Model pembelajaran partisipatif (program pendidikan keluarga bagi orang tua dengan anak usia 13-15 tahun) - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  2015 2015

  AR AB J AS

  ( Program Pendidikan Keluarga Bagi Orang Tua

  M

  Dengan Anak Usia 13-15 Tahun)

  IK D &

  D U PA P-

  ) P (c

  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

  (PP PAUDNI) Regional I Bandung

  AR AB J

  ( Program Pendidikan Keluarga Bagi Orang Tua AS Dengan Anak Usia 13-15 Tahun)

  M

  IK D &

  D U PA P-

  ) P (c

  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

  (PP PAUDNI) Regional I Bandung

  AR AB J AS M

  Pembelajaran Partisipatif Program Pendidikan Keluarga

  IK

  bagi orang tua dengan anak 13-15 tahun

  D &

  D U PA P-

  ) P (c

  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal (PP PAUDNI) Regional I Bandung

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR

  

Pengarah

Ir . H. Djajeng Baskor o, M.Pd.

  

(Kepala PP-PAUDNI Regional I)

Penanggung Jawab

Dr s. Dadan Supr iatna, M.Pd.

  

(Kabid Pr ogr am dan Infor masi)

Narasumber

Pr of. Dr . Enceng Mulyana, M.Pd.

  

(Pr aktisi Pendidikan Luar Sekolah)

Tim Pengembang

Dr s. Dar now o, M.Pd.

  

Er ni Sukmawati Dew i, M.Pd.

  

Endang Sutisna, M.Pd.

Dr s. Tr iono Adil, M.Pd.

  

Tata Letak & Desain Sampul

umis

Kementer ian Pendidikan dan Kebudayaan

  

Dir ektor at Jender al Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyar akat

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonfor mal dan Infor mal

(PP PAUDNI) Regional I Bandung

2015

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR

  

LEMBAR PENGESAHAN

  AR AB J

  

Model pembelajar an par tisipatif pr ogr am pendidikan keluar ga

bagi or ang tua dengan anak usia 13 – 15 tahun,

  AS

sudah sesuai dengan pr osedur semestinya, untuk itu kami menyetujuinya.

M

Mudah-mudahan ber jalan lancar dan tujuan ter capai sesuai dengan r encana.

  IK

Amiin.

D

  & D U PA

  

Bandung, Oktober 2015

Nar a Sumber ,

  P- ) P

  (c

Prof. Dr. H. Enceng Mulyana, M.Pd.

  

ABSTRAK

Pr ogr am pendidikan keluar ga mer upakan kegiatan yang

sasar annya adalah or angtua yang memiliki anak. Kegiatan ini har us

dilakukan mengingat or angtua adalah pendidik utama dan per tama

bagi anak. Pr ogr am pendidikan keluar ga diar ahkan pada peningkatan

  AR

  

pengetahuan dan keter ampilan or ang tua dan or ang dew asa tentang

car a mendidik (asah-asih) dan mengasuh anak secar a baik dan benar

  AB

  

untuk ber kembangnya semua potensi yang ada pada anak secar a

  J holistik.

  PP PAUDNI Regional

  I Bandung pada tahun 2015

  AS

  

mengembangkan model pembelajar an par tisipatif pr ogr am

pendidikan keluar ga bagi or ang tua dengan anak usia 13-15 tahun, M

yang dihar apkan mampu mendor ong or ang tua ber per an aktif

  IK

  

member i stimulus dan mendampingi anak dengan per lakuan yang

tepat dan ter baik sesuai dengan tingkat per kembangan. D Pembatasan sasar an model pembelajar an yang hanya bagi or ang

  &

  

tua dengan usia anak 13-15 tahun, didasar kan atas per timbangan

  D

  

bahw a pada r entang usia ini anak mulai ber gaul dengan lingkungan

  U

  

main yang lebih luas, sehingga or ang tua per lu hati-hati dalam

ekstra

mendidik dan melindungi anak-anaknya. Oleh kar enanya

  PA

  

pembelajar an bagi or ang tua yang memiliki anak usia 13-15 tahun

dir asa sangat pr ior itas untuk dilakukan.

  P-

  Secar a umum, tujuan pembelajar an par tisipatif pr ogr am

pendidikan keluar ga adalah untuk meningkatkan kepedulian,

  ) P

  

keter libatan dan kesadar an or angtua/ w ali ter hadap pentingnya

  (c

  

pendidikan sehingga mampu ber per an aktif member i stimulus, ter us

mener us belajar dan mendampingi anak untuk member ikan

per lakuan yang tepat dan ter baik sesuai dengan kar akter istik

tumbuh kembangnya.

