PEMBUATAN ASAM SITRAT DARI LIMBAH KULIT PISANG DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN ASPERGILLUS NIGER

  

PEMBUATAN ASAM SITRAT DARI LIMBAH KULIT

PISANG DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN

ASPERGILLUS NIGER

Mulkan Hambali*, Tri Ulfa Damayanti, Tiara Oktamariska

  • ) Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya Inderalaya Jalan Palembang-Prabumulih Km.32 Ogan Ilir Sumsel 30662

  Email : Mulkan.hambali@yahoo.com

  

Abstrak

Sekarang ini, sektor kimia pangan sangat penting untuk dikembangkan. Produk kimia pangan antara lain

  asam-asam organik, seperti asam sitrat, asam laktat, asam amino, gula, minyak goreng dan lain-lain. Asam sitrat merupakan salah satu produk kimia yang aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional maupun internasional. Asam sitrat (C H O ) merupakan asam organik

  6

  8

  7

  lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus. Kulit pisang mengandung gula yang cukup tinggi dan karbohidrat, hal ini membuat kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan bahan kimia. Pembuatan asam sitrat dengan bahan baku kulit pisang ini dilakukan dengan proses fermentasi. Aspergillus niger baik digunakan dalam fermentasi karena tidak menghasilkan mikotoksin yang tidak membahayakan. Penelitian ini bertujuan membuat asam sitrat dari limbah kulit pisang dengan variasi waktu fermentasi dan penambahan volume starter. Untuk mengetahui tingkat kemurnian asam sitrat dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 M dan pengendapan untuk pengujian yield. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak volume starter maka tingkat kemurnian semakin tinggi dengan dipengaruhi lama waktu fermentasi. Hal itu di karenakan fase hidup dari mikroba yang akan mengalami pertumbuhan, statis dan fase kematian. Pada variasi waktu optimum fermentasi pada waktu 3 hari dengan kadar kemurnian asam sitrat 67,25% untuk volume starter 14 ml dengan pH 2. Sedangkan kadar kemurnian terendah pada waktu 7 hari dengan tingkat kemurnian asam sitrat 30,95% pada penambahan volume starter 14 ml dengan pH 3.

  Kata kunci : Asam Sitrat, Aspergillus Niger, Fermentasi, Kulit Pisang, Titrasi

Abstract

  Nowadays, food chemicals sector, is essential. Food chemistry products include organic acids, such as citric acid, lactic acid, amino acids, sugar, cooking oil and others. Citric acid is a chemical product that is safe for use in food by all national food control agencies and international. Citric acid (C6H8O7) is a weak organic acid found in the leaves and fruits of plants of the genus Citrus. Banana skin contains fairly high sugar and carbohydrates, it makes the banana peel can be used as raw material for the manufacture of chemicals. Citric acid production with raw materials of banana peel is done with the fermentation process. Aspergillus niger is well used in the fermentation because it does not produce mycotoxins that are not harmful. This research aims to make citric acid from waste banana skin with a variety of fermentation and the addition of starter volume. To determine the purity level of citric acid to the titration with 0.1 M NaOH and precipitation for testing yield. The results showed that the more volume starter then the higher the purity level of the affected long fermentation time. It was in because phases of life from microbes to grow, static and death phase. At the time variation of optimum fermentation time of 3 days with purity levels of citric acid starter 67.25% for volume of 14 ml with a pH of 2. The lowest purity level at 7 days with a purity level of 30.95% citric acid on the addition of starter volume of 14 ml with a pH of 3.

  Keywords: citric acid, aspergillus niger, fermentation, banana peels, titration

1. PENDAHULUAN

  Perkembangan sektor kimia pangan sangat penting untuk dikembangkan. Produk kimia pangan antara lain asam-asam organik, misalnya asam laktat, asam sitrat, asam amino, minyak goreng, gula dan lain-lain. Asam sitrat merupakan salah satu produk kimia yang yang tidak berbahaya pada makanan dan berada dalam pengawasan badan pengawas makanan lokal maupun interlokal.

