Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah bagi Mahasiswa - Test Repository

  KATA PENGANTAR  

   Puji syukur kepadamu Ya Rob aku tuliskan dengan mantap, aku yakin Engkau lebih mengerti. Syukurku yang ku tuliskan di lembaran ini, nampaknya tidak sekedar dibasa-basikan dalam tarian jemariku di atas keyboards. Sepenuh hati penulis sampaikan syukur yang mendalam atas segala nikmat yang Engkau lebihkan kepadaku. Penulis mendapatkan kesempatan, kesemangatan, dan kejernihan berfikir sehingga naskah buku Penulisan Karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Aku mengira di tengah kesibukan untuk mengajar di STAIN Salatiga, berorganisasi di PSGK STAIN Salatiga, kuliah S3 di UNS, dan pengabdian masyarakat di Payaman Magelang, serta kesibukan membina kedua mata hati kami, Aisya Tsaaqiba Ashari dan Arava Izza Ashari tidak akan terwujud buku ini, tapi itu semua karena Engkau membimbingku, Engkau lebihkan nikmat, karunia, rahmat itu sehingga buku ini sekarang dapat dimanfaatkan oleh pembaca .

  Menulis, pada hakikatnya merupakan upaya mengekspresikan apa yang dilihat, didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan, dan diharapkan ke dalam bahasa tulisan. Menulis, merupakan satu hal yang masih sulit menjadi budaya di masyarakat, termasuk bagi mahasiswa dan dosen sekalipun. Masyarakat masih cerdas dan senang dibuai dengan budaya lisan, padahal bahasa lisan cepat hilang dan mudah dilupakan orang, sedangkan tulisan tetap terkenang sepanjang zaman. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi kepada orang lain maka, aktivitas menulis bagi mahasiswa dan dosen menjadi sebuah kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

  Menulis Karya Ilmiah sesungguhnya tidak sulit bagi sebagian orang, berbeda dengan menulis karya fiksi. Kita membutuhkan imajinasi secara mendalam untuk dapat menghidupkan teks dan konteks sehingga menjadi enak dibaca dan mudah dipahami. Menulis karya fiksi sangat kental dengan rekombinasi antara bahasa sebagai unsur utama dalam penulisan, di samping itu juga adanya tuntutan akan kemahiran dalam menggunakan gaya bahasa dan kemampuan untuk menghadirkan emosi sehingga seakan-akan penulis turut hadir dalam situasi konteks yang sedang digambarkan. Dengan demikian, tulisan sekan memiliki ruh yang dapat mengundang pembaca untuk lebih dalam memahami esensi yang disediakan. Menulis karya ilmiah sesungguhnya menggaambarkan realita konteks yang ada, dari konteks itulah dianalisis. Meskipun demikian, memang ada bagian-bagian yang dirasakan sulit untuk membuat titik singgung teks dan konteks agar dapat menyatu dalam satu analisis.

  Untuk melejitkan kemahiran peulisan karya tulis ilmiah ini maka, penulis paparkan beberapa bab yang memuat tentang definisi karya ilmiah, jenis, tahapan-tahapan penyusunan, serta teknik penulisan dari bagian awal perencanaan hingga menyusun laporan akhir karangan ilmiah. Buku tentang penulisan karya ilmiah yang ada di tangan Saudara ini dipandang cukup untuk mengantarkan mahasiswa dan penulis agar dapat mengawali membuat tulisan bahkan untuk melaporkan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Meskipun demikian, penulis akui secara jujur bahwa buku ini memiliki banyak keterbatasan baik pada sistematika, contents dan bahkan

  

sequences. Untuk itu, penulis memiliki harapan sederhana buku ini dapat menjadi inspirasi bagi

  pembaca untuk membuat karya ilmiah, mengaplikasikan yang sudah dilakukan dan dikuasai, serta dapat menyebarkan semangat kepada orang lain untuk memulai menulis karangan ilmiah.

  Buku ini saya dedikasikan setinggi-tingginya buat putriku yang genap berusia 9 tahun (Aisya Tsaaqiba Ashari) dan akan menyusul putriku genap berusia 8 tahun (Arava Izza Ashari), doaku mudah-mudahan menjadi anak yang sholehah, selamat dunia dan akhirat, mulia dunia dan akhirat, tinggi pangkat dan derajatnya di dunia dan akhirat. Salam hangat dari penulis, Salatiga, 14 Agustus 2015 Hj. Maslikhah, S.Ag.,M.Si 19700529 200003 2 0001

  PERSEMBAHAN inilah media terindah untuk menorehkan dedikasiku untuk: Bapakku H.Jamzuri Nawawi dan Ibuku Ibu Hj Muslikhah, mereka telah membukakan cakrawala hidup hingga di sisa akhir nafas hidupnya, bahkan mereka sering menebar petuah kala aku terlelap.

  Agar aku tetap berada di jalanNya, dan bersemangat untuk meneruskan perjuangan mereka yang masih tersisa, serta dapat mewarisi nilai-nilai luhur yang dulu dilatihkan dan ditempa dengan kuat untuk anak cucunya. Hanya terima kasih nampaknya tidak cukup untuk membalas jasa mereka, aku kuatkan doa untuk beliau semoga Allah Swt menjadikan akhir hayatnya khusnul khotimah. Disambut dengan Indah oleh Malaikat untuk menikmati SurgaMu yang Engkau janjikan.

