BAB II LANDASAN TEORI A. E-jurnal - Esti Tri Wahyuningsih BAB II

BAB II LANDASAN TEORI A. E-jurnal Menurut Madlazim (2012), e-jurnal adalah publikasi dalam format elektronik

  dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number). Isi e-jurnal sendiri biasanya berupa artikel ilmiah (hasil penelitian atau bukan penelitian), review buku atau karya ilmiah dan proseding conference. Pada e-jurnal format dokumennya berupa Hyper Text Markup Language (HTML) atau Portable Document Format (PDF).

  Pada umumnya e-jurnal digunakan dengan tujuan yang beragam, diantaranya sebagai pendukung materi penelitian atau studi kasus. Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh karena itu e-jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian. Menurut Ranang (2010), tujuan e-jurnal adalah mendorong karya tulis ilmiah yang semakin bermutu, menghindarkan duplikasi dan plagiarisme penelitian atau karya ilmiah, memperlihatkan kompetensi pakar beserta karyanya, menyediakan layanan dan akses global sumber informasi bagi ilmuwan dan penelitian tentang seni dan budaya.

  Menurut Bagus (2012), manfaat jurnal membuat mahasiswa berfikir kreatif dan sistematis, dengan jurnal ilmiah mahasiswa akan belajar berkomunikasi lebih efektif diruang terbatas. E-jurnal juga bermanfaat untuk mahasiswa. Menurut Rejeki dan Marlini (2013), mahasiswa memanfaatkan e-jurnal untuk tugas perkuliahannya, untuk bahan presentasi dan diskusi kelas dan sebagai bahan untuk penelitian.

  Menurut Tresnawan (2005), e-jurnal mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan jurnal cetak seperti pada Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak

  Kriteria Jurnal Elektronik Jurnal Tercetak

  Kemutakhiran Mutakhir Mutakhir Kecepatan diterima Cepat Lambat Penyimpanan Sangat hemat tempat Memakan tempat Pemanfaatan 24 jam Terbatas jam buka perpustakaan Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri Sarana penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat Waktu penelusuran Cepat Lama Keamanan Lebih aman Kurang aman Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak bias Jumlah judul yang dapat dilanggan dengan jumlah dana yang sama

  Lebih banyak Lebih sedikit Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal

  Menurut LPPM ITB (2009), menyatakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan e-jurnal adalah:

  1. Tidak semua user siap dengan sistem yang fully online, sehingga seringkali perlu di-backup dengan sistem yang masih manual.

  2. Fitur-fitur yang ada perlu diuji berulang-ulang agar sesuai dengan kebutuhan user.

  3. Web tidak harus selalu dibangun dari nol, bisa saja menggunakan software yang telah ada untuk kemudian di-customize sesuai dengan kebutuhan jurnal ilmiah yang ada.

  4. Pembangunan website pengelolaan jurnal perlu didukung dengan analisa awal yang baik terhadap proses bisnis yang ada, sehingga hasil akhirnya sesuai dengan kebutuhan dan benar-benar dapat digunakan.

B. SPSS

  Santoso dalam Taniredja dan Mustafidah (2011) menyatakan bahwa SPSS singkatan dari Statistical Package For Science yaitu merupakan paket statistika untuk ilmu sosial, akan tetapi SPSS banyak juga digunakan dalam bidang-bidang lain yang memang masih membutuhkan statistika. SPSS merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu memproses data-data statistik secara cepat dan tepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisa tersebut.

  Ilmu statistik dapat dibagi dua, yaitu :

  1. Statistik deskriptif yaitu menjelaskan bagaimana cara data dikumpulkan dan diringkas terhadap hal-hal penting pada data.

  2. Statistik inferensi adalah setelah data dikumpulkan dan diinterpretasikan data menjadi statistik deskriptif maka statistik mengambil peran dalam mengambil keputusan. Dari sudut pandang statistik, data bisa dibagi menjadi : 1. Data kualitatif yaitu sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka.