  36 Mineral P, mg/ 100 gr Fe, mg/ 100 gr Ca, mg / 100 gr

  Asam sitrat memiliki bentuk anhydrous (bebas air) yaitu dalam air panas dapat menjadi

  dan asam sitrat juga merupakan asam organik yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami dan tidak berbahaya. Asam sitrat juga dapat digunakan sebagai perisa makanan dan memberikan rasa masam alami pada makanan dan minuman. Asam sitrat pada biokimia dikenal sebagai siklus senyawa asam sitrat yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada semua makhluk hidup. Asam sitrat dapat digunakan sebagai zat antioksidan dan ramah lingkungan. (Wikipedia. 2013)

  7

  8 O

  6 H

  Asam sitrat memiliki rumus kimia C

  Dilihat dari data tabel diatas kulit buah pisang mengandung gula yang cukup tinggi dan karbohidrat, hal ini membuat kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan bahan kimia. Salah satu pemanfaatan kulit pisang adalah pembuatan asam sitrat. Pembuatan asam sitrat dengan bahan baku kulit pisang ini dilakukan dengan proses fermentasi.

  31 (Sumber : dewati, retno. 2008)

  26

  63

  Air 73,60 Protein 2,15 Lemak 1,34 Gula Reduksi 7,62 Pati 11,48 Abu 1,03 Serat kasar 1,52 Vitamin Vitamin C mg /100 gr

  Asam sitrat memiliki rumus kimia C

  Tabel 1. Komposisi kulit pisang Hasil test kimiawi laboratorium Kadar (%)

  masehi, diambil dari nama dokter Antonius Musa yaitu seorang kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM – 14 M). Pisang memiliki potensi produksi yang cukup besar karena pisang berlangsung hidup dan menghasilkan buah pisang tanaman hortikultura tanpa mengenal musim.

  Paradisiaca. Pisang diberi nama sejak sebelum

  Pisang merupakan salah satu tanaman asli yang berasal dari asia tenggara termasuk Indonesia. Pisang memiliki nama latin Musa

  Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan (Susanti, 2006).

  Pemanfaatan asam sitrat dalam industri makanan dan minuman banyak digunakan dalam bermacam jenis keperluan, hal ini dikarenakan asam sitrat mempunyai kelarutan yang relatif tinggi, tidak berbahaya, mampu menghasilkan rasa asam yang alami, dan sebagai bahan pengawet alami dengan menjaga kelembaban dan menghambat terjadinya oksidasi.

  Penanggulangan limbah kulit pisang masih belum mendapatkan penanganan yang cukup dari pemerintah dan masyarakat. Zat-zat kimiawi yang terkandung pada kulit pisang sangat bermanfaat dan dapat menambah nilai gunanya. Ada beberapa cara untuk menambah nilai guna kulit pisang, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kulit pisang sebagai bahan baku dalam pembuatan asam sitrat.

  Asam sitrat adalah asam organik yang dapat dijumpai pada tumbuhan maupun hewan, karena penyebarannya cukup luas yaitu pada alam semesta. Pada hewan dapat ditemukan pada air seni, darah, dan berbagai cairan tubuh lainya. Pemanfaatan asam sitrat dapat dijumpai di bergabagi industry seperti industri farmasi 12%, industri makanan dan minuman sekitar 70%, dan sisanya 18% untuk industri lainnya.

  dan asam sitrat juga merupakan asam organik yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami dan tidak berbahaya. Asam sitrat juga dapat digunakan sebagai perisa makanan dan memberikan rasa masam alami pada makanan dan minuman. Asam sitrat pada biokimia dikenal sebagai siklus senyawa asam sitrat yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada semua makhluk hidup. Asam sitrat dapat digunakan sebagai zat antioksidan dan ramah lingkungan. (Wikipedia. 2013)

  7

  8 O

  6 H

ASAM SITRAT

LIMBAH KULIT PISANG

  kristal, namun dalam air dingin bentuk monohidrat dapat dihasilkan dari kristalisasi asam sitrat. Dengan pemanasan di atas suhu 74 °C bentuk monohidrat tersebut bisa diubah menjadi bentuk anhydrous. Asam sitrat secara kimia memiliki sifat seperti asam karboksilat lainnya. Asam sitrat dapat terurai apabila dipanaskan di atas suhu 175 °C, dengan melepaskan CO