  Suamiku, H. M.Saifudin Ashari, kau telah membentangkan karpet merah dengan penuh keikhlasan untukku dalam menjalankan tugas suci di STAIN Salatiga, menuntut ilmu di UNS Surakarta, dan pengayaan ilmu dan pengalaman di India, serta pengabdian sebagai sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Salatiga.

  Anakku, Aisya Tsaaqiba Ashari dan Arava Izza Ashari, kau selalu ingin ibu melambaikan tangan dan cium jauh saat aku bergelayut di atas bus meninggalkanmu. Pesanmu, saat aku berpamitan ke India sudah aku tunaikan untuk meninggalkan foto ibu yang langsung ibu genggamkan di tanganmu saat engkau terlelap di keheningan malam. Ambillah anak-anakku, segala yang baik dari ibumu untuk menjadi bekal hidupmu jadi anak yang sholehah. Hanya itu kepuasan dari ibu dan bapakmu, menjadi anak sholehah. Aku yakin, dalam setiap huruf yang aku ketukkan di keyboads bagaikan untaian doa untuk mereka, robbighfirli, warkhamni, wajburni, warfa’ni, warzuqni, wahdini, waafini, wa’fuanni. Amiiin... Aku,... Anakmu, istrimu dan ibumu... Salatiga, 14 Agustus 2015 Hj. MASLIKHAH, S.Ag.,M.Si NIP: 197005292000032001

  DAFTAR ISI

  Sampul Depan ...............……………………………………………………………… i Kata Pengantar .............................................................................................................. ii Persembahan ................................................................................................................. iii Daftar Isi ........................................................................................................................ iv BAB I DAHSYATNYA MEMBACA DAN MENULIS ............................................

  66 B. Penulisan Ilmiah Populer ............................................................................

  Isi Tulisian ................................................................................................... 109

  100 C. Menyusun Deskripsi Pendahuluan ............................................................... 106 D.

  100 B. Karakteristik Judul dari yang Unik Hingga Menipu ...................................

  BAB VI MEMILIH JUDUL KARANGAN ............................................................... 100 A. Prawacana ..................................................................................................

  97 E. Langkah Membuat Kerangka Tulisan ......................................................... 98

  Tips Mendapatkan Tema ............................................................................. 96 C. Tips Merumuskan Tema .............................................................................. 96 D. Kerangka Tulisan ........................................................................................

  96 A. Prawacana .................................................................................................... 96 B.

  Perbedaan Penulisan Ilmiah Murni dengan Penulisan Ilmiah Populer ........ 95 BAB V PEMILIHAN TEMA ......................................................................................

  67 C. Penulisan Ilmiah Murni .............................................................................. 86 D.

  66 A. Prawacana ...................................................................................................

  1 A. Prawacana ...................................................................................................

  48 BAB IV KARYA ILMIAH POPULER DAN KARYA ILMIAH MURNI ...............

  47 B. Ragam Penulisan Karya Ilmiah ..................................................................

  47 A. Prawacana ...................................................................................................

  41 BAB III RAGAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH.........................................

  21 C. Sistematika Karya Tulis Ilmiah ..................................................................

  21 B. Konsep Dasar Penulisan Karya Ilmiah .......................................................

  21 A. Prawacana ...................................................................................................

  3 C. Menulis ........................................................................................................ 12 BAB II KONSEP DASAR PENULISAN KARYA ILMIAH ....................................

  1 B. Membaca .....................................................................................................

  BAB VII MASALAH DAN PERMSALAHAN ......................................................... 111 A. Prawacana .................................................................................................... 111 B. Masalah dan Permasalahan .......................................................................... 111

  C.

  Kepekaan dalam Melihat Permasalahan ...................................................... 113 D. Cara Menemukan Masalah dan Permasalahan ............................................. 115 E. Pertimbangan dalam Memilih Permasalahan dalam Penelitian .................... 116 F. Permasalahan Penelitan Kualitatif dan Kuantitatif ....................................... 117 G.

  Perumusan Masalah ...................................................................................... 118

  BAB VIII MODEL PENGAMBILAN KUTIPAN ...................................................... 121 A. Prawacana ..................................................................................................... 121 B. Model Penulisan Rujukan ............................................................................ 121 C. Rujukan dengan Menggunakan Penulisan Tertentu ..................................... 125 D. Rujukan dengan Menggunakan Catatan Kaki .............................................. 127 BAB IX LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA .................................. 139 A. Prawacana ...................................................................................................... 139 B. Landasan Teori ............................................................................................. 139 C. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori ........................................................... 149 D. Kerangka Berfikir dengan Landasan Teori ................................................... 152 E. Daftar Pustaka ................................................................................................ 152 BAB X MENYSUSUN ABSTRAK ............................................................................. 154 A. Prawacana ....................................................................................................... 154 B. Abstrak ............................................................................................................ 154 BAB XI PLAGIARISME ................................................................................................ 163 A. Prawacana ....................................................................................................... 163 B. Mengutip Tanpa Menjiplak ............................................................................ 164 C. Kode Etik ....................................................................................................... 171 D. Plagiarisme ...................................................................................................... 172 E. Contoh Plagiasi ............................................................................................... 176 BAB XII PENULISAN RESENSI BUKU ..................................................................... 185 Prawacana ....................................................................................................... 185 B. Meresensi ........................................................................................................ 185 C. Pola Penulisian Resensi Buku............................................................................ 187 D. Tips Menulis Resensi ...................................................................................... 187 E. Contoh Resensi Buku ..................................................................................... 189 BAB XIII PROPOSAL PENELITIAN .......................................................................... 198 A. Prawacana ....................................................................................................... 198 B. Hakikat Usulan Penelitian .............................................................................. 198

  C.

