Bahan3 Presentasi Seminar Nasional Keuangan Mikro I IMFEA Jakarta 19 Juli 2017 Roberto Akyuwen
TINJAUAN KEBIJAKAN
INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA
ROBERTO AKYUWEN
Analis Eksekutif Senior Bidang Pengembangan LKM, GDSK OJK
dan Penasehat IMFEA
Disampaikan pada Seminar Nasional Keuangan Mikro I
Jakarta, 19 Juli 2017
Otoritas Jasa Keuangan
Lembaga yang independen yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan.
2
Mewujudkan
terselenggaranya
seluruh kegiatan
di dalam sektor
jasa keuangan
secara teratur,
adil, transparan
dan akuntabel.
Melindungi
kepentingan
konsumen
dan
masyarakat.
Menjadi lembaga pengawas
industri jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan
masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional
yang berdaya saing global
dan dapat memajukan
kesejahteraan umum.
Tujuan
Pembentukan OJK
Mewujudkan
sistem
keuangan yang
tumbuh secara
berkelanjutan
dan adil.
Lingkup Pengaturan dan Pengawasan OJK
OTORITAS JASA KEUANGAN
PASAR MODAL
Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
PERBANKAN
Pergadaian
IKNB
LEMBAGA
JASA
KEUANGAN
Lembaga Penjaminan
PERASURANSIAN
Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI)
DANA PENSIUN
LEMBAGA
PEMBIAYAAN
LEMBAGA JASA
KEUANGAN
LAINNYA
Perusahaan Pembiayaan
Sekunder Perumahan
Badan Pengelola Jaminan Sosial
(BPJS)
Peer to Peer Lending
4
INKLUSI KEUANGAN
• Financial inclusion is defined as having an account with an
institution that provides a full suite of financial services and
comes under some form of government regulation. Services
include savings, money transfers, insurance or investment
(Financial Inclusion Insights).
• Financial inclusion means that individuals and businesses
have access to useful and affordable financial products and
services that meet their needs – transactions, payments,
savings, credit and insurance – delivered in a responsible and
sustainable way (The World Bank).
• Inklusi Keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai
lembaga, produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Otoritas Jasa
Keuangan – Peraturan OJK Nomor 76/POJK.7/2016).
5
JUMLAH PENDUDUK DUNIA YANG
BELUM TERLAYANI JASA KEUANGAN
Asia Selatan
642
Afrika dan Timur Tengah
Kawasan
467
Asia Tenggara
266
Cina
238
Amerika Latin
214
Eropa Timur dan Asia Tengah
153
0
Sumber: Global Findex, 2014
100
200
300
400
Juta Orang
500
600
700
6
PERSENTASE PENDUDUK DEWASA DUNIA
YANG BELUM TERLAYANI JASA KEUANGAN
14%
19%
Eropa Timur dan Asia Tengah
Amerika Latin
17%
Cina
Asia Tenggara
Afrika dan Timur Tengah
22%
Asia Selatan
7%
21%
Sumber: Global Findex, 2014
7
PELAKU UMKM DI DUNIA YANG
BELUM MENDAPATKAN KREDIT
54
53
53
52
52
51
51
PERSEN (%)
51
50
49
49
48
48
47
46
45
Amerika latin
Sumber: SME Finance Forum
Afrika dan Timur
Tengah
Eropa Timur dan
Asia Selatan
Asia Tengah
KAWASAN
Asia Tenggara
Cina
8
KESENJANGAN KREDIT
KEPADA PELAKU UMKM DI DUNIA
700
620
600
Milyar Dollar Amerika Serikat
528
500
400
338
323
300
200
170
175
100
0
Amerika latin
Sumber: SME Finance Forum
Afrika dan Timur
Tengah
Eropa Timur dan
Asia Selatan
Asia Tengah
Kawasan
Asia Tenggara
Cina
9
PANGSA PEMBAYARAN DIGITAL
DI BERBAGAI NEGARA
78
77
Australia
Belgia
Belanda
Kanada
Estonia
Negara
Korea Selatan
33
32
Jepang
Brasil
Polandia
Hungaria
Meksiko
Malaysia
Cina
4
4
3
2
1
Rumania
Indonesia
0
Sumber: World Bank
6
11
11
11
10
10
17
15
14
22
20
20