  Asam sitrat dimanfaatkan sebagai pelapisan (passivate) pipa mesin pada industri bioteknologi dan obat-obatan dalam proses kemurnian yang tinggi. Asam sitrat tersebut digunakan sebagai senyawa pengganti asam nitrat. Karena setelah digunakan asam sitrat lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya seperti asam nitrat. Dalam pembuatan es krim asam sitrat merupakan salah satu bahan pembuatannya. Dalam pembuatan es krim penggunaan asam sitrat bertujuan untuk menjaga gelembung-gelembung lemak agar tidak terpisah. Asam sitrat juga dapat dipakai dalam resep makanan sebagai bahan pengganti sari jeruk.

  dan H

2 O.Asam sitrat merupakan senyawa antara pada siklus krebs.

  Ada dua lintasan reaksi karbolik yang mendahului pembentukan asam sitrat yaitu lintasan glikolisis (Embden-Meyerhoff parnas) dan lintasan Entner Doudoroff dimana penyedia senyawa antara asam piruvat yang sangan penting dalam metabolisme sel. Piruvat akan dihasilkan dari sebagian besar glukosa atau sekitar 80 % melalui lintasan glikolisis. Piruvat akan mengalami dekarboksilasi dan berkaitan dengan koenzim A membentuk asetil KoA dan selanjutnya masuk ke dalam siklus krebs dengan bantuan enzim piruvat karboksilase yang mengubah piruvat menjadi oksaloasetat.

  2

ASPERGILLUR NIGER

MANFAAT ASAM SITRAT

  Pemanfaatan asam sitrat digunakan sebagai pemberi cita rasa dan juga pengawet bahan makanan serta minuman. Umumnya penggunaan asam sitrat pada minuman adalah dalam memproduksi minuman ringan. Asam sitrat merupakan zat aditif makanan yang memiliki kode E number. Dimana kode E number untuk asam sitrat ditulis degan kode E330. Karena asam sitrat mempunyai sifat sitrat sebagai larutan penyangga, sehigga asam sitrat juga dapat dimanfaatka sebagai pengendali pH pada larutan pembersih rumah tangga dan dalam obat-obatan.

  adalah sebagai berikut :

  Mikroba yang dapat menghasilkan asam sitrat cukup banyak adalah Aspergillus niger, A.

  Nama binomial Aspergillus niger van Tieghem 1867.

  Family : Trichocomaceae Genus : Aspergillus Species : A. Niger

  : Eurotiales

  Phylum : Ascomycota Subphylum : Pezizomycotina Class : Eurotiomycetes Order

  : Fungi

  Domain : Eukaryota Kingdom

  niger

  Asam sitrat juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan sabun dan deterjen dikarenakan karena asam sitrat dapat meng-kelat logam. Busa deterjen yang terbentuk dari hasil asam sitrat yang meng-kelat logam pada air sadah yang dapat berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Pada alat penghilang kesadahan asam sitrat dapat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion dengan cara menghapus akumulasi kompleks sitrat yang terkandung dalam ion-ion logam.

  Klasifikasi ilmiah dari Aspergillus

  memiliki warna hitam, bulat dan semakin bertambahnya umur, maka kepala konidia tersebut akan memiliki kecenderungan untuk terpisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar. Dinding yang dimiliki oleh konidiospora halus, hialin dan juga memiliki warna kecoklatan.

  niger adalah. Pada bagian dari kepala konidia

  wentii, A. civiatus, Penicillium luteum, P. citrinum, Mucor priformis, Paecilomyces divaricatum, Citromaeces pfefferianus, Candida guilliermondii, Saccharomaecopsis lipolytica, Trichoderma viridae, Arthrobacter parraffimeus dan Corynebacterium sp.