  Langkah Menyusun Proposal ........................................................................... 200 D. Sistematika Proposal Penelitian .................................................................... 201 E. Uji kejujuran Peneliti dalam Menyusun Proposal .......................................... 221

  BAB XIV BAGIAN AWAL DAN AKHIR NASKAH KARYA ILMIAH .................... 223 A. Prawacana ....................................................................................................... 223 B. Bagian Awal ................................................................................................. 223 C. Bagian Akhir .................................................................................................. 235 DAFTAR PUSTAKA Teks Untung Punggung Buku Dan CV

  BAB I DAHSYATNYA MEMBACA DAN MENULIS A. Prawacana Nutrisi bagi seorang penulis adalah membaca, baik membaca teks maupun konteks. Segudang keuntungan bagi seseorang yang mau membaca buku, di antaranya dapat menambah wawasan, melejitkan kemampuan kebahasaan, pembangkit motivasi, perentang waktu, menemukan media hiburan, sarana refleksi diri, menajamkan hati dengan kebijakan. Secara kesehatan, dapat meringankan stress, melatih otak, meningkatkan konsentrasi, mengembangkan pola tidur yang sehat. Membaca dan menulis merupakan sejoli yang saling menguatkan.

  Empat keterampilan berbahasa seseorang secara bertahap bermula dari mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang yang pasif hanya akan menyimak pada fenomena yang ada dan berkembang di sekitar dirinya. Selanjutnya, akan belajar untuk berbicara dan memberanikan diri untuk berbicara di depan publik. Membaca sebagai nutrisi untuk menulis dikembangkan oleh masyarakat akademis agar dapat menulis. Menulis merupakan satu hal yang masih sulit menjadi budaya di masyarakat, termasuk bagi mahasiswa dan dosen sekalipun. Masyarakat masih cerdas dan senang dibuai dengan budaya lisan, padahal bahasa lisan cepat hilang dan mudah dilupakan orang, sedangkan tulisan tetap terkenang sepanjang zaman. Seorang penulis dengan cepat melihat dan berfikir, berfikir dan mengerti, mengerti dan memberi kesan mendalam, berkesan dan bereaksi terhadap fenomena yang mucul dan berkembang, bereaksi dan berinterpreneur. Menjadi seorang penulis merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah mengenal kata pensiun dan royalti pun akan tetap mengalir hingga 8 (delapan) keturunan.

  Kebanyakan orang lebih menyukai menonton film, televisi main game komputer dari pada harus membaca buku, dan bahkan membaca buku untuk mengantarkan tidur pulas. Padahal, hingga kini tidak terbantahkan bahwa buku adalah jendela dunia. Membaca buku berarti kita membuka cakrawala dunia. Setiap orang bisa melihat ke luar di bawah yang berbeda dengan apa yang ada di sekitarnya, termasuk rumah masing-masing. Rumah sebagai lingkungan yang akrab bagi setiap orang adalah sumber inspirasi dan berjalannya pikiran setiap saat. Membaca buku berarti menyelami dunia orang lain, yaitu sebuah dunia yang ada di dalam pikiran orang lain. Sementara setiap manusia dan orang lain memiliki dunia masing-masing yang sangat bervariasi. Menyelami bagian terkecil yang dimiliki oleh orang lain akan memberikan kepada setiap orang pengetahuan dan keterampilan bahkan menemukan kebijakan yang lebih mendalam dalam menghadapi hidup ini.

  Tidak ada satu buku pun yang pernah di tulis oleh orang lain yang tidak membawa manfaat bagi orang lain. Setiap buku akan membawa manfaat kepada setiap orang jika mampu menangkap makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika masih sulit untuk menangkap makna dan hikmah suatu buku, berarti belum siap untuk menerima sesuatu yang disuguhkan oleh orang lain. Oleh karena itu, setiap orang harus membuka diri dan meningkatkan keterbukaan pikirannya agar dapat menerima dunia orang lain. Hikmah dan makna sebuah buku tidak akan masuk ke dalam pikiran setiap orang kalau pikiran masih tertutup rapat. Bagaikan gelas (kosong atau berisi), kalau tetap tertutup tidak akan pernah terisi, apalagi penuh. Selama masih belum siap untuk membuka diri dengan alur pikiran orang lain, maka selama itu pula tetap tidak akan bisa menerima cakrawala baru. Sekali kita membaca buku dan saat itu pula pikiran akan terbuka, maka makna dan hikmah dapat dengan mudah diterima ke dalam pikiran. Satu-satunya buku yang tidak membawa manfaaat kepada setiap orang adalah buku yang tidak pernah kita baca.

