NURSING CARE TO CLIENT DECOMPENSASI CORDIS WITH IMPAIRED GAS EXCHANGE PROBLEM IN CVCU ROOM OF RSUD BANGIL ABSTRACT Preliminary heart failure is a cardiovascular disease that causes load preload and afterload
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DECOMPENSASI CORDIS
DENGAN MASALAH GANGGUAN PERTUKARAN GAS
DI RUANG CVCU RSUD BANGIL PASURUAN
Dixon Rapdata*Maharani Tri P**Agustina M***
ABSTRAK
Pendahuluan gagal jantung merupakan penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan beban
preload dan afterload meningkat, dan membuat beban kinerja jantung bertambah, hingga
menyebabkan kongesti paru dan menimbulkan masalah gangguan pertukaran gas. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami decompensasi cordis dengan masalah gangguan pertukaran gas. Metode penelitian ini sama, yaitu mengalami gagal jantung dengan masalah gangguan pertukaran gas. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian di ruang
CVCU RSUD Bangil Pasuruan, berdasarkan pengkajian diketahui Ny. V mengeluhkan dada,
sesak, dan nyeri dada kiri yang didukung dengan data obyektif ada pernafasan cuping hidung, menggunakan otot bantu pernafasan , irama nafas cepat dan teratur. Sedangkan Ny. H mengatakan bahwa nyeri dada kiri, sesak, didukung data obyektif pernafasan cuping hidung, bentuk dada simetris, irama nafas cepat dan teratur. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada gangguan pertukaran gas berdasarkan kriteria NIC NOC tahun 2015 meliputi Respiratory
status/ventilation, dan Vital Sign Status. Implementasi pada Ny. V dan Ny. H dikembangkan
dari hasil kajian intervensi yang dilakukan selama 3 hari terhadap klien. Kesimpulan setelah dilakukan implementasi selama 3 hari maka hasil evaluasi akhir pada kedua klien sebagian masalah teratasi, namun memerlukan implementasi lanjutan karena masalah belum teratasi sepenuhnya.
Kata Kunci : asuhan keperawatan, gagal jantung, kongesti paru, pertukaran gas
NURSING CARE TO CLIENT DECOMPENSASI CORDIS
WITH IMPAIRED GAS EXCHANGE PROBLEM
IN CVCU ROOM OF RSUD BANGIL
ABSTRACT
Preliminary heart failure is a cardiovascular disease that causes load preload and afterload
increases, and makes heart grow performance burden, causing lung congestion and
impaired gas exchange problematic. The purpose of this research is implementing the
nursing care of clients who experience problems with the cordis decompensasi impaired gas
exchange. Method this research using case studies. Using two clients with the same medical
diagnosis, namely experiencing heart failure with the problem of impaired gas exchange.
Data collected from interviews, observation and documentation. Results research in space
CVCU RSUD Bangil Pasuruan, based on assessment known Ny. V complained of chest
tightness, chest pain and left that supported with objective data exists on the tip of the nose,
respiratory muscle use respiratory AIDS, rhythms of breath quickly and regularly. While Ny.
H said that the left chest pain, tightness, supported the objective data on the tip of the nose,
the respiratory form of symmetrical breasts, rhythms of breath quickly and regularly. The
nursing diagnosis impaired gas exchange is established. Nursing intervention done on
impaired gas exchange based on the criteria of NIC NOC year 2015 include Respiratory
status/and, and Vital Sign Status. Implementation in Ny. V and Ny. H was developed from the
results of the study intervention made during 3 days against the client. Conclusion after
done implementation for 3 days then the final evaluation results on both the client some
problems resolved, but requires further implementation because the problem has not been
resolved completely. Keywords: nursing care, heart failure, lung congestion, gas exchange PENDAHULUANTUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum
2) Menentukan diagnosa keperawatan pada klien decompensasi cordis di ruang CVCU RSUD Bangil.
decompensasi cordis di ruang CVCU RSUD Bangil.
1) Melakukan pengkajian pada klien
Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah :
Tujuan Khusus
Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien Decompensasi Cordis Dengan Masalah Gangguan Pertukaran Gas di RSUD Bangil, menggunakan pendekatan yang telah disusun sistematis dan komprehensif.
6 liter/menit, dan juga ventilator yang sesuai, bertujuan untuk menghindari terjadinya keluhan subyektif selama dan sesudah aktivitas, pantau frekuensi nafas, memberikan diet tanpa garam dan diuretik, dan juga perlu dilakukan untuk mengetahui respon klien terhadap aktivitas sehingga dapat mengetahui jika terjadi penurunan oksigen dan penurunan fungsi jantung.
Gagal jantung termasuk salah satu dari penyakit kardiovaskuler yang menempati urutan tertinggi penyebab kematian di rumah sakit. Penderita penyakit gagal jantung sudah tidak dialami oleh orang usia 50 tahun keatas atau lansia, sekarang usia kisaran 30 tahun juga banyak yang terkena gagal jantung (Kasron, 2016). Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan juga menjadi penyebab kenaikan jumlah perawatan di rumah sakit dengan menghabiskan biaya cukup tinggi. Menurut data WHO 2015, 17,3 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskular dan lebih dari 23 juta orang akan meninggal setiap tahun dengan gangguan kadiovaskular. Prevalensi gagal jantung berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13% atau sekitar 229.696 orang, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar sekitar 530.028 orang. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2016, di provinsi Jawa Timur jumlah penderita gagal jantung pada usia lebih dari 15 tahun sebanyak 0,25% atau 97.125 orang, dan meningkat setiap tahunnya. Di kabupaten Pasuruan, pada tahun 2016 penderita penyakit gagal jantung dengan kasus kearah gangguan pertukaran gas dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan, mencapai 193.000 orang. Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang terjadi saat jantung gagal memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme (supply unequal with
fowler ), tambahan O 2
diberikan posisi nyaman (fowler atau semi
decompensasi cordis adalah dengan cara
Penanganan gangguan pertukaran gas pada
dengan baik hanya bila tekanan pengisian (ventricular filling) dinaikkan. Penyebab pemicu kardiovaskular ini dapat digunakan untuk menilai kemungkinan morbiditas kardiovaskuar (Aaronson & Ward, 2014).
demand ), atau jantung dapat bekerja
3) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien
decompensasi cordis
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Etika Penelitian
Studi Dokumentasi
Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menghasilkan validitas data studi kasus yang tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrument utama).
Analisa Data
Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
Informed
Menurut Nursalam (2013), dicantumkan prinsip etika yang perlu diperhatikan dalam mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari : 1)
Wawancara 2)
Consent (persetujuan
menjadi klien) 2)
Anonimity (tanpa nama) 3)
Confidentiality (kerahasiaan)
Tabel 4.2 Riwayat PenyakitObservasi dan pemeriksaan fisik 3)
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang digunakan : 1)
di ruang CVCU RSUD Bangil. 4)
Batasan Istilah
Melaksanakan perencanaan tindakan keperawatan pada klien
decompensasi cordis di ruang CVCU RSUD Bangil.
5) Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien decompensasi cordis di ruang CVCU RSUD Bangil.
studi kasus. Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien
decompensasi cordis dengan masalah
gangguan pertukaran gas. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup satu unit, satu unit disini dapat berarti satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor- faktor yang mempengaruhi, kejadian- kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun yang di teliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam meliputi berbagai aspek (Nursalam, 2013).
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Februari - April tahun 2018
Asuhan keperawatan 2. Decompensasi Cordis 3. Gangguan pertukaran gas
Partisipan
Partisipan dalam keperawatan adalah pasien dan keluarga. Subyek yang digunakan adalah 2 klien, dalam penelitian ini yang digunakan adalah klien : 1) 2 klien dengan Decompensasi Cordis
2) 2 klien dengan masalah keperawatan Gangguan Pertukaran Gas
3) 2 klien MRS hari ke 2 di ruang CVCU 4) 2 klien yang kooperatif
Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang CVCU RSUD Bangil Pasuruan.
HASIL PENELITIAN
Riwayat Penyakit
13 Maret 2018 klien sampai di
36,6 C 90x/menit 150/100 mmHg 27x/menit 97 % 4-5-6 Inspeksi : klien tampak sesak, pernafasan cuping hidung, bentuk dada asimetris, irama nafas cepat dan teratur. Palpasi : vokal fremitus kurang bergetar. Auskultasi : bunyi nafas vesikular. Perkusi : bunyi redup.
Inspeksi : tidak ada distensi vena jugularis, konjungtiva tidak anemis, ada tanda sianosis, mudah lelah, batuk, gelisah dan cemas. Palpasi :
Palpasi : vokal fremitus bergetar. Auskulasi : bunyi nafas bronkial. Perkusi : bunyi redup.
