IDENTIFIKASI KEMATANGAN MENTIMUN BERDASARKAN WARNA KULIT BUAH MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

  

IDENTIFIKASI KEMATANGAN MENTIMUN BERDASARKAN WARNA KULIT

BUAH MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

  

IDENTIFICATION OF CUCUMBER FRUIT MATURITY BASED ON SKIN COLOUR USING K-

NEAREST NEIGHBOR METHOD

Kadek Dwi Diani Shinta Pratiwi , Bulkis Kanata, I Made Budi Suksmadana

ABSTRAK

  

Mentimun merupakan tumbuhan yang berasal dari suku labu - labuan. Selain untuk dikonsumsi,

buah ini juga dimanfaatkan dalam dunia kecantikan. Penilaian pembeli yang bersifat subyektif

terhadap kematangan buah mentimun menyebabkan penilaian tingkat kematangan buah

mentimun berbeda dari satu pembeli dengan pembeli lainnya. Penelitian ini membahas proses

identifikasi kematangan mentimun berdasarkan warna kulit buah dengan melakukan

pengolahan citra dari buah mentimun menjadi citra RGB. Citra RGB diolah untuk mendapatkan

nilai statistik orde pertama. Data statistik tersebut akan disimpan sebagai database data latih

dan data uji serta pengklasifikasiannya menggunakan k-nearest neighbor .Berdasarkan

pengujian yang telah dilakukan, diperoleh tingkat keberhasilan terbesar pada pengujian

perparameter ciri mean citra red mencapai 90%, pada pengujian kombinasi 2 parameter ciri

mean dan entropy citra red mencapai 100%, kombinasi 3 parameter ciri mean, skewness dan

kurtosis citra red mencapai 90% dan kombinasi 4 parameter ciri mean, skewness, kurtosis dan

entropy citra red mencapai 90%.

  Kata kunci: Mentimun , Histogram, Statistik Orde Satu, K-Nearest neighbor

ABSTRACT

Cucumber is a plant that comes from the tribe pumpkins. In addition to consumption , the fruit is

also used in the world of beauty . Ratings buyer which is subjective to cause a cucumber fruit

maturity maturity level ratings cucumber different from one buyer to another buyer . .This study

discusses the identification process maturity based on skin color cucumber fruits by processing

the image of a cucumber into a RGB image . RGB image is processed to obtain a first-order

statistical value . Statistical data will be stored as a database of training data and test data and

classification using k - nearest neighbor . Based on the testing that was done , obtained the

greatest success in the test perparameter characteristics mean image of red at 90% , on testing

a combination of 2 parameters characterize the mean and entropy image of red reaches 100 %

, the combination of three parameters characterize the mean, skewness and kurtosis image of

red at 90% and the combination of four parameters characterize the mean , skewness , kurtosis

and entropy red image reaches 90 % .

  Keywords: Cucumber , Histogram , Statistics Order One , K -Nearest neighbor Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mataram Jalan Majapahit 62, Mataram 83125, Lombok-Indonesia

  PENDAHULUAN Mentimun merupakan tumbuhan yang berasal dari suku labu-labuan dan memiliki buah yang

dapat dikonsumsi. Selain untuk dikonsumsi, buah ini juga dimanfaatkan dalam bidang teknologi

kecantikan sebagai bahan kosmetik untuk perawatan kecantikan. Adanya kemiripan warna kulit buah

mentimun antara yang matang muda dengan yang matang tua, mengakibatkan orang kesulitan dalam

mengidentifikasi tingkat kematangan mentimun jika dilihat dari warna kulit buah. Penilaian manusia

yang bersifat subyektif terhadap tingkat kematangan buah mentimun menyebabkan penilaian tingkat

kematangan buah mentimun berbeda dari satu penilai dengan penilai yang lainnya.

  Penilaian konsumen terhadap tingkat kematangan mentimun yang hanya dilihat secara visual

ini menimbulkan keinginan untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan citra buah mentimun.