20
30
40
49
47
47
40
50
Persen (%)
57
57
55
53
60
62
61
70
80
90
10
POTENSI DAMPAK EKONOMI
KEUANGAN DIGITAL
11
PENETRASI TEKNOLOGI SELULER
(MOBILE) DI DUNIA
UKRAINA
99
RUMANIA
99
TURKI
99
FILIPINA
99
Negara
CINA
98
THAILAND
97
RUSIA
96
MALAYSIA
95
INDONESIA
95
BRASIL
95
NIGERIA
87
INDIA
77
0
20
40
60
Cakupan Jaringan (%)
80
100
120
12
PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
Jawa
86,3 juta
orang
65%
Maluku dan
Papua
Sumatera
3,3 juta orang
20,7 juta
orang
2,5%
15%
132,7
juta
orang
Bali dan NTBNTT
Sulawesi
8,4 juta orang
6,1 juta orang
6,3%
4,7%
Kalimantan
7,5 juta orang
5,8%
13
JENIS-JENIS LAYANAN KEUANGAN
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
•
•
•
•
•
Mobile Banking
Internet Banking
Mobile Insurance
Online Insurance Premium Payment
Peer to Peer Lending (Peraturan OJK Nomor
77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi) yang ditetapkan pada tanggal 28
Desember 2016 dan diundangkan pada
tanggal 29 Desember 2016.
14
Indonesia’s Economic Pyramid
Upper Class:
>USD22.1 per day
Middle Class:
USD4.5 - USD22.1 per day
Customer of
Conventional
Banking,
Insurance
and Capital
Market
Products
Poor :
< USD4.5 per day
Potential
Market of
Microfinance
Source: World Bank estimates, Individual net income
http://blogs.ft.com/beyond-brics/2014/04/15/indonesias-fragile-middle-close-to-the-edge/
Note: < USD1.90 a day, 96m people; USD 1.90 – USD 4.50, 107m people
15
118 Commercial Banks
1,644 Rural Banks
637,838 Micro Finance Institutions
360 Ethnic Groups
Speaking 719 Languages
Living on 6000 of 17,504 islands
16
Jumlah UMKM ± 57.900.787
Usaha Besar/Konglomerat :
• Kekayaan Bersih Lebih dari 10 M
• Hasil Penjualan/th Lebih dari 50 M
Usaha Menengah:
• Kekayaan Bersih > Rp 500 Jt s.d 10 M
• Hasil Penjualan/th > Rp 2,5 M s.d 50 M
Usaha Kecil :
• Kekayaan Bersih > Rp 50 Jt s.d 500 Jt
• Hasil Penjualan/th > Rp 300 Jt s.d 2,5 M
Usaha Mikro :
Kekayaan Bersih < Rp 50 Jt
Hasil Penjualan/th < Rp 300Jt
Tidak bankable
Kriteria sesuai UU No. 20/2008 ttg UMKM
Data Kementerian KUKM 2014
Jumlah ± 5.066 (0,01%)
Jumlah ± 52.106
(0,09%)
Jumlah ± 654.222 (1,13%)
Jumlah ± 57.189.393
(98,77%)
KONDISI INKLUSI KEUANGAN
DI INDONESIA
32% penduduk
dewasa Indonesia
belum menabung
48% penduduk
dewasa Indonesia
yang menabung
di lembaga
keuangan formal
20% penduduk
dewasa Indonesia
yang memiliki
rekening pada
lembaga
keuangan formal
Sumber: World Bank
18
PERKEMBANGAN LITERASI KEUANGAN
DAN INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA
Tahun 2013
Tahun 2016
80
67,82
70
59,74
60
Indeks
50
40
29,66
30
21,84
20
10
0
Indeks Literasi Keuangan
Sumber: OJK, 2017
Indeks Inklusi Keuangan
19
DAMPAK KREDIT MIKRO
Permintaan
Kredit Mikro
Meningkat
Persaingan
AntarLembaga
Jasa Keuangan
Meningkat
Penyaluran
Kredit/Investasi
Meningkat
Usaha Ekonomi
Meningkat
Kesempatan
Kerja
Bertambah
Pendapatan
Masyarakat
Meningkat
Kemiskinan dan
Disparitas
Menurun
KEUANGAN MIKRO TIDAK HANYA
KREDIT MIKRO
Kredit Mikro
Intermediasi
Keuangan
Asuransi Mikro
Penjaminan
Kredit
Keuangan
Mikro
Kearifan Lokal
Intermediasi
Sosial
Pendampingan
Konsultasi
21
KENDALA AGUNAN
BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL
Tidak
memiliki
agunan
Memiliki
agunan, tapi
nilainya
tidak cukup
Agunan tidak
memenuhi aspek
legalitas
22
OPTIMALISASI PEMBIAYAAN MIKRO
• Menjalankan tata kelola perusahaan/organisasi yang
baik (transparan dan akuntabel).
