Respons Fisiologis dan Performans Domba Lokal dengan Perbedaan Waktu Pemberian Pakan dan Panjang Pemotongan Bulu

7
,*,'% *./%.' +(5, +',
,/.9.',/.
Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang banyak
dipelihara dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat di
pulau Jawa, karena pemeliharaan yang relatif mudah, cepat menghasilkan
manfaat, dan dapat digunakan sebagai tabungan. Klasifikasi bangsa domba yang
paling umum adalah berdasar pada jenis

yang dihasilkan. FaktorBfaktor lain

yang menjadi dasar klasifikasi seperti jenis daging, warna dan ada tidaknya
tanduk serta karakteristik kemampuan adaptasinya. Klasifikasi domba menurut
Blakely dan Bade (1992) adalah sebagai berikut :
:
:

(hewan bertulang belakang)

:


(hewan menyusui)

:
:

(hewan berkuku genap)
(memamah biak)

:
Species

:

*+0&'%.9.%,/ +(5, +',
Sumantri

. (2007) menyatakan bahwa domba lokal mempunyai posisi

yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial, ekonomi,
dan budaya serta merupakan plasma nutfah digunakan dalam perbaikan bangsa

domba di Indonesia melalui persilangan antar bangsa domba lokal dengan domba
impor.
Populasi domba lokal paling tinggi berada di pulau Jawa, yang tersebar di
Jawa Barat (46%), Jawa Tengah (27%) dan Jawa Timur sekitar 18% (Direktorat
Jenderal Peternakan, 2006). Domba di daerah Jawa Tengah kebanyakan hasil
persilangan antara Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba Ekor Tipis (DET),
dengan komposisi darah tidak diketahui pasti. Ciri B ciri domba lokal antara lain
muka cembung, telinga pendek dan terletak di belakang tanduk, domba jantan
bertanduk, sedangkan domba betina tidak bertanduk, sering terdapat timbunan

Universitas Sumatera Utara

lemak dipangkal ekor, warna bulu putih, pertumbuhan lambat namun dapat
bertahan hidup di tempat yang kering.
Murtidjo (2006) menambahkan bahwa karakteristik domba lokal
diantaranya bertubuh kecil, lambat dewasa, berbulu kasar, tidak seragam, hasil
daging relatif sedikit dan pola warna bulu sangat beragam dari bercak putih,
coklat, hitam atau warna polos putih dan umumnya hitam. Menurut Devendra dan
McLeroy (1992), ekor pada domba lokal umumnya pendek.
,',$


*$,' +(5,

.4,&,$
Hijauan merupakan sumber pakan yang sangat penting bagi ruminansia.
Hijauan mengandung hampir semua nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak selain
sebagai ! " atau pengenyang (Awabien, 2007). Menurut Mulyono (2009) pakan
hijauan mengandung nutrisi yang dapat menentukan skor pertumbuhan, status
reproduksi dan kondisi kesehatan ternak. Pakan hijauan segar dikatakan baik bila
komposisi pemberiannya diatur antara yang mengandung protein rendah dan
protein tinggi. Hijauan merupakan sumber serat kasar yang tinggi bagi ternak
ruminansia. Hijauan yang dimaksud biasanya berupa rumputBrumputan.
Tabel 1. Komposisi nilai nutrisi rumput lapangan
Kandungan nutrisi

Persentase (%)

Bahan Kering
Protein
TDN

Serat Kasar
Lemak Kasar
BETN
Abu
Energi

27,91*
10,62*
64,40**
23,25*
8,33*
47,56*
9,98*
4,32*

Sumber : *) Laboratorium IP2TP Sei Putih, Galang (1997).
**) Hartadi

. (1990).


Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang
umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrisi yang
rendah. Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah, pegunungan, tepi
jalandan semakBsemak. Wiradarya (1993) menyatakan bahwa rumput lapang

Universitas Sumatera Utara

murahdan pengelolaannya mudah. Pemberian rumput lapang segar sebagai pakan
cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan.
.(5,

*%,$.,$ 0,$

*' 5&$,$

Bahan baku pakan yang dapat diberikan pada domba terdiri dari dua jenis
yaitu hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan bahan pakan yang terdiri dari
rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul yang telah
diintroduksikan, juga beberapa jenis leguminosa. Sedangkan konsentrat
merupakan pakan penguat yang terdiri atas bahan yang kaya akan karbohidrat

dan protein. Konsentrat untuk ternak domba biasanya disebut pakan penguat yang
memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna (Murtidjo,
1993). Tujuan suplementasi pakan penguat (konsentrat) dalam pakan domba
adalah untuk meningkatkan daya guna pakan atau menambah nilai nutrisi
pakan,menambah unsur pakan yang defisiensi serta meningkatkan konsumsi dan
pencernaan pakan (Murtidjo, 1993).
0,' ,0.
Dedak padi adalah bahan pakan yang diperoleh dari pemisahan beras
dengan kulit gabahnya setelah proses penggilingan padi dengan metode
pengayakan. Hasil ikutan dari pengilingan gabah menjadi beras terdiri atas bagian
yang kasar dan bagian yang halus yang akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya
kandungan serat kasar dedak (Parakkasi, 1985). Bila dilihat dari asalBusul
pengolahan gabah menjadi beras wajar bila kandungan serat kasar itu tinggi.
Tabel 2.Kandungan nutrisi dedak padi
Kandungan nutrisi
Bahan Kering
Protein
TDN
Serat Kasar
Lemak Kasar


Persentase (%)
89,10a
13,80a
64,30b
8,00a
8,20a

Sumber : a. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008).
b. National Research Council (1995).

Universitas Sumatera Utara

(),/ , &
Tahu terdapat hampir disetiap daerah, sehingga limbahnya yang disebut
ampas tahu juga mudah diperoleh. Meskipun disebut limbah, ampas tahu masih
dapat dimanfaatkansebagai pakan ternak. Kandungan nutrisi ampas tahu sudah
rendah karena telah diperas sedemikian rupa. Ampas tahu cepat basi dan baunya
kurang sedap apabila tidak segera digunakan. Upaya yang dapat dilakukan agar
dapat tahan lama disimpan, harus dijemur hingga kering (Katyanto, 1982).