  C fungi ini koloninya berwarna putih dan ketika konidi dibentuk koloninya akan berubah warna menjadi berwarna hitam.

  o

  25

  Fungi yang berasal dari filum ascomycetes yang mempunyai ciri berfilamen, memiiki hifa berseptat dan dapat ditemukan berlimpah di alam yaitu Aspergilus niger . Biasanya isolasi tanah, sisa tumbuhan, serta udara dalam ruangan merupakan cara untuk mendapatkan fungi jenis ini. Pada media Agar Dekstrosa kentang dengan suhu

  Sedangkan mikroba yang paling umum dan banyak di gunakan untuk dalam pembuatan asam sitrat dengan proses fermentasi adalah aspergillus niger .

  Tebal, warna coklat gelap hinga berwarna hitam dan juga memiliki bulu dasar berwarna putih atau kekuning merupakan ciri dari lapisan konidiospora yang dimiliki oleh Aspergillus

  5 OH + 2CO

  12 O 6 → 2C

  6 H

  Persamaan Reaksi Kimia C

  2

  • 2 ATP (Energi yang dilepaskan :118 kJ per mol) Dijabarkan sebagai Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

  Dalam fermentasi variasi jalur biokimia yang terjadi disebabkan oleh jenis gula. Akan tetapi, pada umumnya melibatkan bagian tahap awal respirasi aerobik dan pada sebagian besar organisme merupakan jalur glikolisis. Sedangkan variasi yang terjadi pada jalur terakhir bergantung pada produk akhir yang diperoleh. Produksi asam sitrat pada proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah jenis media, pH media, waktu fermentasi, suhu, aerasi, dan mikroorganisme yang digunakan. Faktor yang paling menentukan adalah media tumbuh (substrat) dan mikroorganisme yang digunakan (Friedrich et al., 1994).

4 NO

  2. METODOLOGI PENELITIAN

  Pembuatan asam sitrat dengan bahan baku limbah kulit pisang ini dilakukan dengan metode fermentasi anaerob di laboratorium dengan menggunakan Aspergillur niger.

  Dalam pertumbuhannya Aspergillus niger dapat langsung berhubungan dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat. Molekul yang terdapat disekeliling hifa akan dapat langsung diserap ke dalam sel. Suhu optimum

  Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Februari 2016. Proses penelitian dilakukan dilakukan di Laboratorium Bioproses Universitas Sriwijaya.

  Suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob jenuh atau anaerob sebagian dikenal sebagai fermentasi. Bahan yang dapat dimanfaatkan untuk membatasi pertumbuhan organisme pembusuk dan mencegah perkembangbiakan organisme lainnya adalah natrium klorida. Fermentasi yang terkontaminasi adalah fermentasi busuk, sedangkan fermentasi normal merupakan suatu perubahan karbohidrat menjadi senyawa alkohol. Mikroba yang dipakai pada proses fermentasi dapat berasal dari makanan dan juga dapat dibuat dengan pemupukan. Akan tetapi cara tersebut umumnya lambat dan beresiko lebih besar menumbunya mikroba lain yang tidak diinginkan. Sehingga mikroba dari luar dapat ditambahkan ke dalam bentuk kultur murni atau bisa disebut sebagai starter untuk mempercepat perkembangbiakan. Pada bahan yang telah melewati prroses fermentasi serupa disebut sebagai starter.

  FERMENTASI

  mikotoksin yang dapat membahayakan. Secara komersial Aspergillus niger digunakan pada produksi asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan beberapa enzim lainnya anatara lain amilase, pektinase, amiloglukosidase dan selulase. Hal tersebut dikarenakan fungi ini dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan cepat.

  Aspergillus niger tidak menghasilkan

  ) yang dipengaruhi oleh produksi enzim slulase. Metabolisme aspergillus niger menghasilkan asam sitrat. Aspergillus niger baik digunakan dalam proses fermentasi karena

  6

  12 O

  6 H

  ) menjadi monosakarida (C

  11

  22 O

  12 H

  ), Kalium Klorida (KCl), dan Magnesium Sulfat (MgSO ) yang mampu mengubah komponen disakarida (C

  3

  ) yang cukup. Nutrien (mineral) yang dibutuhkan untuk perkembangan Aspergillus niger antara lain Ammonium Nitrat (NH

  2

  berkembang yaitu kisaran 29ºC-37ºC dan dengan suhu minimumnya sekitar 6ºC-8ºC, serta memerlukan persediaan oksigen (O

  Aspergillus niger untuk dapat tumbuh da

  2 H

WAKTU DAN TEMPAT

VARIABEL PENELITIAN

  Ragi merupakan reaksi fermentasi sederhana yang digunakan pada produksi makanan.