36,7 0 C 94x/menit 162/100 mmHg 29x/menit 98 % 4-3-5 Inspeksi : klien tampak sesak, terdapat pernafasan cuping hidung, bentuk dada simetris, irama nafas cepat dan teratur, menggunaka n otot bantu pernafasan.
Observasi Klien 1 Klien 2 S N TD RR PaO GCS Pemeriksaa n Fisik B1 Breathing B2 Blood
Tabel 4.4 Pemeriksaan FisikKeluarga klien ada yang menderita penyakit seperti klien yaitu sakit hipertensi dan jantung. penyakit hipertensi yaitu ayah dari klien.
15 tahun lalu, tahun 2003 dan post CVA sejak bulan Oktober tahun 2017.
Klien memiliki riwayat hipertensi sejak
CVCU jam 02.00.
IGD, kemudian klien di pindah ke
22.40 tanggal
Klien 1 Klien 2 Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
IGD RSUD Bangil oleh keluarganya, jam
10 bulan. Setelah selesai minum kopi sekitar jam 22.10 tiba- tiba nyeri dadanya kambuh dan langsung dibawa ke
Klien mengatakan sesak dan nyeri dada kiri. Klien mengatakan sering ngongsrong dan nyeri dada kiri sudah
Keluarga klien tidak ada yang menderita
14 tahun, yaitu tahun 1997.
Klien memiliki riwayat hipertensi 21 tahun lalu, sejak SMP umur
06 Maret 2018, kemudian klien dibawa ke CVCU jam 18.30.
IGD jam 13.50 tanggal
13.20 klien merasakan sesak dan nyeri dada kambuh, lalu keluarga membawa klien ke IGD RSUD Bangil. Klien sampai di
8 bulan, saat ini adalah serangan kedua. Klien rutin kontrol ke poli jantung. Selesai mandi siang jam
Klien mengatakan dada sesak, dan nyeri dada kiri. Klien mengatakan sakit jantung sudah
Inspeksi : tidak terjadi distensi vena jugularis, konjungtiva tidak anemis, ada tanda sianosis, mudah lelah, gelisah dan cemas. Palpasi : CRT < 2 detik. B3 Brain B4 Bladder B5 Bowel B6 Bone nyeri tekan pada dada kiri, CRT < 2 detik. Inspeksi : kesadaran menurun, GCS 4-3-5, pupil isokor, reflek cahaya +/+. Inspeksi : terpasang DC (Dower Cateter). Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Inspeksi : tidak terpasang NGT. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Asukultasi : bising usus (+). Inspeksi : pergerakan sendi bebas, tidak terjadi fraktur, tidak ada luka. Palpasi : akral hangat, turgor kulit < 2 detik. Kekuatan otot 5 5 5 5
Inspeksi : kesadaran composmenti s, GCS 4-5-6, pupil isokor, reflek cahaya
- /+. Inspeksi : terpasang DC (Dower Cateter). Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Inspeksi : tidak terpasang NGT. Palpasi : tidak
ada nyeri tekan. Auskultasi : bising usus (+). Inspeksi : pergerakan sendi bebas, tidak terjadi fraktur, tidak ada luka. Palpasi : akral hangat, turgor kulit < 2 detik. Kekuatan otot 5 5 5 5
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini diuraikan beberapa kesenjangan yang terjadi pada studi kasus yang dilakukan di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, dan penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut. Pembahasan ini dilakukan dengan maksud agar ada pemecahan masalah dari kesenjangan yang terjadi, supaya bisa dilakukan tindak lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan sebagai berikut :
Data Subjektif
Dari hasil pengkajian yang dilakukan terhadap 2 klien, didapatkan keluhan yang sama yaitu sesak nafas. Pada riwayat penyakit klien, sesak nafas yang dialami klien 1 sesaknya lebih berat dan sesak sejak 8 bulan lalu, klien 2 lebih lama yaitu 10 bulan, namun klien 2 sesaknya tidak memiliki riwayat hipertensi 21 tahun lalu, sejak SMP umur 14 tahun, sedangkan klien 2 memiliki riwayat hipertensi sejak 15 tahun lalu pada tahun 2003. Pada pengkajian studi kasus ini ditemukan penyebab klien 1 mengalami sesak lebih berat dan parah karena adanya pembesaran jantung, dan pembesaran paru-paru yang diakibatkan oleh melemahnya kerja jantung bagian kiri sehingga cardiac
output melemah, inilah yang
mengakibatkan penumpukan cairan di dalam paru-paru. Sehingga menyebabkan paru-paru tidak mengembang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan pola nafas klien 1 lebih cepat. Menurut Kasron (2012) sudah sangat jelas manifestasi pada klien
decompensasi cordis salah satunya dispnea .
Data Objektif
Data objektif pada saat observasi tanda- tanda vital tidak terdapat perbedaan yang menonjol pada tekanan darah antara klien 1 dengan klien 2, klien 1 dan klien 2 mengalami tekanan darah tinggi. Pada pemeriksaan dada didapatkan bentuk dada asimetris pada klien 1, dan adanya nyeri dada pada klien 1 dan klien 2. Pemeriksaan suara nafas pada klien 1 terdapat suara bronkial, sedangkan pada klien 2 suara nafas vesikular. Perbedaan bentuk dada yang didapatkan pada klien 1 dan klien 2 dikarenakan pembesaran jantung pada klien
1 CTR -nya mencapai 75%, sedangkan klien 2 CTR-nya 63%. Suara bronkial pada klien 1 dikarenakan adanya penumpukan cairan di paru-paru lebih banyak. Menurut Kasron (2012) sudah gagal jantung dengan cara sangat jelas manifestasi pada klien memberikan Health Education(HE)
decompensasi cordis adalah sesak nafas, pada klien dan juga keluarganya
hipertensi, dan bentuk dada asimetris. sehingga dapat meminimalisir terjadinya sesak dengan cara-cara yang telah diajarkan.
2. SIMPULAN DAN SARAN Bagi perawat/petugas kesehatan
Penelitian ini bisa menjadi motivasi
Simpulan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dan peningkatan 1. pelayanan pada klien gagal jantung
Dari perkembangan pada kedua klien selama tiga hari, menunjukkkan dengan masalah gangguan pertukaran bahwa masalah terastasi sebagian gas.
Bagi peneliti selanjutnya gangguan pertukaran gas, ditandai Sebagai acuan untuk peningkatan dengan tidak sesak sama sekali, kualitas dalam penelitian agar penuruan respiratory rate dalam masalah gangguan pertukaran gas rentang normal, dan pola nafas yang dapat teratasi dengan baik dan teratur namun tidak cepat. maksimal.
2. Pada klien 1 dan 2 gangguan pertukaran gas ditandai dengan adanya sesak nafas dan respiratory KEPUSPUSTAKAAN rate diatas rata-rata rentang normal.
3. Aaronson, P.I & Jeremy, P.T.Ward. 2010.
Didalam intervensi klien gagal jantung dengan masalah gangguan At Glance: Sistem Kardiovaskuler pertukaran gas dilakukan sesuai (Terjemahan). Jakarta: Penerbit dengan yang telah dicantumkan Erlangga seperti : monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi, catat Kasron. 2012, Buku Ajar Gangguan pergerakan dada, amati kesimetrisan, Sistem Kardivaskuler. Yogyakarta: penggunaan otot tambahan, monitor Nuha Medika. suara nafas, seperti dengkur
Kasron. 2012, Kelainan & Penyakit 4. Implementasi pada klien gagal
Jantung Pencegahan dan jantung dengan masalah gangguan Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha pertukaran gas dilakukan sesuai Medika. tindakan yang telah direncanakan dan dilakukan secara menyeluruh.
Kasron. 2016, Buku Ajar Keperawatan 5. Evaluasi pada kedua klien gagal
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: jantung dengan masalah gangguan Trans Info Media. pertukaran gas menunjukkan bahwa masalah pada kedua klien sudah
Nursalam. 2013, Metodologi Penelitian teratasi dari masalah gangguan Ilmu Keperawatan. Jakarta: pertukaran gas ditandai dengan tidak Salemba Medika. sesak sama sekali, penuruan
respiratory rate dalam rentang
Riskesdas. 2016, Prevalensi Gagal Jantung normal, dan pola nafas yang teratur di Indonesia, diakses 6 Januari namun tidak cepat. 2018, jam 21.55,
<http://www.depkes.go.id/resource Saran s/download/general/Hasil% 1.
Untuk klien dan keluarganya Terus meningkatkan pengetahuan tentang gangguan pertukaran gas pada