  Adapun lebih khusus, pembelajar an par tisipatif pr ogr am

pendidikan keluar ga dilaksanakan dengan tujuan untuk member ikan

pemahaman, kemampuan dan penyadar an bagi par a or ang tua

tentang pentingnya: asupan gizi untuk mengoptimalkan

per tumbuhan dan per kembangan fisik anak, petunjuk dan bimbingan

untuk menstimulasi kecer dasan dan mor al, ser ta melindungi anak

dar i keker asan, dan pengar uh negatif dar i lingkungan.

  Model pembelajar an par tisipatif bagi keluar ga dengan anak usia

13-15 tahun ber isi tentang : 1) Pendahuluan, ber isi ur aian tentang

latar belakang, tujuan, dan pengguna model, 2) Landasan konsep,

mengur aikan secar a singkat tentang beber apa konsep yang

ii melandasi pengembangan model, antar a lain konsep tentang pendidikan keluar ga, pendidikan sepanjang hayat, pendidikan or ang dew asa, dan pembelajar an par tisipatif. 3) Model pembelajar an par tisipatif, mengur aikan secar a r inci mulai dar i tujuan pembelajar an, kompetensi inti dan kompetensi dasar , mater i dan w aktu, fasilitator , peser ta, langkah pr oses pembelajar an, ser ta penilaian, dan 4) Penutup ber isi kesimpulan dan r ekomendasi dar i

  AR selur uh ur aian yang disajikan dalam model.

  Melengkapi naskah model ini, diser takan pula bahan ajar dan

  AB

  media seder hana yang dapat digunakan oleh pendidik atau fasilitator

  J dalam melaksanakan pembelajar an.

  

Model ini telah diujicobakan pada dua lokasi yaitu PKBM Bina mandir i

  AS

  

Cipager an Kota Cimahi dan Yayasan Ngoeniang Ligar Utama Kabupaten

  M

Bandung.

  IK D &

  D U PA P-

  ) P (c

  

iii

KATA PENGANTAR

  AR

  Pola pengasuhan, pendidikan, perawatan dan per lindungan ter hadap

anak yang diterapkan oleh orang tua dalam lingkungan keluar ga, akan

  AB sangat menentukan kualitas dir i anak ketika sudah dewasa. J

  Mencipta anak menjadi pr ibadi yang ber kualitas tidak bisa hanya

  AS

  

digantungkan kepada lembaga pendidikan saja, orang tua har us

  M

  

mengambil peran sebagai pendidik dalam lingkungan keluar ga, kar ena

  IK

  

pada masa-masa ter tentu khususnya masa anak-anak, pr oses belajar

anak justr u lebih banyak ter jadi di lingkungan keluar ga dengan cara

  D menir u yang ditampilkan oleh orang tua. &

  D

  Sikap dan per ilaku yang ditunjukkan oleh orang tua dihadapan anak-

  U

  

anaknya, mer upakan gur u yang ampuh dan langsung merasuk menjadi

faham bagi anak-anak. Ber untunglah anak-anak yang orang tuanya

  PA

  

memiliki kepr ibadian dan kemampuan yang baik dalam mengasuh,

  P-

  

mendidik, merawat dan melindungi anak. Tapi apakah semua orang tua

sudah menyadar i bahwa peran mer eka sangat menentukan bagi masa ) P

depan anak-anaknya, sehingga mer eka merasa per lu ter us belajar

  (c tentang cara mengasuh, merawat dan mendidik anak-anaknya?.

  Pada kondisi seper ti inilah, pemer intah ber sama masyarakat

penggiat pendidikan dituntut untuk mencar i for mula pembelajaran yang

tepat dan ber pihak kepada orang tua, supaya setiap orang tua

ter stimulasi dan mau meningkatkan kemampuan pengasuhan dan

pendidikan anak.

  Ter kait dengan hal di atas, PP PAUDNI Regional I Bandung pada

tahun 2015 mengembangkan model pembelajaran par tisipatif pr ogram

pendidikan keluar ga bagi orang tua dengan anak usia 13-15 tahun.Model

ini diharapkan mampu mendor ong orang tua ber peran aktif member i

i

  

stimulus dan mendampingi anak dengan per lakuan yang tepat dan

ter baik sesuai dengan tingkat per kembangan.