  5 OH) melalui proses fermentasi.

  2 H

  ) yang akan memproduksi etanol (2C

  12 O

  Starter yang digunakan sebanyak 200 ml dengan sari kulit pisang 1 L. Variasi jenis starter yakni 12 ml dan 14 ml. Sedangkan variable tetap dalam penelitian ini adalah sari kulit pisang yakni 50 ml. Parameter penelitian ini adalah yield asam sitrat yang dihasilkan serta kualitas produk asam sitrat yang dilihat dari kadar pH, konsentrasi, dan kadar kemurnian asam sitrat.

  ALAT DAN BAHAN

  Alat yang digunakan dalam penelitian pembuatan asam sitrat antara lain :

  1. Shaker incubator 2.

  Buret 3. Corong 4. Erlenmeyer

  6 H

  Jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan merupakan faktor penyebab terjadinya reaksi fermentasi yang berbeda-beda. Secara garis besar, gula paling sederhana adalah glukosa (C

  6

  5. Batang pengaduk 6.

  1

  Pengaruh Waktu Fermentasi Air Kulit Pisang terhadap Konsentrasi Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter

  Pada gambar 4 waktu fermentasi air kulit pisang dengan variasi volume starter berpengaruh terhadap konsentrasi produk asam sitrat yang dihasilkan. Pada waktu fermentasi 3 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan konsentrasi tertinggi produk asam sitrat yaitu 0,084 M. sedangkan konsentrasi produk asam sitrat terendah terjadi pada waktu fermentasi 5 hari dengan volume starter 12 ml menghasilkan konsentrasi produk asam sitrat sebesar 0,043 M.

  0,5

  1 1,5

  2 2,5

  3 3,5

  4 4,5

  5

  2

  3. Sedangkan pada waktu fermentasi 1 hari dan 7 hari dengan volume starter 12 ml menghasilkan asam oksalat dengan kadar pH 4.

  3

  4

  5

  6

  7

  pH As m S itra t Waktu Fermentasi pH Asam Sitrat Vs Waktu Fermentasi

  v=12 ml v=14 ml Pembuatan Strater

  Pembuatan media Proses Titrasi

  Pengujian dan analisa yield Asam Sitrat

  Hal ini terjadi karena asam oksalat terbentuk pada pH yang cukup tinggi

  Menurut literature, kadar pH yang sangat asam adalah kadar pH yang paling optimum, yaitu pH 2-3 (Satrio, Arief,dkk, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar pH asam sitrat yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pada gambar 3 waktu fermentasi yang paling mendekati kadar pH asam sitrat yang dihasilkan dengan kondisi optimum adalah pada waktu fermentasi 3 hari dan 5 hari dengan volume starter 12 ml dan 14 ml dengan kadar pH 2, dan pada waktu fermentasi 1 hari dan 7 hari dengan volume starter 14 ml dengan kadar pH asam sitrat yaitu

  Pipet tetes 7. Autoclave

  (PO)

  8. Gelas Ukur

  Bahan yang digunakan dalam pembuatan asam sitrat antara lain :

  1. Kulit pisang 2.

  Aquadest 3. Biakan murni Aspergillus niger dalam media agar miring Potato Dextrose Agar

  4. Ca(OH)

  2 6.

