STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI MA TARBIYATUL BANIN WINONG PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum MA Tarbiyatul Banin Winong Pati 1. Sejarah Berdirinya MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Sebagai kelanjutan Madrasah Ibtidaiyah yang didirikan oleh KH. Ismail bersama pejuang lainnya dan atas dukukungan para Kiai di Kajen Margoyoso tahun 1930, maka didirikan pula Madrasah-madrasah lainnya. Yaitu Madrasah Mu'allimin / Sekolah Guru (tahun 1955), Roudlotul Athfal (tahun 1965), Madrasah Tsanawiyah (tahun 1961) dan Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin yang semuanya bernaung di bawah satu

  kepengurusan, yaitu Pengurus Madrasah Tarbiyatul Banin. Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin sendiri mulai berdiri pada tahun 1980.

  Semula madrasah ini bernama Far'iyah Madrasah Matholi'ul Falah Kajen di Pekalongan. Karena menginduk kepada Madrasah pimpinan KH. Mahfudh Salam Kajen ( ayah KH.DR. M.A. Sahal Mahfudh ) yang menjadi buronan penjajah Belanda waktu itu maka madrasah inipun harus ditutup. P ada masa penjajahan Jepang madrasah boleh dibuka kembali berkat perjuangan lobi yang dilakukan oleh KH. Jauhar Umar dengan syarat : a.

  Nama Matholi'ul Falah garus diganti dengan nama yang lain.

  b.

  Lepas hubungan dari KH. Mahfudh Salam Kajen.

  Maka sejak tahun 1943 bergantilah nama madrasah ini dengan nama baru, yaitu Tarbiyatul Banin. Meskipun secara formal sudah tidak ada hubungan lagi dengan KH. Mahfudh Salam, namun secara moral dan kultural Tarbiyatul Banin tidak bisa lepas dari dunia pesantren, khususnya para Kiai Kajen, sampai saat ini.

  Selanjutnya pada tahun 1997 Pengurus Madrasah Tarbiyatul Banin mengubah diri menjadi sebuah Yayasan dengan nama Yayasan Perguruan

  1 Agama Islam Tarbiyatul Banin ( Akta Notaris No 18/1997/A.N/K/Y).

  2. Letak Geografis MA Tarbiyatul Banin Winong Pati

  MA Tarbiyatul Banin Winong Pati berlokasi di desa Pekalongan kecamatan Winong kabupaten Pati. MA Tarbiyatul Banin terletak di sekitar perkampungan warga sehingga mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi meskipun letaknya tidak begitu strategis namun didukung dengan nama almamater yang sudah banyak dikeanal warga desa setempat dan desa tetangga. MA Tarbiyatul Banin Winong Pati telah mempunyai gedung dan ruang belajar yang memadai dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga lebih mudah dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari.

  MA Tarbiytul Banin Winong Pati memiliki batas-batas territorial sebagai berikut: a.

  Sebelah timur adalah sekolah TPQ b. Sebelah selatan adalah perumahan penduduk c. Sebelah utara adalah pondok pesantren

  Dilihat dari letak geografisnya MA Tarbiyatul Banin Winong Pati justru membuat pembelajaran lebih efektif karena lingkungannya yang mendukung dan tidak bising.

  3. Profil Madrasah

  a. : MA Tarbiyatul Banin Nama Madrasah

  b. : 20340501 NPSN

  c. : 312231804113 NSM

  d. : Jawa Tengah Propinsi

  e. : Pati Otonomi

  f. : Winong Kecamatan g. : Ds. Pekalongan Desa/ Kelurahan

  h. : Ds. Pekalongan Jalan i. : 59181

  Kode Pos j. : Kode wilayah: 0295

  Telepon k. : Pedesaan

  Daerah l. : Swasta

  Status sekolah m. : Tahun 2009

  Akreditasi n. : Nomor: Wk/5.d/126/Pgm/MA/1986

  Surat keputusan/ SK Tanggal: 26 Febuari 1986 o. : Tahun: 1961

  Tahun berdiri p. : Pagi

  Keg. belajar mengajar q. : Milik sendiri

  Bangunan sekolah

  2

  r. : 1088 m Luas tanah s. : Desa Pekalongan

  Lokasi sekolah t. : Desa

  Terletak pada lintasan u. : Sekolah

  Jml. keanggotaan rayon v. : Yayasan

  Organisasi penyelenggara 4.

   Struktur Organisasi MA Tarbiyatul Banin Winong Pati

  Pengorganisasian adalah proses pembagian tugas dan wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui organisasi, tugas-tugas sebuah lembaga dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam arti yang lain, pengorganisasian adalah aktivitas pemberdayaan sumber daya dan program.

  Dalam penyusunan struktur organisasi, MA Tarbiyatul Banin menggunakan ketentuan yang berlaku. Struktur organisasi ini dibuat agar lebih memudahkan sistem kerja sesuai dengan jabatan yang diterima masing-masing, sesuai dengan bidang yang telah ditentukan agar tidak terjadi penyalahgunaan hak dan kewajiban orang lain. Dalam menyusun dengan kemampuan masing-masing anggota sehingga dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada masing-masing personil dapat terlaksana dengan baik.

  Adapun struktur organisasi MA TArbiyatul Banin Winong Pati adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI

MA TARBIYATUL BANIN WINONG PATI

  2 TAHUN 2016-2017 YAYASAN TARBIYATUL BANIN Kepala Madrasah

  Komite Sekolah Wakil Kepala Bidang Kurikulum Tata Usaha

  Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Wakil Kepala Bidang SarPras Pembina IPNU/IPPNU waliKelas

  Seksi Perpustakaan BK Seksi Laboratorium Komputer Seksi Laboratorium Bahasa Seksi Kegiatan Ekstra Guru

  Peserta Didik

5. Visi, Misi dan Tujuan MA Tarbiyatul Banin Winong Pati a.

  Visi Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin adalah Terwujudnya masyarakat pendidikan yang TERDEPAN DALAM ILMU, TERPUJI DALAM LAKU.

  b.