• Memahami karakteristik mitra/nasabah secara
paripurna.
• Mengenali dan menjalani rantai nilai (value chain)
secara lengkap.
• Menyerap potensi risiko melalui beragam upaya.
• Melakukan inovasi dan penyempurnaan secara terusmenerus, termasuk implementasi teknologi informasi
(digital finance).
• Melakukan pendampingan/inkubasi/peningkatan
kapasitas secara intensif dan kontinyu.
• Menjalankan pemantauan dan evaluasi secara intensif
dan kontinyu.
23
RANTAI NILAI
Input Produksi
(bahan baku)
Proses Produksi
Pemasaran
Produk
Produk I
Produk II
Produk ...
24
PRINSIP DASAR
PERLINDUNGAN NASABAH
Transparansi
Perlakuan yang adil
Kerahasiaan dan
keamanan data
Keandalan
Penyelesaian
sengketa secara
sederhana, cepat,
dan biaya terjangkau
25
PROGRAM-PROGRAM OJK
Asuransi Mikro
LAKU
PANDAI
(Branchless
Banking)
AKSI Pangan
AKSI Mikro
Penjaminan Kredit
JARING
26
Terima Kasih
INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA
ROBERTO AKYUWEN
Analis Eksekutif Senior Bidang Pengembangan LKM, GDSK OJK
dan Penasehat IMFEA
Disampaikan pada Seminar Nasional Keuangan Mikro I
Jakarta, 19 Juli 2017
Otoritas Jasa Keuangan
Lembaga yang independen yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan.
2
Mewujudkan
terselenggaranya
seluruh kegiatan
di dalam sektor
jasa keuangan
secara teratur,
adil, transparan
dan akuntabel.
Melindungi
kepentingan
konsumen
dan
masyarakat.
Menjadi lembaga pengawas
industri jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan
masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional
yang berdaya saing global
dan dapat memajukan
kesejahteraan umum.
Tujuan
Pembentukan OJK
Mewujudkan
sistem
keuangan yang
tumbuh secara
berkelanjutan
dan adil.
Lingkup Pengaturan dan Pengawasan OJK
OTORITAS JASA KEUANGAN
PASAR MODAL
Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
PERBANKAN
Pergadaian
IKNB
LEMBAGA
JASA
KEUANGAN
Lembaga Penjaminan
PERASURANSIAN
Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI)
DANA PENSIUN
LEMBAGA
PEMBIAYAAN
LEMBAGA JASA
KEUANGAN
LAINNYA
Perusahaan Pembiayaan
Sekunder Perumahan
Badan Pengelola Jaminan Sosial
(BPJS)
Peer to Peer Lending
4
INKLUSI KEUANGAN
• Financial inclusion is defined as having an account with an
institution that provides a full suite of financial services and
comes under some form of government regulation. Services
include savings, money transfers, insurance or investment
(Financial Inclusion Insights).
• Financial inclusion means that individuals and businesses
have access to useful and affordable financial products and
services that meet their needs – transactions, payments,
savings, credit and insurance – delivered in a responsible and
sustainable way (The World Bank).