  Pembatasan sasaran model pembelajaran yang hanya bagi orang tua

dengan usia anak 13-15 tahun, didasar kan atas per timbangan bahwa

pada r entang usia ini anak mulai ber gaul dengan lingkungan main yang

  AR

  

lebih luas, sehingga orang tua per lu ekstra hati -hati dalam mendidik dan

melindungi anak-anaknya.Oleh kar enanya pembelajaran bagi orang tua

  AB

  

yang memiliki anak usia 13-15 tahun dirasa sangat pr ior itas untuk

  J dilakukan. AS

  Model pembelajaran beser ta kelengkapannya, sudah diujicobakan

  M

  

secara ter batas di tingkat lapangan.Namun demikian dalam

  IK

  

penerapannya Anda diper silahkan untuk mengadopsi, mengadaptasi

  D

  

bahkan mengembangkan perangkat-perangkat model ini sepanjang tidak

  & keluar dar i tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. D

  Ucapan ter ima kasih yang tak ter hingga, patut kiranya kami

  U

  

sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dan

  PA ber kontr ibusi untuk ter w ujudnya model ini. Semoga ber manfaat. P-

  ) P (c

  Bandung, Oktober 2015

Mengetahui Ketua Tim

Kepala, Drs. Darnowo, M.Pd.

  NIP. 196712161993031001 Ir. H. Djajeng Baskoro,M.Pd. NIP. 196306251990021001

ii

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

  AR

  

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................iii

  AB J

  Bab IPENDAHULUAN A. Latar Belakang...............................................................................................................1 AS B. Tujuan ...............................................................................................................................3 M C. Pengguna..........................................................................................................................4 IK D. Penjelasan Istilah..........................................................................................................4 D E. Ruang Lingkup...............................................................................................................5

  &

  Bab IILANDASAN KONSEPTUAL D U A. Pr ogr am Pendidikan Keluar ga................................................................................6 B. Pendidikan Sepanjang Hayat ...................................................................................8 PA C. Pembelajar an Par tisipatif ......................................................................................10 P- D. Pembelajar an Or ang Dewasa................................................................................14

  ) P

  

Bab IIIPEMBELAJARAN PARTISIPATIFPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

  (c

  A. Tujuan ............................................................................................................................ 23

  B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .......................................................... 24

  C. Mater i dan Waktu......................................................................................................27

  D. Fasilitator ......................................................................................................................28

  E. Peser ta ........................................................................................................................... 29

  F. Pr oses Pembelajar an ............................................................................................... 30

  Bab IVPENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................................46 B. Rekomendasi ...............................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................48

iii

  AR AB J

Bab I Bab I Bab I AS PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN M IK D A. Latar Belakang A. Latar Belakang A. Latar Belakang

  & D

  Tidak dir agukan lagi, se setiap or ang tua pasti ber cita-cita agar

  U

  anak-anaknya tumbuh, ber k r kembang menjadi dew asa dan dapat menjalani kehidupannya den engan sehat, benar dan sukses. Upaya

  PA

  or ang tua untuk cita-cita ter ter sebut adalah mendidik, mer aw at dan

  P-

  melindungi anak-anak mer e er eka sejak dalam kandungan hingga dew asa supaya menjadi gener a ) P er asi yang ber mutu.

  (c

  Dengan demikian, gener er asi ber mutu lahir dar i keluar ga yang ber mutu pula. Ber mutu disin ini tidak ber ar ti har us kaya har ta, akan tetapi or ang tua memiliki w w aw asan dan pemahaman yang benar dalam mer aw at, mendidik dan dan melindungi anak-anaknya. Or ang tua ber mutu tidak hanya mengan gandalkan pemahaman dan kemampuan yang telah mer eka lihat, r a r asakan dan tur unkan dar i or ang tua mer eka, akan tetapi ter us ber er usaha belajar untuk menjadi or ang tua ter baik bagi anak-anak mer eka eka.

  Pemer intah ber sama a masyar akat sudah sepatutnya menyediakan layanan pendid didikan bagi or ang tua supaya mer eka belajar menjadi or ang tua ber er mutu. Ber bagai pr ogr am inovatif har us

  

1

  

1

  

1

  

dilakukan pemer intah untuk member ikan penyadar an, pemahaman

dan kemampuan bagi or ang tua supaya r asa peduli akan pengasuhan

dan pendidikan anak meningkat, didukung dengan kemampuan yang

memadai dalam hal nourishing (pember ian nutr isi), guiding

(pember ian petunjuk), dan (pember ian per lindungan)

protecting

  AR yang benar , sesuai dengan tingkat per kembangan anak-anaknya.

  Hal ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

  AB

  

Nasional (RPJMN) yang menegaskan bahw a salah satu sasar an

  J

  pembangunan di bidang pendidikan adalah “ penduduk usia dewasa

  AS

  

memperoleh layanan pendidikan keayahbundaan dalam rangka

  M

  

meningkatkan wawasan, pemahaman tentang kiat mendidik anak

  IK sejak janin hingga dewasa”. D

  Salah satu pr ogr am pemer intah yang bisa menjadi w ahana

  &

  