  Larutan NaOH 0,1 M 7. KH

  2

  4

  Kulit Pisang terhadap Kadar pH Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter

  8. Pepton dan MgSO

  4

  .7H

  2 O PROSEDUR PENELITIAN Gambar 1. Diagram Pembuatan Asam Sitrat

  Gambar 2. Rangkaian Alat Fermentasi

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Waktu Fermentasi Air Kulit Pisang terhadap Kadar pH Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter

  Pada gambar 3 waktu fermentasi air kulit pisang dengan variasi volume starter berpengaruh terhadap kadar pH produk asam sitrat yang dihasilkan. Pada waktu fermentasi 1 hari dan 7 hari dengan volume starter 12 ml menghasilkan kadar pH asam sitrat dengan pH 4, sedangkan pada waktu fermentasi 1 hari dan 7 hari dengan volume starter

  14 ml menghasilkan produk asam sitrat dengan kadar pH 3. Hal serupa juga terjadi pada wakru fermentasi 3 hari dan 5 hari dengan volume starter 12 ml dan 14 ml yaitu menghasilkan produk asam sitrat dengan kadar pH 2.

  Gambar 3. Pengaruh Waktu Fermentasi Air

  Preparasi Bahan Baku

  Gambar 4. Pengaruh Waktu Fermentasi Air

  v = 12 ml v = 14 ml

  % ke mu rn ian asam si tr at waktu fermentasi kemurnian asam sitrat vs waktu fermentasi

  80 1 hari 3 hari 5 hari 7 hari

  60

  40

  20

  v= 12 ml v= 14 ml

  y ie ld % waktu fermentasi yield vs waktu fermentasi

  80 1 hari 3 hari 5 hari 7 hari

  60

  40

  20

  ko n sen tr asi asam si tr at waktu fermentasi konsentrasi asam sitrat vs waktu fermentasi

  Kulit Pisang terhadap Konsentrasi Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter

  0,1 1 hari 3 hari 5 hari 7 hari

  Pada pertumbuhan sel kita mengetahui bahwa terdapat fase dimana sel tidak dapat berkembang lagi, bahkan sel sudah mati. Pada waktu fermentasi 7 hari produksi asam sitrat mengalami akumulasi yang menyebabkan kemurnian asam sitrat menurun, hal ini dikarenakan terbentuknya asam oksalat pada saat sel mengalami fase statis. 0,02 0,04 0,06 0,08

  Pada gambar 6 waktu fermentasi air kulit pisang dengan variasi volume starter berpengaruh terhadap kemurnian produk asam sitrat yang dihasilkan. Pada waktu fermentasi 3 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan kemurnian produk asam sitrat tertinggi yaitu sebesar 67,25 %. Sedangkan pada waktu fermentasi 5 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan kemurnian produk asam sitrat terendah yaitu sebesar 30,95 %.

  Kulit Pisang terhadap Kemurnian Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter

  Pengaruh Waktu Fermentasi Air Kulit Pisang terhadap Kemurnian Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter Gambar 6. Pengaruh Waktu Fermentasi Air

  Sukrosa merupakan sumber gula yang digunakan dalam fermentasi pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa akan dimasukkan sel dari luar sel menuju kedalam sel melewati mekanisme hidrolisis invertase sukrosa (Khairulanam, 2010). Pada waktu fermentasi 7 hari, glukosa yang masuk kedalam sel diindikasikan menurun, dan kadar pH mengalami peningkatan. Menurunnya hasil asam sitrat tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan pH.

  Kulit Pisang terhadap Yield Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter Pada gambar 5 waktu fermentasi air kulit pisang dengan variasi volume starter berpengaruh terhadap yield produk asam sitrat yang dihasilkan. Pada waktu fermentasi 5 hari dengan volume starter 14 ml menghasilkan nilai yield asam sitrat tertinggi yaitu sebasar 64,61 %, dan nilai yield terendah terjadi pada waktu fermentasi 3 hari dengan volume starter 14 ml yaitu sebesar 29,74 %.

  Pengaruh Waktu Fermentasi Air Kulit Pisang terhadap Yield Produk Asam Sitrat dengan Variasi Volume Starter Gambar 5. Pengaruh Waktu Fermentasi Air

  tidak optimum dalam bekerja dan sebagian akan mati.