• Inklusi Keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai
lembaga, produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Otoritas Jasa
Keuangan – Peraturan OJK Nomor 76/POJK.7/2016).
5
JUMLAH PENDUDUK DUNIA YANG
BELUM TERLAYANI JASA KEUANGAN
Asia Selatan
642
Afrika dan Timur Tengah
Kawasan
467
Asia Tenggara
266
Cina
238
Amerika Latin
214
Eropa Timur dan Asia Tengah
153
0
Sumber: Global Findex, 2014
100
200
300
400
Juta Orang
500
600
700
6
PERSENTASE PENDUDUK DEWASA DUNIA
YANG BELUM TERLAYANI JASA KEUANGAN
14%
19%
Eropa Timur dan Asia Tengah
Amerika Latin
17%
Cina
Asia Tenggara
Afrika dan Timur Tengah
22%
Asia Selatan
7%
21%
Sumber: Global Findex, 2014
7
PELAKU UMKM DI DUNIA YANG
BELUM MENDAPATKAN KREDIT
54
53
53
52
52
51
51
PERSEN (%)
51
50
49
49
48
48
47
46
45
Amerika latin
Sumber: SME Finance Forum
Afrika dan Timur
Tengah
Eropa Timur dan
Asia Selatan
Asia Tengah
KAWASAN
Asia Tenggara
Cina
8
KESENJANGAN KREDIT
KEPADA PELAKU UMKM DI DUNIA
700
620
600
Milyar Dollar Amerika Serikat
528
500
400
338
323
300
200
170
175
100
0
Amerika latin
Sumber: SME Finance Forum
Afrika dan Timur
Tengah
Eropa Timur dan
Asia Selatan
Asia Tengah
Kawasan
Asia Tenggara
Cina
9
PANGSA PEMBAYARAN DIGITAL
DI BERBAGAI NEGARA
78
77
Australia
Belgia
Belanda
Kanada
Estonia
Negara
Korea Selatan
33
32
Jepang
Brasil
Polandia
Hungaria
Meksiko
Malaysia
Cina
4
4
3
2
1
Rumania
Indonesia
0
Sumber: World Bank
6
11
11
11
10
10
17
15
14
22
20
20
20
30
40
49
47
47
40
50
Persen (%)
57
57
55
53
60
62
61
70
80
90
10
POTENSI DAMPAK EKONOMI
KEUANGAN DIGITAL
11
PENETRASI TEKNOLOGI SELULER
(MOBILE) DI DUNIA
UKRAINA
99
RUMANIA
99
TURKI
99
FILIPINA
99
Negara
CINA
98
THAILAND
97
RUSIA
96
MALAYSIA
95
INDONESIA
95
BRASIL
95
NIGERIA
87
INDIA
77
0
20
40
60
Cakupan Jaringan (%)
80
100
120
12
PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
Jawa
86,3 juta
orang
65%
Maluku dan
Papua
Sumatera
3,3 juta orang
20,7 juta
orang
2,5%
15%
132,7
juta
orang
Bali dan NTBNTT
Sulawesi
8,4 juta orang
6,1 juta orang
6,3%
4,7%
Kalimantan
7,5 juta orang
5,8%
13
JENIS-JENIS LAYANAN KEUANGAN
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
•
•
•
•
•
Mobile Banking
Internet Banking
Mobile Insurance
Online Insurance Premium Payment
Peer to Peer Lending (Peraturan OJK Nomor
77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi) yang ditetapkan pada tanggal 28
Desember 2016 dan diundangkan pada
tanggal 29 Desember 2016.