“belajar ” bagi or ang tua adalah pr ogr am pendidikan keluar ga. Tentu

  D

  

saja, pola inter aksi pembelajar an dalam pr ogr am pendidikan

  U

  

keluar ga per lu dir ancang sedemikian r upa sehingga dapat

mer angsang dan menantang or ang tua “sebagai or ang dew asa” untuk

  PA

  

mau dan mampu belajar , tentang bagaimana menjalankan per annya

  P-

  

sebagai pendidik, pengasuh, per aw at dan pelindung bagi anak-

anaknya. ) P

  (c

  Pengembangan model pembelajar an par tisipatif pada pr ogr am

pendidikan keluar ga mer upakan salah satu upaya PP PAUDNI

Regional I guna menggair ahkan kembali minat dan kegemar an or ang

tua untuk belajar .Model pembelajar an par tisipatif yang

dikembangkan, memiliki cir i sebagai ber ikut:

  

1. Mater i dan w aktu belajar disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan peser ta yaitu par a or ang tua.

  

2. Posisi peser ta (or ang tua) sebagai manusia sumber yang sar at

dengan pengalaman.

  

3. Pr oses pembelajar an dikemas dalam 4 langkah; penyadar an dir i,

pemahaman mater i, pener apan, ser ta; r efleksi. Kempat langkah

  

2 ini menuntut par tisipasi aktif peser ta dalam mencar i dan menemukan pengetahuan dan pemecahan masalah yang dihadapi.

  4. Bahan ajar dikemas dalam bentuk seder hana dan menuntun peser ta melakukan langkah-langkah pembelajar an secar a

  AR mandir i.

5. Kehadir an fasilitator sangat dibutuhkan untuk membantu peser ta

  AB

  (or ang tua) mengalami belajar dengan sadar , sesuai kondisi dan

  J kebutuhan, ser ta dijalani dengan penuh menyenangkan. AS M

B. Tujuan

  IK

  Model pembelajar an par tisipatif pr ogr am pendidikan keluar ga

  D

  bagi or ang tua dengan anak usia 13-15 tahun, ber tujuan untuk

  &

  meningkatkan kepedulian, w aw asan dan kemampuan or ang tua

  D

  dalam pengasuhan dan pendidikan anak, sehingga mampu ber per an

  U

  aktif member i stimulus dan mendampingi anak secar a ter us mener us dengan per lakuan yang tepat dan ter baik sesuai tingkat

  PA per kembangan anak. P-

  Adapun lebih khusus, model pembelajar an par tisipatif pr ogr am

  ) P

  pendidikan keluar ga disusun untuk member ikan pemahaman,

  (c

  kemampuan dan penyadar an bagi par a or ang tua tentang:

  1. Pember ian asupan gizi untuk mengoptimalkan per tumbuhan dan per kembangan fisik anak;

  2. Pember ian petunjuk dan bimbingan untuk menstimulasi kecer dasan dan mor al, dan;

3. Per lindungan anak dar i keker asan, dan pengar uh negati f dar i lingkungan.

  

3

C. Pengguna

  Model pembelajar an par tisipatif pr ogr am pendidikan keluar ga

bagi or ang tua dengan anak usia 13-15 tahun, diper untukkan bagi:

1. Pendidik/ fasilitator pr ogr am par enting dalam melaksanakan pembelajar an yang par tisipatif dan sesuai kar akter istik sasar an.

  AR

  

Kr iter ia minimal pendidik/ fasilitator adalah sebagai ber ikut:

  a. Ber pengalaman sebagai pendidik pada pr ogr am PAUDNI lebih

  AB khusus lagi pr ogr am par enting. J b. Pendidikan minimal SMA.

  AS

  c. Memiliki kemampuan dalam memandu cur ah pendapat

  M

  tentang pengalaman or ang tua dalam mengasuh, mer aw at dan

  IK melindungi anak.

  d. Diutamakan ber asal dar i lingkungan atau komunitas or ang

  D tua yang menjadi sasar an. &

  2. Pengelola/ penyelenggar a pr ogr am par enting, dalam member ikan

  D

  dukungan ter hadap pr oses pembelajar an, supaya peser ta dapat U mencapai kompetensi yang dihar apkan secar a efektif dan efisien.

  PA

  3. Penilik PAUDNI, dalam melakukan penjaminan mutu pr ogr am

  P-

  PAUDNI khususnya layanan pr ogr am par enting di w ilayah ker janya.

  ) P (c

D. Penjelasan Istilah

  1. Model pembelajar an par tisipatif, adalah pola pembelajar an yang menempatkan peser ta (or ang tua) sebagai pemain utama dalam pr oses pembelajar an tentang pengasuhan, pendidikan, per aw atan dan per lindungan anak. Peser ta didor ong untuk mencar i infor masi sendir i, menemukan fakta atau data sendir i ser ta memecahkan

per soalan yang menjadi kajian dalam suatu topik pembelajar an.