Tabel 3. Kandungan nutrisi ampas tahu
Kandungan nutrisi
Bahan Kering
Protein Kasar
TDN
Serat Kasar
Lemak Kasar
Energi Metabolis (Mcal)

Persentase (%)
89,26a
19,03a
79,00b
20,44a
5,64a
5,08a

Sumber : a. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008).
b. National Research Council (1995).


)&$- ,-&$Penggunaan tepung jagung biasanya sebagai sumber energi dengan
kandungan energi metabolisnya 3370 kkal/kg. Kandungan serat kasar dan protein
tepung jagung (8,9%) rendah, namun mempunyai keunggulan sebagai sumber
xanthophyl dan lemak. Jika dilihat dari kandungan asam amino jelas tepung
jagung tidak dapat diandalkan sebagai sumber protein (Parakkasi, 1995).
Tabel 4. Kandungan nutrisitepung jagung
Kandungan nutrisi
Bahan Kering
Protein Kasar
TDN
Serat Kasar
Lemak Kasar

Persentase (%)
90,00a
10,90a
85,20b
2,90a
2,85a


Sumber :a. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008).
b. National Research Council (1995).

Universitas Sumatera Utara

&()&* /,2.%
Lumpur sawit merupakan limbah padat dari sisa pengolahan buah kelapa
sawit. Lumpur sawit banyak dijumpai di pabrik pengolahan kelapa sawit. Dari
penelitiBpeneliti terdahulu Dalzell (1978)menunjukkan bahwa lumpur sawit yang
selama ini terbuang begitu saja dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
penyusun ransum ternaksetelah melakukanpenelitian dengan menambahkan
limbah kelapa sawit pada makanan sapi,akhirnya menyimpulkan bahwa limbah
kelapa sawit merupakan bahan pakan yangpotensial, selain itu juga dapat
mengatasi masalah polusi dan memberi nilaitambah pada pabrik pengolahan
kelapa sawit. Limbah ini diharapkan bila saat ini tidak memiliki nilai ekonomis,
tetapi nanti akan menjadi sumberdaya yang cukup potensial (Tobing dan Lubis,
1988).
Tabel 5. Kandungan nutrisi lumpur sawit
Kandungan nutrisi
Bahan Kering

Protein Kasar
TDN
Serat Kasar
Lemak Kasar
Sumber :

Persentase (%)
94,00
13,25
79,00
16,00
13,00

Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2000).

+ ,/ /
Molases adalah hasil samping pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk
fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat,
protein dan mineral cukup tinggi sehingga dapat dijadikan pakan ternak walaupun
sifatnya hanya sebagai pakan pendukung. Kelebihan dari tetes tebu terletak pada
aroma dan rasanya, disamping harganya murah. Oleh karena itu apabila dicampur
dalam pakan maka akan bisa memperbaiki aroma dan palatabilitas ransum. Selain
sebagai pakan pendukung, tetes tebu ini bisa juga dijadikan media pembuatan
protein sel tunggal yang juga pernah populer sebagai salah satu alternatif pakan
ternak (Widayati dan Widalestari, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Kandungan nutrisi molases
Kandungan Nutrisi

Persentase (%)

Bahan Kering
Protein Kasar
TDN
Serat Kasar
Lemak Kasar
Sumber :

67,50
3–4
81,00
0,38
0,08

Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2000).

Molases dapat dipergunakan sebagai pakan ternak.

Keuntungan

penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi (48–60%
sebagai gula), kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak. Molases juga
mengandung vitamin B kompleks dan unsurBunsur mikro yang penting bagi ternak
seperti cobalt, boron, jodium, tembaga, mangan dan seng, sedangkan
kelemahannya ialah kadar kaliumnya yang tinggi dapat menyebabkan diare
jikadikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti

# 1985).

,*,(
Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dimana selain
berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang
berlebihan bagi ternak karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997).
Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk meningkatkan tingkat konsumsi
konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25 – 1,75 kg/ekor/hari. Semula
pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan sampai
jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).
Garam

merangsang

sekresi

saliva,

terlalu

banyak

garam

akan

menyebabkan retensi air sehingga meninggalkan oedema. Defisiensi garam
lebihsering terjadi pada hewan herbivora dari pada hewan lainnya. Hal ini
disebabkanhijauan dan butiran mengandung sedikit garam (Anggorodi, 1979).
Garam dapur dapat ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat
konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25B1,75 kg/ekor/hari.
Gejala defisiensi garam adalah nafsu makan hilang, bulu kotor, makan tanah,
keadaan badan tidak sehat, produksi mundur dan berat badan turun (Anggorodi,
1979).

Universitas Sumatera Utara

* ,
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih, bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45%
nitrogen (Parakkasi, 1995)7 Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia
akan digunakan untuk menbentuk asam amino. Ada beberapa syarat dalam
penggunaan urea yang harus diperhatikan yaitu ketersediaan karbohidrat yang
mudah dicerna, harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain, diberikan
pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu, serta pemberiannya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi, 1995)7
.$ *,
Menurut Parakkasi (1999), kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan dalam pemberian pakan. Dari
beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak, hanya garam (NaCl), kalsium
(Ca) dan phospor (P) yang secara rutin ditambahkan ke ransum ternak. Garam
merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam ransum
ternak. Garam paling umum ditambahkan dalam ransum karena kelebihannya
yaitu: berasal dari satu sumber, tidak mahal dan relatif mudah diuji. Sifat fisik
garam sebagai bahan uji adalah lebih padat, bentuk kubik dan lebih kecil
dibanding partikel lain. Pengujian sampel yang mengandung garam dapat
dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau ClB. Garam dapur atau NaCl ini
merupakan bahan yang di gunakan untuk melengkapi kekurangan mineralBmineral
lainnya yang dibutuhkan oleh ternak. Dikalsium Fospat (

$

/

DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium dan phosphate bagi
ternak, dengan kisaran pemberian 1B2%.
5&%& ,$ @,%
Kebutuhan

,',$,$ +(5,
zat

makanan

ternak

ruminansia

digunakan

untuk

memenuhikebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Zat makanan yang
diperlukan ternak dapat dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi,
protein, mineral, dan vitamin. Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan
bobot badan, tingkat produksi susu, bulan laktasi dan lingkungan (National

Universitas Sumatera Utara

Research Council, 2001).

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas

ternak adalah bahan makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan.
Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi, protein, mineral, dan vitamin. KomponenBkomponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak.

Peningkatan

konsumsi energi dan protein berperan dalam peningkatan konsentrasi insulin dan
(IGF) dalam darah yang berpengaruh terhadap folikel yang
hubungannya dengan hormone FSH dan LH 6Pulina, 2004). Energi, protein,
mineral, vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi secara normal sama
halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang lain (hidup
pokok, pertumbuhan dan produksi susu).
Pada dasarnya ternak membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup
pokok dan untuk energi cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan
energi untuk prosesBproses metabolisme. Secara langsung, nutrisi menyediakan
glukosa, asam amino, vitamin, dan elemen kimia esensial. Secara tidak langsung,
nutrisi dapat memodifikasi fungsi hormonal, dimana dapat meningkatan
kematangan sel telur, ovulasi atau terjadinya birahi, perkembangan embrio,
pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir 6Freer dan Dove, 2002).
Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan hidup
pokok yang dimanfaatkan untuk prosesBproses produksi dan reproduksi (National
Research Council, 2006).
5&%& ,$ $ *-.
Kebutuhan energi pada ternak domba dipengaruhi oleh umur, ukuran
tubuh, jenis kelamin, pertumbuhan, kebuntingan, laktasi dan produksi. Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh
pada organ reproduksi dan aktivitas ovarium. Bila terjadi ketidak seimbangan
energi dalam pakan (

" ) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan

libido pada ternak muda yang sedang tumbuh. Estrus pertama akan tertunda bila
pakan kekurangan

energi sebelum pubertas.

Bila kekurangan energi terjadi

setelah pada masa kebuntingan, maka akan mempengaruhi siklus estrus
berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak (

). Kondisi

Universitas Sumatera Utara

lingkungan seperti temperatur, kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap
kebutuhan energi (National Research Council, 2006).
5&%& ,$ *+% .$
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terusB
menerus untuk memperbaiki sel dalam proses sintesis (National Research
Council, 2001). Pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein
yang tinggi untuk proses pembentukan jaringan tubuh. Ternak muda memerlukan
protein lebih tinggi dibandingkan ternak dewasa untuk memaksimalkan
pertumbuhannya.
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan, umur, fisiologis, ukuran dewasa, kebuntingan, laktasi, kondisi
tubuh dan rasio energi protein (National Research Council, 2006). Protein
merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien dan tidak seperti bahan
makronutrien lain seperti lemak dan karbohidrat, protein dapat berperan lebih
penting dalam pembentukan biomolekul daripada sebagai sumber energi. Protein
dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika kebutuhan energi tubuh terpenuhi
oleh karbohidrat dan lemak. Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein
dan pertumbuhan ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan
energi, sehingga energi perlu diperhitungkan.
Tabel 7. Kebutuhan harian zat B zat makanan untuk ternak domba
No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

BB
(kg)

BK
Kg

%BB

5
10
15
20
25
30

0,14
0,25
0,36
0,51
0,62
0,81

2,8
2,5
2,4
2,6
2,5
2,7

Energi
ME
TDN
(Mcal)
(kg)
0,6
0,61
1,01
1,28
1,37
0,38
1,8
0,50
1,91
0,53
2,44
0,67

Protein
Total
DD
(gram)
51
41
81
68
115
92
150
120
160
128
204
163

Ca
(gram)

P
(gram)

1,91
4,3
2,8
3,4
4,1
4,8

1,4
1,6
1,9
2,3
2,8
2,3

Sumber : National Research Council (1995).

/)+$ ./.+ +-./ +(5,

* ,0,) .$-'&$-,$

.$-'&$-,$
Lingkungan adalah semua keadaan, kondisi dan pengaruhBpengaruh
sekitarnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan produksi

Universitas Sumatera Utara

ternak (Ensminger

., 1990).

Ternak harus selalu berada pada daerah

lingkungan optimal dan mereka harus terpelihara dalam daerah tersebut untuk
tetap menjaga berjalannya fungsi pertumbuhan dan reproduksi optimal. %
&

'

(TNZ) adalah daerah yang nyaman dengan suhu lingkungan yang

sesuai untuk ternak. Daerah TNZ untuk domba dalam pemeliharaan berada pada
suhu lingkungan antara 22 – 31°C. Seekor ternak akan berusaha meningkatkan
produksi panas dalam tubuhnya jika suhu lingkungan semakin rendah, sebaliknya
ternak akan melakukan evaporasi untuk melepaskan panas jika suhu lingkungan
meningkat (Yousef, 1985).
Lingkungan mempengaruhi domba melalui dua jalan yaitu: 1) melalui
hijauan (pakan) dan selanjutnya mempengaruhi pasokan pakan dan air serta pola
penyakit yang dikenal faktor tidak langsung; 2) melalui domba secara langsung
yaitu pengaruh lingkungan utamanya seperti kecepatan angin, suhu dan
kelembaban udara (lingkungan fisik), namun dari semua pengaruh lingkungan
pada domba tropis cekaman panas biasanya yang paling serius (Davendra dan
Faylon, 1992).
Pelepasan panas tubuh dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara.
Panas tubuh ini dilepaskan secara konveksi, radiasi, konduksi dan evaporasi. Suhu
tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau
diabsorbsi dengan panas yang hilang. Radiasi adalah transfer energi secara
elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan
cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi
padat yang berhubungan langsung tanpa ada transfer panas molekul. Panas
menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih
rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas.
Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi
merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi
kehilangan panas karena evaporasi (Martini, 1998).
Cekaman lingkungan pada ruminansia dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pada pola konsumsi pakan dan pembagian zat makanan untuk
kebutuhan pokok dan produksi. Secara fisiologis tubuh ternak akan bereaksi
terhadap rangsangan yang mengganggu fisiologis normal. Sebagai ilustrasi ternak

Universitas Sumatera Utara

akan mengalami cekaman panas jika jumlah rataan produksi panas tubuh dan
penyerapan radiasi panasdari sekelilingnya lebih besar daripada rataan panas yang
hilang dari tubuh (Davendra dan Faylon, 1992).
& & 0,$

(5,),$

Sistem pemeliharaan domba di Indonesia sebagian besar masih dilakukan
secara tradisional oleh petani ternak. Ternak dilepas atau digembalakan di
lapangan atau padang rumput lain pada siang hari. Konsekuensi sistem
pemeliharaan demikian adalah terjadinya beban panas yang berlebih atau cekaman
panas pada ternak, karena pengaruh langsung dari radiasi matahari dan suhu
lingkungan yang tinggi. Kondisi ini memaksa ternak untuk mengaktifkan
mekanisme termoregulasi, yaitu peningkatan suhu rektal, suhu kulit, frekuensi
pernafasan dan denyut jantung, serta menurunkan konsumsi pakan (Purwanto
# 1996).
Rendahnya persentase bobot karkas pada suhu lingkungan rendah
disebabkan oleh tingginya bobot alat pencernaan (jeroan), berhubung tingginya
konsumsi pakan di daerah suhu lingkungan rendah. Terjadinya peningkatan
konsumsi pakan, diikuti peningkatan bobot jeroan dan isi. Kaitan antara suhu
lingkungan dengan konsumsi pakan, dijelaskan melalui pengaruhnya pada
aktivitas metabolisme.
Data faktor klimat, khususnya suhu lingkungan, baik pada kandang tanpa
naungan maupun kandang dengan naungan menunjukkan tidak berada pada
kondisi yang nyaman bagi ternak domba, seperti yang dikemukakan oleh Smith
dan Mangkuwidjojo (1988) bahwa daerah nyaman bagi domba berkisar antara 18
– 31oC. Peningkatan suhu terjadi sejalan dengan peningkatan besarnya radiasi
matahari yang diterima. Suhu rektal kambing dan domba pada kondisi normal
adalah 38,5–40oC dengan rataan 39,4 oC (Smith dan Mangkuwidjojo, 1988) atau
antara 38,5 dan 39,7oC dengan rataan 39,1 oC (Anderson, 1970). Frandson (1996)
menyatakan bahwa ternak yang tidak dinaungi akan mengalami peningkatan suhu
tubuh, suhu rektal, suhu kulit, frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut jantung
sebagai akibat adanya tambahan panas dari luar tubuh terutama yang berasal dari
radiasi panas matahari secara langsung.

Universitas Sumatera Utara

Masalah utama dari ternak yang dipelihara di daerah tropis basah, seperti
di Indonesia, adalah tingginya radiasi matahari secara langsung sepanjang tahun,
khususnya bagi ternak berproduksi tinggi, sehingga ternak dalam kondisi
karena beban panas yang berlebih. Respons dari masalah ini adalah
ternak terpaksa meningkatkan aktivitas termoregulasi guna mengatasi beban panas
yang dideritanya. Mekanisme fisiologis mengharuskan alokasi energi untuk
kinerja

produksi

maupun

reproduksi

dipakai

untuk

mempertahankan

keseimbangan panas tubuh. Dengan demikian, akan berdampak buruk yaitu
penurunan produktivitas ternak.
Suhu optimal untuk domba di daerah tropis berkisar antara 24–260C
(Kartasudjana, 2001), dengan kelembaban di bawah 75% (Yousef, 1985).
Keadaan optimal tersebut tidak terjadi di Indonesia karena suhu rataan harian pada
musim hujan wilayah Indonesia adalah 290C dan berkisar 30–320C pada musim
kemarau. Pada lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi domba akan
berusaha menurunkan suhu tubuhnya melalui kulit maupun pernafasan (Yeates
,.1975). Keadaan lingkungan yang kurang nyaman akibat suhu dan kelembaban
tinggi juga menyebabkan domba mengurangi konsumsi pakan dan meningkatkan
konsumsi air minum.

Pelepasan panas tubuh dipengaruhi oleh suhu dan

kelembaban udara, dan tingkat cekaman yang terjadi dipengaruhi oleh insulasi
wol, kecepatan angin, kelembaban udara, umur ternak dan makanan.
(+%+$-,$ & & +(5,
Domba merupakan ternak ruminansia kecil penghasil daging yang
memiliki karakteristik berbulu kasar atau wool kasar, bukan rambut (

) seperti

pada kambing atau sapi. Bulu domba menutupi tubuh domba untuk melindungi
tubuh domba dari cekaman lingkungan. Bulu domba juga mempunyai sifat
sebagai insulator yang sangat baik dan tidak mudah terbakar. Dalam manajemen
rutin budidaya domba, sebenarnya pencukuran domba direkomendasikan untuk
tujuan sanitasi dan kemungkinan infasi berbagai ektoparasit. Bulu yang diperoleh
dari hasil pencukuran masih dianggap sebagai limbah dan belum banyak
dimanfaatkan. Bulu domba sebagai hasil ikutan sebenarnya sangat berpotensi
untuk dimanfaatkan karena dari setiap domba lokal dapat menghasilkan bulu

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 0,8 kg/tahun (Yamin

., 1994). Bulu domba hasil persilangan di

Indonesia sejauh ini hanya dimanfaatkan sebagai kerajinan, sedangkan bulu
domba lokal masih dianggap sebagai limbah karena kualitas bulu yang dihasilkan
kasar sehingga sulit untuk ditenun (Yamin
Minimnya

