HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA
POLISI DI POLRESTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:
RIJKI ARIA PRIBADI
F 100 100 168

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA
POLISI DI POLRESTA SURAKARTA


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :
RIJKI ARIA PRIBADI
F 100 100 168

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ii

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA
POLISI DI POLRESTA SURAKARTA

Rijki Aria Pribadi

Partini
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
rijkiaria@ymail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya
kepemimpinan transformasional dengan stres kerja pada anggota polisi. Hipotesis
yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara gaya kepemimpinan
transformasional dengan stres kerja. Subjek penelitian adalah anggota polisi di
Polresta Surakarta yang mengalami indikasi stres kerja berupa gejala badan, gejala
emosional, maupun gejala perilaku. Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah
120 anggota polisi. Alat ukut yang digunakan untuk mengungkap variabel variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu (1) skala gaya kepemimpinan
transformasional, dan (2) skala stres kerja. Metode penelitian menggunakan
metode kuantitatif. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara gaya
kepemimpinan transformasional dengan stress kerja dapat dilihat pada nilai
korelasi (r) sebesar
-0,518 dengan signifikansi 0,000 (p≤0,01). Hasil
kategorisasi diketahui bahwa variabel stress kerja memiliki rerata empirik sebesar
68,22 dan rerata hipotetik sebesar 70 yang berarti tergolong sedang. Variabel gaya

kepemimpinan transformasional memiliki rerata empirik sebesar 77,66 dan rerata
hipotetik sebesar 70 yang berarti tergolong sedang. Sumbangan dukungan sosial
terhadap stress kerja sebesar 26,8%, sisanya sebesar 7,16% dipengaruhi oleh
faktor lain di luar gaya kepemimpinan transformasional. Kesimpulan dari hasil
penelitian adalah ada hubungan negatif antara gaya kepemimpinan
transformasional dengan stres kerja.
Kata kunci : gaya kepemimpinann transformasional, stres kerja polisi

v

1

PENDAHULUAN
Sejak berpisahnya Kepolisian

bahwa pada waktu yang bersamaan

Republik Indonesia (POLRI) dari

mereka harus menjaga keamanan


tubuh organisasi Angkatan Bersenjata

masyarakat

Republik

dan

kejahatan, selain itu para polisi juga

dan

harus tetap berhati – hati akan

Indonesia

Departemen

(ABRI)


Pertahanan

dan

Keamanan, sekarang telah menjadi

kemungkinan

organisasi

kesalamatan

independen

dibawah

menginvestigasi

yang

diri

mengancam

mereka

sendiri

sebagaimana

sehingga mereka juga harus tetap

tertuang dalam ketetapan Majelis

mengontrol emosi mereka sekalipun

Permusyawaratan

pada kondisi di bawah tekanan.


langsung

presiden

VI/MPR/2000

Rakyat

tentang

No.

Peneliti

pemisahan

melakukan

survey


dan

selama 3 hari yaitu pada tanggal 4

Indonesia.

April sampai 6 April 2014 pada

Perkembangan Polri sebagai pelayan

anggota polisi di Polresta Surakarta

masyarakat dituntut kinerjanya untuk

Jalan Adi Sucipto No.2 Surakarta

lebih profesional dan independen.

sebanyak 40 orang, menunjukkan


Tentara

Nasional

Kepolisian

Indonesia

Republik



Undang

hasil bahwa 77,5 % responden merasa

Indonesia

kedisiplinan sebagai beban dalam


Nomor 2 Tahun 2002 pasal 13 bahwa

setiap pekerjaan atau tugas yang

tugas

dilakukannya dan sebanyak 67,5 %

Berdasarkan

Undang

Kepolisian

Republik

pokok

polisi


adalah

a)

memelihara keamanan dan ketertiban

responden

masyarakat, b) menegakkan hukum

keselamatannya

dan

sebagai anggota polisi.

c)memberikan

perlindungan,

Seorang polisi harus memiliki

tekanan

dalam

akan

bekerja

yang berasal dari lingkungan kerja

masyarakat.

pekerjaan

khawatir

Tekanan – tekanan pekerjaan

pengayoman dan pelayanan kepada

kesiapan

merasa

akan
serta
baik

pekerjaannya

tantangan
tahan
dari
maupun

dalam

atau

organisasi

lingkungan

kerja

maupun
atau

di

luar

di

luar

terhadap

organisasi dapat menimbulkan stres.