  Aspergillus niger yang berada dalam starter

  Waktu fermentasi yang lama akan menurunkan terbentuknya asam sitrat, hal ini dikarenakan awal spora terbentuk untuk memulai germinasi adalah pada tahap awal fermentasi (Khairulanam, 2010). Tahap awal proses pertumbuhan sel disebut juga tahap germinasi karena proses tersebut terjadi tahapan fase pembelahan sel. Untuk produksi asam sitrat diperlukan kadar pH yang rendah pada tahan germinasi, yaitu dengan kadar pH ≤ 2. Pada waktu fermentasi 7 hari konsentrasi menurun dan kadar pH meningkat, hal ini dikarenakan pada waktu fermentasi mikroba telah menguraikan semua substrat, dan jamur

  v = 12 ml v = 14 ml

4. KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

  media fermentasi terhadap produksi asam sitrat oleh aspergillus niger . Jurnal

  Concomitant Biosynthesis of Aspergillus niger Pectolytic Enzymes and Citric Acid on Sucrosa .J. Enzym and Microbial Technology 16 : 703- 710.

  Harjadi, W. 1987.Ilmu Kimia Analitik Dasar .

  PT. Gramedia: Jakarta Hamilton and simpson. 1960.Calculation Of Analytical Chemistry 6 th edition.

  McGraw Hill Book Company, New York Hidayat, Nur. 2008 Fermentasi Asam Sitrat. http://permimalang.wordpress.com/2008/ 03/25/fermentasi-asam-sitrat/, diakses tanggal 5 februari 2016, 21.55 WIB. Ibrahim, Herman. 2010. Produksi Asam Sitrat

  oleh Aspergillu niger . http://herman

  ibrahim.blogspot.com/2010/11/produksi- asam-sitrat-oleh-aspergillus.html, diakses pada tanggal 21 februari 2016, 20:10 WIB. Khairulanam.2010.Produksi Asam Sitrat dari Aspergillus Niger dalam Bioreaktor . http://khaiyulanam.files.wordpress.com/2 010/08/laporan-asam-sitrat-2.pdf, diakses tanggal 21 februari 2016, 21.45 WIB. Manfaati, rintis. 2011. Pengaruh komposisi

  fluida, vol. VII, (No.1). Michael J.Pelczar,Jr.,And E.C.S. Chan.1986.

  Fermentasi Limbah Jeruk Menjadi Asam Sitrat . Inderalaya : Universitas Sriwijaya

  Elements Of Microbiology . McGraw Hill Book Company, New York.

  Mufin.2012.Pembahasan Fermetasi. http://muf intersenyum.blogspot.com/2010/10/pem bahasan-fermen tasi.html, diakses tanggal 10 februari 2016, 22.45 WIB

  Naomi,dkk.2009.Fermentasi Ampas Ubi Jalar

  Menjadi Asam Sitrat Menggunakan Metode Surface Culture . Semarang:

  Universitas Diponegoro. Ovelando, redho dan Mutiara Alytsia

  Nabilla.2013. Fermentasi Buah Markisa (Passiflora) Menjadi Asam Sitrat . Inderalaya : Universitas Sriwijaya Ratisah, Sri. 2009. Titrasi Asam Basa . http://www.kimia.upi.edu. Diakses tanggal 23 februari 2016, 20.15 WIB.

  Friedrich J, Cimerman A, dan Steiner W. 1994.

  Ecko.2012.Gravimetri.http://eckho.webs.com/d dka.html. diakses: 24 februari 2016, 21:35 WIB. Fanti.2011. Pembuatan asam sitrat. http://fanti biologikimia.blogspot.com/2011/06/ asam-sitrat.html, diakses pada tanggal 20 februari 2016, 20:25 WIB. Febrianty, Amanah dan Suryadi. 2007.

  1. Dapat meningkatkan nilai guna dari limbah kulit pisang dengan pemanfaatan sebagai bahan baku pembuatan asam sitrat.

  Sebagai Bahan Baku Pembuatan Ethanol. Surabaya: UPN Press.

