MAKALAH MORALITAS ILMU PENGETAHUAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan rasional juga memiliki
objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang
ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris,
yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun objek
formal,dan rasional adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan
rasional tentang segala yang ada. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang
terkait dengan hal yang empiris semakin bercabang dan berkembang,
sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang
praktis. Inilah proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Maka
seiring dengan berkembangnya zaman, makin berkembanglah ilmu-ilmu
pengetahuan yang ada.
Kemajuan pesat ilmu pengetahuan yang dicapai manusia pada ujung
pertengahan kedua abad ke-20, memungkinkan arus informasi menjadi serba
cepat: apa dan oleh siapa dari seluruh muka bumi (bahkan sebagian jagat
raya) - menembus ke seluruh lapisan masyarakat dengan bebas tanpa
membedakan siapa dia si penerima. Tanpa mengenal batas jarak dan waktu,
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat

menghambat bertukar pikiran.Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
terhadap pola kemasyarakatan alienasi adalah suatu kondisi psikologis
seorang individu yang dinafasi oleh kesadaran semu (tentang misteri
keabadian termasuk Tuhan), keberadaan, dan dirinya sendiri sebagai individu
serta komunitas.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat dan cenderung meniru
budaya barat bisa jadi menciptakan sebuah alienasi budaya.Orang merasa
asing dengan budayanya sendiri. Kaum muda tidak lagi at home dengan
kebudayaan yang telah membentuk identitas sosialnya.

2

B. RumusanMasalah
1. Bagaimana Tanggung jawab Ilmuan?
2. Bagaiamana Ilmu Bebas Nilai atau tidak?
3. Bagaimana Moralitas Ilmu Pengetahuan?
4. Bagaimana hubungan antara kemajuan ilmu pengetahuan dengan krisis
kemanusiaan?
5. Apa hubungan antara ilmu, agama dan masa depan manusia?
6. Apa dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Tanggung jawab Ilmuan
2. Mengetahui Ilmu Bebas Nilai atau tidak
3. Mengetahui Moralitas Ilmu Pengetahuan
4. Untuk mengetahui hubungan antara kemajuan ilmu pengetahuan dengan
krisis kemanusiaan.
5. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu, agama dan masa depan manusia
6. Untuk mengetahui dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Moralitas Ilmu Pengetahuan
1. Tanggung jawab Ilmuan
Ilmu menggahasilkan teknologi yang diperagakan masyarakat.
penarapan ilmu dimasyarakat juga menjadi kebekarhan bagi masyarakat
dan dapat mengubah beradaban bagi manusia, tetapi juga bisa
menimbulkan bencana bagi manusia apabila menyalagunakan hasil karya
para ilmuwan. Disinilah pemanfaatkan dan teknologi perlu diperhatikan

sebaik-baiknya.1
Dihadapkan masalah moral dan akses ilmu dan teknologi yang
bersifat merusak, maka para ilmuwan bias dinobatkan sebagai dua
golongan pendapat, Ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik
secra ontologis maupun maupun aksiologi. Dalam hal ini ilmuwan hanya
bisa menemukan penemuan terserah mau dipakai oleh para pengguna
yang bersifat positiv maupun negative ilmu itu sifatnya netral.
a. Golongan yang pertama ini ingin melanjutkan tradisi kenetralan
sebuah ilmu seperti pada waktu era Golileo, dan golongan yang
berpendapat netralisasi ilmu hanyalah terbatas pada metafisika
keilmuwan, sedangkan penggunaan harus berdasarkan nilai-nilai
moral.
b. Golongan yang kedua ini mendasarkan pendapatnya pada tiga hal
yaituIlmu secara factual digunakan secara destraktiv oleh manusia,
yang dibuktikan adanya perang dunia yang menggunakan teknologi
keilmuwan yaitu terjadi Bom atom. Yang mengahabiskan kota
Nagasaki dan hirosima pada saat itu.
Ilmuwan sebagai manusia yang diberi kemampuan merenung dan
menggunakan pikirannya untuk bernalar. Kemampuan berpikir dan
1 Mukhtar Latif, Orientasi ke Arah Pemabahasan Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2014), hlm 242.