Citra mentimun tersebut kemudian diproses dengan menggunakan teknik pengolahan citra digital dan

proses identifikasi tingkat kematangan mentimun dapat menggunakan suatu metode

pengklasifikasian, salah satunya menggunakan K-Nearest Neighbor (K_NN).

  

Pengolahan citra. Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

komputer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik. Pengolahan citra bertujuan memperbaiki kualitas

citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer).

Gambar 2.1 Pengolahan Citra Digital

  

Interpolasi. Interpolasi adalah sebuah metode pencitraan untuk meningkatkan atau mengurangi

jumlah pixel dalam citra digital. Interpolasi citra mencoba untuk mencapai pendekatan yang terbaik

dari sebuah pixel berdasarkan nilai-nilai sekitar pixel. Salah satu jenis interpolasi yaitu bicubic

interpolation. Bicubic interpolation merupakan suatu metode interpolasi yang menggunakan 4x4 pixel

tetangga sebagai informasi untuk menentukan nilai pixel baru.

  

Mentimun. Mentimun (cucumis Sativus) dalah komuditas sayuran yang banyak diusahakan didataran

rendah sampai medium.

Gambar 2.2 : Buah Mentimun Buah mentimun yang siap petik terlihat dari duri pada kulit buah yang mulai melunak atau

  

hilang. Mentimun dibagi dalam dua golongan, yaitu mentimun yang buahnya berbintil-bintil dan

mentimun yang buahnya tidak berbintil-bintil. Mentimun yang buahnya terdapat bintil-bintil seperti

jerawat, terutama pada bagian pangkal buah, terdiri dari tiga macam yaitu mentimun biasa atau timun,

mentimun watang dan mentimun wuku. Pada penelitian ini digunakan mentimun biasa yang memiliki

ciri-ciri kulit buah mentimun ini tipis dan lunak. Saat muda buahnya berwarna hijau keputih-putihan,

setelah tua berwarna cokelat. Jenis mentimun inilah yang banyak ditanam di Indonesia.

  

RGB. RGB adalah suatu model warna yang terdiri dari merah, hijau, dan biru, digabungkan dalam

membentuk suatu susunan warna yang luas. Setiap warna dasar, misalnya merah, dapat diberi

rentang-nilai. Untuk monitor komputer, nilai rentangnya paling kecil = 0 dan paling besar = 255. Pilihan

skala 256 ini didasarkan pada cara mengungkap 8 digit bilangan biner yang digunakan oleh mesin

komputer.

Gambar 2.3 Warna Citra Digital

  

Ekstraksi Ciri Statistik Orde Pertama. Ekstraksi ciri orde pertama (parameter statistik orde satu)

merupakan metode pengamatan ciri yang didasarkan pada karakteristik histogram citra. parameter ciri

orde pertama, antara lain adalah mean, skewness, variances, kurtosis, dan entropy.

  a. Mean (µ) Menunjukkan ukuran dispersi dari suatu citra.

  2 b. Variance (σ ) Menunjukkan variasi elemen pada histogram dari suatu citra.

  c. Skewness (α 3 ) Menunjukkan tingkat kemencengan relatif kurva histogram dari suatu citra.

  d. Kurtosis

(α4) Menunjukkan tingkat keruncingan relatif kurva histogram dari suatu citra.

  

e. Entropy (H) Merupakan sebuah ciri untuk mengukur keteracakan dari distribusi intensitas. Entropy

menunjukkan ukuran ketidakteraturan bentuk dari suatu citra.

  Dimana : fn = nilai intensitas keabuan p(fn) = nilai histogram (probabilitas kemunculan intensitas tersebut pada citra). µ = nilai Mean σ = nilai standar deviasi

K-Nearest Neighbor (K-NN). K-nearest neighbor adalah sebuah metode untuk melakukan klasifikasi

terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut.