  Dewati, Retno.2008.Limbah Kulit Pisang Kepok

  2. Dari hasil penelitian untuk kadar kemurnian produk asam sitrat tertinggi terjadi pada waktu fermentasi 3 hari dengan volume starter 14 ml yaitu sebesar 67,25 %. Sedangkan kemurnian produk asam sitrat terendah terjadi pada waktu fermentasi 5 hari dengan volume starter 14 ml yaitu sebesar 30,95 %.

  3. Dari penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa kondisi optimum yang tepat dalam menghasilkan kadar asam sitrat yang tertinggi yaitu diperoleh pada waktu fermentasi 3 hari dengan kemurnian asam sitrat 67,25 %, volume starter 14 ml, dan memiliki pH 2. Sedangkan kadar asam sitrat terendah diperoleh pada waktu fermentasi 7 hari dengan kemurnian asam sitrat 30,95 %, volume starter 14 ml, dan memiliki pH 3.

DAFTAR PUSTAKA

  Desroir, Norman.1988.Unit Processing Organic

  Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta: Erlangga.

  Day, R.A and underwood A.L.1986.Analisa

  Synthesis ed 5. McGraw-Hill Book Company, New York.

  Teknologi Bioproses. Indralaya:

  AM-SITRAT.Pdf, diakses pada tanggal 26 februari 2016, 19.45 WIB. Dahlan ,Hatta. 2007. Penuntun Praktikum

  Journal of Biotechnology Vol 5 No 3. Anonim.2012. Asam Sitrat. http://lab.tekim.Un dip.ac.id/mikrobiologi/files/2012/03/AS

  Aspergillus niger Using Cane Molasses in a Stirred Fermentor . Electronic

  Iqbal. 2002. Production of Citric Acid by

  Ahira, Anne. 2012. Mengenal Asam Sitrat Dalam Dunia Industri . http://www.anneahira.com. diakses pada tanggal 26 februari 2016, 21.35 WIB. Ali, S., Ikram-ul-Haq., M.A. Qadeer, and J.

  Devi, Agustin Nabila. 2010. Penggunaan

  Aspergillus Niger Dalam Pembuatan Asam Organik (Asam Sitrat) Dari Kulit Buah Kakao . Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.

  Laboratorium Teknologi Biproses Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Retno dyah tri, wasir nuri. 2011. Pembuatan

  Bioetanol dari Kulit Pisang . Yogyakarta : FTI UPN”Veteran”.

  Satrio, Arief, dkk. 2012. Laporan Praktikum

  Dasar Bioproses Fermentasiasam Sitrat Oleh Aspergillus Niger .

  Bandung:Politeknik Negeri Bandung. Soeprijanto. 2008. Biokonversi selulosa dari

  limbah tongkol jagung menjadi glukosa menggunakan jamur Aspergilus Niger .

  Jurnal Purifikasi, Vol. 9, (No. 2). Septyawan reza eka dan yusuf. 2014. Pabrik

  Asam Sitrat Dari Kulit Pisang Dengan Proses Submerged Fermentation Menggunakan Aspergillus Niger , Surabaya: ITS.

  Susanti, Lina. 2006. Perbedaan Penggunaan

  Jenis Kulit Pisang Terhadap Kualitas Nata Dengan Membandingkan Kulit Pisang Raja Nangka, Ambon Kuning Dan Kepok Putih Sebagai Bahan Baku .

  Tugas Akhir. Semarang: UNNES Taher. 2013. Penentuan Kadar Asam dengan

  Metode titrasi asam basa . http://chemist-

  ry.blogspot.com/2013/ 01/penentuan- kadar-asam-dengan-metode.html. diakses: 24 februari 2016, 21:20 WIB. Tim Laboratorium Mikroboilogi Industri. 2012.

  Asam Sitrat .http://www.google.com,

  diakses tanggal 19 februari 2016, 22.25 WIB.. Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar I .

  Jakarta: Erlangga. Wikipedia.2013.Asam sitrat. http://id.wikipedia

  .org/wiki/fermentasi, diakses tanggal 19 februari 2016, 19.23 WIB. Wikipedia.2014.Fermentasi.http://id.Wikipedia. org/wiki/fermentasi, diakses tanggal 19 februari 2016, 21.25 WIB.