  Membaca dan menulis adalah kegiatan yang sifatnya sangat personal. Ketika seseorang memiliki minat kuat untuk membaca dan menulis, maka sesungguhnya sedang berhadapan dengan diri sendiri. Jika sudah berapi-api untuk membaca dan menulis, namun "bara api" yang berkobar itu tiba-tiba padam, itu berarti yang memadamkannya adalah diri sendiri. Ada kemungkinan "api" itu padam karena seseorang tidak menemukan buku yang inginkan dan belum bisa menemukan topik baru yang menggelitik menjadi sebuah tulisan yang bagus. Buku yang dibaca mungkin saja dapat ditemukan. Namun, tidak dibuat senang oleh buku tersebut, maka hasilnya tetap nihil. Bahkan yang lebih parah, "api" membaca itu padam karena seseorang disiksa oleh buku yang seseorang itu tidak memiliki pengetahuan awal tentang buku itu.

  Kata mutiara Kahlil Gibran dapat mengantarkan kepada seseorang agar siap bersinergi dengan sesuatu yang baru. "Sebahagian dari seseorang seperti tinta dan sebahagian lagi seperti kertas”, jika bukan karena hitamnya sebagian kita, sebahagian kita akan bisu, dan jika bukan karena putihnya sebahagian kita, sebahagian kita akan buta." http:ustadbaba.blog. diakses kemampuan untuk melakukan sesuatu, dan kekuatan itu saling berkontribusi untuk mewujudkan kebulatan tekad untuk menjadi sesuatu. Hilangnya sebagian kekuatan, maka akan menghilangkan kekuatan lain untuk menjadi sesuatu yang bermakna. Tetapi sebagian orang terutama masyarakat Indonesia kurang gemar membaca, sebenarnya banyak sekali faktor yang menyebabkannya, antara lain perasaan malas, jenuh, capek apalagi ketika disuguhkan dengan buku tebal dan tidak memiliki pengetahuan dasar tentang buku itu, dan tidak memiliki kepentingan dengan buku itu, serta tidak merasakan bahwa di dalam buku itu menyimpan sejuta makna. Membangun minat seseorang untuk gemar membaca memanglah tidak mudah, namun hal ini juga tidak sulit, semua itu bisa karena terbiasa, karena ada kemauan semua pasti bisa dilakukan.

  Penulis adalah profesi yang tidak akan mengenal pensiun, dan nama harumnya akan dikenang sepanjang masa. Menulis adalah keterampilan yang bisa diasah oleh siapa saja. Siapa pun, dengan latar belakang pendidikan dan profesi apa pun, punya peluang yang sama untuk bisa menjadi seorang penulis atau menghasilkan karya tulis. Banyak keuntungan yang biasa kita peroleh menjadi penulis. Namun, untuk menjadi seorang penulis terkenal dan senior banyak batu sandungan yang harus dilalui dan dilatihkan kembali yang pada gilirannya dapat menghasilkan karya yang fenomenal dan royalti yang tidak mengenal pensiun.

B. Membaca

1. Kelebihan Membaca

  Beberapa kelebihan membaca antara lain: a. Menambah Wawasan

  Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas keberagamannya, yang membuat belajar dalam segala hal lebih mudah. Seseorang yang membaca buku fiksi pun akan mengerti tentang fakta-fakta yang ada dalam berbagai disiplin keilmuan sepereti agama, ekonomi, sejarah, geografi, politik, dan ilmu pengetahuan lainnya. Wawasan ilmu tidak akan datang sendiri tanpa diundang dan kondisikan dalam diri seseorang. Membaca buku, seseorang dapat memperolah informasi apapun, dengan demikian tidak menjadikan seseorang cekak pikir (pendek berfikir). Bertambahnya wawasan, maka diharapkan dapat menjadi orang yang penuh kebijakan, sabar, dan penuh pengertian. Berikut ini disampaikan kata mutiara yang ditulis oleh Kahlil Gibran “Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita coba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu”. Untuk mengusir kesepian dan kejemuan adalah memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas di antaranya diperoleh dari buku sebagai sumbernya. sesuatu berdasarkan alam bawah sadar seseorang, berfikir untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi. Setiap orang tumbuh dan berkembang dengan apa yang dia fikirkan seperti “ you’re what you think” kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Membaca, dapat menelaah semua potret sisi kehidupan di dunia dengan seluas-luasnya. Membuka cakrawala selebar-lebarnya seperti apa yang diinginkan.

  Semakin banyak orang membaca, maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh seseorang. Bertambahnya pengetahuan, akan semakin membangun kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai antara suguhan, kebutuhan, dan tuntutan. Dengan demikian, membaca akan memperoleh tambahan ilmu pengetahuan yang tidak mengenal batas.

  b.

  Membaca akan memiliki kemampuan kebahasaan yang lebih baik.

  Membaca buku secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar ilmu praktek kebahasaan. Menyusuri huruf, angka, tanda baca dan diksi yang dapat memperkaya kemahiran dalam berbahasa praktis. Orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis

  “di antara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat). Seseorang dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum diketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui. Secara tidak disadari dapat merangkainya dalam kata maupun dalam tulisan pada media lain dan pada kesempatan yang berbeda. Dengan demikian, kalimat yang disajikan akan lebih memiliki ruh kebahasaan yang jika orang membacanya akan merasakan kenikmatan, sehingga sulit untuk menghentikan kegiatan membaca.

  c.

