HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESEJAHTERAAN PEGAWAI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA,

KESEJAHTERAAN PEGAWAI DAN SEMANGAT KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh

YULIANA SULISTIANINGSIH

011334128

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Halaman Persembahan

  Dengan penuh kasih skripsi ini kusembahankan kepada: v Allah Tritunggal Maha Kudus, Hati Kudus Yesus, Bunda Maria, Santo Yusup, Para Mailaikat dan Mendampingi Langkahku dalam Perjalanan Hidup ini. v Bpk/Ibu yang dengan penuh cinta dan kesabaran senantiasa membimbing dan mendidikku, serta memberikan segala fasilitas hidup yang tak ternilai harganya hingga aku dapat menjadi seperti ini. v Kakanda tercayank yang telah begitu setia, penuh perhatian, kesabaran, pengertian dan cintanya senantiasa mendampingiku melalui kehidupan ini dan menjadikan hidupku lebih bermakna. Tanpa dirimu hari- hariku terasa hampa. Aku sangat cayank banget ma kamu dan kamulah segala-galanya bagiku. Semoga Tuhan senantiasa memberkati cinta kita smoga abadi untuk selamanya. v Kakak dan Adikku tercinta mkacih ya…. atas dukungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yoygakarta, 15 februari 2007 YULIANA SULISTIANINGSIH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA, KESEJAHTERAAN

PEGAWAI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI.

  

Studi Kasus:

Pegawai Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah

Yuliana Sulistianingsih

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2007

  Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara:1) lingkungan kerja dengan prestasi kerja, 2) kesejahteraan pegawai dengan prestasi kerja, 3) semangat kerja dengan prestasi kerja.

  Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Kecamatan Ngawen Klaten pada bulan juni- juli 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: kuesioner dan dokumentasi. Populasi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Kecamatan Ngawen yang berjumlah 22 pegawai. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah korelasi produk moment.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) ada hubungan antara lingkungan kerja dengan prestasi kerja, karena r = 0,460 > P.value = 0,031, 2) ada hubungan antara kesejahteraan pegawai dengan prestasi kerja pegawai, karena r = 0,426 > P.value = 0,048, 3) ada hubungan antara semangat kerja dengan prestasi kerja, Karena r = 0,508 > P,value = 0,016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

THE RELATIONSHIP BETWEEN WORKING ENVIRONMENT, WORKING

WELFARE AND WORKING SPIRIT WITH EMPLOYEES’ WORK

  

ACHIEVEMENT

  A Case Study at: Publik Offiers of Ngawen District, Klaten, Jawa Tengah.. Yuliana Sulistianingsih

  University Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 This research was dined to know whether or not there is positive and significant relationshiep between: 1) working environment and employees’ work achievement; 2) working welfare and employees’ work achievement; 3) working spirit and employees work achievement.

  This research was carried out at Ngawen, district, Klaten from Juny 2007 to July 2007. The data collecting technique used were questionnaire and documentation. The population and sample in this research were all 22 employees’ at Ngawen district. The data analysis technique used was product moment correlation.

  The results of the resarch show: 1) there is a positive and significant relationship between working environment and employees’ working achievement, because r = 0,460 > p.value = 0,031; 2) there is a positive and significant relationship between working environment and employees’ work achievement, because r = 0,242 > p.value = 0,048; 3) there is a positive and significant relationship between working spirit and employees work achievement, because r = 0,508 > p.value = 0,016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Kata Pengantar

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha esa, atas segala rahmat dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Berdasarkan persyaratan tersebut maka skripsi ini disusun dengan judul: Hubungan Antara Lingkungan Kerja, Kesejahteraan Pegawai dan Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai. Dalam mempersiapkan, menyusun dan menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan yang diberikan oleh semua pihak maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1) Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2) Ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Santa Dharma 3) Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  4) S. Widanarto,S.Pd, M.Si selaku Dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, pengarahan dan wawasan yang sangat berarti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5) Herinugroho S.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam studi maupun penyelesaian skripsi ini 6) E. Catur Rismiati, S.Pd, MA yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan abstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7) Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membimbing penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

  8) Sobatku kiki yang paling baik dan paling setia dalam segala hal mkacih ya ki untuk semuanya 9) Teman-temanku yang baik hati: Dewi, Ririn, Miko, Lia mkacih untuk kosnya “N” dukungannya.

  10) Sobatku yang paling baik Yani, Rahma, Sary, Mas hari mkacih ya supotnya.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha seoptimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa hasil yang disiapkan belumlah sempurna. Masih banyak kekurangan di dalam penulisan ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu berbagai kritik dan saran serta masukan bagi perbaikan penulisan ini akan diterima dengan senang hati dan terima kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat yang selalu berkembang sumber daya manusia

  mempunyai kedudukan yang paling penting. Meskipun kita belum berada dalam masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja sebagai sesuatu yang mulia, tetapi tidak boleh mengabaikan manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Pandangan yang dimiliki oleh masyarakat menunjukkan semakin kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia, bukan hanya aspek teknologi dan ekonomi dalam setian usaha.