informasi

mengenai

., 1994).
pemanfaatan

bulu

domba

dapat

menyebabkan pencukuran masih jarang dilakukan. Selain itu efek yang diperoleh
dari pencukuran terhadap produktivitas, kesejahteraan ternak dan sanitasi juga
belum banyak diteliti. Produktivitas ternak dapat dilihat dari pertambahan bobot
badan harian dan konsumsi pakan, sedangkan untuk sanitasi dapat dilihat dari
tingkat kebersihan tubuh domba dan jumlah ektoparasit yang terdapat di tubuh
domba tersebut.
Pemotongan bulu domba yang lebih dikenal dengan pencukuran bulu
domba merupakan pekerjaan musiman, meskipun pencukuran dapat dilakukan
setiap saat. Pencukuran akan kurang baik apabila dilakukan pada musim dingin,
kecuali di daerahBdaerah yang beriklim lebih panas.Wol pada domba tidak
berganti tetapi terus tumbuh secara berkelanjutan. Jumlah zat yang berbeda pada
tiap wol tergantung jenis dan kondisi sekelilingnya, seperti iklim dan pakan. Wol
yang terdapat pada domba, merupakan rambut yang bergelombang dengan sedikit
medulla dan bagian jaringan ikat dari folikelnya tidak padat atau jarang
(Frandson, 1992). Tubuh dapat memperoleh panas secara langsung dari sinar
matahari. Tingkat penyerapan panas tergantung pada tipe kulit hewan
bersangkutan dan bulu yang terdapat pada kulit (insulasi). Pergerakan udara dapat
mengubah pengaruh tipe kulit dan insulasi bulu terhadap cahaya tersebut
(Parakkasi, 1999).
Wol bersifat tidak menghantarkan panas (Johnston, 1983). Pencukuran
bulu sebaiknya dilakukan setelah domba berumur lebih darienam bulan. Sebelum
dicukur, sebaiknya domba dimandikan agar bulunya bersih.Bulu sebagai penutup
tubuh alami pada ternak yang berfungsi sebagai perlindungan dari sengatan
radiasi matahari di daerah tropis. Bulu yang halus dan pendek akan menyebabkan
ternak lebih toleran terhadap cuaca yang panas (Williamson dan Payne, 1993).
Mencukur bulu dapat menurunkan insulasi, meningkatkan pelepasan panas (heat
loss), meningkatkan konsumsi pakan, pertumbuhan dan kualitas semen pejantan.

Universitas Sumatera Utara

/)+$ ./.+ +-./
Respon fisiologis domba merupakan respon domba terhadap berbagai
macam faktor, baik fisik, kimia maupun lingkungan sekitarnya (Yousef, 1985).
Rangkaian proses fisiologis akan mempengaruhi kondisi dalam tubuh ternak yang
berkaitan dengan faktor cuaca, nutrisi dan manajemen (Awabien, 2007).
Pertumbuhan fisiologis domba adalah perubahan fungsi kerja biologi domba yang
mengalami cekaman panas lingkungan dan peningkatan suhu tubuh yang dapat
menyebabkan: (1) penurunan konsumsi dan kecernaan pakan; (2) gangguan
metabolisme pada air tubuh, energi dan keseimbangan mineral; (3) reaksi
enzimatis, sekresi hormon dan metabolit darah (Marai

. 2007).

Tingkat

cekaman yang terjadi dipengaruhi oleh insulasi wol, kecepatan angin, kelembaban
udara, umur ternak dan makanan. Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan
evaporasi lambat sehingga pelepasan panas tubuh terhambat.Akan tetapi sudah
tentu kemampuan tersebut ada batasnya, apabila suhu lingkungan mencapai
keadaan diluar batas kemampuannya maka akan timbul gejalaBgejala merugikan.
Respon fisiologis pada domba dapat diketahui diantaranya dengan melihat suhu
tubuh, laju respirasi dan denyut jantung.
& & &5&
Suhu rektal adalah suatu indikator yang baik untuk menggambarkan suhu internal
tubuh ternak. Suhu rektal juga sebagai parameter yang dapat menunjukkan efek
dari cekaman lingkungan terhadap domba. Suhu rektal harian, rendah pada pagi
hari dan tinggi pada siang hari (Edey, 1983). Suhu rektal, suhu permukaan kulit
dan suhu tubuh meningkat dengan meningkatnya suhu lingkungan (Purwanto
., 1994). Suhu tubuh atau suhu inti (

$

) dapat dihitung pada

beberapa lokasi. Lokasi yang biasa digunakan adalah rektum, karena cukup
mewakili dan kondisinya stabil. Suhu inti mendominasi penentuan suhu tubuh.
Temperatur rektum dan kulit saat siang hari meningkat akibat dehidrasi dan
frekuensi respirasi dan temperatur tubuh berfluktuasi lebih besar saat dehidrasi.
Suhu rektum sering digunakan sebagai ukuran representatif suhu tubuh
(Marai

. 2007). Suhu rektum domba pada zona nyaman adalah 38.3–39.9°C

Universitas Sumatera Utara

(Marai

. 2007). Zona nyaman (

(

) pada domba adalah 22–

31°C untuk beraktivitas dan reproduksi (Yousef , 1985).
Suhu lingkungan yang rendah, dibawah tingkat kritis minimum dapat
mengakibatkan suhu tubuh (suhu rektal) menurun tajam diikuti pembekuan
jaringan dan kadang diiringi kematian akibat kegagalan mekanisme homeothermis
(Ensminger

., 1990). Suhu rektal domba di daerah tropis berada pada kisaran

38,2 – 40 0C (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Suhu tubuh hewan homeotermis
merupakan hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan dikeluarkan oleh
tubuh. Suhu tubuh dapat diamati melalui suhu rektal, karena suhu rektal
merupakan indikator yang baik untuk menggambarkan suhu internal tubuh ternak.
Suhu rektal juga sebagai parameter yang dapat menunjukkan efek dari cekaman
lingkungan terhadap domba. Kelembaban dapat pula mempengaruhi mekanisme
temperatur tubuh, pengeluaran panas dengan cara berkeringat ataupun melalui
respirasi akan lebih cepat (Parakkasi, 1999).
,4&

/).*,/.
Laju respirasi digunakan sebagai indikator stres panas karena berhubungan

dengan pengurangan gas CO2 pada jaringan tubuh dan masuknya O2 sebagai
pembakaran pakan yang akan menghasilkan panas (Marai

. 2007). Sistem

respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta
membuang CO2 dari dalam tubuh (Isnaeni, 2006). FungsiBfungsi yang bersifat
sekunder membantu dalam regulasi keasaman cairan ekstraseluler dalam tubuh,
membantu pengendalian suhu, eliminasi air dan fonasi atau pembentukan suara
(Frandson, 1992). Respirasi sangat mempengaruhi kebutuhan tubuh dalam
keadaan tertentu, sehingga kebutuhan akan zatBzat makanan, O2 dan panas dapat
terpenuhi serta zatBzat yang tidak diperlukan dibuang (Awabien, 2007).
Pernafasan pada hewan terdiri dari tiga fase yaitu respirasi external,
pertukaran gas, dan respirasi internal. Respirasi external yaitu mekanisme saat
hewan mengambil oksigen dari lingkungan dan melepaskan karbondioksida ke
lingkungan. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung dari besar badan, umur,
aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Pada sapi, kerbau, kambing
dan domba peningkatan frekuensi respirasi merupakan salah satu mekanisme