4

bernalar itu pula yang membuat kita sebagai manusia menemukan
berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu kemudian digunakan
untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari lingkungan alam
yang tersedia di sekitar kita. Oleh karena itu tanggung jawab ilmuwan
terhadap masa depan kehidupan manusia diantaranya adalah :
a. Ilmu adalah berkembang secara pesat dan makin esoteric sihingga
para ilmuwan mengetahui akses-akses yang mungkin terjadi bila
terjadi penyalagunaan hasil karya para ilmuwan.
b. Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan
bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling
hakiki seperti pada kasus revolusi genetika dan teknik pembuatan
social.
Tanggung Jawab Profesional terhadap dirinya sendiri, sesama
ilmuwan dan masyarakat, yaitu menjamin kebenaran dan keterandalan
pernyataan-pernyataan ilmiah yang dibuatnya secara formal. Agar semua
pernyataan ilmiah yang dibuatnya selalu benar dan memberikan tanggapan

apabila ia merasa ada pernyataan ada pernyataan ilmiah yang dibuat
ilmuwan lain yang tidak benar.
Tanggung Jawab Sosial, yaitu tanggung jawab ilmuwan terhadap
masyarakat yang menyangkut asas moral dan etika. Pengalaman dua
perang dunia I (terkenal dengan perang kuman) dan II (terkenal dengan
bom atom) telah membuktikan bahwa ilmu digunakan untuk tujuan-tujuan
yang destruktif.
2. Ilmu Bebas Nilai atau tidak
a. Ilmu bebas nilai
Bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang menyatakan
bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom
tidak memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai
berarti semua kegiatan terkait dengan penyelidikan ilmiah harus
disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Ilmu menolak campur

5

tangan faktro eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu
sendiri.
Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3

faktor sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu:
1) Ilmu

harus

bebas

dari

pengendalian-pengendalian

nilai.

Maksudnya adalah bahwa ilmu harus bebas dari pengaruh
eksternal seperti faktor ideologis, religious, cultural, dan social.
2) Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu
terjamin. Kebebasan di sisni menyangkut kemungkinan yang
tersedia dan penentuan diri.
3) Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering
dituding menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis sendiri itu

bersifat universal.
Dalam pandanagn ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa
batas dapat dibenarkan, karena hal tersebut untuk kepentingan ilmu
itu sendiri, yang terkdang hal tersebut dapat merugikan lingkungan.
Contoh untuk hal ini adalah teknologi air condition, yang ternyata
berpengaruh pada pemansan global dan lubang ozon semakin
melebar, tetapi ilmu pembuatan alat pendingin ruangan ini semata
untuk pengembangan teknologi itu dengan tanpa memperdulikan
dampak yang ditimbulakan pada lingkungan sekitar. Setidaknya, ada
problem nilai ekologis dalam ilmu tersebut, tetapi ilmu bebas nilai
menganggap nilai ekologis tersebut menghambat perkembangan
ilmu. Dalam ilmu bebas nilai tujuan dari ilimu itu untuk ilmu.
b. Ilmu Tidak Bebas Nilai
Ilmu yang tidak bebas nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu
selalu terikat dengan nilai dan harus dikembangkan dengan
mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan nilai tidak lepas dari
dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya
Menurut salah satu filsof yang mengerti teori value bond, yaitu
Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak


6

mungkin bebas nilai, karena setiap ilmu selau ada kepentingankepentingan. Dia juga membedakan ilmu menjadi 3 macam, sesuai
kepentingan-kepentingan masing-masing;
1) Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja
secara empiris-analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam
secara empiris dan menyajikan hasil penyelidikan untuk
kepentingan-kepentingan manusia. Dari ilmu ini pula disusun
teori-teori yang ilmiah agar dapat diturunkan pengetahuanpengetahuan terapan yang besifat teknis. Pengetahuan teknis ini
menghasilkan teknologi sebagai upaya manusia untuk mengelola
dunia atau alamnya.
2) Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang
pertama, karena tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan
sesuatu, melainkan memahami manusia sebagai sesamanya,
memperlancar hubungan sosial. Aspek kemasyarakatan yang
dibicarakan adalah hubungan sosial atau interaksi, sedangkan
kepentingan

