BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - SUPRIYANTO BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sangat penting dalam meningkatkan

  kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini karena pada masa anak usia dini merupakan masa keemasan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan seperti aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, social emosional, moral dan nilai

  • – nilai agama. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003: 6). Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu untuk pertumbuhan karakter, budi pekerti, cerdas, ceria, trampil, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Mengadopsi dari Standar Kompetensi (2004: 6) tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu mengembangkan seluruh potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Peranan guru adalah membantu mengembangkan kemampuan potensi anak agar berkembang secara maksimal dengan memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang mereka ingin lakukan, sehingga anak mampu membangun pengetahuan dari kegiatan yang dilakukannya. Guru dalam menunjang kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah harus bisa berperan sebagai model, fasilitator, mediator dan inspirator bagi anak . Sehingga guru harus mampu menyediakan kegiatan

  • – kegiatan yang menarik dan menantang agar anak mengikuti kegiatan dengan perasaan senang dan rasa ingin tahu yang besar.

  Salah satu asas pembelajaran di Taman Kanak-Kanak adalah kekonkretan artinya anak dapat berinteraksi dengan objek nyata, pembelajaran perlu menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar apa yang dipelajari anak menjadi lebih bermakna (Samsudin, 2008: 31).

  Dalam pembelajaran di kelas masih sering kali terjadi hambatan baik dari guru maupun anak yang secara tidak langsung bisa mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Salah satu hambatan yang sering muncul adalah ada sebagian media dan sumber belajar yang tidak nyata, sehingga anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar menjadi kurang aktif mereka memilih main sendiri ataupun diam .

  Menurut Tadkiroatun (2005: 36) bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar bagi anak, sehingga perbedaan antara bermain dan kegiatan belajar amat tipis. Mereka hanya mengenal bermain yang sebenarnya dalam bermain anak juga sekaligus melakukan belajar. Anak lebih mudah belajar dengan cara melakukan bermain daripada anak duduk serius mendengarkan guru bicara di dalam kelas. Anak yang melakukan kegiatan bermain bisa mendapatkan pengetahuan

  • – pengetahuan baru bagi dirinya, sehingga secara tidak langsung bisa menjadi lebih pandai. Dengan demikian kegiatan bermain merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang anak dalam berbagai bidang pengembangan.

  Menurut Isenberg dan Jalongo (dalam Tadkiroatun 2005: 13) bermain memungkinkan anak mengeksplorasi dunianya, mengembangkan pemahaman sosial dan kultural, membantu anak-anak mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan mereka pikirkan, memberi kesempatan bagi anak untuk menemukan dan menyelesaikan masalah, serta mengembangkan bahasa dan ketrampilan serta konsep beraksara. Anak usia dini merupakan usia bermain, karena semua waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Kegiatan bermain dilakukan untuk memperoleh kebebasan batin dan kesenangan. Dengan bermain kemampuan motorik anak akan berkembang dengan maksimal. Permainan yang dilakukan harus menarik, mudah dan fleksibel dapat dilakukan didalam ruangan maupun diluar ruangan.

  Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak bisa melalui kegiatan permainan yang baru dan menarik supaya anak lebih terarik untuk bermain secara maksimal. Sehingga apa yang diharapkan oleh guru tentang tujuan dari kegiatan bermain tersebut dapat tercapai .

  Dengan permainan anak memperoleh pengalaman, berekspresi, berimajinasi, memecahkan masalah, berperan dalam kelompok, bekerja sama dan juga memperoleh perasaan senang. Gerakan dalam permainan bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak sehingga bisa mendorong pertumbuhan dan kesehatan anak.

  Menurut Samsudin (2008: 20) bagi anak usia dini perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan penguasaan pola gerak yang telah anak bisa lakukan pada masa bayi serta peningkatan variasi gerak dasar. Peningkatan kemampuan gerak terjadi sejalan dengan meningkatnya kemampuan koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas.

  Menurut Tadkiroatun (2005: 37) dengan melakukan bermain anak akan belajar menerima, belajar tentang diri mereka sendiri, belajar tingkah laku sosial, mengungkapkan ide, menghargai dan memperdulikan orang lain. Bermain juga dapat mengembangkan motorik kasar anak guna mendorong pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak. Kalau anak sehat dan terampil, ia akan lebih percaya diri dan mampu melakukan gerakan – gerakan yang lebih sulit.

  Permainan yang ada di BA Aisyiyah Mandiraja Wetan masih menggunakan permainan seperti ayunan, jungkat

  • – jungkit, panjatan, prosotan dan papan titian. Sarana untuk bermain anak masih kurang , apalagi dengan jumlah anak didik banyak, sehingga pada saat istirahat atau pada jam sebelum pembelajaran dimulai banyak anak yang duduk
  • – duduk saja, tidak bisa ikut bermain karena terbatasnya alat bermain. Jika keadaan
seperti itu dibiarkan saja maka bisa berdampak pada perkembangan jasmani anak terutama motorik kasarnya. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B, BA Aisyiyah Mandiraja Wetan, maka peneliti tertarik untuk meningkatkan dan memotivasi kepada anak didik. Agar pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, karena perkembangan jasmani merupakan salah satu bagian pengembangan kemampuan dasar di taman kanak – kanak.

  Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di BA Aisyiyah Mandiraja Wetan Kelompok B Desa Mandiraja Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, sejauh ini kemampuan motorik kasar anak masih rendah.

  Dari data, jumlah anak kelompok B 38 yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 26 anak laki-laki yang berumur antara 4-6 tahun, hanya 5 anak yang sudah sangat baik motorik kasarnya, 9 anak lagi kemampuan motorik kasarnya sesuai harapan dan 13 anak lagi motorik kasarnya mulai berkembang serta 11 anak lagi belum berkembang motorik kasarnya, antara lain ditandai anak belum mampu melakukan gerakan jongkok dengan baik, jika anak mau memberi sesuatu kadang masih jatuh, dalam gerakan melempar anak-anak masih ragu dan tidak sampai pada sasaran yang telah ditentukan, jika anak disuruh melakukan gerakan melompat belum bisa melakukan gerakan melompat dengan baik. Sehingga peneliti merasa kemampuan motorik kasar harus diasah dan distimulasi perkembangannya dan memberikan kesempatan mencoba bagi anak didik melalui penelitian di BA Aisyiyah Mandiraja Wetan supaya anak kelompok B mampu menguasai meningkatkan kemampuan motorik kasarnya.

  Penelitian tindakan kelas perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode bermain melalui permainan lompatan kaki gajah untuk meningkatkan motorik kasar anak kelompok B, BA Aisyiyah Mandiraja Wetan, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara semester genap tahun ajaran 2011/2012.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menentukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah permainan lompatan kaki gajah dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B, BA Aisyiyah Mandiraja Wetan Desa Mandiraja Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara semester genap tahun ajaran 2011/2012? ”.

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar, anak kelompok B BA Aisyiyah Mandiraja Wetan Desa Mandiraja Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara semester genap tahun ajaran 2011/2012 melalui permainan lompatan kaki gajah.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

  a. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan meningkatkan ketrampilan hidup bagi anak usia dini.

  b. Sebagai acuan bagi rekan

  • – rekan guru dan calon guru dalam memilih permainan dalam pembelajaran dengan metode bermain melalui permainan lompatan kaki gajah.

  2. Bagi siswa

  Melalui metode bermain ini dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar anak, menanamkan nilai

  • – nilai sportivitas dan disiplin serta meningkatkan kesegaran jasmani.

  3. Bagi sekolah

  Melalui metode bermain yang menarik dan menyenangkan membuat hasil belajar anak meningkat sehingga mutu pendidikan di sekolah juga meningkat.