lingkungan

Sunarni (2007) berpendapat bahwa

diluar

aktivitas

sehari



hari

yang

pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan

menyangkut kehidupan berorganisasi

pendapat Waters dan Ussery (2007)

tentu

membuat

manusia

dapat

2

mengalami

stres

ketika

individu

tersebut dihadapkan dengan peristiwa

kemampuan

seseorang

untuk

melaksanakan tuntutan pekerjaan
Selain itu, Rahardjo (2005)

yang memicu timbulnya tekanan dan
(2007)

menyebutkan stres kerja adalah suatu

berpendapat bahwa aktivitas sehari –

keadaan yang tidak menyenangkan

hari yang menyangkut kehidupan

dan mengganggu pelaksanaan tugas

berorganisasi tentu membuat manusia

dan kinerja individu yang tercipta

dapat mengalami stres ketika individu

karena segala tuntutan, perubahan,

tersebut dihadapkan dengan peristiwa

dan beban yang ada dalam pekerjaan

yang memicu timbulnya tekanan dan

dan perusahaan.

tuntutan.

Sunanrni

dalam

Hal tersebut sejalan dengan

menjawab tuntuan tersebut sangat

pendapat pengamat militer yang juga

mungkin menjadi pemicu timbulnya

Rektor Universitas Muhammadiyah

stres kerja, seperti yang dikatakan

Malang (UNM) Muhajir Efendi yang

oleh Ubaidilah (dalam Arisona,2008)

mengatakan

mengatakan bahwa stres kerja adalah

seorang polisi tentunya lebih tinggi

suatu

seseorang

dibanding dengan aparat keamanan

menghadapi tugas atau pekerjaan

lainnya (Arifin, 2012). Fenomena

yang tidak bisa atau belum bisa

anggota polisi di Indonesia yang

dijangkau

kemampuannya.

mengalami stres sudah tidak jarang

Definisi tersebut menunjukkan bahwa

lagi, seperti kejadian polisi yang

stres

tuntutan

melakukan bunuh diri. Indonesia

pekerjaan yang tidak dapat diimbangi

Police Watch (IPW) mencatat telah

oleh kemampuan anggota polisi.

terjadi dua kali aksi bunuh diri yang

tuntutan.Ketidakmampuan

keadaan

dimana

oleh

kerja

merupakan

Mamonto (2013) berpendapat
bahwa

Stres

kerja

yaitu

reaksi

manusia terhadap stimulus eksternal
baik

faktor

lingkungan

sosial,

dan

pekerjaan,

psikologis

yang

dilakukan

bahwa

tingkat

anggota

stres

kepolisian

sepanjang 2013.
Stres

ditempat

kerja

dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti

faktor

internal

seperti

dianggap sebagai ancaman. Stres

kepribadian, kemampuan dan nilai

kerja mencakup penilaian emosional

budaya;

faktor

dari perbedaan yang dirasakan antara

kondisi

pekerjaan,

tuntutan

organisasi,

pekerjaan

dengan

eksternal

seperti

peran

dalam

pengembangan

karir,

hubungan kerja serta struktur dalam

3

organisasi (Sunyoto dan Burhanudin,

ini dikarenakan merasa tertekan akan

2011).

tidak

gaya kepemimpinan atasannya. Guna

memiliki daftar urutan yang berlaku

menekan stres kerja pada anggota

secara universal. Sehingga peneliti

polisi agar kinerja polisi menjadi

melakukan

optimal

Faktor

stres

kerja

penelitian

mendapatkan

awal

informasi

guna

mengenai

maka

satunya

Polresta

transformasional.

berdasarkan

ada

kepemimpinan yang efektif, salah

stresor pada polisi yang dilakukan di
Surakarta,

perlu

adalah

kepemimpinan
Menurut

Yukl

penelitian tersebut diperoleh hasil

(2009)

bahwa urutan stresor pada polisi

transformasional

adalah

dengan

dalam situasi dan budaya apapun.

prosentase 26,08 %, 2) Konflik kerja

Kunarto (dalam Rondowuwu, 2011)

dengan prosentase 20,65 %, 3) Shift

menyatakan

kerja dengan prosentase 18,47 % dan

kepemimpinan di Polri lebih cocok

4) Hubungan dengan atasan sebesar

dengan model transformasional.