  Dalam lingkup suatu instansi banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai. Lingkungan kerja adalah salah satu dari faktor penyebab tinggi rendahnya prestasi kerja. Lingkungan kerja yang baik dan memuaskan tentu akan meningkatkan prestasi kerja para pegawai.

  Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak baik akan menurunkan prestasi kerja dalam instansi tersebut. Perhatian terhadap lingkungan kerja akan sangat bermanfaat bagi para pegawai dan instansi itu sendiri, karena lingkungan yang baik akan menimbulkan semangat kerja bagi para pegawai.

  Rendahnya tingkat kesejahteraan akan mengakibatkan rendahnya semangat kerja yang tentunya akan menurunkan prestasi kerja, yang berarti prestasi kerja dalan instansi tersebut juga rendah. Tidak ada instansi yang mau memberi gaji yang tinggi pada pegawai yang prestasinya rendah. Oleh karena

  1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 itulah maka sudah selayaknya apabila setiap instansi akan selalu berusaha agar para pegawai mempunyai moral kerja yang tinggi diharapkan semangat dan kegairahan kerja akan dapat meningkat. Karena itulah semangat dan kegairahan kerja pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari pada moral kerja yang tinggi. Bahkan ada yang mengidentikan atau menterjemahkan secara bebas moral kerja yang tinggi adalah semangat dan kegairahan kerja.

  Dalam penelitian ini penulis kebih cenderung untuk menggunakan istilah semangat dan kegairahan kerja dari pada moral kerja. Apabila suatu instansi mampu meningkatkan semangat dah kegairahan kerja, maka mereka akan memperoleh banyak keungtunga n. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, absensi akan dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan pegawai dapat diperkecil seminimal mungkin sehingga prestasi kerja juga akan meningkat secara optimal.

  Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai dan semangat kerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai secara optimal. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan bermaksud untuk mengangkat masalah dari studi kasus yang ada, dengan latar belakang permasalahan yang ada, judul yang akan penulis ambil adalah ” HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN

  

KERJA, KESEJAHTERAAN PEGAWAI DAN SEMANGAT KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI ”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3

  B. Batasan Masalah

  Prestasi kerja pegawai dalam lingkup suatu instansi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi kerja antara lain: tingkat pendidikan, motivasi, disiplin kerja, ketrampilan, gisi dan kesehatan, lingkungan kerja dan iklim kerja, teknologi, jaminan sosial. Di dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai dan semangat kerja yang akan penulis bahas.

  Sehubungan dengan prestasi kerja pegawai adalah kondisi kerja dan relasi pegawai di dalam istansi, serta bagaimana hubungannya dengan prestasi kerja pegawai.

  C. Rumusan Masalah

  Dalam melakukan penelitian ini masalah yang diajukan oleh penulis berkaitan dengan judul yang penulis ambil sebagai berikut :

  1. Apakah ada hubungan yang positif antara lingkungan kerja dengan prestasi kerja pegawai ?

  2. Apakah ada hubungan yang positif antara kesejahteraan pegawai dengan prestasi kerja pegawai ?

  3. Apakah ada hubungan yang positif antara semangat kerja dengan prestasi kerja pegawai ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan oleh penulis mengacu pada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu :

  1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara lingkungan kerja dengan prestasi kerja pegawai.

  2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara kesejahteraan pegawai dengan prestasi kerja pegawai.

  3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara semangat kerja dengan prestasi kerja pegawai.

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan dengn proses pembuatan skripsi ini :

  1. Bagi Instansi Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama sehubungan dengan masalah lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai, semangat kerja dan prestasi kerja.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi siapa saja yang berminat untuk memperdalam penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 berhubungan dengan lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai, semangat kerja dan prestasi kerja.

  3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang masalah lingkungan kerja, kesejahteraan pegawai, semangat kerja dan prestasi kerja. Bagi penulis penelitian ini sekaligus untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah, pada permasalahan nyata yang terdapat dalam instansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN TEORI A. Lingkungan Kerja

  1. Pengertian Lingkungan kerja Lingkungan kerja di dalam suatu instansi tidak hanya meliputi tentang kondisi kerja pegawai dalam arti lingkungan fisik seperti penerangan,suhu udara dan peralatan yang digunakan. Namun juga memperhatikan hal- hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dan kesejahteraan pegawai yang dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik.

  Kamus Istilah Manajemen Lingkungan kerja adalah: Semua faktor fisik,psikologis,sosial dan jaringan hubungan yang berlaku dalam organisasi dan berpengaruh terhadap karyawan (1994:103). Sedangkan pengertian lingkungan kerja menurut Alex S. Nitisemito adalah

  “Segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”.

  Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah : Suatu kondisi lingkungan yang sangat mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Lingkungan yang memuaskan bagi karyawan dapat meningkatkan gairah kerja dan mendorong karyawan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7

  2. Aspek Pembentuk Lingkungan Kerja Menurut Agus Ahyari (1984:206) lingkungan kerja di dalam instansi dibentuk oleh 3 aspek yaitu: pelayanan karyawan, kondisi kerja dan hubungan antar karyawan.

  a. Pelayanan Karyawan Sikap karyawan tersebut mempunyai hubungan dengan pelayanan karyawan dari instansi sehingga instansi harus bisa menyiapkan pelayanan yang tepat bagi para karyawan yang diberikan oleh instansi meliputi: 1) Pelayanan Makan

  Pelayanan makanan mempunyai hubungan yang cukup besar bagi semangat kerja karyawan karena makanan dapat memberikan energi bagi karyawan dalam bekerja.