  Sebagai contoh : jenis pekerjaan seseorang (petani, nelayan, pegawai, dan sebagainya), status pernikahan (belum menikah, menikah, duda, janda), gender (pria, wanita), kepuasan seseorang (tidak puas, cukup puas, sangat puas), dan sebagainya. Data jenis ini harus dikuantifikasi agar bisa diolah dengan statistik.

  2. Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sebagai contoh, usia seseorang, tinggi seseorang, penjualan dalam sebulan, jumlah bakteri dalam sebuah percobaan biologi tertentu dan sebagainya. Oleh karena data kualitatif harus dikuantifikasikan, atau diubah menjadi data kuantitatif.

  Pengubahan bisa dengan cara memberi skor tertentu (seperti pria diberi skor 1, sementara wanita diberi skor 2), memberi ranking (tidak puas 1, puas 2, dan seterusnya) atau pendapat (tidak 1, dan ya 2) dan sebagainya.

  Berdasarkan pemaparan ilmu statistik maka penelitian yang dilakukan menggunakan survei deskriptif. Survei deskriptif dapat didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian survei deskriptif ini memerlukan responden penelitian, yaitu:

1. Populasi

  Nawawi dalam Taniredja dan Mustafidah (2011) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, dan gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber. Dilihat dari jumlahnya, populasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

  a. Populasi yang jumlahnya terhingga/terbatas, yakni populasi memiliki sumber

  • – sumber data yang jelas batas – batasnya secara kuantitatif. Misalnya seluruh peserta ujian akhir nasional SMA tahun 2010 di kabupaten Banyumas Jawa Tengah, semua guru kewarganegaraan SMA se-Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, semua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto
semester genap tahun 2011 – 2012 yang mengontrak mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

  b. Populasi yang jumlahnya tak terhingga, yakni populasi yang memiliki sumber

  • – sumber data yang tidak dapat ditentukan batas – batasnya secara kuantitatif. Misalnya semua pengunjung toko swalayan, semua kendaraan yang melewati Jl.Jendral Soedirman Jakarta, kelahiran manusia, dll.

2. Sampel

  Menurut Taniredja dan Mustafidah (2011) pengambilan sampel yang tepat merupakan salah satu teknik dalam penelitian. Karena sampel yang kurang tepat atau kurang mewakili, akan mengakibatkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian tidak tepat. Terdapat beberapa cara pengambilan sampel : a. Teknik Random Sampling

  Teknik ini disebut juga acak, serampangan, tidak pandang bulu/tidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian.

  Teknik random sampling terdiri dari tiga macam, yaitu: 1) Cara undian/lotre, caranya seperti arisan pada ibu – ibu, yakni dengan membuat lintingan kertas sebanyak populasi, kemudian mengambil secara acak lintingan kertas sebanyak sampel yang diperlukan. 2) Cara Ordinal, yakni dengan cara mendaftar seluruh populasi penelitian kemudian mengambil nomor – nomor tertentu, apakah yang gasal atau yang genap, atau dengan cara kelipatannya. 3) Cara Randomisasi dengan tabel bilangan random. b. Teknik Nonrandom Sampling Pada teknik ini, tidak semua elemen yang ada pada populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

  1) Pengambilan Sampel Berlapis/Berstrata (stratified sampling) Teknik ini dilakukan apabila populasi terdiri dari tingkat – tingkat, lapisan, strata, atau sub-kelompok.

  2) Pengambilan Sampel Berkelompok (cluster sampling) Pengambilan sampel yang dilakukan bukan berdasarkan individu, tetapi berdasarkan kelompok.

  3) Pengambilan Sampel Bertujuan (purposive sample/judgmental sampling) Teknik ini dilakukan apabila populasi terlalu banyak dan letaknya berjauhan, serta adanya beberapa pertimbangan.

C. Metode Kombinasi

  Sugiyono (2011) menyatakan metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable, dan obyektif.

  Berikut macam-macam model metode penelitian kombinasi (mixed

  methods):

  1. Model sequential (kombinasi berurutan)

  Metode kombinasi model sequential adalah suatu kombinasi penelitian yang mana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari suatu metode dengan metode yang lain.

  a. Model sequential explanatory (urutan pembuktian) Model sequential explanatory design dicirikan dengan mengumpulkan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua, untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif.

  b. Sequeltial exploratory (urutan penemuan) Pada tahap awal, metode ini menggunakan metode kualitatif, dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap pertama (kualitatif), dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif. Kombinasi kedua metode ini bersifat connecting dari hasil penelitian tahap pertama, dan dilanjutkan penelitian tahap kedua.