Universitas Sumatera Utara

pengaturan suhu tubuh. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan
meningkatnya suhu lingkungan. Mekanisme respirasi dikontrol di medula yang
sensitif terhadap CO2 dan tekanan darah. RataBrata frekuensi atau kecepatan
respirasi domba adalah 19 kali tiap menit dalam keadaan istirahat (Frandson,
1992). Domba tropis mempunyai frekuensi laju respirasi berkisar 15–25
hembusan per menit (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Bersamaan dengan
peningkatan suhu lingkungan, ternak bereaksi pertamaBtama dengan $
(terengahBengah) dan

atau berkeringat berlebihan (Edey, 1983).

merupakan mekanisme evaporasi melalui pernapasan, sedangkan
melalui permukaan kulit. Evaporasi adalah cara efektif untuk menghilangkan
beban panas tubuh, setiap gram uap air evaporasi dapat menghilangkan 0,582
kalori panas tubuh pada suhu lebih dari 250C (Yousef, 1985).
,4&

$3&% ,$%&$Laju denyut jantung merupakan refleksi utama dari proses homeostatis

sirkulasi darah sepanjang status metabolisme yang umum (Marai

. 2007). AlB

Haidary (2004) menyatakan bahwa tantangan stres panas mengurangi denyut
jantung pada ternak yang diamdan pengurangan tanda denyut jantung menurun
karena upaya umum binatang untuk penurunan produksi panas.
Jantung adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai
kerucut. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh untuk
mempertahankan jaringan selalu disuplai darah (Soeharsono, 2010). Denyut
jantung dapat diukur dengan menggunakan stetoskop dan

$

untuk

menghitung waktu. Jantung memiliki suatu mekanisme khusus yang menjaga
denyut jantung dan menjalankan potensi aksi keseluruh otot jantung untuk
menimbulkan denyut jantung yang berirama. Ritme atau kecepatan denyut jantung
dikendalikan oleh saraf. Akan tetapi dapat diubah juga oleh berbagai faktor selain
saraf, antara lain rangsangan kimiawi seperti hormon dan perubahan kadar O2 dan
CO2 ataupun rangsangan panas (Isnaeni, 2006).
Secara umum kecepatan denyut jantung yang normal cenderung lebih
besar pada hewan yang kecil dan kemudian semakin lambat dengan semakin
bertambah besarnya ukuran hewan (Awabien, 2007). Kisaran denyut jantung
domba normal yang dikemukakan oleh Smith dan Mangkoewidjojo (1988) adalah

Universitas Sumatera Utara

antara 70–80 kali tiap menit. Isnaeni (2006) mengatakan bahwa denyut jantung
dapat meningkat hingga lebih dari dua kalinya pada saat aktif melakukan
kegiatan.
+$/&(/. 0,$

,'%&

(5 *.,$ ,',$

Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang dikonsumsi bila bahan
makanan tersebut diberikan

!

FaktorBfaktor yang mempengaruhi tingkat

konsumsi pakan menurut Parakkasi (1999) adalah faktor hewan itu sendiri yaitu
permintaan fisiologis dari hewan tersebut untuk hidup pokok dan produksi. Faktor
pakan yang diberikan berkaitan dengan nilai nutrisi yang terkait pada pakan
tersebut.
Faktor

lingkungan

seperti

suhu

dan

kelembaban

udara

dapat

mempengaruhi tingkat konsumsi. Pada suhu lingkungan tinggi, konsumsi pakan
pada umumnya menurun, konsumsi air minum meningkat (Parakkasi, 1999).
Pakan konsentrat diberikan sebelum pakan hijauan. Hal tersebut dilakukan agar
semua zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan, produksi dan reproduksi
dapat terpenuhi (Ridwan, 2010).
Kebutuhan bahan kering untuk domba fase pertumbuhan atau dengan
bobot badan sekitar 15B25 kg adalah 3% dari bobot badannya atau sekitar 400B
500g/ekor/hari (National Research Council, 2006). Pemberian rumput dan
konsentrat secara terpisah dengan rasio 40:60 menghasilkan konsumsi bahan
kering rumput berkisar 207,57B216,81 g/e/h dan konsumsi bahan kering
konsentrat berkisar 311,36B325,21 g/e/h.
Pemberian pakan pada ternak dapat dilakukan dengan cara digembalakan
dan disediakan. Pemberian pakan dengan cara digembalakan dilakukan dengan
melepas ternak untuk mencari pakan sendiri di padang penggembalaan selama 6–
8 jam sehari. Penggembalaan dilakukan sesudah hijauan bebas dari embun dan
sore hari sekitar pukul 15.00 WIB. Pakan untuk ternak yang dipelihara terus
menerus dalam kandang diberikan dengan cara menyediakan rumput secara
!

. Pakan yang diberikan terdiri atas hijauan, pakan penguat dan garam atau
$$

. Jumlah pakan hijauan yang diberikan pada domba dewasa rataB

Universitas Sumatera Utara

rata 10% dari berat badan atau 4,5–5 kg/ekor/hari yang disajikan sedikit demi
sedikit 2–3 kali sehari(Sitepu, 2011).
+$/&(/. .*

.$&(

Air minum sangat penting untuk menjamin berlangsungnya proses
metabolisme didalam tubuh, mengatur suhu tubuh dan untuk memproduksi susu.
Kebutuhan air minum seekor domba kurang lebih 1,5 – 2,5 liter per hari. Ternak
mendapat asupan air dari makanan, terutama hijauan yang dikonsumsi, namun
jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan, terutama didaerah panas atau jika ternak
digembalakan setiap hari. Oleh karena itu, air minum harus tersedia didalam
kandang setiap saat. Meskipun sebagian besar air didapat dari hijauan rumput
atau daunBdaunan, domba tetap harus diberi minum.

Air diperlukan untuk

membantu proses pencernaan, mengeluarkan bahanBbahan yang tidak diperlukan
tubuh (keringat, air kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat
tubuh tidak kepanasan.
Bila bobot hidup ternak 40 kg/ekor dan ransum kering (dalam bahan
kering) yang dibutuhkan ternak rataBrata sebanyak 0,8 kg dan air minum minimal
sebanyak 3 x 1 liter (3 liter). Kebutuhan air minum untuk domba berkisar 3B5 liter
sehari (Mulyono dan Sarwono, 2008). Volume kebutuhan air pada domba sangat
bervariasi dipengaruhi oleh jenis, suhu lingkungan, jenis pakan yang diberikan,
dan kegiatan. Air minum harus selalu bersih dan hindari terkontaminasi oleh air
kencing/urin ataupun kotoran, karena air minum yang telah terkontaminasi
biasanya tidak dikonsumsi ternak. Ganti air minum setiap hari atau bila terlihat
sudah keruh. Domba membutuhkan air minum setiap saat dalam jumlah yang
cukup dan harus tersedia didalam kandang.Krogh (2000) menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah suhu lingkungan. Suhu
ruangan di bawah

menyebabkan kosumsi pakan meningkat,

sedangkan suhu ruangan di atas kisaran tersebut menyebabkan penurunan
konsumsi pakan. Penurunan konsumsi pakan, antara lain disebabkan oleh
meningkatnya konsumsi air minum yang digunakan untuk mempertahankan suhu
tubuh terhadap suhu lingkungan yang bertambah panas.Keadaan lingkungan yang

Universitas Sumatera Utara

kurang nyaman akibat suhu dan kelembaban tinggi juga menyebabkan domba
mengurangi konsumsi makan dan meningkatkan konsumsi air minum.
Tingkat konsumsi adalah jumlah pakan yang terkonsumsi bila bahanpakan
tersebut diberikan

!

FaktorBfaktor yang mempengaruhi tingkatkonsumsi

pakan menurut Parakkasi (1999) adalah faktor hewan itu sendiri yaitupermintaan
fisiologis dari hewan tersebut untuk hidup pokok dan produksi. Faktorpakan yang
diberikan berkaitan dengan nilai nutrisi yang terkait pada pakan tersebut. Faktor
lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara dapat mempengaruhi tingkat
konsumsi.
6
)

;

merupakan suatu angka yang dapat dijadikan patokan atau

ukuran untuk menilai efektivitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan atau
produksi ternak (Arifien, 2002). Konversi pakan dapat digunakan untuk
mengetahui efisiensi produksi karena erat kaitannya dengan biaya produksi.
Semakin rendah nilai konversi pakan maka efisiensi penggunaan pakan makin
tinggi. Wahju (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan yang baik belum tentu
menjamin keuntungan maksimal, tetapi pertumbuhan yang baik disertai biaya
ransum yang minimum akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Konversi pakan ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu suhu
lingkungan, potensi genetik, nutrisi pakan,kandungan energi dan penyakit
(Parakkasi, 1999). Konversi pakan juga dipengaruhi oleh jumlah pakan yang
dikonsumsi, bobot badan, gerak atau aktivitas tubuh, musim dan suhu dalam
kandang. Konversi pakan antara lain dipengaruhi oleh bahan pakan dan formulasi
ransum (Prawoto

, 2001).
*%&(5& ,$

*$,' +(5,

Pertumbuhan pada ternak dikategorikan menjadi dua proses yang saling
berkesinambungan, yaitu pertumbuhan sebelum kelahiran ($ *
pertumbuhan setelah kelahiran ($

*

+. Pertumbuhan $

*

) dan
terdiri atas

periode pertumbuhan sebelum penyapihan dan setelah penyapihan (Aberle
2001). Proses pertumbuhan pada ternak 75% terjadi hingga umur satu tahun dan

Universitas Sumatera Utara

25% pada saat ternak mencapai dewasa. Pertumbuhan setelah periode sapih ($

*

) memiliki hubungan kuat dengan bobot sapih dan efisiensi pakan.
Pertumbuhan murni mencakup perubahanBperubahan dalam bentuk dan
berat jaringanBjaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan
semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alatBalat tubuh.
Pertumbuhan

murni dilihat dari sudut kimiawinya merupakan pertambahan

protein dan zatBzat mineral yang ditimbun dalam tubuh. Pertambahan berat akibat
penimbunan lemak atau penimbunan air bukan merupakan pertumbuhan murni
(Anggorodi, 1994).Pertumbuhan umumnya diukur dengan berat dan tinggi.
Domba muda mencapai 75% bobot dewasa pada umur satu tahun dan 25% lagi
setelah enam bulan kemudian yaitu pada umur 18 bulan dengan pakan yang sesuai
dengan kebutuhannya. Tingkat pertumbuhan domba berkisar antara 20B200 g per
hari. FaktorBfaktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan domba antara lain
tingkat pakan, genetik, jenis kelamin, kesehatan dan manajemen (Gatenby, 1991).
Pertumbuhan kambing dan domba adalah suatu hal yang kompleks,
banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain keturunan dan lingkungan.
Faktor keturunan lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya tubuh
yang dicapai. Faktor lingkungan seperti iklim, pakan, pencegahan atau
pemberantasan penyakit serta tata laksana akan menentukan tingkat pertumbuhan
dalam pencapaian dewasa. Kebanyakan domba jenis tropik tidak menunjukkan
kemampuannya untuk bertahan pada saat kekeringan dan setengah kelaparan.
Dibandingkan dengan daerah dingin domba ini tidak menunjukkan reaksi baik
terhadap pemberian pakan yang baik dan pada penggembalaan yang normal,
pertumbuhan lambat dan jarang menjadi sangat gemuk (Williamson dan Payne,
1993).
*%,(5, ,$ +5+% ,0,$
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah
dengan pengukuran bobot badan. Pertambahan bobot badan adalah kemampuan
ternak untuk mengubah zatBzat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging.
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan
untuk menilai kualitas bahan pakan ternak.

Universitas Sumatera Utara

Pertambahan bobot badan yang diperoleh dari percobaan pada ternak
merupakan hasil dari zatBzat makanan yang dikonsumsi. Makin baik kualitas
pakan yang dikonsumsi ternak akan diikuti dengan pertambahan bobot badan
yang lebih tinggi. Makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan (Tillman

., 1998).
$, ././ /, ,

Analisis usaha merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha
ternak komersial. Melalui usaha ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai
kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik awal
untuk memperbaiki kendala yang dihadapi. Hasil analisis ini dapat digunakan
untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha atau
memperbesar skala usaha.