yang


dikejar

oleh

pengetahuana

ini

adalah

pemahaman makna.
3) Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar
penindasan dan mendewasakan manusia pada otonomi dirinya
sendiri. Sadar diri amat dipentingkan disini. Aspek sosial yang
mendasarinya adalah dominasi kekuasaan dan kepentingan yang
dikejar adalah pembebasan atau emansipasi manusia.
3. Moralitas Ilmu Pengetahuan
Manusia sebagai manipulator dan articulator dalam mengambil
manfaat dalam ilmu pengetahuan. Dalam psigkologi, dikenal konsep diri
dan freud menyebut sebagai “id”, “ego” dan “super ego” , “id” adalah

batgian kepribadian yang dorongan biologi (hawa nafsu dalam agama )
dan hasrat-hasrat yang mengandung dua insting: libido (konstruktif) dan
thanatos (destruktif dan agresif). “Ego” penyelaras antara “Id” dan
realitas dunia luar. “super ego” adalah polisi kepribadian yang mewakili

7

ideal, hati nurani (jalaludin Rahmat, 1989). Dalam agama ada sisi
destruktif manusia, yaitu sisi angkara murka (hawa nafsu).
Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan
praktis, mereka dapat saja hanya mefungsikan “id” nya, seingga dapat
dipastikan bahwa manfaat pengetahuan diaarahkan untuk hal-hal yang
destruktif. Misalnya dalam pertarungan antara id dan ego, dimana ego
kalah sementara superego tidak berfungsi optimal, maka tentu atau juga
nafsu angkara murka yang mengendalikan tidak manusia mejatuhkan
pilihan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah nihil kebaikan
yang diperoleh manusia,atau malah mungkin kehancuran. Kisah dua kali
perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan ozon, adalah
pilihan “id” dari kepribadian manusia yang mengalahkan “ego” maupun
“super ego”nya.2

Etika adalah pembahasan mengenai baik, buruk, semestinya, benar,
dan salah. Yang paling menonjol tentang baik dan kuwajiban . keduanya
bertalian denga hati nurani. Bernaung dibahwa filasafat moral (Herman
Soerwardi 1999). Etika merupakan tatanan konsep yang melahirkan
kuwajiban itu, dengan argument bahwa sesuatu tidak dijalankan berarti
akan mendatangkan bencana atau keburukan bagi manusia. Oleh karena
itu, etika adalah seperangkat kewajiban tentang kebaikan yang
melaksanakanya tidak ditunjuk. Exekutornya menjadi jelas ketika sang
subjek berhadap opsi baik atau buruk yang baik itulah kuwajiban executor
dalam kehidupan ini.
B. Tantangan dan masa depan ilmu
1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dengan Krisis Kemanusiaan3
Masyarakat

modern

telah

berhasil

mengembangkan

ilmu

pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah
hidupnya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
2 Nita Zakiyah, TanggungJawabIlmuan, Diakses20 Juni 2016 Pukul 18:30.
3Ibid

8

tidak mampu menumbuhkan moralitas (ahlak) yang mulia. Dunia modern
saat ini, termasuk di indonesia ditandai oleh gejalah kemerosotan akhlak
yang benar-benar berada pada taraf yang menghawatirkan. Kejujuran,
kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh
penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling
merugikan. Untuk memahami gerak perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian itu, maka kehadiran filsafat ilmu berusaha
mengembalikan ruh dan tujuan luhur ilmu agar ilmu tidak menjadi
bomerang bagi kehidupan umat manusia.
Dalam masyarakat beragama, ilmu adalah bagian yang tak
terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki
adalah dari Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi
derajatnya dibandingkan dengan mahluk yang lain, karena manusia diberi
daya berfikir, daya berfikir inilah yang menemukan teori-teori ilmiah dan
teknologi. Pada waktu yang bersamaan, daya pikir tersebut menjadi bagian
yang tak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sehingga dia tidak hanya bertanggung jawab kepada sesama manusia,
tetapi juga kepada penciptaNya.
Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu
pengetahuan mempunyai peran penting dalam membentuk peradaban dan
kebudayaan manusia, dan dengan itu pula tampaknya, muncul semacam
kecenderungan yang terjalin pada jantung setiap ilmu pengetahuan dan juga
para ilmuwan untuk lebih berinovasi untuk penemuan dan perumusan
berikutnya.
Kecenderungan yang lain ialah adanya hasrat untuk selalu
menerapkan apa yang dihasilkan ilmu pengetahuan, baik dalam dunia
teknik mikro maupun makro. Dengan demikian tampaklah bahwa semakin
maju pengetahuan, semakin meningkat keinginan manusia, sampai
memaksa, merajalela, dan bahkan membabi buta. Akibatnya ilmu
pengetahuan dan hasilnya tidak manusiawi lagi, bahkan cenderung
memperbudak

manusia

sendiri

9

yang

telah

merencanakan

dan

menghasilkannya.

Kedua

kecenderungan

ini

secara

nyata

paling

menampakkan diri dan paling mengancam keamanan dan kehidupan
manusia, dewasa ini dalam bidang lomba persenjataan, kemajuan dalam
memakai serta menghabiskan banyak kekayaan bumi yang tidak dapat
diperbaharui kembali, kemajuan dalam bidang kedokteran yang telah
mengubah batas-batas paling pribadi dalam hidup manusia dan
perkembangan ekonomi yang mengakibatkan melebarnya jurang kaya dan
miskin. Ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya mau tak mau mempunyai
kaitan langsung ataupun tidak, dengan setruktur sosial dan politik yang
pada gilirannya berkaitan dengan jutaan manusia yang kelaparan,
kemiskinan, dan berbagai macam ketimpangan yang justru menjadi
pandangan yang menyolok di tengah keyakinan manusia akan keampuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghapus penderitaan manusia.
Kesadaran akan hal ini sudah muncul dalam banyak lingkungan
ilmuwan yang prihatin akan perkembangan teknik, industri, dan
persenjataan yang membahayakan masa depan kehidupan umat manusia
dan bumi kita. Untuk itulah maka epistimologi ilmu bertugas menjawab
pertanyaan; bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan
tidak teratur itu menjadi ilmu? Bagaimana prosedur dan mekanismenya?
Tiang penyangga filsafat ilmu yang ketiga adalah aksiologi ilmu;
Ilmu adalah sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat
dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
bahwa peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak
mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit, kelaparan,
kemiskinan dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya. Dengan
kemajuan ilmu juga, manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti
transportasi, pemukiman, pendidikan, komonikasi, dan lain sebagainya.
Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam
mencapai tujuan hidupnya.

10

Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu selalu merupakan
berkah dan penyelamat bagi manusia? Dan memang sudah terbukti, dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk
teknologi.

Misalnya

pembuatan

bom

yang

pada

awalnya

untuk

memudahkan kerja manusia, namun kemudian dipergunakan untuk hal-hal
yang bersifat negatif yang menimbulkan malapetaka bagi manusia itu
sendiri. Di sinilah ilmu harus diletakkan secara proposional dan memihak
pada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab, jika ilmu tidak berpihak
kepada nilai-nilai, maka yang terjadi adalah bencana dan malapetaka.
2. Hubungan Agama,Ilmu dan Masa Depan Manusia
a. Pentingnya Agama bagi manusia4
Agama dapat dilihat sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang
dimiliki oleh manusia untuk menangani masalah-masalah penting dan
aspek-aspek alam semesta yang tidak dapat dikendalikannya dengan
teknologi maupun sistem organisasi sosial yang dikenalnya. Pengertian
agama yang lain yaitu agama sebagai seperangkat upacara yang diberi
rasionalisasi melalui mitos dan menggerakkan kekuatan-kekuatan
supranatural dengan tujuan untuk mencapai atau menghindari
terjadunya perubahan keadaan pada manusia atau alam semesta (Sare,
2007).Agama memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi sosial dan
fungsi psikologis. Secara psikologis, agama dapat mengurangi
kegelisahan manusia dengan memberikan penerangan tentang hal-hal
yang tidak diketahui dan tidak dimengerti olehnya di dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga lebih mudah dimengerti, misalnya tentang
kematian. Selain itu, agama juga memberi ketenangan pada manusia
karena dapat memberikan sebuah harapan bahwa ada sebuah kekuatan
supranatural yang dapat menolong manusia pada saat menghadapi
bahaya atau tertimpa suatu musibah. Ditinjau secara sosial, agama
mempunyai sanksi bagi seluruh perilaku manusia yang beraneka ragam.
4Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1998), hlm 237.