1)

beban

kerja

16,30 %.

kepemimpinan
dianggap

bahwa

efektif

dimungkinkan

Berdasarkan uraian di atas maka

Hubungan
bawahan

atasan

merupakan

implementasi

dari

dengan

salah

satu

kepemimpinan

rumusan penelitian ini adalah apakah
ada

hubungan

antara

kepemimpinan

gaya

transformasional

seorang atasan atau pimpinan. Gaya

dengan stres kerja pada anggota polisi

kepemimpinan merupakan cara yang

di Polresta Surakarta. Selanjutnya

dipakai seorang pemimpin dalam

judul

menentukan tujuan dalam organisasi.

“Hubungan

Dalam hal ini erat kaitannya dengan

Kepemimpinan

hubungan

dengan Stres Kerja Pada Anggota

antara

pemimpin

dan

anggotanya. Masalah – masalah akan

dari

penelitian

ini

Antara

adalah
Gaya

Transformasional

Polisi”

timbul dalam lingkungan organisasi

Tujuan dari penelitian ini

apabila hubungan kerjasama serta

adalah :

pola

kepemimpinan

terhadap

1. Untuk

mengetahui

hubungan

anggotanya tidak harmonis, sehingga

antara

menyebabkan

anggota

organisasi

transformasional

bekerja

optimal,

timbulnya

kerja pada anggota polisi.

tidak

kasus – kasus indisipliner kerja
bahkan melawan atasannya dan hal

gaya

kepemimpinan
dengan

stres

2. Untuk mengetahui peranan gaya
kepemimpinan

transformasional

4

terhadap stres kerja pada anggota

persepsi positif terhadap pola

polisi.

kepemimpinan yang diterapkan.

3. Untuk mengetahui tingkat stres
kerja pada anggota polisi

b. Bagi

pimpinan

institusi

kepolisian

4. Untuk mengetahui tingkat gaya

Bagi pimpinan, hasil penelitian

kepemimpinan transformasional

dapat digunakan sebagai bahan

Dari tujuan yang diajukan

pertimbangan

untuk

diatas, maka diharapkan pada

menentukan

penelitian ini memberikan manfaat

khususnya

bagi :

pengembangan

1. Manfaat teoritis

kepolisian dengan menerapkan

Penelitian ini diharapkan dapat

pola

memperkaya

mampu

pengetahuan

memberikan

sumbangan

dan
ilmiah

dalam penerapan ilmu psikologi di
bidang industri dan organisasi
terutama

mengenai

kepemimpinan

gaya

transformasional

dan stres kerja.

kebijakan
upaya

kepemimpinan

yang

meminimalkan

stres

kerja demi pencapaian tujuan
organisasi
c. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan

sebagai

perbandingan

2. Manfaat praktis

organisasi

dan

bahan
informasi

dalam meneliti masalah yang

Manfaat lain dari hasil penelitian

berkaitan dengan stres kerja.

ini yaitu penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan bagi

METODE PENELITIAN

instasi Kepolisian

Penelitian ini menggunakan

a. Bagi anggota polisi

pendekatan

kuantitatif

dengan

Hasil penelitian ini diharapkan

variabel bebas gaya kepemimpinan

dapat

transformasional

dan

tergantung

kerja.

memberikan informasi

tentang

hubungan

gaya

stres

variabel
Subjek

kepemimpinan transformasional

penelitan ini adalah anggota polisi di

dengan stres kerja, sehingga

Polresta

subjek penelitian atau anggota

penelitian ini berjumlah 120 anggota

polisi

polisi.

stres

dapat
kerja

mengendalikan
yang

Surakarta,

sampel

pada

dirasakan

Alat pengumpul data yang

dengan cara mengembangkan

digunakan pada penelitian ini adalah

5

skala stres kerja dan skala gaya

rendah

kepemimpinan transformasional

Sebaliknya semakin rendah nilai gaya

a. Skala Stres Kerja yang digunakan

kepemimpinan transformasional maka

adalah skala yang disusun oleh

semakin tinggi juga nilai stress kerja

Fitrianto (2010), skala ini memiliki

tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil

nilai validitas (rbt) bergerak dari

penelitian

0,394 sampai dengan (rbt) 0,929

(2011) juga melakukan penelitian

dengan nilai reliabilitas (rtt) 0,964.

dengan

b. Skala

Gaya

Kepemimpinan

Transformasionalyang

digunakan

stress

kerja

yang

dilakukan

hasil

bahwa

kepemimpinan
memliki

tersebut.