  (2-6)

  Model sistem

Gambar 3.1 Model Sistem Identifikasi Kematangan Mentimun

  Mulai Citra Latih (Pagi, Siang dan Sore)

  Pengubahan mode warna (R, G dan B) Ekstraksi Ciri Statistik Orde Satu

  Database Ciri Citra Latih k-nearest neighbor

  (menentukan nilai k) Kombinasi Parameter Ciri untuk melihat akurasi yang mampu dicapai kematangan mentimun Selesai

  Mulai Citra Uji (Pagi, Siang dan Sore)

  Pengubahan mode warna (R, G dan B) Ekstraksi Ciri Statistik Orde Satu

  Database Ciri Citra Uji Pelatihan Pengujian

  (klasifikasi) Menampilkan Histogram RGB

  Menampilkan Histogram RGB

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian Citra mentimun yang digunakan untuk citra latih dan citra uji diambil dengan menggunakan

  

kamera handphone yang beresolusi 3 megapixel. Citra yang diperoleh kemudian disamakan

  

ukurannya menjadi 256x256. Sampel citra akan diambil dalam 3 kondisi yakni pagi, siang dan sore

hari.

  Citra latih dan citra uji diubah kedalam mode warna R,G dan B. Histogram dari citra RGB

ditampilkan agar dapat dihitung nilai parameter ciri statistic orde pertamanya. Parameter ciri tersebut

meliputi mean, variance, skewness, kurtosis, dan entropy. Nilai parameter ciri tersebut kemudian

disimpan menjadi database ciri citra latih dan citra uji.

Selanjutnya proses identifikasi kematangan mentimun dapat dilakukan dengan mengkombinasi

parameter ciri dengan kombinasi nilai k 1,3 dan 5 untuk mengetahui tingkat akurasi yang mampu

dicapai.

  Hasil dan Pembahasan

Persiapan Citra Latih dan Citra Uji Citra latih dan citra uji diperoleh dari pengambilan citra buah

mentimun muda dan mentimun tua. Citra latih dan citra uji yang digunakan berukuran 256 x 256 pixel.

  

Citra tersebut kemudian diubah fitur warnanya menjadi citra R, citra G dan citra B. setelah melakukan

pengubahan fitur warna pada citra menjadi citra R, G dan B, kemudian ditampilkan histogram untuk

masing-masing citra.

  

Proses Ekstraksi Ciri Statistik Orde Pertama. Parameter ciri orde pertama yang dapat dihitung,

antara lain adalah mean, variance, skewness, kurtosis, dan entropy.

Pengujian. Pada proses pengujian ini, dilakukan proses perhitungan jarak ketetanggaan terdekat

antara data uji dengan data latih (K-Nearest Neighbor) untuk mengidentifikasi kematangan mentimun.

  

Pengujian dilakukan terhadap 60 citra uji terdiri dari 30 mentimun muda (10 kondisi pagi, 10 kondisi

siang dan 10 kondisi sore) dan 30 mentimun tua (10 kondisi pagi, 10 kondisi siang dan 10 kondisi

sore). Pengujian ini meliputi pengujian perparameter ciri, kombinasi 2 parameter ciri, kombinasi 3

parameter ciri, kombinasi 4 parameter ciri, dan kombinasi 5 parameter ciri.

  1. Pengujian Perparameter Ciri Pada pengujian perparameter ciri, kondisi pengambilan sampel pagi hari menunjukan hasil yang paling baik dibandingkan dengan kondisi pengambilan sampel siang dan sore hari.