  Menurut Agus Ahyari (1984:207) ada beberapa cara yang dapat instansi lakukan untuk mengadakan pelayanan makanan ini adalah: tersedianya cafetaria,toko makanan dalam instansi, kereta makan, mesin pelayanan otomatis. Dalam pemilihan beberapa alternatif untuk pelayanan makan ini instansi harus benar-benar mempertimbangkan keadaan finansial instansi sehingga tidak menjadi beban bagi instansi. Pengadaan fasilitas ini bukan untuk tujuan kemewahan akan tetapi untuk meningkatkan semangat kerja pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8 2) Pelayanan Kesehatan

  Pegawai akan selalu produktif apabila dalam kondisi badan dan jiwa yang baik. Beberapa fasilitas makanan yang diselenggarakan oleh instansi dimaksudkan untuk menunjang kesehatan para pegawai sehingga tingkat semangat kerja pegawai juga meningkat. Di samping itu juga pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga ahli medis untuk para pegawai akan menunjang tugas-tugas yang dikerjakan.

  3) Penyediaan kamar mandi dan kamar kecil Peningkatan semangat kerja pegawai antara lain juga akan ditunjang oleh adanya fasilitas kamar mandi dan kamar kecil. Fasilitas kamar mandi dan kamar kecil dapat direncanakan untuk diletakkan di dekat ruang kerja pegawai yang mudah terjangkau. Kamar mandi harus selalu dijaga kebersihannya

  b. Kondisi Kerja Kondisi kerja yang buruk akan mempunyai hubungan yang buruk pula bagi pegawai karena pegawai merasa terganggu dalam pekerjaannya,sehingga tidak dapat mencurahkan perhatian secara penuh terhadap pekerjaannya Beberapa unsur yang termasuk dalam kondisi kerja pegawai adalah: 1) Penerangan.

  Penerangan sebagai bagian dari kondisi kerja perlu mendapat perhatian dari manajemen instansi, Penerangan sangat berkaitan dengan ketelitian kerja para karyawan dan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 Penerangan yang baik adalah penerangan yang penyebarannya merata di seluruh ruangan tempat bekerja.

  2) Suhu Udara Suhu udara yang terlalu panas akan dapat menyebabkan turunnya gairah kerja dari pada karyawan. Turunnya gairah kerja ini dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan prestasi kerja menurun. Untuk membantu para karyawan dalam bekerja pada suhu udara di dalam ruang kerja para karyawan dengan cara membuat ventilasi udara yang cukup. 3) Suara bising

  Kebisingan dalam ruangan kerja hendaknya diharapkan apabila mungkin atau setidaknya dikurangkan. Hal ini penting sebab kebisingan dapat mengurangi kesehatan seseorang serta mengacaukan konsentrasi dalam bekerja.

  4) Penggunaan warna Dalam masalah lingkungan kerja harus diperhatikan tentang masalah warna, sebab warna mempengaruhi jiwa seseorang yang ada di sekitarnya. Jika dalam pemilihan warna yang menarik akan dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja pegawai.

  5) Ruang gerak yang diperlukan Untuk dapat bekerja dengan baik maka perlu memperhatikan ruang gerak yang cukup tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas. Ruang yang semput akan mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 sedangkan ruang yang luas akan mengakibatkan pemborosan bagi instansi tersebut.

  6) Keamanan kerja Keamanan kerja menjadi sangat penting dalam prestasi kerja sebab secara langsung akan berkaitan dengan gairah kerja karyawan. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab turunnya tingkat keamanan kerja yang perlu diperhatikan misalnya: tidak tersedianya peralatan yang memadai, luas gedung tidak memadai, tidak cukupnya ruang gerak karyawan, tidak menggunakan peralatan pengamatan saat bekerja.

  c. Hubungan antar karyawan/relasi antar karyawan Hubungan antar karyawan sangat diperlukan untuk kelangsungan pekerjaan karyawan. Hubungan dan kerjasama yang baik dapat mendorong motivasi karyawan untuk bekerja sesuai dengan harapan instansi, sehingga akan meningkatkan semangat kerja karyawan yang dapat pula berpengaruh dalam peningkatan prestasi kerja karyawan.

  Adapun hubungan karyawan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu karyawan sebagai individu dan karyawan sebagai kelompok: 1) Karyawan Sebagai Individu

  Para karyawan yang bekerja dalam instansi juga mengharapkan adanya penghargaan sebagai manusia. Pimpinan instansi yang kurang memberikan perhatian dan penghargaan terhadap para karyawan akan mengakibatkan banyaknya karyawan yang mengabaikan prestasi kerja dan kualitas kerja. Para karyawan sebagai individu pada umumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 mempunyai 3 keinginan yang utama yaitu keinginan ekonomi, keinginan sosial, keinginan sosial psikologis.

