BAB I PENDAHULUAN - Gayuh Dian Mahardika BAB I

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang A. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional

  yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI, 2010). Keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan berdampak pada peningkatan umur harapan hidup dan jumlah lanjut usia (lansia) dengan permasalahan kesehatan yang berpotensi menjadi beban masyarakat jika tidak dipersiapkan memasuki usia tuanya sejak dini. Dengan demikian program yang terjangkau dan bermutu harus diupayakan agar keberadaan usila mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif selama mungkin (Kemenkes RI, 2010).

  Lansia akan mengalami kondisi penurunan fungsi tubuh akibat berbagi perubahan yang tejadi. Masalah penyakit degeneratif sering menyertai lansia dan bersifat kronis bserta multipatplogis (Komnas Lansia, 2010). Mayoritas individu lansia mengalami kondisi penyakit kronis yaitu sebesar 94% dan kondisi ketidak mampuan lainnya (Allender & Spradley, 2005), Kondisi yang dialami oleh lansia dengan pertambahan usia dan perubahan-perubahan kondisi tubuh pada lansia, menyebabkan lansia dikategorikan dalam kelompok

  1 resiko tinggi. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fisiologik maupun psikososial menyebabkan lansia mengalami kelemaham dan keterbatasan fungsi. Perubahan fungsi fisiologik berupa keterbatasan, kelemahan dan ketergantungan akan mempengaruhi kondisi psikososial lansia berupa gangguan atau perubahan fungsi psikososial. Perubahan fungsi psikososial pada lansia akan berdampak terhadap terjadinya kerusakan fungsi psikososial pada lansia. Kerusakan funsi psikososial menjadi faktor resiko bagi lansia.

  Pandangan masyarakat dan keluarga terhadap lansia bahwa apa yang dialami oleh lansia merupakan hal yang alami dan wajar, seperti lansia sering sakit, cepat marah dan curiga. Akibat pandangan yang salah menyebabkan kondisi kesehatan fisik, mental maupun kebutuhan lansia tidak tertangani, dan tidak terpenuhi dengan baik (Komnas Lansia,2010). Pemahaman yang keliru terhadap lansia akan berisiko untuk tidak terpenuhi kebutuhannya, sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat ataupun keluarga mengalami kegagalan dalam memberikan pelayananan lansia, Untuk mencapai pembangunan tersebut maka perlu partisipasi keluarga,partisipasi keluarga meliputi sikap dan dukungan keluarga. Sikap dan dukungan keluarga akan mempengaruhi kunjungan lansia di Posyandu. Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat. Tujuan Posyandu lansia guna mencapai lansia yang sehat dan semangat hidup yang tinggi.

  Dukungan keluarga menurut Juniardi (2012) juga sangat berperan dalam mendorong minat dan kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Ramdan, Sumiati dan Suriah (2011) menambahkan dalam penelitianya menyatakan bahwa keluarga memiliki peran yang penting dalam kehidupan lansia terutama terkait dengan pemanfaatan posyandu lansia. Pemanfaatan posyandu lansia juga tergantung bagaimana lansia bersikap terhadap posyandu lansia itu sendiri.

  Pranaka, Hadisaputro dan Lestari (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sikap yang baik terhadap posyandu dapat menjadikan seorang lansia dapat aktif dalam setiap kegiatan posyandu lansia dan sikap yang baik tersebut dapat disebabkan oleh pengetahuan yang baik serta pengalaman lansia saat berkunjung ke posyandu. Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain: pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan. Bila individu benar-benar bebas dari segala tekanan atau hambatan yang bisa mengganggu ekspresi sikapnya, maka dapat diharapkan bentuk perilaku yang tampak sebagai bentuk ekspresi yang sebenarnya dalam hal ini adalah melakukan kunjungan ke posyandu.