Tabel 4.5 Tingkat keberhasilan dengan pengujian masing-masing parameter ciri citra Red kondisi pagi hari

  Jumlah benar Tingkat parameter ciri Total K mentimun mentimun Keberhasilan

  R Pagi Benar muda tua (%)

  1

  7

  10

  17

  85 Mean

  3

  8

  10

  18

  90

  5

  6

  9

  15

  75

  1

  7

  7

  35 Varian

  3

  7

  7

  35

  5

  6

  6

  30

  1

  7

  3

  10

  50 Skewness

  3

  9

  5

  14

  70

  5

  6

  4

  10

  50

  1

  4

  9

  13

  65 Kurtosis

  3

  8

  6

  14

  70

  5

  8

  8

  40

  1

  6

  3

  9

  45 Entropy

  3

  6

  2

  8

  40

  5

  5

  5

  25 Tingkat keberhasilan paling tinggi pada pengujian perpameter ciri yaitu ciri mean citra red kondisi pagi hari sebesar 90%.

  2. Pengujian Kombinasi 2 Parameter Ciri Pada pengujian kombinasi 2 parameter ciri, citra red menunjukkan hasil yang paling baik

Tabel 4.24 Tingkat keberhasilan pengujian kombinasi 2 parameter ciri citra Red pada waktu pengambilan pagi hari

  60

  10

  60

  6

  5

  30

  6

  10

  60

  6

  3

  30

  6

  10

  6

  30 Mea Kurtosis

  1

  25 Mean Skewness

  5

  50

  5

  5

  35

  7

  70

  7

  3

  30

  6

  60

  6

  1

  1

  60 10 100

  3. Pengujian Kombinasi 3 Parameter Ciri Pada pengujian kombinasi 3 parameter ciri, citra red pada kondisi pengambilan sampel pagi hari menunjukkan hasil yang paling baik apabila dibandingkan dengan citra green dan citra blue dengan variasi kondisi pengambilan sampel.

  paramater ciri antara parameter ciri mean dengan parameter ciri lainnya, diperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi pada kombinasi ciri mean dengan parameter skewness pada saat k=1 dan k=3 yakni sebesar 90 %. Persentase keberhasilan saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1 dapat terjadi karena peluang saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1, dimana pada saat k=3 memilki 3 nilai jarak minimum sehingga pada saat disimpulkan akan memperoleh hasil 2:1.

  75 Merujuk pada Tabel 4.29 dapat diketahui bahwa apabila melakukan pengujian kombinasi 2

  15

  50 10 100

  5

  5

  85

  17

  70 10 100

  7

  3

  80

  16

  6

  6

  1

  80 Mean Entropy

  16

  60 10 100

  6

  5

  80

  16

  60 10 100

  6

  3

  80

  16

  60 10 100

  6

  (%) Mean Varian

  Kombinasi Parameter

  7

  3

  80

  16

  60 10 100

  6

  1

  30 Mean Kurtosis

  6

  60

  6

  5

  35

  7

  70

  3

  90 10 100

  35

  7

  70

  7

  1

  (%) Mean Varian

  Tingkat Keberhasilan

  Jumlah Benar

  Keberhasilan (%)

  Benar Tingkat

  (%) Jumlah

  Tingkat Keberhasilan

  Total Benar

  K Mentimun Muda Mentimun Tua

  9

  19

  Tingkat Keberhasilan

  90

  Jumlah Benar

  Keberhasilan (%)

  Benar Tingkat

  (%) Jumlah

  Tingkat Keberhasilan

  Total Benar

  K Mentimun Muda Mentimun Tua

  Kombinasi Parameter

Tabel 4.29 Tingkat keberhasilan pengujian kombinasi 2 parameter ciri citra Red pada waktu pengambilan siang hari

  paramater ciri antara parameter ciri mean dengan parameter ciri lainnya, diperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi pada kombinasi ciri mean dengan parameter entropi pada saat k=3 yakni sebesar 100 %. Persentase keberhasilan saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1 dapat terjadi karena peluang saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1, dimana pada saat k=3 memilki 3 nilai jarak minimum sehingga pada saat disimpulkan akan memperoleh hasil 2:1.

  90 Merujuk pada Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa apabila melakukan pengujian kombinasi 2

  18

  90

  9

  9

  95

  5

  3 10 100 10 100 20 100

  95

  19

  90 10 100

  9

  1

  80 Mean Entropy

  16

  90

  9

  70

  7

  5

Tabel 4.37 Tingkat keberhasilan pengujian kombinasi 3 parameter ciri citra Red pada waktu pengambilan pagi hari

  Kombinasi Parameter

  5 10 100

  2

  20

  12

  60

  3 10 100

  2

  20

  12

  60

  2

  60 Mean Varian Kurtosis

  20

  12

  60 Mean Varian Entropi

  1 10 100

  2

  20

  12

  60

  3 10 100

  1 10 100

  12

  20

  1 10 100

  Total Benar

  Tingkat Keberhasilan

  (%) Jumlah

  Benar Tingkat

  Keberhasilan (%)

  Jumlah Benar

  Tingkat Keberhasilan

  (%) Mean Varian

  Skewness

  2

  20

  20

  12

  60

  3 10 100

  2

  20

  12

  60

  5 10 100

  2

  2

  12

  Kombinasi Parameter

  1

  3 10 100

  10

  50

  5

  4

  40 10 100

  14

  70 Mean Skewness

  Entropi

  9

  14

  90 10 100

  19

  95

  3 10 100 10 100 20 100

  5

  4

  40 10 100

  14

  70 Merujuk pada Tabel 4.42 dapat diketahui bahwa apabila melakukan pengujian kombinasi 3

  70

  40 10 100

  60

  70

  5 10 100

  2

  20

  12

  60 Mean Skewness kurtosis

  1

  4

  40 10 100

  14

  3

  4

  2

  20 10 100

  12

  60

  5

  4

  40 10 100

  14

  70 Mean Kurtosis Entropi

  1

  K Mentimun Muda Mentimun Tua

Tabel 4.42 Tingkat keberhasilan pengujian kombinasi 3 parameter ciri citra green pada waktu pengambilan sore hari

  K Mentimun Muda Mentimun Tua

  5

  7

  70

  7

  35

  3

  7

  70

  7

  35

  6

  30 Mean Varian Kurtosis

  60

  6

  30 Mean Varian Entropi

  1

  7

  70

  7

  35

  3

  1

  6

  70

  1

  Total Benar

  Tingkat Keberhasilan

  (%) Jumlah

  Benar Tingkat

  Keberhasilan (%)

  Jumlah Benar

  Tingkat Keberhasilan

  (%) Mean Varian

  Skewness

  7

  60

  70

  7

  35

  3

  7

  70

  7

  35

  5

  6

  7

  7

  

paramater ciri antara parameter ciri mean dengan parameter ciri lainnya, hasil paling tinggi

diperoleh pada kombinasi ciri mean dengan parameter kurtosis, slewness dan entropi pada saat

k=3 yakni sebesar 100 %. Persentase keberhasilan saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1 dapat

terjadi karena peluang saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1, dimana pada saat k=3 memilki 3

nilai jarak minimum sehingga pada saat disimpulkan akan memperoleh hasil 2:1.

  80 10 100

  9

  90

  8

  80

  17

  85 Mean Skewness

  Entropi

  1

  8

  18

  3 10 100 10 100 20 100

  90

  3 10 100 10 100 20 100

  5

  9

  90

  9

  90

  18

  90 Merujuk pada Tabel 4.37 dapat diketahui bahwa apabila melakukan pengujian kombinasi 3

  5

  95

  35

  75

  5

  6

  60

  6

  30 Mean Skewness kurtosis

  1

  5

  50 10 100

  15

  3 10 100 10 100 20 100

  19

  5

  9

  90

  9

  90

  18

  90 Mean Kurtosis Entropi

  1

  9

  90 10 100

  

paramater ciri antara parameter ciri mean dengan parameter ciri lainnya, hasil paling tinggi

diperoleh pada kombinasi ciri mean dengan parameter skewness dan entropi pada saat k=3

yakni sebesar 100%. Persentase keberhasilan saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1 dapat terjadi karena peluang saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1, dimana pada saat k=3 memilki 3 nilai jarak minimum sehingga pada saat disimpulkan akan memperoleh hasil 2:1.

  4. Pengujian Kombinasi 4 Parameter Ciri Pada pengujian kombinasi 4 parameter ciri, citra red dan green menunjukkan hasil yang paling baik apabila dibandingkan dengan citra blue.

  (%) mentimun muda mentimun tua

  10

  5

  60

  12

  2

  10

  3

  60

  12

  2

  10

  1

  R

  Tingkat Keberhasilan

  12

  Total Benar

  5 parameter ciri K Jumlah benar

Tabel 4.60 Tingkat keberhasilan pengujian kombinasi 5 parameter ciri

  5. Pengujian Kombinasi 5 Parameter Ciri Pengujian kombinasi 5 parameter ciri menghasilkan tingkat keberhasilan yang kurang memuaskan yaitu dibawah 60%.

  paramater ciri antara parameter ciri mean dengan parameter ciri lainnya, hasil paling tinggi diperoleh pada kombinasi ciri mean, skewness, kurtosis dan entropy pada saat k=3 yakni sebesar 100 %. Persentase keberhasilan saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1 dapat terjadi karena peluang saat k=3 lebih tinggi dibandingkan k=1, dimana pada saat k=3 memilki 3 nilai jarak minimum sehingga pada saat disimpulkan akan memperoleh hasil 2:1.

  90 Merujuk pada Tabel 4.46 dapat diketahui bahwa apabila melakukan pengujian kombinasi 4

  18

  90

  9

  90

  9

  5

  3 10 100 10 100 20 100

  2

  60 G

  18

  1

  11

  5

  6

  5

  50

  10

  5

  5

  3

  50

  10

  5

  5

  60 B

  1

  12

  2

  10

  5

  60

  12

  2

  10

  3

  60

  12

  2

  10

  90

  80 10 100

Tabel 4.46 Tingkat keberhasilan pengujian kombinasi 4 parameter ciri citra Red pada waktu pengambilan pagi hari

  7

  1

  Entropy

  30 Mean, Varian, Skewness dan

  6

  60

  6

  5

  35

  7

  70

  7

  3

  35

  70

  70

  7

  1

  Skewness dan Kurtosis

  (%) Mean, Varian,

  Tingkat Keberhasilan

  Jumlah Benar

  Keberhasilan (%)

  Benar Tingkat

  (%) Jumlah

  Tingkat Keberhasilan

  Total Benar

  K Mentimun Muda Mentimun Tua

  Kombinasi Parameter

  7

  7

  8

  7

  1

  Entropy

  30 Mean, Skewness, Kurtosis dan

  6

  60

  6

  5

  35

  7

  70

  7

  3

  35

  70

  35

  7

  1

  Entropy

  30 Mean, Varian, Kurtosis dan

  6

  60

  6

  5

  35

  7

  70

  7

  3

  55 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui dengan kombinasi 5 parameter mampu mencapai tingkat keberhasilan diatas 50 % pada pengujian citra Red, Green dan Blue.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  

1. Kondisi pencahayaan pada saat pengambilan sampel citra akan berpengaruh terhadap nilai statisik

dari citra.

  2. Hasil pengujian berdasarkan kombinasi parameter ciri :

  a. Dengan pengujian perparameter ciri didapatkan tingkat keberhasilan terbesar pada ciri mean citra red yaitu sebesar 90%.

  b. Dengan pengujian kombinasi 2 parameter ciri didapatkan tingkat keberhasilan terbesar pada kombinasi ciri mean dan entropy citra red yaitu sebesar 100%.

  c. Dengan pengujian kombinasi 3 parameter ciri didapatkan tingkat keberhasilan terbesar pada kombinasi ciri mean, skewness dan entropy citra red yaitu sebesar 90%.

  d. Dengan pengujian kombinasi 4 parameter ciri didapatkan tingkat keberhasilan terbesar pada kombinasi ciri mean, skewness, kurtosis dan entropy citra red yaitu sebesar 90%.

  e. Dengan pengujian kombinasi 5 parameter ciri didapatkan tingkat keberhasilan yang tidak memuaskan, dimana rata-rata dibawah 50%.

3. Hasil pengujian berdasarkan kondisi pengambilan sampel :

  a. Dengan pengambilan sampel pagi hari diperoleh tingkat keberhasilan terbesar yaitu sebesar 100% pada kombinasi ciri mean dan entropy citra red.

  Dengan pengambilan sampel siang hari diperoleh tingkat keberhasilan terbesar yaitu sebesar b. 90% pada kombinasi ciri mean dan skewness citra red.

  c. Dengan pengambilan sampel sore hari diperoleh tingkat keberhasilan terbesar yaitu sebesar 100% pada kombinasi ciri mean, skewness dan entropy citra green.

4. Hasil pengujian berdasarkan nilai k :

  a. Saat k = 1 didapatkan tingkat keberhasilan terbesar sebesar 95% pada saat kombinasi ciri mean dan entropy citra red pagi hari dan kombinasi ciri mean dan kurtosis citra blue siang hari.

  b. Saat k = 3 didapatkan tingkat keberhasilan terbesar sebesar 100% pada saat kombinasi 3 dan 4 ciri citra red pagi hari serta kombinasi 3 ciri citra green sore hari (ciri mean, skewness, kurtosis, entropy).

c. Saat k = 5 didapatkan tingkat keberhasilan terbesar sebesar 90% pada saat kombinasi 2 dan 3 ciri citra red pagi hari (ciri mean, skewness, kurtosis, entropy).

  Saran 1. Diharapkan pengembangan sistem identifikasi ini dapat dibuat secara real time.

2. Pada proses pengambilan citra diharapkan memperhatikan jarak pengambilan, sudut pengambilan dan intensitas cahaya ditempat pengambilan citra.

DAFTAR PUSTAKA

  

Ahmad, Usman. 2005. Pengolahan Citra Digital Dan Teknik Pemrogramannya. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Deswari, Dila. Identifikasi Kematangan Buah Tomat Menggunakan Metoda

Backpropagation. Skripsi. Padang: Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknologi Informasi,

Universitas Andalas.

  

Enrico, Hadi, Sutrisna, dan Suroso. 2007. Identifikasi Tingkat Ketuaan dan Kematangan Pepaya

(carica papaya l.) IPB 1 dengan Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Syaraf Tiruan. Bogor : Program

Studi Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Pertanian Fateta, Institut Pertanian Bogor.

  

Munir,Rinaldi. 2004. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL dengan Pendekatan algoritmik. Bandung :

  

Permadi, Aditya. 2015. Cara Menanam Timun gunakan Lahan atau Polybag?. diakses dari

pada tanggal 30 Oktober 2015

Permadi, Yuda., dan Murianto. 2015. Aplikasi Pengolahan Citra Untuk Identifikasi

Kematangan Mentimun Berdasarkan Tekstur Kulit Buah Menggunakan Metode Ekstraksi Ciri Statistik.

Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan.

Permatasari, Deby .2012. Sistem Klasifikasi Kualitas Biji Jagung Berdasarkan Tekstur

Berbasis Pengolahan Citra Digital. Bandung : Fakultas Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi

Telkom

Purnomo, Seno. 2009. Interpolasi. diakses dari

pada tanggal 13 September 2016. Sukma, Alfian (dkk). 2014. K

  • – Nearest Neighbor Information Retrieval (Sistem Temu Kembali Informasi). Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

  Kadek Dwi Diani Shinta Pratiwi, Lahir di Mataram pada 6 April 1993, menempuh pendidikan program Strata 1 (S1) di Fakultas Teknik Universitas Mataram sejak tahun 2011.