  2) Karyawan sebagai kelompok Di samping pengarahan yang diberikan oleh pimpinan instansi bagi karyawan sebagai individu,maka pengarahan terhadap para karyawan sebagai kelompok juga perlu dilaksanakan oleh pimpinan.

  Beberapa masalah yang perlu diperhatikan dalam pengarahan karyawan sebagai kelompok adalah: (a) Kepimpinan yang baik

  Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam proses mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja sesuai dengan tujuan bersama. Seorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin harus mempunyai ketrampilan tertentu.

  (b) Informasi ya ng lancar Dengan kelancaran informasi baik tentang tugas-tugas maupun hak- hak yang dapat diperoleh para karyawan akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. (c) Hubungan karyawan yang baik

  Hubungan yang baik akan menimbulkan perasaan aman dalam pelaksanaan tugas dan para karyawan akan dapat menghindarkan diri dari konflik yang mungkin timbul di instansi, adanya konflik dapat menurunkan semangat kerja karyawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 (d) Pengaturan kondisi kerja yang baik

  Pengaturan dan pemeliharaan kondisi kerja yang baik akan mempengaruhi semangat kerja pegawai sehingga prestasi kerja akan dapat ditingkatkan

  (e) Sistem pengupahan yang mudah dimengerti Sistem pengupahan yang mudah dimengerti oleh para pegawai akan mendorong pegawai untuk bekerja dengan lebih baik karena merasa puas dengan gaji yang diterimanya.

B. Kesejahteraan Pegawai

  1 . Pengertian Kesejahteraan Pegawai Program kesejahteraan dilaksanakan tidak semata-mata demi kesejahteraan pegawai tetapi juga demi peningkatan prestasi dalam suatu instansi tersebut. Program kesejahteraan dilaksanakan agar para karyawan memperoleh ketenangan dalam bekerja sehingga memiliki semangat dan kegairahan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya.

  Pengertian program kesejahteraan menurut M. Manullang,(1989:50) adalah : “Layanan- layanan pekerja mencakup keuntungan-keuntungan yang beraneka ragam yang diberikan pada karyawan oleh perusahaan di samping upah dan gaji.”

  Sedangkan kesejahteraan karyawan menurut Malayu.S.P.Hasibuan (1994:202) adalah: “Balas jasa pelengkap material dan non material yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar prestasi kerjanya meningkat.”

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian program kesejahteraan adalah : suatu balas jasa yang diberikan pada karyawan oleh instansi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan sehingga dalam bekerja akan merasa aman dan memiliki semangat dalam bekerja.

  2. Tujuan Peningkatan Kesejaht eraan Pegawai Program kesejahteraan bagi pegawai tidak lain adalah untuk instansi itu sendiri. Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja pegawai, sehingga dalam bekerja dapat memperoleh hasil yang optimal.

  Ig.Wursanto (198:130) menyatakan ada beberapa tujuan dilaksanakan program kesejahteraan bagi pegawai yaitu : a. Memberikan ketenangan dan ketrentraman baik kepada pegawai yang bersangkutan maupun kepada keluarganya.

  b. Memberikan bantuan kepada pegawai dan keluarganya baik material maupun spirit ual.

  c. Memberikan motivasi kepada pegawai sehingga mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

  d. Meningkatkan loyalitas pegawai.

  3. Bentuk-Bentuk Kesejahteraan Pegawai Usaha meningkatkan kesejahteraan pegawai secara garis besar menurut

  Ranu Pandojo dan Suad Husnan (1990:276-280) yaitu :

  a. Program Kesejahteraan Ekonomi terdiri dari :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 1) Pensiun

  Pensiun adalah penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai untuk membiayai hidup selanjutnya, agar bekas pegawai yang bersangkutan tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan lain.

  Tujuan dari pemberian program pensiun yaitu : memberikan rangsangan dalam bekerja supaya pegawai dapat meningkatkan rasa kesetiaan atau loyalitas yang tinggi dalam mengabdi di instansi tersebut sehingga ketenangan kerja para pegawai maupun keluarga akan lebih diperhatikan.

  Sifat pensiun menurut Slamet Saksono (1988 : 138) yaitu: sebagai jaminan hari tua dan sekaligus sebagai penggabungan terhadap jasa- jasa pegawai selama bekerja atau sebagai sumber penghasilan pada waktu sudah tidak mampu lagi bekerja sebagaimana biasa karena usia lanjut, cacat jasmani atau karena hal lain. Pensiun juga bersifat sebagai daya tarik bagi setiap pencari kesempatan kerja sehingga menimbulkan minat dan keinginannya untuk bekerja pada perusahaan yang memberi pensiun.

  Pembiayaan pensiun menurut M. Manullang (2001:215) yaitu: dibiayai oleh pegawai dengan cara memotong sekian persen upah pegawai setiap bulan, dibiayai oleh perusahaan dengan cara menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan untuk dijadikan dana jaminan hari tua pegawai, dibayar bersama-sama oleh kedua belah pihak dengan cara memotong gaji pegawai setiap bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 Penghapusan pensiun menurut Slamet Saksono (1988:146) yaitu: penerima pesiun menjadi anggota tentara atau pegawai negara lain tanpa seijin pemerintah, penerima pensiun janda/duda ternyata terlibat dalam suatu gerakan yang menentang negara Indonesia berdasarkan Pancasila, keterangan-keterangan yang diajukan sebagai bahan penetapan pemberia n pensiun ternyata tidak benar.

  Menurut Ig. Wursanto (1989 : 134-138) macam- macam pensiun yaitu : a) Pensiun pegawai secara normal apabila seorang pegawai telah berusia kurang lebih 50 tahun dan mempunyai masa kerja kurang lebih 20 tahun.

  b) Pensiun pegawai karena cacat jasmani atau rohani Syarat untuk mendapatkan hak pensiun ini adalah pegawai telah mempunyai masa kerja kurang lebih 4 tahun dan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apa pun serta telah dinyatakan oleh Departemen Kesehatan.

  c) Pensiun Janda/Duda Pemberian pensiun janda/duda diberikan apabila seorang pegawai pria atau wanita telah meninggal dunia.

  d) Pensiun Anak Pensiun anak adalah pensiun janda/duda yang diturunkan kepada anak- anaknya. Syaratnya yaitu belum berusia 25 tahun, belum mempunyai penghasilan, belum pernah menikah, benar-benar menjadi tanggungan pegawai yang bersangkutan.

  e) Pensiun Orang Tua Pemberian pensiun apabila pegawai tewas dan tidak meninggalkan istri/suami ataupun anak.

  2) Asuransi

  a) Tunjangan perawatan diberikan kepada pegawai karena menderita sakit atau karena kecelakaan saat menjalankan tugas dinas. Tujuan pemberian perawatan ini diharapkan dapat membantu meringankan biaya perawatan, memberikan motivasi dan memberikan ketentraman sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 pegawai akan memiliki semangat kerja ya ng tinggi. Tunjangan yang diperoleh misalnya : pengobatan, perawatan, rehabilitas.

  b) Tunjangan cacat diberikan kepada pegawai karena mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan salah satu dari anggota badan misalnya : kehilangan penglihatan, pendengaran, tangan, kaki dan lain- lain. Syarat penerimaan tunjangan cacat yaitu : kecelakaan yang diakibatkan saat menjalankan tugas dan telah mendapat surat keterangan dari pejabat yang berwajib serta dinyatakan oleh Departemen Kesehatan tidak dapat bekerja.

  c) Tunjangan uang duka dibedakan menjadi dua macam yaitu: uang duka tewas dan uang duka wafat. Pengertian tewas adalah : meninggal dunia yang disebabkan saat menjalankan tugas dinas sedangkan pengertian wafat adalah meninggal dunia karena sakit yang tidak dis ebabkan karena menjalankan tugas dinas.

  d) Asuransi ketidakmampuan Asuransi bertujuan untuk memberikan perlindungan penghasilan atau kompensasi bagi hapusnya gaji karena sakit atau kecelakaan. Tunjangan ketidakmampuan biasanya beranjak dari 50 hingga 75 persen dari gaji pokok pegawai, apabila pegawai yang bersangkutan cacat.

  3) Pemberian Kredit Pemberian kredit pada pegawai yang membutuhkan bisa diorganisir oleh pimpinan atau bisa pegawai sendiri dengan jalan mendirikan perkumpulan/koperasi simpan pinjam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 a) Bentuk-bentuk kredit

  Ditinjau dari pihak pemimjam ( yang menikmati fasilitas kredit) dikenal dua macam kredit menurut (Marwan Asri, 1987:281) yaitu: (1) Publik credit adalah: salah satu usaha pemerintah dalam membiayai berbagai macam pengeluarannya. Pinjaman pemerintah berasal dari berbagai sumber yaitu: dari dana masyarakat melalui deposito dan simpanan lain di bank-bank pemerintah atau dari pinjaman luar negeri. (2) Privat credit adalah: pinjaman individu maupun perusahaan dari pihak-pihak tertentu. Usaha ini dilakukan untuk menyelenggarakan kegiatan perusahaan dan untuk usaha seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

  Ditinjau dari pihak pemberi , dikenal dua macam kredit yaitu: (a) Trade credit adalah: kredit yang dikeluarkan oleh badan (no n- lembaga keuangan) atau perusahaan kepada perusahaan lain untuk pembelian sejumlah barang atau jasa. (b) Consumer credit adalah: kredit yang diberikan perusahaan kepada individu untuk pembelian barang atau jasa yang ditawarkannya.

  b) Pengelompokan kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18 Pengelompokan nasabah atau kredit menurut Dahlan Siamat (1993:204) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain berdasarkan: 1) Jangka waktu kredit

  Jangka waktu kredit yaitu pengelompokkan kredit berdasarkan jangka waktu jatuh temponya. Jangka waktu kredit dapat dibedakan sebagai berikut: kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, kredit jangka panjang.

  2) Barang jaminan Kredit berdasarkan jaminan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: kredit dengan jaminan dan kredit dengan tanpa jaminan.

  3) Segmen usaha 4) Tujuan atau kegunakan kredit 5) Tingkat bunga

  b. Program Hiburan terdiri dari 1) Kegiatan olah raga

  Kegiatan ini bisa dianggap sekedar untuk memelihara kesehatan atau untuk meningkatkan prestasi kerja.

  2) Kegiatan sosial Acara darmawisata untuk saling mengakrabkan anggota pegawai, kegiatan donor darah, kegiatan untuk menyambut hari besar keagamaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19 c. Program tambahan fasilitas terdiri dari :

  1) Kantin/kafetaria Tujuan untuk membantu karyawan dalam penyediaan makanan bergizi.

  2) Fasilitas perumahan Instansi dapat menyediakan tunjangan untuk penyediaan perumahan.

  3) Fasilitas pembelian instansi dapat mendirikan koperasi yang menyediakan berbagai macam kebutuhan pokok yang harganya lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran.

  4) Fasilitas kesehatan instansi dapat menyediakan ruang kesehatan beserta dokter atau sekedar tunjangan kesehatan dan bekerja sama dengan rumah sakit terdekat. 5) Penasehat keuangan

  Pemberian fasilitas ini dimaksudkan agar para karyawan tidak menghadapi kesulitan di dalam mengatur keuangan.

  6) Fasilitas pendidikan instansi dapat memberikan kesempatan kepada pegawai untuk memperdalam pengetahuan dan ketrampilan pegawai atau menyekolahkan para pegawai.

  7) Fasilitas trasportasi Instansi dapat menyediakan kendaraan bagi pegawai terutama bagi yang rumahnya jauh dari kantornya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20

  4 Manfaat Diselenggarakan Program Kesejahteraan Penyelenggaraan suatu program kesejahteraan haruslah diimbangi dengan suatu manfaat dan tentunya setiap instansi selalu menginginkan agar setiap program yang dibuatnya bisa mendatangkan keuntungan. Adapun manfaat diselenggarakannya program kesejahteraan yaitu :

  a) Memperbaiki semangat dan kegairahan kerja pegawai

  b) Menurunkan tingkat absensi

  c) Penarikan tenaga kerja yang lebih efektif

  d) Memperbaiki hubungan masyarakat

  e) Meningkatkan kesejahteraan pegawai

C. Semangat Kerja

  1. Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja merupakan sikap mental dan perasaan yang dapat menimbulkan kesetiaan pada kelompok untuk bersatu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian semangat kerja menurut Stan Kossen (1986:dalam Josephins,1999) adalah “Suasana yang ditimbulkan oleh sikap anggota dalam suatu organisasi”.

  Alex.S. Nitisemito (1982:16) berpendapat bahwa semangat kerja adalah: “melakukan pekerjaan dengan lebih giat sehingga pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  21 Jadi kesimpulan menurut kedua para ahli tersebut bahwa semangat dan kegairahan kerja adalah suatu kondisi yang menyenangkan yang ditimbulkan oleh sikap para anggota yang bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  2. Indikasi Turunya Semangat Kerja Setiap pimpinan perlu mengetahui indikasi- indikasi turunnya semangat kerja sehingga sebab-sebab turunnya semangat kerja dapat diketahui. Adapun tanda-tanda turunnya semangat kerja pegawai menurut (Alex Nitisemito, 1982:161) adalah sebagai berikut:

  a) Turun atau rendahnya prestasi kerja Seorang pegawai yang semangat kerjanya turun akan cenderung bermalas- malasan dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan yang seharusnya sudah selesai akan tertunda, sehingga menyebabkan prestasi seorang pegawai menjadi turun. Turunnya prestasi kerja dapat dibandingkan dengan prestasi kerja. Waktu-waktu sebelum ia menjadi malas dalam bekerja.

  b) Tingkat absens i yang tinggi Tingkat absensi yang tinggi dapat terjadi apabila pegawai yang tidak masuk kerja tidak mendapatkan potongan gaji. Apabila ada kesempatan untuk mangkir maka pegawai yang tidak masuk kerja hanya karena tidak ada sangsi jika mereka mangkir, maka dapat dikatakan pegawai tersebut kurang bersemangat dalam bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  22 c) Labour turnover yang tinggi

  Tingkat keluar masuknya pegawai yang tinggi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya dapat mencerminkan bahwa pegawai tidak senang terhadap pekerjaan yang ia geluti dalam instansi tersebut, sehingga mereka berusaha mencari pekerjaan yang lain yangn dirasa lebih sesuai. Bila hal ini terjadi dalam suatu instansi, maka hal ini dapat dijadikan indikasi turunnya semangat kerja pegawai.

  d) Tingkat kerusakan yang tinggi Kerusakan yang sering terjadi adalah karena kecerobohan dan ketidak seriusan pegawai dalam bekerja. Meskipun kerusakan suatu barang belum tentu disebabkan pegawai tidak bersemangat dalam bekerja, akan tetapi kerusakan barang dapat menjadi indikasi yang kuat yang menunjukan rendahnya semangat kerja.

  e) Kegelisahan dimana-mana Kegelisahan yang muncul dalam diri pegawai dapat disebabkan karena pegawai tidak bersemangat dalam bekerja. Kegelisahan ini dapat dilihat pada pegawai yang banyak mengeluh sehubungan dengan pekerjaannya

  f) Tuntutan yang sering terjadi Banyak pegawai yang sering melontarkan tuntutan. Tuntutan ini sebenarnya mencerminkan ketidakpuasan seorang pegawai terhadap pimpinan. Apabila pegawai merasa tidak puas terhadap kebijaksanaan yang diterapkan oleh pimpinan kepada para pegawai tentu akan dapat menurunkan semangat kerja seorang pegawai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  23 g) Pemogokan

  Pemogokan yang terjadi merupakan gejala yang paling kuat bahwa semangat kerja pegawai turun. Hal ini dapat terjadi karena ketidak puasan pegawai, kegelisahaan dan lain- lain. Kegelisahaan dan ketidak puasan pegawai dapat menimbulkan tuntutan dan apabila tuntutan tidak dipenuhi oleh pimpinan, maka akan bermuara pada pemogokan.