11

Agama juga menanamkan pengertian tentang kebaikan dan kejahatan
dengan memberikan semacam pedoman tentang perilaku hidup dan
berinteraksi. Dalam hal ini, agama dapat dikatakan sebagai pemelihara
ketertiban sosial. Selain itu, agama juga sebagai alat yang efektif untuk
meneruskan tradisi lisan dalam sebuah masyarakat (Sare, 2007).Dilihat
dari pengertian pentingnya agama bagi manusia, terdapat dua konsep
mendasar agama bagi kehidupan manusia, yaitu agama dalam arti what
religion does dan what is religion. Pengertian pertama menunjuk pada
apa kegunaan agama bagi kehidupan manusia, sedangkan pengertian
yang kedua menunjuk pada apa makna agama bagi manusia, yaitu
sebagai pedoman untuk bertindak di dalam menjalankan seluruh
aktivitas kehidupannya (Moesa, 2007)
b. Posisi Agama dalam Pengembangan ilmu5
Masyarakat

modern

telah

berhasil

mengembangkan

ilmu

pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah
hidupnya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (ahlak) yang mulia.
Dunia modern saat ini, termasuk di indonesia ditandai oleh gejala
kemerosotan akhlak yang benar-benar berada pada taraf yang
menghawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan
kasih

sayang

sudah

tertutup

oleh

penyelewengan,

penipuan,

penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Untuk memahami
gerak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
itu, maka kehadiran agama sangatlah penting. Agama menjadi salah
satu faktor pendukung dan sangat utama dalam perkembangan ilmu.
Merujuk pada realita mengenai Indonesia yang memiliki penduduk
(muslim) terbesar di dunia, membuktikan bahwa posisi agama di
Indonesia sangat penting.CDalam masyarakat beragama (Islam), ilmu
adalah bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena
sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan. Manusia adalah ciptaan
5Ibid

12

Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk
yang lain, karena manusia diberi daya berfikir, daya berfikir inilah
yang menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi. Pada waktu yang
bersamaan, daya pikir tersebut menjadi bagian yang tak dapat
dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan. Sehingga
dia tidak hanya bertanggung jawab kepada sesama manusia, tetapi
juga kepada pencipta-Nya.Namun, perlu juga diingat bahwa ikatan
agama yang terlalu kaku dan tersetruktur kadang kala dapat
menghambat perkembangan ilmu. Karena itu, perlu kejelian dan
kecerdasan memperhatikan sisi kebebasan dalam ilmu dan sistem nilai
dalam agama agar keduanya tidak saling bertolak belakang. Disinilah
perlu rumusan yang jelas tentang ilmu secara filosofis dan akademik
serta agama agar ilmu dan teknologi tidak menjadi bagian yang lepas
dari nilai-nilai agama dan kemanusiaan serta lingkungan. Ilmu Di
Dalam mengembangkan ilmu dan teknologi seharusnya bermanfaat
mencari keredhaan Allah. Ini hanya boleh dicapai melalui aplikasi
agama dalam ilmu dan teknologi . Maka langkah awal ialah agama
perlu diintegrasi ke dalam ilmu dan teknologi untuk memastikan ilmu
dan teknologi tidak lari dari manfaat asal kejadian manusia. Ini juga
didorong oleh faktor bahwa agama itu tidak terikat dengan ilmu dan
teknologi.Agama mengajar seseorang untuk hidup bertujuan. Tujuan
beragama adalah untuk menjamin / mendapatkan kesejahteraan di
akhirat dalam kepatuhan di dunia. Setiap amalan yang dilakukan di
dunia harus berada di atas landasan yang diridhai oleh Allah. Telah
dinyatakan dengan jelas dalam Alquran bahwa manusia adalah khalifah
Allah yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengatur alam
ini. Justru setiap urusan manusia harus memelihara keharmonisan dan
keseimbangan alam. Jika perkembangan ilmu dan teknologi di atas
landasan ini, maka sudah tentu perkembangan ilmu dan teknologi tidak
akan merusak bumi karena setiap perkembangan ilmu dan teknologi
dirancang dengan teliti. Seandainya ini terlalu bersifat idealistik,

13

setidaknya ia dapat meminimalkan dampak negatif yang timbul karena
perkembangan ilmu dan teknologi tersebut, pastinya dilakukan secara
berhati-hati untuk memelihara kepentingan alam
c. Peran IPTEK bagi masa depan manusia6
Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentunya
berbanding lurus dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Teknologi adalah sarana yang digunakan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan perkembangan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan turunannya yang berbentuk teknologi ini, meluas bukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan manusia secara sempit. Perkembangan
ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

dapat

mendorong

manusia

mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien.
Pemanfaatan teknologi meluas pada upaya penghapusan kemiskinan,
penghapusan jam kerja yang berlebihan, penciptaan kesempatan untuk
hidup lebih lama dengan perbaikan kualitas kesehatan manusia,
membantu upaya-upaya pengurangan kejahatan, peningkatan kualitas
pendidikan, dan sebagainya (Keraf dan Dua, 2001). Bahkan secara
lebih komprehensif, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan
pemerintah

dalam

menunjang

pembangunannya.

Puncaknya,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja membantu
manusia

dalam

memenuhi

kebutuhan

hidupnya

sehari-

hari.Perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi dapat menaikkan
kualitas

manusia

dalam

keterampilandan

kecerdasannya

untuk

meningkatkan kemakmuran serta inteligensimanusia.Lebih jauh, ilmu
pengetahuan dan teknologi berhasil mendatangkan kemudahan hidup
bagi manusia (Mas’ud dan Paryono, 1998).

6Ibid

14

d. Peran manusia terhadap Iptek
Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentunya
berbanding lurus dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Dan teknologi adalah sarana yang digunakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Secara definitif, ilmu adalah
pengetahuan yang membantu manusia dalam mencapai tujuan
hidupnya. Maka, patutlah dikatakan, bahwa peradaban manusia sangat
bergantung kepada ilmu dan teknologi. Berkat kemajuan dalam bidang
ini, pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan secara lebih cepat
dan lebih mudah (Jujun, 2003). Secara komprehensif, ilmu pengetahuan
dan teknologi juga dimanfaatkan pemerintah dalam menunjang
pembangunannya. Misalnya dalam perencanaan dan programing
pembangunan, organisasi pemerintah dan administrasi negara untuk
pembangunan sumber-sumber insani, dan teknik pembangunan dalam
sektor pertanian, industri, dan kesehatan.Puncaknya, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan saja membantu manusia dalam
memenuhi

kebutuhan

hidupnya

sehari-hari.

Lebih

jauh,

ilmu

pengetahuan dan teknologi berhasil mendatangkan kemudahan hidup
bagi manusia. Bendungan, kalkulator, mesin cuci, kompor gas, kulkas,
OHP, slide, TV, tape recorder, telephon, komputer, satelit, pesawat
terbang, merupakan produk-produk teknologi yang, bukan saja
membantu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi membuat
hidup manusia semakin mudah (Ibnu, 1998). Manfaat-manfaat inilah
yang mula-mula menjadi tujuan manusia mengembangkan ilmu
pengetahuan hingga menghasilkan teknologi. Mulai dari teknologi
manusia purba yang paling sederhana berupa kapak dan alat-alat
sederhana

lainnya.

Sampai

teknologi

modern

saat

ini,

yang

perkembangannya jauh lebih pesat dari perkembangan teknologi
sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
sanggup membawa berkah bagi umat manusia berupa kemudahan-