Gambaran mengenai usaha ternak yang memiliki

prospek cerah dapat dilihat dari anlisis usahanya (Suharno dan Nazaruddin, 1994).
Analisis juga memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan,
penggunaan modal, besar biaya untuk bibit (bakalan), pakan dan kandang,
lamanya modal kembali dan tingkat keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan data
tersebut dapat diukur keuntungan usaha dan tersedianya dana yang riil untuk
periode selanjutnya.
.,3, *+0&'/.
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan nilaiuang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi
dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang
terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan
biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya
kesempatandanpenyusutanbarang modal.
Menurut Mulyadi (1993) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi ataukemungkinan telah terjadi untuk
tujuan tertentu.Menurut Hansen dan Mowen (2004), biaya didefinisikan sebagai
kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang

Universitas Sumatera Utara

bagiorganisasi. Sedangkan menurut Supriyono (2000), biaya adalah pengorbanan
ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.
Pengertian biaya menurut Harnanto dan Zulkifli (2003) adalah sesuatu
yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh
tujuan akhir yaitu mendatangkan laba. Menurut beberapa pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa
mendatang. Biaya produksi adalah semua biaya dalam rangka pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi untuk dijual.
Selanjutnya ada pengertian lain adalah biayaB biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik.Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab
biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harga. Menurut
Nuraini (2003) bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua
beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis
barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.
Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu
usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi dan berkaliBkali dapat
dipergunakan. Biaya tetap antara lain terdiri dari lahan usaha, kandang, peralatan
yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang
dikeluarkan secara berulangBulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah
tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obatBobatan, vaksinasi
dan biayaBbiaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, pajak usaha dan iuran
(Siregar, 2007).
$ *.(,,$
Ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam
memproduksi suatu barang untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum,
yaitu ongkos (

) dan penerimaan (

). Penerimaan adalah jumlah uang

Universitas Sumatera Utara

yang diperoleh dari penjualan sejumlah

$

atau dengan kata lain merupakan

segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil
produksinya.Proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen akan
menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan
jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi
seorang produsen. Pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima
oleh perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan dalam ilmu
ekonomi diistilahkan dengan
hasil penjualan

$

.Menurut Budiono (1990) penerimaan adalah

yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses

produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan
dengan harga jual produk tersebut.
Penerimaan

dapat

dikategorikan

penerimaan yang diperhitungkan.

menjadi

penerimaan

nyata

dan

Penerimaan nyata adalah penerimaan yang

diterima dari hasil penjualan baik tunai maupun piutang (kredit). Penerimaan
yang diperhitungkan adalah nilai output yang dikonsumsi peternak atau yang
dihadiahkan. Penerimaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha
seperti panen tanaman dan hasil olahannya serta panen dari peternakan dan hasil
olahannya (Kadarsan, 1995).
$, ././ ,5,= &-.
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah
pendapatan serta jumlah biaya dan jenisBjenis biaya yang dikeluarkan. Laporan
laba rugi (!

) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan

yang diperoleh dan biayaBbiaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.
Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu
memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan
labaBrugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan
dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui
dari hasil perbandingan tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2005).
Laba merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan
masukkan untuk membuat laporan dan menjual produk dengan apa yang

Universitas Sumatera Utara

diterimanya. Perhitungan laba jelas untuk banyak keputusan manajemen. Jika
laba konsisten positif, perusahaan dapat tetap berada dalam bisnis tersebut, tetapi
jika mengalami kerugian perusahaan dapat mencari produk yang lain yang akan
diolah yang dapat mendatangkan keuntungan (Hansen dan Mowen, 2001).
Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah pencatatanuntuk memperoleh
angka

yang

pasti

mengenai

tingkat

keuntungan

atau

kerugian

suatu

usaha.Pencatatan meliputi posBpos pengeluaran (biaya) maupun posBpos
pendapatan. Sekecil apapun biaya dan pendapatan tersebut harus dicatat. Dalam
usaha peternakan yang berorientasi bisnis, pencatatan mutlak diperlukan.
Tujuannya adalah agar peternak atau pengusaha dapat mengadakan evaluasi
terhadap bidang usahanya, sehingga potensiBpotensi kejadian yang tidak
diinginkan seperti terjadinya kerugian besar, bisa terhindarkan sejak dini. Selain
itu analisis mengenai efisiensi bisa terus dilakukan, sehingga usaha bisa berjalan
lebih efisien dari waktu ke waktu, yang secara keseluruhan akan semakin
meningkatkan jumlah keuntungan. Pencatatan perlu dilakukan untuk dua pos
besar, yaitu pos pengeluaran atau biaya dan pos pendapatan.

Menurut

SodiqdanAbidin (2002) pengeluaran atau biaya dibagi menjadi dua bagian,
yaitubiaya tetap ( ,

+ dan biaya variabel (
6

-

!

+

;
(IOFC) adalah salah satu cara dalam menentukan

indikator keuntungan. IOFC biasa digunakan untukmengukur performa pada
program pemberian pakan. Analisis pendapatan dengan cara ini didasarkan pada
harga beli bakalan, harga jual domba dan biaya pakan selama pemeliharaan.
Menurut Kasim (2002) IOFC dapat dihitung melalui pendekatan
penerimaan dari nilai pertambatan bobot badan ternak dengan biaya ransum yang
dikeluarkan selama penelitian. Faktor yang berpengaruh penting dalam
perhitungan IOFC adalah pertambahan bobot badan, konsurnsi pakan dan harga
pakan. Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum,
tetapi pertumbuhan yang baik diikuti dengan konversi pakan yang baik pula serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal (Wahju,
1997).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan akhirdari pemeliharaan

temak adalah

untuk memperoleh

keuntungan secara ekonomis. Kentungan merupakan selisih antara penerimaan
dengan pengeluaran. Faktor yang berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC
adalah pertambahan bobot badan selain pemeliharaan, konsumsi pakan dan harga
pakan (Mulyaningsih, 2006). Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin
keuntungan maksimum, tapi pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi
pakan yang baik serta biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan
yang maksimal.

Universitas Sumatera Utara