  3. Beberapa cara untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.

  Setiap instansi selalu berusaha untuk dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuan instansi tersebut menurut (Alex S. Nitisemito, 1982:170-180) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja adalah: a) Gaji yang cukup

  Cukup berarti: jumlah yang mampu dibayarkan tanpa menimbulkan kerugian instansi tersebut. Gaji yang diberikan dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja setiap pegawai. Gaji yang besar akan dapat mencukupi kebutuhan para pegawai dan keamanan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya.

  b) Memperhatikan kebutuhan rohani Kebutuhan rohani antara lain adalah menyediakan tempat untuk menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan keikutsertaan, kebutuhan tentang ketentraman jiwa dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  24 c) Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai

  Suasana kerja yang rutin seringkali menimbulkan kebosanan dan ketegangan kerja bagi para karyawan. Untuk menghindari hal- hal tersebut maka instansi kadang-kadang perlu menciptakan suasana santai. Suasana santai misalnya dengan mengadakan rekreasi bersama-sama mengadakan pertandingan olah raga antar karyawan dan sebagainya.

  d) Harga diri perlu mendapatkan perhatian Dalam setiap perusahaan/instansi perlu sekali memperhatikan harga diri para karyawan karena dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerjanya. Harga diri di sini antara lain yaitu: memberikan pujian kepada karyawan yang berprestasi, memarahi karyawan tidak di depan umum, sering kali karyawan diajak berunding dalam memecahkan suatu masalah dan sebagainya e) Tempatkan para karyawan/pegawai pada posisi yang tepat.

  Faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan semangat dan kegairahan kerja adalah penempatan para karyawan atau bakat kemampua n yang dimiliki setiap karyawan

  f) Berikan kesempatan untuk maju Setiap instansi hendaknya memberikan kesempatan para karyawan untuk maju dalam mengembangkan bakat serta kemampuannya sehingga setiap karyawan merasa dihargai. Jika instansi tidak memberikan harapan untuk maju maka banyak karyawan yang akan pindah ke instansi lain sehingga dengan sendirinya semangat dan kegairahan kerja akan menurun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  25 g) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan.

  Semangat dan kegairahan kerja akan terpupuk seandainya karyawan memiliki perasaan aman dimasa depan. Untuk menciptakan rasa aman menghadapi masa depan, usaha yang dilakukan instansi adalah menjalankan program kesejahteraan pegawai yang meliputi: pensiun, asuransi, pelayanan terhadap karyawan dan lain- lain.

  h) Usahakan agar para karyawan mempunyai loyalitas Usaha yang harus dilakukan oleh instansi dalam meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap jabatannya, maka pihak pimpinan harus mengusahakan agar para karyawan merasa senasib dengan instansi tersebut.Perasaan senasib seperti ini akan dirasakan oleh para karyawan sehingga kemajuan maupun kemunduran dalam instansi merupakan kemunduran dalam instansi merupakan tanggung jawab bersama. Tanggung jawab dapat menciptakan gairah dan semangat kerja karyawan. i) Sekali-kali para karyawan/pegawai perlu juga diajak berunding.

  Dengan mengikutsertakan karyawan dalam berunding maka perasaan bertanggung jawab akan timbul sehingga karyawan dalam melaksanakan kebijakan baru tersebut akan lebih baik. Karyawan yang diikut sertakan dalam perundingan adalah karyawan yang mempunyai sangkut paut dengan masalah yang akan dilaksanakan. j) Pemberian Insentif yang terarah

  Sistem insentif adalah sistem yang paling efektif sebagai pendorong semangat kerja. instansi akan memberikan tambahan penghasilan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  26 langsung kepada para karyawan yang menunjukan kelebihan prestasi kerjanya. Pemberian insentif itu sangat efektif untuk mendorong semangat kerja para karyawan. k) Fasilitas yang menyenangkan

  Pemberian fasilitas dapat menambah kesenangan pada para karyawan sehingga dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja para karyawan. Pemberian fasilitas di sini misalnya tempat rekreasi cafetaria, tempat olah raga, balai pengobatan tempat ibadah, kamar kecil yang bersih, pendidikan untuk anak dan sebagainya.

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja Ada beberapa faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya semangat kerja.Faktor-faktor itu antara lain: organisasi itu sendiri, kegiatan mereka sendiri ketika bekerja maupun selesai bekerja, sifat pekerjaan, teman sejawat maupun perhatian instansi terhadap kesejahteraan para pegawai.