  2. Pendidikan keluar ga mer upakan jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggar akan dalam keluar ga dalam member ikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai mor al dan keter ampilan (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989). Pr ogr am pendidikan

  

4 keluar ga yang dimaksud dalam model ini adalah upaya peningkatan kemampuan or ang tua dalam pengasuhan, per aw atan dan per lindungan anak.

  3. Or ang tua adalah setiap or ang dew asa yang ber tanggung jaw ab dalam suatu keluar ga atau tugas r umah tangga, dalam mendidik, mengasuh, mer awat dan melindungi anak-anaknya. Or ang tua dalam

  AR

  model ini adalah bapak dan/ atau ibu, atau or ang dew asa yang

  AB memiliki dan mengasuh anak usia 13-15 tahun. J

  4. Anak adalah or ang dalam per kar a anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan

  AS

  belas) tahun dan belum per nah menikah. (UU Per adilan Anak No.3

  M tahun 1997, pasal 1 ayat (2)).

  IK D

E. Ruang Lingkup

  &

  Lingkup isi model pembelajar an par tisipatif pr ogr am

  D

  pendidikan keluar ga bagi or ang tua dengan anak usia 13-15 tahun, U dikemas ke dalam beber apa bab yaitu:

  PA

  1. Pendahuluan, ber isi ur aian tentang latar belakang, tujuan, dan

  P- pengguna model.

  2. Landasan konsep, mengur aikan secar a singkat tentang beber apa

  ) P

  konsep yang melandasi pengembangan model, antar a lain konsep

  (c

  tentang pendidikan keluar ga, pendidikan sepanjang hayat, pendidikan or ang dew asa, dan pembelajar an par tisipatif.

  3. Model pembelajar an par tisipatif,mengur aikan secar a r inci mulai dar i tujuan pembelajar an, kompetensi inti dan kompetensi dasar , mater i dan w aktu, fasilitator , peser ta, langkah pr oses pembelajar an, ser ta penilaian.

  4. Penutup ber isi kesimpulan dan r ekomendasi dar i selur uh ur aian yang disajikan dalam model.

  Melengkapi naskah model ini, diser takan pula bahan ajar dan media seder hana yang dapat digunakan oleh pendidik atau fasilitator dalam melaksanakan pembelajar an.

  

5

  AR AB J

Bab II Bab II Bab II AS LANDASAN KONSEPTUAL LANDASAN KONSEPTUAL LANDASAN KONSEPTUAL M IK D A. Program Pendidikan Keluarga A. Program Pendidikan Keluarga A. Program Pendidikan Keluarga

  & D

  Secar a umum pr oses pe pendidikan ter jadi dalam 3 lingkungan,

  U

  yang biasa disebut dengan n tr ipusat pendidikan, yaitu keluar ga, sekolah, dan masyar akat.

  PA

  Istilah keluar ga dan pen endidikan adalah dua istilah yang tidak

  P-

  bisa dipisahkandi mana ada k a keluar ga di situ ada pendidikan. Ketika

  ) P

  ada or ang tua yang ingin men endidik anaknya, maka pada w aktu yang

  (c sama ada anak yang mener im ima pendidikan dar i or ang tua. Dar i sini munculah istilah “pendidikan k n keluar ga”.

  Kata pendidikan menur ur ut etimologi ber asal dar i kata dasar didik, bila ber bentuk kata b benda akan menjadi pendidikan yang memiliki ar ti pr oses per ubaha ahan sikap dan tingkah laku seseor ang atau sekelompok or ang dalam m usaha mendew asakan manusia melalui upaya pengajar an dan la latihan. Par a ahli banyak yang mengungkapkan pendapatny nya masing-masing mengenai definisi pendidikan. Pendapat dar i par ar a ahli ini ter lihat saling melengkapi dan memiliki satu gar is besar r yang sama. Alex Thio (1989;316) mengungkapkan bahw a “kelua eluar ga mer upakan kelompok individu yang ada hubungannya, hidup dup ber sama dan beker jasama di dalam

  

6

  

6

  

6

  

suatu unit. Kehidupan dalam kelompok ter sebut bukan secar a

kebetulan, tetapi diikat oleh hubungan dar ah atau per kaw inan”.

Vembr iar to (1993:33) mengatakan bahw a “keluar ga adalah

kelompok sosial yang ter dir i atas dua or ang atau lebih yang

mempunyai ikatan dar ah, per kaw inan atau adopsi”. Menur ut Ar ifin

  AR

  

(dalam Suhendi, Wahyu, 2000:41) keluar ga diar tikan sebagai suatu

kelompok yang ter dir i dar i dua or ang atau lebih yang dihubungkan

  AB

  

dengan per talian dar ah,per kaw inan atau adopsi (hukum) yang

  J memiliki tempat tinggal ber sama.