15

kemudahan hidup, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan dalam
benak manusia.
e. DampakPerkembangan IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari perkembangan
teknologi terhadap kehidupan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi manifestasi dari kebudayaan universal yang dimiliki
oleh setiap masyarakat. Kehadiran iptek merupakan penanda adanya
proses

pembangunan

yang

tengah

berlangsung,

dan

dapat

mempengaruhi atau menigkatkan tatanan hidup masyarakat menuju
kehidupan yang lebih baik. Perbaikan dan peningkatan kehidupan
masyarakat dengn ilmu pengetahuan dan teknologi ini selanjutnay akan
mengarah pada perubahan sosial dan budaya. 7 Sebenarnya perubahanperubahan tersebut merupakan hal yang wajar, namun pada beberapa
hal, menimbulkan sikap pro dan kontra di antara masyarakat. Muncul
sikap pro dan kontra tersebut dipengaruhi oleh dampak yang dihasilkan
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang
diauraikan berikut ini (Sutardi, 2007).
Dampak positif;
1) Kemajuan di bidang pendidikan denga berkembangya kesempatan
belajar serta bertambahnya tenaga ahli dan terampil
2) Munculnya bentuk-bentuk integrasi formal di bidang politik,
pemerintahan, hukum dan ekonomi
3) Kemudahan komunikasi dan transportasi sehingga masyarakat yang
tempat tinggalnya berjauhan dapat bertemu dan berbicara setiap saat
dengan mudah.
4) Etos kerja tradisional yang hanya menggantungkan diri kepada nasib
berubah menjadi etos kerja yang dinamis, ulet, optimis dan terencan.
(Sutardi, 2007)
Dampak negatif:8
7Dina Amalina, http://dokumen.tips/science/ilmu-pengetahuan-filsafat-sains.html, diakses pada 11
Desember 2015 pukul 11:18 WIB
8Muhammad Adib, hlm 234.

16

1. Unsur –nsur adat makin memudar,terutama yang berhubungan dengan
religi dan kepercayaan
2. Ikatan kerabat dan keluarga luas semakin melemah dan bergeser hanya ke
keluarga inti
3. Pengetahuan tradisional, misalnya pengobatan tradisional semakin
terlupakan
4. Moral masyarakat mengalami degradasi karena orang akan begitu mudah
memproduksi barang dan jasa tanpa memikirkan efek negatifnya

BAB III
PENUTUP

17

A. Kesimpulan
Perkembangan

ilmu pengetahuan tidak lepas dari perkembangan

teknologi terhadap kehidupan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi manifestasi dari kebudayaan universal yang dimiliki oleh setiap
masyarakat.

Kehadiran

iptek

merupakan

penanda

adanya

proses

pembangunan yang tengah berlangsung, dan dapt mempengaruhi atau
menigkatkan tatanan hidup masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.
Perbaikan dan peningkatan kehidupan masyarakat dengn ilmu pengetahuan
dan teknologi ini selanjutnay akan mengarah pada perubahan sosial dan
budaya. Sebenarnya perubahan-perubahan tersebut merupakan hal yang
wajar, namun pada beberapa hal, menimbulkan sikap pro dan kontra di antara
masyarakat. Muncul sikap pro dan kontra tersebut dipengaruhi oleh dampak
yang dihasilkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
menuai dampak positif dan dampak negatif bagi manusia dan lingkungannya.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.sebelumnya
kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa depan.

DAFTAR PUSTAKA

18

Adib, Muhammad. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan
Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Latif, Mukhtar. 2014. Orientasi ke Arah Pemabahasan Filsafat Ilmu. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Semiawan, Conny R, Made Putrawan, dan Setiawan. 1998. Dimensi Kreatif
dalam Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

DAFTAR ISI

19

KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah
..........................................................................................................
C. Tujuan Masalah
..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASA
A. Tanggung jawab Ilmuan..............................................................
B. Ilmu Bebas Nilai atau tidak.........................................................
C. Moralitas Ilmu Pengetahuan........................................................
D. hubungan antara kemajuan ilmu pengetahuan dengan krisis
kemanusiaan................................................................................
E. Hubungan antara ilmu, agama dan masa depan manusia............
F. Dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan...................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
20

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, Wb
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan “Moralitas Ilmu Pengetahuan”
Kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita . Amin .
Sungai Penuh, Desember 2017

i21

MORALITAS ILMU PENGETAHUAN
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Filsafat

Disusun Oleh:
1. Septa Depiana
2. Utia Sri Wahyuni
3. Rifa Azma Diana
4. Baitul Iqbal

Dosen Pembimbing:
DARMA FERI, M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
T.A.2017/2018

22