Wilar

gaya

transformasional

hubungan

negatif

dan

adalah skala yang disusun oleh

berpengaruh signifikan pada stres

Sujanarko

ini

kerja, sehingga semakin tinggi tingkat

(rbt)

gaya kepemimpinan transformasional

bergerak dari 0,273 sampai dengan

maka semakin rendah tingkat stres

rbt = 0,662 dengan nilai reliabilitas

kerja yang terjadi.

memiliki

(2011),
nilai

skala

validitas

Pada tahun 2004 sebuah survei

(rtt) = 0, 894
Teknik analisis data yang

yang dilakukan oleh Home Office

digunakan pada penelitian ini adalah

pada 1.066 petugas (semua peringkat)

korelasi Product Moment.

dan staff polisi dari 36 pasukan di
Inggris dan Wales menemukan hasil

HASIL PENELITIAN DAN

bahwa pemimpin yang mendapatkan

PEMBAHASAN

nilai tinggi untuk gaya kepemimpian

Berdasarkan hasil perhitungan

transformasional

bisa

memiliki

teknik analisis product moment dari

dampak

Pearson

menggunakan

bawahannya, sebaliknya pemimpin

program SPSS 15 for windows dapat

yang mendapatkan skor rendah untuk

di ketahui nilai korelasi (rxy) sebesar -

gaya

0,518; p = 0,000 (p ≤ 0,01) yang

transformasionalnya bisa memiliki

artinya ada hubungan negatif yang

dampak

sangat

bawahannya.

dengan

signifikan

antara

gaya

psikologis

positif

pada

kepemimpinan

psikologis
Skor

negatif

pada

skala

yang

transformasional

memiliki hubungan kuat dengan hasil

dengan stress kerja.Semakin tinggi

psikologis adalah kepedulian terhadap

nilai

orang

kepemimpinan

gaya

transformasional

kepemimpinan
maka

semakin

lain,

pengembangan.

kesejahteraan

dan

Pemimpin

yang

6

dinilai tinggi pada dimensi ini sangat

menilaigaya

memungkinkan memiliki efek positif

transformasional

pada bawahannya seperti komitmen

rendah; terdapat 48,33% (58 orang)

untuk melakukan pekerjaan mereka,

polisi

kepercayaan diri dan harga diri, rasa

kepemimpinan

kepuasan kerja, komitmen organisasi

tergolong sedang; terdapat 42,67%

serta

(50orang) polisi yang menilaigaya

motivasi

untuk

melebihi

kepemimpinan
yang

yang

tergolong

menilai

gaya

transformasional

harapan. Di tahun yang sama sebuah

kepemimpinan

penelitian yang dilakukan Adebayo di

tergolong tinggi; 5,0% (7 orang)

Negeria

polisi

kepada

kepolisian

untuk

184

petugas

menilai

kepemimpinan

gaya

pemimpinnya,

transformasional

yang

menilaigaya

kepemimpinan transformasional yang
tergolong

sangat

tinggi.

Dan

menemukan hasil bahwa workplace

penjelasan tersebut dapat diketahui

fairness

dan

kepemimpinan

bahwa

transformasional

mempengaruhi

terbanyak berada pada posisi sedang.

secara positif terhadap motivasi kerja

Gambaran tentang prosentase gaya

subjek

kepemiminan transformasional dapat

penelitian

kepolisian

yaitu

(Campbell

petugas

dan

Kodz,

prosentase

dan

jumlah

dilihat pada gambar 1:

2011).

Gambar 1
Berdasarkan

diketahui

analisis

variabel

kepemimpinan
mempunyai

hasil

rerata

gaya

empirik

(RE)

(RH) sebesar 70, yang berartisubjek
gaya

transformasional

Transformasional

transformasional

sebesar 77,66 dan rerata hipotetik

menilai

ProsentaseGaya Kepemimpinan

kepemimpinan
di

institusi

48,3
50,0
45,0
40,0
35,0
30,0
25,0
20,0
15,0
10,0
5,0
0,0

41,7

5,0

5,0

0,0

kepolisian tergolong sedang. Dari
hasil kategorisasi gaya kepemimpinan
transformasional di ketahui bahwa
tidak terdapat polisi yang menilaigaya

Kondisi ini diinterpretasikan

kepemimpinan transformasional yang

bahwa subjek penelitian dalam hal ini

sangat rendah; 0% (0 orang); terdapat

anggota polisi menilai pemimpin atau

0,5%

atasan

(6

orang)

polisi

yang

cukup

memiliki

gaya

7

kepememimpinan
yang

transformasional

mencakup

atributed

18,33%

influence,

memiliki stress kerja yang tergolong

inspirational motivation, intelectual

rendah; terdapat 63,33% (76 orang)

stimulation

polisi yang memiliki stress kerja

charisma,

aspek

rendah; 2,50% (3 orang); terdapat

idealized

dan

individualized

Haryoto

consideration.

Rachmawati,

transformasional

polisi

yang

tergolong sedang; terdapat 15,00%

menjelaskan

(18 orang) polisi yang memiliki stress

kepemimpinan

kerja tergolong tinggi; 0,83% (1

sering

kepemimpinan

disebut

orang) polisi yang memiliki stress

kharismatik,

kerja yang tergolong sangat tinggi.

pemimpin menciptakan visi dan misi

Dan

yang

diketahui

jelas

orang)

(dalam

2004)

bahwa

(22

serta

menciptakan

penjelasan

tersebut

bahwa

prosentase

dapat
dan

lingkungan kerja yang memotivasi

jumlah terbanyak berada pada posisi

para

sedang. Gambaran tentang prosentase

bawahan

untuk

berprestasi

melalui harapan mereka, karena para

stress

bawahan merasa percaya, kagum,

gambar2 di bawah ini.

loyal

dan

hormat

kerja

dapat

kepada

dilihat

pada

Gambar 2

pemimpinnya sehingga termotivasi

ProsentaseStress Kerja

untuk mencapai tujuan organisasi
bahkan

melebihi

apa

yang

diharapakan. Menurut Yukl (2009)
kepemimpinan

60,00
50,00

transformasional

40,00

dianggap efektif dalam situasi dan

30,00

budaya apapun.

20,00

Berdarakan hasil analisisdapat
diketahui
mempunyai

variabel

stres

kerja

rerata

empirik

(RE)

63,33

70,00

18,33

15,00

2,50

10,00

0,83

0,00

sebesar 77,66 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 70, yang berartistres
kerja

yang

tergolong

dialami
sedang.

oleh

polisi

Dari

hasil

Hal ini dapat diartikan stres

kategorisasi stress kerja di ketahui

kerja

yang

dialami

bahwa tidak terdapat polisi yang

meliputi

memiliki stress kerja yang sangat

fisiologis dan perilaku. Sunyoto dan

pada

aspek

oleh

polisi

psikologis,

8

Baharudin (2011) menjelaskan stres

instrumen untuk mengumpulkan data

pada

1)

yaitu skala, dimana keterbatasan dari

gejala psikologis, Pengaruh awal dari

peneliti menjadi kurang mendalam

stres umumnya berupa gejala – gejala

mengungkap variabel – variabel yang

fisiologis. Hal ini disebabkan masalah

diukur. Oleh karena itu untuk peneliti

stres pertama kali diteliti oleh ahli

selanjutnya perlu melengkapi dengan

bidang ilmu kesehatan dan medis, 2)

teknik

gejala psikologis, Salah satu gejala

misalnya : wawancara dan observasi.

psikologis akibat stres adalah adanya

Penelitian hanya melihat dari 1

ketidakpuasan

varibel

pekerjaan

menampilkan

terhadap

pekerjaan.

pengumpulan

data

lain,

sehingga

kurang

Gejala psikologis lain akibat stres

komprehensif. Bagi peneliti lain yang

dapat berupa kecemasan, kejenuhan,

akan melakukan penelitian dengan

ketegangan, kesal, dan sikap yang

tema yang berkaitan dengan stress

suka menunda – nunda pekerjaan, 3)

kerja,

gejala

sebaiknya menggunakan teknik yang

perilaku,

mengalami

Individu

stres

yang

cenderung akan

lebih

dalam

pengambilan

tepat

mengingat

data

subjek

mengalami perubahan produktivitas,

penelitian sering berbenturan dengan

kemangkiran, perputaran karyawan,

fungsi

disamping

diharapkan

perubahan

dalam

dan

tugasnya.