  Ber dasar kan beber apa pendapat di atas maka dapat

  AS

  

disimpulkan bahw a keluar ga adalah suatu per sekutuan hidup yang

  M

  

diikat oleh per kaw inan, hubungan dar ah atau adopsi. Di dalamnya

  IK

  

ter dapat ayah, ibu, dan anak (keluar ga inti), ser ta kakek-nenek atau

  D yang lain (keluar ga diper besar ). &

  Dar i penger tian pendidikan dan keluar ga sebagaimana

  D

  

dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahw a pendidikan keluar ga

  U

  

adalah usaha sadar dan ter encana oleh keluar ga, dalam r angka

  PA

  

mengembangkan potensi dir i semua anggotanya melalui pola asah,

asih, dan asuh agar ter jadi tr ansfor masi per ilaku dan sikap.

  P-

  Pr ogr am pendidikan keluar ga mer upakan kegiatan yang

  ) P

  

sasar annya adalah or angtua yang memiliki anak. Kegiatan ini har us

  (c

  

dilakukan mengingat or angtua adalah pendidik utama dan per tama

bagi anak. pr ogr am pendidikan keluar ga diar ahkan pada peningkatan

pengetahuan dan keter ampilan or ang tua dan or ang dew asa dalam

keluar ga tentang bagaimana car a mendidik (asah-asih) dan

mengasuh anak secar a baik dan benar untuk ber kembangnya semua

potensi yang ada pada anak secar a holistik.

  

7

B. Pendidikan Sepanjang Hayat

  Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan ber kembang, ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia bar usaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepr ibadian, maupun

  AR

  keter ampilannya, secar a sadar atau tidak sadar , maka selama itulah pendidikan masih ber jalan ter us.

  AB

  Pendidikan sepanjang hayat mer upakan asas pendidikan yang

  J

  cocok bagi or ang-or ang yang hidup dalam dunia tr ansfor masi, dan di

  AS

  dalam masyar akat yang saling mempengar uhi seper ti saat zaman

  M

  globalisasi sekar ang ini. Setiap manusia dituntut untuk

  IK

menyesuaikan dir inya secar a ter us mener us dengan situasi bar u.

  Menur ut konsep pendidikan sepanjang hayat , kegiatan-kegiatan

  D

  pendidikan dianggap sebagai suatu keselur uhan. Selur uh sektor

  &

  pendidikan mer upakan suatu sistem yang ter padu. Konsep ini har us

  D

  disesuaikan dengan kenyataan ser ta kebutuhan masyar akat yang U ber sangkutan. Suatu masyar akat yang telah maju akan memiliki

  PA kebutuhan yang ber beda dengan masyar akat yang belum maju. P-

  Apabila sebahagian besar masyar akat suatu bangsa masih yang banyak buta hur uf, maka upaya pember antasan buta hur uf di

  ) P

  kalangan or ang dew asa mendapat pr ior itas dalam sistem pendidikan

  (c

  sepanjang hayat. Tetapi, di negar a industr i yang telah maju pesat, masalah bagaimana mengisi w aktu senggang akan memper oleh per hatian dalam sistem ini.

  Pendidikan bukan hanya ber langsung di sekolah. Pendidikan dimulai seger a setelah anak lahir dan akan ber langsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu mener ima pengar uh- pengar uh. Oleh kar ena itu, pr oses pendidikan akan ber langsung dalam keluar ga, sekolah dan masyar akat.

  Keluar ga mer upakan lingkungan per tama dan utama bagi pr oses per kembangan seor ang individu sekaligus mer upakan peletak dasar kepr ibadian anak. Pendidikan anak diper oleh ter utama melalui

  

8

  

inter aksi antar a or ang tua – anak. Dalam ber inter aksi dengan

anaknya, or ang tua akan menunjukkan sikap dan per lakuan ter tentu

sebagai per w ujudan pendidikan ter hadap anaknya.

  Pendidikan di sekolah mer upakan kelanjutan dalam keluar ga.

Sekolah mer upakan lembaga tempat dimana ter jadi pr oses sosialisasi

  AR

  

yang kedua setelah keluar ga, sehingga mempengar uhi pr ibadi anak

dan per kembangan sosialnya.

  AB

  Di sekolah anak akan belajar tentang apa yang ada di dalam

  J

  

kehidupan, dengan kata lain sekolah har us mencer minkan kehidupan

sekelilingnya. Oleh kar ena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dar i

  AS

  

kehidupan dan kebutuhan masyar akat sesuai dengan per kembangan

  M

  

budayanya. Dalam kehidupan moder n seper ti saat ini, sekolah

  IK

  

mer upakan suatu kehar usan, kar ena tuntutan-tuntutan yang

  D

  

diper lukan bagi per kembangan anak sudah tidak memungkinkan

  & akan dapat dilayani oleh keluar ga. D

  Mater i yang diber ikan di sekolah ber hubungan langsung dengan

  U

  

pengembangan pr ibadi anak, ber isikan nilai mor al dan agama,

  PA

  

ber hubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi,

ser ta pengembangan kecakapan-kecakapan ter tentuyang langsung

  P- dapat dir asakan dalam pengisian tenaga ker ja. ) P

  Pendidikan di masyar akat mer upakan bentuk pendidikan yang

  (c

  

diselenggar akan di luar keluar ga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini

menekankan pada pemer olehan pengetahuan dan keter ampilan

khusus ser ta pr aktis yang secar a langsung ber manfaat dalam

kehidupan di masyar akat. Phillip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65)

mengemukakan beber apa bentuk pendidikan di masyar akat, antar a

lain : (1) pr ogr am per samaan bagi mer eka yang tidak per nah

ber sekolah atau putus sekolah; (2) pr ogr am pember antasan buta

hur uf; (3) penitipan bayi dan penitipan anak pr a sekolah; (4)

kelompok pemuda tani; (5) per kumpulan olah r aga dan r ekr easi; dan

(6) kur sus-kur sus keter ampilan.

  

9

C. Pembelajaran Partisipatif

1. Pengertian

  Pembelajar an par tisipatif dapat diar tikan sebagai upaya pendidik untuk mengikutser takan peser ta dalam kegiatan pembelajar an yaitu dalam tahap per encanaan, pelaksanaan dan

  AR penilaian pr ogr am.

  Par tisipasi peser ta pada tahap per encanaan adalah

  AB

  keter libatan mer eka dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar ,

  J

  per masalahan, sumber -sumber atau potensi yang ter sedia dan

  AS kemungkinan hambatan dalam pembelajar an. M

  Par tisipasi peser ta dalam tahap pelaksanaan adalah

  IK

  keter libatan mer eka dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar . Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk

  D

  kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antar a peser ta

  &

  didik, dan antar a peser ta didik dengan pendidik sehingga ter cipta

  D

  hubungan kemanusiaan yang ter buka, akr ab, ter ar ah, saling U menghar gai, saling membantu dan saling belajar .

  PA

  Par tisipasi peser ta dalam tahap penilaian adalah keter libatan

  P-

  mer eka dalam penilaian pelaksanaan pembelajar an dan penilaian pr ogr am pembelajar an. Penilaian pelaksanaan pembelajar an

  ) P

  mencakup penilaian ter hadap pr oses, hasil dan dampak

  (c pembelajar an.

  Pembelajar an par tisipatif dilaksanakan dengan memper timbangkan pr insip-pr insip: 1) ber dasar kan kebutuhan belajar ; 2) ber or ientasi pada tujuan kegiatan belajar ; 3) ber pusat pada w ar ga belajar ; 4) belajar ber dasar kan pengalaman; 5) kegiatan belajar dilakukan ber sama oleh w ar ga belajar dengan sumber belajar dalam kelompok yang ter or ganisasi; 6) kegiatan pembelajar an mer upakan pr oses kegiatan saling membelajar kan; 7) kegiatan pembelajar an diar ahkan pada tujuan belajar yang hasilnya dapat langsung dimanfaatkan oleh war ga belajar ; 8) kegiatan pembelajar an menitikber atkan pada sumber -sumber

  

10 pembelajar an yang ter sedia dalam masyar akat ,dan; 9) kegiatan pembelajar an amat memper hatikan potensi -potensi manusiaw i w ar ga belajar .

  Selain itu, pembelajar an par tisipatif juga memper hatikan pr insip pr oses stimulus dan r espons yang di dalamnya

  AR

  mengandung unsur -unsur kesiapan belajar , latihan, dan

munculnya pengar uh pada ter jadinya per ubahan tingkah laku.

  AB

  Pembelajar an par tisipatif sebagai kegiatan belajar lebih

  J

  memper hatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan

  AS

  pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar

  M bagi peser ta didik.

  IK

  Dengan meminjam pemikir an Know les, (E.Mulyasa,2003)

  D

  menyebutkan indikator pembelajar an par tisipatif, yaitu; 1)

  &

  adanya keter libatan emosional dan mental peser ta didik; 2)

  D

  adanya kesediaan peser ta didik untuk member ikan kontr ibusi

  U

  dalam pencapaian tujuan; 3) dalam kegiatan belajar ter dapat hal

  PA yang menguntungkan peser ta didik. P-

2. Ciri-Ciri

  ) P

  Kegiatan pembelajar an par tisipatif memiliki cir i pokok yaitu:

  (c

  a. Sumber belajar menempatkan dir i pada posisi yang tidak ser ba mengetahui ter hadap semua bahan belajar . Sumber belajar memandang w ar ga belajar sebagai sumber yang

mempunyai nilai dan manfaat dalam kegiatan belajar .

  b. Sumber belajar memainkan per anan membantu w ar ga belajar dalam melakukan kegiatan belajar , yang didasar kan atas kebutuhan belajar w ar ga belajar .

  c. Sumber belajar memotivasi w ar ga belajar agar ber par tisipasi dalam per encanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi pr ogr am pembelajar an yang dijalaninya.