  Sarana Hiburan Pada buku tertentu akan menghadirkan hiburan yang sangat menarik bagi pembacanya. Orang yang sedang susah adalah orang yang dalam keadaan tidak stabil jalan pikirannya. Membaca buku, maka pikiran seseorang akan diarahkan mengikuti alur buku tersebut, sehingga orang yang sedang dalam keadaan susah, kemudian mengambil alih pikirannya kepada alur pikiran penulis yang sedang dalam kondisi menyenangkan akan menjadikan pembaca merasa senang dan terhibur. Dengan demikian, kesusahan dapat ditukar dengan kesenangan yang tanpa disadari akan melekat pada diri seseorang yang sedang dalam keadaan kurang baik.

  Menajamkan Sikap Bijak Terdapat kecenderungan pada seseorang untuk saling berbagi kepada orang lain.

  Berbagi hikmah dan kebijakan melalui tulisan dengan berbagai macam media akan memberikan manfaat kepada orang lain dengan jangkauan yang tidak terbatas. Berdasarkan pengalaman yang ada, tidak ada satu pun buku yang mengajarkan kepada seseorang untuk mengajak berbuat jelek kepada orang lain. Buku yang ada ditemukan bermuatan ilmu, keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan dengan nilai-nilai luhur, strategi, bimbingan meraih suksesi. Dengan demikian, berisi pengetahuan bagaimana kita bisa mendapatkan nilai-nilai luhur, berbuat baik untuk sesama dan makhluk hidup lain, dan membangun kemajuan bagi diri, orang lain, dan bangsa serta negaranya. Buku yang bermuatan kata-kata hikmah dan kebijakan akan turut memberikan muatan hikmah dan kebijakan kepada siapa saja yang membaca dan menikmati serta menghayatinya. Pada gilirannya pembaca akan dapat merasakan betapa indahnya nilai-nilai luhur itu, dan dengan demikian pembaca akan mencoba untuk melakukan apa yang dicontohkan dalam nilai-nilai luhur yang ada pada buku.

  e.

  Pembangkit Motivasi Bagaikan baterai handphone atau alat elektronik lainnya, lama tidak di charge maka yang terjadi tidak berfungsinya alat tersebut, dalam waktu tertentu akan terjadi kerusakan. Orang-orang yang lemah semangat perlu mendapatkan motivasi agar kembali menemukan tujuan hidupnya. Buku-buku yang bermuatan motivasi akan memberikan kontribusi dalam membangkitkan dan mengusung energi posistif dari motivasi, dengan demikian seseorang dapat secara optimal menemukan kembali motivasi tersebut untuk mencapai harapan yang diinginkan .

  Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatifitas dan motivasi diri, karena otak akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir seseorang yang sedang membaca.

  f.

  Perentang Waktu Kegaitan membaca sudah biasa dilakukan oleh banyak orang, namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Banyak kemungkinan hanya dimiliki oleh segelintir orang. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian seseorang dan berpegang dengan jadwal tersebut hanya dimiliki oleh orang-oang yang memiliki kesiplinan dan motivasi yang tinggi. Seseorang yang sudah terbiasa dengan kedisiplinan tersebut akan merasakan sesuatu yang ganjil manakala tidak dapat menikmati kegiatan yang sudah dijadwalkan itu. Seseorang yang pelayanan publik pun akan tetap meluangkan waktu untuk membaca buku yang sudah disiapkan sebelumnya.

  Kondisi menunggu antrian pelayanan publik ini kita akan dihampiri rasa bosan oleh setiap orang. Oleh karena itu, waktu rentang kita saat menunggu di bandara, di rumah sakit, atau tempat antrian lainnya kita bisa memanfaatkan untuk membaca buku apa yang bisa kita pilih. Bukan untuk menghayal dan melamun, tetapi untuk mendapatkan informasi dan mengasah kecerdasan berfikir tentang realitas yang ada yang disajikan dalam buku tersebut. Dengan demikian, tidak terasa waktu pun giliran datang untuk seseorang itu. Di samping tidak merasakan lama waktu tunggunya yang menjadikan seseorang bosan, seseorang pun akan mendapatkan manfaat membaca buku, antara lain menjadi rasa senang dan fresh atas pilihan buku yang dibaca.

  g.

  Sarana Refleksi Diri dan Pembelajaran Diri Membaca dapat mengantarkan seseorang untuk dapat melihat dunia dari kaca mata atau sudut pandang penulis buku. Pembaca buku dapat memiliki idealisme dengan beragam pengetahuan dari idealisme penulis penulis buku yang dibaca. Dengan demikian, seseorang dapat melakukan refleksi diri terhadap apa yang difikirkan dan dilakukan.

  Membaca buku seseorang seakan dapat bercermin dari pemikiran yang ada dalam buku. Buku menawarkan keuntungan dan menebarkan kebaikan bagi siapa saja yang mau menerima asupan ilmu. Ilmu yang disuguhkan dalam buku dapat menjadikan seseorang dapat mengukur diri sendiri, menimbang dan menakar seberapa dekat pembaca dengan konsep yang ditawarkan. Dengan demikian, seseorang dapat merefleksi diri dan mendapatkan pembelajaran diri untuk menemukan kesuksesan di masa yang akan datang. Kata mutiara Kahlil Gibran berikut ini “Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir penutup wajahnya. Dan kalian adalah kehidupannya itu, kalianlah cadar itu. Keindahan adalah keabadian yang termangu di depan cermin. Dan kalian; adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu. Dengan demikian, cermin itu adalah refleksi diri untuk mendapakan keindahan hidup kita sendiri.

2. Manfaat Membaca bagi Kesehatan

  Salah satu manfaat membaca yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah menemukan cara untuk mengerjakan sesuatu. Pada masa dahulu anak-anak hanya belajar dengan mengamati dan menirukan orang tua. Dalam kehidupan modern orang harus semakin banyak bergantung pada petunjuk-petunjuk tertulis dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu (Zuchdi, 2007: 98). Di samping itu, membaca bukan hanya untuk untuk kesehatan. (Solopos.com 24/11/11 diakses tanggal 9 Maret 2012). Buku memberikan beberapa keuntungan bagi pembacanya, berikut ini disampaikan beberapa manfaat membaca bagi kesehatan.

  a.

  Melatih Otak Rutinitas dalamakan bermanfaat meningkatkan kecerdasan otak. Saat membaca, otak akan bekerja dan menjalankan fungsinya dengan sempurna. Ketika membaca, seseorang akan dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang Anda belum mengetahuinya. Saat membaca otak akan berpikir lebih, sehingga akan mengasah kecerdasan.

  b.

  Meringankan Stres Sastra adalah seni yang memiliki keindahan bahasa dalam bentuk tulisan.

  Keindahan bahasa sastra mampu mengantarkan pembaca untuk berimaginasi sebagimana yang diantarkan oleh penulis agar pembaca merasa terhibur. Manfaat membaca buku sastra akan dapat menghibur dan akan mengurangi stress yang dialami seseorang. Stress merupakan salah satu penyebab beberapa penyakit berbahaya yang mengancam jiwa seseorang.

  c.

  Menjauhkan Risiko Penyakit Penyakit Alzheimer bukan menular, melainkan merupakan sejenis

  

  sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang dengan orang tua (wikipedia.org.alzheimer, diakses tanggal 16 Maret 2012. Stimulasi (rangsangan) dalambermanfaat langsung meningkatkan daya ikat otak, sehingga membantu mencegah gangguan penyakit Alzheimer. Menurut para penelitiatau majalah, bermain teka-teki silang, sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori karena sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu seseorang dapat meregangkan “otot” memori dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika seseorang tidak menggunakan memorinya, maka seseorang bisa kehilangan memori yang sudah dimiliki. Teka-teki silang adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer.

  d.

  Mengembangkan Pola Tidur yang Sehat sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Membaca sebelum tidur tidak sama dengan membaca sambil tiduran. Seseorang yang melakukan kebiasaan membaca buku sebelum tidur akan menjadikan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Seseorang yang dapat tidur dengan nyenyak dan berkualitas akan membuat seseorang merasa segar bangun di pagi hari.

  e.

  Meningkatkan Konsentrasi Membaca buku akan membuat fikiran dan perhatian seseorang menjadi lebih fokus dan konsentrasi. Tidak seperti majalah, internet atau email yang hanya berisi potongan kecil informasi, buku akan menceritakan keseluruhan cerita. Oleh sebab itu, seseorang perlu berkonsentrasi untuk membaca. Seperti otot, seseorang yang sedang membaca buku akan menjadi lebih baik di dalam berkonsentrasi. Seseorang yang sudah terlatih untuk membaca buku dengan konsentrasi yang baik, akan menjadikan seseorang memiliki keterampilan untuk melihat sebuah urutan dan kedalaman fakta yang ada di dalam buku. Dengan demikian seseorang yang terbisa membaca buku dapat menganrtarkan seseorang untuk melihat sebuah fakta secara secara objektif. Obyektivitas inilah yang akan menjadikan seseorang dapat bersikap obyektif dalam pengambilan keputusan yang ada.

  f.

  Menyehatkan Kulit Wajah Fatimah Mernissi, perempuan penulis Islam dari Maroko pernah berpesan

  “usahakan menulis setiap hari, niscaya kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa. Dari saat seseorang bangun dari tidurnya, kegiatan menulis dapat meningkatkan aktifitas sel. Coretan pertama di atas kertas kosong, kantung di bawah mata akan segera lenyap dan kulit seseorang dan akan terasa segar kembali.

  g.

  Menjernihkan Pikiran, Menulis pada hakekatnya adalah usaha mengekpresikan berbagai kekalutan berfikir, ketidakadilan, kejengkelan dan perasaan lain yang menghadirkan energi negatif.

  Apabila dikeluarkan melalui tulisan, maka kekalutan berfikir itu dapat berkurang, hilang dan diganti dengan ada kepuasaan tersendri. Para sastrawan, budayawan atau ilmuwan itu sebenarnya merasakan sesuatu dalam diri mereka yang kemudian direnungkan, dianalisis, didiskusikan, dan ditulis. Karya sastrawan, budayawan atau ilmuwan sebenarnya merupakan pelampiasan terhadap kejengkelan sosial, politik, etika, dan moral yang terjadi di masyarakat. Sastrawan, budayawan atau ilmuwan sekadar berkeluh kesah terhadap fenomena yang terjadi dan berusaha dengan kacamatanya memberikan solusi. Kemudian apa yang dapat diungkapkan kepada masyarakat itulah yang atau ilmuwan. Sastrawan, budayawan atau ilmuwan akan terlepas dari beban moral yang selama ini menghantui perasaan dan pikirannya. Melihat, mendengar, merasakan, dan menuliskan dari fenomena itu tumbuh pikiran-pikiran yang jernih untuk memberikan kritik solusi yang baik.

  h.

  Mengatasi Trauma.

  Menghadapi kehidupan sehari-hari, kadang-kadang menjadikan seseorang mengalami trauma psikologis. Trauma psikologis dapat menghadirkan perasaan tertekan karena suatu masalah. Kondisi ini tentu tidak mudah dihilangkan. Namun, tatkala masalah tersebut diungkapkan melalui tulisan, maka sebenarnya seseorang telah melepaskan energi negatif yang menjadikan beban psikologis. Orang-orang yang menuliskan pikiran dan dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis akan menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh bila dibandingkan mereka yang sama sekali tidak menuliskannya. Aidh bin Abdullah al-

  Qarni, dalam bukunya, “La

  Tahzan

  ” mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai berikut: membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan, ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan, kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, orang dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata, membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman, orang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup, membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

  Nasihat lama, yaitu “Buku adalah gudang ilmu. Demikian bunyi nasihat lama yang sering kita dengar. Dengan membaca buku, kita akan menemukan lebih banyak inspirasi, motivasi, dan berbagai khasanah ilmu pengetahuan. Begitu juga bagi seorang penulis buku. Buku menjadi sarana menuangkan inspirasi, motivasi, dan menularkan ilmu. Bahkan dengan menulis, maka seorang penulis pun akan menjadi lebih ahli dalam bidang yang ditulis dan menemukan inspirasi-inpirasi baru untuk berkarya dalam sebuah buku. Namun, tidak semua orang mau menulis bahkan orang-orang yang sudah berilmu seperti dosen, guru, atau mahasiswa misalnya, juga malas untuk campur tangan dalam dunia tulis-menulis ini. Saya sendiri pun juga baru berinisiatif untuk menulis setelah

3. Tips Mengantarkan pada Cinta Baca a.

  Jadikan Buku sebagai Sahabat Setia Tips yang dapat ditawarkan ini adalah jadikan buku sebagai sahabat setia di saat tidak ada satupun orang lain yang bisa mengerti situasi yang dimiliki. Ini yang saya rasakan bersama teman-teman lainnya setelah mengecap manisnya manfaat dari buku yang dibaca. Terutama buku motivasi, dengan membacanya seseorang dapat merasakan energi baru, seperti seakan menemukan sebuah kekuatan baru. Kekuatan baru itu menjadikan seseorang seakan mau berlari untuk menggapai apa yang diinginkan tanpa melihat kemampuan, situasi, dan kondisi yang ada pada dirinya. Semunya seakan-akan akan berjalan sesuai dengan imaginasi yang ada untuk meraih sukses itu. Jika seseorang pernah merasakan hal ini, berarti seseorang mendapat manfaat secara langsung dari motivasi yang dibaca.

  Jadikan buku sebagai teman yang akan memberikan banyak manfaat, bahkan jadikan membaca sebagai sahabat dalam suka dan duka. Jadikagian buku sebagai bagian yang tidak akan lepas dari rutinitas kehidupan. Jangan pernah berfikir bahwa seseorang ada dalam kesendirian atau terkungkung pada perasaan bersalah dan dengan demikian tidak ada satupun orang lain yang mau mengerti dan membantu. Allah akan selalu hadir baik dibutuhkan maupun tidak, ada kalam ilahi yang bisa dibaca dan juga buku yang dapat hadir sebagai penglipur lara.

  b.

  Jadikan Buku untuk Membantu Meretas Kesulitan Masyarakat sebenarnya sudah dapat mengambil nilai lebih dari membaca buku ataupun lainnya. Tatkala mereka menemukan kesulitan terhadap permasalahan yang dihadapi, masyarakat kembali untuk membuka buku atau sumber lain agar dapat membantu mengurai benang ruwetnya sesuai dengan spesifikasi keilmuan yang dimiliki oleh sumber bacaan. Sebagai contoh, ketika seseorang kesulitan untuk membagi harta warisan, membagi harta akibat perceraian, dan lain sebagainya, maka jadikan buku yang dapat membantu untuk meretas kesulitan tersebut. Ketika seseorang menemukan kejenuhan berfikir untuk mengukir prestasi, maka buku dapat menghadirkan ide-ide segar yang siap untuk mengantarakan kesuksesan. Sebagai contoh sederhana saja, seseorang yang hendak mengikuti sebuah mata lomba di desanya, dia sama sekali tidak dapat menemukan ide bagus yang dapat diandalkan untuk mencapai prestasi. Seseorang tersebut cukup menuju ke ruang perpustakaan desa untuk membaca beberapa buku dan menemukan ide cemerlang untuk diaplikasikan dalam salah satu lomba tersebut. Singkat cerita, dapat memenangkan lomba tanpa harus menganggu ide kreatif lawan. Jadikan Membaca sebagai Kebutuhan Harian

  Tidak ubahnya seperti mengkonsumsi makanan, istirahat, rekreasi, olah raga, dan beribadah, maka membaca hendaknya menjadi bagian dari sebuah kebutuhan setiap hari. Hari-harinya tidak pernah absen dari membaca apa saja yang bisa dinikmati untuk dibaca. Dengan demikian, seseorang tidak akan terpotong informasi kini yang sedang berkembang di masyarakat. Seseorang dapat lebih membangun sikap disiplin dalam membagi waktu untuk membaca apa saja yang diinginkan.

4. Jenis Buku Bacaan

  Jenis buku yang dapat dibaca antara lain: a. Buku pelajaran

  Buku pelajaran biasanya berupa buku-buku yang digunakan oleh sekolah sebagai materi utama yang diajarkan sesuai dengan kurikulum pada tahun pelajaran tertentu atau pada tahun kurikulum tertentu. Buku pelajaran biasanya hanya memuat teori-teori dasar yang jauh dari pengungkapan problematika masing-masing mata pelajaran. Sistematika penyusunan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan. Memuat materi pokok dan bahan-bahan evaluasi atas materi yang ada.

  b.

  Kamus/ensiklopedi Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabangpengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap- tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaiayang tergantung pada jumlah bahan yang disertakawiki/ Ensiklopedia, diakses 9 Maret 2012) c.

   Parenting

  Buku-buku parenting biasanya memuat materi tentang bagaimana mendidik anak, membesarkan anak, membangun motivasi tertentu, mengukir prestasi, dan mengembangkan hidup dengan perilaku terpuji dan lain sebagainya serta solusi yang ditawarkan untuk mendidik anak yang berbudi pekerti luhur, cerdas, dan terampil. Sistematika dalam penulisan buku yang memuat tentang parenting biasanya dibangun dari kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, setelah itu baru memuat hal-hal teknis yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengantarkan pada tujuan yang diinginkan. How to yang memuat tentang panduan-panduan praktis cara memasak, cara merawat diri dan lain sebagainya.

  Buku ini bersifat teknis, karena memuat panduan-panduan secara lebih lengkap. Harapan yang diinginkan oleh penulis adalah pembaca mengikuti tahapan-tahapan yang harus diikuti agar memperoleh hasil yang sesui dengan penulisnya. Bisanya dilengkapi dengan gambar-gambar yang dapat memberikan ilustrasi terhadap materi yang disampaikan. Ilustrasi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap prosesi yang akan dihasilkan dengan mengikuti langkah-langkah yang disarankan.

C. Menulis

  1. Syarat sebagai Penulis

  Menjadi seorang penulis sebenarnya tidak ada patokan yang ketat, semua syarat sudah melekat pada diri seseorang secara lengkap, hanya saja apakah seseorang tersebut telah mengenali dirinya bahwa dirinya mampu menjadi seorang penulis yang handal bahkan fenomenal atau tidak sama sekali?. Di bawah ini disampaikan syarat-syarat tersebut: a.

  Dapat membaca dan menulis, b.

  Gemar membaca, c. Ada kemauan atau motivasi kuat untuk menulis, d.

  Mampu membaca situasi dan kondisi di sekitar kita, e. Mau belajar bagaimana bisa menulis berbagai jenis tulisan, f. Mengetahui teknik penulisan, dan penggunaan bahasa yang baik dan benar, g.

  Mau memulai menulis, Dari beberapa klasifikasi syarat menjadi seorang penulis tampak sangat sederhan, sehingga setiap orang tanpa mengenal batas umur, latar belakang pendidikan, status sosial, dan status agama, bahkan tidak menyebutkan bahwa menulis adalah bakat. Dengan demikian, y ang mungkin diperlukan bukanlah suatu ‘bakat’ istimewa, tetapi lebih pada keinginan dan minat yang besar untuk mau belajar, membangun kebiasaan dalam menuangkan gagasan lewat tulisan.”

  2. Tips Konsistensi Menulis

  Komitmen yang dapat ditawarkan agar seseorang bisa memiliki konsistensi menulis antara lain: a.

  Target Target merupakan bagian dari strategi untuk mendapatkan peluang, kesempatan dan suksesi. Membuat target-target tertentu dalam melaksanakan kegiatan merupakan trik jitu agar apa yang kita laksanakan sesuai dengan target yang sudah ditentukan. untuk menulis sesuatu karya tulis. Banyak pertimbangan yang perlu diperhatikan agar target yang kita tetapkan tidak menyisakan kekecewaan. Target yang ditentukan dapat berupa target perencanaan secara umum, secara teknis seperti target ekplorasi data, waktu selesai penyusunan laporannya maupun berupa jumlah eksemplar yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.

  Target di sini bukan berarti memaksakan kehendak, karena proses menulis tidak secara kaku ditentukan dengan waktu dan berapa produk yang harus dihasilkan, tetapi target dalam pengertian di sini untuk membangun komitmen kerja agar terarah sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kemauan yang disepakti oleh diri kita sendiri sebagai seorang penulis/peneliti.

  Sebagai seorang penulis yang sudah memiliki nama harum misalnya, biasanya pada waktu tertentu sudah mendapatkan pesanan dari penerbit. Secara tidak langsung dari penerbit meminta tenggang waktu kapan tulisan itu bisa diterimakan ke bagian penerbitan. Dengan demikian, penulis harus memiliki target waktu tertentu kapan tulisan itu dapat diselesaikan agar kredibilitas penulis tetap terjaga dengan baik.

  b.

  Sebagai Sumber Nafkah Dunia informasi dan telekomunikasi memang dunia yang menjanjikan secara finansial. Penghargaan terhadap kepemilikan ilmu sekarang ini cukup dijunjung tinggi.