Selain

memperhatikan

itu
dan

kebiasaan makan, merokok, konsumsi

menambahkan variabel lebih banyak

alkohol, bicara gagap, kegelisahan,

dengan

dan tidur tidak teratur.

memperlihatkan

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

kepemimpinan

model-model

ini

sesungguhanya

gaya

memperkirakan

transformasional

kebenaran

yang

lebih
realita

agar
atau

variabel

mampu
mendekati
apa

yang

mempunyai pengaruh terhadap stres

menyebankan stess keraj di Polresta

kerja pada anggota polisi di Polresta

Surakarta. Serta proses pengisian

Surakarta meskipun stres kerja tidak

skala yang tidak bisa diawasi oleh

hanya

peneliti.

dipengaruhi

tersebut,

namun

oleh
ada

variabel
beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini.
Dalam sebuah penelitian tentunya
terdapat

kelemahan,

kelemahan

dalam

adapun

penelitian

ini

KESIMPULAN
1. Ada

hubungan

negatif

yang

sangat signifikan antara gaya
kepemimpinan

transformasional

9

dengan stress kerja polisi di

kepolisian,

Polretas Surakarta

menekan stress kerja serendah

2. Tingkat stress kerja polisi di
Polresta

Surakarta

tergolongsangat sedang.
3. Tingkat

gaya

guna

untuk

guna

mungkin diharapkan agar gaya
kepemimpinan
tranformasionalnya ditingkatkan.

kepemimpinan

Sehingga apabila hal tersebut bisa

transformasional polisi di Polresta

terlaksana dengan baik dan secara

Surakarta tegolong sedang.

berkelanjutan maka polisi atau

4. Sumbangan

efektif

kepemimpinan

gaya

transformasional

bawahan akan bekerja secara
maksimal

dan

menghasilkan

terhadap stres kerja sebesar 26,83

kinerja yang baik dalam rangka

% ditunjukkan oleh r2 sebesar

mencapai visi dan misi institusi

0,2683. Hal ini berarti masih

kepolisian.

terdapat 73,16 % faktor lain yang

selalumemonitor

memberikan sumbangan efektif

mengevaluasi serta memotiviasi

terhadap stres kerja anggota polisi

setiap anggota untuk melakukan

di Polresta Surakarta.

yang terbaik sesuai dengan tugas

Selain

itu

perlu
dan

yang di emban oleh masingmasing polisi secararutin guna

SARAN
1. Bagi anggota polisi, dalam rangka
mengurangi stres kerja maka hal
yang

bisa

penerapan

dilakukan
teknik

dengan

manajemen

waktu, olahraga, relaksasi, dan
memperluas jaringan dukungan.
Sehingga

dengan

demikian

anggota polisi mampu mengelola
stres yang dialami dan mampu
mengontrol diri dan mengolah
stres sebagai dorongan agar dapat
membangkitkan semangat dalam
bekerja dan lebih produktif.
2. Bagi

pimpinan

institusi

memastikan anggota memberikan
kinerja terbaiknya di Polresta
Surakarta. Selain itu hasil ini
sebagai
untuk

bahan

pertimbangan

menentukan

kebijakan

khususnya upaya pengembangan
organisasi

kepolisian

dengan

menerapkan pola kepemimpinan
yang mampu meminimalkan stres
kerja demi pencapaian tujuan
organisasi
3. Bagi peneliti lain, dalam rangka
pengembangan keilmuan tentang
stres

kerja

maka

diharapkan

dalam dalam pengambilan data

10

sebaiknya menggunakan teknik

tingkat-stres-anggota-polisi-

yang lebih tepat mengingat subjek

tinggi-thn-2012.html (online).

penelitian

Diaskes pada tanggal 21 Mei

sering

berbenturan

dengan fungsi dan tugasnya, oleh

2014

karena itu peneliti lain disarankan
menggunakan
metode

lain

dan

menambah

seperti

teknik

wawancara, teknik observasi agar
dapat

mengungkap

secara

tentang

gaya

mendalam
kepemimpinan

transformasional

dengan stres kerja. Selain itu
diharapkanmemperhatikan
menambahkan

variabel

dan
lebih

banyak dengan model-model yang
lebih

memperlihatkan

sesungguhanya,
analisis

masih

variabel

lain

realita

berdasarkan
ada

73,16

yang

%

dapat

Arisona,

A.S.

antara

(2008).