  2. Model concurrent (kombinasi campuran)

  Model kombinasi model campuran merupakan prosedur penelitian yang akan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif untuk menjawab masalah penelitian. Kalau dalam tipe sequential penggabungan metode dilakukan secara berurutan dalam waktu yang berbeda, sedangkan tipe concurrent penggabungan dilakukan dalam waktu yang sama. Dalam metode kombinasi ini digunakan untuk menjawab satu jenis rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian. a. Model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) Model atau strategi ini merupakan design yang paling popular di antara enam model dalam model penelitian kombinasi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisis, dan kemudian membandingkan data yang diperoleh untuk dapat menemukan mana data yang dapat digabungkan dan yang dibedakan. Penggabungan data dilakukan pada analisis, interpretasi, dan pembahasan atau diskusi.

  b. Concurrent embedded (campuran kuantitatif dan kualitatif tidak berimbang) Model ini merupakan penelitian yang mengkombinasi metode kuantitatif dan kualitatif secara simultan atau bersama-sama, tetapi bobot metodenya berbeda. Pada model ini ada metode yang primer dan ada yang sekunder. Metode primer untuk memperoleh data yang utama, sedangkan metode sekunder untuk mendukung data yang diperoleh dari metode primer.

D. Penelitian Terdahulu

  Manfaat e-jurnal bagi mahasiswa menurut Rejeki dan Marlini (2013) adalah dalam penelitiannya tentang pemanfaatan e-jurnal yang dilanggan perpustakaan fakultas Kedokteran Universitas Andalas bagi mahasiswa kedokteran yaitu mahasiswa memanfaatkan e-jurnal untuk tugas perkuliahannya, untuk bahan presentasi dan diskusi kelas, sebagai bahan untuk penelitian, untuk baan pertimbangan dalam mempelajari gelaja – gejala penyakit dan sebagai bahan

  pharmacology. Akses yang cepat dan kemutakhiran informasi e-journal merupakan

  salah satu keuntungan mahasiswa dalam memanfaatkan e-jurnal. Jelas bahwa e- jurnal sangat membantu mahasiswa dalam mendapatkan informasi dari artikel bidang kedokteran dan kesehatan terkini, mengenai fenomena yang tengah terjadi di dunia, sehingga dapat mendukung karya tulis ilmiah yang semakin bermutu dan menjadi dokter-dokter yang profesional.

  Menurut Hani (2008), dalam penelitiannya tentang pemanfaatan jurnal elektronik sebagai sumber belajar mahasiswa di UPT perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menghasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa memanfaatkan jurnal elektronik setiap kali berkunjung ke perpustakaan. Kendala dalam pemanfaatan jurnal elektronik adalah minimnya jurnal elektronik yang tersedia di perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, keterbatasan fasilitas yang disediakan oleh UPT perpustakaan UNY yang digunakan untuk mengakses jurnal elektronik dan jurnal elektronik belum memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagi sumber belajar.

  Menurut Hasan (2013), dalam penelitiannya tentang kajian pemanfaatan online pada perpustakaan Universitas Riau Pekanbaru menghasilkan mahasiswa mengakses jurnal online 1-2 kali dalam seminggu, dalam mengakses jurnal online mahasiswa hanya membutuhkan waktu penelusuran kurang dari satu jam, mahasiswa kurang mengerti bagaimana teknik mengakses jurnal online, tindakan pemustaka tentang kegiatan hasil penelusuran jurnal online dengan tindakan mencetak atau print out hasil penelusuran, titik akses terhadap jurnal online dilakukan melalui subyek atau kata kunci dan kendala dalam memanfaatkan jurnal online yaitu jurnal dengan bahasa asing, sebagian mahasiswa mengakses jurnal online untuk keperluan studi dan artikel yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa.