MAKALAH TAFSIRAN PERJANJIAN LAMA KEJADIA (1)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Seperti yang banyak diketahui oleh berbagai kalangan bahwa teori Darwin sangatlah
populer yaitu tentang teori evolusi. Teori ini menyatakan bahwa manusia adalah makhluk
yang berevolusi. Evolusi manusia itu terjadi secara progresif dari yang sebelumnya
adalah makhluk berbulu atau kera, kemudian berkembang menjadi seorang manusia yang
sempurna pada masa sekarang ini. Darwin menulis ide tentang evolusi di buku Asal-usul
Spesies (The Origin of Species) yang menjelaskan teori evolusi.1 Teori ini secara terangterangan menolak akan adanya Tuhan dan penciptaan-Nya.
Tetapi Teori ini kebenarannya masih sangat mengambang dan tidak terbukti
kebenarannya, sebab belum pernah ditemukan seorang kera selama beratus-ratus tahun
kemudian berubah dan berevolusi menjadi seorang manusia sempurna. Kemudian tidak
ada kesamaan antara binatang dan manusia, sebab manusia memiliki, hati dan pikiran
serta perasaan, juga kehendak, bahkan manusia memiliki roh. Sedangkan bintang tidak
memiliki roh, memiliki perasaan dan hati seperti manusia, jelas ini adalah sebuah
perbedaan yang signifikasn secara absolut.
Terdorong akan hal ini, maka penulis berkeinginan untuk menulis sebuah tulisan
makalah yang berjudul "Manusia sebagai Ciptaan Allah Menurut Kejadian 1:26". Penulis
ingin membahas tentang sudut pandang Alkitab di dalam menilai manusia sebaga
makhluk ciptaan Allah dan bukan sebagai sebuah evolusi dunia yang berkembang tanpa
awal dan akhir.


1

http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Darwin ᄃ (diakses 10 desember 2013)

Rumusan Masalah
Pada pembahasan makalah ini penulis membahas tentang pertama, bagaimana proses
manusia bisa ada didunia ini? Dan kedua bagaimana pandangan Kejadian 1:26 tentang
manusia?
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas dan menjelaskan secara
alkitabiah apa yang dimaksudkan oleh kitab Kejadian 1:26 tentang kondisi dan
keberadaan manusia itu di dunia ini. Selain itu penulisan ini adalah untuk memberikan
penjelasan tentang manusia sebagai produk ciptaan Allah yang sangat berharga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT KEJADIAN 1:26
Kejadian merupakan Alkitab yang dituliskan oleh Musa. Menurut tradisi Yahudi dan
Kristen kitab Taurat ditulis oleh Musa.2 Kitab Kejadian melaoprkan permulaan segala

sesuatu, pembimbing agung kepada drama penyelamatan.

Kejadian 1-11 dapat

dipandang sebagai prolog drama itu, yang lakon pertamanya dimulai dalam pasal 12
dengan masuknya tokoh Abraham.3

Kitab Kejadian merupakan kitab yang banyak

membahas tentang berbagai macam "permulaan". Sebab itu nama kitab ini indentik
dengan nama "kejadian" dalam bahasa indonesia.

Tetapi dalam bahasa Ibrani, kata

awalan dari kitab ini menjadi judul kitab ini, yaitu itu kata "pada mulanya" atau kata
"beresyit". Kata ini menunjukkan bagaimana eksistensi Allah pada masa kekekalan itu
begitu nyata, Kejadian 1:1 memberikan suatu penjelasan bahwa ada oknum Pribadi yang
mengawali segala sesuatu sehingga terjadi dan terbentuk hingga sampai saat ini. Oknum
itu adalah Allah. Sebutan nama Allah dalam Alkitab menggunakan nama Elohim. Pada
mulanya Allah [Elohim] menciptakan..." Nama untuk Allah tersebut menyatakan Dia

yang sempurna, dan sebagai yang kekal...tetapi Elohim menekankan beberapa aspek di
dalam kuasa, kekuatan, dan daya cipta Allah. Kata Ibrani Elohim dari kata El, Yang
Perkasa atau Sang Pencipta, atau alah, yang artinya bersumpah atau mengikat diri sendiri
dengan suatu sumpah (yang secara tidak langsung menyatakan kesetiaan). 4 Kata Elohm
ini digunakan sebanyak 31 kali di dalam pasal pertama kitab Kejadian, sebab dipasal
inilah daya kuasanya dan daya cipta-Nya ditekankan. Termasuka juga di dalam Kejadian
2