14
Indonesia’s Economic Pyramid
Upper Class:
>USD22.1 per day
Middle Class:
USD4.5 - USD22.1 per day
Customer of
Conventional
Banking,
Insurance
and Capital
Market
Products
Poor :
< USD4.5 per day
Potential
Market of
Microfinance
Source: World Bank estimates, Individual net income
http://blogs.ft.com/beyond-brics/2014/04/15/indonesias-fragile-middle-close-to-the-edge/
Note: < USD1.90 a day, 96m people; USD 1.90 – USD 4.50, 107m people
15
118 Commercial Banks
1,644 Rural Banks
637,838 Micro Finance Institutions
360 Ethnic Groups
Speaking 719 Languages
Living on 6000 of 17,504 islands
16
Jumlah UMKM ± 57.900.787
Usaha Besar/Konglomerat :
• Kekayaan Bersih Lebih dari 10 M
• Hasil Penjualan/th Lebih dari 50 M
Usaha Menengah:
• Kekayaan Bersih > Rp 500 Jt s.d 10 M
• Hasil Penjualan/th > Rp 2,5 M s.d 50 M
Usaha Kecil :
• Kekayaan Bersih > Rp 50 Jt s.d 500 Jt
• Hasil Penjualan/th > Rp 300 Jt s.d 2,5 M
Usaha Mikro :
Kekayaan Bersih < Rp 50 Jt
Hasil Penjualan/th < Rp 300Jt
Tidak bankable
Kriteria sesuai UU No. 20/2008 ttg UMKM
Data Kementerian KUKM 2014
Jumlah ± 5.066 (0,01%)
Jumlah ± 52.106
(0,09%)
Jumlah ± 654.222 (1,13%)
Jumlah ± 57.189.393
(98,77%)
KONDISI INKLUSI KEUANGAN
DI INDONESIA
32% penduduk
dewasa Indonesia
belum menabung
48% penduduk
dewasa Indonesia
yang menabung
di lembaga
keuangan formal
20% penduduk
dewasa Indonesia
yang memiliki
rekening pada
lembaga
keuangan formal
Sumber: World Bank
18
PERKEMBANGAN LITERASI KEUANGAN
DAN INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA
Tahun 2013
Tahun 2016
80
67,82
70
59,74
60
Indeks
50
40
29,66
30
21,84
20
10
0
Indeks Literasi Keuangan
Sumber: OJK, 2017
Indeks Inklusi Keuangan
19
DAMPAK KREDIT MIKRO
Permintaan
Kredit Mikro
Meningkat
Persaingan
AntarLembaga
Jasa Keuangan
Meningkat
Penyaluran
Kredit/Investasi
Meningkat
Usaha Ekonomi
Meningkat
Kesempatan
Kerja
Bertambah
Pendapatan
Masyarakat
Meningkat
Kemiskinan dan
Disparitas
Menurun
KEUANGAN MIKRO TIDAK HANYA
KREDIT MIKRO
Kredit Mikro
Intermediasi
Keuangan
Asuransi Mikro
Penjaminan
Kredit
Keuangan
Mikro
Kearifan Lokal
Intermediasi
Sosial
Pendampingan
Konsultasi
21
KENDALA AGUNAN
BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL
Tidak
memiliki
agunan
Memiliki
agunan, tapi
nilainya
tidak cukup
Agunan tidak
memenuhi aspek
legalitas
22
OPTIMALISASI PEMBIAYAAN MIKRO
• Menjalankan tata kelola perusahaan/organisasi yang
baik (transparan dan akuntabel).
• Memahami karakteristik mitra/nasabah secara
paripurna.
• Mengenali dan menjalani rantai nilai (value chain)
secara lengkap.
• Menyerap potensi risiko melalui beragam upaya.
• Melakukan inovasi dan penyempurnaan secara terusmenerus, termasuk implementasi teknologi informasi
(digital finance).
• Melakukan pendampingan/inkubasi/peningkatan
kapasitas secara intensif dan kontinyu.
• Menjalankan pemantauan dan evaluasi secara intensif
dan kontinyu.
23
RANTAI NILAI
Input Produksi
(bahan baku)
Proses Produksi
Pemasaran
Produk
Produk I
Produk II
Produk ...
24
PRINSIP DASAR
PERLINDUNGAN NASABAH
Transparansi
Perlakuan yang adil
Kerahasiaan dan
keamanan data
Keandalan
Penyelesaian
sengketa secara
sederhana, cepat,
dan biaya terjangkau
25
PROGRAM-PROGRAM OJK
Asuransi Mikro
LAKU
PANDAI
(Branchless
Banking)
AKSI Pangan
AKSI Mikro
Penjaminan Kredit
JARING
26
Terima Kasih