  Sedangka Misi Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin adalah : 1.

  Menyelenggarakan pendidikan formal di tingkat pendidikan menengah dalam bentuk Madrasah Aliyah.

2. Mengembangkan usaha-usaha mitra yang sah dan halal.

  c.

  Tujuan pendirian Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin terbagi menjadi dua macam yaitu :

  1. Tujuan Nasional, penyelenggaraan pendidikan menengah bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis; dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

  2. Tujuan Sekolah, Mempertinggi dan memperluas pendidikan serta pengajaran agama Islam berlandaskan Al Qur'an dan Sunnah

  3 Rasul.

  6. Keadaan Sarana Dan Prasarana MA Tarbiyatul Banin Winong Pati

  Sarana dan prasarana merupakan faktor yang penting dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar (PBM) menuju keberhasilan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan sarana dan prasarana di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati dapat dilihat sebagai berikut:

3 Dokumentasi dan Opservasi di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati, Pada Tanggal 06

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Kondisi Bangunan Di MA Tarbiyatul Banin

  1

  1

  17 Kantin

  16 Ruang Pramuka 1 _ _

  15 Ruang Osis 1 _ _

  14 gedung Serba Guna (Aula) 1 _ _

  13 Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1 _ _

  12 Toilet Peserta Didik 8 _ _

  11 Toilet Guru 1 _ _

  10 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1 _ _

  9 Ruang Perpustakaan 1 _ _

  _ _

  8 Laboratorium Bahasa

  4 No Jenis Bangunan Jumlah Ruang Menurut Kondisi (Unit) Baik Rusak Ringan Rusak Berat

  7 Laboratorium Komputer 1 _ _

  6 Laboratorium Biologi 1 _ _

  5 Laboratorium Kimia 1 _ _

  4 Ruang Tata Usaha 1 _ _

  _ _

  1

  3 Ruang Guru

  _ _

  1

  2 Ruang Kepala Madrasah

  1 Ruang Kelas 8 _ _

  _ _

Tabel 4.3 Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran di MA Tarbiyatul Banin

  

No Jenis Sarpras Jumlah Unit Menurut Jumlah Ideal yang

Kondisi Seharusnya Ada Baik Rusak

  1 Kursi Peserta 247 _ _ Didik

  2 Meja Peserta 124 _ _ Didik

  3 Kursi Guru di 1 _ _ Ruang Kelas

  4 Meja Guru di 1 _ _ Ruang Kelas

  5 Papan Tulis 8 _ _

  6 Lemari di Ruang 1 _ _ Kelas

  7 Bola Sepak 3 _ _

  8 Bola Voli 3 _ _

  9 Bola Basket 3 _ _

  10 Meja Pingpong 1 _ _

  11 Lapangan Sepak 1 _ _ Bola

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendukung Lainya di MA Tarbiyatul Banin Winong

  1

  14 Kendaraan Oprasional (Mobil) 1 _ Dari tabel di atas, fasilitas dan sarana prasarana yang ada di MA

  13 Washtafel (Temapat cuci tangan) 1 _

  _

  3

  12 Pengeras Suara

  11 Kotak Obat (P3K) 1 _

  10 Almari Arsip 1 _

  9 Kursi Guru dan Tenaga Kependidikan 29 _

  8 Meja Guru dan Tenaga kependidikan 29 _

  1

  7 Layar (Screen)

  Pati Tahun 2016-2017.

  6 LCD Proyektor 12 _

  5 Mesin Scanner 1 _

  4 Televisi 2 _

  3 Printer 2 _

  2

  30

  2 Personal Komputer

  1

  1

  1 Laptop

  5 No Jenis Sarpras Jumlah Unit Menurut Kondisi Baik Rusak

  Tarbiyatul Banin Winong Pati dikatan cukup lengkap. Dengan demikian proses kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, khususnya dalam mata pelajaran aqidah Akhlak dan Al- Qur’an hadits.

7. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MA Tarbiyatul Banin Winong Pati a. Guru dan Karyawan MA Tarbiyatul Banin Winong Pati

  Dalam sebuah proses pembelajaran dibutuhkan adanya seorang guru. Seorang guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai pengajar (transfer of knowledge) sekaligus sebagai pendidik (transfer of value). Mengingat tugas dan tanggung jawab sebagai guru amat berat, maka dibutuhkan guru yang professional dalam mengelola kelas. Karena kemajuan peserta didik tergantung dari tingkat kemampuan masing- masing guru atau tergantung pada keahlian guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

  Dengan demikian maka pentingnya seorang guru dalam proses pembelajaran, maka MA Tarbiyatul Banin benar-benar mementingkan mutu dan keahlian guru, hal ini dibuktikan dengan rata-rata guru di MA Tarbiyatul Banin berstatus (S1). Untuk mengetahui keadaan guru bisa dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5 Daftar Guru MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Pelajaran 2016-2017

  6 NO Nama Guru TTL Jabatan

  1 Drs.Ah. Adib Al Arif, M.Ag. Pati,30/03/1964 Kep. Madrasah

  2 Abdul Wahab, S.Pd.I Pati,13/08/1981 Guru

  3 Ahmad Widiyono, S.Pd Pati,13/05/1986 Guru

  4 Aisyah Yuliana, S.Pd Pati,08/07/1988 Guru

  5 Anif Sukmawati Pati,26/12/1990 Guru

  6 Arina Hidayah, M.SI Pati,15/10/1969 Guru

  7 Eni Ermawati, S.Pd Pati,20/11/1988 Guru

  8 Jauhar Hilal, S.Pd.I Pati,02/01/1982 Guru

  9 Kunarsih, S.Pd Pati,15/08/1985 Guru

  10 Lailatul Fitriyah, S.Pd Pati,17/07/1983 Guru

  23 Tri Widayati, S.TP Pati,05/10/1974 Guru b.

  6 Wahono Al Muis Pati,07/03/1977 Kepala Tata Usaha

  5 Sriwahyuni Pati,05/02/1972 Bendahara Madrasah

  4 Sabar Halim, S.Ud Pati,17/02/1989 Staf TU/ Perpustakaan

  Pati,08/12/1971 Penjaga

  Pati,29/07/1989 Bendahara BOS

  2 Malihah Istighfaroh

  1 Jupri Pati,01/07/1950 Tenaga Kebersihan

  7 No Nama TTL Jabatan

   Tenaga Karyawan MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Tabel 4.6 Daftar Tenaga Karyawan MA Tarbiyatul Banin Winong Pati.

  22 Suwadi, S.Pd Pati,20/04/1981 Guru

  11 Lestari Andika Sari, S.Pd Pati,07/12/1985 Guru

  21 Suparno Pati,03/07/1970 Guru

  20 Suparmin, M.Pd Pati,28/10/1982 Guru

  19 Sholihul Fuad, S.Pd Pati,28/02/1972 Guru

  18 Shodiq Annur, S.Pd Pati,03/03/1986 Guru

  17 Septian Noland Salcha Pati,13/09/1992 Guru

  16 Pramestya Intan Permatasari, S.Pd Pati,26/12/1990 Guru

  15 Nur Yahya Pati,31/12/1950 Guru

  14 Muslih Pati,04/09/1964 Guru

  13 Muhadi, S.Ag Pati,15/10/1967 Guru

  12 Miftahurrohim, S.Pd Pati,08/06/1987 Guru

3 Rofi’an, S.Ag

c. Siswa MA Tarbiyatul BaninWinong Pati

  34 5 11-IPS

  20 TOTAL 258

  14

  6

  36 8 12-BAHASA

  20

  16

  34 7 12-IPA

  17

  17

  35 6 11- BAHASA

  23

  12

  Berdasarkan sebagai data yang berhasil penulis himpun, siswa yang bersekolah di MA Tarbiyatul Banin Winong kebanyakan dari masyarakat winong sendiri kalaupun ada di luar desa winong, berasal dari desa puncak wangi dan jakenan. Adapun siswa yang bersekolah di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati tahun ajaran 2016-2017 dapat dilihat secara terperinci dalam table berikut:

Tabel 4.7 Siswa MA Tarbiyatul Banin Winong Pati

  12

  35 4 11- IPA

  17

  18

  32 3 10-3

  19

  13

  32 2 10-2

  20

  12

  1 10-1

  8 No Kelas Siswa Jumlah L P

  22

Tabel 4.8 Out Put MA Tarbiyatul Banin Winong Pati:

  9 Daftar Kelulusan

  2

  3

  4

  5

  6

  10

  

11

TAHUN PELAJARAN 2009/20 2010/20 2011/201 2012/201 2013/201 2014/201 2015/201

  100 L 100% 100% 100% 100% 100% 100%

  % Kelulusan

  TL 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

  IPS

  Kab. - - -

  • Peringkat - - - - - - - Prop.

  100 100 L 100% 100% 100% 100% 100%

  % % Kelulusan

  AM R ASA TL 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% OG AH - - - - Kab.

  R B P

  Peringkat

  • Prop.

  100

  • L 100% 100% 100% 100% 100%

  % Kelulusan

  • TL 0% 0% 0% 0% 0% 0%

  IPA

  Kab. - - - - - - - Peringkat - - - - - Prop.

d. Perkembangannya Perkembangan MA Tarbiyatul Banin dari Tahun ke Tahun

  10

  1 2.

  • – Sekarang Tahun 1986 Tahun 1998 Tahun 2005
  • – Sekarang Mulai Tahun 1980 Sejak tahun 1998 Mulai tahun 2005- Sekarang Tahun 1980
  • – 1994 Tahun 1994 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2006

  3.

  4.

  5. Kepala Sekolah I Kepala Sekolah II Status Akreditasi Program Pendidikan Lokasi Fasilitas

  K. Jabir Hasan Drs. H. Ah. Adib Al Arif, M.Ag Terdaftar Diakui B

  IPS

  IPS dan BAHASA

  IPA, IPS dan BAHASA Berkumpul dengan MTs Punya Gedung Sendiri 4 lokal Penambahan 2 lokal Penambahan 2 lokal Penambahan 2 lokal Rehab Gedung 1994 2 lokal Penambahan 3 lokal Droping Lab. Bahasa (Depag RI) Lab. Komputer (Usaha Sendiri )

  Tahun 1980-2000 Tahun 2000

  Tahun 2007

  • – Sekarang Tahun 2002 Tahun 2004

B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Analisis Strategi Guru Rumpun PAI Dalam Pengembangan Bahan Ajar di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Ajaran 2016-2017

  Dalam proses pembelajaran maka tidak terlepas dengan adanya kurikulum yang dipakai di sekolah MA Tarbiyatul Banin. Kurikulum adalah suatu rencana tentang tujuan dan isi dari apa yang dipelajari dan di dalamya terdapat antisipasi hasil-hasil pengajaran, sedangkan pengajaran itu sendiri adalah proses penyamapaian kurikulum dan penyediaan lingkungan belajar bagi peserta didik. Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan bapak Miftahurrohim, S.Pd Selaku waka kurikulum di MA Tarbiyatul Banin beliau mengatakan:

  “Kurikulum yang dipakai di MA Tarbiyatul Banin menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum 2013 dan kurikulum KTSP. Kurikulum

  11 2013 untuk kelas X dan XI, kurikulum KTSP untuk kelas XII.