David L/ Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 25.
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2011), 532.
4
Elmer L. Towns, Nama-Nama Allah (Yogyakarta: Andi, 2010), 22.
3

1:26, dimana di sana dikatakan, "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang
melata yang merayap di bumi." Dalam ayat ini terlihat jelas bahwa ada tiga kata Elohim
yang digunakan, yaitu dalam kata "berfirmanlah Allah", "Baiklah Kita", dan "Rupa Kita".
Kata ini jelas merupakan pondasi bahwa dasar dari segala sesuatu yang terjadi adalah

disebabkan oleh Allah sebagai awal dari semuanya.
Kejadian 1:26 ini merupakan rangkaian yang terus terkoneksi dari ayat 1, dimana
Allah pada mulanya menciptakan langit dan bumi, sehingga sampai pada ayat ke 26, ada
inisiatif Allah dan perencanaan yang jenius untuk menciptakan manusia didunia ini. Ini
menunjukan bahwa manusia merupakan karya dari rancangan Allah yang luar biasa sejak
awalnya. Riwayat penciptaan merupakan suatu komposisi sastra yang tersusun dengan
sangat baik. Dengan menggunakan kerangka formula (seperti, "jadilah demikian" dan
"Allah melihat bahwa semuanya itu baik"), kisah ini mengetengahkan Allah sebagai
oknum yang mendapatkan apa yang "belum berbentuk dan kosong" dan kemudian
membentuk dan memenuhinya.5

MANUSIA SEBAGAI CIPTAAN ALLAH
Manusia bukanlah sebuah produk dari hasil evolusi, dimana manusia yang dulunya
adalah makluk yang dapat diartikan sebagai binatang kemudian berubah menjadi seorang
manusia yang sempurna sampai saat ini.

Manusia merupakan ciptaan Allah yang

sempurna, dan Allah menghadirkan manusia melalui sebuah "penciptaan", tetapi bukan
dengan cara seperti Ia menciptakan ciptaan lainnya. Allah menciptakan manusia dengan

5

Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2008), 150.

cara yang berbeda. Kejadian 2:7, "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu
dari debu dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia
itu menjadi makhluk yang hidup." Pemberian hidup kepada manusia dilukiskan sebagai
akibat dari tindakan Allah yang khusus, berbeda dengan penciptaan makhluk hidup
lainnya. Allah secara khusus memberikan hidup dan nafas kepada manusia pertama, yang
menunjukkan bahwa hidup manusia lebih tinggi dan berhakikat lain daripada bentuk
kehidupan lain dan bahwa ada hubungan unik antara hidup ilahi dengan hidup manusia
(bd. Kej 1:26-27). Allah merupakan sumber pokok dari hidup umat manusia.6 Tuhan
Allah membentuk manusia dari debu dan tanah. Dalam bahasa Ibrani ada permainan kata
diantara manusia (adam) dan tanah (adamah). Kalau membandngkan kisah penciptaan
manusia disini dengan kisah di 1:26-27, ada tekanan yang berbeda. Dalam pasal 2:26-27
kemuliaan manusia ditekankan. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah,
jauh lebih tinggi dari semua makhluk yang lainnya. Mazmur 8 menuliskan, "Engkau
telah membuatnya hampir sama sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan
kemuliaan dan hormat." Dalam pasal 2:7 dijelaskan hubungan manusia dengan ciptaan
lain ditekankan, yaitu manusia adalah sebuah makhluk ciptaan saja seperti semua ciptaan

lain.7

MANUSIA RUPA DAN GAMBAR ALLAH
Dalam Kejadian 1:27 dijelaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar
Allah. Manusia bukanlah makluk tak berperasaan, bukanlah makluk tanpa hati nurani
dan sikap hidup normal yang tinggi. Tetapi manusia memiliki citra Allah dalam diri

6
7

http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=2&verse=7 ᄃ (diakses 10 desember 2013)
Carl A. Reed, Diktat Torat Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 1993), 11.