  

11

  

12

  d. Sumber belajar ber sama w ar ga belajar melakukan kegiatan saling membelajar kan dalam bentuk ber tukar fikir an mengenai isi,pr oses, dan hasil belajar ser t a pengembangannya.

  e. Sumber belajar ber per an membantu w ar ga belajar dalam menciptakan situasi pembelajar an yang kondusif, sehingga w ar ga belajar dapat melibatkan dir i secar a aktif dan ber tanggungjaw ab dalam pr oses kegiatan pembelajar an.

f. Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok.

  g. Sumber belajar mendor ong w ar ga be;lajar untuk meningkatkan semangat ber pr estasi, semangat ber kompetisi menghadapi tantangan yang ber or ientasi pada per baikan kehidupan yang lebih baik.

  h. Sumber belajar mendor ong dan membant u w ar ga belajar untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam dan ter hadap kehidupan yang dihadapinya sehar i -har i.

  j. Pembelajar an mencapai otonomi dan integr asi dalam kegiatan individual dan kehidupan sosialnya.

  Kegiatan belajar par tisipasif menur ut Sudjana, didukung oleh beber apa teor i pembelajar an, di antar anya teor i connectionism Thor ndike, teor i alir an tingkah laku yang dikembangkan oleh Guthr ie, Skinner , Cr ow der dan Hull, teor i Gestal dan teor i medan. Dalam Kaitan ini, sementar a itu, Tr isnamansyah mengatakan bahw a kegiatan pembelajar an dalam pendidikan di luar sekolah ter masuk di dalamnya kegiatan pembelajar an par tisipasi mendapat dukungan dar i teor i-teor i per ubahan sosial dan psikologi sosial yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajar an seper ti teor i per ubahan sikap sosial, teor i dinamika

  (c ) P

  P- PA U D

  & D

  IK M AS J AB AR

i. Sumber belajar dan w ar ga belajar secar a ber sama-sama mengembangkan kemampuan antisipasi dan par tisipasi.

3. Teori Pendukung

  kelompok, teor i komunikasi inovasi dan teor i manajemen per ubahan dalam pendidikan.

  Teor i yang r elevan dibahas dalam hubungannya dengan pembelajar an par tisipatif adalah teor i Asosiasi dan teor i Medan. Teor i asosiasi dikembangkan oleh Thor ndike dan dilanjutkan

  AR

  Witson dan William James. Toer i asosiasi ber pandangan bahw a mutu kegiatan belajar akan efektif apabila inter aksi antar a

  AB

  sumber belajar dan w ar ga belajar dilakukan melalui stimulus dan

  J

  r espon (S-R). Oleh kar ena itu makin giat dan makin tinggi kemampuan w ar ga belajar dalam mengembangkan stimulus dan

  AS r espon, maka makin efektif kegiatan belajar nya. M

  Teor i asosiasi mengandung 3 (tiga) pr insip kegiatan belajar -

  IK

  membelajar kan, yaitu pr insip kesiapan ( ), latihan readness

  D

  ( ), dan pengar uh ( ). Pr insip kesiapan menekankan exercise effect

  &

  per lunya motivasi yang tinggi pada dir i w ar ga belajar atau

  D peser ta didik untuk menghubungkan stimulus dan r espon. U

  Pr insip latihan menekankan pentingnya kegiatan latihan secar a

  PA

  ber ulang oleh w ar ga belajar atau peser ta didik dalam melakukan kegiatan belajar . Pr insip pengar uh menekankan pada pentingnya

  P-

  hasil dan manfaat langsung dar i kegiatan belajar yang dijalani

  ) P oleh w ar ga belajar atau peser ta didik. (c

  Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajar an par tisipasif, teor i asosiasi semakin memper tegas pentingnya peser ta didik untuk melakukan r espon ter hadap setiap stimulus oleh w ar ga belajar atau peser ta didik itu sendir i ser ta menekankan pentingnya kegiatan belajar per or angan.

  Sementar a itu teor i medan yang dikembangkan oleh Kur t Lew in, menekankan pentingnya pengalaman w ar ga belajar yang ber or ientasi pada pemecahan masalah ser ta didasar i oleh motivasi belajar yang kuat. Teor i medan ber anggapan bahwa setiap kegiatan akan efektif apabila w ar ga belajar mer asakan kebutuhan untuk belajar ser ta memiliki kesadar an dir i bahw a