  ” Adapun dalam mengembangkan bahan ajar, para guru khususnya guru Aqidah Akhlak harus menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di MA Tarbiyatul Banin, bahwa di kelas XII pada mata pelajaran Aqidah Akhlak sudah menggunakan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 dan bahan ajar. Penuturan ibu Arina Hidayah, M.SI selaku guru Aqidah Akhlak bahwa:

  “Pelajaran Aqidah Akhlak di MA Tarbiyatul Banin menggunakan kurikulum 2013 agar kami para guru mudah dan efisien dalam menyampaikan materi. Kurikulum 2013 bisa diiplementasikan menggunakan bahan ajar, sehingga peserta didik mampu lebih mudah memahami materi. Akan tetapi sebelum mengembangkan bahan ajar saya melihat kondisi kelas terlebih dahulu, karena setiap kelas

  12 kondisinya berbeda.

  ” Dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran aqidah akhlak diatas dapat dijelaskan bahwa pengembangan 11 bahan ajar harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik di kelas. Karena

  Data bersumber dari hasil Wawancara kepada bapak Miftahurrohim, S.Pd Waka Kurikulum MA Tarbiyatul Banin Winong Pati, Tanggal 03-08-2016. setiap kelas kondidinya berbeda-beda. Mata pelajaran aqidah akhlak sudah menggunakan kurikulum 2013. Dengan kurikulum tersebut guru lebih mudah dan efisiensi dalam menyampaikan materi. Pemilihan bahan ajar atau materi ajar sangat penting agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan standar kompetensi yang ditentukan bisa tercapai.

  Adapun menurut Dewi Sriwati Peserta didik kelas XI Bahasa mengatakan bahwa : “Tidak semua mata pelajaran menggunakan bahan ajar ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi pada mata pelajaran Aqidah Ahlak pada bab perilaku terpuji, ibu guru menyuruh salah satu dari peserta didik untuk memperagakan suatu kegiatan perilaku terpuji, sehingga peserta didik yang lain lebih mudah memahami materi yang

  13 disampaikan.

  ” Pesertda didik yang lainnya, yaitu Faizatul Makhya Kelas XI IPA

  Mengutarakan bahwa: “Berdasarkan pelajaran yang telah saya ikuti, pada mata pelajaran aqidah akhlak ibu Arina Hidayah terkadang mengembangkan bahan ajar karena tidak semua materi menggunakan bahan ajar selain itu juga ibu guru menggunakan metode. Akan tetapi terkadang kalau ibu guru menggunakan metode tidak pas dengan materi yang diajarkan

  14 sehingga proses pembelajaran menjenuhkan.

  ” Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa guru aqidah akhlak di MA Tarbiyatul Banin sudah mengembangkan bahan ajardan memilih metode yang tepat, meski tidak semua bab materi ajar, karena pemilihan metode yang tepat bisa membuat peserta didik akan lebih cepat memahami materi yang diajarkan. Sebelum menentukan metode-metode dan pemilihan bahan ajar yang akan digunakan dalam penyampaian materi kepada peserta didik, maka terlebih dahulu guru mampu mengenali kondisi setiap kelas yang akan diajar, agar materi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

13 Data bersumber dari hasil wawancara peserta didik Dewi Sriwati, Tanggal 06-08-2016.

  Guru aqidah akhlak di MA Tarbiyatul Banin sudah mengembangkan bahan ajar dengan baik. Sebelum materi aqidah akhlak disampaikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran terlebih dahulu materi itu dikembangkan. Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara guru membuat strategi atau langkah untuk mengembangkan materi tersebut. Setelah strategi dibuat, kemudian selanjutnya adalah bagaimana proses pelaksanaan dari strategi tersebut, atau dalam hal ini implementasinya. Adapun menurut guru aqidah akhlak ibu Arina Hidayah, M.SI saat wawancara mengatakan:

  “ Strategi dan pelaksanaan yang saya lakukan ya saya menulis semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran aqidah akhlak yang dipadukan dalam tema atau materi yang dipilih. Kemudian setelah tahu jenis materinya saya menentukan metode yang akan saya gunakan, disamping itu juga saya tentukan cakupan materinya dan saya urutkan. Baru kemudian memilih sumber materi yang tepat untuk diajarkan. Selain itu juga saya menggunakan media, media disini sudah sangat lumayan, biasannya saya menggunakan power point, audio visual dan terkadang juga belajar

  15

  diluar kelas. Tergantung materi yang akan saya ajarkan.” Dalam proses pembelajaran maka harus ada sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana merupakan satu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimaksud disini yaitu sarana dan prasarana yang memadai misalnya: bangunan atau gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, computer, ruang guru, kantor kepala sekolah serta peralatan- peralatan penunjangkegiatan pembelajaran.

  Sampai saat ini secara umum sarana dan prasarana di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati sudah memenuhi standar kelayakan dalam penunjang proses pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan kepala madrasah dalam wawancara yang dilakukan peneliti:

  “Sarana dan prasarana alhamdulilah di madrasah ini sudah kita cukupi 15 semampu kita, artinya kita selalu siapkan anggaran terutama anggaran

  Data bersumber dari hasil Wawancara ibu Arina Hidayah, M.SI guru mapel Aqidah

  BOS itu fasilitas dari pembelajaran, sarana-sarana pembelajaran dan kegiatan kita cukupi karena BOS ini sangat membantu, dan tidak kita gunakan untuk honor guru. Untuk sarana dan prasaranadalam penunjang proses pembelajaran aqidah akhlak yang sudah ada di

  16

  madrasah itu seperti: LCD, perpustakaan, computer dan proyektor.” Setelah wawancara dengan kepala madrasah peneliti mengamati beberapa sarana dan prasarana yang ada di madrasah tersebut. Hasilnya yaitu sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut sudah memadai, misalnya: computer, LCD proyektor, perpustakaan dan wifi. Dalam proses pembelajaran sebagian guru menggunakan LCD proyektor akan tetapi itu juga disesuaikan dengan materi atau bab yang akan diajarkan.

  Setelah wawancara dengan kepala sekolah dan mengamati sendiri di madrasah tersebut, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru aqidah akhlak tentang sarana dan prasarana, yaitu sebagai berikut:

  “ kalau sarana dan prasarana untuk guru mata pelajaran ya sebelumnya melihat dulu materi pembelajarannya seperti apa, terus pemilihan bahan ajar yang pas digunakan itu apa. Lalu sarana dan

  17

  prasarana yang sesuai dengan materi tersebut itu apa. Begitu mbak.” Dalam paparan data diatas, maka data yang dapat dijelaskan dari sarana dan prasarana pengembangan bahan ajar diatur oleh guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran aqidah akhlak. Kemudian untuk sarana dan prasarana sampai saat ini masih terus dilakukan pengupayaan, pengembangan dan pengadaan dari tahun ketahun.

  Setelah sarana dan prasarana yang memadai dalam pengembangan bahan ajar selanjutnya guru melakukan langkah-langkah atau tehnik tersendiri. Begitupun dengan guru aqidah akhlak di MA tarbiyatul Banin. Hasil wawancara dengan ibu Arina Hidayah, M.SI mengatakan:

  “Dalam mengembangkan bahan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu pertama melakukan analisis kebutuhan bahan ajar, 16 analisis kebutuhan bahan ajar yaitu disesuaikan dengan peserta didik

  Data bersumber dari hasil wawancara bapak Drs.Ah. Adib Al Arif, M.Ag kepala sekolah, Tanggal 15-08-2016. dan guru membuat bahan ajar semaksimal mungkin sehingga bahan ajar tersebut mudah difahami oleh peserta didik. Yang kedua yaitu menganalisis kurikulum sebelum membuat bahan ajar harus disesuaikan dengan kurikulum. Seperti yang kita tahu kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 dalam materi berbeda jika KTSP materi dijelaskan lebih banyak, sedangkan kurikulum 2013 sifatnya tematik. Yang ketiga yaitu pemetaan dari KI, KD dan indikator seperti kalau kurikulum 2013 pakainya KI. Seperti kalau membuat RPP harus dicari dulu kompetensi intinya dan kompetensi dasarnya. Membuat bahan ajar juga seperti itu harus ditentukan dulu kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti apa.

  ”

  18 Adapun respon peserta didik sangat menentukan dalam proses pembelajaran dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh guru.

  Untuk mengetahui bagaimana respon peserta didik saat guru mengajar dengan mengembangkan bahan ajar, peneliti mewawancarai peserta didik dari kelas VII bahasa yang bernama Aqiqotul Afifa dia mengatakan:

  “Saat guru Aqidah Akhlak mengembangkan bahan ajar dikelas saya menyukainya karena bahasa yang digunakaan lebih jelas.Terkadang guru juga menggunakan LCD proyektor untuk memutar video di materi-materi tertentu dan juga menggunakan power point. Guru juga menggunakan metode-metode yang baru sehingga teman-teman tidak bosan saat proses pembelajaran.”

  19 Sedangkan peserta didik yang bernama Evi Kurniawati dari kelas

  VII IPS Dia mengatakan: “Saya suka semua pelajaran PAI apalagi saat pelajaran Aqidah Akhlak karena dalam penyampaiannya mudah dimengerti. Gurunya juga menyenangkan dan dalam proses pembelajaran suasananya sangat kondusif. Pemilihan metodenya juga pas sehingga kami senang dalam pembelajaran.

20 Pada umumnya peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga menyulitkan guru saat mengatur atau mengondisikan kelas.

  ”

  Adapun usaha guru dalam mengondisikan kelas agar peserta aktif dalam 18 Data bersumber dari hasil Wawancara ibu Arina Hidayah, M.SI guru mapel Aqidah Akhlak, Tanggal 03-08-216. 19 Data bersumber dari hasil wawancara peserta didik aqiqotul Afifa, Tanggal 04-08- 2016 mengondisikan kelas setiap guru memiliki cara yang berbeda-beda. Adapun ibu Arina Hidayah, M.SI menggunakan cara every one is a yaitu menjadikan peserta didik tidak sebagai objek menerima

  teacher

  materi saja tetapi juga sebagai guru untuk temanya jika temannya kurang mengerti. Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Arina Hidayah, M.SI: “Cara agar peserta didik aktif dalam proses pembelajaran biasanya peserta didik tidak hanya saya jadikan objek menerima atau mendengarkan materi yang saya ajarkan akan tetapi peserta didik juga harus ikut aktif dalam menyampaikan pendapatnya agar peserta didik

  21 mampu melakukan feed back dari apa yang disampaikan gurunya.

  ” Setelah itu tujuan yang hendak dicapai (Indikator) dalam pengembangan bahan ajar. Tujuan merupakan salah satu arah yang harus dicapai. Agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuan tersebut perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan tersturuktur. Untuk mengetahui tujuan pengembangan bahan ajar pada mata pelajaran aqidah akhlak harus memperhatikan tujuan (indikator) yang ingin dicapai. Berikut ini hasil wawancara dengan guru aqidah akhlak ibu Arina Hidayah, M.SI:

  “Tujuan pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran aqidah akhlak, supaya dalam penyampaian materi pembelajaran tentang akhlak kepada peserta didik dapat tersampaikan dengan baik, dan proses pembelajaran tidak menjenuhkan, maka guru harus memperhatikan tujuan atau indikator yang ingin dicapainya. Sehingga peserta didik dapat mencapai prestai belajar sesuai yang diharapkan dan dapat diamalkan dalam lingkungan

  22

  masyarakat.” Beradasarkan hasil wawancara diatas, dapat dijelaskan bahwa tujuan darki pengembangan bahan ajar pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA Tarbiyatul Banin adalah sebelum menggunakan bahan ajar terlebih dahulu guru harus memperhatikan tujuan atau indikator yang 21 akan dicapai dan memilih bahan ajar yang digunakan, agar materi

  Data bersumber dari hasil Wawancara ibu Arina Hidayah, M.SI guru mapel Aqidah Akhlak, Tanggal 03-08-216. pelajaran khususnya mata pelajaran aqidah akhlak dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik dan tidak menjenuhkan ketika pelajaran sedang berlangsung, sehingga bisa mencapai prestasi yang sesuai dan dapat diamalkan pada lingkungan masyarakat.

  Jadi MA Tarbiyatul Banin Winong Pati menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas X dan kelas XI, untuk keals XII menggunakan kurikulum KTSP. MA Tarbiyatul Banin juga telah mengembangkan bahan ajar yang disesuaikan dengan sarana dan prasarana. Dalam pengembangan bahan ajar, pendidik menggunakan langkah-langkah diantaranya : menganalisis kurikulum, menganalisis sumber belajar, memilih dan menentukan bahan ajar, dan pemetaan dari KI, KD dan Indikator. Langakah

  • –langkah yang duterapkan pada MA Tarbiyatul Banin telah sesuai dengan yang ditulis oleh Andi Prastowo dalam bukunya “ Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif ” mengemukakan bahwa dalam pengembangan bahan ajar harus menggunakan 3 langkah pokok, meliputi : Menganalisi Kurikulum, Menganalisis Sumber Belajar dan Memilih dan Menentukan Bahan Ajar.

2. Faktor-faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Bahan Ajar di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun 2016-2017.

  Berdasarkan hasil wawancara di MA TArbiyatul Banin Winong Pati diketahui bahwa dalam pengembangan bahan ajar memiliki faktor pendukung dan penghambat. Seperti halnya yang dinyatakan oleh bapak Drs. Ah.Adib Al Arif, M.Ag selaku kepala sekolah yang mengatakan bahwa:

  “Faktor pendukung pengembangan bahan ajar yang dilakukan guru di MA Tarbiyatul Banin yaitu adanya kesadaran guru untuk meningkatkan kompetensi sehingga mereka mengikuti pelatihan-

  23 pelatihan yang diadakan.

  ” Begitupun yang di katakana oleh ibu Arina Hidayah, M.SI selaku guru Aqidah Akhlak:

  “Faktor pendukungnya yaitu guru sesuai dengan kualifikasinya. Proses rekrutmen guru di MA Tarbiyatul Banin menggunakan seleksi yang sangat ketat dengan tujuan guru mampu menguasai materi yang diajarkan dan juga dapat mengembangkan metode -metode

  24

  pembelajran termasuk bahan aja .”

  Selain faktor pendukung juga terdapat faktor penghambat dalam pengembangan bahan ajar di MA Tarbiyatul Banin seperti halnya yang dikatakan oleh bapak Drs. Ah. Adib Al Arif, M.Ag selaku kepala sekolah:

  “Faktor penghambatnya dari segi finensial yang diterima oleh para guru sehingga menjadikan semangat guru terkadang menurun. Walaupun para guru tidak secara langsung mengatakan permasalahan

  25

  tersebut tetapi saya sebagai kepala sekolah ikut merasakan.” Begitu juga dengan yang disampaikan oleh ibu Arina Hidayah, M.SI selaku guru Aqidah Akhlak: “Faktor penghambat dalam pengembangan bahan ajar ini salah satunya adalah kesediaan buku yang datang terlambat. Adapula silabus yang sampai sekarang juga belum kami dapat. Ini menjadi kendala bagi

  26 kami yang akan mengembangkan bahan ajar.

  ” Adapun wawancara dengan bapak Miftahurrohim, S.Pd Selaku waka kurikulum di MA Tarbiyatul Banin beliau mengatakan :

  “ Kurikulum yang dipakai di MA Tarbiyatul Banin menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum 2013 dan kurikulum KTSP. Kurikulum

  27 23 2013 untuk kelas X dan XI, kurikulum KTSP untuk kelas XII.

  Data bersumber dari hasil wawancara bapak Ah. Adib Al Arif, M.Ag kepala sekolah, Tanggal 15-08-2016. 24 Data bersumber dari hasil Wawancara ibu Arina Hidayah, M.SI guru mapel Aqidah Akhlak, Tanggal 03-08-216. 25 Data bersumber dari hasil wawancara bapak Ah. Adib Al Arif, M.Ag kepala sekolah, Tanggal 15-08-2016. 26 Data bersumber dari hasil Wawancara ibu Arina Hidayah, M.SI guru mapel Aqidah Akhlak, Tanggal 03-08-216

  Jadi dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ada perbedaan dalam faktor pendukung dan penghambat yang menyatakan bahwa dari kepala madrasah faktor pendukungnya adalah kesadaran guru dalam meningkatkan kompetensi peserta didik sehingga guru tersebut bersedia mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh madrasah. Sedangkan menurut ibu Arina Hidayah, M.SI selaku guru mata pelajaran Aqidah akhlak berpendapat bahwa faktor pendukungnya adalah guru di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati sudah sesuai dengan kualifikasinya sehingga peserta didik lebih mudah menerima pelajaran tersebut karena guru yang mengajar sudah sesuai bidangnya.

  Sedangkan faktor penghambat dalam pengembangan bahan ajar menurut bapak Drs. Adib Al Arif selaku kepala madrasah beliau mengatakan bahwa faktor penghambatnya adalah dari segi finensial sehingga terkadang semangat guru untuk mengajar menurun. Sedangkan menurut ibu Arina Hidayah, M.SI faktor penghambatnya yaitu dari ketersediaan buku yang biasanya datangnya terlambat sehingga membuat proses pembelajaran terhambat.

C. Analisis Data 1. Strategi Guru Aqidah Akhlak Dalam Pengembangan Bahan Ajar di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Pelajaran 2016-2017.