mereka, sebab manusia diciptakan sesuai dengan rupa dan gambaran Allah. Dalam Kej
1:26-28 kita membaca tentang penciptaan manusia; Kej 2:4-25 memberikan rincian yang
lebih lengkap mengenai penciptaan dan lingkungan mereka. Kedua kisah ini saling
melengkapi dan mengajarkan beberapa hal. 1) Baik laki-laki maupun wanita diciptakan
secara khusus oleh Allah, mereka bukan hasil proses evolusi (ayat Kej 1:27; Mat 19:4; Mr
10:6). 2) Laki-laki dan wanita keduanya diciptakan menurut "gambar" dan "rupa" Allah.
Berdasarkan gambar ini, mereka dapat menanggapi dan bersekutu dengan Allah dan

secara unik mencerminkan kasih, kemuliaan dan kekudusan-Nya. Mereka harus
melakukannya dengan mengenal dan menaati-Nya (Kej 2:15-17). (a) Manusia memiliki
keserupaan moral dengan Allah, karena mereka tidak berdosa dan kudus, memiliki
hikmat, hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar (bd. Ef 4:24).
Mereka hidup dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang meliputi ketaatan moral (Kej
2:16-17) dan hubungan yang intim. Ketika Adam dan Hawa berdosa, keserupaan moral
dengan Allah ini tercemar (Kej 6:5). Dalam proses penebusan, orang percaya harus
diperbaharui kepada keserupaan moral itu lagi (bd. Ef 4:22-24; Kol 3:10). (b) Adam dan
Hawa memiliki keserupaan alamiah dengan Allah. Mereka diciptakan sebagai makhluk
yang berkepribadian dengan roh, pikiran, perasaan, kesadaran diri, dan kuasa untuk
memilih (Kej 2:19-20; Kej 3:6-7; 9:6). (c) Sampai batas tertentu susunan jasmaniah lakilaki dan wanita itu menurut gambar Allah. Hal ini tidak berlaku untuk hewan. Allah
memberikan kepada manusia gambar yang dengannya Dia akan tampil kepada mereka
(Kej 18:1-2) dan bentuk yang akan dipakai Anak-Nya kelak (Luk 1:35; Fili 2:7; Ibr 10:5).
3) Penciptaan manusia dalam rupa Allah tidak berarti bahwa mereka adalah ilahi.
Manusia diciptakan pada tingkat yang lebih rendah dan tergantung kepada Allah (Mazm

8:6). 4) Seluruh kehidupan manusia pada mulanya berasal dari Adam dan Hawa (Kej
3:20; Rom 5:12).8

BAB III

8

http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=1&verse=26 ᄃ (diakses 10 desember 2013)

KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang mulia dan Allah memandang manusia sebagai
makhluk yang sangat berharga. Allah menciptakan manusia dengan sangat sempurna
melebihi ciptaan pada mulanya. Bahkan Allah menciptakan manusia seperti rupa dan
gambaran Allah sendiri, ini menunjukan betapa Allah melihat manusia sebagai rancangan
yang luar biasa dan istimewa. Alkitab membahas hal ini secara mendetail dari Kejadian
sampai kepada Wahyu. Manusia yang penuh dengan kemuliaan Allah dan jatuh dalam
dosa, tetap dikasihi oleh Allah dengan menyelamatkan mereka dari dosa melalui
pengorbanan Yesus Kristus. Teori Evolusi merupakan teori yang memandang rendah
keberadaan manusia, tetapi Alkitab memberikan pandangan yang berbeda dengan
memandang manusia dari sudut pandang Allah menciptakan manusia. Sehingga penulis
dapat menyimpulkan bahwa manusia merupakan karya tangan Allah sendiri dan
diciptakan menurut rupa dan gambarannya, untuk mengerjakan pekerjaan yang Allah
inginkan sejak semualnya.


DAFTAR PUSTAKA
David L/ Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005)

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2011)
Elmer L. Towns, Nama-Nama Allah (Yogyakarta: Andi, 2010)
Carl A. Reed, Diktat Torat Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 1993)
Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2008)
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=2&verse=7 (diakses 10 desember 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Darwin (diakses 10 desember 2013)