Hubungan

Persepsi

Terhadap

Kondisi

Lingkungan

Kerja

dengan Tingkat Stres Kerja
pada

Karyawan

Bagian

Tebang Angkut di Pabrik Gula
Rejo Agung Baru Madiun.
Skripsi.

(tidak

diterbitkan).

Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas

Muhammadiyah

Surakarta
Campbell & Kodz. (2011). What
makes great police leadership
?

(Research,

Analysis

&

mempengaruhi stres kerja selain

Information. Di Akses pada 2

gaya

September

kepemimpinan

transformasional. Sealin itu hasil

http://www.college.police.uk/e

penelitian

n/docs/Great_Police_Leader_

ini

dapat

dijadikan

referensi dan dapat digunakan

REA.pdf

sebagai bahan perbandingan dan
informasi dalam meneliti masalah
yang berkaitan dengan stres kerja.

Mamonto,

Novita,

Hubungan

dkk.

(2013).

antara

Gaya

Kepemimpinan

Kepala

Ruangan dengan Tingkat Stres
Kerja Perawat di Ruang Inap

DAFTAR PUSTAKA

RSUD
Arifin, Nurul. (2012). Tingkat stres
anggota

polisi

tinggi.

http://www.umm.ac.id/id/437-

Bitung.

Ejournal

Keperawatan (e-Kp) Vol. 1.

No.1

11

Rachmawati,

E.N.

Manajemen

(2004).

Sumber

U.

(2007).

Police

stress:

Daya

history, contributing factors,

:

symptoms, and interventions.

EKONISIA Kampus Fakultas

An international journal of

Ekonomi UII

police

Manusia.

Yogyakarta

strategies

management.

Rahardjo,

W.

(2005).

Kontribusi

and

Vol.30

No.2

Hal.169-188

Hardiness dan Self Efficacy
Terhadap Stres Kerja (Studi
pada

perawat

RSUP

Dr.

Sunarni, T. & Istanti, V. (2007).
Pengaruh Stres Kerja dan

Soeradji Tirtonegoro Klaten).

Motivasi

Kerja

Jurnal Psikologi. Halaman 47-

Kinerja

Karyawan

57

Interbis Sejahtera Palembang.

Terhadap
di

PT.

Jurnal Teknik Industri. 7 (2),

Rondowuwu, A. (2011). Pengaruh

07-09

Kepemimpinan
Transformasional dan Budaya
Organisasi

Terhadap

Kepuasan

Kerja

Anggota

Sunyoto, D & Burhanudin. (2011).
Organisasi.

Perilaku

Yogyakarta : CAPS

Kepolisian di Polres Bogor
Kota. Tesis.Jakarta : Program
Pascasarjana Program Studi
Kajian

Ilmu

Kepolisian

Kepemimpinan
Transformasional pada Stres
Kerja dan Kepuasan Kerja

Universitas Indonesia

Karyawan Bank Of Tokyo –

Sujanarko, Eko. (2011). Hubungan
Gaya

Wilar, Alitia. (2012). Pengaruh Gaya

Kepemimpinan

Mitshubishi
Jakarta.

UFJ

Cabang

Thesis.

(tidak

Transformasional dan Efikasi

diterbitkan).

Kolektif

Universitas Gadjah Mada

Perangkat

dengan

Kinerja

Kerja

Daerah

Kabupaten Blora. Tesis. (tidak
dipublikasikan). Surakarta :
Magister
Universitas

Sains

Psikologi

Muhammadiyah

SurakartaWaters J. & William

Yogyakarta

:

Yulk, Gary. (2009). Kepemimpian
Dalam Organisasi. Jakarta :
PT. Indeks

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Kepuasan Kerja Pada Pegawai Non-Medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Kepuasan Kerja.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN NON MEDIS RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA SURAKARTA Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

1 3 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

0 2 8

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISIDI POLRESTA SURAKARTA Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

1 4 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA Hubungan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

0 1 10

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Stres Kerja Pada Anggota Polisi Di Polresta Surakarta.

0 2 6