  Laporan program kesehatan usia lanjut tahun 2010, jumlah lansia yang berumur lebih dari 60 tahun di Provinsi Jawa Tengah adalah 1.331.690 orang. Cakupan lansia yang aktif ikut serta dalam posyandu hanya mencapai 34,95% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010).Sedangkan data kesehatan usia lanjut di Kabupaten Banyumas, jumlah lansia yang ada yaitu 50706 orang, lansia yang ikut serta dalam posyandu hanya mencapai 41,07% (Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2010).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan di desa telaga kecamata Gumelar didapatkan jumlah lansia sebanyak 90 lansia, dan lansia yang aktif ikut serta mengikuti posyandu lansia sebanyak 56 lansia. Dari 90 lansia peneliti melakukan wawancara terhadap 10 lansia, diperoleh data bahwa ada 20% (2) lansia yang beralasan saat jadwal dilaksanakannya Posyandu Lansia, mereka harus menjaga cucunya sehingga tidak bisa berkunjung ke Posyandu lansia, 40% (4) lansia mengatakan jarak tempat tinggal dengan Posyandu lansia terlalu jauh dan kurangnya informasi mengenai Posyandu lansia, 20% (2) lansia yang mengungkapkan bahwa mereka tidak adanya dukungan dari anggota keluarga untuk mengikuti Posyandu lansia serta adanya rasa malas lansia untuk berkunjung ke Posyandu lansia dan 20% (2) lansia yang mengatakan bahwa mereka selalu datang ke Posyandu lansia setiap bulannya dan keluarga selalu menemani. Seharusnya Posyandu lansia denganmemiliki berbagai program terkait dengna peningkatan kesehatan bagi lansia dapat banyak memberikan manfaat bagi para lansia di wilayahnya akan tetapi sebagian lansia belum bisa memanfaatkan manfaat tersebut.

  Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul tentang “Hubungan Sikap Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Lansia DiPosyandu Lansia Desa Tlaga Kecamatan Gumelar”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkanlatar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan rumursan masalah yaitu: “Apakah ada hubungan sikap dan dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia di Posayandu Desa Tlaga Kecamatan Gumelar?”.

  C. Tujuan Penelitian a.

  Tujuan Umum Mengetahui hubungan sikap dan dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia di Posyandu Lansia.

  b.

  Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1)

  Mendeskripsikan karakteristik responden (jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan) 2)

  Mendeskripsikan sikap keluarga 3)

  Mendeskripsikan dukungan keluarga 4)

  Mendeskripsikan kunjungan lansia di Posyandu Lansia 5)

  Mendeskripsikan hubungan sikap keluarga terhadap kunjungan lansia di Posyandu 6)

  Mendeskripsikan hubungan dukungan keluarga tehadap kunjungan lansia di Posyandu 7)

  Mendeskripsikan hubungan sikap dan dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia di posyandu lansia.

D. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan tujuan tersebut diatas maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Manfaat teoritis Untuk kajian ilmiah tentang hubungan sikap dan dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia di Posyandu lansia

  2. Manfaat praktis a.

  Bagi keluarga.

  Memberikan informasi sikap dan dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia di Posyandu lansia b.

  Bagi Peneliti 1)

  Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menggali informasi sedalam-dalamnya tentang ilmu kesehatan khususnya yang berkaitan dengan sikap dukungan keluarga terhadap Posyandu lansia.

2) Belajar mengaplikasikan teori yang diperoleh di perkuliahan.

  c.

  Tenaga kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan petugas kesehatan dalam komunitas untuk memberikan informasi lebih banyak tentang posyandu lansia.

  d.

  Puskesmas Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

E. KEASLIAN PENELITIAN 1. Pertiwi (2013)

  Judul penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia”. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kehadiran lanjut usia di Posyandu lansia. Faktor-faktor yang diteliti adalah pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia, pendidikan lansia dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia.

  Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Rancangan dalam penelitian adalah cross sectional. Variabel bebas adalah pengetahuan lansia tentang posyandu lansia, pendidikan lansia dan dukungan keluarga terhadap lansia.Variabel terikat adalah frekuensi kehadiran lansia ke posyandu lansia. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan Korelasi Spearman Rho, dengan taraf signifikan 5 % dan regresi berganda dengan rumus Anova. Sampel penelitian 139 responden. Analisis Korelasi Spearman Rho terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kehadiran lansia di Posyandu lansia p value (0,000<0,05), terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kehadiran lansia diposyandu lansia p value (0,000<0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kehadiran lansia diposyandu lansia p value (0,000<0,05). Dari hasil analisis menggunakan regresi berganda dengan rumus Anova terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pendidikan dan dukungan keluarga dengan kehadiran lansia p value (0,000<0,05) dan besarnya hubungan 0,967. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pendidikan dan dukungan keluarga dengan kehadiran lansia diposyandu lansia di Desa Mudal Kabupaten Boyolali dengan dengan hasil analisis Korelasi

Spearman Rho sebesar p value 0,000<0,05 dan besarnya hubungan 0,967.

  Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel terikatnya frekuensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia, variabel bebasnya adalah pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia, pendidikan lansia, desain yang digunakan observasional analitik, tempat penelitian (Desa Mudal Kabupaten Boyolali), jumlah sampel (139 responden) dan uji statistik yang digunakan Korelasi Spearman Rho serta regresi berganda dengan rumus Anova. Sedangkan peneliti yaitu variabel terikatnya kunjungan lansia, variabel bebasnya sikap, tempat penelitian (desa Tlaga Kecamatan Gumelar), jumlah sampel (70 responden), desain penelitian menggunakan deskripsi korelasi dan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square.

  Persamaan penelitian ini adalah variabel bebasnya menggunakan dukungan keluarga, sampel yang digunakan lansia, pendekatan menggunakan cross sectional, tema tentang posyandu dan data yang diambil menggunakan kuesioner.

2. Pranaka, Hadisaputro dan Lestari (2011)

  Judul “Beberapa faktor yang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu studi kasus di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi DIY”. Tujuan penelitian adalah membuktikan bahwa umur, pendidikan, pekerjaan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, fasilitas posyandu, akses terhadap posyandu, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran sosial lansia, serta peran keluarga berpengaruh terhadap kunjungan lansia ke posyandu. Metode: Desain penelitian: analitik observasional, pendekatan kasus kontrol. Kasus adalah lansia anggota posyandu (umur > 60 tahun) yang aktif melakukan kunjungan ke posyandu. Kontrol adalah lansia anggota posyandu (umur > 60 tahun) yang tidak aktif melakukan kunjungan ke posyandu. Sampel penelitian 52 kasus dan 52 kontrol. Data kuantitatif diperoleh dengan wawancara, data kualitatif dengan diskusi kelompok terarah. Hasil: Faktor yang berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu yaitu umur > 71 tahun (OR: 4,6), tidak bekerja (OR: 8,1), sikap yang baik (OR: 3), fasilitas yang baik (OR: 5,4), pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik (OR: 6,5), Peran keluarga yang baik (OR: 3,2). Faktor yang tidak berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu yaitu tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, akses, peran sosial lansia.

  Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel terikatnya yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, fasilitas posyandu, akses terhadap posyandu, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran sosial lansia, serta peran keluarga, desaian yang digunakan analitik observasional merupakan penelitian kuant, pendekatan kasus kontrol, tempat penelitian (Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi DIY), jumlah sampel (52 kasus dan 52 kontrol), dan data kuantitatif diperoleh dengan wawancara, data kualitatif dengan diskusi kelompok terarah. Sedangkan peneliti yaitu variabel bebasnya dukungan keluarga, tempat penelitian (desa Tlaga Kecamatan Gumelar), jumlah sampel (70 responden), desain penelitian menggunakan deskripsi korelasi dan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square.

  Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel terikat yang digunakan kunjungan lansia ke Posyandu, variabel bebas yaitu sikap dan sampelnya lansia.