  Menurut Muhammad Rahman dan Sofan Amri dalam bukunya yang berjudul“Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran” proses pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi

  28 yang ditentukan. Kaitan bahan ajar dan materi ajar hampir sama hal ini dibuktikan dengan adanya pernyataan bahwa keduanya ini sama-sama membantu guru dalam proses belajar mengajar dan sama-sama memiliki SK, KD dan tujuan pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa materi dan bahan ajar merupakan suatu hal yang sama.

  Pengertian mengenai pengembangan bahan ajar itu sendiri terdapat perbedaan antara kepala madrasah dan guru. Kepala madrasah menyatakan bahwa adanya kemampuan guru untuk membuat sendiri materi ajar akan tetapi bersumber pada buku-buku yang sudah adaa namun dikembangkan dengan bahasa sendiri yang sekiranya peserta didik lebih mudah memahami. Sedangkan menurut guru mata pelajaran bahwa yang disebut dengan pengembangan bahan ajar yaitu kemampuan mengembangkan materi pembelajaran yang sudah ada dengan metode yang tepat sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Pernyataan guru tersebut lebih kepada penyampaian materi pembelajarannya bukan pada kemampuan pembuatan materi ajarnya.

  Dari pembahasan di atas peneliti menyimpulkan bawa pengembangan bahan ajar ini meliputi dua sisi yakni, yang pertama kemampuan membuat materi ajar sendiri namun dengan tetap menjadikan buku-buku yang sudah ada sebagai pedoman hanya saja dibuat kembali dengan bahasa guru itu sendiri yang bertujuan agar lebih mudah difahami oleh peserta didik. Yang kedua kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar tersebut.

  Menurut Sitepu dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Sumber Pembelajaran” pengembangan bahan ajar berkaitan dengan lengkapnya sarana, prasarana pendidikan meliputi: ruang kelas, laboratorium fisika,laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium kimia, laboratorium biologi, ruang pribadi, perpustakaan, ruang beribadah, tempat konseling, ruang keorganisasian peserta didik, ruang UKS, dan tempat bermain dan berolahraga. Semua sarana itu pada hakikatnya merupakan aneka sumber belajar yang daapat dijadikan sumber informasi dalam proses belajar dan pembelajaran.

  Kemampuan sekolah dibidang tenaga dan dana untuk mengelola sumber-sumber belajar masih beraneka ragam. Oleh karena itu kekurangan dana atau tenaga, masih terdapat perpustakaan atau laboratorium yang kurang terurus sehingga tidak dapat difungsikan sebagaimana semestinya. Keadaan demikian mempengaruhi mutu proses pembelajaran dan hasil

  29 belajar peserta didik.

  Sesuai dengan teori diatas sekolah MA Tarbiyatul Banin Winong Pati sudah memenuhi syarat sesuai didalam teori diatas berarti sekolah MA Tarbiyatul Banin sudah memenuhi syarat dalam pengembangan bahan ajar. Karena di MA Tarbiyatul Banin telah memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut adanya perpustakaan, UKS, Laboratorium fisika, Laboratorium Bahasa, Laboratorium komputer, tempat konseling, ruang organisasi peserta didik, dan tempat bermain dan berolahraga.

  Dalam penerapan pengembangan bahan ajar di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati kurang maksimal karena tidak semua guru mengembangkan bahan ajar dan tidak semua materi yang ada di buku dikembangkan, hanya bab-bab tertentu. Selain itu juga buku-buku yang mendukung dalam mengembangkan bahan ajar juga sering terlambat sehingga menyebabkan guru harus mencari sumber belajar yang lain, hal itu dapat membutuhkan banyak waktu.

  Kurangnya kemaksimalan diatas tentu akan berdampak pada efektifitas pembelajaran dikelas. Seperti halnya yang dikatakan oleh peserta didik yaitu adik Aqiqotul Afifa bahwa pelajaran Al-

  Qur’an Hadits kurang memahamkan peserta didik dalam penyampaian materinya. Hal ini adalah dampak dari kurangnya kemaksimalan dalam pengembangan bahan ajar. Hal ini juga disebabkan dari kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan metode yang tepat. Jadi hal itu membuktikan bahwa pengembangan bahan ajar yang dilakukan guru tidak memenuhi apa yang seharusnya dilakukan yaitu kurangnya dalam pengembangan bahan ajar melalui sisi penyampaiannya.

  Sedangkan untuk pengembangan bahan ajar dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak sudah sesuai pengembangnnya dikarenakan guru Aqidah Akhlak sudah mampu mengembangkan bahan ajar dengan melalui pembuatan materi ajar dan mampu menyampaikan materi ajar tersebut dengan tepat, itu terbukti dari respon peserta didik bahwa dia menyukai pelajaran Aqidah Akhlak disaat guru tersebut mengembangkan bahan ajar.

  Namun kendala yang dihadapi guru disaat menggunakan metode talking

  

stick ialah keadaan kelas yang cenderung ramai ini juga dapat

  mempengaruhi efektifitas pembelajaran jika guru tidak mampu mengondisikan kelas. Adapun cara yang dilakukan guru dalam mengadapi kendala tersebut adalah dengan menghentikan metode tersebut sejenak sampai peserta didik sadar bahwa ia sedang ramai. Menurut peneliti cara seperti ini cukup efektif agar peserta didik tidak ramai tetapi hal itu hanya bersifat sementara. Ada baiknya jika disertakan hukuman bagi peserta didik yang ramai agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.

  Dalam mengembangkan bahan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu pertama melakukan analisis kebutuhan bahan ajar, analisis kebutuhan bahan ajar yaitu disesuaikan dengan peserta didik dan guru membuat bahan ajar semaksimal mungkin sehingga bahan ajar tersebut mudah difahami oleh peserta didik. Yang kedua yaitu menganalisis kurikulum sebelum membuat bahan ajar harus disesuaikan dengan kurikulum. Seperti yang kita tahu kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 dalam materi berbeda jika KTSP materi dijelaskan lebih banyak, sedangkan kurikulum 2013 sifatnya tematik. Yang ketiga yaitu pemetaan dari KI, KD dan indikator. Seperti jika membuat RPP harus dicari dulu kompetensi intinya dan kompetensi dasarnya.

2. Faktor-Faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat dalam Strategi Guru Aqidah Ahkhlak Dalam Pengembangan Bahan Ajar di MA Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Pelajaran 2016-2017.

  Pelaksanaan dalam pengembangan bahan ajar tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung dan penghambat terdiri dari faktor guru, peserta didik, faktor sarana dan prasarana. Adapun faktor pendukung dalam pengembangan bahan ajarantara lain: a.

  Faktor guru Guru merupakan faktor terpenting dalam proses pembelajaran sehingga kompetensi yang dimilikinnya sangat menentukan hasil yang didapat peserta didik dalam proses belajar mengajar. Faktor guru menjadi salah satu faktor yang mendukung dalam pengembangan bahan ajar di MA Tarbiyatul Banin karena para Guru di MA Tarbiyatul Banin sering mengikuti MGMP untuk meningkatkan kompetensinya.

  b.

  Faktor peserta didik Adanya semangat belajar dan antusiasme yang tinggi dari peserta didik ini juga menjadi pendukung dalam proses pembelajaran karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan peserta didik yang antusias tersebut menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan lebih mengena.

  c.

  Sarana dan Prasarana Adanya sarana dan prasarana yang memadai di MA Tarbiyatul

  Banin terutama untuk proses belajar mengajar seperti adanya proyektor, komputer, kelas yang nyaman menjadi faktor tersendiri dalam pembelajaran karena memudahkan guru untuk menyampaikan pembelajaran dan berinovasi dalam mencari metode pembelajaran.

  Selain faktor pendukung terdapat pula faktor yang menghambat proses pengembangan materi. Dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan materi pembelajaran terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam kurangnya waktu. Kedua kurangsesuaian pendapat baik antara sesama guru maupun kepala sekolah dan administrator. Ketiga kurangnya

  30 pengetahuan dan kemampuan guru sendiri.

  Sebagaimana yang telah disampaikan dibukunya Nana Syaodih Sukdinata yang b erjudul “pengembangan kurikulum, teori dan praktek”. Adapun di MA Tarbiyatul Banin terdapat beberapa hambataan dalam proses pengembangan bahan ajar diantaranya: a.

  Faktor Guru Faktor guru di sini meliputi gaji guru yang relatif rendah dan terbatasnya waktu proses pembelajaran pada setiap minggunya yaitu empat kali pertemuan, dengan waktu yang sedikit yaitu 45 menit.

  b.

  Faktor Peserta didik Latar belakang pendidikan yang di miliki oleh peserta didik juga mmenentukan keberhsilan dalam proses belajar mengajar karena latar belakang tersebut berpengaruh kepada mudah atau tidaknya pelajaran yang diserap oleh peserta didik semakin mudah peserta didik itu menyerap pelajaran maka akan menguntungkan peserta didik begitupula sebaliknya. perbedaan latar belakang pendidikan peserta didik ini menjadi kendala tersendiri bagi guru untuk menyampaikan pembelajaran di kelas. Sehingga hal ini menjadi faktor penghambat guru dalam pengembangan bahan ajar di kelas.

  c.

  Faktor Sarana Prasarana MA Tarbiyatul banin memang memiliki sarana prasarana yang sudah lengkap akan tetapi dalam hal sumber belajar seperti silabus, atau buku ajar yang berasal dari kemenag terkadang mengalami keterlambatan sehingga ini membuat kendala bagi guru dalam mengembangkan bahan ajar.

  Faktor penghambat akan selalu menjadi kendala jika tidak ada solusi yang dapat mengatasinya untuk itu para guru mencoba mengatasi kendala tersebut dengan berbagai cara diantaranya: 1.

  Dari faktor guru, guru diharapkan bekerja professional tidak usah terlalu memikirkan gaji yang rendah, tugas guru yaitu mendidik pesserta didik dengan baik. Karena guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dan masalah terbatasnya waktu dalam proses pembelajaran yaitu diharapkan guru mampu mengembangkan bahan ajar sehingga waktu yang digunakan untuk pembelajaran bisa efisien.

  2. Faktor peserta didik, jadi peserta didik yang belum mengerti banyak tentang pelajaran agama diadakan jam tambahan itu juga berlaku pada peserta didik yang nilai pelajaran agamanya masih di bawah KKM.

  3. Sarana Prasarana, untuk silabus yang datangnya terlambat para guru menyiasati dengan menggunakan silabus lama atau meminjam dari sekolah lain yang menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan untuk buku dari kemenag yang datangnya terlambat bisa diatasi dengan cara meminjam atau dengan menggunakan buku pegangan guru. Intinya guru harus siap mempunyai buku pegangan tersendiri, selain yang disediakan dari madrasah.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN QUR’AN HADIST DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MTS TARBIYATUL ISLAMIYAH TANJUNGANOM GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 28

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMEN EVALUASI SKALA SIKAP PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS. MANBA’UL ULUM GONDOSARI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 7

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMEN EVALUASI SKALA SIKAP PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS. MANBA’UL ULUM GONDOSARI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 37

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN INSTRUMEN EVALUASI SKALA SIKAP PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS. MANBA’UL ULUM GONDOSARI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 33

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

1 1 29

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 38

STRATEGI GURU DALAM PENILAIAN KELAS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS V DI MI NU THOLIBIN TANJUNGKARANG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 9

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS ABADIYAH GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 2 32

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS ABADIYAH GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 39

STRATEGI GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI MA TARBIYATUL BANIN WINONG PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 7