , .
Oleh karena itu diperoleh :
- * y ( ) x T x y ( ), x y , ' x T , ( ) y
- * Teorema 2. (Kreyszig, 1978) Diketahui
- * H
- * untuk setiap x dan y K H ,
- * * = T x y ( ), T x y ( ),
- * = x T , ( ) y x T , ( ) y
- * *
- ( ) ( ), ( )
- * * * * * * *
- * * * * * * * * *
- *
- *
- ( ST x )( ) ST x ST x ( ), ( ) S ST x T x ( ), ( )
- * * Teorema 11.
- * T x ( ) x = T x T x ( ), ( ) T T x x ( ), .
- * *
- *
- * 1 * *
Jelas bahwa T tunggal. Selanjutnya dan K ruang Hilbert. Untuk setiap
operator T linear dan kontinu, sebab :
T H : operator linear kontinu, K
1) setiap Untuk maka terdapat dengan tunggal operator
y y K x H * 1 , , , dan , skalar 2 T K sehingga H
linear kontinu : diperoleh:
x T , ( y y )
1 2 *
T x y ( ), x T , ( ) y berakibat .
T x ( ), y y 1 2 Bukti: Diambil sebarang
T L H K ( , ) dan y K . Dibentuk c T x y T x y
= ( ), ( ), 1 2 fungsional pada H dengan y
1 2 x T x y x H y ( ) ( ), , . Fungsional * * *
1 2 merupakan fungsional linear y
x T y x T y
= , ( ) , ( ) 1 2 kontinu pada H sebab: 1) setiap
Untuk diperoleh:
2) Untuk setiap x H
x x , H dan skalar 1 2 diperoleh:
Aksioma | 401
,
Bukti: Diambil sebarang H dan , x y K
* * * ST T S .
S B K L maka
,
dan
T B H K
Hilbert. Jika
Teorema 5. (Akhiezer dan Glazman, 2013) Diketahui H, K, dan L ruang
T x y x T y x T y x T y T x y T x y T T
( ), , ( ) , ( ) ( ), ( ) ( ), ( ), . Jadi, .
( ), , ( )( ) , ( ) ( ), ( ) = ( ), . Jadi, .
ST x y x ST y x ST y S x T y T S x y ST T S
Definisi 7. (Berberian, 1961)
Diberikan H ruang Hilbert klasik dan
Contoh 8.
, untuk setiap x H .
Hal tersebut ekuivalen dengan ( ) T x x
. Operator T dikatakan isometri jika untuk setiap , x y H , berlaku ( ) ( ) T x T y x y .
Diberikan H ruang Hilbert atas lapangan dan ( ) T B H
Selanjutnya, akan disampaikan mengenai operator isometri, contoh, dan sifat aljabarnya.
Teorema 6. (Kreyszig, 1978) Diketahui X dan Y ruang bernorma atas lapangan F
X
( ) (0 ) 0 ( ) , . T T x T x x
Bukti:
.
T
( )
. Jika : T X Y operator linear maka
Bukti: Diambil sebarang H dan , x y K
* * T T
* * * T T b.
( ) ( ), ( ) = , ( ) ( ) ( ) .
M ,
. Diperoleh
M T
Diambil
T x T x T x x TT x T x T x T x T x
Jika x maka, 2 * * * *
T x M x
T T T TT T T
, ( ) ( ) 0.
Jika x maka, 2 * * * *
402 | Aksioma a.
sehingga * ( ) .
Jadi, *
a.
T
dan λ skalar, maka pernyataan- pernyataan berikut ini berlaku.
S T L H K
, , c
Teorema 4. (Kreyszig, 1978) Diketahui H dan K ruang Hilbert. Jika
Setelah disampaikan mengenai operator adjoint, berikut ini akan dibahas sifat- sifat operator adjoint pada ruang Hilbert.
seperti yang dijelaskan pada Teorema 2 disebut operator adjoint dari T.
linear kontinu *
T terbatas.
Definisi 3. (Kreyszig, 1978) Operator
( ), , ( ) , dan . T x y x T y x H y K
sehingga: *
( , ) c T L K H
tunggal *
T L H K terdapat dengan
Dengan demikian, terbukti bahwa untuk setiap ( , ) c
1 2 3 , , ,... x x x basis ortonormal di H. Didefinisikan operator T H : H Teorema 9. (Berberian, 1961) dengan: Diberikan H ruang Hilbert dan
T B H ( ) . Pernyataan berikut T x x x , , ,... x , x H ,
k k 1 2 3 1
ekuivalen: untuk setiap k 1, 2,3,... Lebih lanjut, untuk setiap x dengan H a.
T isometri
b. T T
I , x x diperoleh: k k
k 1
dengan I operator identitas pada
ruang Hilbert
T x x
( ) , k k 1
T x T y x y x y H k c. ( ), ( ) , , , .
1 Bukti: Diambil sebarang x H , , , ,... .
1 2 3 4 a b
Akan ditunjukkan T linear dan 2 * isometri. Diambil sebarang
T T x x T x T x T x
( ), ( ), ( ) ( )
2 x y , H dengan x x dan y k k k k
x x x I x x k 1 k 1 , ( ), .
* .
T T
I Jadi, .
a.
T linear?
b c
*
k k
T x ( y ) T x y T x T y ( ), ( ) T T x y ( ), I x y ( ), x y , . k k k k
1 1
c a
2 2 T ( x y ) k k k
k T x ( ) T x T x ( ), ( ) x x , x
1
T x x T ( ) . Jadi, isometri.
= ( x y ) k k k
1 1 k 1 Teorema 10. (Berberian, 1961)
x y k k k k +
1 1 k 1 k 1 Diberikan H ruang Hilbert dan
T B H ( )
. Jika S, T isometri maka ST T x ( ) T y ( ). isometri. Jadi, T linear.
Bukti: Diambil sebarang x . H b. x x x , , ,...
T isometri? Diketahui 1 2 3 Diketahui S ,T isometri berarti basis ortonormal di H artinya untuk
T x ( ) x dan S x ( ) x .
setiap k , x ortogonal dan k Perhatikan bahwa,
x k 1. 2 2 2
T x ( ) T x x k k k k 1
k 1 k 1
2 2
x k k 1 T x ( ) x .
Jadi, T isometri.
Aksioma | 403
2
IT x T x ( ), ( ) T x T x ( ), ( )
2
2
= T x ( ) x ST x ( ) x Jadi, ST isometri.
S S T T
Karena maka
Diberikan H ruang Hilbert dan 2 2 T x ( ) S x ( ) T x ( ) S x ( ) .
T B H
( ) . Jika T isometri maka T isometri untuk suatu dengan Dengan demikian, S,T ekuivalen secara
1 . metrik.
, H
Bukti: Diambil sebarang x
2
T x T x T x
( ) ( ), ( ) Diketahui S,T ekuivalen secara metrik *
T x T x
= ( ), ( ) berarti T x ( ) S x ( ) , x H . 2 2 *
T x T x ( ), ( ) * 2 2 2 2 S S x ( ) S x S x ( ), ( ) S x ( ) T x ( )
T x x
( )
S S T T
Jadi,
T x ( ) x
Definisi 14. (Saddi dan Ahmed, 2010) T Jadi, isometri.
Diberikan ruang Hilbert H atas Definisi 12. (Berberian, 1961).
T B H ( )
lapangan dan . Operator T dikatakan isometri- m jika Diberikan H ruang Hilbert dan m k m m k
S T , B H ( )
. Operator S,T dikatakan m k
1 T T 0, untuk suatu m .
*
ekuivalen secara metrik jika k k
S x ( ) T x ( ) , x H .
Contoh 15. 2 Teorema 13. (Berberian, 1961) H T H H
Diberikan dan : 1 0
Diberikan H ruang Hilbert dan dengan T . Akan ditunjukkan
S T , B H ( )
0 1 .
T merupakan operator isometri- 2? S
,T ekuivalen secara metrik jika dan * *
Jawab: Perhatikan bahwa: S S T T
hanya jika .
Bukti: H
Diambil sebarang x
2 * S S x x S x S x S x ( ), ( ), ( ) ( ) . 2 T T x x T x T x T x ( ), ( ), ( ) ( ) .
404 | Aksioma
Aksioma | 405 * 1 0
IT k m T T k m
I
I I
I I
I k m m m
T
T S ST k m T S S T k m
m ST ST k m
3 m m k k m k k m m k k m k k m m k m k k m k m k k m m k k m k k m m k k m k k m k k
2
1
1 ...
1 =
1 =
1 =
1 =
1
* * * * * * *
1 . , operator nol. Jadi, isometri- m. m m k k m k
k
m m k k m k k m m k k m k k m m k k m k k m T T k m
T T k O O O T
T T k m T T k m
1 = 1 =
1
* * * * * * * *
Bukti: Perhatikan bahwa:
isometri- m untuk suatu dengan 1 .
T
Diberikan ( ) T B H dan H ruang Hilbert. Jika T isometri- m , maka
Teorema 18.
, operator nol. O O Berdasarkan 1 dan 2, diperoleh ST isometri- m.
0 1
Bukti: Diambil sebarang x H
m .
Hilbert. Untuk suatu m , jika S,T isometri dan S = T, maka ST isometri-
T B H dan H ruang
Diberikan ( )
Teorema 17.
Diberikan ( ) T B H dan H ruang Hilbert. Jika T isometri maka T isometri- m , untuk suatu m .
Teorema 16.
Jadi, T merupakan operator isometri- 2.
Jika m genap maka
I I
T T k T T T T
2 0 1 0 1 0 1 =O, dengan operator identitas dan O operator nol. k k k k
1 0 1 0 1 0
2 1 0 1 0 1 0 1 0 = 0 1 0 1 0 1 0 1
1
2
2 2 * 2 *2 2 *
dan
T
. Untuk suatu m
1. Jika m ganjil maka
3 m m k k m k k m m k k m k k m m k m k k m k m k k m m k k m k k m m k k m k k m k k
I
, operator nol. O O 2.
I I
2
* * * * * * *
1
1 = ...
1 =
1 =
m ST ST k m
1 =
1
I I
T S ST k m T S S T k m
T
IT k m T T k m
I k m m m
1 =
406 | Aksioma Teorema 19.
Jadi, i m m k k m k k m m k k m k k m m k k m k k m m k k m k k m m k k m k k m T T k m
T T k m T T TT k m
T T T T k m T T T T k T T O O O
T
1
sometri- ( 1). m
Dengan cara yang sama, diperoleh T isometri- (m + n) untuk setiap n = 0,1,2,3,... KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah contoh dan sifat- sifat aljabar masing- masing operator isometri dan operator isometri- m diantaranya sifat komposisi operator dan perkalian dengan skalar. Selain itu, apabila T operator isometri maka T operator isometri- m, untuk suatu m .
Dalam tulisan ini, hanya dibahas mengenai sifat-sifat operator isometri dan isometri- m beserta hubungannya pada ruang Hilbert. Untuk penelitian selanjutnya, dapat diselidiki karakteristik spektrum operator isometri maupun operator isometri- m pada ruang Hilbert.
DAFTAR PUSTAKA Akhiezer, N.I. and Glazman, M. 2013.
Theory of Linear Operators in Hilbert Spaces . New York:
Dover Publication, Inc. Berberian, S.K.1961. Introduction to
Hilbert Spaces
. New York: Oxford University Press. Kreyszig, E.1978. Introductory
Functional Analysis with Applications. New York: John
Wiley and Sons. Saddi, Adel and Ould Ahmed Mahmoud
Sid Ahmed . 2010. m- Partial Isometries On Hilbert Spaces.
Internat J. Functional Analysis, Operator Theory,and Applications . Volume 2, No 1, Pages 67-83, 7 September.
1 = 1 . , operator nol.
1 =
Diberikan ( ) T B H dan H ruang Hilbert. Jika T isometri dan *
Diberikan ( ) T B H dan H ruang Hilbert. Jika T isometri- m dan * *
T I ,
maka * * T T TT .
Bukti: Diambil sebarang x H 2 * 2 ( ), ( ), ( ) ( ) , ( ),
T T x x T x T x T x x x x I x x
Jadi, *
................................1) T T I 2 * * * * 2
( ), ( ), ( ) ( ) ( ) ( ), ( ) ( ),
TT x x T x T x T x I x I x I x I x x
Jadi, *
................................2) TT I
Berdasarkan 1) dan 2), diperoleh * * .
TT T T Teorema 20.
T T TT , maka T isometri- (m + n)
1
untuk setiap
0,1, 2,3,... n Bukti: Diambil n = 1 dan berdasarkan
Teorema 11 diperoleh,
1 1 * 1 1 1 * 1 1 * * 1 * *
1
1
1
1
1 =
Dapat diakses di http://pphmj.com/journals/ijaota. htm.