  Ada empat indikator untuk melihat apakah semangat kerja itu tinggi atau rendah (Moh As’ad, 1998:27) keempat indikator itu adalah: a) Kedisplinan kerja

  b) Ketelitian kerja

  c) Kegairahan kerja

  d) Kerapian kerja Ada berbagai pendangan dalam melihat semangat kerja, akan tetapi kembali pada definisi di atas bahwa semangat kerja merupakan sikap mental dan emosional yang timbul dari dalam diri pegawai untuk melakukan pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  27 secara giat sehingga pekerjaan akan selesai lebih cepat dan lebih baik maka dalam mengukur semangat kerja adalah berdasarkan pendapat Moh As’ad yaitu: kedisplinan kerja, ketelitian kerja, kegairahan kerja dan kerajinan kerja.

D. Prestasi Kerja

  1. Pengertian prestasi kerja Manusia sebagai makluk hidup mempunyai kebutuhan untuk hidup, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia bekerja dengan mencurahkan tenaga dan pikirannnya agar dapat mencapai prestasi kerja seperti yang diharapkan dan dengan prestasi kerja itu ia mengharapkan kebutuhannya akan terpenuhi. Kegiatan paling penting untuk memajukan karier adalah prestasi kerja yang baik karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan karier lainnya, kemajuan karier sangat tergantung pada prestasi kerja.

  Menurut John Soeprihanto (1988: 1) penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah: “ Suatu system yang digunakan untuk menilai dan mengetahui sejauh mana karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing- masing secara keseluruhan”.

  Sedangkan menurut Hani Handoko (1985:99) penilaian prestasi kerja adalah : proses melalui mana organisasi –organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”.

  Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian pegawai adalah: suatu hasil pekerjaan dari para pegawai yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi dalam organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  28

  2. Faktor-faktor dalam prestasi kerja Agar tujuan instansi tercapai secara optimal maka instansi mendorong pegawainya untuk mencapai kinerja yang baik. Sela in itu kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menunjang, adapun faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, menurut (T. Hani Handoko, 2003:227-228) antara lain:

  a) Faktor Penilai Penilaian lebih baik dilakukan oleh atasan langsung atau team (kelompok) yang mempunyai kemampuan dalam penilaian.

  b) Tujuan penilaian Penilaian harus mempunyai tujuan yang jelas dan tegas sehingga manfaat penilaian menjadi lebih dirasakan oleh pegawai yang bersangkutan.

  c) Sistem penilaian Sistem penilaian dibentuk oleh faktor penilai, ukuran penilaian secara obyektif serta mempunyai hubungan dengan pegawai. Praktis mempunyai standar dan mempunyai standar dan mempunyai ukuran- ukuran yang dapat diandalkan.

  d) Pengukuran isi Pengukuran isi meliputi tiga hal yaitu: fokus penilaian, jenis kriteria, deskripsi peringkat kerja.

  e) Kriteria kinerja Kriteria kinerja yang di nilai yaitu: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan supervisi, dampak interpersonal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  29 f) Proses pengukuran Proses pengukuran meliputi: Skala pengukuran dan jenis alat ukur.

  3. Manfaat Penilaian Pegawai Penilaian pegawai perlu dilakukan karena penilai pegawai memiliki manfaat ganda yaitu bagi pegawai dan bagi perusahaan, (Ig. Wursanto, 1989:88) Manfaat penilaian pegawai bagi pegawai antara lain:

  a) Penilaian pegawai menciptakan iklim kehidupan instansi yang dapat menjamin kepastian hukum bagi pegawai b) Penilaian pegawai memberikan dorongan kepada pegawai untuk lebih giat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

  c) Penilaian pegawai melatih pegawai untuk selalu berdisiplin dalam segala hal, baik ketika pimpinan hadir maupun tidak hadir.

  Manfaat penilaian pegawai bagi instansi antara lain:

  a) rapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami oleh setiap pegawai sehingga pembinaan pegawai dapat lebih dikembangkan dan diperhatikan.

  b) Hasil penilaian dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menempatkan pegawai sesuai dengan bidang dan tugasnya.

  c) Penilaian pegawai memudahkan dalam menentukan apakah suatu latihan dibutuhkan untuk mengembangkan ketrampilan pegawai.

  Sedangkan menurut (Susilo Martoyo, 1987:92-93) Manfaat penilaian prestasi kerja yaitu: a) Perbaikan prestasi kerja

  b) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

  c) Keputusan-keputusan penempatan

  d) Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan karier

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  30 e) Perencanaan dan pengembangan karier

  f) Penyimpangan-penyimpangan proses staffing

  g) Ketidak akuratan informasional

  h) Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan i) Kesempatan kerja yang adil j) Tantangan-tantangan eksternal

  4. Obyek yang dinilai dalam prestasi kerja 1) Kesetiaan

  Dalam arti sempit kesetiaan adalah ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. Sedangkan dalam arti luas yang dimaksud dengan kesetiaan adalah tekat dan kesanggupan menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekat dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari- hari serta dalam pengabdian adalah penyumbangan umum diatas kepentingan golongan atau pribadi. 2) Prestasi kerja

  Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan pegawai yang bersangkutan. 3) Tanggung jawab